Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

belum kepikiran judulnya apa

enka

Guru Semprot
UG-FR
Daftar
28 Oct 2012
Post
572
Like diterima
16
Lokasi
desa semprot
Bimabet
Namaku Tarsih, lengkapnya Tarsih Julini. Umurku
kini 42 tahun, tapi karena selalu kurawat
tubuhku maka masih tampak segar. Aku
termasuk perempuan yang berasal dari sebuah
desa di Karawang. Aku menikah dengan Amri
pada usia 22 tahun, suamiku kini telah berusia
51 tahun, ia seorang yang termasuk sukses
sehingga mampu menghidupiku lebih dari
cukup. Hingga saat ini kami belum dikaruniai
anak. Entah, mungkin karena itu pula maka
suamiku jadi sering selingkuh. Meskipun pada
awalnya sembunyi-sembunyi, akhirnya aku tahu
sejumlah pacar-pacar suamiku.
Awalnya memang sangat menyakitkan, tapi lama
kelamaan aku tak ambil peduli lagi. Aku tak mau
ambil pusing soal Amri dengan pacar-pacarnya.
Yang menggelisahkan, adalah kenyataan ia jadi
jarang menghampiriku, bahkan pada empat
bulan terakhir ini ia sama sekali tak
menyentuhku. Padahal awal perkawinan kami
termasuk harmonis dan selalu hangat dalam
percintaan. Aku sendiri amat menikmati seluruh
pengalaman percintaan dengan Amri, karena itu
pula aku tak pernah sungkan untuk melayani
segala keinginan Amri karena aku memang
menyukainya. Sebagai perempuan kampung
bahkan dari Amri-lah kemudian jadi tahu
berbagai gaya dalam melakukan hubungan sex.
Ya, sekali lagi, aku akhirnya tak peduli dengan
pacar-pacarnya suamiku, tapi yang paling
menyedihkan adalah keengganannya
menyetubuhiku lagi. Padahal tubuhku nyaris tak
ada yang berubah, sejak diperawani oleh Amri
aku masih tetap langsing. Atas saran Amri pula
aku rajin mengikuti fitness dan mengikuti
kegiatan olahraga lainnya. Bahkan dibanding
dulu waktu perawan, payudaraku kini termasuk
besar.
Tetangga dan beberapa kenalanku sering bilang
aku ini sexy, terutama ketika mereka
memperhatikan payudara dan pantatku yang
tergolong besar. Wajahku pun rasanya masih
tetap sebagai bunga di kota B, yaitu kota tempat
tinggalku sekarang. Malah karena aku kian
matang, aku pun tahu sebetulnya banyak laki-
laki yang suka melirikku. Sejauh ini aku tak
pernah menggubris mereka, di lain pihak sebagai
perempuan dari kampung aku masih tetap
cenderung pemalu.
Sampai suatu ketika, terjadilah perubahan pada
diriku yang amat luar biasa. Inilah kisahnya,
sebuah kisah nyata yang betul-betul terjadi
pada diriku, kisah yang membawaku ke berbagai
petualang sex yang mengasyikan.
*****
Sore itu seusai fitness aku pulang bersama Linda
yang menumpang di mobilku, di tengah jalan
Linda memutuskan untuk ikut ke rumahku.
"Untuk sekadar minum juice sambil membuang
rasa penat," katanya.
Tentu saja aku tak menolak, bahkan gembira
sebab pasti seperti biasanya kalau pulang
sendiri begitu tiba akan langsung disergap sepi.
Begitu tiba di rumah, setelah parkir kami
langsung menuju beranda di belakang yang
menghadap kolam renang ukuran kecil. Tubuh
masih berkeringat sisa fitness tadi, Linda
merebahkan diri di kursi malas dan aku di kursi
di depan sebuah meja bulat yang berpayung
besar. Segera kupanggil Komar, pembantuku,
untuk membuatkan dua gelas juice tomat
kesukaan kami.
Begitu Komar pergi, aku segera melepas
pakaianku hingga tinggal baju senamku yang
melekat ketat di tubuhku. Begitu pula Linda, ia
melepas kancing-kancing bagian depan pakaian
terusannya, tidak melepasnya melainkan masih
dalam posisi berbaring ia membukanya lebar-
lebar. Maka tampak terbukalah kini tubuh Linda
yang hanya tertutup CD supermini dan BH yang
hanya menutup separo buahdadanya. Ia
memejamkan mata menikmati kesantaiannya.
Diam-diam dan tak biasanya, mataku
memandang dan menikmati keindahan tubuh
Linda. Saat itulah Komar datang mengantarkan
dua gelas minuman, dan karena tahu majikannya
sedang santai maka ia pun segera dengan malu-
malu kembali lagi ke dalam rumah.
Aku meneruskan memandangi tubuh Linda, tiba-
tiba muncul dorongan keinginan yang kuat sekali
untuk meraba tubuh Linda yang masih tergolek.
Dasar pemalu, aku tak berani menghampirinya
melainkan hanya meraba tubuhku sambil
membayangkan sedang meraba-raba Linda.
Tangan kiriku kueluskan di atas paha yang masih
tertutup pakaian senam yang ketat, sementara
tangan kananku mengelus payudaraku yang juga
masih tertutup baju senam. Terus terang, di
saat-saat kesepian ditinggal Amri, sesungguhnya
aku sering melakukan ini sendirian. Tapi saat ini
sambil memandangi Linda, sungguh perasaanku
amat lain, ada rangsangan yang jauh lebih
hangat dan tentu saja tidak lagi dalam perasaan
sepi.
Saking minimnya CD Linda, kulihat ada bulu-
bulu kemaluannya yang keluar dari pnggir-
pinggir CD-nya. Dengan menatapnya, timbul
keinginan untuk melihat dalam keadaan
sepenuhnya telanjang. Saat itu pula kuselipkan
tangan kananku ke balik baju senamku, karena
tak memakai BH maka langsung jari telunjuk dan
jari tengahku menyentuh puting-puting susuku
yang ternyata sudah mengeras. Menyusul
kemudian tangan kiriku lewat lobang pakaian di
bagian perutku, nyelip masuk merogoh langsung
ke arah kemaluanku. Kuraba-raba bulu-bulu
kemaluanku sambil membayangkan bahwa yang
kuraba adalah bulu-bulu kemaluan Linda. Ada
perasaan geli dan bergejolak rangsangan luar
biasa ketika jariku mulai menyentuh bagian atas
bibir kemaluanku, saat itu pula tak tahan lagi
aku menjepit puting susuku sambil meremas-
remas payudara kiriku.
Tak tahan lagi, jari-jari tangan kiriku pun terus
meluncur sampai di celah memekku yang
ternyata sudah terasa basah. Aku menggosok-
gosoknya dengan lembut di sana. Dengan agak
susah karena terhimpit baju senam yang ketat,
celah memekku itu sedikit aku rekahkan hingga
kujumpai kelentitku. Jempolku dengan lembut
menggosok-gosok kelentit, sementara dua jari
telunjuk dan jari tengahku sedikit kumasukan ke
dalam memek, setelah itu secara simultan aku
maju-mundurkan; dua jari keluar-masuk
sementara jempolku tetap menggosok kelentit.
"Ohh.. emhh..," tak tahan lagi aku melenguh
lembut, sementara tangan kananku kian ganas
meremas payudaraku bergantian dari kanan ke
kiri.
"Ohh.. ahh..," saking nikmatnya maka tanpa
sadar lenguhanku keluar agak keras.
Aku sama sekali tak tahu kalau Linda
terbangunkan oleh suaraku. Ia sedikit membuka
matanya kemudian mengintip apa yang sedang
kulakukan. Karena tidak tahu dan karena nafsuku
sudah kian naik, maka kocokan di memekku dan
remasan tangan di buahdada-ku pun kian ganas.
Dua jariku kian dalam melesak di memekku terus
keluar-masuk, keluar-masuk, keluar-masuk.. Ahh..
Dan untuk masuk lebih dalam lagi, maka aku
harus sedikit merunduk, dengan begitu dua
jariku seluruhnya tenggelam, kujepitkan
memekku hingga dinding-dinding dalamnya
meremas jari-jariku. Saat merunduk itu pula,
Linda yang dari tadi ngintip mulai bereaksi.
Dengan jempolnya ia kait BH mininya ke bawah
hingga sekaligus buahdada-nya terbebaskan.
Ketika aku balik lagi bersandar di kursi sambil
tak melepaskan jariku yang tertanam di memek,
kini kulihat Linda pun sedang meremas-remas
buah-dada telanjangnya. Sebelah tangannya lagi
pun tenggelam lewat pinggir CD supermini-nya,
hingga tersingkap dan terpampang jelaslah
jarinya yang tertanam di memeknya itu. Ohh..
aku malah bahagia dan tidak malu-malu lagi
melihat pemandangan itu, dan kini jadi tahulah
bahwa Linda pun sesungguhnya mengikuti
seluruh adeganku.
"Linda, ohh.. ka.. kamu.. di.. diam-diam.. oh.."
tak sanggup kuteruskan kalimatku untuk
menyapa Linda, gairah kenikmatan mengubur
kata-kataku yang berganti lenguhan-lenguhan.
Tapi Linda rupanya tahu maksudku.
"Ya.. ya.. teruskan Teh Tarsih.. aku pun
terangsang melihatmu.. teruss kocok memekmu
dengan jarimuu.. ohh kita sama-samaa..teruss..
ya.. ya.. dari tadi aku lihat.. kamu gatel, yaa..
kamu pengen dientott..," kata Linda yang juga
sambil terengah-engah.
"Be.. betul Linda.. akuu.. pengen dientot pake
kontoll.. sudah empat bulan memekku
kedinginanan Lindaa..," kataku sambil agak aneh
juga karena sebelumnya tak pernah
mengeluarkan kata-kata cabul di hadapan orang
lain.
"Aku juga, aku ingin kontol gede yang keras
menggenjot memekku.. ohh," desah Linda sambil
terus kian ganas memaju-mundurkan jarinya di
memeknya.
Melihat gelagat yang kian panas, aku pun jadi
tak malu-malu lagi menghampiri Linda. Sambil
jongkok kuhampiri langsung memeknya yang
sedang mengentot jarinya sendiri. Sungguh
terjadi aliran listrik rangsangan yang luar biasa
ketika pertama kali kusentuhkan jariku di sana.
Semula ada gerakan Linda yang mau mencabut
jarinya, tapi kutahan agar tetap tertanam di
sana. Linda pun mengerti kemudian melanjutkan
kocokan di memeknya sendiri. Aku pun lebih
mendekat lagi, kepalaku merunduk menghampiri
gundukan munggil dan ternyata bibirnya cukup
tebal itu.
Dengan jariku sedikit kubantu menguakan lagi
CD-nya hingga semakin jelas benda merangsang
itu tampil di hadapku. Celah memeknya pun
kurekahkan lagi hingga kelentitnya tak terhalang
lagi, langsung kuhampiri dan kujilati tepat di
kelentitnya yang ternyata sudah menggumpal
begitu keras. Terlihat jelas pula jari atau pun
dinding luar bibir memeknya sudah begitu
basah oleh cairan licin yang keluar dari dalam
memeknya. Linda menggelinjang sambil
mendesah nikmat ketika kelentitnya kujilat.
"Ahh.. sshhss.. ohh.. teruss.. enakk.. terus jilati
di situ," desahnya.
Sambil terus kujilati, aku bilang padanya, "Kita
teruskan di dalam saja, yuk, Linda..," ajakku.
"I.. i.. iyaa, aku pun pengen segera melihat Teh
Tarsih bugil.. aku ingin sekali nyedot puting
susu buah dada Teh Tarsih yang besar dan
merangsang ituu.. Ohh, tapi teruskan dulu
menjilat di situu," jawab Linda sambil tak lepas-
lepasnya mengentotkan jari di memeknya
sendiri.
Tanpa sepengetahuan kami, ketika seluruh
adegan itu terjadi ternyata Si Komar ngintip di
balik pohon sambil ngocok kemaluannya. Kami
pun akhirnya beranjak menuju kamar, Komar
yang belum sampai di puncak klimaks terlihat
kecewa. Dari arah belakang ia mengendap
mengikuti kami ke kamar. Saking bernafsunya,
kami lupa menutup pintu kamar melainkan
langsung naik ke ranjang dan saling melucuti
sisa pakaian kami.
Kini tubuhku sudah telanjang bulat, begitu pula
Linda. Kedua buahdada-ku yang besar langsung
menjadi sasaran emutan Linda. Seperti bayi, ia
begitu menikmati sedotan di buah-dadaku. Aku
pun merasa bahagia sekali menerima
sedotannya, maka kulakukan serangan balik
dengan menggerayangi memek Linda yang kini
sudah sepenuhnya telanjang. Jariku tak
mengalami kesulitan untuk langsung melesak di
memeknya yang sedari tadi sudah banjir cairan
licin.
"Ahh..," desah Linda dengan mulut yang masih
tersumbat puting susuku ketika jariku mulai
tertanam di memeknya.
Diam-diam tangan Linda pun ternyata mencari-
cari sasaran di memekku dan terasa menemukan
lobangnya dan "Slepp.." jarinya pun melesak di
lobang hangat memekku.
"Ohh..," desahku ketika jarinya tenggelam dan
langsung dikocokannya.
Setelah sekitar tujuh menit kami dalam posisi
berdiri di atas lutut sambil saling mencium
mulut dan payudara masing-masing, otomatis
tanpa kata-kata kami beralih posisi ke posisi 69.
Linda menindihku dengan mengarahkan
memeknya tepat di mukaku. Kini betul-betul
memeknya itu tepat di hadapan, kelihatan masih
begitu ranum, maklum Linda masih berumur 24
tahun dan belum lagi kawin. Tapi melihat
kelihaiannya saat ini menggarapku, aku yakin
Linda sudah sangat berpengalaman di tempat
tidur.
"Oohh.. ahh.. uhh..," jeritku tiba-tiba ketika
kurasakan Linda menyedot-sedot kelentitku
begitu ganas, sementara jarinya dengan gerakan
kian cepat menyodok-sodok lobang memekku. Aku
pun dalam posisi terlentang melakukan serangan
yang sama, kuusahakan jari-jariku bisa masuk
sedalam-dalamnya di memek Linda. Agak sulit,
tapi kuusahakan pula agar bisa menjilat-jilat dan
menyedot-sedot kelentitnya.
"Aaiiyy.. ohh.. uhh.. sedapnyaa.. Teh Tarsih,
teruss.. terus.. jangan berhentii.. kayaknya Linda
sudah mau sampai puncakk. Ohh.. lobang
memek Teh tarsih pun sudah basah sekali.., aku
isap-isap cairannya.. asyikk.. dan licin sekali..
basah sekali Teh Tarsihh," jerit dan kicau Linda
dengan pantat bergoyang-goyang.
"I.. i.. yaa, Lindaa.. Teh Tarsih pun rasanya
sudah hampir keluarr.. Kocok teruss.. ohh aahh..
ohh aahh.. ohh aahh.. teruss.. sayangg.. sedott
teruss di keelleennittnyaa.. ohh.. Linda.. saya
keluarr.. Ohh, nikmatt," aku betul-betul
mencapai puncak orgasme.
Maka aku pun segera seperti memiliki
tanggungjawab untuk mengantar Linda mencapai
puncak kenikmatannya. Segeralah saya
melakukan apa yang telah diberikan Linda
kepadaku. Kocokan jariku di memeknya
kupercepat, dengan sekali berguling kini tubuhku
berada di atas tubuh Linda, dengan begitu maka
aku lebih mudah lagi untuk menggigit-gigit
kelentitnya dengan gemas.
"Ohh.. Teh Tarsihh.. enak sekalii.. ohh aahh..
ohh aahh.. ohh aahh..," desahnya seirama
genjotan jariku di memeknya, "Terus.. Teh Tarsih
teruss.. jangan berhenti.. entot terus.. ohh
aahh.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh..," akhirnya
lenguhan panjang terdengar begitu keras, Linda
mencapai orgasme ditandai tubuhnya yang tadi
tegang kini melemas dan pasrah tak berdaya.
Kami pun akhirnya terlentang di ranjang
mengenang kenikmatan yang baru saja teralami.
Masih tanpa sepengetahuan kami, Komar
ternyata meneruskan kegiatan mengocok
kontolnya sendiri di balik pintu kamar yang
terbuka. Meskipun tak terlalu dekat, ia bisa
melihat adegan kami dengan leluasa, termasuk
dengan jelas mendengarkan ocehan dan
lenguhan kami. Dengan bantuan ludahnya yang
berkali-kali diulaskan ke tangannya ia mengocok
kontolnya yang sudah super tegang, hingga
mengalami orgasme bersamaan dengan
orgasmenya Linda. Tak ayal spermanya
berceceran di mulut pintu kamarku. Setelah itu
Komar cepat-cepat berlalu karena mungkin takut
ketahuan.
Sementara sambil melepas lelah dengan tubuh
kami yang masih telanjang, Linda memilin-pilin
puting susuku.
"Susu Teh Tarsih ini merangsang sekali.. aku
pun ingin punya susu sebesar ini," katanya
dengan gemas.
"Ah, kamu ini Linda..," jawabku merasa
tersanjung.
"Betul, Teh Tarsih.. pantat dan memek Teh
Tarsih pun asyik sekali," kata Linda pula.
"Ah, nggak begitu, buktinya Amri
meninggalkanku," kataku merendah.
"Itulah anehnya.. memek, pantat, dan payudara
sebegini bagus, kok ditinggal begitu saja?" tanya
Linda.
"Eh, apa Linda sudah sering main dengan
sesama perempuan?" tanyaku penasaran.
"Yaa.. Teh Tarsih ini ketinggalan zaman.. Kawan-
kawan kita di fitness sudah semuanya mengalami
ini.. tapi kami sama-sama masih menikmati pula
hubungan kelamin dengan laki-laki. Istilahnya
bi-sex, Teh Tarsih," jelas Linda.
"Bi-sex, jadi main dengan perempuan OK dan
dengan laki-laki pun OK?" tanyaku masih dengan
nada bloon.
"Ya, begitu, malah pernah dilakukan secara
bersamaan," jawab Linda cepat.
"Main dengan laki-laki sekaligus dengan
perempuan? Oh, kayaknya asyik.. aku sih yang
begini saja baru pertama.. gimana bisa begitu,
Linda?" tanyaku semakin penasaran.
"Wah, dengan tubuh Teh Tarsih yang masih
sintal sih gampang saja, sebentar keluar pun
akan didapat pasangan.. malah bisa lebih dari
satu. Buktinya Si Lily yang gemuk itu, hampir
tiap minggu ganti-ganti pasangan..," jawab Linda
dengan santainya.
"Si Lily teman kita yang Chinese yang baik hati
itu?" tanyaku dengan perasaan semakin
ketinggalan zaman.
"Betul, eh, Teh Tarsih mau coba? Kalau mau saya
antar?" tanya Linda.
Ingat lagi kepada kesepianku yang berlarut
berbulan-bulan, tentu saja ajakan Linda ini
membuatku bergejolak meski terasa teramat
menegangkan.
"Aku berselingkuh dengan laki-laki lain?"
demikian pertanyaanku berulang-ulang muncul
di kepala. Tapi sementara itu pula aku tak bisa
memungkiri kebutuhan dan dorongan sexualku
yang sudah tak tertahankan lagi.
"Boleh juga, sih!" jawabku singkat.
"Nah, kalau mau kita atur, deh.. tenang saja..
dijamin kita akan main dengan laki-laki yang
clean.. aku pun nggak mau sembarangan Teh
Tarsih," tegas Linda.
Setelah itu kami bergegas mandi bersama-sama
di kamar mandi yang ada di kamarku. Berias
sedikit, memakai lagi pakaian, dan segera
meninggalkan kamar untuk memulai perburuan.
Tiba di mulut pintu, kakiku yang belum
bersepatu menginjak lendir cairan kental. Begitu
dicolek kami pun segera tahu bahwa itu adalah
cairan sperma yang belum mengering. Aku dan
Linda saling pandang dan sempat risih, tapi
kemudian tertawa cekikikan. Segera pula aku
bisa menduga bahwa itu spermanya Komar. Ini
akan menjadi cerita tersendiri, sementara ini aku
sudah tidak sabar lagi ingin menjalani
petualangan bersama Linda.
tamat
 
mantebs.....

pengen crooot jadi nya .....di tunggu cerita kelanjutannya ....
 
eits ..... Hebat Ceritamu, Juragan. Sampai :tegang:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Waah juragan jgn lama2 dunk updatenya,kentaang neehh..keep posting daah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd