Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bersambung - Aku dan Tubuhku

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 3 - Ketagihan


Sejak malam itu, aku memutuskan untuk mengurungkan niatku untuk menyerang akun kurang ajar itu. Entah kenapa, aku merasa sedikit bangga ketika wajah dan tubuhku dijadikan bahan bagi para lelaki berimajinasi. Bahkan, tidak jarang aku langsung merasa horny ketika membayangkannya.

Beberapa hari setelahnya ( dan setelah belasan kali bermasturbasi ) , aku mengajak kedua anakku berenang. Suamiku yang kerja tentu tidak ikut, sehingga aku membawa 2 orang pengasuh untuk membantu mengawasi anakku. Aku memang dari keluarga yang mampu, kalau tidak ingin dibilang kaya.

Ketika tiba di lokasi, aku langsung menyuruh para pengasuhku untuk menggantikan pakaian anakku, sementara aku langsung menuju tempat berganti pakaian. Sudah biasa rasanya, ketika aku berjalan seluruh mata lelaki tertuju padaku. Seakan mereka membayangkan tubuhku tanpa pakaian di pikirannya. Padahal, aku merasa pakaianku biasa biasa saja, enah kenapa tubuhku ini seakan jadi magnet bagi nafsu para pria.

Pakaianku saat itu :








Beres berganti baju, aku langsung menuju kolam untuk menyusul anak2ku yang sudah nyemplung duluan dijaga oleh pengasuhnya. Dan tidak perlu ditanya, dalam perjalananku dari ruang salin ke kolam, seluruh mata lelaki tertuju padaku. Padahal, aku merasa bikini yang kugunakan sebenarnya biasa biasa saja, normal untuk dipakai di kolam renang. Mataku sempat tertuju pada segerombolan anak muda, sepertinya SMA karena sebagian dari mereka menggunakan baju seragam sekolah. Mereka berbisik dan saling senyum sambil menunjukku diam diam. Mereka pikir aku tidak melihatnya.


Bikiniku saat itu :





Mereka tidak sadar, bukan cuma mereka yang senang bisa menikmati lekuk tubuhku yang hanya dibalut bikini pink ini, tapi sejujurnya aku juga menikmati membayangkan apa yang sedang mereka perbincangkan, dan berapa diantara mereka yang akan menggunakan memori akan diriku ini sebagai bahan untuk bermasturbasi nanti.

Masih berpura pura tidak tahu, aku berdiri dipinggir kolam menghadap anakku dan membelakangi gerombolan anak SMA itu. Dengan sengaja, kusingkap sedikit bagian belakang bikiniku agar belahannya sedikit terlihat , seakan akan membenarkan posisinya.

" Ayo, lihat baik baik... pake tubuhku buat bahan coli kalian.. " Pikiran dan imajinasiku mulai bermain liar. Meskipun membelakangi mereka, aku tahu mereka pasti sedang melihat pantatku dengan seksama, bahkan mungkin beberapa dari mereka sudah "on" karena tubuhku.



Tanpa kusadari, seakan lupa dengan anak anakku aku sudah merasa sangat horny. Aku yakin, memekku sudah mulai basah dan meminta sesuatu untuk dimasukkan. Aku tahu aku tidak bisa menolak kenikmatan yg akan kudapatkan ini. Saat itu, pikiranku hanya mencari bagaimana caranya aku bisa bermasturbasi saat itu juga. Kuminta para pengasuh untuk terus mengawasi anakku baik baik, dan berpura pura ketinggalan sesuatu di ruang ganti. Aku pun bergegas jalan ke ruang ganti.

Saat berjalan ke ruang ganti, aku melihat salah satu dari anak SMA itu memasuki ruang ganti pria. Anak berkacamata itu sepertinya yang paling pemalu, karena seingatku selain duduk terpisah lumayan jauh dengan teman temannya, dia juga pura pura tertunduk tidak melihat ketika aku berjalan dengan bikiniku tadi. Aku yang sudah mulai gelap mata dikuasai hasrat seksual, mulai meminta tubuh dan pikiranku untuk nekat. "jangan jangan sama sepertiku, dia horny dan ga kuat, jadi mau langsung disini." pikirku.

Kuintip perlahan ruang ganti pria. Setelah aku yakin tidak ada orang selain bocah SMA tadi, kuberanikan diriku untuk masuk. "kalau ketahuan, aku pura pura salah masuk saja", pikirku dalam hati. Ruang ganti pria berbentuk lorong yang cukup luas memanjang, dengan pintu ke ruangan2 kecil untuk membasuh dan berganti baju di sebelah kiri dan kanan lorong. Semua pintu terbuka, yang menandakan tidak ada orang, kecuali pintu paling ujung. Ku beranikan diri untuk mendekat, dan menempelkan kupingku.

"......" hening. Kutempelkan lebih erat kupingku mencoba menebak apa yg sedang terjadi didalam ruangan itu. Lalu kudengar bunyi shower dinyalakan. Kuakui, aku cukup kecewa. "Yah, mungkin dia memang sudah ingin membasuh tubuhnya saja" pikirku. Tapi tak berapa lama setelah ku memutuskan untuk keluar ruangan, aku mendengar sesuatu yang membuat jantungku berdebar keras.

"mmh... buka tante.." begitu bisikan yang kudengar dari balik ruangan, bersahutan dengan suara air yang mengocor deras dari shower. Jantungku berdegup keras. Kurasakan putingku mengeras dibalik bikiniku. kutempelkan lagi telingaku. "terus tante... dikit lagi..'" suara dari balik bilik. Tak bisa dilukiskan dengan kata kata betapa horny nya ku saat itu. Tanganku mulai meraba toketku pelan, sambil aku terus menempelkan telingaku ke bilik bocah itu. Tak lama sampai tanganku yang satu lagi juga ikut bermain, mengelus memekku yang sudah banjir perlahan dari balik bikiniku.

Aku tidak sanggup lagi. Pikiranku dan mataku sudah terbutakan oleh hasrat seksualku. Ku ketok pintu bilik itu dengan cukup keras menggunakan telapak tanganku. "TAP TAP TAP..". Suara air shower mendadak berhenti. Setelah hening beberapa saat, Bocah sma itu sepertinya memberanikan diri untuk bersuara. "Siapa...?'" katanya pelan dari balik pintu. Aku hanya diam tak bersuara. Akhirnya terdengar bunyi selot pintu dibuka. Sebelum pintu terbuka betul, ku dorong pintu itu lalu ku masuk kedalam, dan dengan cepat ku tutup & selot kembali pintu itu. Pemandangan yang kulihat betul betul semakin membuat badanku terasa panas.

Bocah SMA itu lumayan tinggi, (lebih tinggi dari badanku yang mungil ini) berkulit putih, dan dalam kondisi basah kuyup. Kuarahkan pandangan ke kemaluannya, dan terlihat kontolnya yang tidak berbulu sehelaipun masih berdiri tegak. Kontolnya bisa dibilang tidak besar, bahkan lebih kecil dari punya suamiku yang ukurannya standar-standar saja.

Mukanya terlihat sangat terkejut, entah harus berkata apa. Ketika dia membuka mulutnya, ku tutup mulutnya dengan tangan sambil berbisik. "sudah, diam saja. Aku tahu kamu lagi apa tadi.." Bisikku.

Dengan sigap , sambil menutup mulutnya dengan tangan kananku, ku genggam kontolnya dengan tangan kiriku. Kusentuh perlahan naik turun, bocah itu hanya terdiam sambil menggerak-gerakkan tubuhnya keenakan. Kubuka mulutnya setelah kuyakin dia nyaman dan pasrah.

"bayangin apa tadi sampe kaya gini..?" tanyaku

"maaf tante.... aku ga kuat... liat badan tante.. maaf tante...'" bisiknya berulang kali dengan pelan, malah kukira dia akan menangis kalau kubiarkan.

"ga bisa.. kamu udah perkosa aku di pikiran kamu.. harus ada ganjarannya.." Kataku sambil terus memainkan kontolnya dengan tangan kiriku.

"apa tante..?" Katanya pelan.

"kamu pasrah aja sekarang.. yang pertama.. kamu harus rela aku icipin rasa kontolnya.." bisikku.

Bocah itu hanya terdiam sambil memejamkan matanya berulang kali, keenakan.
Tanpa izin, aku langsung berlutut didepannya, Sehingga kontol mungilnya berdiri tepat didepan wajahku. Tak basa-basi, kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku. Aku selalu ingin mencoba ini dengan suamiku, namun ukuran kontol suamiku selalu membuatku tersedak dan gagal. Kuhisap dan kuemut kontol bocah ini tanpa ampun.

"aaah...tante... ahhh......" desahnya

"jangan berisik, atau aku berhenti nih," ancamku

"maaf tante.. plis tante, enak banget.. aku belum pernah gini.." katanya pelan.

Kulanjutkan menyepongnya. Kupegang tangannya yang menempel di dinding, lalu kuarahkan ke toketku yang masih berbikini. Awalnya dia kelihatan sedikit kaget, tapi tak berapa lama sebelum dia meremas dan bertualang masuk kedalam atasan bikiniku, dan memainkan putingku. Darahku rasanya sudah di pundah ubun ubun.

"Kamu gak penasaran kaya apa isinya bikiniku?" bisikku pelan

Bocah itu hanya terdiam bisu sambil terus meremas toketku.

Lalu aku berdiri, dan kubuka atasan bikiniku. Toketku terpampang jelas, dengan puting yang sudah berdiri tegak. Bocah itu hanya tertegun, menatap toketku tanpa berkedip, Mebuatku semakin panas.

"Tante, boleh aku foto untuk bahan dirumah? janji gak akan kusebar," katanya.

"enak aja! ini sudah ada didepan kamu sekarang, mau kamu cuekin aja? malah mau foto?" Bentakku.

"hehe.. maaf tante.. boleh kuhisap tante..?" tanyanya sopan.

Aku tak menjawabnya. Kupegang kepalanya dengan dua tangan, lalu kutempelkan ke toketku.

"ayo jilat.." kataku.

dia pun memainkan lidahnya di putingku. Rasanya nikmat sekali, orang yang tak kukenal ini memainkan toketku. Bawahan bikiniku sudah basah kuyup, namun bukan oleh air biasa tapi dari carian vaginaku yang sudah banjir kemana mana.

Tanganku terus mengocok kontolnya, sambil menikmati hisapannya di toketku. Tapi semua berlangsung tak lama, sebelum dia menggeliat tak karuan.

"tante... aku ga kuat... tante berhenti dulu..." katanya.

Tak kuacuhkan, malah semakin kencang kukocok kontolnya.

Crot.... crott......

Cairan hangat muncrat dari kontolnya, membasahi perutku. Dia langsung terdiam lesu, berhenti memainkan toketku.

"kurang ajar ya... udah enak sndiri ya?" kataku dengan nada sedikit mengancam.

"maaf tante... ampun.. saya kan udah minta tante berhenti tadi.." Katanya dengan suara yang seperti ketakutan.

"Oke. sekarang kamu baring." kataku.

Dia hanya menurut dan berbaring di lantai.

"tutup mata. Apapun yang kutempelkan di mulutmu, kamu emut dan jilat. jangan berhenti sampai kuminta, atau awaas ya." Tegasku dengan suara cukup keras.

Dia menutup matanya tanpa suara. Lalu dengan segera. aku jongkok diaras mukanya. Kusingkap sedikit bawahan bikiniku, hingga belahan memekku yang mulus terlihat jelas. Lalu kutempelkan di mulutnya. Tanpa perlu disuruh lagi, dia menghisap dan memainkan lidahnya di memekku. Rasanya nikmat sekali. Kugoyang goyangkan badanku, menyesuaikan dengan permainan lidahnya yang menjamah clitorisku. Saking nikmatnya, saat itu aku berpikir rasanya tak akan lama sebelum aku klimaks.

"mmmh... ahhhhh.. terus jilat... jangan berenti.. terus... mmmhh..." Aku mulai mendesah tak terkontrol.

Mungkin karena desahanku , terlihat kontolnya mulai menegang lagi dan jilatannya semakin liar.

"ahh....ahhh....ahhh...terusss... terusss......." aku terus mendesah cukup kencang.

Klimaks sudah mulai kurasakan, tapi ku tetap mendesah pelan sambil menggoyangkan memekku diatas mulutnya.

"aaaah...... aaahhh.....aaaahhh.... mmmmmmhhhhh...." Desahku semakin keras.

Tubuhku pun menggeliat tak karuan saat kurasakan klimaks itu datang. tangan kiriku meremas toketku sendiri, sementara tangan kananku memainkan kontol bocah itu.

"aaah..... udah.. stop... stop..." kataku saat klimaks sudah kurasakan.

Bocah itu perlahan berhenti.

"jangan buka matanya!. terus tutup." kataku.

dia hanya menurut dan terdiam. Bergegas kupakai kembali atasan dan bawahan bikiniku.

"aku keluar, dan kamu jangan keluar sampe 20 menit lagi. diem aja disini, awas ya," ancamku.

dia hanya mengangguk pelan, seperti ketakutan. Aku pun segera keluar,, meninggalkannya terbaring di lantai. Aku menyusul anakku di kolam dengan terburu buru, sambil rasa panas masih kurasakan di memekku.

20 menit sudah berlalu, namun tak kulihat lagi penampakan bocah itu di sekitar kolam. Hingga semuanya selesai , waktuku pulang dan sudah kembali berganti baju & berjalan menuju mobil, tak aku temukan lagi batang hidung bocah itu.

Setelah pengalaman pertamaku klimaks di tempat umum, saatnya pulang dan kembali ke dunia nyata.



-------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Hmm, mantap nih. Ga sabar menanti petualangan selanjutnya. Tapi ati2 Hu. Konfirmasi brp umur anak remajanya itu, gak boleh di bawah 18 tahun. Nanti kena semprit. Kalo bisa nanti maennya sama yg udah tua aja Hu. Biar aman. Ayo lanjutkan! :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd