Sel_Jantan
Guru Semprot
Hati-hati patah hu
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
FANTASY Balada anak kosan
- Thread starter Sel_Jantan
- Start date
Sebalo
Guru Semprot
- Daftar
- 11 Mar 2015
- Post
- 658
- Like diterima
- 138
Sel_Jantan
Guru Semprot
ini tsnya kemana ya???Kosan sepiii amaattt..
Yuri_90
Pendekar Semprot
Oalah rekrek... tak kira update 10k, ternyata 10 kata blass.
Fadelcilikiteww
Semprot Holic
- Daftar
- 17 Jun 2017
- Post
- 329
- Like diterima
- 795
Belum ada mau updatekah suhu
gzoel
Pendekar Semprot
padahal Amat tidak suka sepi ...
Kosan sepiii amaattt..
tidak suka sepi goyang
tidak suka sepi rintihan dan leguhan
gzoel
Pendekar Semprot
pasti di rumah cinta yo ...
nunggu Tante Ken lewat !!!
nunggu Tante Ken lewat !!!
Sel_Jantan
Guru Semprot
Hari semakin siang, gelap telah hilang. Mendung jadi terang, gerimis masih datang, sisa hujan tadi malam. Gue bangun dari tidur yang hanya beberapa jam tapi terasa sangat lama. Ini mungkin yang namanya tidur berkualitas. Layar tv telah mati, suasana sepi, hanya ada bunyi yang bersumber dari dapur.
11.57 a.m
Gue berjalan menuju dapur mendatangi seseorang di sana yang sedang sibuk mengiris bawang merah. Tampilan sederhana hanya memakai kaos oblong lebar dengan bawahan hanya memakai celana dalam model boxer.
"Hei, baru bangun kamu A?" Sapa Teh Asri diiringi senyum sumringah
Sambil garuk-garuk kepala,
"Iya Teh hehe, masak naon yeuh?"
"Banyak A, udah kayak mau hajatan ini mah. Kata Erlina semua bahan harus habis atau gunain sebanyak-banyaknya" Teh Asri menjawab tanpa menolehkan kepalanya,
"Tuh biar seger ada jus di kulkas" lanjut Teh Asri
Plak!
Gue tepak bokong Teh Asri yang tertutup kaosnya, sambil lalu menuju kulkas.
"Ishh nya! jahil kamu mah" dengan manja Teh Asri malah menggoyangkan pinggulnya
"Hahahaha gemes Teh"
"Jus apa ini Teh?" Tanya gue sambil nuangin jus ke gelas mug
"Campur itu A, alpukat sama pisang, idenya Erlina" Jawab Teh Asri
"Ohhh, ngomong-ngomong kemana dia Teh?"
"Bilangnya sih mandi tadi, udah hampir setengah jam lah ini mungkin"
"Ohhh kirain pulang duluan" gue pun mendekat ke Teh Asri
"Atuh keenakan kita A kalo ga ada dia mah haha"
"Hahaha bisa ajaaa teteh mah" sambil gue dekatkan badan merapat punggungnya, tangan gue melewati tangannya meletakkan mug berisi jus
"Sshhhh Aa gelii ah, Teteh lagi masak ai kamuu, ntar gosoong, gangguin Erlina mandi gih mendingan"
"Boleh gitu? Ga cemburu?" Canda gue tanpa melepaskan tangan dari pinggulnya
Teh Asri membalikkan badannya, tangannya marangkul leher lalu dikecupnya pelan bibir gue.
"Ummhh, Aa mau dicemburuin gitu?"
"Engga" kepala gue menggeleng
"Yaudah jangan bahas itu lagi ya" diakhiri dengan kecupan kilat di bibir gue
"Sana ahhh jangan ganggu, Teteh mau masak dulu"
Teh Asri pun kembali sibuk dengan urusannya lagi, lanjut menyiapkan masakan untuk santap siang. Gue pun memeluk Teh Asri dengan eratnya, tanpa mengeluarkan kata-kata hanya mentransfer rasa.
Alih-alih pergi ke lantai atas, gue melangkah keluar menuju kolam. Peregangan sebentar, buka kaos, tarik nafas dalam dalaaamm dan byuuuuurrrrrr!!
Gue lemparkan badan ke air kolam yang dingin. Berenang dengan semangatnya. Ada yang mengganggu pikiran gue. Sempat terlihat air mata berlinang di ujung matanya, Teh Asri menyembunyikan sesuatu.
Lelah berenang gaya bebas, gue terengah-engah di pinggiran kolam. Duduk dengan mulut terbuka, dada yang terasa panas, kembang kempis dengan napas berat. Gue pejamkan mata coba menangkap bayangan Teh Asri dengan lebih jelas lagi, jelas memang ada sesuatu, cemburu? Atau mungkin ada pikiran lain?
"Please atuhlah teh, jangan baper!" Gue ngomong sendiri, lalu menenggelamkan seluruh badan kedalam kolam. Gue tahan napas selama yang gue bisa, sampe disuatu titik..
"Fuuaaaahhhhhh!!"
Kepala gue muncul ke permukaan kolam, lalu gue gelengkan kepala melepaskan lilitan rambut gondrong yang berantakan. Pandangan gue langsung terteju ke kursi jati, Mba Er duduk di sana dengan memakai kemeja longgar dan celana pantai ketat sedang mengeringkan rambutnya. Sebatang rokok yang menyala mengeluarkan asapnya merambat ke atas, tergeletak di ujung meja.
Gue keluar dari kolam, berjalan mendekati Mba Er. Lalu duduk di sebelahnya. Sambil mengeringkan rambut dengan tangan gue pikir ada yang aneh nih, ga biasanya Mba Er diem kayak gini.
"Nih pake" kata Mba Er menutup sebagian kepala gue dengan handuknya
"Iya" jawab gue dingin
"Awhh awww aawwwhh Mba kenaapaa ih? Aduuhh sakiittt"
Selagi gue menutup kepala sambil mengeringkan rambut, Mbar Er mencubit perut gue dengan gemasnya.
"Aduhhhh aiisshhhh sakit ihh, kenapa sih?!" Gue usap-usap bagian yang dicubit dengan handuk basah itu.
Cubitan Mba Er malah pindah ke hidung gue,
"Udahhh beraniii yaa sekaraang hm, bikin nangis perempuaann" gemasnya Mba Er megungkapkan sikap dinginnya tadi
"Ehhh!!" Gue tarik tangan Mba Er dari idung gue,
"Teh Asri beneran nangis?"
"Iya, lo apaiin?" Mba Er mencoba mencubit lagi tapi masih bisa gue tepis
"Gue ga ngapa-ngapaaiin ih"
"Itu buktinya nangis" ada sedikit gerak diujung bibirnya, menahan tawa
"Serius Mba, dia nangis? Kenapa?" Gue pura-pura terjebak dalam permainannya
"Gara-gara lo A, siapa lagi coba?" Sok sok serius
"Gue ga ngapa-ngapaiin mbaaa, cuma napok bokongnya doang"
"Masa cuma nepak bokong bisa nangis, emang Teh Asri bocah?"
"Ya gatauu atuh" sambil gue lepasin tangan Mba Er
"Hahaha hahaha ampun mbaa ampuun udah atuh hahaha" Mba Er gelitikin gue tepat di titik geli badan gue
"Hahahaha gemeess ihhh!!" Komentarnya setelah puas gelitikin gue, saking gakuat menahan geli gue harus menjauh dari Mba Er.
Gue ambil rokoknya yang tergeletak di atas meja itu.
"Ihh punya gue ituu" sergah Mba Er
"Udaahhh, bakar lagi aja sanaa"
"Gamau rokoknya di dalem Aaa"
"Yaudah join aja ya" gue serahin rokok itu ke Mba Er
"Jadi beneran nangis? Kenapa Mba?" Tanya gue penasaran
"Lagi sensi aja katanya, inget anak-anaknya. Sama ya karena lo juga sih A"
"Duh, padahal lo yang bilang Mba, kita kaya gini jangan pake perasaan"
"Hati mah gabisa diboongin atuh gimna pun juga" jawab Mba Er
"Iya sih, masih nangis tadi pas lo tinggal?"
"Ga nangis yang gimana-gimana kok, masaknya udah kelar, gue suruh mandi biar seger"
"Ohh gituu... sruuuuuppphh" gue tutup obrolan itu dengan seruputan jus yang dibawa Mba Er
Tiba-tiba Mba Er mengeluarkan hp dari kantong celananya, gue liat layarnya menyala pertanda ada panggilan masuk. Mba Er menempelkan telunjuk di bibirnya.
"Sssstttt suami gue" isyarat mulutnya meminta gue diam
Gue lanjutkan mengeringkan rambut tanpa menjauhi Mba Er.
Dialog Mba Er dan suaminya (Pak Rt) melalui sambungan telepon :
Me : Mba Er
P : Pak Rt
Me : "Hallo Assalamu'alaikum, kenapa Pah?"
P : "Waalaikumsalam, mama masih di villa? Papah mungkin sampe agak malem, ini papa masih di penginapan sendirian"
Me : "Mama sih baru selese mandi tinggal beres-beres, papa sih gangguin tadii hihihi terus abis ini pulang, kok sendirian yang lain kemana?"
(Pantesan mandinya lamaa, teleponan sama suaminya ternyata)
P : "Abisnya tadi gabisa nahaan lagii, candaan bapak-bapak vulgar banget mah, nah sekarang gatau tuh, kecantol penjual kelapa muda kali ma hahaha"
Me : "Emang kenapa penjual kelapa mudanya?"
P : "Bahenol hahaha"
Me : "Hahahaha awas ya papa ikut-ikutan juga, ga mama jatahi sebulaan"
P : "Enggalahh, makanya ini papa nelepon mama, lanjutin yang tadi yuk?! Sekarang mah gakan keganggu deh"
Me : "Mama kan udahh mandii paaahh"
P : "Gapapa atuh, nantii mandi lagii"
Me : "Gamauu ahh dingiinn, kalo mandi barengan papa siih mauuuu"
P : "Iya yaa, kemaren pas anterin mama ga sempet mandi bareng, padahal enak tuh ma sambil bediri"
Me : "Apanya pah yang sambil bediri? Hmmm? Mandinya sambil bediri? Ya iyalah kan pake shower pah"
P :" Hehe mamah nih, kontol papah udah ngaceng ini mah, bayangin mandi bareng mamah, sambil saling sabunin"
Me : "Duh paahh, memek mah jadi kedutan ginii, papah aahh"
P : "kalo di kamar mandi, papah jilatin memek mamah sambil bediri, papa berlutut di bawah mamah"
Me : "Ahhhh paahh, kebayang enaknya dijilatin memek mama kaya gitu, bisa muncrat duluan nanti"
Mba Er terlihat merapatkan pahanya, mungkin dia benar terangsang. Gue cuek aja disana mendengar sepasang suami-istri sedang dilanda birahi via sambungan telepon.
P : "Maa, mama dimana ini? Papa di kamar mandi sambil coli bayangin mama"
Me : "Papa udah sange banget ya? Mama di pinggir kolam pah"
P : "Yaudah mama ke kamar mandi juga ya"
Me : "Iya deh pah, mama ke kamar mandi ya, udah lembab juga nih memek mama rasanya"
Mba Er berdiri, ditariknya tangan gue lalu dituntun masuk ke dalam rumah, kemudian kami masuk ke kamar mandi lantai bawah dekat dapur.
Me : "Pah, mama udah di kamar mandi niih shh"
P : "Buka mah pakaiannya, papa udah telnjang loh ini"
Me : "Papah bukain juga dong baju mama"
P : "Papa prosotin celana sama cd mama aja yaa"
Me : "Iyahh paah, mama udah setengah telanjang nihh.. ayo paah jilat memek mama"
Disaat bersamaan, gue berlutut didepan Mba Er, menurunkan celana pantai bermotif bunga sekaligus cd hitam transparan.
P : "Sllruuuupp slruuuppp memek mamah basah gini maa"
Me : "Iya paa, mama sangee ihhh basah banget, ini paa biar papa puas jilatinnya, mama naikin kaki mama ke pundak papa, ayoo paaa jilatiin lagiii ugghh.. sedotin paah.. emuut itil mamaaa aahh"
P : "Iyaa maa.. emmhh emmhhhh papa emut itil mama sambil papa colok colok memeknya"
Me : "Aahhhh papaaaa uughhhh teruuuss paa teruss, tambahin lagi jarinya paaa aahhh"
P : "Iyaaa maaa, papa masukin 3 jari papa nihh.. aahhh memek mama becek bangeet"
Me : "Iyaaa gara-gara papa nihh... mama sange banget paa.. pengeennnn sshhhh"
P : "Sshhhh pengen apa maa? Hmmmm? Aahhh"
Me : "Pengeaan eweaaan iihh.. ayo paahh kontolin memek mamaa"
P : "Kontol papa minta disepongin dulu nii maa, mama ga kangen emutin kontol papa?"
Me : "Sini kontolnya deketin ke mulut mama, jari mama lagi enak colok-colok memek ni paa"
P : "Mama di kamar mandi atas ato bawah?"
Me : " di bawah paa, kenapaahh? Ummhhh ssshhh aahh ahh"
P : "Desahan mama seksi banget maaa.. ugghhh dikamar mandi bawah toilet jongkok ya, papa pengen disepongin sambil duduk di toilet gitu.. yauda gantian bediri ma"
Me : "Iya paa, papa bediri nyender ke pintu kamar mandi, mamah jongkok sambil ngangkang, langsung mama masukkin kontol papa.. ummhhh emmhhhh hmmppffffhhhh"
Mba Er menjambak rambut gue seakan meminta berdiri. Gue pun bediri lalu didorong perlahan badan gue sampe menyender pintu kamar mandi. Mba Er lalu turun berjongkok di depan gue. Boxer gue terlapas ditariknya, gue pun dibuatnya telanjang penuh.
P : "Aahhhh aahhhh maaaa sshhhh ahhhh ennnaaakkk"
Me : "Ugghh kwonthol pwapwaa kwerass aahghh mama sukaa paahh"
P :"duhhh mama enak banget sepongannyaa maa aahhh ugghh berasa beneran disepong"
Me :"hihihi papa ihh padahal mamah ini ngemut jari mama tadi bekas mainin memek"
P :"papa gakuattt nihh pengen masukkin kontol ke memek mama"
Me :"iya sini pa masukkin, gantian posisi lagi, mama nungging sambil pegangan ke handle pintu, papa entotin mama dari belakang"
Perkataanya seperti instruksi tidak langsung. Tapi tetep gue lakuin juga. Cuma kontol gue belum ngaceng maksimal meskipun udah disepong tapi efek dingin bikin dongkrak nya ga berfungsi dengan baik. Mba Er berdiri menungging, membuka kakinya hingga memeknya terpampang dengan jelas.
Me : "Ayoo paah masukkin, mama udah nunggiing niihh.. ayo paaaa.. ayoo eweaan"
P : "Iya maa, papa masukkin kontolnya terus langsung papa genjot memek mama"
Me : "Aah aahhh ahhhh ssshhhh iyaaa paa yang kenceng paah genjotannya aahhh terusss paaa"
P : "Aaaaahhh aaah ugghhhh"
Me : "Uugghhh enaakkk banget paaa.. kontooll aahhh kontol enaaakk.. memek mama enak banget dikontolin"
P : "Aaaghhhh mamaaaa aaaaahhssshhhh papa bentaarrr laagii"
Me : "Iyaaa paahhh sodok teruussshh memek mamahh mentokin paaaa kalo udah mau muncraaattt aayooo paaa pejuuuu aahhh pejuiin memek mama"
Yang sebenernya adalah gue hanya diam berdiri dengan memegang bongkahan pentat Mba Er. Mba Er menghujamkan selangkangnnya dengan intensitas tinggi. Membayangkan sedang bercinta dengan suaminya. Ehh tunggu tunggu, ini fantasinyaa. Bercinta dengan orang lain dengan disaksikan suami. Walaupun teknisnya berbeda, tapi intinya sama. Pantesan dia nafsu banget. Memeknya pun begitu beceekk. Sebisa mungkin gue tahan gerakkannya untuk tidak menimbulkan suara. Maka gue ambil alih kontrol, gue tahan pantat Mba er, lalu gue genjot dengan kecepatan tinggi, tentu saja ga sampe semua kontol gue keluar masuk memek Mba Er.
Me : "Aaghhhh iyaaaa paaa teruussshhhh mama bentarrr lagii paaahh aahhh enaakkk bangettt kontol papaaa ahhhh aahh"
P : "Agggghhhhhh papa keluaaarrrrrr"
Me : "Mama jugaaaaaaa aaahhhhhhh keluaaarrrrrhhh paaa"
Tuuuttt...
Mba Er mematikan hpnya, menoleh ke belakang.
"Ayok A, genjotin lagi, yang cepeett A, gue bentar lagii"
Tak perlu menahan lagi, gue gerakkin pinggul gue, tangan gue menarik pundak Mba Er.
Plok plook plok plookkk plokkk ~
"Aaahhhhh aaahhhhh uuugggggghhhhhhhhh terruuusssss aaahhhh bentar lagiii aahhhhhh maininnn... mainin itil guee Aaaa"
Tangan kanan gue turun membelai itilnya lalu gue kilik dengan cepat, sambil terus sodokkin kontol keluar masuk memeknya.
"Aaaawwwwwhhhhhh ssshhhhhhhh gueeee aaahhhhh gueeeee keluaaarrrrrhhhhhhhh aaahhhhhh"
Sekali lagi Mba Er mencapai puncak kenikmatannya dengan squirt.
Lemas dengan permainannya sendiri, Mba Er ambruk ke lantai kamar mandi. Dia duduk dengan kaki rapat menjepit tangannya yang masih berada diselanglangannya, besender ke pintu kamar mandi seakan menghalangi gue untuk ga ninggalin tempat itu.
Gue berdiri dengan kontol mengacung, Mba Er dengan mata sayu melihat menyeringai.
"Lo belum muncrat ya A? Maaf yaaa.. tadi gue serasa bener-bener ngerealisasiin fantasi"
Gue duduk mengambil boxer gue lalu mendakati Mba Er.
"Udah gue duga mba, gimana rasanya?"
Mba Er hanya tersenyum puas, manis sekali melihatnya tersenyum seperti itu.
Dikecupnya kening gue, "makasih ya A".
Gue pun balas tersenyum, "sama-sama Mbak, gue akui kalo pengalaman ini ga akan pernah gue lupain, Lo partner seks paling keren"
Mba Er tersenyum kecil,
"Gombal lo!"Sambil dicubitnya hidung gue.
"Yaudah gih mandi"
"Heemh, bantu angkat A" Mba Er menjulurkan tangannya.
Gue keluar kamar mandi membiarkan Mba Er membersihkan badannya. Teh Asri masih belum kelihatan batang hidungnya. Gue pun keluar menuju halaman belakang tempat gue meninggalkan baju dan celana gue. Setelah gue kumpulin semua yg gue cari, gue balik masuk dan berpapasan dengan Teh Asri yang baru turun dari lantai atas.
"Abis renang A? Mana Mba Er?"
"Iya Teh, lagi mandi dia mah"
"Mandi lagi??"
"Eh?"
Anjirrr gue lupa dia tadi udah mandi tadi di kamar mandi atas,
"Hayooo loohhhh kaliaaannn" Teh Asri menunjuk hidung gue dengan telunjuknya yang diputar melingkar, ekspresi candanya memang kentara. Tapi jelas juga terasa dia menyembunyikan sesuatu.
"Hehehehe" gue cuma cengengesan lalu lari ke lantai atas.
"Ehhhh mau kemanaa?"
"Mau mandiii....."
"Ohh ya ud.."
"Wajiib hahaha"
Handuk kecil terlempar mengenai pantat gue.
"Hahaha dasar !!"
Belum 5 menit gue di kamar mandi Teh Asri mengetuk pintunya.
"A, jangan lama-lama yaa, abis ini makan terus kita pulang, keburu sore"
"Iya siap Teh" jawab gue setengaj teriak dari kamar mandi.
Gue pun melanjutkan aktivitas mandi tanpa mikir apa-apalagi. Setelah selesai gue buka pintu kamar mandi, Teh Asri disana duduk dipinggir kasur sedang melumuri kakinya dengan bodylotion. Hanya memakai cd warna putih dan kemeja ketat warna abu muda.
"Yaahh ini mahh lama deh makan nya" komen gue ngasal
"Wuuu apaaa?"
"Hahaha gapapa, ini teteh yang beresin?"
Gue tanya sambil mengambil baju dan semua perlengkapan yg terlipat rapih di dalam tas gue.
"Siapa lagi atuh, masa hantu"
"Iyaaa hantunya cantik, gabisa bedain hantu atau bidadari"
"Gombaaaalll !!!"
Gue kenakan celana pendek warna hitam yang sudah sobek dibagin belakangnya, tanpa memakai baju gue dekati Teh Asri. Gue berlutut di depannya, mendongakan kepala lalu menatapnya dalam-dalam.
"Teteh jangan sembunyiin apa-apa"
Teh Asri balik membalas menatap gue,
"Sembunyiin apa ai kamu, sok tauuu"
Bola matanya sepersekian detik ga kuat menahan tatapan gue, menandakan memang Teh Asri sedang menyembunyikan sesuatu.
"Hm?" Gue pertegas supaya Teh Asri mengaku.
Gue gamau setelah ini ada hal yang mengganjal pikiran, lebih lebih kalo itu disebabkan oleh ulah gue sendiri.
Teh Asri kemudian menakupkan kedua tangannya di rahang gue,
"Teteh cuma merasa kangen aja A, sama anak-anak"
"Itu aja?"
"Yaaa.. emhh gimana ya A"
Gue berdiri dan memeluk Teh Asri,
"Teteh kepikiran setelah ini bagaimana, biasa perempuan suka mikir yang engga-engga"
Gue eratkan pelukan gue,
"Teteh gabisa nuntut apa-apa ke kamu, ga kepikiran juga kita bisa kayak gini akhirnya"
"Teteh gabisa seenteng Erlina ngelakuin ini semua, jadi gitu lah A, Teteh pusing ah"
"Kamu diem wae ih, ngomong atuh"
Jujur sebenernya gue juga bingung mau ngomong apa, Teh Asri bukan remaja yang bisa ditenangkan dengan bualan rayuan.
"Kita liat kedepan aja nanti gimana, Aa juga gabisa janji apa-apa"
"Iya, didepan teteh mah pintu kamar mandi A hehehe Teteh sadar kok, kamu tenang aja, kuliah yang bener"
Kami pun berpelukan satu sama lain dengan eratnya.
Cukup lama kami berpelukan, menyerap rasa gundah, menghilangkan gelisah. Berakhir dengan ciuman mesra lalu berkemas untuk sama-sama turun ke lantai bawah. Disana Mba Er telah menunggu dengan barang bawaannya. Duduk manis sambil merokok.
"Lamaaa yaaa kalian, ngapaaiiinnn hayoo?"
Canda Mba Er ketika kami turun bersamaan
"Ngapainn yaa, enak laahhh pokoknya Er, bikin legaa hahaha"
"Hahahaha"
Gue cuma tersenyum di belakang.
"Yuk Ah makan, lapeerrr"
"Jelas lah lapeerrr, tenaganya udah abisss" ejek gue ke Mba Er
"Hahahaha awas lo yaa"
"Udah udaahh, makan duluu, nanti berantemnya bareng-bareng"
"Nahhh, liat A ada yang nagiih tuhh"
"Hahahaha" kami tertawa bersama
2.04 p.m
Mobil meninggalkan villa dan juga kenangannya. Mba Erlina ikut dalam mobil kami, tapi minta turun begitu masuk jalan raya, katanya lebih aman naik angkot aja.
Sisa perjalanan gue dan Teh Asri habiskan dengan sedikit sekali obrolan.
Walau jalanan tidak begitu lancar karena melewati beberapa titik macet, Teh Asri memilih untuk tidur sambil memeluk lengan gue.
"Tadi pagi kamu main lagi sama Mba Er?"
Tanya Teh Asri tanpa mengubah posisinya menggelendot ke tangan gue
"Main apa Teh? Main air?"
"Main alat kelamin, hehe ewean lagi A tadi pagi?"
"Hahaha engga Teh, Aa emmhh gimana ya jelasinnya haha"
"Emang gimana gitu A?"
Gue pun menceritakan kejadian tadi pagi, Teh Asri hanya tertawa terpingkal memdengar cerita itu.
"Hahahha mau maunya ih kamu"
"Seruu tauu"
"Pak RT apa ga curiga ya?"
"Gatau deh haha"
"Yaa tetep berarti Aa ngewe juga itungannya kalo gitu mah"
"Terus?" Tanya gue singkat
"Berarti Aa punya hutang ya"
"Iya emang punya Teh, Aa kan pernah bilang pengen main di kamar Teteh"
"Main apa? Perang bantal? Haha"
"Hahaha main alat kelamin"
"Hahahaha yaudah"
"Yaudah apa Teh?"
"Yauda nanti kita realisasikan ya" ajakan halus penuh harap
Gue pun mengecup kepala Teh Asri yang terbungkus kerudung.
Teh Asri minta diturunkan di tempat yang sama saat dijemput. Katanya biar gue ga ribet bulak-balik, juga lebih aman dari orang-orang yang mungkin kenal dan curiga. Setelah sampai di lokasi, gue tunggu Teh Asri sampai mendapatkan angkotnya, barulah gue melanjutkan perjalan ke bascamp.
11.57 a.m
Gue berjalan menuju dapur mendatangi seseorang di sana yang sedang sibuk mengiris bawang merah. Tampilan sederhana hanya memakai kaos oblong lebar dengan bawahan hanya memakai celana dalam model boxer.
"Hei, baru bangun kamu A?" Sapa Teh Asri diiringi senyum sumringah
Sambil garuk-garuk kepala,
"Iya Teh hehe, masak naon yeuh?"
"Banyak A, udah kayak mau hajatan ini mah. Kata Erlina semua bahan harus habis atau gunain sebanyak-banyaknya" Teh Asri menjawab tanpa menolehkan kepalanya,
"Tuh biar seger ada jus di kulkas" lanjut Teh Asri
Plak!
Gue tepak bokong Teh Asri yang tertutup kaosnya, sambil lalu menuju kulkas.
"Ishh nya! jahil kamu mah" dengan manja Teh Asri malah menggoyangkan pinggulnya
"Hahahaha gemes Teh"
"Jus apa ini Teh?" Tanya gue sambil nuangin jus ke gelas mug
"Campur itu A, alpukat sama pisang, idenya Erlina" Jawab Teh Asri
"Ohhh, ngomong-ngomong kemana dia Teh?"
"Bilangnya sih mandi tadi, udah hampir setengah jam lah ini mungkin"
"Ohhh kirain pulang duluan" gue pun mendekat ke Teh Asri
"Atuh keenakan kita A kalo ga ada dia mah haha"
"Hahaha bisa ajaaa teteh mah" sambil gue dekatkan badan merapat punggungnya, tangan gue melewati tangannya meletakkan mug berisi jus
"Sshhhh Aa gelii ah, Teteh lagi masak ai kamuu, ntar gosoong, gangguin Erlina mandi gih mendingan"
"Boleh gitu? Ga cemburu?" Canda gue tanpa melepaskan tangan dari pinggulnya
Teh Asri membalikkan badannya, tangannya marangkul leher lalu dikecupnya pelan bibir gue.
"Ummhh, Aa mau dicemburuin gitu?"
"Engga" kepala gue menggeleng
"Yaudah jangan bahas itu lagi ya" diakhiri dengan kecupan kilat di bibir gue
"Sana ahhh jangan ganggu, Teteh mau masak dulu"
Teh Asri pun kembali sibuk dengan urusannya lagi, lanjut menyiapkan masakan untuk santap siang. Gue pun memeluk Teh Asri dengan eratnya, tanpa mengeluarkan kata-kata hanya mentransfer rasa.
Alih-alih pergi ke lantai atas, gue melangkah keluar menuju kolam. Peregangan sebentar, buka kaos, tarik nafas dalam dalaaamm dan byuuuuurrrrrr!!
Gue lemparkan badan ke air kolam yang dingin. Berenang dengan semangatnya. Ada yang mengganggu pikiran gue. Sempat terlihat air mata berlinang di ujung matanya, Teh Asri menyembunyikan sesuatu.
Lelah berenang gaya bebas, gue terengah-engah di pinggiran kolam. Duduk dengan mulut terbuka, dada yang terasa panas, kembang kempis dengan napas berat. Gue pejamkan mata coba menangkap bayangan Teh Asri dengan lebih jelas lagi, jelas memang ada sesuatu, cemburu? Atau mungkin ada pikiran lain?
"Please atuhlah teh, jangan baper!" Gue ngomong sendiri, lalu menenggelamkan seluruh badan kedalam kolam. Gue tahan napas selama yang gue bisa, sampe disuatu titik..
"Fuuaaaahhhhhh!!"
Kepala gue muncul ke permukaan kolam, lalu gue gelengkan kepala melepaskan lilitan rambut gondrong yang berantakan. Pandangan gue langsung terteju ke kursi jati, Mba Er duduk di sana dengan memakai kemeja longgar dan celana pantai ketat sedang mengeringkan rambutnya. Sebatang rokok yang menyala mengeluarkan asapnya merambat ke atas, tergeletak di ujung meja.
Gue keluar dari kolam, berjalan mendekati Mba Er. Lalu duduk di sebelahnya. Sambil mengeringkan rambut dengan tangan gue pikir ada yang aneh nih, ga biasanya Mba Er diem kayak gini.
"Nih pake" kata Mba Er menutup sebagian kepala gue dengan handuknya
"Iya" jawab gue dingin
"Awhh awww aawwwhh Mba kenaapaa ih? Aduuhh sakiittt"
Selagi gue menutup kepala sambil mengeringkan rambut, Mbar Er mencubit perut gue dengan gemasnya.
"Aduhhhh aiisshhhh sakit ihh, kenapa sih?!" Gue usap-usap bagian yang dicubit dengan handuk basah itu.
Cubitan Mba Er malah pindah ke hidung gue,
"Udahhh beraniii yaa sekaraang hm, bikin nangis perempuaann" gemasnya Mba Er megungkapkan sikap dinginnya tadi
"Ehhh!!" Gue tarik tangan Mba Er dari idung gue,
"Teh Asri beneran nangis?"
"Iya, lo apaiin?" Mba Er mencoba mencubit lagi tapi masih bisa gue tepis
"Gue ga ngapa-ngapaaiin ih"
"Itu buktinya nangis" ada sedikit gerak diujung bibirnya, menahan tawa
"Serius Mba, dia nangis? Kenapa?" Gue pura-pura terjebak dalam permainannya
"Gara-gara lo A, siapa lagi coba?" Sok sok serius
"Gue ga ngapa-ngapaiin mbaaa, cuma napok bokongnya doang"
"Masa cuma nepak bokong bisa nangis, emang Teh Asri bocah?"
"Ya gatauu atuh" sambil gue lepasin tangan Mba Er
"Hahaha hahaha ampun mbaa ampuun udah atuh hahaha" Mba Er gelitikin gue tepat di titik geli badan gue
"Hahahaha gemeess ihhh!!" Komentarnya setelah puas gelitikin gue, saking gakuat menahan geli gue harus menjauh dari Mba Er.
Gue ambil rokoknya yang tergeletak di atas meja itu.
"Ihh punya gue ituu" sergah Mba Er
"Udaahhh, bakar lagi aja sanaa"
"Gamau rokoknya di dalem Aaa"
"Yaudah join aja ya" gue serahin rokok itu ke Mba Er
"Jadi beneran nangis? Kenapa Mba?" Tanya gue penasaran
"Lagi sensi aja katanya, inget anak-anaknya. Sama ya karena lo juga sih A"
"Duh, padahal lo yang bilang Mba, kita kaya gini jangan pake perasaan"
"Hati mah gabisa diboongin atuh gimna pun juga" jawab Mba Er
"Iya sih, masih nangis tadi pas lo tinggal?"
"Ga nangis yang gimana-gimana kok, masaknya udah kelar, gue suruh mandi biar seger"
"Ohh gituu... sruuuuuppphh" gue tutup obrolan itu dengan seruputan jus yang dibawa Mba Er
Tiba-tiba Mba Er mengeluarkan hp dari kantong celananya, gue liat layarnya menyala pertanda ada panggilan masuk. Mba Er menempelkan telunjuk di bibirnya.
"Sssstttt suami gue" isyarat mulutnya meminta gue diam
Gue lanjutkan mengeringkan rambut tanpa menjauhi Mba Er.
Dialog Mba Er dan suaminya (Pak Rt) melalui sambungan telepon :
Me : Mba Er
P : Pak Rt
Me : "Hallo Assalamu'alaikum, kenapa Pah?"
P : "Waalaikumsalam, mama masih di villa? Papah mungkin sampe agak malem, ini papa masih di penginapan sendirian"
Me : "Mama sih baru selese mandi tinggal beres-beres, papa sih gangguin tadii hihihi terus abis ini pulang, kok sendirian yang lain kemana?"
(Pantesan mandinya lamaa, teleponan sama suaminya ternyata)
P : "Abisnya tadi gabisa nahaan lagii, candaan bapak-bapak vulgar banget mah, nah sekarang gatau tuh, kecantol penjual kelapa muda kali ma hahaha"
Me : "Emang kenapa penjual kelapa mudanya?"
P : "Bahenol hahaha"
Me : "Hahahaha awas ya papa ikut-ikutan juga, ga mama jatahi sebulaan"
P : "Enggalahh, makanya ini papa nelepon mama, lanjutin yang tadi yuk?! Sekarang mah gakan keganggu deh"
Me : "Mama kan udahh mandii paaahh"
P : "Gapapa atuh, nantii mandi lagii"
Me : "Gamauu ahh dingiinn, kalo mandi barengan papa siih mauuuu"
P : "Iya yaa, kemaren pas anterin mama ga sempet mandi bareng, padahal enak tuh ma sambil bediri"
Me : "Apanya pah yang sambil bediri? Hmmm? Mandinya sambil bediri? Ya iyalah kan pake shower pah"
P :" Hehe mamah nih, kontol papah udah ngaceng ini mah, bayangin mandi bareng mamah, sambil saling sabunin"
Me : "Duh paahh, memek mah jadi kedutan ginii, papah aahh"
P : "kalo di kamar mandi, papah jilatin memek mamah sambil bediri, papa berlutut di bawah mamah"
Me : "Ahhhh paahh, kebayang enaknya dijilatin memek mama kaya gitu, bisa muncrat duluan nanti"
Mba Er terlihat merapatkan pahanya, mungkin dia benar terangsang. Gue cuek aja disana mendengar sepasang suami-istri sedang dilanda birahi via sambungan telepon.
P : "Maa, mama dimana ini? Papa di kamar mandi sambil coli bayangin mama"
Me : "Papa udah sange banget ya? Mama di pinggir kolam pah"
P : "Yaudah mama ke kamar mandi juga ya"
Me : "Iya deh pah, mama ke kamar mandi ya, udah lembab juga nih memek mama rasanya"
Mba Er berdiri, ditariknya tangan gue lalu dituntun masuk ke dalam rumah, kemudian kami masuk ke kamar mandi lantai bawah dekat dapur.
Me : "Pah, mama udah di kamar mandi niih shh"
P : "Buka mah pakaiannya, papa udah telnjang loh ini"
Me : "Papah bukain juga dong baju mama"
P : "Papa prosotin celana sama cd mama aja yaa"
Me : "Iyahh paah, mama udah setengah telanjang nihh.. ayo paah jilat memek mama"
Disaat bersamaan, gue berlutut didepan Mba Er, menurunkan celana pantai bermotif bunga sekaligus cd hitam transparan.
P : "Sllruuuupp slruuuppp memek mamah basah gini maa"
Me : "Iya paa, mama sangee ihhh basah banget, ini paa biar papa puas jilatinnya, mama naikin kaki mama ke pundak papa, ayoo paaa jilatiin lagiii ugghh.. sedotin paah.. emuut itil mamaaa aahh"
P : "Iyaa maa.. emmhh emmhhhh papa emut itil mama sambil papa colok colok memeknya"
Me : "Aahhhh papaaaa uughhhh teruuuss paa teruss, tambahin lagi jarinya paaa aahhh"
P : "Iyaaa maaa, papa masukin 3 jari papa nihh.. aahhh memek mama becek bangeet"
Me : "Iyaaa gara-gara papa nihh... mama sange banget paa.. pengeennnn sshhhh"
P : "Sshhhh pengen apa maa? Hmmmm? Aahhh"
Me : "Pengeaan eweaaan iihh.. ayo paahh kontolin memek mamaa"
P : "Kontol papa minta disepongin dulu nii maa, mama ga kangen emutin kontol papa?"
Me : "Sini kontolnya deketin ke mulut mama, jari mama lagi enak colok-colok memek ni paa"
P : "Mama di kamar mandi atas ato bawah?"
Me : " di bawah paa, kenapaahh? Ummhhh ssshhh aahh ahh"
P : "Desahan mama seksi banget maaa.. ugghhh dikamar mandi bawah toilet jongkok ya, papa pengen disepongin sambil duduk di toilet gitu.. yauda gantian bediri ma"
Me : "Iya paa, papa bediri nyender ke pintu kamar mandi, mamah jongkok sambil ngangkang, langsung mama masukkin kontol papa.. ummhhh emmhhhh hmmppffffhhhh"
Mba Er menjambak rambut gue seakan meminta berdiri. Gue pun bediri lalu didorong perlahan badan gue sampe menyender pintu kamar mandi. Mba Er lalu turun berjongkok di depan gue. Boxer gue terlapas ditariknya, gue pun dibuatnya telanjang penuh.
P : "Aahhhh aahhhh maaaa sshhhh ahhhh ennnaaakkk"
Me : "Ugghh kwonthol pwapwaa kwerass aahghh mama sukaa paahh"
P :"duhhh mama enak banget sepongannyaa maa aahhh ugghh berasa beneran disepong"
Me :"hihihi papa ihh padahal mamah ini ngemut jari mama tadi bekas mainin memek"
P :"papa gakuattt nihh pengen masukkin kontol ke memek mama"
Me :"iya sini pa masukkin, gantian posisi lagi, mama nungging sambil pegangan ke handle pintu, papa entotin mama dari belakang"
Perkataanya seperti instruksi tidak langsung. Tapi tetep gue lakuin juga. Cuma kontol gue belum ngaceng maksimal meskipun udah disepong tapi efek dingin bikin dongkrak nya ga berfungsi dengan baik. Mba Er berdiri menungging, membuka kakinya hingga memeknya terpampang dengan jelas.
Me : "Ayoo paah masukkin, mama udah nunggiing niihh.. ayo paaaa.. ayoo eweaan"
P : "Iya maa, papa masukkin kontolnya terus langsung papa genjot memek mama"
Me : "Aah aahhh ahhhh ssshhhh iyaaa paa yang kenceng paah genjotannya aahhh terusss paaa"
P : "Aaaaahhh aaah ugghhhh"
Me : "Uugghhh enaakkk banget paaa.. kontooll aahhh kontol enaaakk.. memek mama enak banget dikontolin"
P : "Aaaghhhh mamaaaa aaaaahhssshhhh papa bentaarrr laagii"
Me : "Iyaaa paahhh sodok teruussshh memek mamahh mentokin paaaa kalo udah mau muncraaattt aayooo paaa pejuuuu aahhh pejuiin memek mama"
Yang sebenernya adalah gue hanya diam berdiri dengan memegang bongkahan pentat Mba Er. Mba Er menghujamkan selangkangnnya dengan intensitas tinggi. Membayangkan sedang bercinta dengan suaminya. Ehh tunggu tunggu, ini fantasinyaa. Bercinta dengan orang lain dengan disaksikan suami. Walaupun teknisnya berbeda, tapi intinya sama. Pantesan dia nafsu banget. Memeknya pun begitu beceekk. Sebisa mungkin gue tahan gerakkannya untuk tidak menimbulkan suara. Maka gue ambil alih kontrol, gue tahan pantat Mba er, lalu gue genjot dengan kecepatan tinggi, tentu saja ga sampe semua kontol gue keluar masuk memek Mba Er.
Me : "Aaghhhh iyaaaa paaa teruussshhhh mama bentarrr lagii paaahh aahhh enaakkk bangettt kontol papaaa ahhhh aahh"
P : "Agggghhhhhh papa keluaaarrrrrr"
Me : "Mama jugaaaaaaa aaahhhhhhh keluaaarrrrrhhh paaa"
Tuuuttt...
Mba Er mematikan hpnya, menoleh ke belakang.
"Ayok A, genjotin lagi, yang cepeett A, gue bentar lagii"
Tak perlu menahan lagi, gue gerakkin pinggul gue, tangan gue menarik pundak Mba Er.
Plok plook plok plookkk plokkk ~
"Aaahhhhh aaahhhhh uuugggggghhhhhhhhh terruuusssss aaahhhh bentar lagiii aahhhhhh maininnn... mainin itil guee Aaaa"
Tangan kanan gue turun membelai itilnya lalu gue kilik dengan cepat, sambil terus sodokkin kontol keluar masuk memeknya.
"Aaaawwwwwhhhhhh ssshhhhhhhh gueeee aaahhhhh gueeeee keluaaarrrrrhhhhhhhh aaahhhhhh"
Sekali lagi Mba Er mencapai puncak kenikmatannya dengan squirt.
Lemas dengan permainannya sendiri, Mba Er ambruk ke lantai kamar mandi. Dia duduk dengan kaki rapat menjepit tangannya yang masih berada diselanglangannya, besender ke pintu kamar mandi seakan menghalangi gue untuk ga ninggalin tempat itu.
Gue berdiri dengan kontol mengacung, Mba Er dengan mata sayu melihat menyeringai.
"Lo belum muncrat ya A? Maaf yaaa.. tadi gue serasa bener-bener ngerealisasiin fantasi"
Gue duduk mengambil boxer gue lalu mendakati Mba Er.
"Udah gue duga mba, gimana rasanya?"
Mba Er hanya tersenyum puas, manis sekali melihatnya tersenyum seperti itu.
Dikecupnya kening gue, "makasih ya A".
Gue pun balas tersenyum, "sama-sama Mbak, gue akui kalo pengalaman ini ga akan pernah gue lupain, Lo partner seks paling keren"
Mba Er tersenyum kecil,
"Gombal lo!"Sambil dicubitnya hidung gue.
"Yaudah gih mandi"
"Heemh, bantu angkat A" Mba Er menjulurkan tangannya.
Gue keluar kamar mandi membiarkan Mba Er membersihkan badannya. Teh Asri masih belum kelihatan batang hidungnya. Gue pun keluar menuju halaman belakang tempat gue meninggalkan baju dan celana gue. Setelah gue kumpulin semua yg gue cari, gue balik masuk dan berpapasan dengan Teh Asri yang baru turun dari lantai atas.
"Abis renang A? Mana Mba Er?"
"Iya Teh, lagi mandi dia mah"
"Mandi lagi??"
"Eh?"
Anjirrr gue lupa dia tadi udah mandi tadi di kamar mandi atas,
"Hayooo loohhhh kaliaaannn" Teh Asri menunjuk hidung gue dengan telunjuknya yang diputar melingkar, ekspresi candanya memang kentara. Tapi jelas juga terasa dia menyembunyikan sesuatu.
"Hehehehe" gue cuma cengengesan lalu lari ke lantai atas.
"Ehhhh mau kemanaa?"
"Mau mandiii....."
"Ohh ya ud.."
"Wajiib hahaha"
Handuk kecil terlempar mengenai pantat gue.
"Hahaha dasar !!"
Belum 5 menit gue di kamar mandi Teh Asri mengetuk pintunya.
"A, jangan lama-lama yaa, abis ini makan terus kita pulang, keburu sore"
"Iya siap Teh" jawab gue setengaj teriak dari kamar mandi.
Gue pun melanjutkan aktivitas mandi tanpa mikir apa-apalagi. Setelah selesai gue buka pintu kamar mandi, Teh Asri disana duduk dipinggir kasur sedang melumuri kakinya dengan bodylotion. Hanya memakai cd warna putih dan kemeja ketat warna abu muda.
"Yaahh ini mahh lama deh makan nya" komen gue ngasal
"Wuuu apaaa?"
"Hahaha gapapa, ini teteh yang beresin?"
Gue tanya sambil mengambil baju dan semua perlengkapan yg terlipat rapih di dalam tas gue.
"Siapa lagi atuh, masa hantu"
"Iyaaa hantunya cantik, gabisa bedain hantu atau bidadari"
"Gombaaaalll !!!"
Gue kenakan celana pendek warna hitam yang sudah sobek dibagin belakangnya, tanpa memakai baju gue dekati Teh Asri. Gue berlutut di depannya, mendongakan kepala lalu menatapnya dalam-dalam.
"Teteh jangan sembunyiin apa-apa"
Teh Asri balik membalas menatap gue,
"Sembunyiin apa ai kamu, sok tauuu"
Bola matanya sepersekian detik ga kuat menahan tatapan gue, menandakan memang Teh Asri sedang menyembunyikan sesuatu.
"Hm?" Gue pertegas supaya Teh Asri mengaku.
Gue gamau setelah ini ada hal yang mengganjal pikiran, lebih lebih kalo itu disebabkan oleh ulah gue sendiri.
Teh Asri kemudian menakupkan kedua tangannya di rahang gue,
"Teteh cuma merasa kangen aja A, sama anak-anak"
"Itu aja?"
"Yaaa.. emhh gimana ya A"
Gue berdiri dan memeluk Teh Asri,
"Teteh kepikiran setelah ini bagaimana, biasa perempuan suka mikir yang engga-engga"
Gue eratkan pelukan gue,
"Teteh gabisa nuntut apa-apa ke kamu, ga kepikiran juga kita bisa kayak gini akhirnya"
"Teteh gabisa seenteng Erlina ngelakuin ini semua, jadi gitu lah A, Teteh pusing ah"
"Kamu diem wae ih, ngomong atuh"
Jujur sebenernya gue juga bingung mau ngomong apa, Teh Asri bukan remaja yang bisa ditenangkan dengan bualan rayuan.
"Kita liat kedepan aja nanti gimana, Aa juga gabisa janji apa-apa"
"Iya, didepan teteh mah pintu kamar mandi A hehehe Teteh sadar kok, kamu tenang aja, kuliah yang bener"
Kami pun berpelukan satu sama lain dengan eratnya.
Cukup lama kami berpelukan, menyerap rasa gundah, menghilangkan gelisah. Berakhir dengan ciuman mesra lalu berkemas untuk sama-sama turun ke lantai bawah. Disana Mba Er telah menunggu dengan barang bawaannya. Duduk manis sambil merokok.
"Lamaaa yaaa kalian, ngapaaiiinnn hayoo?"
Canda Mba Er ketika kami turun bersamaan
"Ngapainn yaa, enak laahhh pokoknya Er, bikin legaa hahaha"
"Hahahaha"
Gue cuma tersenyum di belakang.
"Yuk Ah makan, lapeerrr"
"Jelas lah lapeerrr, tenaganya udah abisss" ejek gue ke Mba Er
"Hahahaha awas lo yaa"
"Udah udaahh, makan duluu, nanti berantemnya bareng-bareng"
"Nahhh, liat A ada yang nagiih tuhh"
"Hahahaha" kami tertawa bersama
2.04 p.m
Mobil meninggalkan villa dan juga kenangannya. Mba Erlina ikut dalam mobil kami, tapi minta turun begitu masuk jalan raya, katanya lebih aman naik angkot aja.
Sisa perjalanan gue dan Teh Asri habiskan dengan sedikit sekali obrolan.
Walau jalanan tidak begitu lancar karena melewati beberapa titik macet, Teh Asri memilih untuk tidur sambil memeluk lengan gue.
"Tadi pagi kamu main lagi sama Mba Er?"
Tanya Teh Asri tanpa mengubah posisinya menggelendot ke tangan gue
"Main apa Teh? Main air?"
"Main alat kelamin, hehe ewean lagi A tadi pagi?"
"Hahaha engga Teh, Aa emmhh gimana ya jelasinnya haha"
"Emang gimana gitu A?"
Gue pun menceritakan kejadian tadi pagi, Teh Asri hanya tertawa terpingkal memdengar cerita itu.
"Hahahha mau maunya ih kamu"
"Seruu tauu"
"Pak RT apa ga curiga ya?"
"Gatau deh haha"
"Yaa tetep berarti Aa ngewe juga itungannya kalo gitu mah"
"Terus?" Tanya gue singkat
"Berarti Aa punya hutang ya"
"Iya emang punya Teh, Aa kan pernah bilang pengen main di kamar Teteh"
"Main apa? Perang bantal? Haha"
"Hahaha main alat kelamin"
"Hahahaha yaudah"
"Yaudah apa Teh?"
"Yauda nanti kita realisasikan ya" ajakan halus penuh harap
Gue pun mengecup kepala Teh Asri yang terbungkus kerudung.
Teh Asri minta diturunkan di tempat yang sama saat dijemput. Katanya biar gue ga ribet bulak-balik, juga lebih aman dari orang-orang yang mungkin kenal dan curiga. Setelah sampai di lokasi, gue tunggu Teh Asri sampai mendapatkan angkotnya, barulah gue melanjutkan perjalan ke bascamp.
Habis satu kisah, terukir kisah baru. Bascamp mahasiswa.
-TAMAT-
-TAMAT-
Sel_Jantan
Guru Semprot
Bagian (ending) itu udah lama ts buat, tapi rasanya (mungkin) ga akan bisa memuaskan pembaca setia Balada Anak Kosan.
jadi daripada membusuk di Draft, ane update dengan segala kerendahan hati, bahwa cerita ini pure ane karang sendiri.
Thanks All!
See you!!
jadi daripada membusuk di Draft, ane update dengan segala kerendahan hati, bahwa cerita ini pure ane karang sendiri.
Thanks All!
See you!!
Manfrust99
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 7 Jun 2019
- Post
- 2.518
- Like diterima
- 17.247
Thanx upnya Hu. 
Manfrust99
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 7 Jun 2019
- Post
- 2.518
- Like diterima
- 17.247
Wasyuuu lupa trims atas suguhan critanya & selamat tag tamatnya.
Ditunggu sajian berikutnya Hu .......
Ditunggu sajian berikutnya Hu .......
grandzsuck
Semprot Addict
- Daftar
- 17 May 2017
- Post
- 483
- Like diterima
- 295
ths udah di update mantaffff
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
