Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY BBCHALLENGE

So.... Who's the winner?

  • Layla

    Votes: 30 28,3%
  • Lisa

    Votes: 43 40,6%
  • Vivi

    Votes: 33 31,1%

  • Total voters
    106
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Mangstafff nih...apalagi klo ada yg berhijab
 
Pak Juki kegirangan, ia tak menyangka nasibnya seberuntung ini. Ia baru saja mendapat musibah yg berubah menjadi berkah. Gerobaknya ditabrak oleh mobil hingga rusak meski tak terlalu parah, tapi ia tak menyangka si empunya mobil sangat montok dan sexy! Kontolnya mengeras lg saat mengingat payudara besar bak pepaya mini itu. Ia tak sabar ingin hari segera berganti supaya ia bs mendatangi rumah perempuan td dan mendapatkan kompensasi lain.
Istrinya sempat marah2 saat melihat gerobaknya rusak, tp saat pak Juki mengatakan bahwa ia akan mendapat ganti rugi, istrinya tak lagi marah. Bahkan istrinya sendiri yg menyuruh agar suaminya benar2 mendapat ganti rugi. Pak Juki harus menahan tawa karena merasa mendapat restu dr istrinya supaya menuju rumah perempuan cantik.
Tp pak Juki sudah kepalang horny membayangkan esok hari, ia mengelus2 istrinya yg tidur disampingnya,"Buk... Bapak, lg pengen nih..."
Istrinya kemudian berpaling dan memunggunginya sambil agak menggerutu,"Nggh capek pak, udah tidur aja"
Pak Juki kecewa, tp ia tak kaget, memang sejak kelahiran anaknya, istrinya benar2 sangat jarang melayaninya. Kalaupun mau, ia tak bs merasakan semangat atau birahi dr persetubuhannya. Kadang pak Juki penasaran kalau ia jajan, apa istrinya peduli.
Pagi harinya, pak Juki berpakaian rapi dan siap menuju rumah Vivi, berharap alamat di ktp itu memang benar. Pak Juki mengitari dalam rumah mencari istrinya tp tak ada jawaban saat ia memanggil istrinya. Tak mau ambil pusing, pak Juki melangkah keluar rumah.
"Pak, mau ke rumah yg nabrak bapak kemarin?", kata Jono melihat bapaknya keluar dr rumah.
"Iya le, ibuk kemana?"
"Ke pasar td pak", kata Jono.
"Lho, kamu gk kerja?", tanya pak Juki melihat anaknya yg terlihat santai2 duduk di sofa rusak didepan rumah.
"Gk pak, kata ibuk tadi aku disuruh nemenin bapak ke org yg nabrak", kata Jono kemudian berdiri.
Pak Juki jelas kaget, ia baru mendengar soal ini tapi ia tahu anaknya tak mungkin berbohong. Anaknya adalah anak yg patuh dg orang tua, ia tak punya alasan meragukan anaknya ini.
"Ah gk apa2 le, palingan cuma bentar, bapak sendiri jg bisa", kata pak Juki.
"Iya sih pak, cuman klo nnti ibuk nanya gmn?", kata anaknya.
Pak Juki merasa tak punya pilihan lain, ia tak punya uang untuk menyogok anaknya ini dan kalau ia melakukan itu, bisa2 istrinya menhgamuk kalau tahu. Pak Juki menghela nafas, mungkin ia tak bs mendapatkan servis dr si Vivi ini,"Ya, ya udah le. Ayo"
Pak Juki kemudian berjalan meski semangatnya sudah hilang, diikuti oleh anaknya yg berjalan disampingnya. Keduanya mencegat kendaraan umum di samping jalan.
"Pak, emg yg nabrak bapak mukanya sangar ya pak?", tanya Jono.
"Gk le, wong yg nabrak itu mbak2", kata pak Juki.
"Wih beneran pak? Cantik gk pak?"
Melihat anaknya terlihat mulai antusias, pak Juki tak ambil pusing menunjukkan ktp Vivi,"Tuh, neng Vivi namanya"
"Waaah, cantik buanget pak!!", seru Jono.
Pak Juki melihat anaknya menatap foto di ktp itu dg pandangan kagum, dan sebuah ide muncul dikepalanya, "Woh iya, cantik. Sexy banget lho Jon!"
"Ah, masa' pak!?", tanya anaknya dg wajah tak percaya.
Pak Juki tersenyum, anaknya memang sudah melewati usia puber, sudah pasti anaknya juga tertarik dg perempuan,"Iya lah. Kenapa, emg lu dah paham gituan?"
"Halah, ya udah paham lah pak. Emg Jono masih bocah ingusan?!", balas anaknya seolah tersinggung.
"Woooh ya ya... Udah sering nntn bokep ya lu? Hahaha"
Jono tak bs membalas, memang sekali ia kepergok oleh bapaknya menonton video bokep di hp yg dipinjamkan oleh temannya. Tp pak Juki hanya sedikit menegur anaknya itu dan kemudian menggodanya soal itu.
Tak lama, keduanya turun dr kendaraan umum dan mulai berjalan menuju rumah Vivi. Pak Juki hanya bs berharap anaknya bs diajak kerjasama. Tapi kalau mengingat Vivi, ia yakin anaknya pasti mau diam.
Begitu tiba disebuah rumah yg terlihat mewah, Pak Juki menekan tombol bel rumah.
"Wah rumahnya gedhe ya pak", kata Jono.
"Iya, orang kaya..."
Tiba2 pintu rumah itu terbuka, dihadapan pak Juki dan anaknya sudah berdiri Vivi. Meski Vivi sudah tak lagi memakai baju yg mirip BH dan celana mini, tapi body perempuan itu tetap terlihat sangat menantang dibalik kaos tanpa lengan dan celana pendek yg terlihat sangat rapat ditubuhnya. Begitu Vivi melihat Pak Juki dan anaknya, ekspresi kaget dan bingung muncul di wajah cantik perempuan itu.
"Ini...", kata Vivi dg nada heran melihat keberadaan Jono.
"O... Oh, ini anak saya neng, Jono", kata pak Juki.
Vivi mengangguk sebelum kemudian menatap pak Juki lg,"Oh iya, saya jg blm tw nama bapak"
"Saya Juki neng, kalo neng namanya Vivi kan, hehe", kata pak Juki tersenyum lebar. Ia bs melihat si Vivi sepertinya tak memakai bra sama sekali dan bs saja ia tak memakai celana dalam jg, bener2 binal kyknya gadis ini.
Vivi kembali mengangguk,"Iya pak, oh iya ayo masuk pak"
Pak Juki dan Jono kemudian masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu. Keduanya benar2 terlihat salah tempat karena penampilan mereka yg memakai baju yg agak lusuh di ruangan yg terlihat mewah dg lukisan2 di tembok dan bunga indah yg menghiasi sudut2 ruangan. Kursi sofa yg besar dan sangat empuk itu juga beda jauh dg apa yg biasa keduanya rasakan dirumah.
"Saya bikinin minum dl ya pak", kata Vivi.
"Ah makasih neng, jd ngerepotin", kata pak Juki malu2.
Begitu Vivi meinggalkan keduanya, pak Juki lgsg menyodok lengan anaknya dg sikutnya,"Heh, bengong aja lu"
"Hehe, pak mbak Vivi cantik banget! Bodynya jg yahut!", kata Jono.
Pak Juki tersenyum, Jono benar2 anaknya, meski anaknya biasanya kalem dan terlihat alim, tp rupanya mewarisi sifat mesumnya juga.
"Iya lah, bikin ngaceng yo le, haha", kata pak Juki.
Meski begitu, anaknya terlihat masih malu2,"Ah y... Ya gitulah pak"
Pak Juki kemudian menepuk pundak anaknya,",Le, kamu bs jaga rahasia?"
Jono terlihat bingung dg bapaknya yg tiba2 tampak serius,"Rahasia apaan pak?"
"Neng Vivi ini emg mau ganti rugi, tp gk pake duit", kata pak Juki.
"Lha trus?", tanya Jono terlihat bingung.
"Ya... Pake, cara, lain, lah", kata pak Juki menekankan tiap kata, seolah anaknya harusnya sudah paham sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
Anaknya terlihat belum paham?
"Lu masih gk paham? Neng Vivi mau, dientotin sm bapak Jon!", kata pak Juki sambil berbisik.
Jono terbelalak,"Ah gk mungkin ah pak!"
"Klo beneran, lu bs jaga rahasia? Ntar bapak minta neng Vivi buat nyervis lu juga deh!", kata pak Juki, berharap anaknya setuju.
Meski terlihat ragu, anaknya mengangguk dg wajah menahan senyum. Pak Juki merasa lebih lega, kini ia hanya perlu meyakinkan Vivi supaya melayani anaknya juga.

Vivi sedang sibuk membuatkan minuman untuk tamu2nya. Ia hari ini sengaja tak keluar rumah karena ia tahu pak Juki akan datang, tp ia tak menyangkan pria itu membawa anaknya. Ia benar2 kaget melihat seorang remaja berdiri disamping pria yg mungkin terlihat cukup tua untuk dipanggil kakek itu. Vivi hanya berpikir mungkin itu bukan anak tertua pak Juki, tp kemudian Vivi tak mau memikirkan soal bocah itu lg.
"Yah, mungkin hari ini gw gk bs tidur sm pak Juki", gumam Vivi.
"Kita lihat saja situasinya nona Vivi"
Vivi kaget, ia menengok ke kanan ke kiri. Ia yakin ia sendirian dirumah ini, tak mungkin ada suara lain selain dirinya dan kedua tamunya.
"Oh maaf mengagetkan anda nona Vivi, tp saya harap anda tidak lupa mengenai alat yg anda pasang ditelinga anda", kata suara yg terdengar familier itu.
"Pak John?", kata Vivi akhirnya teringat dg alat ditelinganya.
"Benar sekali nona Vivi. Dari yg saya lihat, sepertinya anda sedang bingung, apakah tebakan saya benar?", tanya Pak John.
"Iya pak, kirain pak Juki dateng sndiri, eh ternyata bawa anaknya...", kata Vivi masih melihat kearah sekitarnya, penasaran dr mana pak John bs melihatnya.
"Haha, memang ada masalah dg itu?"
"Ya kan targetnya cuman pak Juki, bukan anaknya pak", kata Vivi. Ia tahu ia diawasi, tp ia tetap penasaran dg cara apa
"Hmmm, bagaimana kalau saya bilang saat ini ada d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg tertarik dg apa yg bisa saja nona Vivi lakukan dan berani membayar bonus kalau ternyata ada improvisasi dr pak Juki atau mungkin anaknya juga?"
Vivi merasa bodoh, sudah pasti org yg tertarik melihat video porno yg ia bintangi pasti tertarik dg aksi lain. Ia sendiri juga bs bosan kalau hanya melawan 1 orang saja.
"Jadi, gw bs dpt bonus klo pak Juki minta threesome gt?", tanya Vivi.
"Tentu, 20juta, bagaimana?"
Vivi kagum, bs mendapat uang segitu semudah itu, tapi ada pertanyaan lain yg mengganggu dikepala Vivi,"Tp anaknya pak Juki kyk msh SMP gt pak, gk masalah tuh?"
"Oh, bukan masalah. Saya sudah melihat data keluarga pak Juki yg tentu termasuk data anaknya Jono dan bs dibilang anda tak perlu khawatir soal umur. Hahaha, memang sepertinya perkembangan tubuh Jono agak terlalu telat saja nona Vivi. Saya rasa anda juga pernah melihat kan? Orang2 yg kelihatan jauh lbh muda dr umurnya?"
Vivi mengangguk2, memang ia pernah membaca artikel wanita yg terlihat berumur 30 tahunan dr China yg ternyata sudah nenek2 dg cucu yg sudah remaja. Vivi msh saja merasa iri dg wanita itu, ia selalu berdoa ia jg akan tetap terlihat awet muda walau sudah berumur.
Merasa tak ada masalah lagi yg membuatnya ragu, Vivi pun tersenyum,"OK, kita lihat aja ya pak, hihi"
Vivi kemudian kembali ke ruang tamu dg minuman diatas nampan, "Maaf nunggu lama"
"Oh gk kok neng", kata pak Juki kemudian menyeruput minuman yg disajikan padanya.
Setelah kembali meletakkan minuman keatas nampan, pak Juki kemudian mulai berkata,"Nah, soal ganti ruginya, gimana neng?"
Vivi kemudian melirik2 antara pak Juki dan Jono,"T... Tapi kan ada..."
Pak Juki kemudian berdiri dan kemudian duduk disamping Vivi, dan tanpa malu2 lg langsung merangkul punggung Vivi sementara tangannya yg satunya mendarat di paha Vivi.
"Udah, gk apa2 neng, anak saya udah gedhe, udah paham juga lah", kata pak Juki yg kemudian mengisyaratkan supaya anaknya juga mendekat.
Jono, terlihat masih agak malu2 tapi Vivi bisa melihat nafsu mulai muncul diwajah bocah itu. Vivi menatap Jono, ia menilai bocah itu terlihat seperti anak SMA tp kulitnya yg agak kotor dan terbakar matahari membuat Vivi tak bs 100% yakin brp umur bocah ini, tp ia hanya bs percaya pada info pak John soal ini.
Kini Vivi dijepit di kedua sisi oleh bapak dan anak pemulung. "Waah pak, masa' sm anaknya juga", kata Vivi seolah malu2.
"Ya gk apa2 lah neng, anak saya malah masih perjaka lho, makanya harus diajari dulu hehe", kata pak Juki.
Tangan pak Juki kini makin berani dan mengelus2 selangkangan Vivi, mengirimkan rasa geli2 nikmat yg menaikkan nafsu Vivi. Vivi kemudian menatap Jono yg terlihat mupeng melihat bapaknya yg kini menggrepe2 dirinya.
"Mmhhh... Dik Jono... nnggg mau?", kata Vivi sambil menatap Jono. Suaranya mulai mendesah karena libidonya mulai naik oleh belaian jari pak Juki.
Jono seolah tak bs berkata apa2 selain mengangguk2, Vivi melihat pintu yg terbuka kemudian memberikan isyarat pada Jono. Jono kemudian bergegas menuju pintu dan menutup pintu itu sebelum kemudian kembali duduk disamping Vivi.
"Ayo Jon, lu masa' mo diem aja mlongo", kata pak Juki yg kini jelas2 menyodok2 area memek Vivi dg jari2nya.
"Bo... Boleh nih mbak?", tanya Jono masih takut2.
Vivi tersenyum saja, meski terlihat masih malu2. Jono terlihat menelan ludahnya sebelum kemudian mengelus2 paha mulus Vivi juga. Tp sepertinya ia tak mau bersaing dg bapaknya yg sibuk membelai dan menyodok2 selangkangan Vivi sehingga tangan Jono kemudian naik dan seolah tak lagi bs sabar masuk dibalik kaos Vivi dan mulai meraba2 payudara yg ada dibalik kaos tipis itu. Tangan Jono masih mengelus2, seolah mengukur besarnya payudara Vivi, dan juga betapa sempitnya celah diantara kedua gunung nikmat itu. Ekspresi bocah itu terlihat kegirangan saat bs menggerayangi payudara Vivi.
"Aahh... Mmhhh...", desah Vivi menikmati rangsangan lembut dr Jono. Didalam hati Vivi merasa geli karena meski penampilan Jono tak jauh beda dr bapaknya, tp bocah ini masih imut dan malu2 menggerayangi tubuh cewek.
Vivi bs merasakan jari2 Jono kini mulai menyentil2 dan memilin putingnya, membuat nafsu birahinya makin naik. Bocah itu terlihat begitu girang saat mulai meremas2 payudaranya.
"Mmhhh aaahhh pelan2 ya dik... OOOuuhh... sshhhh", desah Vivi.
"Dengerin tuh Jon, hehe", kata pak Juki yg kemudian memasukkan tangannya kedalam celana Vivi. Wajah jelek pak Juki makin terlihat mesum saat senyumnya makin melebar,"Wih Jo, neng Vivi gk pake CD ternyata, hahaha"
"Mmhhhh aaahhhh paaakkk aauuuhhhh...", desah Vivi, ia tak perlu pura2 menikmati apa yg pak Juki lakukan padanya karena apa yg ia rasakan benar2 nikmat. Ia bs merasakan memeknya sudah basah karena permainan jari pak Juki.
"Jon, buka aja baju neng Vivi", kata pak Juki pada anaknya.
Jono sempat kaget tapi kemudian mengikuti perintah bapaknya dan mengangkat baju Vivi. Vivi tak melawan sama sekali dan mengangkat kedua tangannya supaya bajunya bs terlepas tanpa halangan. Jono sempat melongo saat melihat payudara besar Vivi, tapi Jono langsung kembali beraksi dan meremas2 kedua mainan barunya. Wajah Jono makin lama makin terlihat lapar dan benar2 fokus pada kedua puting susu Vivi.
"Wah mupeng banget lu Jo, udah samber aja. Boleh kan neng?", kata pak Juki.
"Mmhhh iii.... Iyaahhh aaahhhh..."
Jono menelan ludah sekali lg sebelum kemudian membuka mulutnya dan langsung melahap puting susu Vivi, membuat perempuan cantik itu melenguh.
"OOOooohhhh mmmmhhhh.... Iyaaahhhh sedot ya dik... Aaaahhhh..."
Jono melakukan apa yg Vivi minta, ia mulai menyedot2 dan tangannya tak lupa sibuk beraksi di payudara Vivi. Vivi terus mendesah menikmati rangsangan di memek dan dikedua payudaranya, ia kini sudah benar2 pasrah ditangan bapak dan anak mesum ini, kedua kakinya sudah terbuka lebar dan pak Juki menerima kode itu sebagai ijin untuk benar2 menelanjanginya.
Pak Juki mengeluarkan jari2nya yg sudah basah kuyup dr dalam celana Vivi, ia kemudian turun dr sofa dan bersimpuh diantara kedua paha mulus dan putih yg terlihat menggiurkan. Pak Juki sesekali mencium kedua paha itu sebelum pandangannya tertuju pada selangkangan di celana yg sudah basah kuyup. Tangannya meraih celana itu dan mulai menarik yg diikuti oleh Vivi yg sedikit menaikkan tubuhnya hingga celananya bs terlepas dg mudah. Setelah celananya terlepas, kini Vivi benar2 telanjang bulat, bahkan Jono pun berhenti dan melihat memek Vivi yg dihiasi oleh rambut2 halus.
"Hehe, maklum neng, si Jono pasti baru sekarang liat memek beneran. Dibanding yg di bokep2 bagusan mana le?", tanya pak Juki sambil tertawa.
"Y... yang ini pak"
"Pengen ngerasain kagak lu?", tanya pak Juki sambil memainkan clitoris Vivi dg jempolnya, membuat Vivi mendesah. Ia benar2 dijadikan alat pemuas bagi pak Juki, seolah komentarnya tak akan didengar oleh pria ini. Tp Vivi tak peduli, ia tahu kalau ia mau ia bs menghentikan kelakuan pria mesum ini kapanpun dg bantuan organisasi pak John. Tapi untuk sekarang ia menikmati permainan pak Juki dan peran yg ia ambil dipermainan ini.
Jono kemudian ikut turun disamping bapaknya, "Pak... Aku boleh nyobain pak?"
"Tanya aja ke neng Vivi", kata pak Juki sambil tertawa.
"Boleh mbak?", tanya Jono sambil tersenyum lebar.
"Iya dik... Nnngggghhh terserah kamu aja...", desah Vivi yg kini terlihat sudah dimabuk nafsu birahi dan mulai meremas2 payudaranya sendiri.
Pak Juki tersenyum lebar dan kemudian naik lagi keatas sofa,"Dah, tuh neng Vivi dah mau sm lu Jon"
Jono mendekat dg perlahan, ia mencium2 bau memek yg sudah basah itu. Vivi merasa geli saat ia merasakan hembusan2 nafas bocah itu. Bocah itu bs melihat Vivi merasa geli olehnya, wajahnya masih tersenyum dan kemudian seperti bocah yg penuh rasa penasaran. Jono menggunakan jari telunjuknya dan mulai menyentuh bibir memek Vivi, membuat Vivi mulai mendesah lagi.
"MMmmhhh... Aaaw...", desah Vivi saat tiba2 clit nya disentil oleh Jono. Tp Jono kemudian mulai membelai2 memek Vivi dan jari2 itu pun mulai masuk kedalam memeknya yg basah.
"Nah kalo Jono sibuk dibawah, giliran bapak sibuk diatas. Neng, hadap ke bapak donk", kata pak Juki.
Vivi memalingkan wajahnya dr Jono yg bermain dg lubang cintanya dan menatap wajah jelek pak Juki yg menyeringai penuh kepuasan mungkin karena pria itu merasa sudah menaklukannya. Wajahnya ditangkap oleh tangan pak Juki dan kemudian bibirnya di lumat oleh bibir diwajah jelek itu. Vivi kini harus bersilat lidah dg pemulung tua, sementara anaknya memainkan memeknya.
"Mmhhh ccpphhh.... slllrrppp mmmhhh", Vivi menikmati permainan lidah pak Juki, sesekali saling bergantian menyedot2 lidah lawan mainnya.
Sementara itu diantara memeknya, Vivi tak bs melihat apa yg Jono lakukan tp ia tahu bocah itu sibuk menusuk-nusukkan jari2nya didalam memeknya. Saat ia tak bs merasakan Jono meakukan apapun padanya, Vivi melirik dan melihat Jono mencium2 jari telunjuk dan jari tengahnya yg basah sebelum kemudian dg hati2 membuka mulutnya dan kemudian menjilat jari2nya. Jono tersenyum dan kemudian bergegas membenamkan wajahnya diantara selangkangan Vivi.
"Aaaahhhh mmmmhhhhh... Oooohhh... Jooonnnn....", desah Vivi, melepaskan dirinya dr ciuman pak Juki.
Pak Juki tak tinggal diam, ia kelihatan sudah tak sabar ingin merasakan nikmat juga sehingga ia kemudian melepaskan celananya dan mulai mengocok kontol hitamnya di samping Vivi.
"Neng, kocokin kontol bapak ya neng?", kata pak Juki.
Vivi mengangguk dan mulai mengocok kontol pak tua itu sambil menikmati Jono yg seolah menggila menjilati memeknya. Ia bs merasakan lidah bocah itu berusaha masuk kedalam memeknya sementara pak Juki kembali bersilat lidah dgnya dan meremas2 payudaranya.
Vivi benar2 merasakan rasa nikmat dr permainan kedua laki2 ini, meski keduanya berwajah jelek tp setidaknya ia bs menikmati rasa nikmat birahinya dan mendapat bayaran besar.
Tapi ia tak percaya bocah ini belum memang masih perjaka, lidahnya terasa begitu nikmat dimemeknya. Permainan lidahnya benar2 membuatnya melayang ke awang2.
"Ooohhh... Jooonn... Kakak mau keluaaaar.... MMMmmmhhh Aaahhh...."
Vivi mulai mengejang2, meraasakan puncak kenikmatan yg ia rasakan dr lidah yg menghajar memeknya. Lawan mainnya diantara kedua kakinya tak bergerak juga meski Vivi tahu cairan cintanya pasti akan masuk kedalam mulut Jono. Tp ia tak peduli, mungkin bocah itu akhirnya mengetahui rasa nikmat wanita itu seperti apa.
Setelah sekitar 3 menit dan Vivi mulai terengah2, Jono akhirnya melepaskan mulutnya dr memek Vivi. Wajahnya jelas2 basah oleh cairan cintanya tp senyuman seolah tak pernah hilang dr wajah jelek nan culun bocah itu.
"Pak, memek mbak Vivi rasanya enak pak!", seru Jono kegirangan.
"Woh ya pasti, lbh enak lg klo dimasukkin kontol Jon", kata pak Juki.
Jono langsung membuka celananya juga, menampilkan kontol yg sedikit lbh kecil dr pak Juki tp tetap terlihat menggiurkan bagi Vivi.
"Mbak, Jono pengen ngentot nih mbak. Jono masukkin ya mbak", kata Jono kemudian mulai mengarahkan kontolnya di memek Vivi.
"Jon... MMmmhhh di kamar aja ya dik", kata Vivi.
"Oh ya boleh neng, emg harusnya pengalaman pertama itu di kamar aja, ayo Jon!", kata pak Juki kemudian membantu Vivi berdiri. Jono pun mengikuti bapaknya dan Vivi ya berjalan menuju salah satu kamar di rumah itu.
Vivi langsung merebahkan dirinya diatas ranjang dan tanpa diminta lg membuka kedua kakinya, mengijinkan siapapun memakai dirinya demi kepuasan.
"Nah Jon, skrg lu entotin deh neng Vivi", kata pak Juki.
"Siap pak!", kata Jono kemudian menempatkan dirinya diujung selangkangan Vivi dan mulai mengarahkan kontolnya di belahan memek Vivi. Jono memegang kaki Vivi sebelum kemudian mendorong kontolnya masuk dg mudahnya kedalam memek Vivi.
"Mmmhhhh....", desah Vivi, kontol Jono memang tak sebesar apa yg biasa ia rasakan, tp rasa nikmat yg ia rasakan tetap saja sama.
"Wooohhh enak pak, sempit2 anget!! Nngghhh...",kata Jono kemudian mendorong kontolnya sedalam mungkin.
"Josss!! Akhirnya gk perjaka lagi lu Jon, hahahaha!!" seru pak Juki mengacak rambut Jono dg kasar.
"Haha iya pak, lebih enakan gini drpd ngocok sm nntn bokep"
"Wooh ya jelas, artis bokep jg masih kalah sm ni cewek Jon", balas Pak Juki yg kemudian disahut dg tawa keduanya. Vivi hanya bs menahan nikmat sementara keduanya bocara seolah merekalah pemilik dirinya.
"Mbak, aku genjot ya mbak", kata Jono.
"I... Iya dik, entotin kakak dik...", kata Vivi dg nada yg begitu merangsang.
Jono mulai memaju mundurkan pinggangnya, kontolnya terus keluar masuk dg ritme yg stabil. Tubuh Vivi pun ikut bergoncang tiap kali kontol Jono menyodok2 memeknya.
"Mmmhhh aaahhhh iya Joonnn... Enak.... Teruuusss... ooohhhh...", desah Vivi menikmati sodokan Jono.
Pak Juki tak mau ketinggalan, ia mendekatkan kontolnya ke wajah Vivi,"Neng, sepongin kontol bapak neng. Udah gk nahan nih..."
Vivi menjawab dg membuka mulutnya dan menyambut kontol hitam itu dg lidahnya. Vivi mulai menjilat2 dan menyedot2 kontol pak Juki sementara kontol itu keluar masuk di mulutnya.
"Wooohhh neng Vivi pinter banget nyepongnyaaaa...", seru pak Juki terus menggenjot mulut Vivi.
"Mmmhhh sempit banget memekmu mbaakk!!! Ooohhhh... Edaaaannn!!", balas Jono yg tak kalah menikmati memek Vivi.
"Mmmhhh sslllrrppp... Mmmhhh... Nnggghhhhh...", Vivi hanya bs mengeluarkan suara lenguhan dan suara sedotan mulutnya yg kini sudah penuh dg air liurnya sendiri.
Kedua laki2 itu terus menikmati tubuh Vivi sesuka hati mereka, bergantian meremas2 payudara Vivi dan bergantian pula menjilati payudaranya.
Setelah sekitar 10 menit, genjotan Jono makin cepat dan suara erangan bs terdengar dr bocah itu.
"Nnggg mbaaakkk... Jono mau keluaaaarrrr!!! Ooohhhh..."
"Udah keluarin aja Jon! Hehe, pasti uenak tenaaann!!!", seru pak Juki menghentikan genjotannya, mengijinkan Vivi fokus menikmati semburan peju Jono yg seolah menanti waktunya saja.
"Ooohhh Iyaaaa!!! Terima pejuku mbaaakkk... Ooohhhhh!!!"
Crooott... Crooott... Croott...
"Aaaahhhh... Yaaaaahhhhhh... !!!", seru Vivi yg juga ikut mengejang, puncak kenikmatannya ia capai saat merasakan cairan panas masuk kedalam rahimnya.
"Nngggg kontolku kyk dijepit-jepit mbaakk... Nnggghh enaaakkkk!!!", seru Jono yg lagi2 orgasme menikmati orgasme pertamanya didalam memek cewek.
"Nah, skrg lu cium deh neng Vivi, biar sah! Hahaha", kata pak Juki melepaskan kontolnya dr mulut Vivi.
Vivi yg masih terengah2 berusaha menaikkan tubuhnya supaya Jono yg bertubuh lebih pendek drnya bs mencium bibirnya. Jono mengecup bibir Vivi dan kemudian bergantian mengecup kedua pipi Vivi sebelum melepaskan kontolnya dr memek Vivi.
"Pak, mbak Vivi mantep banget... Memeknya yahud buanget! Aku keluar buanyak pak!", kata Jono.
"Wah, bisa2 neng Vivi hamil Jon, siap2 tanggung jawab lu!", kata pak Juki yg disahut dg suara tawa.
Vivi baru tersadar, ia sedang masa suburnya, bisa2 ia benar2 hamil oleh bocah ini. Rasa panik mulai muncul, tak ada gunanya kalau ia tak mendapatkan uang karena hamil oleh orang yg salah. "Ha... Hamil..."
Tapi suara Vivi tersamarkan oleh suara tawa pak Juki, sehingga kedua laki2 itu tak mendengar gumamannya. Tapi ada satu orang yg mendengarkan suaranya.
"Tak apa2 nona Vivi, tak perlu khawatir kalau memang mas Jono ini yg menjadi ayah bayi didalam rahim anda. Salah satu d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) benar2 menyukai apa yg sudah anda tampilkan pada kami dan ia dg senang hati akan memberikan bonus tak peduli siapa yg berhasil menghamili anda. Haha, meski sepertinya ia punya seidkit fetish khusus soal ini"
Vivi merasa sedikit lega, ia tak perlu khawatir soal ini. Ia mengangguk sedikit, menandakan pada siapapun yg menonton persetubuhannya bahwa ia setuju,
"Tuh Jon, neng Vivi mau2 aja lu kawinin!", kata pak Juki.
"Be... Beneran neng?", kata Jono terlihat senang.
"Ah... I... Itu...", kata Vivi.
Tp belum juga Vivi menyelesaikan kata2nya karena ia tak mungkin mengatakan bahwa ia mengangguk oleh tawaran yg diberikan padanya oleh pria yg ada entah dimana.
"Ya udah, bapak pake mulut neng Vivi aja klo gt. Ayo neng, bapak juga pengen ngecrot", kata pak Juki.
Vivi hanya bs melayani pak tua ini dan mulai menyepong kontol hitam itu. Ia memikirkan apa memang pak tua ini benar2 serius ingin anaknya menghamilinya. Dan lagi, ia tak tahu apa yg harus ia lakukan kalau benar2 pak tua ini memaksanya menikahi bocah culun ini. Ah, tp Vivi berpikir biarlah itu menjadi masalah dilain hari, mungkin pak John dan organisasinya bisa membantunya soal ini. Vivi fokus mengoral kontol pak Juki hingga akhirnya ia orgasme didalam mulutnya.

Vivi kini terengah2, ia bs merasakan memeknya mengeluarkan cairan peju Jono dan mulutnya pun kini sudah penuh dg peju bapaknya. Kedua bapak dan anak ini terlihat puas sudah menyetubuhinya.
"Hhhh.. Hhh... Gimana Jon, enak kan ngentotin cewek?"
"Iya pak, ini aku dah pengen lagi nih", kata Jono.
"Ya udah entotin lg aja neng Vivi, pasti dia mau", kata pak Juki masih terengah2.
Sekali lg Jono memasukkan kontolnya didalam memek Vivi dan mulai menggenjot perempuan yg terlihat sudah agak kewalahan menghadapi Jono yg menggenjotnya lg. Peju didalam mulut nya sempat ia telan meski ada juga yg keluar dr mulutnya saat ia tersedak.
"Uhuk... Ooohhh ssshhh mmmhhh kamu kuat banget... Aaahhh"
"Iya lah mbak, hehe, memek mbak Vivi bener2 bikin nagih nih!", kata Jono terus menggenjot Vivi. Sementara bapaknya terlihat bersantai malihat anaknya menikmati tubuh Vivi. Vivi tak bs menghilangkan pikiran yg terlintas dikepalanya seolah pak tua ini sedang memikirkan sesuatu yg membuatnya senang.

Pak Juki dan Jono meinggalkan rumah Vivi dg hati senang, keduanya sudah puas setelah menyetubuhi perempuan itu. Apa lg Jono yg merasa seperti raja didunia karena sudah melepaskan keperjakaannya pada seorang perempuan cantik, sexy dan berpayudara besar.
"Seneng lu Jon?", kata pak Juki.
"Iya pak, rasanya enak buanget!! Beneran aku bs main kesana lg nnti pak?"
Sebelum keduanya meninggalkan Vivi yg kini penuh dg peju di wajah dan di memeknya, pak Juki memang meminta Vivi supaya menemani anaknya sebagai ganti ia tak melaporkan kejadian tabrakan itu ke polisi. Pak Juki melakukan itu hanya karena ia berpikir apa yg terjadi padanya adalah kesalahan yg bs jadi kasus kriminal seperti yg ia lihat di tv.
"Ya lain kali coba aja kesana, klo gk bs ya bilang aja ke bapak", kata pak Juki.
"Wokeh paaak", balas anaknya girang.
"Nah, tapi inget, jangan bilang2 ke ibukmu dulu."
"Iya pak, tenang ajaa"
"Pinter... Oh iya, satu lagi, ini lbh penting Jon!"
Jono terlihat heran mendengar kata2 bapaknya itu,"Apa lg pak?"
"Bapak sebenernya pengen kawin lagi Jon"
Jono terbelalak mendengar kata2 bapaknya itu, "Kawin lg pak? Sama mbak Vivi?"
"Bukan lah! Pokoknya ada, nah bapak pengen lu dukung bapak ya, kan lu dah bs entotin neng Vivi td"
"Tapi ntar ibuk gmn pak?"
"Makanya itu, klo lu dukung bapak kan ya ibukmu harus setuju. Lagian juga, klo lu emg bisa bikin neng Vivi hamil, kan ntar lu jd tajir juga tuh Jon", kata pak Juki meyakinkan anaknya.
"I... Iya sih pak... Ya udah nnti Jono dukung deh pak", kata Jono.
Pak Juki merasa lega, kalau ia dan anaknya bs bekerja sama soal ini, istrinya yg memang menggantungkan kehidupannya dr keduanya juga pasti tak bs banyak protes. Yah, kalau mau cari alasan ya mungkin gara2 istrinya itu benar2 tak pernah melayani kebutuhan seksualnya. Pak Juki kini merasa senang sudah mendapatkan sekutu dan juga alasan yg ia rasa tepat untuk berpoligami. Memikirkan itu membuatnya kangen pada Lisa, ia sudah tak sabar ingin merasakan tidur bersama dg Lisa lagi diranjang.

Seperti hari biasa, Lisa berangkat ke kampus melanjutkan kesehariannya sebagai mahasiswa. Begitu sampai dikampus ia segera menuju kelasnya sebelum jam menunjuk ke arah 9. Ia sudah pernah telat sekali karena ia harus melayani pak Juki dan ia mendapat peringatan dr dosennya yg galak. Ia merasa lega saat melihat dosennya belum ada dikelas dan ia bergegas mengambil kursi disamping seorang mahasiswa lain.
"Kirain bakal telat lu Lis", kata mahasiswa itu.
"Hehe, iya nih, amaaan", kata Lisa tersenyum.
Si mahasiswa terlihat sedikit salah tingkah sebelum kemudian berkata,"Ehm... Kalo, kalo lu gw antar jemput aja gmn Lis? Daripada telat2 gt klo kuliah"
Lisa agak kaget mendengar penawaran itu, dan merasa tersanjung ditawari itu, apa lg dr Yoshua yg bs dibilang cowok populer karena penampilannya yg keren dan tampan dan juga keramahannya pada semua orang.
"O... Oh, y... Ya boleh aja Yosh. Tapi ngerepotin km gk nih?", tanya Lisa malu2.
"Ya gk lah, mulai besok ya gw jemput lu Lis", kata Yoshua terdengar senang.
"Iya deh, makasih ya Yosh", kata Lisa. Keduanya kemudian bertukar nomor hp dan juga alamat rumah kontrakan Lisa.
"Eh btw, hbs kuliah lu mau makan gk?", tanya Yoshua.
"Boleh", kata Lisa. Ia jelas tak mau melepaskan kesempatan makan dg Yoshua.
Yoshua hanya tersenyum sebelum cowok itu menatap ke arah pintu yg terbuka, dosen mata kuliah itu sudah datang dan menyapa para muridnya di kelas itu.
Lisa sendiri sulit berkonsentrasi karena ia terus2an mencuri2 pandang ke arah Yoshua yg juga sesekali melirik ke arahnya, membuatnya salah tingkah.
Begitu kelas selesai, Lisa berjalan dg Yoshua menuju kantin di kampus. Setelah memesan makanan mereka, Lisa dan Yoshua duduk di salah satu meja yg ada dibawah pohon di luar kantin.
"Eh, btw kok lu ngontrak rumah sih? Gk nge kost gt?", tanya Yoshua sambil melahap sesendok makanan kedalam mulutnya.
"Oh, ya awalnya pengen sih, cuman ya dulu gw pengen aja tinggal dirumah sendiri, biar lbh bebas gt"
"Bebas? Bebas buat apa hayooo", goda Yoshua.
"A... Ah ya, bebas klo pulang malem gt mungkin", kata Lisa panik. Saat Yoshua menanyakan itu, ia teringat pada pak Juki. Ia tahu Yoshua hanya bercanda tp pertanyaan itu bs dibilang memiliki jawaban yg pasti tak ingin didengar oleh siapapun.
"Haha, iya deh, siapa tw pulang malem gara2 kerja kelompok gt ya", kata Yoshua sambil tersenyum.
Lisa merasa lega, tak heran Yoshua populer diantara para cewek. Apa yang cowok ini katakan terdengar begitu ramah dan menyenangkan ditelinga para cewek.
Lisa dan Yoshua kembali ngobrol saat tiba2 seorang perempuan mendatangi keduanya.
"Wih enaknya yg lg makan2"
Lisa lgsg menatap perempuan yg tiba2 mengagetkannya dan Yoshua,"Eh, kak Layla"
Layla dg santainya duduk di kursi kosong dimeja itu,"Hbs kuliah Lis?"
"I... Iya kak, kakak juga?", tanya Lisa.
"Gk sih, ni hbs bimbingan sm dosen", kata Layla yg kemudian mengedipkan matanya pada Lisa. Lisa menebak teman kontrakan dan rekan tantangannya itu punya maksud lain saat bilang kata 'bimbingan' tp Lisa tak mau membuat kesimpulan.
"Ummm...", kata Yoshua yg terlihat bingung.
"Oh iya, Yosh, kenalin ini temen kontrakanku, kak Layla. Kak, ini temenku, Yoshua", kata Lisa memperkenalkan keduanya.
"Ooohh temen aja nih? Kirain pacarmu Lis", goda Layla.
Lisa terlihat kurang nyaman mendengar itu, tapi Yoshua justru terlihat santai mendengar komentar Layla.
"Hehe, ah bisa aja kak. Emg kita keliatannya kyk pacaran ya?", kata Yoshua.
"Hihi, gk tw deh, mnrt km gmn Lis?", balas Layla sambil tertawa.
"Aaah udah donk kak", kata Lisa mulai terlihat panik dan malu2.
"Ah ya udah deh, gw pulang dl ya Lis, kyknya sampah dirumah lupa gw buang jg td, takutnya udah bau ntar", kata Layla kemudian berdiri kembali.
Lisa merasa bs menangkap maksud seniornya itu, sejauh ini pak Juki memang blm terlihat melakukan apapun pada Layla dan bukan karena Layla yg tak mau. Mungkin Layla sudah hendak melakukan sesuatu supaya pak tua itu jg menggarapnya.
"I... Iya kak", balas Lisa sambil mengangguk.
Layla meninggalkan Lisa dan Yoshua sebelum hilang dr pandangan keduanya. "Wow... Gw br tw lu kenal sm Layla", gumam Yoshua.
"Hm? Lu dah kenal sm kak Layla?", tanya Lisa heran.
"Oh, gk sih, cmn kyknya gk sedikit yg tw klo Layla itu, ya... You know lah..."
"Apaan sih?"
Yoshua terlihat tak terlalu nyaman dan was2 melihat ke kanan dan kekiri sebelum menjawab pertanyaan Lisa,"Emmm... Gmn ya blgnya... Ah, ayam kampus, tahu kan?"
Lisa tak kaget mendengar itu, toh Layla sudah menunjukkan bahwa ia bukan cewek yg malu2 soal kehidupan seksualnya pada Lisa. Tp ia pura2 kaget mendengar itu,"Ah masa' sih?"
"Ya gw kan dah blg, gw tw nya cuman gosip doank. Soalnya gosip2nya sih pas didekatin cowok2 jg Layla kyknya jual mahal gt. Yaaa... Gw nebaknya sih seleranya lain aja"
Lisa terlihat heran sebelum Yoshua melanjutkan dg suara hampir berbisik,"Selera om2"
"O... Oohh gt...", Lisa juga sudah tahu soal itu sejak pertama kali kenal dg Layla. Ia merasa bodoh karena merasa penasaran saat Yoshua terlihat was2 tadi, mengira ada hal lain yg bs ia ketahui soal teman sekontrakannya itu.
"Gw malah kaget lu bs kenal sm dia, gmn ceritanya tuh kok bs satu kontrakan gt?", tanya Yoshua penasaran.
"Oh, ummm. Panjang deh ceritanya, lagian gk penting juga kan, kata kak Layla dia juga dah mau lulus", kata Lisa mengalihkan pembicaraan.
"Hmmm... Iya juga sih. Ya udah deh", kata Yoshua terlihat tak mau memaksakan jawaban dr Lisa dan lanjut makan.
Lisa hanya bs bersyukur Yoshua cukup pengertian dan tak menanyakan hal2 yg tak mau ia jawab. Lisa menatap Yoshua, merasa senang ia mendapat momen2 yg seharusnya dirasakan gadis2 seumurannya dan bukannya diatas ranjang bersama pria yg jauh dr kata setara dg dirinya. Tangannya menyentuh perutnya, merasa saat ini adalah kesempatan terakhir baginya untuk menikmati kehidupan normal yg hanya menunggu waktu sebelum hilang dr hidupnya.
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd