Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BENIH MILIKNYA (CUCKOLD INSIDE)

Halo, tolong beri rating untuk cerita ini ya suhu. 1 paling rendah dan 5 paling tinggi. Thanks...

  • 5 BEST IN FORUM SO FAR! 🫰🏻👏🏻

  • 4 LUAR BIASA! 😳

  • 3 MENARIK! 🙂

  • 2 BIASA AJA! 🙄

  • 1 TIDAK MENARIK! 🖕🏻


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Tim gratisan setia menanti, tp seandainya nanti monic hamil, bikin series monic dan dokter kandungan kayanya seru tuh
 
ALTERNATIVE STORY FANMADE!

.
.
.


PART 30b : L I M B U N G

Monic masih terdiam seperti tak mampu mengungkapkan perasaannya. Didalam kebimbangan akhirnya aku putuskan untuk mendekati Monic yang sedang duduk di sisi samping ranjang, niatku akan memberikan sedikit pelukan untuk menenangkan perasaannya, sementara isak tangis Monic walaupun tercekat namun semakin jelas terdengar. Aku berjalan melewati Doni yang sedang berdiri memperhatikan Monic, sama sepertiku, menunggu jawaban! Saat aku melewati Doni, dia menolehku namun tidak aku hiraukan.

Belum sampai aku ke tempat Monic berada, tiba-tiba...

'PRETTTT'

Ruangan menjadi gelap, sialan mati lampu! Aku berbalik arah untuk mengambil HP yang kutinggalkan di tempat aku melihat istri dan sahabatku melakukan persetubuhan tadi. Ya, maksudnya aku akan menyalakan flashlight, agar ruangan tidak terlalu gelap.

'DUUGG'

Kondisi yang gelap ditambah aku yang terburu-buru membuat kakiku terbentur pinggiran tempat tidur dengan sangat keras.

'Kenapa, mas?', suara Monic terdengar menanyakan benturan tadi.

'Eh, ngga apa-apa, mau ngambil HP' jawabku seperti orang tolol sambil meringis kesakitan memegangi tulang keringku.

'Ati - ati woy hahaha' Kali ini Doni menimpali kecerobohanku dengan nada seolah mengejek.

Dengan berjalan terpincang akhirnya aku sampai ke tempatku, dengan meraba-raba mencari dimana HPku tadi diletakan. Cukup lama aku mencarinya, ternyata HPnya secara tidak sadar terjatuh saat aku bangkit tadi. Aku langsung meraih HPku dan menyalakan flashlight dan segera kuarahkan ke arah tempat tidur.

Brengsek! Kini Doni sudah duduk di samping Monic. Kepala sahabatku itu agak tertunduk seperti tatapan seorang pria yang memperhatikan wajah kekasihnya yang sedang menangis, tubuhnya menempel sangat erat dengan satu tangannya berada di kepala Monic.. ya! dia membelai rambut istriku. Walaupun aku pernah melihat mereka beradegan yang lebih dari itu, namun moment kemesraan yang Doni lakukan membuat jantungku bergemuruh, darahku bergolak, perasaan campur aduk kini menyelimutiku.

Menyadari kilatan lampu Flashlight, Doni kemudian menarik tangannya dari kepala Monic dan menoleh kearahku. "Dli, mending lo cek siapa tau cuma ngejepret, kita mau lanjut udah kemaleman nich, atau mau gelap - gelapan aja?', Doni seolah menyuruhku untuk meninggalkan kamar memeriksa meteran listrik. Anj!! Sebuah pilihan yang sulit, antara meninggalkan mereka berdua di tengah kondisi yg sedang bermesraan atau melanjutkan program dengan kondisi ruangan gelap. AAAH... keduanya bukan pilihan yang bagus dan akhirnya aku lebih memutuskan untuk memeriksa keluar.

'Okey, tunggu SETENGAH MENIT gw balik lagi' aku sengaja menekankan kata setengah menit agar mereka tidak bertindak macam-macam dan menegaskan bahwa aku akan tetap mengawasi mereka. Aku kemudian bejalan dengan limbung meninggalkan ruangan, namun setelah di luar pintu aku segera mengecek aplikasi CCTV, ah jelas saja No Network karena mati lampu! Untung saja recorder masih berfungsi karena menggunakan baterai. Sampai depan teras rumah (tempat meteran listrik), tidak terdengar suara apapun dari kamar. Aku melihat meteran masih berada di posisi on, yg berarti ini memang pemutusan listrik dari pusat. Aku segera kembali ke kamar, namun tiba-tiba suara dari recorder menunjukan aktifitas.

`Masshhhh.. hhh..` Waaah!!!!

Itu jelas suara rintihan Monic.

'crrsk slrpp... mmhh'

Ah, suara apakah itu?!?!?! Seperti suara bibir dan lidah yang beradu atau jangan - jangan...... sahabatku sedang menghisap rakus payudara istriku?!?!? Brengsek!!! Tapi bukannya aku mempercepat langkah, justru aku malah terdiam dan kusandarkan tubuhku ke tembok sambil mendengar kejadian yang tertangkap recorder.

`iiihhhh..hhh masssh, cepetan aaach, hihihihi`

Tidaaaaak! itu jelas suara Monic yang sepertinya sedang menikmati moment. Perempuan memang paling pandai menyembunyikan perasaannya, sesaat lalu ia menangis terisak, namun kini dia sudah tertawa-tawa manja. Ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah diluar kesepakatan! Dengan marah, aku bangkit dan segera menuju kamar. Namun begitu sampai di pintu kamar justru aku mematikan flashlight, berjalan jongkok mengendap-endap.... ya, aku sebenarnya ingin melihat pemandangan itu secara visual, bukan hanya melalui suara. Pemandangan yang sebenarnya tak diharapkan, tapi sekaligus membuat gairahku justru melonjak drastis.

Aku tidak mendengar suara apapun, walaupun ruangan sangat gelap tapi setidaknya aku masih bisa melihat ranjang atau silhuet dari dua tubuh yang bersentuhan, begitulah seharusnya. Tapi justru aku tidak melihat apapun disana, dimanakah mereka?

Akupun sedikit berdiri dari jongkok dan tiba-tiba....... lampu menyala!!!!

`SELAMAT ULANG TAHUUUUUUN!!!!!`

Monic sudah menggunakan topi ulang tahun dan membawa kue tart, sementara Doni sahabatku sudah menggunakan pakaian badut Dora Emon. Tak cuma mereka, ternyata di kamar sudah ada pak RT dan bu lurah bersama jajaran aparat desa yang ramai menyalamiku, akhirnya kami menyanyikan lagu panjang umurnya serta mulia bersama-sama dan mereka pulang dengan bahagia.


TIDAK PERLU BERSAMBUNG...​
 
Cerita dan penulisannya bagus, tidak banyak yang seperti ini, sangat pantas untuk diapresiasi. Namun, sebagian besar selalu kentang karena (mungkin) tujuannya memang untuk komersil dan itu tidak salah...
 
ALTERNATIVE STORY FANMADE!

.
.
.


PART 30b : L I M B U N G

Monic masih terdiam seperti tak mampu mengungkapkan perasaannya. Didalam kebimbangan akhirnya aku putuskan untuk mendekati Monic yang sedang duduk di sisi samping ranjang, niatku akan memberikan sedikit pelukan untuk menenangkan perasaannya, sementara isak tangis Monic walaupun tercekat namun semakin jelas terdengar. Aku berjalan melewati Doni yang sedang berdiri memperhatikan Monic, sama sepertiku, menunggu jawaban! Saat aku melewati Doni, dia menolehku namun tidak aku hiraukan.

Belum sampai aku ke tempat Monic berada, tiba-tiba...

'PRETTTT'

Ruangan menjadi gelap, sialan mati lampu! Aku berbalik arah untuk mengambil HP yang kutinggalkan di tempat aku melihat istri dan sahabatku melakukan persetubuhan tadi. Ya, maksudnya aku akan menyalakan flashlight, agar ruangan tidak terlalu gelap.

'DUUGG'

Kondisi yang gelap ditambah aku yang terburu-buru membuat kakiku terbentur pinggiran tempat tidur dengan sangat keras.

'Kenapa, mas?', suara Monic terdengar menanyakan benturan tadi.

'Eh, ngga apa-apa, mau ngambil HP' jawabku seperti orang tolol sambil meringis kesakitan memegangi tulang keringku.

'Ati - ati woy hahaha' Kali ini Doni menimpali kecerobohanku dengan nada seolah mengejek.

Dengan berjalan terpincang akhirnya aku sampai ke tempatku, dengan meraba-raba mencari dimana HPku tadi diletakan. Cukup lama aku mencarinya, ternyata HPnya secara tidak sadar terjatuh saat aku bangkit tadi. Aku langsung meraih HPku dan menyalakan flashlight dan segera kuarahkan ke arah tempat tidur.

Brengsek! Kini Doni sudah duduk di samping Monic. Kepala sahabatku itu agak tertunduk seperti tatapan seorang pria yang memperhatikan wajah kekasihnya yang sedang menangis, tubuhnya menempel sangat erat dengan satu tangannya berada di kepala Monic.. ya! dia membelai rambut istriku. Walaupun aku pernah melihat mereka beradegan yang lebih dari itu, namun moment kemesraan yang Doni lakukan membuat jantungku bergemuruh, darahku bergolak, perasaan campur aduk kini menyelimutiku.

Menyadari kilatan lampu Flashlight, Doni kemudian menarik tangannya dari kepala Monic dan menoleh kearahku. "Dli, mending lo cek siapa tau cuma ngejepret, kita mau lanjut udah kemaleman nich, atau mau gelap - gelapan aja?', Doni seolah menyuruhku untuk meninggalkan kamar memeriksa meteran listrik. Anj!! Sebuah pilihan yang sulit, antara meninggalkan mereka berdua di tengah kondisi yg sedang bermesraan atau melanjutkan program dengan kondisi ruangan gelap. AAAH... keduanya bukan pilihan yang bagus dan akhirnya aku lebih memutuskan untuk memeriksa keluar.

'Okey, tunggu SETENGAH MENIT gw balik lagi' aku sengaja menekankan kata setengah menit agar mereka tidak bertindak macam-macam dan menegaskan bahwa aku akan tetap mengawasi mereka. Aku kemudian bejalan dengan limbung meninggalkan ruangan, namun setelah di luar pintu aku segera mengecek aplikasi CCTV, ah jelas saja No Network karena mati lampu! Untung saja recorder masih berfungsi karena menggunakan baterai. Sampai depan teras rumah (tempat meteran listrik), tidak terdengar suara apapun dari kamar. Aku melihat meteran masih berada di posisi on, yg berarti ini memang pemutusan listrik dari pusat. Aku segera kembali ke kamar, namun tiba-tiba suara dari recorder menunjukan aktifitas.

`Masshhhh.. hhh..` Waaah!!!!

Itu jelas suara rintihan Monic.

'crrsk slrpp... mmhh'

Ah, suara apakah itu?!?!?! Seperti suara bibir dan lidah yang beradu atau jangan - jangan...... sahabatku sedang menghisap rakus payudara istriku?!?!? Brengsek!!! Tapi bukannya aku mempercepat langkah, justru aku malah terdiam dan kusandarkan tubuhku ke tembok sambil mendengar kejadian yang tertangkap recorder.

`iiihhhh..hhh masssh, cepetan aaach, hihihihi`

Tidaaaaak! itu jelas suara Monic yang sepertinya sedang menikmati moment. Perempuan memang paling pandai menyembunyikan perasaannya, sesaat lalu ia menangis terisak, namun kini dia sudah tertawa-tawa manja. Ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah diluar kesepakatan! Dengan marah, aku bangkit dan segera menuju kamar. Namun begitu sampai di pintu kamar justru aku mematikan flashlight, berjalan jongkok mengendap-endap.... ya, aku sebenarnya ingin melihat pemandangan itu secara visual, bukan hanya melalui suara. Pemandangan yang sebenarnya tak diharapkan, tapi sekaligus membuat gairahku justru melonjak drastis.

Aku tidak mendengar suara apapun, walaupun ruangan sangat gelap tapi setidaknya aku masih bisa melihat ranjang atau silhuet dari dua tubuh yang bersentuhan, begitulah seharusnya. Tapi justru aku tidak melihat apapun disana, dimanakah mereka?

Akupun sedikit berdiri dari jongkok dan tiba-tiba....... lampu menyala!!!!

`SELAMAT ULANG TAHUUUUUUN!!!!!`

Monic sudah menggunakan topi ulang tahun dan membawa kue tart, sementara Doni sahabatku sudah menggunakan pakaian badut Dora Emon. Tak cuma mereka, ternyata di kamar sudah ada pak RT dan bu lurah bersama jajaran aparat desa yang ramai menyalamiku, akhirnya kami menyanyikan lagu panjang umurnya serta mulia bersama-sama dan mereka pulang dengan bahagia.


TIDAK PERLU BERSAMBUNG...​
😂😂😂, Gokil juga Lo bro...
 
ALTERNATIVE STORY FANMADE!

.
.
.


PART 30b : L I M B U N G

Monic masih terdiam seperti tak mampu mengungkapkan perasaannya. Didalam kebimbangan akhirnya aku putuskan untuk mendekati Monic yang sedang duduk di sisi samping ranjang, niatku akan memberikan sedikit pelukan untuk menenangkan perasaannya, sementara isak tangis Monic walaupun tercekat namun semakin jelas terdengar. Aku berjalan melewati Doni yang sedang berdiri memperhatikan Monic, sama sepertiku, menunggu jawaban! Saat aku melewati Doni, dia menolehku namun tidak aku hiraukan.

Belum sampai aku ke tempat Monic berada, tiba-tiba...

'PRETTTT'

Ruangan menjadi gelap, sialan mati lampu! Aku berbalik arah untuk mengambil HP yang kutinggalkan di tempat aku melihat istri dan sahabatku melakukan persetubuhan tadi. Ya, maksudnya aku akan menyalakan flashlight, agar ruangan tidak terlalu gelap.

'DUUGG'

Kondisi yang gelap ditambah aku yang terburu-buru membuat kakiku terbentur pinggiran tempat tidur dengan sangat keras.

'Kenapa, mas?', suara Monic terdengar menanyakan benturan tadi.

'Eh, ngga apa-apa, mau ngambil HP' jawabku seperti orang tolol sambil meringis kesakitan memegangi tulang keringku.

'Ati - ati woy hahaha' Kali ini Doni menimpali kecerobohanku dengan nada seolah mengejek.

Dengan berjalan terpincang akhirnya aku sampai ke tempatku, dengan meraba-raba mencari dimana HPku tadi diletakan. Cukup lama aku mencarinya, ternyata HPnya secara tidak sadar terjatuh saat aku bangkit tadi. Aku langsung meraih HPku dan menyalakan flashlight dan segera kuarahkan ke arah tempat tidur.

Brengsek! Kini Doni sudah duduk di samping Monic. Kepala sahabatku itu agak tertunduk seperti tatapan seorang pria yang memperhatikan wajah kekasihnya yang sedang menangis, tubuhnya menempel sangat erat dengan satu tangannya berada di kepala Monic.. ya! dia membelai rambut istriku. Walaupun aku pernah melihat mereka beradegan yang lebih dari itu, namun moment kemesraan yang Doni lakukan membuat jantungku bergemuruh, darahku bergolak, perasaan campur aduk kini menyelimutiku.

Menyadari kilatan lampu Flashlight, Doni kemudian menarik tangannya dari kepala Monic dan menoleh kearahku. "Dli, mending lo cek siapa tau cuma ngejepret, kita mau lanjut udah kemaleman nich, atau mau gelap - gelapan aja?', Doni seolah menyuruhku untuk meninggalkan kamar memeriksa meteran listrik. Anj!! Sebuah pilihan yang sulit, antara meninggalkan mereka berdua di tengah kondisi yg sedang bermesraan atau melanjutkan program dengan kondisi ruangan gelap. AAAH... keduanya bukan pilihan yang bagus dan akhirnya aku lebih memutuskan untuk memeriksa keluar.

'Okey, tunggu SETENGAH MENIT gw balik lagi' aku sengaja menekankan kata setengah menit agar mereka tidak bertindak macam-macam dan menegaskan bahwa aku akan tetap mengawasi mereka. Aku kemudian bejalan dengan limbung meninggalkan ruangan, namun setelah di luar pintu aku segera mengecek aplikasi CCTV, ah jelas saja No Network karena mati lampu! Untung saja recorder masih berfungsi karena menggunakan baterai. Sampai depan teras rumah (tempat meteran listrik), tidak terdengar suara apapun dari kamar. Aku melihat meteran masih berada di posisi on, yg berarti ini memang pemutusan listrik dari pusat. Aku segera kembali ke kamar, namun tiba-tiba suara dari recorder menunjukan aktifitas.

`Masshhhh.. hhh..` Waaah!!!!

Itu jelas suara rintihan Monic.

'crrsk slrpp... mmhh'

Ah, suara apakah itu?!?!?! Seperti suara bibir dan lidah yang beradu atau jangan - jangan...... sahabatku sedang menghisap rakus payudara istriku?!?!? Brengsek!!! Tapi bukannya aku mempercepat langkah, justru aku malah terdiam dan kusandarkan tubuhku ke tembok sambil mendengar kejadian yang tertangkap recorder.

`iiihhhh..hhh masssh, cepetan aaach, hihihihi`

Tidaaaaak! itu jelas suara Monic yang sepertinya sedang menikmati moment. Perempuan memang paling pandai menyembunyikan perasaannya, sesaat lalu ia menangis terisak, namun kini dia sudah tertawa-tawa manja. Ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah diluar kesepakatan! Dengan marah, aku bangkit dan segera menuju kamar. Namun begitu sampai di pintu kamar justru aku mematikan flashlight, berjalan jongkok mengendap-endap.... ya, aku sebenarnya ingin melihat pemandangan itu secara visual, bukan hanya melalui suara. Pemandangan yang sebenarnya tak diharapkan, tapi sekaligus membuat gairahku justru melonjak drastis.

Aku tidak mendengar suara apapun, walaupun ruangan sangat gelap tapi setidaknya aku masih bisa melihat ranjang atau silhuet dari dua tubuh yang bersentuhan, begitulah seharusnya. Tapi justru aku tidak melihat apapun disana, dimanakah mereka?

Akupun sedikit berdiri dari jongkok dan tiba-tiba....... lampu menyala!!!!

`SELAMAT ULANG TAHUUUUUUN!!!!!`

Monic sudah menggunakan topi ulang tahun dan membawa kue tart, sementara Doni sahabatku sudah menggunakan pakaian badut Dora Emon. Tak cuma mereka, ternyata di kamar sudah ada pak RT dan bu lurah bersama jajaran aparat desa yang ramai menyalamiku, akhirnya kami menyanyikan lagu panjang umurnya serta mulia bersama-sama dan mereka pulang dengan bahagia.


TIDAK PERLU BERSAMBUNG...​
Anda berbakat juga lho jadi penulis
 
ALTERNATIVE STORY FANMADE!

.
.
.


PART 30b : L I M B U N G

Monic masih terdiam seperti tak mampu mengungkapkan perasaannya. Didalam kebimbangan akhirnya aku putuskan untuk mendekati Monic yang sedang duduk di sisi samping ranjang, niatku akan memberikan sedikit pelukan untuk menenangkan perasaannya, sementara isak tangis Monic walaupun tercekat namun semakin jelas terdengar. Aku berjalan melewati Doni yang sedang berdiri memperhatikan Monic, sama sepertiku, menunggu jawaban! Saat aku melewati Doni, dia menolehku namun tidak aku hiraukan.

Belum sampai aku ke tempat Monic berada, tiba-tiba...

'PRETTTT'

Ruangan menjadi gelap, sialan mati lampu! Aku berbalik arah untuk mengambil HP yang kutinggalkan di tempat aku melihat istri dan sahabatku melakukan persetubuhan tadi. Ya, maksudnya aku akan menyalakan flashlight, agar ruangan tidak terlalu gelap.

'DUUGG'

Kondisi yang gelap ditambah aku yang terburu-buru membuat kakiku terbentur pinggiran tempat tidur dengan sangat keras.

'Kenapa, mas?', suara Monic terdengar menanyakan benturan tadi.

'Eh, ngga apa-apa, mau ngambil HP' jawabku seperti orang tolol sambil meringis kesakitan memegangi tulang keringku.

'Ati - ati woy hahaha' Kali ini Doni menimpali kecerobohanku dengan nada seolah mengejek.

Dengan berjalan terpincang akhirnya aku sampai ke tempatku, dengan meraba-raba mencari dimana HPku tadi diletakan. Cukup lama aku mencarinya, ternyata HPnya secara tidak sadar terjatuh saat aku bangkit tadi. Aku langsung meraih HPku dan menyalakan flashlight dan segera kuarahkan ke arah tempat tidur.

Brengsek! Kini Doni sudah duduk di samping Monic. Kepala sahabatku itu agak tertunduk seperti tatapan seorang pria yang memperhatikan wajah kekasihnya yang sedang menangis, tubuhnya menempel sangat erat dengan satu tangannya berada di kepala Monic.. ya! dia membelai rambut istriku. Walaupun aku pernah melihat mereka beradegan yang lebih dari itu, namun moment kemesraan yang Doni lakukan membuat jantungku bergemuruh, darahku bergolak, perasaan campur aduk kini menyelimutiku.

Menyadari kilatan lampu Flashlight, Doni kemudian menarik tangannya dari kepala Monic dan menoleh kearahku. "Dli, mending lo cek siapa tau cuma ngejepret, kita mau lanjut udah kemaleman nich, atau mau gelap - gelapan aja?', Doni seolah menyuruhku untuk meninggalkan kamar memeriksa meteran listrik. Anj!! Sebuah pilihan yang sulit, antara meninggalkan mereka berdua di tengah kondisi yg sedang bermesraan atau melanjutkan program dengan kondisi ruangan gelap. AAAH... keduanya bukan pilihan yang bagus dan akhirnya aku lebih memutuskan untuk memeriksa keluar.

'Okey, tunggu SETENGAH MENIT gw balik lagi' aku sengaja menekankan kata setengah menit agar mereka tidak bertindak macam-macam dan menegaskan bahwa aku akan tetap mengawasi mereka. Aku kemudian bejalan dengan limbung meninggalkan ruangan, namun setelah di luar pintu aku segera mengecek aplikasi CCTV, ah jelas saja No Network karena mati lampu! Untung saja recorder masih berfungsi karena menggunakan baterai. Sampai depan teras rumah (tempat meteran listrik), tidak terdengar suara apapun dari kamar. Aku melihat meteran masih berada di posisi on, yg berarti ini memang pemutusan listrik dari pusat. Aku segera kembali ke kamar, namun tiba-tiba suara dari recorder menunjukan aktifitas.

`Masshhhh.. hhh..` Waaah!!!!

Itu jelas suara rintihan Monic.

'crrsk slrpp... mmhh'

Ah, suara apakah itu?!?!?! Seperti suara bibir dan lidah yang beradu atau jangan - jangan...... sahabatku sedang menghisap rakus payudara istriku?!?!? Brengsek!!! Tapi bukannya aku mempercepat langkah, justru aku malah terdiam dan kusandarkan tubuhku ke tembok sambil mendengar kejadian yang tertangkap recorder.

`iiihhhh..hhh masssh, cepetan aaach, hihihihi`

Tidaaaaak! itu jelas suara Monic yang sepertinya sedang menikmati moment. Perempuan memang paling pandai menyembunyikan perasaannya, sesaat lalu ia menangis terisak, namun kini dia sudah tertawa-tawa manja. Ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah diluar kesepakatan! Dengan marah, aku bangkit dan segera menuju kamar. Namun begitu sampai di pintu kamar justru aku mematikan flashlight, berjalan jongkok mengendap-endap.... ya, aku sebenarnya ingin melihat pemandangan itu secara visual, bukan hanya melalui suara. Pemandangan yang sebenarnya tak diharapkan, tapi sekaligus membuat gairahku justru melonjak drastis.

Aku tidak mendengar suara apapun, walaupun ruangan sangat gelap tapi setidaknya aku masih bisa melihat ranjang atau silhuet dari dua tubuh yang bersentuhan, begitulah seharusnya. Tapi justru aku tidak melihat apapun disana, dimanakah mereka?

Akupun sedikit berdiri dari jongkok dan tiba-tiba....... lampu menyala!!!!

`SELAMAT ULANG TAHUUUUUUN!!!!!`

Monic sudah menggunakan topi ulang tahun dan membawa kue tart, sementara Doni sahabatku sudah menggunakan pakaian badut Dora Emon. Tak cuma mereka, ternyata di kamar sudah ada pak RT dan bu lurah bersama jajaran aparat desa yang ramai menyalamiku, akhirnya kami menyanyikan lagu panjang umurnya serta mulia bersama-sama dan mereka pulang dengan bahagia.


TIDAK PERLU BERSAMBUNG...​
Hhahahahaaa.. Maanncccrrroootttt..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd