Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Asrama

Apa pendapat kalian tentang cerita saya?

  • Bagus

    Votes: 845 91,2%
  • Biasa aja

    Votes: 64 6,9%
  • Jelek

    Votes: 37 4,0%

  • Total voters
    927
Status
Please reply by conversation.
Mantabbb....sayangnya keburu kejebol si soleh hu..berharap rayhan yg ngejebolin...tapi salut atas karya ente
Semangat...
 
Pertamak siang siang langsung coli gw suhu hahaha
Jangan keseringan :tegang:gak bagusnybu kesehatan ;)

siang2 ada updatetan... trim hu
Sama Hu:ampun:
siang siang ada update, simpen buat menu berbuka nanti. hahaha
terima kasih suhu
Semoga menjadi pelengkap berbuka Om:semangat:
Makasih updetny suhu..:)
:beer:
berhasilkah rayhan ngecrot di kakak iparnya
Berhasil... Berhasil...:cim:

Makasih update ya hu. .. Gmn kabar rayhan setelah ini hu....
Tunggu aja kelanjutannya, secepatnya saya akan update.:cendol:
tambah seru ni plot nya
Terimakasih :beer:
Thx updatenya Om

Malangnya Ria....
Rayhan sudah terlepas cadarnya, apa gak bahaya tuh?
Bahaya kalau Ria membongkar identitas asli Rayhan.
Thx suhu updatenya......
:beer:
Jossssssssssssss
:semangat::semangat:

Mantabbb....sayangnya keburu kejebol si soleh hu..berharap rayhan yg ngejebolin...tapi salut atas karya ente
Semangat...


Wahhh bisa-bisa terjadi fitnah nih ke sih Rayhan
Rayhan ada jatahnya sendiri:p
Asyifa kira kira siapa hu yg jebolin.....
Hayo tebak siapa?:Peace:
 
suhu, request boleh yak? hahaha
perbanyak pov aya suhu, kalau bisa jangan cuma rayhan aja yg di biarin liat aya mulai berpakaian terbuka. tapi santri laki nakal lain nya
 

Asyifa


Latifa


Popi


Ria


Clara


Erlina


Hidayah

Komplek putri kembali geger, ketika mendapat kabar kalau seorang Santri putri nyaris di perkosa tadi malam, dan yang membuat berita tersebut semakin heboh, santri tersebut adalah anak dari Ustadza Erlina, tidak heran kalau beritanya menyebar begitu cepat.

Hanya saja berita tersebut tidak menceritakan kejadian yang sesungguhnya, hanya Rayhan yang tau kalau Ria telah di perkosa.

"Kamu gak apa-apakan Ria?" Tanya Asyifa khawatir.

Sepulang sekolah Asyifa dan teman-temannya sengaja menjenguk Ria yang masih sangat trauma akan kejadian tadi malam.

Ria tersenyum lemah. "Aku gak apa-apa, terimakasih kalian sudah mau menjengukku." Ujar Ria, wajahnya masih terlihat pucat.

"Ria... Kita ini saudara, tidak perlu sungkan." Ujar Latifa.

"Betul sekali." Timpa Popi.

"Tapi tetap saja, aku senang karena kalian masih sangat perduli sama aku." Ujar Ria, ia nyaris menangis melihat sahabatnya yang begitu setia kepada dirinya, walaupun dalam keadaan suka maupun duka.

Asyifa memeluk sahabatnya, ia tak mampu membendung air matanya. "Kami semua sangat menyayangimu." Lirih Asyifa sembari mengusap air matanya.

"Kok bisa kamu hampir di perkosa?" Celetuk Popi.

Latifa segera menegur sahabatnya. "Cari pertanyaan lain aja." Ujar Latifa.

"Maaf..."

Ria berusaha tersenyum. "Semalam aku bukan nyaris di perkosa, tapi... Aku sudah di perkosa." Ria menggigit bibirnya, ia teringat bagaimana kesuciannya di renggut di dalam toilet semalam.

Mereka bertiga kompak saling pandang, ada sesuatu yang menyakitkan di dada mereka mendengar pengakuan Ria. Latifa segera merangkul pundak Ria, ia membiarkan Ria terisak di dalam pelukannya. Sementara yang lainnya hanya mampu memandang Ria dengan tatapan sedih.

Rasanya saat ini Ria ingin mati saja, ia tak bisa membayangkan masa depannya nanti.

"Kudengar katanya kamu nyaris di perkosa, karena keburu ketahuan sama santri lainnya." Kata Asyifa, bibirnya bergetar.

"Itu bohong."

"Maksud kamu Ria?" Latifa ikut mencari tau.

Ria melepaskan pelukannya. "Semalam... Aku di tolong setelah kesucianku di renggut!" Isak tangis Ria, mengenang kejadian semalam. "Cerita tersebut sengaja di hembuskan untuk menutupi aibku." Lanjut Ria, membuat ketiga sahabatnya sangat bersedih.

"Sabar ya Ria."

"Kamu masih ingat siapa yang menolong kamu?" Tanya Asyifa.

Ria menganggukkan kepalanya. "Kalian juga mengenalnya! Dia... Sepupunya Ustadza Andini." Jelas Ria, ia sengaja tidak membongkar identitas asli Rayhan yang sesungguhnya. Bagaimanapun juga Ria sangat berterimakasih terhadap Rayhan.

"Serius?" Tanya Asyifa tidak percaya.

"Iya."

"Selama ini kita telah berburuk sangka kepadanya, kita harus meminta maaf." Ujar Latifa, dari awal dia memang tidak setuju dengan sikap teman-temannya yang suka menuduhnya.

"Terutama kamu Syifa." Celetuk Popi.

Asyifa hanya diam, tetapi walaupun begitu ia menyadari kesalahannya, ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan menolong sahabatnya. Seandainya saja tidak ada Rayhan, mungkin sahabatnya sudah mati. Asyifa berjanji ia akan meminta maaf kepadanya, bila perlu ia akan bersujud di hadapannya.

#####

"Ray... Kamu sudah dengar berita semalam?" Tanya Nico.

Rayhan meletakan bukunya diatas rerumputan. "Soal apa?" Rayhan sengaja pura-pura tidak mengetahui kejadian semalam.

"Soal Anaknya Ustadza Erlina?" Azam menoleh kearah Nico yang tampak geram.

"Hmm..." Gumam Niko.

Rayhan menghela nafas pelan, ia tau kalau sahabatnya saat ini sangat marah. "Bukannya sudah ada yang menyelamatkannya." Jelas Rayhan, ia berusaha menenangkan sahabatnya.

"Tetap saja, orang itu harus di kasih pelajaran."

"Bagaimana caranya?" Celetuk Azam.

Nico kembali menatap Rayhan yang sedang berbaring di atas rumput. "Kamu ada ide Ray?" Tanya Nico.

Sejenak Rayhan melirik sahabatnya, ia sangat mengerti kekhawatiran Nico. Siapapun juga pasti akan sangat marah kalau mengetahui seseorang ingin menyakiti pujaan hatinya.

Tetapi yang jadi masalahnya, lawan mereka bukan lawan sembarangan. Rayhan sudah menjajalnya, dan harus di akui Rayhan kalau pria tersebut sangat kuat, bahkan seandainya saja pertarungan semalam tetap di lanjutkan, Rayhan ragu ia bisa menang.

Rayhan memegang lengannya yang masih terasa sakit akibat tendangan pria tersebut. "Sudahlah Ko, kita serahkan saja sama pihak Yayasan." Ujar Rayhan.

"Orang itu harus di kasih pelajaran Ray."

Rayhan menghela nafas. "Aku mengerti, tapi apa yang bisa kita lakukan saat ini? Jangankan untuk mencari pelakunya, ke komplek putri pun rasanya mustahil." Jelas Rayhan, membuat Niko menghela nafas berat.

"Benar Ko... Kita gak bisa apa-apa sekarang." Sambung Azam.

Suasana kembali hening, mereka kembali sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Nico sangat ingin sekali mencari pelakunya, tetapi ia tidak tau caranya, sementara Rayhan terus memikirkan perkelahiannya yang semalam yang berakhir dengan imbang.

#####

Rayhan baru saja tiba di rumah, ia tidak sengaja melihat Kakak iparnya yang tengah berbaring di depan tv dengan kedua kaki terbuka. Tentu saja posisi Rayhan saat ini membuatnya dapat melihat isi yang ada di balik celana dalam Kakak Iparnya.

Mata Rayhan tak berkedip ketika di hadapkan dengan sepasang kaki jenjang milik Aya yang terlihat sangat mulus tanpa ada bekas luka sedikitpun.

Oh Tuhan...
Sungguh pemandangan yang ada di hadapannya saat ini jauh lebih indah dari pemandangan manapun. Walaupun Rayhan dari dulu sudah terbiasa melihat tubuh telanjang wanita manapun, tetapi tetap saja Aya memiliki kharisma yang berbeda dimatanya.

"Baru pulang Ray?" Aya buru-buru merapikan roknya.

Rayhan tersadar dari pesona selangkangan Kakak iparnya. "I... Iya Kak." Jawab Rayhan sedikit gugup. Perasaan yang sama yang di rasakan Aya.

"Hmm..." Gumam Aya canggung.

Rayhan segera berjalan melewati Kakaknya yang kini tengah duduk sembari menatap layar tv yang ada di depannya. Ketika ia hendak kedapur, Rayhan sempat menoleh kearah Kakaknya. Entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hati Rayhan.

Sementara itu Aya sendiri menatap kosong kearah layar tv, sejujurnya ia merasa tidak nyaman dengan hubungannya saat ini dengan Adik iparnya.

Masih teringat jelas dulu waktu pertama kali ia bertemu dengan Rayhan. Hubungan mereka tidak secanggung seperti saat ini, mereka bisa mengobrol lama hingga lupa waktu, tanpa ada rasa bersalah dan malu seperti saat ini.

Seandainya saja waktu bisa berputar, Aya ingin kembali seperti dulu. Mengenal Rayhan yang dulu.

Dengan langkah gontai Aya kembali ke kamarnya, ia menutup rapat pintu kamarnya, lalu menanggalkan pakaiannya hingga ia telanjang bulat. Perlahan ia merebahkan tubuhnya, dan mulai menjamah tubuhnya sembari membayangkan wajah Suaminya.

Di dalam kamar Rayhan juga melakukan hal yang sama, ia berbaring di atas tempat tidurnya sembari mengingat detail lekuk selangkangan Kakak iparnya. "Ah... Sial! Kenapa aku bisa tergila-gila dengan Kakak iparku sendiri." Gumam Rayhan kecewa.

Drrrrtttt...

Rayhan menggapai hpnya, dan tampak ada satu pesan yang masuk di hpnya.

08****
...

Rayhan merenyitkan dahinya ketika membaca pesan yang masuk di layar hpnya, tapi ia tidak mengenal nomor tersebut.

Iya, ini siapa?

08***
aku Ray, Ria..

Rayhan
Ada apa Ria?

08****
Aku takut Ray...

Rayhan
Jangan khawatir, orang itu tidak akan berani mengganggu kamu lagi.

Setelah mengirimkan pesan terakhir, Rayhan kembali memejamkan matanya. "Siapa orang itu?" Gumam Rayhan, ia sangat penasaran.

Sebelum orang itu tertangkap, tentu saja pesantren tunas bangsa belum aman sepenuhnya. Saat ini ia sangat mengkhawatirkan Ria, ia takut pemerkosa Ria kembali mengincar Ria. "Apa yang harus kulakukan?" Lagi Rayhan bergumam pelan.

Drrrrtttt....

08****
Aku takut Ray...

Rayhan
Aku janji malam ini aku akan patroli di dekat rumah kamu, jadi jangan khawatir.

08****
Lindungi aku Ray

Rayhan
Iya Ria, aku akan selalu ada di dekat kamu.

08****
Terimakasih Ray.

Rayhan tidak lagi membalas pesan Ria, ia sibuk memikirkan bagaimana cara menangkap dan mengalahkan pemerkosa tersebut.

######

Sementara itu di tempat berbeda, tampak seorang pria berpakaian rapi dengan celana dasar dan kemeja batik tengah memangku seorang gadis yang masih lengkap dengan pakaian sekolahnya. Sang gadis tampak begitu manja dengan pria tersebut.

Si pria berwajah kalem itu dengan lembut membelai payudara sang gadis yang masih terbungkus pakaian lengkap seragam sekolahnya.

"Gimana sekolah kamu Nak?" Tanya Reza sembari melepas satu persatu kancing seragamnya.

Clara tersenyum manja. "Tadi aku di hukum karena tidak hafal." Jawab Clara manja, sembari membelai dada bidang Reza. Ia membuka kemeja batik Reza dengan perlahan.

"Serius?" Reza menyingkap branya.

"Iya..." Jawab Clara, ia meraih wajah Reza dan mencium bibirnya.

Mereka berciuman cukup lama, saling melumat dan bertukar air liur, sementara tangan Reza menjamah payudara Clara, ia meremasnya dengan keras, sembari menjepit putingnya.

Setelah puas memanggut bibir Clara, ciuman Reza turun menuju puncak payudaranya.

"Ahkk... Ustad!" Rengek Clara.

Reza menghisapnya payudara Clara cukup kuat, menggigit putingnya, hingga membuat Clara menggelinjang tak berdaya. Matanya merem melek keenakan merasakan rangsangan yang diberikan oleh gurunya kepada dirinya. Dengan perlahan Rayhan menarik rok hijau yang dikenakan Clara. Di balik roknya Clara sudah tidak mengenakan pakaian.

Telapak tangan Ustad Reza menuju keatas, kearah selangkangan Clara, ia menyentuh lembut memek Clara yang sudah tidak terlindungi oleh apapun.

Dengan lembut Reza memijit memek Clara, hingga memeknya semakin basah. Lalu dia menusukan kedua jarinya kedalam memek Clara, membuat gadis cantik itu menjerit nikmat.

"Oughkk Ustad..." Desah Clara.

Reza semakin cepat mengocok memek Clara. "Nakal kamu Nak... Mau jadi apa kamu besar nanti?" Ujar Reza gemas melihat tingkah Clara.

"Pelacuuuuur... Aahkk..."

Tubuh Clara tersentak-sentak ketika badai orgasme tak lagi bisa ia bendung.

Reza menggendong Clara masuk kedalam kamarnya, lalu setelah menutup pintu kamarnya, Reza segera menanggalkan seluruh pakaiannya hingga ia telanjang bulat, kontolnya yang besar tampak begitu gagah di hadapan Clara.

"Anak nakal..." Panggil Reza.

Clara segera mendekat dan mengocok kontol Reza dengan jemari kecilnya. "Maafkan saya Ustad!" Rengek Clara.

"Tetapi kamu harus tetap di hukum! Hisap kontol Ustad sekarang." Perintah Reza.

Clara menjepit kontol Reza dengan kedua payudaranya, lalu dengan perlahan ia mengocok kontol Reza dengan kedua payudaranya, sembari menjilati kepala kontol Reza dengan lidahnya.

Tubuh Reza bergetar, merasakan sensasi yang luar biasa dari oral sex yang dilakukan Clara.

Cukup lama Clara melakukan blow job, hingga akhirnya Reza meminta Clara untuk berhenti sejenak. Reza berbaring diatas tempat tidurnya, sementara Clara berada diatasnya dengan posisi terbalik. Memeknya menghadap kearah mulut Reza dan mulutnya menghadap kearah kontol Reza.

Kembali Clara mengocok kontol Reza, lalu dengan perlahan dia membuka mulutnya dan melahap kontol Reza dengan amat rakus.

Sluuuppsss... Sluuuppsss... Sluuuppsss...

Reza tidak mau kalah, ia menjilati memek muridnya, menyeruput lendir yang keluar dari dalam memek Clara, sesekali ia menusuk memek Clara dengan lidahnya, hingga membuat gadis tersebut melenguh nikmat.

Cukup lama mereka melakukan gaya 69, kemudian Reza menelentangkan Clara, dia segera menindih tubuh Clara, dan dengan perlahan Reza membenamkan kontolnya kedalam memek muridnya. "Jleeebss..." Dengan satu hentakan kontol Reza bersemayam di dalam memek Clara.

Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss...

"Ustad... Aahkk..." Erang Clara.

Reza mencengkram payudara Clara, sembari memaju mundurkan kontolnya.

Dia mendekap kepala Clara, dan mulai menciumi sekujur wajah cantik Clara. Lalu dia melumat lembut bibir manis Clara yang menggoda. Sementara Clara membalasnya dengan mengaitkan kedua kakinya di pinggul Reza yang sedang bergerak maju mundur.

Tidak lama kemudian mereka berdua akhirnya secara bersamaan mencapai puncaknya.

######

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa hari mulai gelap. Selepas belajar bersama, Rayhan segera menyiapkan pakaian untuk penyamarannya. Lalu ia menghampiri Kakak Iparnya yang sedang Asyik menonton tv. Entah kenapa setiap langkahnya jantung Rayhan berdetak dengan cepat.

Setibanya Rayhan berdiri di samping Aya, dan kegugupan melanda diri Rayhan saat ini.

"Ada apa Ray?" Tegur Aya.

Rayhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kak, aku pamit pergi dulu ya." Ujar Rayhan meminta izin kepada Kakak Iparnya.

"Mau kemana? Ke wilayah putri lagi?"

"Iya Kak..."

"Ya sudah hati-hati!" Ujar Aya.

"Iya Kak, assalamualaikum." Salam Rayhan.

"Waalaikumsalam." Jawab Aya agak ketus.

Setelah berpamitan Rayhan segera menuju wilayah putri, ia hendak main kerumah Ria, memenuhi janjinya tadi siang. Setibanya di rumah Ria, ia sambut hangat oleh Ustadza Erlina, sungguh Ustadza Erlina merasa berhutang budi dengan Rayhan.

Selagi Rayhan duduk di sofa, Ustadza Erlina memanggil anaknya sembari menyiapkan minuman untuk Rayhan yang telah menyelamatkan putrinya.

Tidak begitu lama Rayhan menunggu, Ria keluar dari kamarnya mengenakan rok panjang berwarna putih dan kaos lengan panjang berwarna biru, di padu dengan jilbab yang juga berwarna putih. Dia tersenyum senang ketika melihat Rayhan.

"Lama ya?" Tanya Ria.

Rayhan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Gak kok Ria, baru aja nyampe." Jawab Rayhan, sembari membalas senyuman Ria.

"Terimakasih ya sudah mau capek-capek ke sini."

"Itulah gunanya teman." Jawab Rayhan. "Sekarang kamu sudah gak takut lagikan?" Tanya Rayhan.

Ria tersenyum manis. "Gak kok, kan udah ada kamu yang jagaain aku Ray! Aku gak tau lagi harus bilang apa ke kamu, padahal aku udah jahat sama kamu dulu." Jelas Ria, ia sangat menyesal.

"Lupain aja Ria." Ujar Rayhan.

"Terimakasih."

"Terimakasih terus dari tadi, gak bosan apa?" Ledek Rayhan, membuat Ria tertawa renyah.

Tiba-tiba Ustadza Erlina sudah berada di dekat mereka sembari membawa minuman. "Lagi ngobrol apa ni, kayak seru banget." Ujar Erlina, ia sangat senang karena bisa melihat putrinya kembali tersenyum.

Maklum saja semenjak kejadian malam naas itu Ria menjadi pemurung, ia tak bicara sepatapun kepada Erlina, membuat Ibu dua anak itu menjadi sangat khawatir. Tetapi untunglah, kehadiran Rayhan membuat Ria kembali ceria seperti sedia kala, walaupun mungkin rasa trauma itu masih membekas.

"Terimakasih Ustadza."

"Sama-sama, silakan di minum Han!" Ujar Erlina. "Ustadza tinggal dulu ya." Pamit Erlina, Rayhan atau Hani hanya menganggukkan kepalanya.

Ria mengulum senyum memandang Rayhan. "Kenapa senyum-senyum." Tegur Rayhan, sembari menyeruput minumannya.

"Nekat kamu Ray?"

"Maksudnya..."

"Kok bisa kamu nyamar jadi perempuan kayak gini, gimana ceritanya? Kamu gak takut nanti ketahuan. Oh ya... Ustadza Andini?" Tanya Ria bertubi-tubi, membuat Rayhan menghela nafas.

"Satu-satu dong neng, biar gampang jawabnya."

"Hehehe... Maaf... Maaf."

"Tapi janji, kamu harus jaga rahasia ya." Ujar Rayhan sembari menyodorkan jari kelingkingnya.

"Bukan muhrim." Celetuk Ria.

"Kan sekarang aku lagi berperan jadi anak perempuan!" Elak Rayhan, membuat Ria kembali di buat tertawa, sembari mengaitkan jari kelingkingnya di jari Rayhan.

"Janji." Jawab Ria.

Rayhan mulai menceritakan asal mula ia menjadi perempuan, sementara Ria mendengarkannya dengan seksama. Tidak satupun yang di tutupi oleh Rayhan termasuk hubungannya dengan Ustadza Andini, ia merasa Ria harus tau semuanya, karena ia pun tau rahasia terbesar Ria.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, hingga jam di dinding sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Rayhan berpikir untuk segera pamit pulang.

"Aku pulang dulu ya, Ustadza mana?" Tanya Rayhan.

Ria yang tadinya ceria kini kembali murung. "Ray... Kamu nginap di sini aja ya, temani aku." Mohon Ria.

"Nginap?"

"Masih ada kamar kosong kok." Ujar Ria, entah kenapa ia tak rela Rayhan meninggalkannya. Ia menginginkan Rayhan untuk menemaninya.

"Maaf Ria, aku gak enak kalau harus menginap di sini." Tolak Rayhan halus.

Ria menghela nafasnya, ia sadar kalau dirinya tidak bisa memaksa Rayhan. "Ya sudah... Aku panggilin Umi dulu." Ujar Ria.

Sesungguhnya Rayhan merasa tidak enak hati karena harus meninggalkan Ria, tetapi ia juga merasa tidak nyaman dengan penyamarannya saat ini, ia takut kalau kelamaan di sini akan menjadi musibah baginya.

Tidak lama kemudian Erlina datang menghampiri Rayhan, ia duduk di samping Rayhan.

"Sudah mau pulang?" Tanya Erlina.

Rayhan menganggukkan kepalanya. "Iya Ustadza, sudah malam." Jawab Rayhan.

"Kenapa tidak tidur di sini aja."

"Eh... Gak apa Ustadza." Jawab Rayhan gugup.

Erlina menghela nafas pelan. "Ustadza mengerti kalau kamu merasa kurang nyaman menginap di sini, tetapi Ustadza berharap kamu mau sedikit membantu Ustadza." Ujar Erlina.

"......" Rayhan terdiam.

"Kamu taukan kalau Anak Ustadza saat ini masih sangat terguncang akan kejadian kemarin malam." Rayhan mengangguk. "Ustadza lihat hanya kamu yang bisa membuat anak Ustadza kembali tersenyum." Sambung Erlina yang tampak sedih. Rayhan dapat melihat dari bola matanya yang sedikit berair.

"Saya mengerti Ustadza, saya akan berusaha membuat Ria melupakan traumanya." Jawab Rayhan, ia tidak bisa menolak permintaan Ustadza Erlina.

"Terimakasih ya Hani?" Erlina terlihat begitu bahagia.

Rayhan menganggukkan kepalanya, kemudian mereka mengobrol sebentar, lalu Erlina mempersilahkan Rayhan atau Hani untuk menemui putrinya yang saat ini sedang bersedih. Walaupun ragu, Rayhan akhirnya menuruti permintaan Ustadza Erlina.

Ia segera menuju kamar Ria, lalu dengan perlahan ia membuka kamar Ria.

Tampak Ria sedang membenamkan wajahnya diatas bantal, ia menangis tersedu-sedu, rasa kesepian dan kenangan kemarin malam membuatnya sangat terpukul. Sanking sedihnya ia tidak menyadari sosok Rayhan yang sedang mendekatinya.

"Ria..." Panggil Rayhan.

Ria memutar tubuhnya ia tampak terkejut melihat Rayhan, membuatnya reflek menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya.

Saat ini Ria telah berganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih terbuka. Ia mengenakan tanktop yang mengekspose kedua lengannya, dan belahan payudaranya, sementara di bagian bawahnya Ria memakai rok mini yang sangat pendek.

"Maaf... Aku akan keluar!" Ujar Rayhan.

Ria terdiam sejenak ia menghela nafas pelan. "Ray... Tunggu!" Ria menjauhkan kedua tangannya. "Gak usah keluar, kamu disini aja, bukannya kemarin kamu sudah melihat aku telanjang." Jelas Ria.

"Benar gak apa-apa."

"Iya... Ayo duduk sini." Ajak Ria.

Rayhan segera naik keatas tempat tidur Ria. "Kamu menangis lagi." Tanya Rayhan, ia menghapus air mata Ria yang mulai mengering.

"Maaf."

"Mau sampai kapan Ria?" Tanya Rayhan. "Kamu tidak boleh seperti ini terus, kamu harus bangkit Ria." Ujar Rayhan memberi semangat.

"Ray... Aku sudah tidak perawan lagi."

"Apa masalahnya?" Rayhan merangkul pundak Ria. "Perawan atau tidak sama saja Ria, tidak ada bedanya." Nasehat Rayhan.

"Siapa yang masih mau menerima aku Ray?"

"Nico?" Celetuk Ray.

Ria terkekeh pelan, ia tau kalau sahabat baik Rayhan memang sudah lama menyukainya, bahkan sudah tidak terhitung berapa banyak surat yang cita yang di berikan Niko kepada dirinya. Tetapi selama ini ia mengabaikannya, karena ia sendiri memang tidak begitu tertarik dengan Nico.

Perlahan Ria memeluk erat Rayhan ia membiarkan wajahnya terbenam di dada bidang Rayhan. Entah kenapa Ria merasa begitu nyaman berada di dekat Rayhan.

"Ria..."

"Aku mohon Ray, sebentar saja." Ria kembali menangis.

Rayhan mengerti keadaan Ria saat ini, sehingga ia membiarkan gadis rapuh itu tetap memeluknya dengan sangat erat.

Perlahan Ray mengusap lembut rambut Ria yang terurai indah. "Sabar ya Ria." Bisik Rayhan, dia mendekap Ria dengan penuh kasih sayang, membuat Ria merasa terlindungi oleh Rayhan.

Waktu terus berjalan, Isak tangis Ria sudah lama meredah. Kini ia sudah merasa lebih tenang. Ria menggeser posisi tangannya, dan tanpa di sengaja ia menyentuh selangkangan Rayhan yang ternyata telah mengeras di balik celananya.

Ria terkekeh pelan, menyadari kalau Rayhan saat ini ternyata sedang terangsang.

"Keras." Bisik Ria.

Rayhan merasakan remasan di batang penisnya. "Ria..." Kaget Rayhan, ia merasa malu karena ketahuan kalau saat ini ia sedang terangsang.

"Hihihi..." Dia mendekap mulutnya.

"Aku pria normal Ria! Malam ini kamu sangat cantik dan seksi, cowok manapun juga pasti terangsang." Aku Rayhan malu-malu.

Ria melepaskan pelukannya. "Hmmm... Aku mengerti, dan tidak mempermasalahkannya." Jawab Ria, ia tersenyum, sebuah senyuman yang sangat manis, membuat Rayhan menjadi deg-degan.

Entah kenapa suasana saat ini menjadi begitu romantis, membuat iman Rayhan menjadi goyah.

Perlahan Rayhan mendekatkan wajahnya, sedikit memiringkan wajahnya hingga akhirnya bibir mereka bertemu. Ria memejamkan matanya, ia menikmati setiap hisapan lembut Rayhan di bibirnya, perlahan mulutnya sedikit terbuka, dan kesempatan itu di manfaatkan Rayhan untuk menjamah bagian dalam mulut Ria.

Kedua lidah mereka bertemu, bercengkrama dengan akrab, saling membelit dan bertukar air liur tanpa merasa jijik sama sekali.

"Hmmmpss... Hmmmpss..."

Semakin lama ciuman mereka semakin panas, seakan melupakan status mereka yang bukan siapa-siapa.

Hampir lima menit lamanya mereka beradu bibir, hingga akhirnya Rayhan menarik diri, ia menatap mata bening Ria yang terlihat indah malam ini.

"Maaf Ria!" Lirih Rayhan.

Gadis cantik itu tersenyum, ia meraih tangan Rayhan dan meletakkannya diatas payudaranya. "Bantu aku Ray, aku ingin melupakan traumaku." Bisik Ria, ia terlihat bersungguh-sungguh.

"Kamu serius?" Tanya Rayhan memastikan.

Ria menganggukkan kepalanya, lalu dia mendekatkan bibirnya dan giliran ia yang memanggut bibir Rayhan. Mereka kembali berciuman dan saling melumat.

Sementara tangan Rayhan mulai menjamah payudara Ria, ia meremasnya dengan perlahan, membuat Ria merintih nikmat merasakan sentuhan lembut diatas payudaranya, hingga ia merasakan sensasi nikmat yang luar biasa yang tidak ia dapatkan dari pemerkosanya.

"Bajunya ku buka ya?" Pinta Rayhan.

Dia mengangguk manja. "Bukain!" Ria mengangkat kedua tsngannya, membuat Rayhan tersenyum geli.

Kedua tangan Rayhan menarik keatas tanktop yang di kenakan Ria, hingga pakaian atasnya meninggalkan tubuhnya, memperlihatkan sepasang gunung kembar dengan puncaknya yang berwarna merah muda membuat Rayhan kian terbakar birahi.

Perlahan Rayhan merebahkan tubuh Ria, ia membelai sayang rambut Ria sembari mengecup kening Ria dengan sangat mesrah.

Lalu ciuman Rayhan turun ke keningnya, hidung, pipi dan terakhir Rayhan kembali melumat bibir Ria, tetapi kali ini ia melakukannya dengan sedikit buas, membuat Ria kesulitan mengambil nafas.

Hmmmpss...

Ciuman Rayhan turun kebawah menuju payudara mungil Ria yang di taksir berukuran 34A. Dia mengecup lembut gumpalan daging itu, lalu dengan lidahnya ia mengitari aurola puting Ria. Sesekali ia menyentil puting mungil itu, membuat tubuh Ria bergetar hebat.

Sluuuppsss...

Rayhan menghisap puting Ria, membuat gadis muda itu semakin hanyut akan belaian birahi yang di lakukan Rayhan kepadanya.

"Aahkk... Terus Ray, enaaak..." Rengek Ria.

Tangan Rayhan meremas payudara Ria yang menganggur ia kembali merangsang puting Ria, memilinnya dengan lembut membuat Ria menggelinjang tak karuan. Dia meracau tak jelas sembari mendekap kepala Rayhan yang tengah terbenam diatas payudaranya.

Secara bergantian Rayhan merangsang kedua payudara Ria, membuat gadis muda itu makin terbuai akan kenikmatan birahi.

"Gimana rasanya Ria?" Tanya Rayhan.

Gadis itu tersipu malu di buatnya. "Enak banget Ray..." Jawab Ria manja.

Rayhan tersenyum, ia kembali membelai rambut indah Ria yang terurai. Lalu jemari Rayhan menyingkap rok mini yang di kenakan Ria, ia membelai selangkangan Ria yang tertutup kain segitiga, ia menatap Ria seakan meminta izin kepada Ria untuk membuka satu-satunya pelindung memeknya. Ria hanya memberi isyarat dengan anggukan, sehingga Rayhan tidak ragu lagi.

Perlahan Rayhan menarik lepas celana dalam yang di kenakan Ria. Lalu Rayhan membuka kedua kaki Ria dengan perlahan, tampak gadis itu masih malu-malu. "Aku malu Ray?" Ujar Ria, sembari membuang mukanya. Entah kenapa ia merasakan getaran aneh di dadanya.

"Kenapa malu?"

"Gak tau... Pokoknya aku malu." Ria merajuk sembari menutup memeknya dengan tangan.

Rayhan meraih tangan Ria dan menyingkirkannya. "Kenapa malu sayang, memek kamu sangat indah sekali! Aku merasa beruntung bisa melihat memek kamu." Bujuk Rayhan, entah kenapa sifat iblis nya keluar.

"Ray..." Rengek Ria.

Dengan perlahan Rayhan mengecup lembut memek Ria, membuat pinggulnya tersentak. "Wangi sekali memek kamu Ria!" Puji Rayhan, dia menjulurkan lidahnya menggelitik clitorisnya.

"Oughkk Ray... Aaahkk..."

Sluuuppsss.... Sluuuppsss... Sluuuppsss...

Rayhan menjilat rakus memek Ria, hingga lendir kewanitaan Ria keluar semakin banyak. Tanpa merasa jijik Rayhan menyeruput lendir kewanitaan Ria yang keluar cukup banyak, hingga akhirnya Ria mendapatkan orgasme pertamanya.

"Hoosst... Hoosst... Hoosst..." Nafas Ria tersengal-sengal.

"Gimana rasanya Ria?" Tanya Rayhan.

Ria menggigit bibir bawahnya. "Tadi itu sangat nikmat sekali Ray." Jujur Ria, dengan tatapan mata yang menggoda iman.

Jemari Rayhan kembali bermain, ia membelai kemaluan Ria yang telah basah. "Mau yang lebih nikmat?" Tanya Rayhan, Ria mengangguk malu sembari membuka lebar kedua kakinya.

"Aku mau Ray!" Pinta Ria.

Jari telunjuk Rayhan menerobos pelan lobang memek Ria, membuat tubuh Ria menegang, punggungnya terangkat dengan kepala mendongak kebelakang. Lalu dengan gerakan perlahan Rayhan menyodok memek Ria dengan jarinya.

Rayhan kembali memposisikan tubuhnya sejajar dengan Ria, sehingga wajah mereka kini saling berhadapan-hadapan. Ia memandang wajah Ria yang tampak meringis nikmat.

"Aahkkk... Aaahk.... Aaahkk..." Desah Ria.

Tusukan Rayhan berhasil membuat gadis muda itu menggelinjang hebat.

Orgasme kedua Ria tidak perlu menunggu waktu lama, dengan waktu yang cukup singkat Ria kembali mencapai orgasmenya. Pinggulnya terangkat cukup tinggi, seiring dengan semburan cairan cintanya. Selama beberapa detik pinggul Ria tersentak-sentak.

"Gilaaaaaa... Ray, tadi itu nikmat banget." Aku Ria, ia merasa sangat puas.

Rayhan segera menindih tubuh Ria, ia mendekap kepala Ria sembari kembali menciumi sekujur wajah Ria, ia memanggut mesrah bibir Ria, sembari meremas payudara Ria, sementara kontolnya menggesek manja bibir kemaluan Ria yang kembali terasa gatal.

Setelah cukup puas mencium bibir Ria, Rayhan mengangkat wajahnya, ia memandang lembut wajah Ria yang tersipu malu.

"Aku masukan sekarang ya?" Pinta Rayhan.

Ria menganggukkan kepalanya. "Pelan-pelan ya Ray." Ujar Ria, ia masih ketakutan.

"Iya sayang." Ujar Rayhan.

Tangan kanan Rayhan mengarahkan kontolnya di depan lipatan memek Ria, lalu dengan perlahan ia menekan kontolnya masuk kedalam memek Ria. Gadis muda itu merenyitkan dahinya, merasakan rasa sakit di lobang memeknya.

Kembali Rayhan mengecup lembut bibir Ria, sembari mendorong makin dalam kontolnya kedalam memek Ria yang tengah menjepit kontolnya.

Tubuh Ria menggelinjang, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa di memeknya, tetapi ia juga merasakan rasa nikmat kontol Rayhan didalam memeknya, ketika kontol itu masuk semakin dalam.

"Aaahkk..." Rintih Ria.

Rayhan membelai rambut Ria. "Tahan ya... Sebentar lagi." Ujar Rayhan.

"Hmmm... Ray! Aahkk... Gak apa-apa Ray, aku kuat." Lirih Ria. Matanya berbinar memandang Rayhan, entah kenapa ia merasa sangat nyaman bisa berada dekat dengan Rayhan seperti saat ini.

"Drrrrtttt... Ini nikmat sekali Ria." Rintih Rayhan.

Dia menekan pinggulnya sedikit, dan menariknya kembali, lalu ia kembali menekannya. Hingga akhirnya penis Rayhan bersarang penuh di dalam memek Ria yang tengah memeluk erat kontolnya.

Rayhan mulai intens menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ria.

"Uhkkk... Ray... Enak... Aaaaaaarrrttt....AAAAAAA...." Racau gadis cantik itu di bawah tubuh Rayhan yang mulai bermandikan peluh.

Semakin lama penetrasi yang dilakukan Rayhan semakin cepat, bergerak liar keluar masuk di dalam memek Ria yang baru semalam kehilangan kesuciannya, dan malam ini giliran Rayhan merenggut kenikmatan itu bersama anak gadis Ustadza Erlina.

Tubuh Ria terhentak-hentak, ia tidak menyangkah akan senikmat ini. Kedua kakinya melingkar di pinggang Rayhan, hingga kontol Rayhan masuk lebih dalam.

"Ray... Aku mau pipis..." Pekik Ria.

"Keluarkan semunya Ria, jangan di tahan." Bisik Rayhan di dekat telinga Ria.

Ria menggeleng-gelenhkan kepalanya, sementara diatasnya Rayhan semakin cepat memompa vaginanya, hingga akhirnya ia melolong panjang, seiring dengan ledakan orgasme yang sangat dahsyat. Tubuh Ria tersentak-sentak dengan pinggul terangkat tinggi, sementara kedua kakinya tampak gemetar.

Dengan satu teriakan panjang, Ria melepaskan cairan cintanya keluar dari dalam memeknya. Bukannya berhenti, Rayhan malah semakin cepat menyodok memeknya, hingga belum reda orgasmenya, Ria kembali mendapatkan orgasme susulan.

"Aaaaahkk.... Aaaaahkk.... Raaaaay....!" Pekik Ria.

Tubuhnya bergetar hebat, dan pantatnya tersentak-sentak seiring dengan cairannya yang membasuh batang kemaluan Rayhan.

Setelah orgasmenya meredah, Rayhan menarik kontolnya dari dalam memek Ria. Lalu ia mengocok kontolnya dan menumpahkan spermanya diatas perut Ria.

Croooootss... Croooootss... Croooootss....

"Ohkkk... Ray! Nikmat banget!" Lirih Ria.

Rayhan tersenyum lalu merebahkan tubuhnya di samping Ria. "Aku juga merasakan hal yang sama Ria." Ujar Rayhan, ia menatap wajah cantik Ria yang terlihat kelelahan.

Ria memeluk tubuh Rayhan dengan erat, sembari memejamkan matanya.

#####


Selamat menikmati...
 
wohohohooh, seruu ceritanya broo

thank you utk update nya, gw coli di siang hari nih, heheehehe
 
Thx updatenya Om

Ria teriak dan melolong apa gak takut ketahuan Erlina?
Jangan-jangan Ray dapat bonus dari Erlina gara-gara kegaduhan di kamar Ria...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd