Salam semprot croooootttt
croooott
uh yes!
Ah
senangnya menulis kembali sambil mengingat masa lalu yang absurd, pertama-tama ane kepingin ngucapin terimakasih banyak kepada suhuwan dan suhuwati yang sebelumnya telah berkunjung masuk ke thread cerita pertama ane yaitu Awal Untuk Bagja, serta kritik, saran membangun, berbagai apresiasi dan juga motivasinya, yang membuat ane terbakar motivasinya, untuk melanjutkan cerita ini dengan lebih baik lagi
terimakasih semuanya
..
Ehm
ok suhuwan suhuwati dalam cerita kedua ini ane masih melanjutkan cerita sebelumnya, masih berlatar belakang indahnya kota parahyangan, serta seputar kehidupan Bagja yang masih idealis nan serampangan. Dalam lanjutan ini ane masih menuangkan 80-90% pengalaman pribadi, yang ane coba tuangkan menjadi jawaban dari semua misteri dari cerita sebelumnya, apakah Bagja baik-baik saja dengan Lia?, apakah yang terjadi dengan El?, apakah Bagja doyan ngupil?, ataukah ketek Lia burket?, ya
inilah jawaban dari semua pertanyaan yang ada, yang ane kasih judul
..
Ahir Untuk Awal Don Juan Syariah"
Tanpa banyak cingcong bencong lagi ane ucapkan
..SELAMAT MENYANGSIKAN, yuuuuuuuu mareeeeeeeeee
!.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maaf kalau ada nama kesamaan tokoh atau tempat yang ane samarkan
sumpaaaahhh ga sengaja
sumpaaahhhh
.!.
Ahir Untuk Awal Don Juan Syariah
(Kejar Cinta)
AAAHHHH
NGGGHHHH
uuuuhhhh
, haaaaaahhhh
hmmmmmhhh, HAAHH
AH
AH
AH
AH
AAAAAAHHHHH
, AAAAAHHHH
AAHHH
!.
Betul kata orang tua zaman dulu, dilarang cuma berduaan untuk sepasang muda-mudi, karena makhluk yang ketiga itu syetan. Hampir setiap pagi buta kami sambut dengan desahan serta suara lenguhan yang saling bersahutan, keras
lembut
keras
lembut, kami lakukan dalam sebuah kamar yang lumayan besar dan nyaman untuk ukuran anak kost, sambil menaikan volume tv agar samar suara kami dari heningnya suasana pagi di kosan Lia.
Ya
Lia dan aku a.k.a Bagja, seorang mahasiswa mulai teladan yang sudah jadi senior di kampus, dengan prinsip taktis, realistis, tidak pesimis, optimis, ekonomis dan jauh dari syphillis semangat mengejar cita-cita dan cinta
YES!.
Aku mandi dulu ya sayang!.
Seraya mengusap kepalaku, lalu dikecup nya bibir tebal ini dengan rasa sayang. Sejenak ku termenung, sambil menunggu Lia mandi, yang sebelumnya ku bersihkan dulu sony pelung hingga bersih dan wangi. EDAN, inikah kehidupan nyata?, pertanyaan dalam kepalaku saat itu. Berbagai hal yang telah ku lalui sebelumnya, mengantarkan diriku ke saat ini. Saat dimana ku rasakan pola pikir yang berubah, berubah lebih fokus untuk memikirkan kuliah, karir, keluarga dan juga Lia. Ya
Lia seorang yang mempunyai arti untuku.
Yang
toket kamu kayanya tambah gede
hehehehe!, kataku.
Iya nih
gara-gara kamu di senamin terus, hayo
tanggung jawab!, pinta Lia.
Ok
bra baru ya?atau ga usah pake bra?...hihihihi!, tawa ku, usil.
Ish
enaknya
yu berangkat!, ajak Lia.
Waktu menunjukan pukul 6.48 AM di jam tanganku, yang bunyi alrm nya masih saja porno, TITIT
ya
itu bunyinya. Lia masih menjadi alrm dan motivasi ku untuk cepat bangun dan bersiap untuk menjemputnya, agar pergi bersama ke kampus. Walaupun sebenarnya masih ada waktu senggang yang cukup banyak di pagi buta itu, kami gunakan dahulu untuk ML, ya
hampir setiap pagi, karena libido kami yang sebenarnya cukup tinggi.
Yang, sarapan dulu?, tanyaku pada Lia.
Ngga ah
nanti aja sekalian makan siang sama kamu, jawab Lia.
Eh
hari ini kelas kita sebelahan ya?, tanyaku.
Iya
asiiiikk
di lantai 2, Jawab Lia senang.
Pagi itu percakapan kami terus berlangsung, sambil berjalan bersamaan. Terlihat teman-teman kami, dari masing-masing kelas yang sedang menunggu dosen di luar kelas, dengan berbagai aktifitas sambil menyambut kami.
Aku ke kelas ya?, pinta Lia sambil berlari dan bersahutan dengan teman-temannya.
OK
!, jawabku kepada Lia.
BRAY
kadieu (kesini), maneh (kamu) nggeus (sudah) euy statistik?, tanya Puja.
Anu (yang) binom beres, tinggal 2 soal deui (lagi), teu ngarti (tidak mengerti)
euy!, jawabku.
Hehehe
da ente mah gelo (gila) sih
ngewe wae (saja)
HAHAHAHA
!, tawa Puja keras.
Si
maneh (kamu) tah nyabun wae (saja), matak (membuat) delon
HAHAHAHA! tawaku tak kalah keras.
Tapi ente geus (sudah) beres bray?, tanyaku pada Puja.
Acan (belum)
HAHAHAHAHAHAHAHA!, jawab Puja singkat.
Euh
sarap!, gerutu ku.
Puja, ya
dia salah satu sahabatku juga, bedanya dengan Abi, Puja adalah orang pertama yang berkenalan dengan ku saat pertama kali ospek kampus dulu. Maka tak heran banyak yang menyebut kami kembar sial, karena kami yang selalu bersama dan gaya kami yang sangat mirip, mulai dari rambut, pakaian, hingga selera cewe, yang membedakan kami hanya perawakan ku yang tinggi besar, sedangkan Puja yang jangkis (jangkung ipis), serta sebutan kedua untuk Puja delon (gede-gede bloon).
Kelas statistik 2 pun dimulai, dengan awalan membahas tugas yang di sambung dengan materi. Aku duduk diapit oleh 2 temanku, sebelah kanan Firman dan sebelah kiri ku Dwi, lalu insiden akibat osam (obrolan sampah) itu pun terjadi
F= Firman D= Dwi B= Bagja BD= Bu Dosen
F : Wi ente apal si Ibu (dosen) cemberut?, sambil mengecilkan suara.
D: Teu (tidak) dapet jatah ti (dari) suami!, asbun (asal bunyi).
F : hihihihihihihi
!, ketawa kecil.
B : (Diam sambil mencoba fokus memperhatikan dosen).
F : Wi
biasana mun (kalau) di jilbab maina (main sex nya) hot!, sedikit berbisik.
D: Enya (iya)
saking (terlalu) hot abus na (masuk nya) ka irung (ke hidung), hihihihihihi!.
B : hihihihihihihihi
!, sambil tetap mencatat dan mulai tidak fokus.
F : Kanjut na (penis nya), segede sam su (roko), jadi abus (masuk), hihihihihi!.
Osam pun terjadi selama hampir 3 menit antara 2 pemuda hampir waras tersebut, tiba-tiba
.
BD : Kalian yang dibelakang, cengengesan aja, Keluar!.
Mendadak suasana kelas hening bagai kuburan.
D : Ng
ngga bu kita mau di dalam aja, belajar!.
F : I
iya bu sama!.
B : (Tenang sambil terus mencatat).
BD : Saya pengen kalian keluar, daripada merugikan yang lain, kalian keluar!.
Dwi dan Firman beranjak keluar, aku yang sedang mencatat dengan tenang, tiba-tiba di kejutkan.
BD : Kamu juga itu yang di tengah
keluar!.
Asseeeeeeeeeeeeeeeeemmm, bu saya ga ikut-ikutan osam mereka bu, sumpaaaahhhh
sumpaaahhh, cuma cengengesan dikit, karena mereka sedikit waras bu, oh
tolong saya pa polisi borgol saya di kursi chitose ini yang sudah reot, bui saja 2 teman saya, bukan saya
hiks
kembalikan mereka ke habitatnya, rumah sakit jiwa
hiks.
B : Bu saya ga ikut-ikutan ngobrol, saya memperhatikan bu
!, membela diri.
BD : Ngga
saya liat kamu juga ikutan ngobrol, Keluar
Sekarang!.
Dengan sangat kesal dan berat hati, ku ambil buku catatan dan tas, lantas keluar kelas yang di sambut duet remaja gila.
F : Ja
ente kena juga?
hahahahaha
!.
B : Nya (iya)
gara-gara maraneh (kalian) tah
sarap!, gerutu ku kesal.
D : Positif Ja
jadi bebaskan?...hahahahaha!.
D : Geus (sudah) ah
urang (saya) rek (mau) jajablog (makan)!.
Nasi sudah menjadi bubur, dengan masih sedikit kesal aku turun dari lantai 2 menuju tempat penjual roko yang berada di dalam kampus.
Yang aku tunggu di bawah ya (message sent), isi sms ku kepada Lia.
Iya
ko udah keluar? (from cantik), balas Lia.
Nanti aja aku ceritain (message sent), ahir sms ku.
Siang itu kami berdua makan bersama di sekitaran kampus, bersamaan dengan Abi, Sari, Puja dan Toro. Habis sudah diriku yang menjadi bahan olokan mereka saat itu, tapi walaupun begitu Lia tetap selalu mengelus punggungku, seakan berbicara tenang ya sayang gapapa, jangan marah, cuma bercanda!.
bbrrrrrrtttt
brrrttttt, brrrtttt
brrrrtttt! bunyi getar dari hp Lia.
Tak usah ku menerka siapa yang meneleponnya saat itu, karena hampir 15-20 menit sekali telepon itu bergetar, ya
itu dari El, pacar asli Lia. Secara sepintas, fisiku menerima keadaan ini, tak ada raut atau gestur cemburu dari ku, tidak pernah. Saat sendiri terkadang polemik itu datang di pikiranku, jalan mana yang ingin kau pilih Jendral?, Mana objektifitas mu?. Ah
aku belum mau berpikir sejauh itu, walaupun perkuliahan kami akan masuk semester 4. Dimana kami harus mulai fokus untuk menyongsong mata kuliah Tugas Ahir.
Hari itu kami kembali ke jadwal perkuliahan kami, di sibukan kembali dengan segunung teori yang seakan berlomba masuk ke dalam otak kami secara paksa, untuk di cerna, di mengerti dan di ingat, walaupun pada dasarnya otak manusia normal yang sehat, dalam sehari bisa fokus 100% hanya selama 45 menit saja. Ya
itulah realita secara medis dan kelemahan sistem pendidikan Indonesia, yang masih menganut sistem kolonial dan menyama ratakan semua penduduk nya, seolah mempunyai kapasitas otak yang sama, bodoh.
Baik
waktu sudah habis, jangan lupa tugas 2 hari lagi kumpulkan
selamat sore!.
Sore
pak!, jawab kami para mahasiswa di dalam kelas.
4 PM, waktu ku lihat jam tangan ku, tak lama dosen keluar dari kelas, sebagai tanda perkuliahan untuk hari ini selesai. Lia yang sudah menunggu di luar menyambutku dengan senyumnya yang manis, sambil berkata manja padaku,
Ayooo
pulaaang!.
Pulang?
pulang kemana?, tanyaku usil.
Iiiiihhh
ke kosan!, jawab Lia masih manja.
Emang mau ngapain pulang?, tanya ku lagi.
Ih
lama
sini!, tagas Lia sambil berbisik di telingaku.
Mau tiduran ga pake baju sama kamu!, jawab Lia sambil berbisik.
Aku membalas dengan senyuman hangat sedikit mupeng padanya. Sambil memegang tangannya, kami berjalan menuju tunggangan kami, oh
si bleki yang bersejarah nan setia, yang tidak pernah banyak bicara, sudah nongkrong.
BRAK!, suara pintu yang Lia tutup dengan terburu-buru, setelah kami masuk ke kamarnya.
Entah setinggi apa libido Lia saat itu, yang jelas setelah menutup pintu, Lia mendorongku aga kasar ke tembok dan langsung miciumku dengan ganasnya, dan yang pasti ku sambut ciuman ganas Lia dengan tidak kalah kasar.
hhhhhhmmmmmmhhh
mmmmmmhhhhhhh!, haaaahhhhh
hhmmmmmhhhhh!, hhmmmmmaaaaahhh
hhhhmmmmmhhhhh
eemmmmmmmhhhh!.
Kami masih saling membalas cumbuan sambil berdiri, dengan Lia yang melingkarkan kedua tangannya di leherku. Aku yang mulai terbakar, melingkarkan kedua tanganku di pinggangg nya, lalu ku angkat Lia seperti menggendong nya, reflek kedua kaki Lia melingkar di pinggang belakangku. Tubuh kami bertemu erat, sony pelung yang sudah menjadi roket saat itu, bergesekan dengan gundukan daging kemaluan Lia, dengan sesekali ku naik turunkan agar lebih terasa gesekan kemaluan kami.
Hal itu berlangsung selama 5 menit, lalu Lia melepaskan cumbuannya, menatapku dan turun dari pangkuanku untuk mengambil remote tv, Lia menekan tombol power dan menambahkan volume tv agak kencang dari biasanya.
Lia melemparkan remote tv, lalu berjalan ke arahku dan
PLAK
cuma segitu
hah
cuma segitu sange kamu?.
ANJIISSS
LIA NAMPAR AING (saya)!, aku yang kaget terdiam beberapa detik, berfikir ada apa dengan Lia?, tak perlu ku cerna lama untuk mencari jawaban, ok
mau main kasar
anda salah nantang orang JENDRAL!.
Tanpa berfikir lagi, ku dekap Lia kasar, ku cumbu kembali dengan beringas sambil membuka kancing kemeja nya, ku tanggalkan kemejanya dengan kasar, sambil tetap bercumbu. Tubuh Lia yang masih di balut tanktop hitam waktu itu, tak lagi ku perdulikan, ku tarik tanktop hitam Lia, lalu ku robek dari tengah dadanya, hingga terbelah 2.
Dalam keadaan tensi yang sudah naik, ku jambak rambut panjang Lia, hingga Lia menengadah dan lepas cumbuan panas kami.
AH!, Lia sedikit berteriak karena ku jambak.
mau cara kasar heh?, ku tanya Lia sambil menggesekan-gesekan kelamin kami.
iya
mau
aaaaahhhh!, jawab Lia, cepat.
MAU APA?, tanyaku kasar dengan menjambak keras rambutnya.
ahhh
mmmau kamu entot sayang
hhhhh
hhhh, jawab Lia.
Makin keras jambakan ku pada Lia, ku hentikan gesekan, lalu ku dorong jatuh Lia ke kasur, dengan cara menjambak dan melemparkannya ke bawah. Aku yang masih berdiri, secara cepat ku tanggalkan seluruh pakaianku tanpa sisa. Lia membuka bra nya lalu membenerkan posisi tidur nya menjadi terlentang pasrah. Aku menurun kan badanku cepat, di antara kakinya yang mengangkang bebas. Tanpa pikir panjang ku tarik celana dalam Lia yang mulai basah tanpa melepas rok rample nya, dengan kasar ku masukan jari tengah dan jari manis ku ke dalam vaginanya yang belum terlalu basah, lalu mengocoknya dengan tempo cepat.
AH
hhaaaaaaaaaaahhhh
hhAAAAAAAAAAhhhhhh
!, desah Lia keras sambil menggelinjang dan menggeleng kan kepalanya ke kiri dan kanan, tak karuan.
enak sayang?
enak?, tanyaku sambil tetap mengocok dalam tempo tinggi.
AAAAAHHHH
ENNNNNAAAAAKKKK
AAHHHHH
ANJJJJJJJJINNGG
ENNAAAAKK
AAAHH!, jawab Lia keras dan kasar.
AH
AH
AH
AH
YANG CEPPEETTT SAYAAANG
YANG CEPEEEETT
AH
AH
AAAAHHHHHHHH
AHHH
HHAAAAAHH
AHHHH!.
Sesuai keinginannya ku percepat kocokanku dalam vaginanya, tak ku hiraukan perkataan kasar Lia yang sangat menikmati perlakuan sex kasar ku saat itu, karena tak lama seluruh badan Lia menegang, bergetar dan menggelinjang hebat, mengangkat sendiri badannya ke atas, mendapatkan orgasme pertamanya yang hebat. Sambil ku keluarkan jariku dari dalam vaginanya, ku perhatikan beberapa saat, Lia yang sedang orgasme.
Hanya beberapa detik, ku turunkan paksa badan Lia, ku gesekan kontolku di bibir memek nya yang basah dan masih ber denyut-denyut, serta masih bergetar sedikit, ke atas
ke bawah, 2 kali ku gesek dan langsung ku masukan kontol ku yang lumayan besar ke liang vaginanya.
AHHHHhhh
!, desah ku, sambil ku hentak masuk kontolku, yang masuk setengah.
OH
!, desah Lia keras dan kaget, sambil sedikit mengankat badannya dan melihat ku dengan raut muka yang mengerut.
AH
AH
Aaaaahhh!, ku hentakan kembali kontolku, maju mundur hingga masuk semuanya.
Dalam posisi MOT (Man On Top), ku pacu gerakanku dengan tempo yang tinggi, tak menurun. Kedua kaki Lia yang mengangkang, melingkar ke pinggang ku, sambil menekan keras
dan makin keras, seakan tak mau terlepas. Dalam posisi itu, ku genggam kedua tangan Lia yang terlentang ke atas kepalanya dengan tangan kiri ku, sedangkan tangan kanan ku meremas keras toket kirinya, dengan sesekali menampar toketnya yang mancung menegang, dengan sedikit keras, sambil terus memaju mundur kan sony pelung dengan tempo tinggi dan makin tinggi lagi, dengan kasar.
OH..hohohoh
FUCK
!, aku meracau keenakan.
AAaaaaAAAAAAHHHHH
AH..HAHAHAHAH
UUUUUHHHHHH
eenntttoootttt aakku sayaaaaaang
entot aku..AH..HAHAH..anjjjiiiiiiinngggg
ENNNNAAAKKK
AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH
AH
AH..AAAHH!, racau Lia keras dan berteriak, tak karuan.
Dua kali sudah, Lia mendapatkan orgasme nya, badan dan kepalanya sedikit terangkat ke atas, menegang keras, bergetar, memek nya terasa menyedot kontol ku dan berdenyut-denyut, kedua tangannya mencengkram tangan kiriku keras, dengan pupil mata yang terangkat seluruhnya menjadi putih dan mulut nya yang menganga.
hhhhhh
hhhhhh
hhhhh
!, nafas kami memburu.
Ku hentikan aktifitas ku, dengan badan Lia yang mulai lemas, ku tarik kontol ku perlahan, keluar dari memek nya, ku biarkan Lia istirahat sebentar untuk mengatur nafasnya sambil ku rebah kan badan ku di samping nya.
Masih ku perhatikan dan ku ingat dengan seksama setiap detik momen saat itu, ku belai rambut Lia dengan sayang, sambil membetulkan rambut nya yang tak beraturan. Setelah cukup stabil nafas kami, perlahan ku pegang pinggul Lia dengan kedua tangan ku, lalu ku balikan badan Lia menjadi posisi doggy style.
Perlahan tapi pasti ku hentak, ku masukan penis ku seluruh nya, ke dalam memek nya. Mulai dengan tempo lambat hingga tempo yang cepat
makin cepat, dengan sekuat tenaga, hingga mentok, beradu dengan pantat Lia.
PAK..POK..PAK..PAK..PAK
!, pantat Lia beradu dengan ku.
ah..ah..ah..ah..ah
huuuuuuuhhh
!, lenguh Lia.
PLAK!...AUH!...PLAK!
HAaaAAAHHH!...PLAK!, desah manja dan kaget Lia, sambil ku tampar pantatnya.
Tak lama dalam posisi itu, ku rubah posisi kedua tanganku yang memegangi pinggul Lia, dengan tangan kanan ku yang kembali menjambak rambut panjang Lia dari belakang, menariknya hingga posisi Lia menjadi duduk memebelakangi ku, dengan kedua kakinya yang di lipat dan posisiku yang duduk bertumpu pada bedua kaki ku yang dilipat ke belakang. Dengan masih menaik turunkan genjotan extrim kontolku pada memek Lia, kangan kiri lia melingkar ke belakang kepalaku, lalu kedua tangan ku meremas gemas kedua toket Lia dari belakang.
hhhhhhh
hhhhhh
hhhhhh
hhhhhh
enak sayang?...enaaakk?...mau lebih cepeeet?...hmmmm?, tanyaku dari belakang, sambil berbisik di sebelah kanan telinga Lia.
mau sayang
entot aku cepet
entot lagi aku sayang
hhmmmmmmhhhh
uuuuuuhhhhhh
.uuuuhhhhh
!, jawab Lia.
Tangan kanan ku berpindah memegang dan menggesek-gesekan bagian clitoris nya, kencang,sambil menambah tempo genjotan ku hingga maksimal, dengan sisa tenaga yang ada. Karena aku merasakan sperma ku, akan segera menyembur keluar.
OH..OH..OH..AH..AH..AH..AH..AH
.AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHH
AAAAAAAAHHHHHHHHGGG
.aaahhhhhhh
.!, lenguh Lia keras dan cepat hingga kami berdua orgasme bersama.
HHAAAAHHH
HAAAHH
ahhh
sssrrrreeeeett
ssssssssrrrrreeeeeeeettttt
sssrrrreeeettt
!, lenguh ku sambil menghentakan penisku dalam dan kencang, bersamaan dengan keluar nya sperma ku, beradu dengan cairan kewanitaan Lia, dalam memek nya.
Badan kami jatuh lunglai bersama, ku peluk Lia, hangat.
hhhhhhh
hhhhhh
hhhhh
!, nafas kami memburu, mencoba mengatur agar normal kembali.
gila ih
punya kamu gede banget tau!, Lia protes padaku.
tapi suka?, tanyaku.
Lia hanya menganggukan kepala, tanda ia menyukainya. Hampir 15 menit kita berbaring telanjang bersama dengan mesra, hingga
Now wont you say something?
Please say something
And believe me now, Id only lie to you
(reff: Haven-Say something)
Bunyi ringtone hp Lia, sekali lagi tak usah ku mengira-ngira siapa yang hendak membuyarkan momen kami sore itu, sontak Lia mengambil hp nya dan merima telepon. Aku bangun dari posisi ku, melihat, memperhatikan dengan seksama, sorang perempuan yang ku sayangi, sedang bercakap mesra dengan seseorang yang juga di cintainya. Tepat di depan mataku, mesra, tertawa, ku perhatikan dengan detail Lia, dan apa yang aku lakukan?....
DIAM
.terpaku, menjadi bodoh, karena tak ada yang bisa aku lakukan.
Perasaan yang sebelum nya tidak pernah datang, kini ku rasakan dengan sangat baik, seperti di hianati seseorang yang sangat ku sayangi, tepat di depan mataku, setiap 15 menit sekali, setiap hari, tanpa bisa aku melakukan apapun. Tak bisa aku munafik saat itu, sakit, kecewa, rasa itu muncul bersamaan. Mulai juga aku berfikir, bahwa aku adalah seorang munafik, keledai bodoh penuh nafsu belaka, yang mulai menghancurkan kisah kasih cinta 2 insan, ya
aku melihat dan berfikir, yang ku lakukan adalah merusak hubungan mereka, harus segera ku hentikan kebodohan ini.
hei
kamu kenapa ngelamun?...marah ya aku telepon El, depan kamu?, tanya Lia curiga.
hah
engga
gapapa ko, cuma merhatiin kamu aja!, jawabku
si bodoh.
sayang
aku seminggu nginep di kosan El, mulai besok, dia tadi aga protes, soalnya udah lama ga ke sana!, pinta Lia.
Tertegun ku sejenak atas perkataannya.
oh
ya udah
aku
bersih-bersih dulu ya?, tanyaku pada Lia.
iya yang bersih ya
sayang!, jawab Lia tersenyum.
Tanpa berpikir panjang, ku cepat bersihkan badanku, memakai kembali pakaian ku, mengecup Lia, lantas pamit pulang, dengan perasaan sangat dilematis.
Dalam perjalanan pulang dengan bleki, kepalaku tak berhenti berpikir, mengingat perjalanan kami dari awal, mengingat kami sebagai hidung dan upil yang sangat erat, mengingat setiap momen yang ada, mengingat apa yang baru saja kami lakukan tadi, mengingat perkataan sang beruang padaku dahulu, AH
TOLOL
apa yang aku lakukan?, pikirku.
Pecah konsentrasiku, ponsel ku bergetar tak berhenti, aku menepi sambil menggerutu, sapa sih?, ku lihat kakak ku menelepon, yang lantas aku terima.
halo
teh!, aku menerima telepon.
de
dimana?, cepet ke Hasan Sadikin (rumah sakit negeri, Bandung) sekarang, papah ambruk!, kata kaka ku tergesa-gesa.
HAH
i
iiya
sekarang kesana!, lemas ku jawab, sambil menutup telepon.
Kosong isi kepala ku, kaki ku terasa melayang, hiruk pikuk macet nya kota Bandung, mendadak hening, rumah sakit
rumah sakit
sumah sakit!, aku mencoba kembali fokus, langsung ku geber bleki, tapa lagi memperdulikan apapun, maaf ya bleki
kamu di geber terus
hihihihi.
Setelah ku parkirkan bleki, aku berlari menuju ruang IGD, terlihat di sana kaka ku, adiku, paman ku, serta istri sang beruang, yang sedang tersedak menangis tak berhenti.
de
harus dirawat!, kata kaka perempuanku sambil menangis.
Aku hanya terdiam, terpaku, meliahat keadaan saat itu, lalu paman ku yang juga seorang dokter, menariku agak menjauh dan berbicara
papah sudah di cek darah nya, tadi di rumah papah jatuh di luar kamar mandi, sebelum nya muntah darah, tadi juga pak de sudah berbicara sama dokter spesialis lever di sini, papah kena sirosis Ja
stadium lanjut
maaf Ja
perkiraan pak de dan dokter di sini
ga lebih dari 8 bulan!, paman ku menjelaskan.
Kaget, lemas badanku mendengar ucapan paman ku, hampir tak sanggup lagi ku berdiri, wahai Tuhan
sudi ku tukar nyawaku yang hina ini sekarang, dengan nyawa bapaku!, gumam ku dalam hati. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku, aku berjalan lunglai, kembali ke bilik itu, mencoba menenagkan keluarga ku.
Beberapa saat aku coba menenang kan diri dan keluarga ku, lalu aku mulai mengurusi administrasi rumah sakit yang berbelit, hingga bapaku masuk kamar rawat inap hari itu. Aku keluar dari kamar rawat inap dengan lemas, ku ambil handsfree dan rokok, sambil duduk merenung, mengingat kembali sang beruang yang jujur dan tegas, yang mulai melemah fisik nya sejak beliau mulai pensiun dulu, sudah 4 kali dengan sekarang beliau ambruk, ini yang paling parah. Diam diriku di smoking area rumah sakit, ku pasang lagu, ku biarkan Damien Rice mengalun, sambil melihat ada 2 sms yang masuk, yang lantas ku buka.
sayang
kamu marah ya?ati-ati di jalan (from cantik), tak ku perdulikan dan tak ku balas.
beroooo, dimana euy
ada tawaran nih, kerjaan jangka panjang dari padhyangan, kabar kabari nya (from dimas), bunyi pesan dari teman seperjuangan ku saat SMA.
Apakah ini tanda?, apakah ini jawaban yang harus ku ambil untuk semua ini?, pikir ku sambil melihat pesan dari Dimas.
Ku harap pesan ini adalah secercah harapan ku, untuk kembali, menjadi seorang laki-laki sejati, yang tanpa mengeluh akan mengejar cinta yang kekal demi keluarga ku, untuk masa depanku dan untuk semua orang yang pantas aku cintai, sambil ku usap air mataku dan mehanan isak tangisku.
I cant take my eyes off of you
I cant take my eyes of you
I cant take my eyes off of you
I cant take my eyes of you
I cant take my eyes of you
I cant take my eyes
(reff: Damien Rice-Cant take my eyes off of you)
Para suhuwan dan suhuwati, sekian lanjutan dari cerita perjalanan kehidupan Bagja, bagian pertama. Sebelum ane posting lanjutannya, ane ucapkan terimakasih banyak untuk para semproters yang mau menunggu, menyimak, memberi kritik serta sarannya yang membangun, semoga lanjutan cerita ini akan lebih baik lagi, yang dimana, nanti pada bagian kedua, cerita Bagja dan Lia selesai, tetapi jadi awal perjalanan panjang Bagja. Sekalian di ahir nanti, ane posting pict
ASLI Lia dan Bagja
Terimakasih
Salam semprot
.CRRRROOOOOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTT