Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA AW - Black Kapatuli

Status
Please reply by conversation.
Wahh ternyata Aksan udah menaruh perasaan sama si Dinda, sampe mau ikut nyelamatin dia :adek:

Btw, nice update hu :beer: ditunggu lanjutannya besok:Peace:
 
Semoga gak di PHP alias tidak tamat alias gak macet..sayang banget cerita bagus kalau gak tamat
 
CHAPTER 6



β€œGood ! berarti saya tidak perlu khawatir lagi, jika dia bisa ikut tuan.” Kata Merdin setelah mendengar yang dikatakan oleh Aksan. Tawaran dari Aksan untuk ikut dalam pencarian Dinda putri kedua dari Pak Raharjo adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan baik Merdin maupun Pak Raharjo sendiri. Apalagi Merdin mengakui kemampuan Aksan dalam bertarung dan menganalisa berada di atas rata-rata. IQ Aksan selama berada di bawah pimpinannya, selalu berada di atas tim lainnya.

Aksan hanya mengangguk ketika semua orang dalam ruangan ini memandang ke arahnya.

Linda sendiri telah berada di dekat Pak Raharjo. Dia takut berada dekat di Aksan. Lalu, Linda baru saja mengingat sesuatu. β€œAstagaaa Andrew,”

β€œKenapa Andrew?” tanya Pak Raharjo.

β€œDia- dia pingsan pa, di hajar ma nih cowok.” Kata Linda menunjuk ke Aksan.

β€œBenarkah begitu?” tanya Pak Raharjo ke Aksan.

β€œOhh namanya Andrew, padahal saya memukulnya cukup pelan.. Lemah !” gumam Aksan di selingi oleh senyuman menyeringai.

β€œCkckck ! ya udah, Linda kamu saja yang urus dia.. papa dan lainnya mau mencari Dinda adik kamu.”

β€œIya pa..” balas Linda, lalu si gadis menatap bengis ke Aksan. β€œAwas lo, gue bakal balas yang lo lakuin malam ini ke gue.” Gumam Linda yang tertuju buat Aksan.

β€œUdah.. udah, sekarang bukan waktunya untuk membahas hal yang tidak penting.. sudara Aksan, benar sudara ingin membantu kami?”

β€œYa. Jika memang di butuhkan.”



Tiba-tiba saja ponsel Pak Raharjo berdering.

β€œPasti anak buah Rusman yang menelfon.” Kata Pak Raharjo.

β€œTunggu tuan, saya harus melakukan sesuatu.” Ujar Merdin, lalu ia meminta ponsel milik Pak Raharjo. Merdin mencolokkan ke sebuah alat kecil yang baru saja ia keluarkan dari tas. Adalah sebuah alat untuk melacak keberadaan orang yang menghubungi nomor ponsel itu.

β€œBeres ! silahkan di jawab tuan.”

Pak Raharjo lalu menjawab panggilan telfon.

Sedangkan Merdin sudah memasang headset di kedua telinga, mendengar pembicaraan seseorang di seberang, juga melacak menggunakan keyboard kecil yang terconnecting dengan alat yang ia pakai sekarang ini.

β€œHalo.”

β€œPak Raharjo.. hahaha, sekarang putri anda berada di tangan kami.” Suara si penelfon terdengar di seberang. Merdin memilih untuk menyambung kabel dengan speaker kecil.

β€œSaya berbicara dengan siapa?”

β€œAnda tak perlu tahu saya siapa, yang harus anda lakukan adalah.. bertemu dengan saya sendiri saja. Tidak boleh membawa pasukan, jika tak ingin kehilangan putri kesayangan anda.”

β€œHaruskah saya sendiri saja kesana?”

β€œYa tentu saja,”

β€œSaya kebetulan tidak enak badan, sulit untuk menyetir sendiri.. apakah saya bisa mengajak supir saya minimal untuk menyetir mobil. Dan sebutkan permintaan anda, agar saya bertemu dengan anda tidak dengan tangan kosong.”

Merdin memberikan kode kepada Pak Raharjo, agar ajak si penelfon berbicara lebih lama. Sementara dia masih mengutak-ngatik keyboard melacak posisi si penelfon.

β€œKami tidak butuh buah tangan dari anda, yang kami butuhkan anda datang ke tempat ini dalam kondisi hidup, karena nyawa anda tak terhingga nilainya.. hahaha,”

β€œIzinkan saya mengajak supir saya. Jika saya menyetir sendiri, saya tidak yakin saya bisa sampai di tempat anda dalam keadaan hidup-hidup.”

β€œHahahaha anda masih bisa negosiasi dengan saya, baiklah.. saya ijinkan anda membawa supir saja. Ingat, jika anda mencoba-coba mengajak pasukan anda kemari. Maka anda akan bertemu dengan jasad putri anda.”



β€œTerima kasih, sudah membiarkan saya mengajak supir saya sekarang ini. Baiklah, katakan posisi anda sekarang ini.”

β€œSilahkan jalan sekarang juga, nanti saya akan mengirim lokasi ketika anda sudah berada di jalan.”

β€œOke saya jalan sekarang.”



Telfon terputus.

β€œYes dapat lokasi mereka.” Kata Merdin yang telah berhasil melacak keberadaan si penelfon.

β€œSaya rasa mereka tidak sebodoh itu, system retas melalui sambungan telfon bukan rahasia umum lagi. Menurut saya mungkin mereka sedang setting lokasi mereka dengan applikasi murahan di Android. Yaitu Fake GPS !” Kata Aksan tiba-tiba mengemukakan pendapatnya.

Merdin memandang ke Aksan.

β€œSaya setuju dengan dia, Merdin.” Kata Pak Raharjo.

β€œJadi bagaimana tuan?” tanya Merdin.

β€œBiarkan saya pergi sendiri, dan Merdin siapkan satu orang terkuat kamu untuk menemani saya ke sana. Tugas dia hanya menyetir saja”

β€œWHAT? Tidak tuan, saya tidak akan membiarkan tuan hanya berdua kesana.”

β€œJadi, apakah saya harus mempertaruhkan nyawa Dinda ? kamu tidak dengar, jika mereka menyuruh saya untuk datang hanya berdua dengan supir.”

β€œTapi tuan?”

β€œPapa, Linda khawatir pa.” Linda yang masih belum beranjak dari posisinya, memegang lengan Pak Raharjo. Gadis itu khawatir terhadap Pak Raharjo yang akan nekat pergi sendiri. β€œPlease pikirkan kondisi papa sekarang ini.”

β€œIni tanggung jawab papa, Linda.”

β€œBiarkan saya menemani anda..” Aksan kembali berbicara pelan.

Respon Merdin kembali bernafas lega. Sudah seperti inilah yang di inginkan Merdin sejak tadi, namun dia ragu untuk meminta tolong ke Aksan untuk menemani Pak Raharjo. Jika sudah seperti ini, maka Pak Raharjo di pastikan akan pulang dengan selamat.

β€œGood ! terima kasih anak muda, sudah mau menemani saya ke sana.”

Aksan tak membalas ucapan Pak Raharjo. Dia hanya mengangguk saja.

β€œKalo begitu siapkan senjata yang dia butuhkan.” Kata Pak Raharjo ke Merdin.

β€œTidak perlu... saya hanya menggunakan yang saya punya saja. Cukup dengan ini.” Kata Aksan menunjukkan pistol Glock dengan silencer di moncongnya.

β€œOke... saya percaya dengan kamu anak muda.”

β€œPanggil Aksan saja.”

β€œIya Aksan.. oke Aksan, kita jalan sekarang?”

β€œApakah anda punya kursi roda?”

β€œFor what?”

β€œJika ada, lebih baik di bawah saja. Nanti kita pikirkan setelah di jalan.”

β€œOke.. saya punya, dan kita bawa apa yang kamu inginkan. Ada lagi?”

β€œSudah cukup,”

β€œBaiklah, kita pergi sekarang.. Merdin siapkan kursi roda dan naikkan ke dalam mobil.”

β€œBaik tuan.”



-000-



Sesuai yang di jelaskan oleh Aksan. Untuk mengikuti arahan pesan dari seseorang yang di kirimkan ke nomor ponsel Pak Raharjo. Aksan yang menyetir mobil mengarahkan tujuan sesuai titik lokasi.

Mereka tiba di depan gudang kosong.



β€œKita sudah sampai.”

β€œApa rencana kamu selanjutnya?” tanya Pak Raharjo pada Aksan.

β€œSilahkan hubungi nomor tadi.” Jawab Aksan.

β€œOke.” Pak Raharjo lalu menghubungi nomor yang di maksud. Sekali nada sambung, terdengar suara yang sama saat menelfon Pak Raharjo tadi.

β€œKami sudah melihat mobil anda di depan, silahkan masuk maka anda akan bertemu dengan kami.”

β€œBaiklah saya akan masuk bersama supir saya,”

Pak Raharjo memutuskan sambungan telfon. Mereka berdua mulai menjalankan rencana yang di katakan oleh Aksan saat berada di jalan tadi. Aksan mengeluarkan kursi roda, dan menyuruh Pak Raharjo untuk duduk dan berpura-pura sedang sakit, serta susah untuk berdiri. Seperti yang biasa di lakukan oleh orang-orang kaya pada umumnya, saat malas untuk berjalan maka mereka akan menggunakan kursi roda.

Pak Raharjo duduk di kursi roda, dan Aksan memegang kedua tangkai di belakang.

β€œKamu yakin rencana kita berhasil?”

β€œSemoga.”

β€œBerapa persen?”

β€œ1%.”

β€œHaaaaa?” Pak Raharjo terkejut dengan jawaban Aksan. β€œTerus kalo sekecil itu keyakinan kamu, kenapa kamu harus melakukannya?”

β€œKita lihat saja nanti, ayo kita jalan.” Kata Aksan tak memperdulikan pandangan protes dari Pak Raharjo. Aksan mendorong kursi roda masuk ke dalam gudang.



Pintu gudang terbuka. Suasana di dalam gudang cukup gelap, namun penglihatan Aksan sudah terlatih untuk melihat di daerah gelap. Aksan menyadari beberapa orang sedang stand by mengarahkan senjata ke arah Aksan dan Pak Raharjo.

Plak ! Plak ! Plak ! suara tepukan tangan dari seseorang yang muncul dari kegelapan. Berjalan ke penerangan satu-satunya di gudang ini. Aksan dengan tenang mendorong kursi roda untuk lebih dekat.

β€œHaha terima kasih sudah menepati janji anda untuk datang berdua saja.” Seseorang yang cukup di kenal Pak Rahajo baru saja menunjukkan diri. Adalah Rusman, orang yang pernah tersakiti karena persaingan bisnis.

β€œApa mau anda?” tanya Pak Raharjo.

β€œMau saya? Hahahaha,” Rusman tertawa terbahak-bahak, di ikuti sebuah lampu menyala. Menunjukkan Dinda yang sedang terikat dalam kondisi mulut tertutup lakban.

β€œMmmmmfffffmmmmmmm !” Tubuh Dinda meronta-ronta memaksa untuk lepas.

β€œMau saya adalah Perusahaan anda menjadi milik saya, sebagai ganti nyawa putri kesayangan anda.” Kata Rusman sambil menoleh ke Dinda.

Seseorang bertubuh besar berjalan mendekati Dinda. Mengeluarkan sebuah pisau dan mendekatkan ke leher Dinda.

β€œTolong jangan sakiti anak saya.” Pak Raharjo tampak mulai khawatir, apalagi Aksan sejak tadi hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Atau tanpa memberikan sedikit kode apa yang mesti mereka lakukan selanjutnya.

β€œKalo ingin anak anda selamat, maka yang harus anda lakukan adalah menandatangani semua surat-surat yang telah saya persiapkan. Bagaimana?” kata Rusman sambil mengambil sebuah tas koper dan membuka di hadapan Pak Raharjo.

Pak Raharjo menoleh sedikit ke Aksan.

Rupanya Aksan masih saja bersikap tenang. Namun tanpa ada yang menyadari, jika Aksan sejak tadi membaca situasi yang ada, mempelajari semua letak posisi musuh, dan menghitung dari satu ke lainnya cara untuk bergerak cepat melumpuhkan mereka semua.

Aksan hanya membawa sebuah pistol glock, dan dua buah pisau. Jika di hitung musuh lebih dari 10. Tiga di depan mendampingi Rusman. 1 berada di samping Dinda, dan sisanya berada di lantai atas mengarahkan senjata ke bawah. Ke posisi Aksan dan Pak Raharjo berada.

Rusman berjalan mendekat ke Dinda. Mendekatkan ujung pistol ke jidat Dinda. β€œSaya menunggu 1 menit anda mendanda tangani berkas itu, jika lewat dari 1 menit.. maka anda akan membawa pulang jenazah putri anda. Haha.. hitungan di mulai dari sekarang.”

β€œTunggu !”

β€œSaya mulai menghitung...”Klik ! Rusman menekan di layar ponsel. Stop watch mulai berjalan.

Seringaian tak terlihat di wajah Aksan sesaat. Dan bersamaan suara di layar ponsel, gerakan tangan Aksan yang begitu cepat meraih pistol glock di belakangnya.

TFFT ! Satu orang terkena timah panas di jidat, hingga terjatuh ke lantai. TFFTT ! dua orang telah tumbang. Aksan bergerak cepat, menembak satu persatu orang yang berada di lantai atas.

TFFT !

TFFT !

β€œBAJINGAAAANNNN !”

β€œAksan apa yang kamu lakukan ?” tanya Pak Raharjo. Namun Aksan sengaja tak perdulikan, dia bergerak ke depan, berguling untuk menghindari peluru yang mengarah kepadanya.

Aksan lalu berlompat dengan tangan kanan menembak ke atas. TFFTT !! TFFTT !!

DORR ! DORR ! Aksan menghindar dan bersembunyi di balik tiang. Lalu dengan gerak cepat, melepaskan tembakan balasan. TFFTT !

Tembak menembak tak terelakkan lagi. Rusman yang meilhat kejadian itu sangat terkejut. Bahkan ia belum sempat berfikir apapun, seseorang yang ikut bersama Pak Raharjo begitu cepat gerakannya menghabisi anak buahnya satu persatu yang sedang stand by sejak tadi.

Hanya butuh 15 detik, semua anak buah Rusman yang berada di lantai atas terjatuh dari atas dan terkapar di lantai bawah. Semua mendapat luka yang sama, timah panas menembus di jidat mereka.

β€œAksan hentikan...”

β€œBIADABBB KAMU RAHARJO, SAYA BUNUH ANAK MU SEKARANG JUGA !”

Aksan tanpa berucap, berlari ke arah Rusman lalu melemparkan pisau ke arah pria berbadan besar. Jleb ! ujung pisau milik Aksan berhasil menancap di pergelangan tangan pria tersebut. Si pria berbadan besar menjerit kesakitan dan melangkah mundur.

β€œARGGHHHHHHH ANJIIINGGG KENAPA BISA SEBERANTAKAN INI” Teriak Rusman sambil menekan pistol ke jidat Dinda. β€œSuruh hentikan anak buahmu Raharjo sebelum saya menembak dia.”

β€œKalo mau tembak, harusnya tembak saja.. bukan urusan saya, yang menjadi urusan saya adalah setelah ini kamu yang akan saya tembak.” Kata Aksan sambil mengarahkan moncong glock bersilencer ke arah Rusman.

Tak ada ketakutan. Tak ada kekhawatiran di diri Aksan ketika musuh di hadapannya sedang memegang pistol yang tertempel di jidat Dinda.

Aksan maju tanpa sedikitpun menunjukkan sikap untuk menghentikan semuanya. Bahkan Aksan tak menghiraukan sama sekali perintah Pak Raharjo untuk menyuruhnya berhenti.

β€œHancuuuuur semuanya... hancurrr rencana saya, hei kalian bertiga... lawan dia, bunuh dia.” Kata Rusman menyuruh ketiga anak buah di belakangnya untuk maju melawan Aksan.

Ketiganya berjalan dan mulai menyerang Aksan.

Tak mau menunggu lama, Aksan melumpuhkan mereka satu persatu dengan timah panas dari pistol glock. TFFTT ! TFFTT ! Dua orang terkena di lutut, TFFTT ! dan satu orang terkena di dada. Sengaja Aksan tak menembak di jidat, ingin memberikan efek jera kepada mereka.

Sekarang tersisa Rusman sendiri.

Aksan melangkah lebih maju. Berjarak tiga meter, Aksan menghentikan langkah ketika Rusman membuka jaket yang digunakan Dinda. Sebuah bom waktu sudah melekat di dada Dinda. Aksan bukan orang bodoh, jika bom itu meledak bukan hanya Dinda saja yang akan tewas. Dia pun belum tentu bisa dengan cepat berlari untuk menghindari ledakannya.

β€œHAHAHAHAHA KAMU BISA CEPAT UNTUK MENYERANG ANAK BUAH SAYA, TAPI APAKAH KAMU BISA CEPAT MENGHINDAR DARI LEDAKAN BOM INI? HAHAHAHA !”

β€œAksan bagaimana ini?”

Aksan melihat sebuah remote di tangan Rusman.

BIP ! Sebuah bunyi baru saja terdengar, ternyata Rusman telah menekan tombolnya tanpa di sengaja. β€œANJINGGGGG INI KENAPA BISA TERTEKAN SENDIRI SIH?” Rusman teriak dan paham jika ia melepaskan tombol yang sementara tertekan, maka bom akan meledak.

Aksan mulai mencari jalan keluar.

Apa yang mesti Aksan lakukan? Aksan mulai melihat bom tersebut, sepertinya ada bagian kontrol lain untuk menghentikannya.

β€œTurunkan senjata mu bangsat, sebelum saya lepaskan tombol ini.” Ancam Rusman ke Aksan. Rusman berjalan menjauh dari Dinda.

Sedangkan Aksan sengaja mengikutinya sesaat.

β€œHAHAHAHAHAHA ! HAHAHAHA ! Akhirnya saya yang menang Raharjo... kamu lihat? Saya tidak takut mati, asal bisa mati bersama kalian.”

Aksan masih tenang, mencari sesuatu yang di pikirkannya sejak tadi.

Hingga pandangan Aksan terfokus pada sebuah lampu kecil yang berkedip-kedip di bagian bahu kiri Dinda. Aksan menyeringai sesaat, lalu mengangkat kembali pistol glock dan mengarahkannya bukan ke Rusman melainkan ke Dinda.

β€œEh Aksan apa yang kamu lakukan?” Tanya Pak Raharjo panik.

β€œWah wah... sepertinya dia sudah putus asa, makanya dia mau menembak mati anak kamu Raharjo. Hahahaha bagus bagus.”

Aksan tak memperdulikan ocehan mereka berdua. Aksan mulai mengarahkan glocknya ke arah yang tepat.

β€œMmmffffmmmmmm !” Dinda makin berteriak-teriak dalam kondisi mulut masih tertutup.

β€œDinda... nama kamu Dinda kan? Kamu masih kenal dengan saya?”

Dinda mengangguk-ngangguk dalam ketakutan.

β€œSeharusnya kamu sudah mati sejak lama.”

β€œMmmmfffmmmm”

β€œCuma jika kamu matinya sekarang, maka tidak ada lagi sesuatu yang menyenangkan bagi saya. Jadi kamu tenang, jangan bergerak...”

Dinda mengangguk lagi.



β€œApa yang akan kamu lakukan Aksan?”

β€œHei anak muda, kamu mau ngapain?”

β€œSaya... akan β€“β€œ



TFFTTTT ! β€œ-Menembak.” Sebuah timah panas keluar dari moncong Pistol Glock, bersamaan Aksan menyelesaikan kalimatnya. PLANG ! Berhasil, sebuah alat kecil dengan lampu yang berkedap-kedip baru saja tertembak dan terjatuh ke lantai. Bersamaan ujung pundak Dinda terluka.

Lalu –

TFFTT ! Aksan menembak ke arah lain. β€œArghhhhhhh !” bersamaan terdengar teriakan Rusman di sisi kanan. Rusman lalu terlihat terduduk dengan kondisi lutut yang terkena tembakan.

Aksan menyeringai.



β€œBeres... bisa berdiri sendiri kan?” Selanjutnya Aksan hanya berbicara sebentar kepada Dinda, lalu ia berjalan mendekat ke Pak Raharjo. β€œSandiwaranya selesai, silahkan selamatkan putri anda.”
 
Update PATAS tanpa berhenti
:alamak:
Dengan menampilkan "lakon" yang begitu dingin, anda punya PR besar untuk merencanakan alur "megah" buat cerita ini, suhu.. hekekek
But, so far so good..
terimakasih.. semangaaat!!
:ampun:
 
Bimabet
Segini aj udh memancing adrenalin,,ap lg oas klimaks masalah...mantap suhu..seaht selalu biar bs update trus..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd