sasukegila
Kakak Semprot
- Daftar
- 15 May 2017
- Post
- 181
- Like diterima
- 249
Udah lebaran ni suhu
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Bagas Journal (True Story)
- Thread starter rattlesnake
- Start date
ajoel_gedang
Semprot Holic
- Daftar
- 21 Jun 2018
- Post
- 353
- Like diterima
- 291
puasa sama lebaran udah lewat...kapan update lagi hu ???
kusuma_wijaya
Semprot Sejati
- Daftar
- 7 Jun 2017
- Post
- 10.429
- Like diterima
- 55.662
Absen dulu aja
krbanjanji
Adik Semprot
- Daftar
- 10 Oct 2018
- Post
- 103
- Like diterima
- 133
Lama banget updatenya suhu
wickedwicked
Adik Semprot
- Daftar
- 5 Feb 2019
- Post
- 113
- Like diterima
- 68
bis lebaran apdet yuk
bocahidiot92
Suka Semprot
- Daftar
- 20 Aug 2014
- Post
- 15
- Like diterima
- 3
Hmmm......
denwardpls
Suka Semprot
- Daftar
- 8 Aug 2019
- Post
- 1
- Like diterima
- 0
gembok mik
rattlesnake
Semprot Holic
malem suhu suhuuu, mohon maaf telat updatenya karena lg banyak kerjaan abis lebaran, jd nyicil2 nulisnya, tinggal beberapa paragraf nih utk chapter 8, mohon ditunggu dan bersabar maklum coro kantor hehehe..pantengin terus aja huuu jgn lupa di up terus, siapa tau besok atau sabtu bisa baca lanjutannya hihihihi 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
ajoel_gedang
Semprot Holic
- Daftar
- 21 Jun 2018
- Post
- 353
- Like diterima
- 291
nah ts yg di tunggu-tunggu muncul...
semangat nulis ceritanya hu
semangat nulis ceritanya hu
rattlesnake
Semprot Holic
CHAPTER 8
JANTAN
JANTAN
Setelah membaca chat dari si Danang, memang sempat tersulut emosi dan cemburu buta, namun setelah berpikir, toh Lila dan gw bukanlah eksklusif, itu hanyalah fantasi, ambisi atau sekedar personal target yg gw set, jalan masih bebas terbentang. Apa yg musti gw cemburuin kalo memang gw belom melakukan apa2. Lepas dari renungan singkat gw, Intan memberikan kode bahwa dia, Ine dan Dita cs mau berangkat kerumah Ine, dengan beberapa anak2 di warung mpok yg sudah di ‘seleksi’ oleh Dita dan Ine ikut mereka, tergoda untuk melanjutkan ronde selanjutnya dengan Intan, tapi melihat jersey gw yg dipake davina, lekuk badannya, lanjut liat leher dan mukanya itu loh ya ampunnn, duhh, tp Intan itu kesempatan hampir pasti istilahnya. Peluang itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, akhirnya gw menghampiri Intan, berbisik sedikit, Intan pun tersenyum. Mia cs pun sudah siap berangkat karena mereka mau belanja ‘cemilan’ dulu di supermarket di bilangan kemang. Akhirnya gw berjalan menghampiri Davina, menggenggam tangannya “Dav, bawa mobil atau sama gw naik motor?” sahut gw yg dibalas senyum dari Davina, “gw ikut lo aja Gas” jawab Davina sambil mengikuti gw pergi dari warung Mpok. Dalam perjalanan kita keluar dari warung mpok diiringi oleh sorak sorai para anak2 norak itu “cieee asek dahhhh” atau “gilaaa bagassss satu satu gassss”.
Saat gw berjalan menuju parkiran motor, bertemulah gw dengan Cantika (duhhh gak enak aja sih rasanya. Jadi memang semenjak kejadian Lollipop gw menjaga jarak dengan Cantika, kita tetap komunikasi, ngobrol biasa, cuma gw membatasi aja supaya dia jg ngerti kalo ga ada komitmen apa2 mengenai kita berdua. Beberapa kali gw menolak ajakan dia untuk kencan atau ‘kencan’, yaa kadang kalo emang gak ada temen jalan ya gw jalan sama dia. Tapi semenjak dia ‘buka segel’, Cantika memang berubah, dia jd lebih ‘murah’ sama laki, gak pendiem kaya dulu. Jadi secara singkat begitulah keadaan gw sama Cantika. “Tadi siapa (Cantika) Gas?” tanya Davina karena melihat raut muka Cantika yg tidak terlalu mengenakkan, “temen kelas sebelah Dav, temen main lah” jawab gw, “temen main apa nihhh, kalo mukanya gitu kayanya bukan temen ngobrol deh” goda Davina, “haha gak kok, yuk helmnya udah?” jawab gw sembari menstarter motor gw untuk berangkat pergi.
Saat berjalan dengan motor, tangan Davina pun merangkul perut gw dengan erat, sambil menempelkan badannya dari belakang ke punggung gw, duh betapa dadanya yang tertekan dengan punggung gw sangatlah terasa. “Gas, yang cewek tadi siapa sih kok mukanya enggak enak banget deh, ayoo ngaku!” tanya Davina sambil mengetuk2 helm gw. Menghadap kesamping biar suara gw terdengar, gw pun menjawab “Iyaa dulu sempet makeout sama dia, tapi basically emang dia bukan tipe gw kok, makanya setelah kejadian itu gw sedikit jaga jarak aja” dengan suara gw yg agak kencang biar terdengar. “Emang makeout ngapain aja kok bisa sampe ngambek gitu, ihhh lo jahat yaaa, lagian tipe lo kaya apa sih Gas??” tanya Davina sambil memukul bahu gw, “Yaaa gitu deh, tipe gw yg baik, cantik, seksi aja deh! Hahaha” respon gw sambil tertawa, bisa berabe kalo gw nyebut ciri2 kaya Lila, Davina pun langsung mencubit gw manja lalu memeluk gw erat seiring kita berjalan.
Sesampainya dirumah Davina, tipikal anak orang kaya dengan rumah gedongnya yang berdesain Eropa dengan pilar2nya, kita pun turun lantas masuk kerumahnya melewati 2 pintu utama dengan ukiran2nya. Ckckck gw pikir, beda memang ni cewek, gw melihat ruang tamunya lengkap dengan sofa besar dan sofa kecil ukiran jati, tipikal orang kaya lama, dengan foto2 keluarga yang terpampang, setelah gw perhatikan Davina ini memang cantik dari lahir kayanya. Setelah melewati ruang keluarga gw pun bertanya kemana teman2nya karena masih kosong, Davina bilang bahwa biasanya kumpul2 itu di lantai atas, tapi memang mereka belum datang juga karena masih belanja, sehingga sambil menunggu kedatangan mereka kita pun masuk ke kamar Davina, kamar dengan tema victorian berwarna merah darah, dengan kasur King Size yang dihiasi oleh beberapa bantal kecil dan boneka (feminim memang si Davina), Davina pun menggandeng gw untuk masuk kamarnya, “tutup pintunya Gas” sahut Davina, gw pun menuruti dia. Tiba2 Davina pun membalikkan badannya dan entah kenapa karena cahaya kamarnya yang memancarkan warna2 merah darah, membuat Davina terlihat 3x lebih cantik.
Tanpa basa-basi gw pun langsung memegang dagu Davina, mendekatkan muka kita bersama, mata Davina pun mulai terpejam serta memiringkan kepalanya, tanda bahwa sudah ACC nih. Kita pun berciuman, Davina melingkarkan tangannya di bahu gw, kita menikmati kissing session dengan lidah yang saling berpagutan, sambil gw mendorong Davina kearah kasurnya sendiri, sampai di kasurnya, Davina pun memutar badannya dan mendudukkan gw diujung kasurnya, kita melakukan ini tanpa melepas bibir kita sama sekali. “Diem disini, aku mau ke kamar mandi dulu, jgn kemana2 yaa” ujar Davina sambil mengedipkan matanya genit. Davina pun membuka kancing bajunya satu persatu sambil mundur kearah kamar mandinya. Duhh gw mikir kesempatan emas banget nih, Davina lagi gak nanggung2 cantik banget, body oke, adrenalin gw pun lagi mengalir deras banget, panas juga gara2 Danang brengsek jalan sama Lila, gw gak tau deh Lila anglenya apa tapi gw gak mau ngebayangin Danang diapain sama Lila, brengsek gw jadi fokus ke Lila, harus sadar Gas, fokus, fokus, lo lagi dirumah salah satu cewek terkenal di sekolah2 lain, mungkin bibit unggul juga di angkatannya.
Keluar dari kamar mandi, celana pendek mini corak bali (celana pantai atau celana surf kali ya) yg hanya sepanjang kurang lebih 20cm dari pinggul dengan tali karet putih yg tidak diikat, sedikit tertutup dengan atasan baju tangan buntung, jika dari samping terlihat BH dengan warna violet. Rambut terurai, dia mendekati gw dengan sangat perlahan, dengan gestur yg sangat sensual, gw yg hanya terdiam terdecak kagum duduk kaku di ujung kasur terpesona memandang dia, kedua pipi gw dipegang oleh tangannya, jari memakai kutex warna merah muda, “Kenapa sih kok diem aja?” ujar dia dengan jarak muka yg dekat sekali dengan muka gw, perlahan dia naikkan satu kaki ke kasur, kaki satunya lg pun mengikuti, sekarang dia ada diatas pangkuan gw, badan kita saling menempel dengan muka yg saling berhadapan dengan sangat dekat dengan aroma tubuhnya yang sangat harum, mengundang gw untuk mencium seluruh bagian badannya. Davina pun mengangkat dagu gw seraya menatap, dengan matanya yang meminta, gw pun langsung melumat bibir Davina yang mengkilap dengan lip balmnya yang membuat bibirnya semakin licin, nikmat sekali menjelajah bibir atas serta bibir bawahnya, Davina gak terlalu suka bermain lidah, dia hanya suka menghisap bibir atas gw seraya menggigitnya sesekali. Atasan tangan buntung Davina seperti kaos buntung yang sering dikenakan oleh drummer blink 182, Travis Barker kalo pada tau, sehingga kebayang ya betapa longgarnya sampe bhnya keliatan.
Tangan gw pun langsung masuk melalui bagian longgar dibawah ketiak baju Davina sehingga gw bisa meremas dadanya yang indah itu, gw meraba Branya terasa sekali renda di busanya, dengan hiasan pita kecil ditengah2 BH-nya Davina, seketika tangan gw yg mulai liar meremas dadanya, dihentikan oleh Davina, mencopot bibirnya, Davina pun berkata “Gas, copot dong, sayang BH bagus, gw mau ngeliatin ke lo” sambil mengelus bibir gw menandakan gak sabarnya dia untuk kembali melumat. Disaat gw mau mencopot BH-nya dari belakang, dia pun menghentikannya “Ehh, baju gw dulu dong copot, gw kan mau ngasih liat lo” ujar Davina, gw pun tersenyum kecil, berpikir betapa ‘tergesa2’nya gw haha, gw pun melepaskan atasan Davina dan gilaaaa, dadanya mengkel banget keangkat oleh BH-nya, BH berwarna violet dengan renda hitam diujung cupnya, “Buat lo nih Gas, enjoy!” ucap Davina, tanpa berlama2 gw pun langsung menenggelamkan muka gw dibelahan dada Davina, gw mengusap2 muka gw didada ‘Cut Tari’ KW ini, Davina pun tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, sambil gw raih kaitan BH dipunggung dia, gw pun mulai melancarkan serangan dengan memberikan gigitan gigitan kecil di dada kiri dan kanannya, “ahhh…gw mulai seneng nih” desah Davina kecil. BH-nya terlepas, cupnya mulai turun, terlihat lah puting merah muda yang dikelilingi dengan areola yang tipis, seluruh dadanya gw remas dengan kencang, emosi, adrenalin dan nafsu menggelapkan ketenangan gw, masih terbayang Lila sedikit dalam bawah sadar gw.
“ummhh, pelan2 baby, aku gak kemana2” desah Davina makin memancing gw, gak lama Davina pun mendorong gw untuk telentang dikasurnya, dia mulai mencium leher gw, menggigit bahu gw, mengeksplor dada gw dengan mulutnya, menghisap puting gw layaknya artis JAV yang menservice para prianya, akhirnya pun sampai dia pada celana gw yg masih gw pakai, tanpa basa basi pun dia mencopot gesper lengkap dengan celana gw, sehingga gw hanya tinggal menggunakan boxer putih dengan motif pohon palem. “hihi, lucu deh boxernya, sayang aku ga butuh boxer km” sebelum dia melepas boxer gw, gw harus menyeimbangkan permainan, gw raih tangannya lalu gw tarik sehingga mukanya sejajar lagi dengan muka gw, gw lumat kembali bibirnya sembari gw putar badannya sehingga sekarang gw yang berada diatas dia, “uhh Gas, gak seneng yaa dibawah hehe” goda Davina, “ssshhh, gw gak mau telanjang sendirian, lo juga harus gw bukain” goda gw. Celana Davina pun gw copot secara perlahan dengan sedikit perlawanan pura2 dari Davina dengan malu2 kucingnya namun dengan senyuman nakal. Betapa kagetnya gw bahwa Davina gak pake CD sama sekali, yang gw lihat hanya vagina dia dengan bulu yang sedikit lebat yang menutupi labianya yang sedikit mengeluarkan cairan. Seketika tangan Davina menutupi vaginanya yang terekspos, “mau diapain sih Gas, malu ihh” ucap Davina manja, tanpa berpikir panjang gw pun langsung menyingkirkan tangannya, gw langsung melumat vagina Davina yang untungnya bersih dan wangi. Gw kecup pelan labianya untuk melihat reaksi Davina yang sesuai dengan ekspekasi gw, “ummhh, Gas jangan lama2, uhh enak banget sih tapi..” gw pun melanjutkan menjilat lubang kenikmatan Davina sampai vaginanya banjir yg entah karena liur gw atau karena cairan dia sendiri. “umhhh Gas udahh, sini dong” pinta Davina meminta gw diatas dia.
Disaat gw diatas dia, dia bisa merasakan kerasnya penis gw yg terlihat dari CD gw, memang penis gw sudah tidak bisa bersembunyi lagi, Davina pun mendorong gw sehingga kita berdua berganti posisi, gw berdiri dan dia duduk diujung kasurnya, Davina langsung melucuti CD gw tanpa banyak omong, dia langsung melihat batang gw yang tegak lurus menunjuk wajahnya, “uuhh, boleh gak aku emut?” sambil memegang batang gw memainkannya naik turun di bibirnya Davina. Gw yang saat itu sudah tidak konsen lagi, menjambak rambut cewek cantik ini dan menyodorkan kepalanya langsung ke penis gw, “heii…umhhh slerp” batang gw full ada didalam mulut dia, bibirnya yg memakai lipbalm pun turut basah karena liurnya sendiri, gw menggerakkan pinggul gw maju dan mundur, gw betul2 menggunakan mulut dia sebagai lobang kenikmatan gw, batang gw pun ditahan oleh tangan dia, dinaikkan kearah hidungnya untuk menjilat kedua biji gw, sampai basah karena lidahnya, dihisap lah biji kanan dan kiri gw, membuat gw sangat mendesah keenakan. Selanjutnya, gw pun berbaring, selagi dia membetulkan posisi untuk menghisap batang gw lagi, gw pun menahan, menggeleng2kan kepala gw, “kalo km mau ngisep peler gw, gw mau memek lo, akhirnya kita pun melakukan 69 dari samping, kaki gw angkat satu supaya batang gw bisa dihisap dengan lebih leluasa oleh Davina, sedangkan kaki dia menjepit kepala gw sehingga gw bisa menikmati vagina dia yg sudah luar biasa basahnya.
“umhhhh Gas gw ga tahan banget, gw udah gak tau weewee gw basah karena horny atau karena bibir lo disitu, ahhh…” desahan yang sudah tak tertahankan oleh Davina membuat gw semakin bersemangat untuk menjelajahi lidah gw kedalam lobang vaginanya. Semakin banyak cairan yang keluar semakin semangat gw untuk makin memberikan liur gw kedalam vaginanya. Tidak lama, Davina pun mencopot bibirnya dari batang gw, dia membangunkan gw sehingga gw berada dalam posisi duduk dengan kaki yg terebah kekasur, dipojokkan gw ke kepala kasurnya, dilumat kembali bibir gw oleh bibir dia, ciuman yang semakin agresif, permainan lidah Davina masih kalah oleh dominasi bibir gw yang menjelajah ke seluruh rongga mulutnya, dengan posisi batang gw yg tegak lurus menggesekkan ke mulut vagina dia, tidak tahan dengan sensasi ini, gw pun memutuskan untuk memegang batang gw seraya mengarahkan kepala kontol gw ke mulut vagina Davina yang sudah sangat licin, saking licinnya baru tersangkut diujung lobangnya, sudah langsung ditiban oleh Davina sampai seluruh batang gw ada didalam lobang yg hangat ini. “ahhhhh, Gasss kita udah ngentot nih sekarang, ahhh titit km udah di memekku nih” ujar Davina yg tidak bisa menahan desahannya. Gw pun mengangkat pinggulnya untuk mengontrol naik turunnya Davina sehingga dia pun mengerang2 keenakan, bibir kita uda tidak saling berpagutan karena Davina sibuk menutup mulutnya untuk menahan teriakannya sambil memejamkan mata. Tangan gw yang sibuk mengatur tempo, sedangkan dada Davina yang menganggur pun langsung gw libas dengan mulut gw, gw hisap puting kiri dan kanannya bergantian, Davina pun menampar gw kecil, terkaget, lalu Davina pun berucap “uhhhh, Gasss sorry, isep lagi donggg, basahin toket gueeeee, gw udah gak tahannnn”, mendengar itu pun gw membanjiri areolanya dengan liur gw yang sudah gak kekontrol. Tangan gw dipegang oleh Davina, dia pun menghentikan naik turunnya, melepas memeknya dari kontol gw, membalikkan badannya dan menyenderkan punggungnya ke dada gw, dengan kepalanya berada disamping kiri kepala gw, tangannya membelai rambut gw, tangan satunya lg menggesekkan kepala kontol gw ke mulut vaginanya, “Gas….aku suka leherku dicium” ujar Davina, peler gw pun akhirnya dimasukkan ke vaginanya “ahhhh shit enak bangetttt, enak banget Gass sumpahhh”.
Kita pun melakukan reverse cowgirl dengan posisi setengah duduk, kali ini si bando merah tidak perlu diarahkan lagi, mungkin ini adalah posisi favorit dia (berarti either pengalaman banget, atau bokep banget tontonannya) gw pun melakukan apa yg dia suka, gw cium lehernya “ahhh gila enak banget Gas awhh, jangan dicupang pleaseee aku ga mau berbekas”, gw pun akhirnya menggigit kecil lehernya, gw lanjutkan dengan mencium bahunya, tangan gw memainkan buah dadanya yg bergoyang oleh naik turunnya Davina, kepalanya dia makin tersender keenakan, “Gasss pleasee sodok lagi Gass, gw kayanya mau keluar nih ahhhhhh!” teriak perempuan berkulit putih yg membuat gw seolah2 lg ngentot sama Cut Tari ini, dengan desahan dia yg makin gak beraturan itu, membuat gw pun semakin mau muncrat juga, “ahhh Dav, gw jd pengen keluar juga nih, ahhh…” gw pun mempercepat tempo semakin kencang dan kencang sodokan gw, gak kerasa gw memuntir kedua putingnya Dav dengan keras, membuat dia semakin mengerang, semenit kemudian tangan Davina mencengkram pipi gw dengan sangat keras, menandakan orgasmenya yg tidak bersuara, membuat batang gw pun berdenyut menandakan sinyal keluarnya cairan gw, “Davvvvvv gw pgn ngencrit nih ahhhh” dia yg lemas pun mencabut memeknya, langsung menggenggam batang gw dan mengocoknya kencang, mani gw yg tersembur ke segala arah membuat kasurnya terkena cairan2 gw. Setelah keluar gw pun terkurai lemas bersender di kepala kasurnya, begitu juga dengan Davina yg masih menyenderkan kepalanya ke kepala gw tak bersuara. Beberapa menit kita terdiam, dia pun memulai percakapan
D : kamu udah sering main yaa Gass, aku korban keberapa ihh bandel
B : *terdiam*, enggak kok
D : iih boong, km enak deh ngentotnya hihi
B : *dalam hati kaget jg, gmnpun gw baru lepas perjaka* thank you, karena kamu sih yg ngajarin hehe
Kita pun akhirnya berpelukan, pada akhirnya pun kita gak denger ada temen2 Davina dateng sama sekali, usut punya usut pun memang temen2 Davina memang sudah datang daritadi, tapi mungkin mereka ‘mengerti’ bahwa temennya lagi ada tamu hehehe. “Kalo capek tidur dulu aja Gas, aku harus nyapa mereka dulu biar ga rewel, nanti banyak bacot deh kalo gak aku tegor”, gw pun rebahan, kaya kembang api nih dalam hati gw pertama kali merasakan have sex sama cewek, ditambah ceweknya mungkin udah pengalaman. Davina pun mulai memakai baju rumah yang sopan, tapi tetep menggoda dengan hotpantsnya, gw pun mengecek HP yg sebenernya daritadi berbunyi, ada 8 text kalo gak salah inget. Salah satunya dari si kambing….Danang.
“Dimana looo, abis ini gw kerumah lo yee, pengen cerita gw, dahsyat jekkkk” text dari Danang yg bikin gw tambah panas, kebayang apa yg dia dapet dari Lila, brengsek! Gw pun memakai baju gw kembali berbarengan dengan Dav yg masuk kekamar, “heyy udah baju-an aja, yukkk turun”. Kita pun keluar kamar berdua, turun menyapa temen2nya, ada Mia dan Kinanti juga disitu “cieeee hayoooo abis ngapainnn” sahut Mia sambil tunjuk2 bercanda. “enggak sih yeee, Bagas numpang tidur doang capek tadi haha” jawab Davina, “yeee capek ngapain tuuuu ayooo sini sini cerita” goda Kinanti sambil dorong2an dengan Mia. Di meja sudah ada Mix Max, Heineken, dan Bir Bintang, rokok dan bekas lintingan, memang teman2 Davina tergolong bebas dan liar juga ternyata. Akhirnya gw ikut nongkrong sebentar, sedikit bangga bahwa melihat temen2 cowonya Davina yg tergiur sama Davina sebagai queen-beenya, gw yg baru dari kamarnya make dia, kita pun ngobrol2 sampai jam 7, waktunya gw pamit.
B : hei, gw madol ya
D : kok buru2 Gas, nanti dongg mama papa blm pulang juga
B : masih mau ketemu temen dulu
D : oh okay, main2 lg yaaah
B : okay, duluan yaa temen2
Semua : okay Bagassss tiati yaa
Gw pun bergegas pulang kerumah, dengan senyum di bibir gw, pengalaman yg sangat menyenangkan, ditambah Davina sepertinya gak seperti Cantika, dia lebih santai, open minded dan sepertinya gak berharap apa2, walaupun gw lebih memilih utk punya status dengan Davina ketimbang Cantika, levelnya berbeda soalnya haha. Status gw pun bisa naik juga di sekolah dengan punya gandengan kaya Davina. Sesampainya gw dirumah, gw baru membalas “ngapain besok aja di sekolah lah mbing, lg cerita aja disini susah amat lo”. Beberapa menit kemudian Danang langsung membalas, sepertinya memang dia menunggu respon gw untuk bragging, “gak bisa jekkk, harus ketemu, mantep banget deh!”. Daripada gw menebak2 gak jelas, mending gw tinggal tidur.
Besok pun telah tiba, waktunya gw ke sekolah, ladang awal gw untuk mencari bidadari2 putih abu2. Pagi2 gak lupa kongkow dulu di basecamp biasa, ketemulah sama anak2, sampe akhirnya beberapa menit sebelum bel berbunyi gw pun masuk kedalem kelas,….si kambing pun uda nongkrong didepan pintu kelas gw seraya menunggu gw untuk dateng tampaknya.
D : woyyy kemane aje sih lu ude gw tungguin daritadi elah
B : ahhh..elu ngapain jg niat amat mau cerita doang, kaya cewek aja gak bisa di text
D : bosss, kemarennn bosss gokil banget, jalan ama Lila, ngobrol2 ngalur ngidul, mana doi settingannya hot banget bosss
B : ngemeng ape sih lo mbing, udee cerita deh
D : jadi gini coy, kemaren2 Lila tuh uda ngasih sinyal gitu ke gw, kayanya sih doi demen, tapi kok kaga ngajak2 pergi gitu kan, yauds deh gw ajak aje kemaren2, doi tadinya gak mauuu, tengsin kali haha. Ehhh kemaren ternyata gayung bersambut coyyy, tiba2 aje gw ditarik kan, pergi deh kite, gw ajak ngafe dulu, abis itu kita nonton deh, seksinya gak nahan coyyyy, kayanya gw bakal pdkt banget deh sama doi
B : terus gitu doang? Dapet apa lo kemaren?
D : mau tau aja luuuuu, doyan kan lo sama Lila? Udee lupain, sekali jalan sama gw, pasti gw bakal dapetin coy
B : (gw diam, menganalisa, berpikir keras) yakin lo? *adrenalin gw pun mengalir deras dalam badan gw*
D : yakin lahhh jek, emang lo mau deketin juga? Gak salah lo? Hahahaha
B : Mbing, kalo gw konsentrasi 20% aja buat Lila, lo udah gak bakal ada harapan
D : taekk, tinggi banget bacot lu
B : *menjulurkan tangan* mau nyoba?
Danang pun menelan ludah sedikit, dia gak pernah melihat sisi ini dari gw, tapi masalahnya dari pengalaman gw yg *memang* gak terlalu banyak, tapi gw udah punya banyak faktor yg membuat gw yakin, pede, dan sadar kalo gw punya kualitas, again, gw inget kata bokap:
“Kalo kamu gak percaya sama kualitas diri kamu sendiri, orang lain gak akan pernah liat kualitas kamu. Prajurit yg kalah perang itu bukan prajurit yg gak pegang senjata, tapi prajurit yg gak percaya kalo dia akan menang. Strength of will comes first, results will follow after”
Wejangan bokap emang nusuk sih, pedoman2 gw sedikit banyak dari petuah dia memang, jadi personal code aja. Danang pun sedikit ragu atas tantangan gw, sekarang gimana gw gak pede? Menurut gw, dengan sedikit effort, gw cukup beruntung untuk bisa ‘nakalin’ Cantika yg notabene anak baik2, gw bisa di ‘mainin’ sama Intan yg notabene emang cewe bandel tp inceran laki2 brengsek jg, Lila yg agresif ke gw yg udah gw ceritain dari awal betapa idolanya dia disekolah (disekolah lain pun juga), yg terakhir pun Davina, kedahsyatannya gak selevel sih sama Lila menurut gw, tetep aja, dia target banyak cowo2 sekolah swasta sekaligus negri. Gw pun makin menantang Danang “gimana mbing? Perlu gak gw stop kepedean lo dengan dapetin Lila?” mendengar tantangan gw, gw cukup tau Danang yg anak orang kaya dan lain2, terlalu tengsin utk ngeper, akhirnya dia pun memberikan terms & condition (udah kaya polis asuransi).
Disaat kita sedang berdiskusi mengenai ‘kompetisi’ ini, sang target, sang bidadari gw pun lewat dengan tas ransel dengan warna biru tua bermotif tumpahan cat putih, lengkap dengan aksesoris gantungan kunci rumbai2 cokelat dan suvenir dari salah satu band favoritnya, The Cure, iya….Lila, dengan rambut panjangnya yg lurus laksana rambut sunsilk, menggunakan bandana ungu muda, melihat gw dan Danang yg sedang singit untuk mendapatkan dia, si kambing pun menyadari, dia gak bisa banget gak caper, itulah bodohnya dia, “ehh Kak Cantik” Kak? Haha manggil Lila Kak dia sepede itu untuk dapetin dia? Cantik? Harus banget muji? Lila udah cukup tau dia cantik banget, 0 for effort hahaha. Lila pun gak menggubris, gw pun memanfaatkan momen tolol si kambing utk sekedar memberikan teaser apa yg sebenernya dihadapin oleh Danang.
Gw melihat dia, menatap matanya, sesaat Lila pun memandang gw, memelankan langkahnya, gw tau dia gak akan menyapa gw, dia tau kapan momen utk menggonjang ganjingkan gw, mungkin ini saatnya gw membalas, gw pun berucap “Lil, dapet salam dari Davina” setelah ngomong gitu gw pun memalingkan muka gw, sok2 dingin, gambling, but it’s necessary. Danang pun kebingungan melihat gw, mungkin di pikiran dia, begok amat nih cowok, Lila pun menghentikan langkahnya, membelokkan lehernya kearah kita, menaikkan salah satu alis hitam tebalnya yg sangat indah bergaris tajam, “Gak perlu salam balik, gw gak kenal” lantas pun dia berjalan, “ishh! Najis” terdengar gerutunya sambil meninggalkan kita berdua. Danang pun tertawa, seolah melihat kegagalan gw. Tapi gw tau, gw tau taktik gw.
Danang pun menjabat tangan gw, dengan menggeleng2kan kepala, diapun berucap dengan penuh percaya diri, “boleh Gas, boleh, gak boleh slek tp yaa kalo gw yg dapetin dia, harus ridho lo, hahahahhaa” tawa dia lepas. Bel kelas pun berbunyi, dan gw? Gw tersenyum.
Saat gw berjalan menuju parkiran motor, bertemulah gw dengan Cantika (duhhh gak enak aja sih rasanya. Jadi memang semenjak kejadian Lollipop gw menjaga jarak dengan Cantika, kita tetap komunikasi, ngobrol biasa, cuma gw membatasi aja supaya dia jg ngerti kalo ga ada komitmen apa2 mengenai kita berdua. Beberapa kali gw menolak ajakan dia untuk kencan atau ‘kencan’, yaa kadang kalo emang gak ada temen jalan ya gw jalan sama dia. Tapi semenjak dia ‘buka segel’, Cantika memang berubah, dia jd lebih ‘murah’ sama laki, gak pendiem kaya dulu. Jadi secara singkat begitulah keadaan gw sama Cantika. “Tadi siapa (Cantika) Gas?” tanya Davina karena melihat raut muka Cantika yg tidak terlalu mengenakkan, “temen kelas sebelah Dav, temen main lah” jawab gw, “temen main apa nihhh, kalo mukanya gitu kayanya bukan temen ngobrol deh” goda Davina, “haha gak kok, yuk helmnya udah?” jawab gw sembari menstarter motor gw untuk berangkat pergi.
Saat berjalan dengan motor, tangan Davina pun merangkul perut gw dengan erat, sambil menempelkan badannya dari belakang ke punggung gw, duh betapa dadanya yang tertekan dengan punggung gw sangatlah terasa. “Gas, yang cewek tadi siapa sih kok mukanya enggak enak banget deh, ayoo ngaku!” tanya Davina sambil mengetuk2 helm gw. Menghadap kesamping biar suara gw terdengar, gw pun menjawab “Iyaa dulu sempet makeout sama dia, tapi basically emang dia bukan tipe gw kok, makanya setelah kejadian itu gw sedikit jaga jarak aja” dengan suara gw yg agak kencang biar terdengar. “Emang makeout ngapain aja kok bisa sampe ngambek gitu, ihhh lo jahat yaaa, lagian tipe lo kaya apa sih Gas??” tanya Davina sambil memukul bahu gw, “Yaaa gitu deh, tipe gw yg baik, cantik, seksi aja deh! Hahaha” respon gw sambil tertawa, bisa berabe kalo gw nyebut ciri2 kaya Lila, Davina pun langsung mencubit gw manja lalu memeluk gw erat seiring kita berjalan.
Sesampainya dirumah Davina, tipikal anak orang kaya dengan rumah gedongnya yang berdesain Eropa dengan pilar2nya, kita pun turun lantas masuk kerumahnya melewati 2 pintu utama dengan ukiran2nya. Ckckck gw pikir, beda memang ni cewek, gw melihat ruang tamunya lengkap dengan sofa besar dan sofa kecil ukiran jati, tipikal orang kaya lama, dengan foto2 keluarga yang terpampang, setelah gw perhatikan Davina ini memang cantik dari lahir kayanya. Setelah melewati ruang keluarga gw pun bertanya kemana teman2nya karena masih kosong, Davina bilang bahwa biasanya kumpul2 itu di lantai atas, tapi memang mereka belum datang juga karena masih belanja, sehingga sambil menunggu kedatangan mereka kita pun masuk ke kamar Davina, kamar dengan tema victorian berwarna merah darah, dengan kasur King Size yang dihiasi oleh beberapa bantal kecil dan boneka (feminim memang si Davina), Davina pun menggandeng gw untuk masuk kamarnya, “tutup pintunya Gas” sahut Davina, gw pun menuruti dia. Tiba2 Davina pun membalikkan badannya dan entah kenapa karena cahaya kamarnya yang memancarkan warna2 merah darah, membuat Davina terlihat 3x lebih cantik.
Tanpa basa-basi gw pun langsung memegang dagu Davina, mendekatkan muka kita bersama, mata Davina pun mulai terpejam serta memiringkan kepalanya, tanda bahwa sudah ACC nih. Kita pun berciuman, Davina melingkarkan tangannya di bahu gw, kita menikmati kissing session dengan lidah yang saling berpagutan, sambil gw mendorong Davina kearah kasurnya sendiri, sampai di kasurnya, Davina pun memutar badannya dan mendudukkan gw diujung kasurnya, kita melakukan ini tanpa melepas bibir kita sama sekali. “Diem disini, aku mau ke kamar mandi dulu, jgn kemana2 yaa” ujar Davina sambil mengedipkan matanya genit. Davina pun membuka kancing bajunya satu persatu sambil mundur kearah kamar mandinya. Duhh gw mikir kesempatan emas banget nih, Davina lagi gak nanggung2 cantik banget, body oke, adrenalin gw pun lagi mengalir deras banget, panas juga gara2 Danang brengsek jalan sama Lila, gw gak tau deh Lila anglenya apa tapi gw gak mau ngebayangin Danang diapain sama Lila, brengsek gw jadi fokus ke Lila, harus sadar Gas, fokus, fokus, lo lagi dirumah salah satu cewek terkenal di sekolah2 lain, mungkin bibit unggul juga di angkatannya.
Keluar dari kamar mandi, celana pendek mini corak bali (celana pantai atau celana surf kali ya) yg hanya sepanjang kurang lebih 20cm dari pinggul dengan tali karet putih yg tidak diikat, sedikit tertutup dengan atasan baju tangan buntung, jika dari samping terlihat BH dengan warna violet. Rambut terurai, dia mendekati gw dengan sangat perlahan, dengan gestur yg sangat sensual, gw yg hanya terdiam terdecak kagum duduk kaku di ujung kasur terpesona memandang dia, kedua pipi gw dipegang oleh tangannya, jari memakai kutex warna merah muda, “Kenapa sih kok diem aja?” ujar dia dengan jarak muka yg dekat sekali dengan muka gw, perlahan dia naikkan satu kaki ke kasur, kaki satunya lg pun mengikuti, sekarang dia ada diatas pangkuan gw, badan kita saling menempel dengan muka yg saling berhadapan dengan sangat dekat dengan aroma tubuhnya yang sangat harum, mengundang gw untuk mencium seluruh bagian badannya. Davina pun mengangkat dagu gw seraya menatap, dengan matanya yang meminta, gw pun langsung melumat bibir Davina yang mengkilap dengan lip balmnya yang membuat bibirnya semakin licin, nikmat sekali menjelajah bibir atas serta bibir bawahnya, Davina gak terlalu suka bermain lidah, dia hanya suka menghisap bibir atas gw seraya menggigitnya sesekali. Atasan tangan buntung Davina seperti kaos buntung yang sering dikenakan oleh drummer blink 182, Travis Barker kalo pada tau, sehingga kebayang ya betapa longgarnya sampe bhnya keliatan.
Tangan gw pun langsung masuk melalui bagian longgar dibawah ketiak baju Davina sehingga gw bisa meremas dadanya yang indah itu, gw meraba Branya terasa sekali renda di busanya, dengan hiasan pita kecil ditengah2 BH-nya Davina, seketika tangan gw yg mulai liar meremas dadanya, dihentikan oleh Davina, mencopot bibirnya, Davina pun berkata “Gas, copot dong, sayang BH bagus, gw mau ngeliatin ke lo” sambil mengelus bibir gw menandakan gak sabarnya dia untuk kembali melumat. Disaat gw mau mencopot BH-nya dari belakang, dia pun menghentikannya “Ehh, baju gw dulu dong copot, gw kan mau ngasih liat lo” ujar Davina, gw pun tersenyum kecil, berpikir betapa ‘tergesa2’nya gw haha, gw pun melepaskan atasan Davina dan gilaaaa, dadanya mengkel banget keangkat oleh BH-nya, BH berwarna violet dengan renda hitam diujung cupnya, “Buat lo nih Gas, enjoy!” ucap Davina, tanpa berlama2 gw pun langsung menenggelamkan muka gw dibelahan dada Davina, gw mengusap2 muka gw didada ‘Cut Tari’ KW ini, Davina pun tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, sambil gw raih kaitan BH dipunggung dia, gw pun mulai melancarkan serangan dengan memberikan gigitan gigitan kecil di dada kiri dan kanannya, “ahhh…gw mulai seneng nih” desah Davina kecil. BH-nya terlepas, cupnya mulai turun, terlihat lah puting merah muda yang dikelilingi dengan areola yang tipis, seluruh dadanya gw remas dengan kencang, emosi, adrenalin dan nafsu menggelapkan ketenangan gw, masih terbayang Lila sedikit dalam bawah sadar gw.
“ummhh, pelan2 baby, aku gak kemana2” desah Davina makin memancing gw, gak lama Davina pun mendorong gw untuk telentang dikasurnya, dia mulai mencium leher gw, menggigit bahu gw, mengeksplor dada gw dengan mulutnya, menghisap puting gw layaknya artis JAV yang menservice para prianya, akhirnya pun sampai dia pada celana gw yg masih gw pakai, tanpa basa basi pun dia mencopot gesper lengkap dengan celana gw, sehingga gw hanya tinggal menggunakan boxer putih dengan motif pohon palem. “hihi, lucu deh boxernya, sayang aku ga butuh boxer km” sebelum dia melepas boxer gw, gw harus menyeimbangkan permainan, gw raih tangannya lalu gw tarik sehingga mukanya sejajar lagi dengan muka gw, gw lumat kembali bibirnya sembari gw putar badannya sehingga sekarang gw yang berada diatas dia, “uhh Gas, gak seneng yaa dibawah hehe” goda Davina, “ssshhh, gw gak mau telanjang sendirian, lo juga harus gw bukain” goda gw. Celana Davina pun gw copot secara perlahan dengan sedikit perlawanan pura2 dari Davina dengan malu2 kucingnya namun dengan senyuman nakal. Betapa kagetnya gw bahwa Davina gak pake CD sama sekali, yang gw lihat hanya vagina dia dengan bulu yang sedikit lebat yang menutupi labianya yang sedikit mengeluarkan cairan. Seketika tangan Davina menutupi vaginanya yang terekspos, “mau diapain sih Gas, malu ihh” ucap Davina manja, tanpa berpikir panjang gw pun langsung menyingkirkan tangannya, gw langsung melumat vagina Davina yang untungnya bersih dan wangi. Gw kecup pelan labianya untuk melihat reaksi Davina yang sesuai dengan ekspekasi gw, “ummhh, Gas jangan lama2, uhh enak banget sih tapi..” gw pun melanjutkan menjilat lubang kenikmatan Davina sampai vaginanya banjir yg entah karena liur gw atau karena cairan dia sendiri. “umhhh Gas udahh, sini dong” pinta Davina meminta gw diatas dia.
Disaat gw diatas dia, dia bisa merasakan kerasnya penis gw yg terlihat dari CD gw, memang penis gw sudah tidak bisa bersembunyi lagi, Davina pun mendorong gw sehingga kita berdua berganti posisi, gw berdiri dan dia duduk diujung kasurnya, Davina langsung melucuti CD gw tanpa banyak omong, dia langsung melihat batang gw yang tegak lurus menunjuk wajahnya, “uuhh, boleh gak aku emut?” sambil memegang batang gw memainkannya naik turun di bibirnya Davina. Gw yang saat itu sudah tidak konsen lagi, menjambak rambut cewek cantik ini dan menyodorkan kepalanya langsung ke penis gw, “heii…umhhh slerp” batang gw full ada didalam mulut dia, bibirnya yg memakai lipbalm pun turut basah karena liurnya sendiri, gw menggerakkan pinggul gw maju dan mundur, gw betul2 menggunakan mulut dia sebagai lobang kenikmatan gw, batang gw pun ditahan oleh tangan dia, dinaikkan kearah hidungnya untuk menjilat kedua biji gw, sampai basah karena lidahnya, dihisap lah biji kanan dan kiri gw, membuat gw sangat mendesah keenakan. Selanjutnya, gw pun berbaring, selagi dia membetulkan posisi untuk menghisap batang gw lagi, gw pun menahan, menggeleng2kan kepala gw, “kalo km mau ngisep peler gw, gw mau memek lo, akhirnya kita pun melakukan 69 dari samping, kaki gw angkat satu supaya batang gw bisa dihisap dengan lebih leluasa oleh Davina, sedangkan kaki dia menjepit kepala gw sehingga gw bisa menikmati vagina dia yg sudah luar biasa basahnya.
“umhhhh Gas gw ga tahan banget, gw udah gak tau weewee gw basah karena horny atau karena bibir lo disitu, ahhh…” desahan yang sudah tak tertahankan oleh Davina membuat gw semakin bersemangat untuk menjelajahi lidah gw kedalam lobang vaginanya. Semakin banyak cairan yang keluar semakin semangat gw untuk makin memberikan liur gw kedalam vaginanya. Tidak lama, Davina pun mencopot bibirnya dari batang gw, dia membangunkan gw sehingga gw berada dalam posisi duduk dengan kaki yg terebah kekasur, dipojokkan gw ke kepala kasurnya, dilumat kembali bibir gw oleh bibir dia, ciuman yang semakin agresif, permainan lidah Davina masih kalah oleh dominasi bibir gw yang menjelajah ke seluruh rongga mulutnya, dengan posisi batang gw yg tegak lurus menggesekkan ke mulut vagina dia, tidak tahan dengan sensasi ini, gw pun memutuskan untuk memegang batang gw seraya mengarahkan kepala kontol gw ke mulut vagina Davina yang sudah sangat licin, saking licinnya baru tersangkut diujung lobangnya, sudah langsung ditiban oleh Davina sampai seluruh batang gw ada didalam lobang yg hangat ini. “ahhhhh, Gasss kita udah ngentot nih sekarang, ahhh titit km udah di memekku nih” ujar Davina yg tidak bisa menahan desahannya. Gw pun mengangkat pinggulnya untuk mengontrol naik turunnya Davina sehingga dia pun mengerang2 keenakan, bibir kita uda tidak saling berpagutan karena Davina sibuk menutup mulutnya untuk menahan teriakannya sambil memejamkan mata. Tangan gw yang sibuk mengatur tempo, sedangkan dada Davina yang menganggur pun langsung gw libas dengan mulut gw, gw hisap puting kiri dan kanannya bergantian, Davina pun menampar gw kecil, terkaget, lalu Davina pun berucap “uhhhh, Gasss sorry, isep lagi donggg, basahin toket gueeeee, gw udah gak tahannnn”, mendengar itu pun gw membanjiri areolanya dengan liur gw yang sudah gak kekontrol. Tangan gw dipegang oleh Davina, dia pun menghentikan naik turunnya, melepas memeknya dari kontol gw, membalikkan badannya dan menyenderkan punggungnya ke dada gw, dengan kepalanya berada disamping kiri kepala gw, tangannya membelai rambut gw, tangan satunya lg menggesekkan kepala kontol gw ke mulut vaginanya, “Gas….aku suka leherku dicium” ujar Davina, peler gw pun akhirnya dimasukkan ke vaginanya “ahhhh shit enak bangetttt, enak banget Gass sumpahhh”.
Kita pun melakukan reverse cowgirl dengan posisi setengah duduk, kali ini si bando merah tidak perlu diarahkan lagi, mungkin ini adalah posisi favorit dia (berarti either pengalaman banget, atau bokep banget tontonannya) gw pun melakukan apa yg dia suka, gw cium lehernya “ahhh gila enak banget Gas awhh, jangan dicupang pleaseee aku ga mau berbekas”, gw pun akhirnya menggigit kecil lehernya, gw lanjutkan dengan mencium bahunya, tangan gw memainkan buah dadanya yg bergoyang oleh naik turunnya Davina, kepalanya dia makin tersender keenakan, “Gasss pleasee sodok lagi Gass, gw kayanya mau keluar nih ahhhhhh!” teriak perempuan berkulit putih yg membuat gw seolah2 lg ngentot sama Cut Tari ini, dengan desahan dia yg makin gak beraturan itu, membuat gw pun semakin mau muncrat juga, “ahhh Dav, gw jd pengen keluar juga nih, ahhh…” gw pun mempercepat tempo semakin kencang dan kencang sodokan gw, gak kerasa gw memuntir kedua putingnya Dav dengan keras, membuat dia semakin mengerang, semenit kemudian tangan Davina mencengkram pipi gw dengan sangat keras, menandakan orgasmenya yg tidak bersuara, membuat batang gw pun berdenyut menandakan sinyal keluarnya cairan gw, “Davvvvvv gw pgn ngencrit nih ahhhh” dia yg lemas pun mencabut memeknya, langsung menggenggam batang gw dan mengocoknya kencang, mani gw yg tersembur ke segala arah membuat kasurnya terkena cairan2 gw. Setelah keluar gw pun terkurai lemas bersender di kepala kasurnya, begitu juga dengan Davina yg masih menyenderkan kepalanya ke kepala gw tak bersuara. Beberapa menit kita terdiam, dia pun memulai percakapan
D : kamu udah sering main yaa Gass, aku korban keberapa ihh bandel
B : *terdiam*, enggak kok
D : iih boong, km enak deh ngentotnya hihi
B : *dalam hati kaget jg, gmnpun gw baru lepas perjaka* thank you, karena kamu sih yg ngajarin hehe
Kita pun akhirnya berpelukan, pada akhirnya pun kita gak denger ada temen2 Davina dateng sama sekali, usut punya usut pun memang temen2 Davina memang sudah datang daritadi, tapi mungkin mereka ‘mengerti’ bahwa temennya lagi ada tamu hehehe. “Kalo capek tidur dulu aja Gas, aku harus nyapa mereka dulu biar ga rewel, nanti banyak bacot deh kalo gak aku tegor”, gw pun rebahan, kaya kembang api nih dalam hati gw pertama kali merasakan have sex sama cewek, ditambah ceweknya mungkin udah pengalaman. Davina pun mulai memakai baju rumah yang sopan, tapi tetep menggoda dengan hotpantsnya, gw pun mengecek HP yg sebenernya daritadi berbunyi, ada 8 text kalo gak salah inget. Salah satunya dari si kambing….Danang.
“Dimana looo, abis ini gw kerumah lo yee, pengen cerita gw, dahsyat jekkkk” text dari Danang yg bikin gw tambah panas, kebayang apa yg dia dapet dari Lila, brengsek! Gw pun memakai baju gw kembali berbarengan dengan Dav yg masuk kekamar, “heyy udah baju-an aja, yukkk turun”. Kita pun keluar kamar berdua, turun menyapa temen2nya, ada Mia dan Kinanti juga disitu “cieeee hayoooo abis ngapainnn” sahut Mia sambil tunjuk2 bercanda. “enggak sih yeee, Bagas numpang tidur doang capek tadi haha” jawab Davina, “yeee capek ngapain tuuuu ayooo sini sini cerita” goda Kinanti sambil dorong2an dengan Mia. Di meja sudah ada Mix Max, Heineken, dan Bir Bintang, rokok dan bekas lintingan, memang teman2 Davina tergolong bebas dan liar juga ternyata. Akhirnya gw ikut nongkrong sebentar, sedikit bangga bahwa melihat temen2 cowonya Davina yg tergiur sama Davina sebagai queen-beenya, gw yg baru dari kamarnya make dia, kita pun ngobrol2 sampai jam 7, waktunya gw pamit.
B : hei, gw madol ya
D : kok buru2 Gas, nanti dongg mama papa blm pulang juga
B : masih mau ketemu temen dulu
D : oh okay, main2 lg yaaah
B : okay, duluan yaa temen2
Semua : okay Bagassss tiati yaa
Gw pun bergegas pulang kerumah, dengan senyum di bibir gw, pengalaman yg sangat menyenangkan, ditambah Davina sepertinya gak seperti Cantika, dia lebih santai, open minded dan sepertinya gak berharap apa2, walaupun gw lebih memilih utk punya status dengan Davina ketimbang Cantika, levelnya berbeda soalnya haha. Status gw pun bisa naik juga di sekolah dengan punya gandengan kaya Davina. Sesampainya gw dirumah, gw baru membalas “ngapain besok aja di sekolah lah mbing, lg cerita aja disini susah amat lo”. Beberapa menit kemudian Danang langsung membalas, sepertinya memang dia menunggu respon gw untuk bragging, “gak bisa jekkk, harus ketemu, mantep banget deh!”. Daripada gw menebak2 gak jelas, mending gw tinggal tidur.
Besok pun telah tiba, waktunya gw ke sekolah, ladang awal gw untuk mencari bidadari2 putih abu2. Pagi2 gak lupa kongkow dulu di basecamp biasa, ketemulah sama anak2, sampe akhirnya beberapa menit sebelum bel berbunyi gw pun masuk kedalem kelas,….si kambing pun uda nongkrong didepan pintu kelas gw seraya menunggu gw untuk dateng tampaknya.
D : woyyy kemane aje sih lu ude gw tungguin daritadi elah
B : ahhh..elu ngapain jg niat amat mau cerita doang, kaya cewek aja gak bisa di text
D : bosss, kemarennn bosss gokil banget, jalan ama Lila, ngobrol2 ngalur ngidul, mana doi settingannya hot banget bosss
B : ngemeng ape sih lo mbing, udee cerita deh
D : jadi gini coy, kemaren2 Lila tuh uda ngasih sinyal gitu ke gw, kayanya sih doi demen, tapi kok kaga ngajak2 pergi gitu kan, yauds deh gw ajak aje kemaren2, doi tadinya gak mauuu, tengsin kali haha. Ehhh kemaren ternyata gayung bersambut coyyy, tiba2 aje gw ditarik kan, pergi deh kite, gw ajak ngafe dulu, abis itu kita nonton deh, seksinya gak nahan coyyyy, kayanya gw bakal pdkt banget deh sama doi
B : terus gitu doang? Dapet apa lo kemaren?
D : mau tau aja luuuuu, doyan kan lo sama Lila? Udee lupain, sekali jalan sama gw, pasti gw bakal dapetin coy
B : (gw diam, menganalisa, berpikir keras) yakin lo? *adrenalin gw pun mengalir deras dalam badan gw*
D : yakin lahhh jek, emang lo mau deketin juga? Gak salah lo? Hahahaha
B : Mbing, kalo gw konsentrasi 20% aja buat Lila, lo udah gak bakal ada harapan
D : taekk, tinggi banget bacot lu
B : *menjulurkan tangan* mau nyoba?
Danang pun menelan ludah sedikit, dia gak pernah melihat sisi ini dari gw, tapi masalahnya dari pengalaman gw yg *memang* gak terlalu banyak, tapi gw udah punya banyak faktor yg membuat gw yakin, pede, dan sadar kalo gw punya kualitas, again, gw inget kata bokap:
“Kalo kamu gak percaya sama kualitas diri kamu sendiri, orang lain gak akan pernah liat kualitas kamu. Prajurit yg kalah perang itu bukan prajurit yg gak pegang senjata, tapi prajurit yg gak percaya kalo dia akan menang. Strength of will comes first, results will follow after”
Wejangan bokap emang nusuk sih, pedoman2 gw sedikit banyak dari petuah dia memang, jadi personal code aja. Danang pun sedikit ragu atas tantangan gw, sekarang gimana gw gak pede? Menurut gw, dengan sedikit effort, gw cukup beruntung untuk bisa ‘nakalin’ Cantika yg notabene anak baik2, gw bisa di ‘mainin’ sama Intan yg notabene emang cewe bandel tp inceran laki2 brengsek jg, Lila yg agresif ke gw yg udah gw ceritain dari awal betapa idolanya dia disekolah (disekolah lain pun juga), yg terakhir pun Davina, kedahsyatannya gak selevel sih sama Lila menurut gw, tetep aja, dia target banyak cowo2 sekolah swasta sekaligus negri. Gw pun makin menantang Danang “gimana mbing? Perlu gak gw stop kepedean lo dengan dapetin Lila?” mendengar tantangan gw, gw cukup tau Danang yg anak orang kaya dan lain2, terlalu tengsin utk ngeper, akhirnya dia pun memberikan terms & condition (udah kaya polis asuransi).
Disaat kita sedang berdiskusi mengenai ‘kompetisi’ ini, sang target, sang bidadari gw pun lewat dengan tas ransel dengan warna biru tua bermotif tumpahan cat putih, lengkap dengan aksesoris gantungan kunci rumbai2 cokelat dan suvenir dari salah satu band favoritnya, The Cure, iya….Lila, dengan rambut panjangnya yg lurus laksana rambut sunsilk, menggunakan bandana ungu muda, melihat gw dan Danang yg sedang singit untuk mendapatkan dia, si kambing pun menyadari, dia gak bisa banget gak caper, itulah bodohnya dia, “ehh Kak Cantik” Kak? Haha manggil Lila Kak dia sepede itu untuk dapetin dia? Cantik? Harus banget muji? Lila udah cukup tau dia cantik banget, 0 for effort hahaha. Lila pun gak menggubris, gw pun memanfaatkan momen tolol si kambing utk sekedar memberikan teaser apa yg sebenernya dihadapin oleh Danang.
Gw melihat dia, menatap matanya, sesaat Lila pun memandang gw, memelankan langkahnya, gw tau dia gak akan menyapa gw, dia tau kapan momen utk menggonjang ganjingkan gw, mungkin ini saatnya gw membalas, gw pun berucap “Lil, dapet salam dari Davina” setelah ngomong gitu gw pun memalingkan muka gw, sok2 dingin, gambling, but it’s necessary. Danang pun kebingungan melihat gw, mungkin di pikiran dia, begok amat nih cowok, Lila pun menghentikan langkahnya, membelokkan lehernya kearah kita, menaikkan salah satu alis hitam tebalnya yg sangat indah bergaris tajam, “Gak perlu salam balik, gw gak kenal” lantas pun dia berjalan, “ishh! Najis” terdengar gerutunya sambil meninggalkan kita berdua. Danang pun tertawa, seolah melihat kegagalan gw. Tapi gw tau, gw tau taktik gw.
Danang pun menjabat tangan gw, dengan menggeleng2kan kepala, diapun berucap dengan penuh percaya diri, “boleh Gas, boleh, gak boleh slek tp yaa kalo gw yg dapetin dia, harus ridho lo, hahahahhaa” tawa dia lepas. Bel kelas pun berbunyi, dan gw? Gw tersenyum.
To Be Continued....
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada akhirnya, akhirnya yaaa..kalo inget2 salah satu pengalaman paling dahsyat sih, well, first time always something right? Sekali lagi terima kasih banget utk para suhu2 disini yg setia menunggu sampe komen terus absen hehe..Sorry krn emang lg hectic2nya nih. Next kira2 apa yg terjadi sama Bagas & Danang? Si Kambing emang yakin banget dapet Lila, dengan keadaan Bagas yg kaya gini, apakah kira2 Lila gak akan ngambil momen pas utk mainin Bagas utk sama Danang? Tp gw bukan orang yg ga punya trik sama sekali sih. Menurut gw sih 2 chapter selanjutnya akan lebih ambigu dan panas pastinya, apalagi yg nungguin Lila,......Dita,......Nissa, atau ada seseorang yg lama atau yg baru akan bikin semuanya jadi kompleks? Please terus antusias, sabar menunggu dan up terus yaa suhu suhu biar ane semangat nih hehehe.
DISCLAIMER: update selanjutnya mungkin agak lebih lama, tergantung sih kalo senggang ane pasti akan nyempet2in nulis, kebetulan uda mulai paragraf satu nih.
Next: Chapter 9 - Versus Danang
Terakhir diubah:
kenthirkatrok
Semprot Sejati
makasih apdet nya @rattlesnake
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
