Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Artis Hijab & Tukang Kebun (Remake)

Status
Please reply by conversation.
Top. Buka tenda dulu.
 
saran hu,, percakapan nya pas lg ml klo bisa dibnyakin lg..
 
03. Mulai Ketagihan

Siang hari sepulangnya aku dari butik yang aku kelola bersama adikku, aku langsung pergi ke dapur dan mencari Pak Johan, namun ketika aku sampai di dapur aku hanya melihat mbok minah yang sedang memasak. lalu aku mengambil air minum sambil berpura pura menanyakan Pak Johan dan anak-anakku kepada mbok minah. dan mbok minah pun mengatakan kalau anak-anak pergi menginap di rumah neneknya (Ibuku) dan Pak Johan sedang memotong rumput di halaman samping. aku tau persis itu berada di samping kamarku, lalu aku bergegas menaiki tangga dan pergi ke kamar untuk mengganti baju dan melihat Pak Johan yang sedang memotong rumput di halaman samping kamarku. setelah aku mengganti bajuku dengan baju tidur kimono yang lumayan sexy yang di belikan mas Hanung beberapa tahun yang lalu. aku sengaja mengenakan baju tidur yang lumayan sexy dengan memakai jilbab untuk mendapatkan perhatian dari Pak Johan, lalu aku membuka jendela sambil berpura-pura melihat ke arah taman berharap Pak Johan akan melihatku dengan baju tidur kimono yang aku kenakan. dan ternyata Pak Johan melihat ke arahku, mungkin Pak Johan mendengar suara jendela yang aku buka dan dia pun tersenyum kepadaku, aku pun membalas senyuman Pak Johan dengan senyuman genit yang mengisyaratkan sesuatu, lalu aku segera menutup jendelanya kembali untuk membuat Pak Johan penasaran. dan kulihat dari balik jendela Pak Johan beranjak dari halaman, mungkin Pak Johan mengerti maksud dari senyuman genitku itu dan aku berharap Pak Johan datang ke kamarku.

Setelah beberapa menit aku menunggu sambil membaca majalah di tempat tidurku, aku mendengar ada yang membuka pintu kamarku yang sengaja tidak aku kunci. aku hanya berpura-pura membaca majalah seperti tak mendengar suara pintu yang terbuka, tiba tiba aku mendengar suara pintu yang di kunci dan suara langkah yang semakin mendekat, lalu tangan pak jihan menarik majalah yang sedang aku baca dan langsung mencium bibirku dengan ganasnya. Aku diam saja saat bibirnya menyedot-nyedot bibirku. kumisnya terasa geli mengais-ngais hidungku. Aku semakin geli saat lidahnya berusaha menyusup ke dalam mulutku dan mengais-ngais didalamnya. lalu Lidahku ikut menyambut lidah Pak Johan yang mendesak-desak dalam mulutku. Akhirnya kami saling pagut dengan liar dan menggelora. Aku sudah tak peduli lagi keberadaan mbok minah yang sedang ada di dapur. Yang kutahu adalah nafsuku mulai bangkit lagi, Apalagi tangan Pak Johan mulai menyingkap kimonoku ke atas dan melepaskannya hingga aku telanjang bulat dan hanya memakai jilbabku saja.

Aku memang sengaja tidak memakai celana dalam dan Bra setelah ganti baju tadi. Lalu dengan cepat Pak Johan melepas semua pakaian yang ia kenakan hingga ia juga telanjang bulat di depanku. dan akhirnya aku bisa melihat kembali batang kemaluannya yang berwarna hitam dengan rambut yang sangat lebat. Topi bajanya tampak mengkilat dan mengacung ke atas dengan gagahnya! Aku jadi tak merasa rugi menyerahkan tubuhku padanya, dan aku pun tidak sempat berlama-lama melihat pemandangan itu, karena sekali lagi Pak Johan menyergapku. Mulutnya dengan ganas melumat bibirku sementara tangannya memeluk erat tubuh telanjangku. Aku merasa kegelian saat tangannya meremas-remas pantatku yang telanjang. Aku semakin menggelinjang saat bibirnya mulai turun ke leher dan terus ke kedua payudaraku yang menjadi sasaran mulutnya yang bergairah! Gila.. Liar dan panas! Itulah yang dapat kugambarkan. Betapa tidak! Pak Johan mencumbuku dengan semangat bergelora seolah-oleh harimau lapar menemukan daging! Agak sakit tapi nikmat saat kedua Payudaraku secara bergantian digigit dan disedot dengan liar oleh mulut Pak Johan. Tanganku pun dibimbing Pak Johan untuk memegang batang kemaluannya yang tegak menjulang.

“Ouch… shhh… enakhhh..”

Mulutku tak sadar berbicara saat lidah Pak Johan yang panas dengan liar mempermainkan puting payudaraku yang sudah mengeras. Sambil masih tetap memeluk tubuhku dan menciumi payudaraku, Pak Johan duduk di pinggir tempat tidur. Dilepaskannya mulutnya dari payudaraku dan kembali diciuminya bibirku dengan ganasnya. Aku jadi terjongkok didepan tubuh telanjang Pak Johan yang sudah duduk di pembaringan, Lalu posisiku menjadi berdiri di atas kedua lututku. Payudaraku mencoba menjepit batang kemaluan Pak Johan yang hitam dan keras itu!

“Hhh…sssshh”

Pak Johan mendesis saat batang kemaluannya yang besar dan hitam itu terjepit di payudaraku. Dipeluknya tubuhku dengan semakin ketat dan ditekankannya hingga payudaraku semakin erat menjepit batang kemaluannya. Aku merasa kegelian saat bulu-bulu kemaluan Pak Johan yang sangat lebat menggesek-gesek pangkal payudaraku. Apalagi batang kemaluannya yang keras terjepit di tengah belahan kedua buah payudaraku, hal ini menimbulkan sensasi yang lain daripada yang lain. Aku tidak sempat berlama-lama merasakan sensasi itu saat tangan Pak Johan yang kokoh menekan kepalaku ke bawah. Diarahkannya kepalaku ke arah kemaluannya, sementara tangan satunya memegang batang kemaluannya yang berdiri gagah di depan wajahku. Aku tahu ia menginginkan aku untuk mengulum batang kemaluannya. Tanpa perasaan malu lagi kubuka mulutku dan kujilati batang kemaluan Pak Johan yang mengkilat sampai mulutku hampir tidak muat dimasuki benda itu.

“Arghh..ter..terushhh, Buu…”

Mulut Pak Johan mengoceh tak karuan saat kumasukkan batang kemaluannya yang sangat besar itu ke dalam mulutku. kujilati lubang di ujung kemaluannya hingga ia mendesis-desis seperti orang kepedasan. Sementara itu, kedua tangan Pak Johan terus memegangi kepalaku seolah takut aku akan menarik kepalaku dari selangkangannya. Setelah beberapa lama, dengan halus kubelai tangan Pak Johan dan kulepaskan cengkeramannya dari kepalaku. Setelah itu, sambil mulut dan tanganku terus bekerja memanjakan penisnya, mataku senantiasa menatap mata Pak Johan . Sesekali aku pun melempar senyum manisku padanya jika mulutku sedang tak dipenuhi oleh alat vitalnya. Dengan begitu, aku seolah ingin mengatakan padanya.

“Jangan khawatir. Aku tak akan menjauhkan kepalaku dari selangkangannya. Aku akan terus memanjakan penismu yang besar dan indah ini dengan mulut dan kedua tanganku”.

Pak Johan pun jadi lebih santai dan menikmati pekerjaanku yang kulakukan dengan penuh ketulusan. Tidak puas bermain-main dengan batang kemaluannya saja, mulutku lalu bergeser ke bawah menyusuri guratan urat yang memanjang dari ujung kepala kemaluan Pak Johan hingga ke pangkalnya. Pak Johan semakin blingsatan menerima layananku! Tubuhnya semakin liar bergerak saat bibirku menyedot kedua biji telor Pak Johan secara bergantian.

“Ib.. Ibu.. heb..bathh… ohhh… sssshh.. akhhh…”

Aku semakin nakal, bibirku tidak hanya menyedot kantung zakarnya melainkan lidahku sesekali mengais-ngais anus Pak Johan yang ditumbuhi rambut. Pak Johan semakin membuka kakinya lebar-lebar agar aku lebih leluasa memuaskannya. Aku tahu aku telah bertindak sangat gila. Aku yakin telah mengalahkan pelacur manapun saat memberikan layanan kepada pelanggannya. Seorang pelacur bahkan dibayar untuk melakukan itu semua. Sedangkan aku memberikannya secara gratis kepada Pak Johan! Aku yakin Pak Johan pun belum pernah mendapatkan layanan istimewa ini dari wanita manapun, termasuk dari istrinya. Pastilah ini karena rasa Nafsu yang telah menyelimuti sekujur tubuhku! Beberapa saat kemudian tubuhku ditarik ke tempat tidur. saat tubuh telanjangku ditindih tubuh telanjang Pak Johan. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dengan kakinya. Otomatis batang kemaluannya kini terjepit antara perutnya sendiri dan pantatku. Ditekannya pantatnya hingga batang kemaluannya semakin ketat menempel di belahan pantatku. Tubuhku menggelinjang hebat saat lidahnya kembali menyusuri tulang belakangku dari leher terus turun ke punggung dan turun lagi ke arah pantatku. Tanpa rasa jijik sedikitpun, lidah Pak Johan kini mempermainkan lubang anusku. Aku merasakan kegelian yang amat sangat tetapi aku tidak dapat bergerak karena pantatku ditekannya kuat-kuat. Aku hanya pasrah dan menikmati gairahnya.

Aku tahu Pak Johan melakukan itu karena aku pun telah melakukan hal yang sama padanya barusan. Aku sama sekali tak mengharapkan balas budi seperti itu, tapi tentu saja aku sangat berterima kasih pada Pak Johan karena aku pun kini dapat menikmatinya. Seluruh tubuhku dijilatinya tanpa terlewatkan seincipun. Dari lubang anus, lidahnya menjalar ke bawah pahaku terus ke lutut dan akhirnya seluruh ujung jari kakiku dikulumnya. Benar-benar gila! Rasa geli dan nikmat berbaur menjadi satu. Setelah puas melumat seluruh jari kakiku, Pak Johan membalikkan tubuh telanjangku hingga kini aku terlentang di tempat tidur. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dan ia sekali lagi menindihku. Kali ini posisi kami saling berhadap-hadapan dengan tubuhku yang ditindih tubuh kekarnya. Lidahnya kembali bergerak liar menjilati tubuhku. Sasarannya kali ini adalah daerah sensitif di belakang leherku. Aku menggelinjang kegelian. Bibir Pak Johan dengan ganasnya menyedot-nyedot daerah itu.

“Jang..jang..an dimerahin ya, Pak…” Suara manjaku memohon padanya. Tentu saja aku tidak mau disedot sampai merah soalnya aku takut ketahuan oleh mas hanung.

“Tidak.. Bu…. saya cuma gemasss!!” desis Pak Johan sambil tetap menjilati bagian belakang telingaku.

“Tapi kalo di sini boleh kan?”katanya nakal sambil tiba-tiba menyedot payudaraku.

“Aaaauuwwww…..”

jeritku terkejut karena gerakannya yang tiba-tiba. Rupanya Pak Johan dengan sengaja meninggalkan cupangan merah yang banyak di seputar kedua payudaraku. Tingkah lakunya seperti ingin menandai bahwa tubuhku sekarang telah jadi miliknya juga. Aku kegelian dan tidak bisa menolaknya, namun hal itu malah membuatku semakin bergairah karena aksinya itu. Aku hanya bisa berharap agar semua cupang itu telah hilang saat Mas Hanung pulang nanti. Sementara itu tangannya terus bergerak liar meremas payudaraku bergantian. Aku semakin mendesis liar saat mulut Pak Johan dengan liar dan gemas menyedot payudaraku bergantian. Kedua puting payudaraku dipermainkan oleh lidahnya yang panas sementara tangannya bergerak turun ke bawah dan mulai bermain-main di selangkanganku yang sudah basah. Liang vaginaku berdenyut-denyut karena terangsang hebat, saat jari-jari tangan Pak Johan menguak labia mayoraku dan menggesek-gesekkan jarinya di dinding lubang Vaginaku yang sudah semakin licin. Sensasi hebat kembali menderaku saat dengan liar mulut Pak Johan menggigit-gigit perut bagian bawahku yang sedang mengandung.

“Akhh.. Pak…ouchh..”

Aku mendesis saat bibir Pak Johan menelusuri gundukan bukit Vaginaku. Lidahnya menyapu-nyapu celah di selangkanganku dari atas ke bawah hingga dekat lubang anusku. Lidahnya terus bergerak liar seolah tak ingin melewatkan apa yang ada di sana. Tubuhku tersentak saat lidah Pak Johan yang panas menyusup ke dalam liang Vaginaku dan menyapu-nyapu dinding Vaginaku. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar hingga wajah Pak Johan bebas menempel gundukan Vaginaku. Rasa geli yang tak terhingga menderaku. Apalagi kumisnya yang tebal kadang ikut menggesek dinding lubang Vaginaku membuat aku semakin kelabakan. Tubuhku serasa kejang karena kegelian saat wajah Pak Johan dengan giat menggesek-gesek bukit Vaginaku yang terbuka lebar. Perutku serasa kaku dan mataku terbeliak lebar.kugigit bibirku sendiri karena menahan nikmat yang amat sangat.

“Akhhh Pakk…ak..ku..ohhhh…”

Aku tak kuasa meneruskan kata-kataku karena aku sudah keburu orgasme saat lidah Pak Johan dengan liar menggesek-gesek kelentitku. Tubuhku seolah terhempas dalam nikmat. Aku tak bisa bergerak karena kedua pahaku ditindih lengan Pak Johan yang kokoh. Tubuhku masih terasa lemas dan seolah tak bertulang saat kedua kakiku ditarik Pak Johan hingga pantatku berada di tepi tempat tidur dan kedua kakiku menjuntai ke lantai. Pak Johan lalu menguakkan kedua kakiku dan memposisikan dirinya di tengah-tengahnya. Sejenak ia tersenyum menatapku yang masih terengah-engah tak berdaya di bawahnya. Sebuah senyum kemenangan karena ia telah berhasil mengalahkanku satu ronde! Aku pun tentu saja sangat senang diperlakukan seperti itu oleh Pak Johan. Maka aku pasrah saja membiarkannya berbuat apa pun yang disukainya untuk melampiaskan nafsunya pada diriku sekarang. Kemudian ia mencucukkan batang kemaluannya yang sudah sangat keras ke bibir Vaginaku yang sudah sangat basah karena cairanku sendiri. Aku menahan napas saat Pak Johan mendorong pantatnya hingga ujung kemaluannya mulai menerobos masuk ke dalam jepitan liang Vaginaku. Pelan-pelan batang kemaluan Pak Johan mulai melesak ke dalam jepitan liang Vaginaku.

Aku menggoyangkan pantatku untuk membantu memudahkan penetrasinya. Rupanya Pak Johan sangat berpengalaman dalam hal seks. Hal ini terbukti bahwa ia tidak terburu-buru melesakkan seluruh batang kemaluannya tetapi dilakukannya secara bertahap dengan diselingi gesekan-gesekan kecil ditarik sedikit lalu didorong maju lagi hingga tanpa terasa seluruh batang kemaluannya sudah terbenam seluruhnya ke dalam liang Vaginaku. Kami terdiam beberapa saat untuk menikmati kebersamaan menyatunya tubuh kami. Kami bisa melihat saat-saat yang indah itu secara utuh melalui cermin besar yang ada dikamarku. Tiba-tiba aku melihat bahwa kami adalah pasangan yang sangat serasi. Karena itu, kupikir Pak Johan benar-benar berhak atas tubuhku dan demikian pula sebaliknya. Mungkin hanya status sosial dan status pernikahan kami masing-masing yang tak memungkinkan kami untuk menjadi sepasang suami istri. Tapi sepanjang kami dapat menikmati persetubuhan ini dengan leluasa, rasanya tak ada masalah. Bibir Pak Johan memagut bibirku dan akupun membalas tak kalah liarnya. Aku merasakan betapa batang kemaluan Pak Johan yang terjepit dalam liang Vaginaku mengedut-ngedut. Kami saling berpandangan dan tersenyum mesra. Tubuhku tersentak saat tiba-tiba Pak Johan menarik batang kemaluannya dari jepitan liang Vaginaku.

“Akhh..” aku menjerit tertahan. Rupanya Pak Johan nakal juga!!

“Enak, Bu..?” bisiknya.

“Bapak ini nakal yah hhh…ohhh…”

Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Pak Johan mendorong kembali pantatnya kuat-kuat hingga seolah-olah ujung kemaluannya menumbuk dinding rahimku. Aku tidak diberinya kesempatan untuk bicara. Bibirku kembali dilumatnya sementara Vaginaku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan nikmat dari batang kemaluannya yang besar, sangat besar untuk ukuran orang Indonesia. Setelah puas melumat bibirku, kini giliran payudaraku yang dijadikan sasaran lumatan bibir Pak Johan. Kedua puting payudaraku kembali dijadikan bulan-bulanan lidah dan mulut Pak Johan. Pantas tubuhnya kekar begini habis neteknya sangat bernafsu sampai-sampai mengalahkan anak kecil. Tubuhku mulai mengejang… Gawat, aku hampir orgasme lagi. kulihat Pak Johan masih belum apa-apa!! Ini tidak boleh dibiarkan… pikirku. Aku ingin mencoba lagi posisi di atas yang belum pernah aku coba sebelumnya dengan mas Hanung. Lalu tanpa rasa malu lagi kubisikkan sesuatu di telinga Pak Johan.

“Giliran aku di atas, Sayang….” Gila…!! Aku sudah mulai sayang-sayangan dengan Tukang Kebunku!

Pak Johan meluluskan permintaanku dan menghentikan tusukan-tusukannya. Lalu tanpa melepaskan batang kemaluannya dari jepitan liang Vaginaku, ia menggulingkan tubuhnya ke samping. Kini aku sudah berada di atas tubuhnya. Aku sedikit berjongkok dengan kedua kakiku di sisi pinggulnya. Kemudian perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku. Mula-mula gerakanku maju mundur lalu berputar seperti layaknya bermain hula hop. kulihat mata Pak Johan mulai membeliak saat batang kemaluannya yang terjepit dalam liang Vaginaku kuputar dan kugoyang. Pantat Pak Johan pun ikut bergoyang mengikuti iramaku.

“Shhh… oughh… terushh.. Buuu… arghhhh…!”

Pak Johan mulai menggeram. Tangannya yang kokoh mencengkram kedua pantatku dan ikut membantu menggoyangnya. Gerakan kami semakin liar. Napas kami pun semakin menderu dan Cengkeraman Pak Johan semakin kuat menekan pantatku hingga aku terduduk di atas kemaluannya. Kelentitku semakin kuat tergesek batang kemaluannya hingga aku tak dapat menahan diri lagi. Tubuhku bergerak semakin liar dan kepalaku tersentak ke belakang saat puncak orgasmeku untuk yang kesekian kalinya tercapai. Tubuhku mengejat-ngejat di atas perut Pak Johan . Ada semacam arus listrik yang menjalar dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun.

“Akhh… ohhh… ter.***shhh, Pakkkkk… ohhh…”

Aku menjerit melepas orgasmeku meminta Pak Johan untuk semakin kuat memutar pantatnya. Akhirnya aku benar-benar ambruk di atas perut Pak Johan. Tulang belulangku seperti dilolosi. Tubuhku lemas tak bertenaga. Napasku ngos-ngosan seperti habis mengangkat beban yang begitu berat. Aku hanya pasrah saat Pak Johan yang belum orgasme mengangkat tubuhku dan membalikkannya. Ia mengganjal dadaku dengan beberapa bantal hingga aku seperti tengkurap di atas bantal. Kemudian Pak Johan menempatkan diri di belakangku. Dicucukkannya batang kemaluannya di belahan Vaginaku dari belakang. Rupanya ia paling menyukai Posisi seperti ini. Setelah tepat sasaran, Pak Johan mulai menekan pantatnya hingga batang kemaluannya amblas tertelan lubang Vaginaku. Ia diam beberapa saat untuk menikmati sensasi indahnya jepitan liang Vaginaku. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, Pak Johan mulai menggenjot lubang Vaginaku dari arah belakang.

Kembali terdengar suara tepukan beradunya pantatku dengan tulang kemaluan Pak Johan yang semakin lama semakin cepat mengayunkan pantatnya maju mundur. kurang puas dengan jepitan liang Vaginaku, kedua pahaku yang terbuka dikatupkannya hingga kedua kakiku berada diantara kedua paha Pak Johan. Kembali ia mengayunkan pantatnya maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan liang Vaginaku kian erat menjepit kemaluannya. Aku bermaksud menggerakkan pantatku mengikuti gerakannya, tetapi tekanan tangannya terlalu kuat untuk kulawan hingga aku pasrah saja. Aku benar-benar dibawah penguasaannya secara total. Tempat tidurku ikut bergoyang seiring dengan ayunan batang kemaluan Pak Johan yang menghunjam ke dalam liang Vaginaku. Nafsuku mulai terbangkit lagi. Perlahan-lahan gairahku meningkat saat batang kemaluan Pak Johan menggesek-gesek kelentitku.

“Ugh..ugh..uhhh…”

Terdengar suara Pak Johan mendengus saat memacu menggerakkan pantatnya menghunjamkan kemaluannya.

“Terushhh… terushh, Pak… terushhh… ahhh…” Kembali tubuhku bergetar melepas orgasmeku.

Kepalaku terdongak ke belakang, sementara Pak Johan tetap menggerakkan kemaluannya dalam jepitian liang Vaginaku. Kini tubuhnya sepenuhnya menindihku. Kepalaku yang terdongak ke belakang didekapnya dan dilumatnya bibirku sambil tetap menggoyangkan pantatnya maju mundur. Aku yang sedikit terbebas dari tekanannya ikut memutar pantatku untuk meraih kenikmatan lebih banyak. Kami terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami. Entah sudah berapa kali aku mencapai orgasme selama bersetubuh dengan Pak Johan ini. Hebatnya ia belum orgasme sama sekali. namun sebaliknya tubuhku terasa loyo sekali di buatnya. Aku sudah tidak mampu bergerak lagi. Pak Johan melepaskan batang kemaluannya dari jepitan Vaginaku dan mengangkat tubuhku hingga posisi terlentang. Aku sudah pasrah. Dibentangkannya kedua pahaku lebar-lebar lalu kembali Pak Johan menindihku. Lubang Vaginaku yang sudah sangat licin disekanya dengan dengan baju tidurku yang ada di tempat tidur. Kemudian ia kembali menusukkan batang kemaluannya ke bibir Vaginaku. Perlahan namun pasti, seperti gayanya tadi dikocoknya batang kemaluannya hingga sedikit demi sedikit kembali terbenam dalam kehangatan liang Vaginaku. Tubuh kami yang sudah basah oleh peluh kembali bergumul.

“Pak Johan..hebatthhh..” bisikku.

“Biasa, Bu.. kalau Malemnya udah saya suka susah keluarnya…” demikian kilahnya.

Namun kami tidak dapat berbicara lagi karena lagi-lagi bibir Pak Johan sudah melumat bibirku dengan ganasnya. Lidah kami saling dorong-mendorong sementara pantat Pak Johan kembali menggenjotku sekuat-kuatnya hingga tubuhku timbul tenggelam dalam busa ranjang yang kami gunakan. kulihat tonjolan urat di kening Pak Johan semakin jelas menunjukkan napsunya sudah mulai meningkat. Napas Pak Johan semakin mendengus seperti kerbau gila. Aku yang sudah lemas tak mampu lagi mengimbangi gerakan Pak Johan.

“Ugh… ughh… uhhhh…”

Dengus napasnya semakin bergemuruh terdengar di telingaku. Bibirnya semakin ketat melumat bibirku. Lalu kedua tangan Pak Johan menopang pantatku dan menggenjot lubang Vaginaku dengan tusukan-tusukan batang kemaluannya. Aku tahu sebentar lagi ia akan sampai. Aku pun menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenagaku. Benar saja, tiba-tiba ia menggigit bibirku dan menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke dalam liang Vaginaku. Crrt… crrtt.. cratt… crattt.. crrat… Ada lima kali mungkin ia menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Ia masih bergerak beberapa saat seperti berkelojotan, lalu ambruk di atas perutku. Aku yang sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi. Kami tetap berpelukan menuntaskan rasa nikmat yang baru kami raih. Batang kemaluan Pak Johan yang masih kencang tetap menancap ke dalam liang Vaginaku. Keringat kami melebur menjadi satu. Akhirnya kami tertidur sambil tetap berpelukan dengan batang kemaluan Pak Johan tetap tertancap dalam liang Vaginaku. Sorenya kami sempat bersetubuh lagi namun terhenti saat ibuku meneleponku untuk memberitahu kalau anak-anakku berantem dengan keponakanku, dia menangis dan ingin pulang, lalu aku bergegas siap-siap untuk pergi menjemput anak-anakku di rumah ibuku dengan di temani Pak Johan. Entah kenapa sore itu aku tidak ingin di tinggalkan oleh pak johan, sampai aku harus mengajak pak johan untuk menjemput anak-anakku.

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Mantul hu lubang satunya lagi jangan dianggurin
 
Oh ini yg dulu macet dan menghilang; apanya di remake??
Ngelanjutin sd tamat atau ngerubah/nmbah Alur + lanjutan sd tamat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd