Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ba Jing Fang Contollia

Makasih up date nya suhu.
Ditunggu lanjutan nya. Kisah dendi udah yang belum risky, bara dan eko ya jadi apa sih dendi jadi raja tapir lalu yang lain jadi raya apa saja ya.
 
POV Redy



Tuhan menciptakan mahluk-Nya beraneka ragam dan rupa. Ada yang berwujud sempurna dan ada yang berwujud tak sempurna. Mereka yang diciptakan dalam wujud sempurna , oleh Tuhan diberi akal dan nafsu. Dan sebaliknya yang berwujud tak sempurna hanya diberi nafsu saja.

Tuhan juga menciptakan pendamping untuk mahluk mahluk-Nya. Tak hanya berupa benda mati, ada banyak berbagai wujud bernyawa yang seharusnya bisa dinikmati oleh manusia. Namun sayangnya tidak semua manusia memahami dan tidak bisa memenuhi ekspektasi pencipta-Nya. Sikap arogan dan haus akan kuasa membuat manusia lupa diri.

Manusia sepertinya tidak akan pernah puas dengan segala bentuk pencapaian hidupnya. Keegoisan itulah yang kadang membuat Sang Pencipta marah dan tak segan untuk menurunkan bencana. Lalu yang ada kemudian adalah isak tangis dan penyesalan. Keadaan seperti itu terus berulang sampai akhirnya sandy yang tak berdosa di sensor oleh KPI. Sebuah kebodohan yang nyata, bukan sebuah upaya untuk mawas diri.

Manusia juga mahluk yang penuh serakah. Mereka saling berlomba untuk memuaskan nafsu binatangnya. Tak mau kalah dan harus bisa menjatuhkan musuhnya. Entah dengan cara yang wajar atau tidak, yang penting tujuannya bisa tercapai. Ego harus diatas segalanya dan masa bodo dengan kepedulian. Sudah tidak perlu lagi tenggang rasa bila nafsu sudah mulai berbicara.



********************************************************************************************************************************************



Namaku Redy. Tak usahlah ku sebut panjang nama asliku karena takut kalian kepoin akun instagramku. Penampilanku sih emang sebelas empat belas dengan Roy Jordi. Itu lo sang artis laga yang legendaris. Kalo sampe kalian ga tau Roy Jordi berarti kalian masih child yesterday afternoon.

Anak kemarin sore.

Hih gitu aja kalian masih ga ngerti.

Dasar kuper.

Dengan wajah yang memiliki tingkat persamaan level rendah dengan Roy Jordi, tidak semerta merta aktifitas asmaraku menjadi sukses. Sudah banyak cewek yang sadar bahwa aku ini tidak pantas untuk menjadi pendamping kehidupan mereka.

"Maaf, kamu terlalu baik buat aku"

"Maaf, aku mau fokus kuliah dulu"

"Maaf, kamu ngacengan"

Begitulah berbagai macam penolakan yang ku terima saat aku menyuarakan isi hati dan menyatakan perasaan. Beberapa cewek sempat sih menjadikan aku sebagai teman dekatnya.

Teman dekat saat mereka nyuci.
Teman dekat saat kos kosan mereka kotor.
Teman dekat saat mereka menstruasi.

Yah ujung ujungnya akulah yang harus menjadi korban ketidakmanusiawian mereka. Harga diriku yang emang sudah tidak berharga, menjadi tambah hancur saat aku menjadi budak cinta.

Hiks hiks..

Terkadang aku sudah lelah dengan semua ini. Inginku melayangkan protes kepada Tuhan untuk segera menyatukan aku dengan jodohku tapi apa daya jawaban dari Tuhan selalu itu itu saja.

"Jodoh itu bukan ditangan Tuhan tapi ditangan penghulu. Tuhan cuma menciptakan dan mempertemukan lalu penghulu yang mengsahkan. Jadi lebih baik hubungi penghulu bila kejombloanmu tidak tersembuhkan"

Rasanya aku ingin membazooka orang yang mengaku ngaku Tuhan itu. Fak.

Syukurlah tidak hanya aku yang mengalami pedihnya hidup tanpa asmara Setidaknya ada 3 mahluk lagi yang juga mengalami nasib naas yang serupa.

Yang pertama sohib encerku yang mirip lelehan sperma. Dedi namanya. Banyak orang yang menyangka kami adalah saudara saat melihat keakraban kami berdua. Tapi sumfah, Dedi itu bukan siapa siapaku. Kami cuma kebetulan mengalami nasib yang sama, berada di tempat yang sama dan melakukan sesuatu disaat yang sama pula. Entah ini disebut anugerah atau musibah saat bersama dengan Dedi. Yang jelas lebih banyakan ngenesnya dibanding bahagianya.

Dedi ini anak juragan beras yang terkenal di kota kami. Anak satu satunya pula. Dengan statusnya sebagai pewaris tahta toko beras suatu saat nanti, Dedi kerap bergaya parlente. Mulai dari baju, gadget sampai aksesoris yang menempel ditubuhnya semua serba kekinian. Itulah yang membedakan penampilan kami. Walau begitu, sikapnya yang kadang ngguatheli level dewa membuatku ingin mengirimnya ke rumah sakit jiwa untuk mengatasi kegilaannya yang sangat sangat menyusahkan kami berdua.

Yang kedua mahluk ajaib yang sering beradu mulut tapi berbagi kehangatan bersama emaknya. Kumbara namanya. Dilihat dari segi estetika dan pariwisata, bisa ditebak kalo sohibku yang satu ini adalah reinkarnasi gagal ksatria zaman dulu yang sangat fenomenal di radio. Entah bagaimana histori emaknya saat melahirkan dia, yang jelas antara nama dan panggilannya sangat absurd luar biasa. Brama Kumbara tapi panggilannya sapi. Mungkin pas lahirannya dulu, si kumbara ini langsung keluar gara gara perut emaknya habis ketendang sapi. Makanya untuk menghormati jasa sang sapi, emaknya memanggilnya sapi. Sekali lagi ini cuma kemungkinan loh ya. Untuk lebih jelasnya kita tanya galileo......

Dan yang terakhir, sahabat luar angkasaku yang bernama Eko. Mengapa aku menyebutnya sahabat luar angkasa itu karena penampilannya yang sangat sangat kocak mirip alien. Gimana tidak menjadi santapan bullyan jika penampilannya selalu tidak memenuhi unsur keindahan, kenyamanan dan kepantasan. Coba bayangin aja, rambut kanan kirinya gundul cuman nyisain sebaris rambut berwarna pink ditengahnya. Udah gitu pakaian favoritnya kaus kutang lengan panjang. Di bagian bawahannya dia selalu mengandalkan boxer warna ungu motif polkadot. Dan untuk menutup penampilan amburadulnya dia selalu menggunakan sandal jepit berbeda warna.

Singkat kata, cidera mata bagi yang melihatnya.
Dan kami berempat sepakat menamai diri kami sendiri sebagai The Power Puff Boy.
PPffttt....

Suatu hari, Eko mengutarakan niatnya untuk mengajak kami naik gunung. Aku yang seumur umur tidak pernah naik gunung, awalnya sempat ragu dan hendak menolaknya. Tapi saat Eko menceritakan betapa asyiknya naik gunung, sontak imajinasiku mulai bekerja. Siapa tahu saat di gunung nanti ada sesuatu yang bisa merubah jalan hidupku.

"Eh gengs, tapi aku belum pernah muncak . Kalo aku gak kuat gimana ?" Aku berkata sambil menundukkan kepala.

"Sama aku juga" Dedi menambahi pernyataanku barusan.

Eko yang mendengarkan pernyataan kami hanya melongo. Dia seolah tidak percaya, secara usia masih muda tapi belum pernah sekalipun naik gunung.

"Kalo aku sih sudah" Bara pun berkata lirih.

Aku yang duduk tepat disebelah Bara mendengar perkataan tersebut. Seolah tidak percaya akan hal tersebut, aku sontak bertanya "gunung mana yang sudah kau daki Bar?"

Bara hanya tersenyum...

Dan Dedi pun memandang Bara dengan tatapan memukau. Dia juga penasaran akan perkataan sahabatnya itu."iya..dimana bar".

"Gunung kembar emak aku lah" jawab Bara tanpa dosa.

"Wasyuuuu.... " .

Kami kompak memaki dan tentu saja tidak mempercayai jawaban asal njeplak Bara itu. Meskipun ada satu diantara kami yang mengetahui fakta sesungguhnya. Apa yang dikatakan Bara barusan itu tidak sepenuhnya bohong. Karena setiap pagi selalu disuguhi pemandangan nenen montok yang tidak pernah memakai beha. Hanya sehelai kain daster batik.

"Ayolah gaes muncak napa, buat pengalaman gitu" Eko mencoba merayu.

"Hmmm...gimana ya" jawabku ragu.

"Ayolah...ayolah...ayolah..." bujuk Eko lagi.

"Aku sih yes" Bara pun menyahut.

Aku dan Dedi masih terlihat ragu. Ini akan menjadi pengalaman pertamaku mendaki gunung. Butuh banyak persiapan, belum lagi perlengkapan untuk mendaki aku juga tidak punya.

"Udah tenang aja, untuk perlengkapan kita bisa sewa" sahut Bara seolah dia tahu apa yang sedang aku pikirkan.

"Tau aja lu sob" kata Dedi malu.

"Biar aku yang sewain perlengkapannya" kata Eko antusias.

"Assiiiaaaaapp..."

Akhirnya dengan penuh kenekatan dan kepercayaan pada teman temanku, aku memutuskan untuk ikut. Tentu hal tidak akan mudah untuk menyiapkan segala tetek bengeknya. Apalagi soal meminta izin pada orang tuaku. Harus ada alasan yang valid dan kalau perlu ada jaminannya.
Huuuffttt...

Ternyata tak sulit bagiku untuk mendapatkan izin dari orang tua saat ku sebut nama Dedi sebagai jaminannya. Akhirnya ada gunanya juga mahluk itu. Kini tinggal ku persiapkan segala peralatanku dan menunggu Dedi untuk menjemputku. Tak lupa ku bawa laptop kesayanganku untuk menemani perjalanan yang tampaknya bakal menyenangkan ini


*******************************************************************************************************************************************


"Perjalanan kita kurang lebih sejam, untuk sampai ke base camp lalu paling ndak butuh waktu empat jam untuk sampai ke puncak. Itu pun jika tidak ada kendal" terang Eko kepada kami.

"Mengingat ini perjalanan pertama kalian, jadi aku mohon kerjasamanya ya" lanjutnya lagi.

Eko memandang wajah kami dengan penuh keraguan. Ada sepercik ketidakyakinan di tatapannya. Namun kami semua malah memasang tampang bloon. Mungkin hanya aku saja yang terlihat serius.

Gunung kembar kerangsang, itu lah tujuan kami menghabiskan akhir pekan. Butuh perjalanan kurang lebih satu jam untuk sampai ke base camp. Dari base camp butuh waktu sekitar empat jam untun sampai ke puncak tertinggi. Itu pun jika tidak ada kendala di perjalanannya. Mengingat jalur yang akan dilalui cukup membuat adrenalin melonjak. Ada enam pos yang harus dilalui oleh para pendaki untuk bisa menaklukan gunung itu.

Dan jalur yang bisa dikatakan cukup ekstim berada antara pos empat sampai dengan pos lima. Disitu terdapat sebuah padang savana yang luas, jika tidak pandai menentukan arah dijamin akan tersesat. Selepas savana kita dihadapkan oleh padang tandus dan berbatu. Di sana juga terdapat formasi tebing dan jurang sehingga perlu kehati-hatian.

Namun diluar dari hal tersebut, tidak banyak yang tahu jika di salah satu lereng gunung tesebut terdapat makam yang dikeramatkan. Banyak sekali yang melewatinya tidak sadar jika lokasi itu adalah sebuah makam, karena hanya terdapat sebuah batu yang amat besar dengan permukaan yang datar dibagian atas.

"Akhirnya sampai juga kita" ucap Dedi yang antusias selama perjalanan.

Namun berbeda denganku, perasaan was-was mulai datang menyelimuti hati. Aku selalu berdoa agar mobil yang kami tumpangi tidak mogok dijalan. Mengingat kondisi jalan yang didominasi oleh tanjakan dan turunan tajam.

Setelah istirahat sebentar, kami pun beranjak ke pos penjagaan untuk mendaftar juga melengkapi administrasinya. Proses ini memakan waktu cukup lama mengingat bukan hanya kami berempat saja yang mengunjungi gunung ini. Dari daftar yang akan kami isi, sudah ada seratus orang sudah berada diatas, sedang sisanya ada puluhan yang masih antri guna mendaftar seperti kami.

"Markitkem gais" ujar Eko yang telah selesai melengkapi administrasi.

Terlihat dia juga menenteng beberapa lembar kertas, yang berisi petunjuk dan pilihan jalur.

"Disini ada tiga jalur mendaki" terang Eko.

"Kita ambil jalur tengah atau jalur ke tiga saja, kondisi trek cukup landai cocok untuk para pemula seperti kita. Meski ada selisih waktu tempuh sekitar sejam dari jalur yang lain"

Kami hanya mengangguk setuju dan mengikuti petunjuk dari Eko. Aku sadar jika masih awam soal gunung jadi tidak berani mengambil resiko. Bagiku disini hanya untuk pengalaman dan kesenangan semata. Biar ada yang ku sombongkan.

Dari pos penjagaan kami mulai beranjak menuju base camp, tempat tujuan pertama. Rencananya disana kami akan istirahat lagi sebelum melakukan summit di malam harinya.

"Akhirnya sampai juga " celetuk Bara saat sampai di base camp.

"Yoyoi..." sahut Dedi senang.

Sedangkan aku cuma ngos ngosan karena ini kali pertama baginya jalan kaki segitu jauhnya.

"Hosshh...hosshh...hosshh..." deru nafasku memburu sambil sesekali ku usap keringat di dahi.

Eko yang berada di belakangku berkata" gimana sob, lu sanggup kagak soalnya medan diatas jauh lebih menanjak dari yang tadi.”

Eko tampak kuatir dengan kondisiku saat ini.

"Gak apa kok, kita lanjut saja" kataku masih terengah-engah.

"Tapi pelan-pelan saja ya"

"Hahaa, tenang aja sob disini kita have fun aja jangan jadi beban" kata Dedi sambil menepuk nepuk pundakku mencoba menetralisir keadaan.

"Betul itu, disini persahabatan kita akan diuji" kata Bara sok bijak.

"Ente kenapa pak Eko," ucap Dedi penasaran dengan temannya satu itu. Ini bukan menjadi kebiasaan Eko, diam.

"Iya bener, pak Eko diem mulu dari tadi" ucapku yang juga penasaran.

Bara hanya memandang sahabatnya begitu lekat, jauh didalam mata Eko serasa kosong. Pasti kalau sudah seperti ini, besar kemungkinan ada sesuatu yang kini dipikirkannya.

"Kebelet pup dari tadi" jawab Eko yang kemudian dia berlari menuju toilet.

Di area base cam ini memang disediakan toilet umum dan mushola. Ada juga bangunan yang digunakan untuk registrasi ulang juga tempat menitipkan barang.

Sambil menunggu Eko menunaikan hajatnya, Dedi lalu duduk duduk santai sedang Bara lagil kipas kipas kemayu dan aku lalu berinisiatif membuat makanan untuk kami berempat.

"Aahh...legaaa.." ujar Eko yang baru datang dari toilet.

"Haha..setaan " celetuk Dedi yang tengah menikmati semangkuk mie hasil kreasiku.

"Nih bagianmu" kata Bara.

Disela-sela mereka menikmati makan malam itu, Bara menanyakan rencana kedepannya.

"Nanti rencana gimana pak" tanya Bara kepada Eko.

"Mengingat kondisi Redy, kita majukan saja jadwal kita. Nanti sekitar jam 9 kita sudah mulai naik dengan estimasi sampai puncak sekitar jam dua. Dengan formasi aku di depan diikuti Redy lalu Dedi dan Bara di bagian paling belakang. Disini butuh kerjasamanya dan buang jauh-jauh ego kalian. Karena kerja sama tim akan mempermudah kita. Dan yang paling penting jangan dipaksakan, jika lelah kita istirahat" terang Eko.

Kami semua diam saat mendengarkan penjelasan Eko. Lalu mengangguk dan paham akan tugas masing-masing.

"Kita nikmati saja perjalanan ini jalan pelan saja gak perlu ngejar sunset" tambah Bara yang kemudian diamini yang lain.

Tepat jam sembilan, kami bersiap lagi untuk melakukan summit. Di awali dengan berdoa, lalu kami berjalan menyusuri jalur yang akan di lalui. Jalur tiga memang lebih ringan dari yang lain, dan cenderung landai karena mengambil jalur memutar. Jalur yang didominasi savana dibagian awal ini menyimpan sebuah rahasia dan rahasia tersebut tanpa sengaja akan dibuka oleh Dedi nanti.

Sebelum memasuki kawasan savana, Eko yang berada di depan mengambil sebuah tali dari kantong tas selempangnya.

"Tali ini diikatkan di tubuh kalian masing-masing" ucap Eko.

"Kok pake ditali pak" celetuk Dedi yang belum paham.

"Di depan sana itu hamparan savana," Eko memberikan jeda perkataannya itu.

"Menurut petunjuk petugas di bawah tadi, disavana itu terdapat lokasi yang berbatasan dengan tebing, jadi untuk kemananannya perlu dilakukan hal ini. Haya untuk berjaga-jaga hal yang tak diinginkan" imbuh Eko.

Perjalanan pun dilanjutkan.

Lepas dari padang savana, aku sudah mulai kelelahan namun diam saja. Dedi yang ada didepanku pun menyarankan sang leader untuk mencari tempat beristirahat. Akhirnya kami beristirahat dibawah batu besar yang di sekelilingnya ditumbuhi pohon bambu. Tidak jauh dari batu besar itu terdapat sebuah mata air. Sungguh kebetulan sekali, persediaan minun mereka hampir habis.

Dedi mengeluarkan perlengkapan memasak, untuk mebuat minuman sembari melepas lelah. Suasana begitu sunyi, gesekan dedaunan bambu menambah suasana mistis. Ditambah samar-sama terdengar suara seperti rintihan seorang wanita.

Aku menggigil ketakutan, begitu juga dengan Dedi yang tengah memasak air untuk membuat kopi.

Hanya Eko dan Bara yang terlihat tenang. Keduanya tersenyum dengan keadaan ini.

"Huuu...huuu...huuuu..."

"Hiii...hiiii..hiiii"

Lengkingan suara tangis dan tawa wanita semakin jelas terdengar.

Suasana begitu mencekam, ditambah lagi suara angin disela-sela pohon bambu menambah mistis keadaan. Sekelebat bayangan hitam muncul dibalik bebatuan besar itu.

"Ggeerrg..." terdengar seperti suara binatang.

Sepasang sinar merah, terlihat dibalik gelapnya malam.

Suasana begitu mencekam.

Lelah yang mendera kami berempat seketika langsung hilang. Tanpa dikomado kami tau apa yang harus kami lakukan. Tanpa acara sambutan lebih dulu, kami pontang panting berlari meninggalkan tempat ini dan kedua makhluk halus itu hanya memandangi kami dari atas batu besar.

Semua diam seribu bahasa, ketakutan menghantui kami semua. Bahkan Dedi sempat ngompol dicelana dan aku pun tidak jauh beda keadaanya, tubuh atas basah karena keringat sementara bagian bawah ada percikan ompol yang tercetak jelas di celana.

Hanya Eko dan Bara yang terlihat santai, namun bukan saatnya bercanda meskipun di dalam hatinya tertawa saat melihat ekspresi ketakutanku dan Dedi.

15 menit berlalu akhirnya kami tiba di pos.5. Tapi tak lama kemudian tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Hujan yang disertai angin memaksa kami untuk mendirikan tenda. Setelah bingung mencari tempat yang aman, kami pun mendirikan tenda di dekat batu besar dengan pertimbangan bahwa batu besar tersebut melindungi tenda mereka dari terpaan angin yang cukup kencang itu.

Karena lelah yang datang bertubi ditambah dengan kejadian yang tidak mengenakkan tadi, kami semua sepakat untuk langsung beristirahat dan tak begitu lama kami pun terlelap dalam mimpi.

Hujan masih begitu deras menjelang subuh, ditambah dengan petir yang saling bersahutan. Kami berempat a masih terlelap dalam mimpi masing masing. Satu hal yang tidak kami tau adalah kami semua mengalami mimpi yang sama . Kami ditemui seorang tua yang dikelilingi oleh bidadari yang sangat cantik. Kumpulan bidadari tersebut hanya menggunakan penutup dada dan kemaluan, bahkan ada diantara mereka yang telanjang bulat. Di mimpi itu pula, kami sempat melakukan hubungan badan dengan bidadari pilihan kami.

"Aaahhhh....aaahh...aaahhhhh"

"Ooohhhhhh....." lengkuhan panjang kami berempat menghiasi suasana pagi yang sunyi.

Kami bangun secara bersamaan dan sama-sama mengumpat. Kemudian tertawa berbarengan.

"Hahahahaaaa...."

"Wasyuu..."

"Bangkeee..."

"Tai babi.."

"Kampreett..."

Saling melempar umpatan menjadi pembuka pagi ini, bagaimana tidak semua keluar dari tenda dengan noda di selangkangan. Semua ngompol atau lebih tepatnya mimpi basah.

Menyadari hal itu, Dedi bertanya" mimpi ama siapa kalian semalam".

"Bu dewi dong" jawab Bara.

"Siapa bu Dewi" tanyaku’

Sedangkan Eko hanya tertawa geli.

"Bu Dewi itu bidadari impian, cantik berhijab, bokongnya semok dan yang paling penting nenennya guede cuy" jawab Bara meresapi imajinasinya.

"Dan satu lagi, dia itu JANDA" tambah Bara lagi.

"Mantab broo" ucap Dedi lantang.

"Kalo aku mah masih setia dengan Ratna" tambah Dedi lagi bangga.

Ratna adalah tetangga sebelah rumah Dedi yang bekerja untuk abahnya. Ibu dengan satu orang anak.

"Huuuuuu...."

"Kalo aku kak Rianti" begitu aku mengucapkan nama itu, sontak ktiga sahabatku ini langsung heboh sendiri. Ini memang pertama kaliny aku mengakui jika selama ini aku mempunyai fantasi dengan kakak sepupuku sendiri. Semua tahu jika kak Rianti itu semoknya maksimal. Tidak jauh beda lah dengan sosok bu Dewi yang menjadi idola Bara.

"Kalo aku..." kata Eko ragu.

Sempat dia memandangi wajah sahabatnya, terutama Bara. Karena sosok yang di mimpikannya malam tadi tidak lain adalah emaknya Bara.

"Sob sory ya" kata Eko pada Bara.

Bara hanya diam dan menaruh curiga. Bukan hal yang baru baginya jika memanglah sang emak menjadi fantasi Eko. Dia tak juga menyalahkan sahabatnya itu, justru malah bangga jika emaknya dikagumi lawan jenis.

"Aku mimpiin emaknya Bara" sontak seketika itu aku dan Dedi ketawa tak beradab.

Sedangkan Bara hanya tersenyum bangga.

Begitulah cara kami menjalani hidup, tiada yang disembunyikan. Semua tahu keburukan dan kebiasaan satu sama lain. Walau terkadang dibuat keki oleh tingkah absurd salah satu dari kami.

Lalu setelah semuanya beberes, kami keluar tenda dan mengamati keadaan sekitar. Aneh sekali ku lihat. Padahal semalam hujan lebat tapi sekarang kok semuanya jadi kering. Hanya area tenda saja yang basah.

"Woi sini deh bentar" teriak Dedi dari atas batu besar.

Di atas sana dia sedang mengibarkan benda keramat baginya, sebuah beha yang sudah kumal. Beha siapa lagi kalo buka beha Ratna, entah bagaimana Dedi bisa mendapatkan benda tersebut.

"Lihat deh sob, ada semacam tulisan di situ" ucap Dedi saat teman-temannya sudah berada di atas batu.

"Disebelah sana" tunjuk Dedi di ujung batu ini.

Karena penasaran, kami pun mendekat ke arah yang ditunjukan Dedi tadi. Memang benar ada semacam tulisan mirip prasasti. Dengan huruf jawa kuno, mustahil bagi ku untuk tahu cara membacanya.

"Kayak tempelan ini" ujar Dedi yang penasaran dan mencoba untuk menyentuh benda tersebut.

"Iya bener kayak tempelan" imbuhku sambil mengamatinya.

"Hoi sudah-sudah gak usah diapa-apain" kata Bara.

"Iya bener, ayo mending kita siap-siap untuk turun" tambah Eko sambil memasang wajah yang aneh. Tampaknya dia merasakan hal yang tidak enak.

Belum sempat Bara dan Eko beranjak turun, Dedi dengan sengaja melepaskan batu bertulis tersebut dengan batu besar dibawahnya.

"Ternyata bisa dilepas woi" kata Dedi girang.

Tiba-tiba langit mendung dan petir menyambar sebanyak tiga kali.

"Duaaaaaaaaaaaaaaaarr"


"Duaaaaaaaaaaaaaaaaarr"


"Duaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarr"

Tanah dan batu besar itu bergetar, berguncang hebat. Kami semua ketakutan. Langit semakin pekat, dan gemuruh petir membahana. Guncangan pada batu besar itu semakin hebat dan diakhiri dengan sebuah ledakan besar.

"Duaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrr..."

Karena besarnya ledakan tersebut, membuat kami berempat langsung terlempar jauh ke arah empat mata angin. Bersamaan dengan itu angin berhembus sangat kencang dan menghempaskan sisa batu itu dari tempatnya. Kemudian muncul asap dari bawah batu tadi.

"Huaahahaaahhaaa....."suara tawa yang menggelegar.

Namun aku sudah tak sadarkan diri.



********************************************************************************



Kepalaku terasa pusing sekali. Ntah ledakan apa tadi aku tidak begitu tau asalnya darimana. Yang jelas sekarang badanku terasa lemah seolah tiada tenaga yang tersisa. Dengan perlahan dan tertatih ku coba untuk bangun dan melihat keadaan sekitar serta teman temanku.

Kosong.

Tak ada satupun mahluk yang ku lihat saat ini. Namun samar dikejauhan aku melihat seperti ada delman. Kok ada delman di gunung seperti ini, batinku bertanya tanya.

Namun segera ku tepis perasaan aneh yang mendera. Dengan segenap tenaga yang tersisa aku berdiri dan mencoba berjalan ke arah delman itu. Langkahku gontai dan terseok karena keadaan tubuhku yang nyaris tanpa tenaga lagi.

Dengan bersusah payah akhirnya aku sampai juga. Tampak seekor kuda sedang asyik makan rumput. Kuda itu berwarna putih bersih. Namun sedikit aneh ku lihat saat ada sayap yang terbentuk di sebelah kanan kiri perutnya. Wuuuiih, mataku mulai rabun tampaknya. Masa iya ada kuda punya sayap. Kayak seperti cerita di negeri dongeng saja.

Namun tak kulihat siapa yang mengendarai delman ini. Ah mungkin kusirnya sedang pipis dulu sebentar atau lagi ngopi biar tidak ngantuk saat mau melanjutkan perjalanannya nanti.

Lalu aku bergegas menuju belakang. Delman ini dilengkapi dengan sebuah kotak persegi yang ada di belakangnya. Mungkin untuk tempat para penumpang. Ku buka pintu yang ada disamping delman. Cukup lebar ku lihat. Karena badanku sudah lemas dan tenagaku hampir habis, aku lalu masuk dan mengistirahatkan badanku di kotak ini. Nanti saja kalau sudah fit lagi akan ku cari teman temanku.


********************************************************************************************************************************************


Entah dimana aku sekarang. Kepalaku masih terasa pusing dan badan ku agak bergetar. Ku kerjap kerjapkan mata sambil melihat sekelilingku. Aku masih di kotak yang ada di delman tadi tampaknya.

Aku melangkahkan kaki perlahan keluar kotak ini sambil mataku tetap mengawasi sekitar.

Tak ada satupun petunjuk yang aku dapatkan sama sekali. Siaaaal, batinku.

Namun sepertinya aku saat ini sedang berada di taman. Delman yang tadi ku lihat pun tak ada lagi. Hanya kotak penumpangnya saja yang tersisa. Aku benar benar bingung dan tak tau dimana aku berada saat ini.

Aku lalu meregangkan badanku dan meng-kretek-kan kepalaku. Lumayan agak segar keadaanku. Mataku masih berputar melihat sekelilingku. Bunga bunga ini tampak indah saat berguguran. Beraneka warna dan bentuknya sempat mebuatku terkagum. Sepertinya tak ada taman seindah ini yang pernah ku lihat. Ku petik bunga yang tak tau namanya dan ku cium aromanya. Sungguh menenangkan hati dan membuat aku teringat akan sesuatu. Seandainya bunga ini ku berikan pada seseorang pasti aku akan diterima menjadi pacarnya.

Namun tiba tiba terdengar suara seseorang yang berteriak’

“Ayo ayo cepat .. Panglima langit mau datang”

Lalu terdengar suara berderap menuju ke arahku. Aku segera bergegas menundukkan kepala dan bersembunyi di balik bunga bunga yang agak tinggi ini.

Batinku bertanya tanya, apa aku salah dengar ya tadi itu. Panglima Langit. Apa maksudnya ?
Apakah jangan jangan aku sekarang ini berada di kahyangan seperti yang ada di cerita cerita itu ya ??

Wiiih sangar sekali kalau itu beneran terjadi. Aku nanti bisa pamer ke Dedi, Bara dan Eko kalau aku berada di kahyangan.

Perlahan suara derap kaki itu mulai menjauh dan aku lalu beranjak dari tempat persembunyianku mau mengikuti kemana mereka pergi.

Tak berapa lama, aku lalu terdiam lagi. Sepertinya aku kehilangan jejak jejak mereka. Aku lalu memandang sekitar. Ada sebuah rumah ku kulihat. Bergegas ku langkahkan kaki menuju sebuah bangunan yang mulai tampak jelas dihadapanku. Bangunan yang tidak pernah ku jumpai selama aku hidup. Bentuknya sangat aneh. Seperti rumah keong tapi bertingkat dan sangat minimalis. Warnanya pun terlihat elegan dangan berbagai bunga tumbuh mengelilingi rumah.

Aku lalu mengelilingi rumah itu sambil berharap bertemu sesorang yang bisa ku tanya tentang dimana keberadaanku sekarang ini. Namun tampaknya rumah ini kosong. Tak ada satupun mahluk yang muncul. Bahkan seekor lalat pun enggan menampakkan batang sungutnya. Aku lalu berinisiatif mencari letak pintu supaya aku bisa masuk rumah ini dan menjelajahi lebih lanjut.

Begitu aku menemukannya, ku buka perlahan pintu itu. Dan mataku langsung terpesona melihat keindahan yang langsung terlihat. Sungguh pemilik rumah ini begitu mencintai karya seni saat mulutku melongo melihat berbagai koleksi barang langka dan lukisan yang berjejer rapi menghiasi dinding rumah.

Ketika baru beberapa langkah aku berjalan, seketika aku menahan nafas saat sayup sayup aku mendengar suara rintihan. Suara yang sangat aku pahami kondisinya karena sering aku dengarkan saat aku melakukan ritual di kamar.

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.." Suara erangan seorang wanita terdengar jelas.

“Wiiihhh ada yang lagi ngentot” senyumku tergambar jelas dan hidungku mulai kembang kempis.

Aku lalu bersijingkat dan mengendap ngendap mencari dimana asal suara itu.
Saat ku yakini disitulah sumber suara itu berasala aku lalu mencari tempat yang cocok untuk mengintip. Untung saja pintunya agak terbuka jadi aku langsung bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.

Aku terhenyak sambil melotot tak percaya. Tampak dua orang sedang saling mengulum mesra. Seorang pria dengan mahkota kecil di atas kepanya sedang mencumbu ganas wanita yang sangat cantik wajahnya. Mirip sekali dengan artis instagram yang menjadi bacolanku selama ini, Anya Betadine. Ku geser sedikit badanku agar tak terlihat oleh mereka. Sementara mataku masih tak berkedip melihat pemandangan erotis yang tersaji di depan mata.

Sang Pria terlihat begitu bernafsu memepet tubuh semok wanitanya, sementara payudara sebelah kanan wanita itu sudah keluar dari baju tebal berlapis yang dipakainya. Remasan tangan pria itu membuat pasangannya merintih keenakan.

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.. Terus Yang Mulia .... iya disitu remas yang kencang" ucap sang wanita

Sang pria lalu menghentikan sejenak aktifitasnya. Dipandanginya wajah sang wanita dengan senyum terulas di wajahnya.

“Kamu cantik sekali permaisuriku”

“Wiihhh ada tontonan live dan ekslusif Raja dan Ratu lagi indehoi nih”, batinku sambil tetap tak berkedip mengamati pertempuran birahi mereka.

Jari jari tangan kekar Sang Raja kemudian bermain di ujung pentil Sang Ratu yang berwarna pink sambil lumatan lumatan basah mereka lakukan. Kecap dan tetesan air liur dari kedua orang yang sedang di mabuk birahi itu membuat badanku semakin panas.

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.." Sang Ratu tampak tak bisa menahan lagi gairahnya.

Dengan sigap Sang Raja segera mempreteli baju tebal beserta lapisan lapisan yang di pakai Sang Ratu . Dua buah payudara besar berputing mancung itu membuatku meneteskan air liur. Saat aku melihat ke selangkangan Ratu, aku terperangah. Ternyata kemaluan wanita itu gundul tanpa rambut sama sekali. Gelembung memeknya begitu menggoda, selarik garis yang dalam di akhiri tonjolan klitoris yang merah merekah seakan mengundangku untuk ikut menjilatinya.

Perlahan tubuh Raja itu merunduk setelah mendorong pasangannya ke dinding. Segera saja pria perkasa itu mencaplok kemaluan yang ada dihadapannya, membuat wanitanya menjerit keenakan setelah lidahny mencucuk dan menjilat klitoris yang semakin mancung itu.

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.."

“Yang dalam lagi, Tuankuuuuuuuuu...... Aaahhhhhhh” ucap sang ratu sambil meliuk liukkan tubuh telanjangnya.

“Cloooppp cloooopppp....”

“Sssslllrruuppphh.....”

“ Uuuuuuhhhh aaahhhhh .....”

Dengan sangat bernafsu, Sang Raja menjilati memek itu. Suara kecipak hasil pertemuan antara memek dan mulut terdengar jelas sambil di selingi suara sedotan dari mulut

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.."

Tangan tangan kekar milik Raja itu kemudian bermain dengan lincah di kedua payudara besar pasangannya . Desahan wanita cantik itu semakin menjadi saat Raja itu tiba tiba berdiri dan memasukan dua jarinya ke dalam kemaluannya, mengocoknya keluar masuk dengan sangat cepat dan kasar sambil kembali menciumi dan menyedot ludah Sang Ratu..

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.. terus Yang Mulia .... yang cepet ..... Ahhhh ... Ahhh...."

Wajah sang wanita memerah karena terpaan birahi yang tinggi akibat perlakuan pasangan birahinya itu. Dan tiba tiba saja kédua tangan ratu berubah posisi dari yang tadinya ikut meremasi kedua payudaranya berubah berada di kedua pundak Sang Raja.

"Ahhhh.. Ahhh.. Ahhh.." desahnya semakin kencang.

Dengan gerakan cepat posisi mereka berdua sudah berganti. Sekarang giliran Raja yang sedang dihimpit wanitanya di dinding. Perempuan itu segera saja jongkok di hadapan batang perkasa yang sudah berdiri tegak yang masih tertupi oleh jubah kebesaran pemakainya. Mata sang ratu berbinar sesaat setelah dia berhasil mempelorotkannya dan melihat penis itu ngaceng dengan sempurna.

Terlihat batang kemaluan pria itu sangat besar dan kekar di penuhi dengan otot otot yang mengkilat. Tanpa membuang waktu, sang ratu segera saja mencaplok kedua buah telur yang menggantung dan memainkan nya dengan lidah. Sedangkan tangan kanan nya mengocok batang kemaluan itu naik turun. Wajah Sang Raja menyeringai dan sesungging senyum terlihat di ujung bibirnya melihat kebinalan wanitanya itu.

Setelah puas menjilati kedua bola milik Sang Raja, wanita itu kemudian memasukan batang kemaluan sepanjang 18 centi itu kemulutnya lalu menyedotnya dengan pelan dan syahdu. Diperlakukannya penis itu seperti mainan yang sangat dinantikannya.

Mendapat serangan yang lembut dari wanita yang begitu dipujanya itu membuat Sang Raja merem melek keenakan. Segera saja dilepaskannya jubah kebanggan yang dia pakai, lalu dilemparkanya ke sudut ruangan. Kemudian diangkatnya tubuh indah sang wanita ke atas dan segera didorongnya tubuh dengan pantat besar dan kencang itu setengah bertelungkup di meja kayu yang ada di dalam ruangan. Kaki wanita itu segera saja sedikit merenggang, bagian kepala sampai pinggulnya tertelungkup di atas meja.

Raja yang berdiri di belakang pantat besar itu, sedikit mengambil air ludahnya dengan tangan kanan dan mengoleskannya di vagina merah sang ratu. Lalu dengan perlahan dan dibantu dengan tangan kanannya , pria itu memasukan penisnya yang sudah tegang maksimal kedalam memek betinanya.

“Aahhhhhh....Ahhhhh” suara mereka terdengar bebarengan saat penis itu sudah sepenuhnya masuk kedalam liang senggama.

Terlihat Sang Ratu menikmati setiap genjotan dari penis besar dan berotot itu. Pinggulnya bergerak bergoyang mengikuti irama goyangan pejantannya Sementara tangan kanan nya memelintir puting susu sendiri dan tangan kirinya membantu sang pria untuk memainkan clitorisnya.

"Terus Tuankuuuuuuu.. Terusss... "

"Memekmu..... enak .... Ratuuuuuuuuu... aahhhhhhh "

Melihat Sang Raja dan Ratu mulai ber ena ena, tanpa ku sadari tanganku masuk perlahan kedalam celana. Lalu aku urut pelan batang penisku yang mulai menegang.

Sang Raja lalu menghentikan pompaannya dan bergantian terlentang di atas meja. Snag ratu kini yang berada di atas dan mengambil kendali atas permainan itu. Dengan posisi seperti ini tubuh wanita itu terekpose jelas dari pandanganku. Dada sebesar buah pepaya dengan puting berwarna pink yang sangat menggoda. Ratu lalu mencoba membetulkan posisi duduknya. Kini batang penis pria itu diarahkan tepat ke lubang kemaluannya.

Bleeessssssssss.....

“Aaahhhhhh...uuuhhhhh....aaaahhhhhh”

Mata wanita cantik itu memejam saat batang penis mulai memasuki lubang vagina miliknya. Secara perlahan sang ratu menggerakkan pinggulnya naik turun. Dan sesekali dibuatnya seperti gerakan memutar. Payudaranya ikut bergerak seirama dengan gerakan pinggulnya. Sementara pasangannya lebih banyak diam dan menikmati setiap gerakan dari perempuan yang berada diatasnya.

“Memekmu semakin enak , penisku rasanya diremas-remas.”

“Penisnya juga semakin enak......Tuankuuu..... rasanya memekku penuh banget..... Ahhhh.”

Bulir bulir keringat mulai terpancar dari dua wajah yang penuh birahi itu.

Sekitar 10 menit sang ratu mulai mempercepat tempo gerakannya dan sesekali memuntir putting susunya sendiri. Gerakan pinggulnya pun semakin tidak beraturan, diiringi suara gaduh dari ranjang dan mulutnya. Dan sesekali sang pria menaikan pinggulnya untuk membantu memompa vagina dari bawah.

“Lebih kencang Tuankuuuuuu.....aku mau keluar…”

“Aahhhhhh....Ahhhhh”

Bukannya membantu mempercepat kocokannya, Sang raja justru menghentikan gerakannya dan membiarkan wanitanya bergerak sendirian. Gerakan pinggul perempuan itu semakin tidak beraturan dan di akhiri dengan robohnya tubuh molek penuh keringat itu ke arah sang pria.

Aku yang masih belum dapat berkedip melihat pergumulan mereka juga tidak kalah untuk mempecepat kocokan tangan pada batang penisku. Rasanya ada sesuatu yang ingin meledak dari ujung penis. Lalu dengan sekali sentakan, keluarlah cairan putih yang menyemprot ke dinding sebelah pintu. Setelah menyelesaikan kocokan terakhirku aku mencoba untuk mengatur nafas sebentar dan memulai lagi mengarahkan mataku ke arah pergumulan mereka tadi.

Terlihat permainan mereka sudah dimulai kembali. Saat ini Sang raja berada dibelakang wanitanya dengan posisi pantat tepat menghadap ke arahku. Sehingga memek sang ratu terlihat jelas dari sini. Memek tembem tanpa bulu yang sedang dimasuki penis perkasa berwarna coklat kehitaman dan sedikit urat yang menyembul keluar. Tangan Raja bergerak aktif meremas remas payudara yang kini berada didepannya itu. Diikuti jilatan pelan ke arah leher dan juga telinga dari wanitanya.

Penisku yang sebelumya sudah tertidur kini ikut mengeras menyaksikan persetubuhan erotis yang ada dihadapanku.

Ekspresi wajah sang ratu terlihat sangat menikmati setiap gerakan yang dilakukan oleh pria perkasa dibelakanganya. Sedangkan pria itu masih belum ada tanda-tanda untuk menghentikan aksinya.

Saat aku sedangkan berkonsentrasi dengan penis yang ada diselangkanku, mereka tampaknya sudah kembali merubah posisi. Saat ini sang ratu kembali ditindih oleh raja. Kakinya agak tertekuk dan raja memompa pelan lubang nikmat yang ada dibawahnya.

Plokkkk ploookkk ploookkk..

Suara pertemuan selakangan dan pantat montok terdengar begitu syahdu di telingaku.

“Arrrggggghhh” Tak terasa aku melenguh pelan sambil terus mengocok batang penisku sementara mataku tetap menatap penis besar itu keluar masuk vagina.

“Ratuuuuuu ......, aku mauu keluaarrrr” ucap raja sambil mempercepat gerakan dari pinggulnya.

“Aarrrgghhh, terus Yang muliaaaaaaaaaaaa......., terusss, aku juga mau keluar.”

Terlihat Sang raja semakin mempercepat gerakan gerakan pinggulnya diakhiri dengan gerakan mengejang yang dilakukan oleh pasangannya.

"Aaaaaaaarrrggghhhhh.....Rattttttuuuuuuu aku muncraaaattttt.."

Sebuah lenguhan keras sang raja terucap sebelum dia ambruk diatas tubuh telanjang pasangan birahinya.

"Ooouuhhh Yang Mulia ....... nikmat sekali rasanya...." sambil terengah engah sang ratu melepaskan orgasmenya. Sementara matanya langsung terpejam sembari mengatur nafasnya

Aku yang ikut terangsang dengan hal itu ikut mempercepat kocokan pada batang penisku. Dan kembali ada sesuatu di ujung penis yang sudah tidak dapat aku tahan lagi.

Crot..Crot..Crott.. Crott..

Luar biasa sekali pertempuran mereka. Aku sampai 2 kali croot karena melihat persetubuhan liar dihadapanku. Ku lihat mereka masih merem dan menikmati sisa sisa orgamesnya. Sementara mataku langsung tertuju pada beha yang jatuh tak jauh dari tempatku berada sekarang.

“Hmm kayaknya aku curi saja beha ratu itu. Buat kenang kenangan dan akan ku pamerkan pada Dedi, Bara dan Eko” senyum jahatku mulai tampat saat melihat beha tergeletak.

Dengan perlahan ku buka agak lebar pintu yang menjadi tempatku mengintip dan dengan segera aku merangkak menuju beha itu berada. Begitu beha itu sudah ku dapatkan aku lalu menciuminya sambil memejamkan mata menikmati aroma wangi yang masih menempel.

“Hoooy siapa itu” tiba tiba suara nyaring terdengar dan membuyarkan imajinasiku tentang payudara ratu yang ditutupi oleh beha itu.

Aku lalu menoleh ke suara itu dan ku lihat tatapan tajam sang raja ke arahku.

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

Bagai melihat setan segera aku berlari meninggalkan kamar. Sementara sang raja kembali berteriak memanggilku

“Hhhoooooyyy jangan lari”

Raja itu tampaknya mulai mengejarku. Aku pun tak mau kalah dan kami pun beradu sprint.

Ntah kemana aku harus berlari. Yang jelas aku tidak boleh tertangkap. Bisa digantung aku nanti.

Begitu aku melihat ada ruangan di depanku, aku langsung bergegas masuk tanpa ku hiraukan teriakan raja yang ku dengar

“Tunggu jangan masuk kesituuuuu” ucap sang raja yang terdengar nyaring di telingaku.

Namun terlambat, aku sudah membuka pintu .....

Lalu kemudian..

“Aaaarrrrrgggggghhhhhh ...............”



**************************************************************************************************************************************


Pov 3 rd




Di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk manusia, tampak 2 orang saling berkejaran. Yang dikejar adalah seorang pemuda tanggung yang sedang menggenggam sesuatu ditangannya, sedangkan yang mengejar adalah seorang pria kekar paruh baya tanpa baju.

Keduanya saling beradu lari seolah olah sedang mengikuti lomba. Dan di suatu momen, pemuda yang dikejar itu langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang sempat diteriaki oleh pengejarnya.

“Tunggu jangan masuk kesituuuuu” teriak sang pengejar namun tak dihiraukan oleh si pemuda.

Namun tak lama kemudian.

“Aaaaaaaaaarrrrrrgggghhhhhhhhh...............”

Terdengar teriakan dari sang pemuda begitu dia memasuki ruangan. Dan sang pengejar yang tiba sesaat setelah pemuda itu berteriak, hanya bisa terengah engah. Peluhnya bercucuran sambil sesekali mengusap wajahnya. Tampak sebuah penyesalan terlihat diwajahnya.

“Malang sekali nasibmu anak muda. Itu adalah ruangan reinkarnasi hewan yang akan diturunkan ke bumi. Semoga saja nasibmu beruntung suatu saat nanti” ucap sang pria lalu menutup pintu ruangan itu dan kembali ke peraduannya.


********************************************************************************************************************************************


POV Babi




"Eeeeeeennngghhhnmmm"

"Nguik nguik nguik"

"Eeeeeeennngghhhnmmm"

"Nguik nguik nguik"

Lho he ... lho he ...

Kenapa suaraku jadi aneh begini ya?

Terus ini kenapa kepalaku kok rasanya menjadi besar dan berat ?

Hmm aneh sekali.

Lalu aku menoleh ke bawah untuk melihat tubuhku.

Aaarrrggghhh ...

Kenapa tubuhku menjadi ginuk ginuk begini ? Ini perut kok juga berubah menjadi besar dan membuncit. Lalu tanganku juga hilang dan berganti menjadi kaki.

Bibirku pun kini maju ke depan membentuk sebuah moncong.

Hiks hiks..

Ada apa denganku ?

Meninggalkan hati untuk dicaci

Lalu sekali ini aku lihat karya surga

Dari mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta ?

Ebangsat kenapa aku malah menghafal puisi rangga untuk cinta itu sih. Kampretlah.

Mataku nanar memandang sekitar. Terlihat sebuah adegan mesum bin menjijikan terpampang di depan mata. Mungkin inilah tanda tanda awal dunia mau kiamat. Astagfirullah.

Di hadapanku tampak seekor sapi sedang asyik menunggangi kambing dengan mata terpejam. Sementara disebelahnya ada tapir merem yang memeluk sang kambing malang. Sungguh perbuatan asusila yang tak pantas mereka lakukan.

Ngomong ngomong dimana teman temanku tadi ya? Yang ku ingat tadi kami berempat terpental jauh setelah terkena ledakan.

Setelah itu semuanya menjadi kabur dan tak jelas. Aku sudah tak bisa memningatnya lagi.

Lalu kenapa aku sekarang bisa berwujud seperti ini ?

Tuhan, ada apa denganku ?


Bersambung..........................
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd