Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

NEXT: Versus Danang (Part II - Epilogue) atau Chapter 11?


  • Total voters
    164
  • Poll closed .
CHAPTER 21
Sebuah Kejutan dan Sedikit Harapan




Dekat dengan Rani, walaupun masih sebatas kakak dan adik kelas, ditambah gw gak terlalu tertarik sama dia, menjadi selingan yang baik untuk sementara gw di sekolah, ya gak semua perempuan yang deket sama gw harus gw sikat juga kan udah kaya tikus aja gw semua digigitin. Masih chat sama Dian, seperti chapter sebelumnya udah gak perlu di mention lagi gimana mudah horny si Dian ini, gak kenal waktu dan tempat kadang2 saking hyper-nya Dian, pernah suatu ketika saat gw lagi telfonan sama dia, baru mau niat ngegodain tiba2 si Dinda (sohibnya Dian) ngambil telfonnya terus ngomong “Heii Bagasss, ciee ini ya yang sering diomongin sama sohib gueee, kesini donggg”, sudah banyak ‘undangan’ dari Dian untuk gw kesana, sampe akhirnya gw berpikir juga iya sih tinggal kesana, kenapa gw mager banget untuk gerak ke kota yang emang gw suka banget juga.

Perbincangan mengenai pertemuan gw dengan Dian pun sering terlontar sudah, tapi ada sedikit resistensi dari Dian, hmm untuk cewek yang gw cukup tergila2 sama gw dan sering minta gw nyamperin, resistensi ini menjadi sebuah anomali. Ada beberapa poin yang dijabarkan oleh Dian kenapa dia agak berubah pikiran untuk ketemu gw, yang pertama; dia merasa gw sangat fisik oriented, gimana gw sangat memuji lekuk tubuhnya, tapi gak mukanya, membuat Dian sedikit insecure gimana kalo dia gak suka sama aslinya. Kedua; Dian itu somebody disana, bukan hanya dia, keluarganya pun somebody disana, dan menurut dia itu menjadi salah satu pertimbangan karena ketemu gw itu resiko, ditambah kalo gw tau, atau dia kenapa2 (well alasan yang sedikit wajar). Ketiga; karena dari awal kita hanya virtual, ya dia masih butuh waktu untuk ketemu irl.

Pokoknya dari ketiga poin tersebut udah sering diutarakan sama dia, yang menurut gw gak fair, pertama gw gak suka hubungan seperti ini, ditambah gw gak suka juga kalo gw dibatasin untuk alasan2 yang menurut gw masih bisa di-handle. Terkadang gw sangat marah akan hal ini, tapi balik ke poin kedua dari Dian, dia somebody, kenapa gw ungkit hal ini? Karena dia cukup effort ke gw, dia ngirimin bunga (entah kenapa kalo gw lg kesel dia kepikiran madamin itu dengan bunga, woiiii gw cowok??! Kirimin ban motor kek, knalpot racing kek yang lakian dikit), tapi ya gw tergugah aja, jarang banget coy laki dikirimin bunga, dengan kartu model2an hallmark gitu, kadang dia ngirimin kue2 juga, yaa hal2 kecil gitu lah. Karena poin kedua lumayan checks out, gw agak sabar dikit jadinya.

Oh iya, hubungan percintaan gw, apa, siapa yang ada di hati gw, gak ada yang tau kecuali hanya sebatas rumor atau gw yang mention covernya doang, perlu gw jelasin kaya gini untuk ngasitau bahwa gw bukan tipe orang yang terbuka untuk hal2 yang sangat private dalam konteks asmara gw, jadi sahabat2 gw bisa diitung jari yang bener2 tau, itu pun kalo gw kasitau. Untuk Lila aja mereka hanya sekedar ‘oh kayanya sih’ atau ‘ya Bagas suka kali’, apalagi soal virtual, nope mereka gak tau.

Jgleg’ pintu mobil lelaki terbuka, tersenyum dia seraya berkata “hei, lama gak nunggunya?” dengan senyumnya menarik lesung di pipinya. “Lama dong, jalan gini aja siap2nya lama banget” jawab lelaki sedikit menggoda, tersenyum jua dia. Duduk dan mengibaskan sedikit rambutnya, menyangkutkan ke kuping kanannya dengan anting perak yang terlihat, “Sorry yaa, gak biasanya juga aku siap2, mungkin pengen berkesan malem ini” wanita berkata, apakah menggoda? Apakah sebuah fakta yang tak sengaja terungkap? “Gak perlu siap2, gimanapun kamu, kamu udah bagus dan kamu tau, dan aku tau” jawab lelakinya, fakta. Sang wanita menggunakan atasan berwarna hijau gelap berkerah hitam bertangan buntung, atasannya berbahan halus seperti sutra, dengan skinny jeans hitam mengatung, menggunakan sepatu heels pendek berwarna hitam. Indah. Apapun itu, malam ini berawal dengan sangat baik.

“Dia tau?” tanya wanita kepada lelakinya, “Gak perlu tau lah” jawab lelakinya sembari memalingkan pandangannya dari jalan untuk melihat sesuatu yang lebih indah untuk dilihat. “Gak perlu” jawab wanitanya dilanjutkan dengan anggukan, penuh dengan senyum. “Kamu mau kemana? Laper gak” tanya sang wanita, “Lumayan nih, mau makan apa?” sang lelaki balik bertanya, “Ih pengen sate deh! Kebayang bumbu kacangnya pedes kena sambel” jawab wanitanya semangat, sang lelaki pun tersenyum, “*****s yuk?” lelaki menjawab. “Ayo” tersenyum, sang wanita menggenggam tangan lelaki yang sedang memegang persneling. Entah kenapa, malam ini semua terasa sangat hangat.

Lidi yang sudah tak berdaging, kosongnya piring2, kesederhanaan yang kita miliki, sesuatu yang hakiki, “What took you?” tanya wanitanya, “Long enough to pick a good momentum though right?” jawab lelakinya dengan yakin, diantara keramaian para penikmat serta penghuni malam, tak terasanya kita menikmati semuanya di dalam mobil, sunyi hanya kita berdua. [Now playing: The Cranberries - Linger] alunan melody gitarnya sebagai intro lagu sepanjang masa itu, “Kamu gak harus nyetel mixtapeku lah” ujar sang wanita, “Bukan karena kamu, ya karena aku suka juga sama mixtapenya, kan kamu tau yang aku suka” bersender, mereka saling bertatap, bersenandung.

Bercengkrama, bercanda, mereka tidak seperti biasanya, sang lelaki terbuka, sang wanita menjadi hangat, seolah2, mereka ditakdirkan berdua. Digenggamnya tangan sang lelaki dengan erat, tersenyum dengan berat, lelakinya pun bertanya “Lepasin aja, dirasain aja apa yang mau dirasa, gak ada yang perlu ditahan, kita berdua sama, gak perlu lagi ada kata2 suka, kita merasa” seolah belenggu yang terlepas, senyum wanitanya berubah, “Aneh gak sih kalo aku cium duluan gitu?” tanya sang wanitanya, sebagai canda? Sebagai tanda? Tanpa bertanya, sang lelaki pun maju mencium..pipinya, dengan sedikit tertawa, wanita pun berkata “Aneh dong kamu, aku yang nanya kamu yang ma-“ tanpa selesainya sebuah kalimat, sang lelaki pun mencium bibirnya dengan lembut.

♪ You know I’m such a fool for you..
You got me wrapped around your finger..
Do you have to let it linger..
Do you have to, do you have to..

Do you have to let it linger.. ♪

Gw udah beberapa kali nih konflik soal ketemuan sama Dian, dari yang dia udah mulai kendor atau ‘nyerah’ untuk nahan2 gw, sekarang tinggal penyesuaian jadwal aja, kebanyakan sih dari gw yang agak susah ya, normalnya, gw ini bisa kesana jumat malem paling kalo gak tektok ya gw pulang besoknya (masih kuat lah numpang nongkrong di kota orang namanya juga masih muda hehe), tapi memang jumat gw lagi penuh, sama Rani? Sayangnya enggak, gw lagi berhubungan lagi sama Lila, ya chat dia yang terakhir? Yang gw gengsi banget gak mau bales karena dia ngantuk, besok paginya Lila chat gw, well gak pagi juga sih, jam 11an kali ya (kalo gak salah, please maklum, seindah2nya memori, tetep banyak blurnya, makanya kalo gak mau blur jangan badung Gas! *self reminder aja*).

Jadi yang penting di mention adalah, gw lagi chat sama Lila, Nissa, dan Dian (in that order, gotta prioritize guys). Walaupun gak mengganggu gw sama Dian, harus diakui gw sedikit pengen ketemu dan test drive lah. Long story short, kita berdua (gw dan Dian) gak menemukan titik temu kapan kita bisa ketemu, gw santai, tapi ternyata Dian gak bisa, dia udah terlalu ‘ketagihan’ sama gw, dia butuh gw, menurut dia, dia cocok banget ‘nakal’ dan mengeksplor seksualitasnya sama gw. Menurut gw pribadi? Bullshit. But I’ll take any compliments every single day. Jadi gw sama Dian itu udah mulai terpola komunikasinya, kalo hp gw ‘kosong’, pasti gw akan chat dia, dan dia gak pernah gak responsif, dia cukup tau kok (mungkin yaa) kalo dia tuh booty call (pun intended) doang, jadi gak masalah gak intens juga. Tapi lama2 gw jengah juga, kecuali kalo gw lagi pengen sharing atau nakal2, ya gw gak contact dia.

Pada akhirnya, Dian merasa gw mulai menjaga jarak, akhirnya dia pun memutar otak gimana caranya masih somehow memiliki gw. Gw lupa kasitau mungkin ya, berdasarkan pengalaman virtual sex gw sama Dian, dia itu bisa manipulatif banget in a good way ya, in a sex way lebih tepatnya haha. Jadi gak heran kalo dia sedikit ‘cerdik’ kayanya. Karena liburan dia lebih dulu, dia pun akhirnya nanya sama gw suatu malam, malam kamis lebih tepatnya, “Gas kamu udah libur kan? Kamu gak kemana2 besok?”, “Belum ada planning sih, kenapa emang?” jawab gw, gak lama setelah itu pun Dian nelfon gw.

D: yakin besok gak kemana2?
B: (dengan bingung) enggak, emang ada apaan ya?
D: dirumah rame?
B: nyokap besok mau pergi sama temennya, Dita gak tau cuma biasanya jumat sih dia ngampus dan baliknya bisa malem

Gw sempet berpikir apa ini adalah kode bahwa gw disuruh ke Bandung? Karena dari nadanya kayanya ini cewek semangat banget gitu.

B: kamu lagi diluar ya? Kok rame banget (rame suara temen2nya gitu)
D: aku lagi di kostan temenku, lagi main, kenapa kamu mau gangguin aku ya?
*tiba2 ada suara cewek, kayanya Dinda ya, berceloteh “Hayooo Bagasss siap2 mau ditiban2 nih yaa hahahahhaha” yang langsung dipotong oleh Dian “ehhh ngaco deh lo ah”

B: rame ya, enggak lah gak gangguin
D: ihh gangguin juga gak apa2 kok Gas hihi
B: gak ah nanti Dinda mau juga lagi
D: ehhh maunya dia itu mah, kamu jatahnya aku
B: pelit banget sama temennya sendiri
D: nyebelin dehh, pelit biarin, biar aja dia cari laki sendiri
D: Gasss…
B: apa Dian?
D: besok pagi aku mau ke Jakarta, ada urusan sebentar, tapi kebanyakan urusan aku itu ketemu kamu, rumah kamu kosong?​




To be Continue....




Next: Chapter 22 - LELE
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd