Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bidadari pembawa kebahagiaan

Ceritanya tamatin, lanjut ke cerita lain?


  • Total voters
    66
  • Poll closed .
Mantaaaaaaappp suhuuuuuu...

Ane ada masukan nih, siapa tau bisa menambah ide buat TS bercerita lebih lama, jgn dibikin buru2 tamatnya hu, ini cerita yg luar biasa! Hahahaha...
1. Bikinin indeks di page 1 dong hu, biar gampang baca updatenya..
2. (NoSara) image Nesa yg polos dan Paijo yang baik, gimana kalau Nesa lalu memutuskan pakai jilbab? Paijo bakal lebih sayang (n napsu :D) sama istrinya yg baru ini.
3. Tokoh mama Nesa, seorang janda umur 36 tahun (lahirin Nesa umur 17tahun, kecelakaan). Seorang pengusaha, usir Nesa karena emosi dan sakit hati dan tidak mau Nesa mengulangi /mengalami nasib yg sama seperti beliau, lalu jatuh hati juga ke Paijo.. Kalau ada sex scene antara mamanya Nesa n Paijo sih bagus, tp klo ketahuan Nesa, bakal ada konflik.. terserah suhu sih, hehehe...
4. Pacarnya Nesa, jadi antagonis deh. Mungkin setelah dia tau Nesa sudah menikah, bakal ada konflik antara Dia, Nesa dan Paijo.. kalau ada pertarungan antara Paijo n pacarnya, mungkin bisa dimasukkan ke pertarungan terakhir, hehe...
5. Sex scene di pondok sawah juga bagus, membayangkan Nesa memakai pakaian Petani aja udah bikin imajinasi kemana-mana, hahaha..

Maaf ya hu klo kebanyakan request, hehehehe... Sukses terus ya ceritanya, semoga lancar rejeki RL n sehat selalu.. :)
 
Sekitar 3bulan kemudian.
Kehidupan pak Paijo semakin sempurna, selain memiliki istri yg masih muda dan cantik. Kini keluarga kecilnya pun akan membesar, seperti halnya perut istrinya yg semakin besar. Nesa pun bahagia karena memiliki suami yg penuh kasih sayang dan mencintainya sepenuh hati. Buah hati mereka pun tumbuh dengan sehat di dlm rahimnya, Nesa selalu memulai harinya dengan senyum penuh cinta untuk suami dan bayi di perutnya.
"Selamat pagi neng", seperti biasa, pak Paijo sudah bangun duluan dan mulai menghangatkan air untuk mandi istrinya.
"Pagi juga pak", jawab Nesa sambil sedikit menguap.
Meski sudah menikah dan sudah diberi keturunan, keduanya masih suka memanggil satu sama lain seperti saat mereka bertemu. Entah kenapa panggilan yg sangat berbeda itu justru terdengar lbh alami bagi keduanya.
Hari itu rencananya pak Paijo dan Nesa akan ke pasar, untuk belanja dan juga untuk membeli baju2 baru untuk Nesa. Nesa sampai sekarang masih memakai baju2nya yg dulu, meski kadang memakai baju suaminya juga kalau sedang iseng. Pak Paijo senang2 saja melihat istrinya memakai baju apa saja, karena istrinya ini tetap terlihat cantik dg pakaian apapun, apa lagi saat tidak memakai pakaian apapun.
Selesai mandi dan sarapan, pak Paijo melanjutkan ritual paginya.
Nesa sudah sangat senang dengan kebiasaan pak Paijo yg satu ini, karena itu tanpa diminta lagi Nesa langsung membuka kaosnya dan menampilkan payudaranya yg makin membesar seperti halnya perutnya yg semakin menonjol.
Pak Paijo pun duduk disamping istrinya yg sudah bertelanjang dada itu dan mulai mengelus2 perutnya.
"Selamat pagi adek, tumbuh sehat yaaaa" kata pak Paijo kepada perut istrinya. Kemudian pak Paijo pun mencium2 perut istrinya itu.
"Dek, ibu dah gk sabar ketemu, biar ntar ada yg nemenin dirumah klo bapak kerja", kata Nesa sambil mengelus2 perutnya.
Ciuman Pak Paijo pun mulai naik dr perut istrinya itu, hingga akhirnya mulutnya mendarat di puting susu payudara kiri Nesa. Ngggmmm.... Ccppphhh... Pak Paijo pun mulai melumat puting susu Nesa, dan mulai menyedot2.
"Nnnggghhhhh.... Aaahhh.... Dedek jangan iri dl ya, bapak mau minum, dari pada mubazir...", kata Nesa kini mengelus2 kepala suaminya yg sudah menempel di payudaranya.
Meski baru hamil muda, tp susu Nesa sudah keluar walau tidak lah terlalu banyak. Pak Paijo yg mengetahui itu semakin girang, impiannya bs nyusu ke gadis itu bs terwujud begitu cepat. Nesa jg senang karena artinya ASI nya pasti akan lancar keluar dan lagi bisa jadi cukup tidak hanya untuk anaknya tp jg untuk suami tercintanya.
Tangan pak Paijo pun kini sibuk meremas2 payudara istrinya. Dan saat puting Nesa di cubit2, cairan putih keluar.
Pak Paijo yg merasakan jarinya basah lalu berpindah lokasi nyusu. "Nnggghhhh aaahhhh terus paaakkhhhh"
Pak Paijo pun berganti2 menyusu di kanan dan kiri sampai keduanya tidak mengeluarkan susu lg.
"Wah, susu neng tetep mantep. Rasanya bapak jd tambah sehat tiap nyusu", kata pak Paijo sambil menjilati susu yg ada di bibirnya.
"Hihi, ya bagus donk pak, nanti anaknya sehat, bapaknya jg sehat", kata Nesa sambil kemudian mencium suaminya itu. Nesa sudah biasa jg merasakan rasa susunya sendiri yg memang manis dan legit karena pak Paijo sendiri kadang mengumpulkan susu Nesa di mulutnya sblm mencium istrinya sambil memberinya susunya sendiri lewat mulut.
Setelah selesai nyusu, pak Paijo dan Nesa pun bersiap2 untuk ke pasar.
Di jalan, banyak yg menggoda ataupun memberikan ucapan selamat kepada pak Paijo, tp dak jarang jg ada yg di dalam hatinya merasa iri kepada pak Paijo yg bs memiliki istri muda yg cantik dan menggoda.
"Hihi, pak banyak yg ngelirik Nesa nih.", kata Nesa yg berjalan sambil bergandengan tangan dg suaminya.
Nesa memang seperti biasa berpenampilan sangat menggoda walau sedang hamil. Kaos yg dipakai kini mulai agak sempit, karena kaos2 Nesa memang cukup ketat sehingga tonjolan diperutnya benar2 terlihat. Lekukan2 tubuhnya juga sangat terlihat, apa lg payudaranya yg kini sudah mulai tidak muat di bra ukuran lama Nesa.
Banyak juga mata yg melirik lenggak lenggok bokong Nesa yg tercetak jelas di hotpants putih yg kini jg semakin ketat dan kurang nyaman dipakai karena pinggul dan bokong Nesa yg sedikit membesar.
"Hehe, habis neng Nesa seksi banget sih, siapa jg yg pengen liat neng", puji pak Paijo.
"Padahal kan Nesa lg hamil ya pak"
"Neng Nesa mah, malah tambah hot neng pas hamil"
"Aaah bapak bisa aja nih", kata Nesa senang dipuji2 suaminya.
Tujuan pertama mereka berdua saat tiba di pasar adalah toko baju. Salah satu pegawai toko menyapa keduanya, "Selamat pagi, ada yg bs dibantu?".
"Saya mau cari pakaian dalam kira2 dimana ya mbak?", tanya Nesa.
"Oh, sebelah sini mbak". Nesa dan pak Paijo pun mengikuti pegawai toko itu.
Setelah sampai di bagian pakaian dalam Nesa pun memilih2 bra yg kira2 sesuai dg ukurannya skrg kemudian masuk ke ruang ganti untuk mencoba.
"wah pak, menantunya cantik sekali", kata pegawai toko tadi.
"Bukan menantu mbak, itu istri saya", balas pak Paijo dg nada bangga.
Pegawai toko itupun terkaget2 tidak percaya dg jawaban pak Paijo.
"Pak boleh beli yg ini ya?" kata Nesa sambil menunjukkan bra2 baru di tangannya.
"Iyaaa istriku sayaaanggg", jawab pak Paijo manja.
Meski agak bingung tp Nesa senang aja pak Paijo bs manja seperti itu,"Hihi, makasih suamikuuuu".
Keduanya kemudian berjalan bersama mencari pakaian baru untuk Nesa, meninggalkan karyawan toko yg masih melongo.
Nesa kali ini mencari baju daster yg pas untuk kehamilannya. Nesa ingin tampil sebagai seorang ibu bagi suaminya. Pak Paijo pun senang2 saja, karena Nesa bs memakai pakaian yg nyaman selama proses kehamilan ini. Pak Paijo benar2 ingin memastikan istrinya bahagia dan nyaman.
Setelah menemukan daster yg cocok, Nesa pun mencoba daster2 itu.
Istrinya tampil begitu menawan, bahkan hanya dg daster yg simple dan murah.
"Hihi Nesa jd kelihatan kyk ibu2 ya pak?", tanya Nesa sambil menunjukkan penampilannya dg daster baru.
Pak Paijo benar2 senang istrinya senang meski tak berpenampilan se keren anak2 muda seumurannya dan benar2 menjiwai dirinya sebagai istri dan calon ibu.
"Neng, nanti pulangnya pakai baju ini aja neng", kata pak Paijo. Diam2, pak Paijo tak terlalu suka mata2 mesum yg melirik2 body istrinya sedari td. Kalau pakai daster yg agak besar ini, hampir semua lekuk tubuh istrinya tertutupi.
"Iya pak", kata Nesa patuh pada suaminya.
Setelah selesai belanja baju dan jg kebutuhan2 rumah, Nesa dan pak Paijo berjalan pulang ke rumah.
Saat di jalan, tiba2 ada sebuah mobil yg berjalan perlahan seolah mengikuti jalan keduanya. Mobil itu pun berjalan lbh cepat tp berhenti tidak jauh di depan keduanya.
 
Sekitar 3bulan kemudian.
Kehidupan pak Paijo semakin sempurna, selain memiliki istri yg masih muda dan cantik. Kini keluarga kecilnya pun akan membesar, seperti halnya perut istrinya yg semakin besar. Nesa pun bahagia karena memiliki suami yg penuh kasih sayang dan mencintainya sepenuh hati. Buah hati mereka pun tumbuh dengan sehat di dlm rahimnya, Nesa selalu memulai harinya dengan senyum penuh cinta untuk suami dan bayi di perutnya.
"Selamat pagi neng", seperti biasa, pak Paijo sudah bangun duluan dan mulai menghangatkan air untuk mandi istrinya.
"Pagi juga pak", jawab Nesa sambil sedikit menguap.
Meski sudah menikah dan sudah diberi keturunan, keduanya masih suka memanggil satu sama lain seperti saat mereka bertemu. Entah kenapa panggilan yg sangat berbeda itu justru terdengar lbh alami bagi keduanya.
Hari itu rencananya pak Paijo dan Nesa akan ke pasar, untuk belanja dan juga untuk membeli baju2 baru untuk Nesa. Nesa sampai sekarang masih memakai baju2nya yg dulu, meski kadang memakai baju suaminya juga kalau sedang iseng. Pak Paijo senang2 saja melihat istrinya memakai baju apa saja, karena istrinya ini tetap terlihat cantik dg pakaian apapun, apa lagi saat tidak memakai pakaian apapun.
Selesai mandi dan sarapan, pak Paijo melanjutkan ritual paginya.
Nesa sudah sangat senang dengan kebiasaan pak Paijo yg satu ini, karena itu tanpa diminta lagi Nesa langsung membuka kaosnya dan menampilkan payudaranya yg makin membesar seperti halnya perutnya yg semakin menonjol.
Pak Paijo pun duduk disamping istrinya yg sudah bertelanjang dada itu dan mulai mengelus2 perutnya.
"Selamat pagi adek, tumbuh sehat yaaaa" kata pak Paijo kepada perut istrinya. Kemudian pak Paijo pun mencium2 perut istrinya itu.
"Dek, ibu dah gk sabar ketemu, biar ntar ada yg nemenin dirumah klo bapak kerja", kata Nesa sambil mengelus2 perutnya.
Ciuman Pak Paijo pun mulai naik dr perut istrinya itu, hingga akhirnya mulutnya mendarat di puting susu payudara kiri Nesa. Ngggmmm.... Ccppphhh... Pak Paijo pun mulai melumat puting susu Nesa, dan mulai menyedot2.
"Nnnggghhhhh.... Aaahhh.... Dedek jangan iri dl ya, bapak mau minum, dari pada mubazir...", kata Nesa kini mengelus2 kepala suaminya yg sudah menempel di payudaranya.
Meski baru hamil muda, tp susu Nesa sudah keluar walau tidak lah terlalu banyak. Pak Paijo yg mengetahui itu semakin girang, impiannya bs nyusu ke gadis itu bs terwujud begitu cepat. Nesa jg senang karena artinya ASI nya pasti akan lancar keluar dan lagi bisa jadi cukup tidak hanya untuk anaknya tp jg untuk suami tercintanya.
Tangan pak Paijo pun kini sibuk meremas2 payudara istrinya. Dan saat puting Nesa di cubit2, cairan putih keluar.
Pak Paijo yg merasakan jarinya basah lalu berpindah lokasi nyusu. "Nnggghhhh aaahhhh terus paaakkhhhh"
Pak Paijo pun berganti2 menyusu di kanan dan kiri sampai keduanya tidak mengeluarkan susu lg.
"Wah, susu neng tetep mantep. Rasanya bapak jd tambah sehat tiap nyusu", kata pak Paijo sambil menjilati susu yg ada di bibirnya.
"Hihi, ya bagus donk pak, nanti anaknya sehat, bapaknya jg sehat", kata Nesa sambil kemudian mencium suaminya itu. Nesa sudah biasa jg merasakan rasa susunya sendiri yg memang manis dan legit karena pak Paijo sendiri kadang mengumpulkan susu Nesa di mulutnya sblm mencium istrinya sambil memberinya susunya sendiri lewat mulut.
Setelah selesai nyusu, pak Paijo dan Nesa pun bersiap2 untuk ke pasar.
Di jalan, banyak yg menggoda ataupun memberikan ucapan selamat kepada pak Paijo, tp dak jarang jg ada yg di dalam hatinya merasa iri kepada pak Paijo yg bs memiliki istri muda yg cantik dan menggoda.
"Hihi, pak banyak yg ngelirik Nesa nih.", kata Nesa yg berjalan sambil bergandengan tangan dg suaminya.
Nesa memang seperti biasa berpenampilan sangat menggoda walau sedang hamil. Kaos yg dipakai kini mulai agak sempit, karena kaos2 Nesa memang cukup ketat sehingga tonjolan diperutnya benar2 terlihat. Lekukan2 tubuhnya juga sangat terlihat, apa lg payudaranya yg kini sudah mulai tidak muat di bra ukuran lama Nesa.
Banyak juga mata yg melirik lenggak lenggok bokong Nesa yg tercetak jelas di hotpants putih yg kini jg semakin ketat dan kurang nyaman dipakai karena pinggul dan bokong Nesa yg sedikit membesar.
"Hehe, habis neng Nesa seksi banget sih, siapa jg yg pengen liat neng", puji pak Paijo.
"Padahal kan Nesa lg hamil ya pak"
"Neng Nesa mah, malah tambah hot neng pas hamil"
"Aaah bapak bisa aja nih", kata Nesa senang dipuji2 suaminya.
Tujuan pertama mereka berdua saat tiba di pasar adalah toko baju. Salah satu pegawai toko menyapa keduanya, "Selamat pagi, ada yg bs dibantu?".
"Saya mau cari pakaian dalam kira2 dimana ya mbak?", tanya Nesa.
"Oh, sebelah sini mbak". Nesa dan pak Paijo pun mengikuti pegawai toko itu.
Setelah sampai di bagian pakaian dalam Nesa pun memilih2 bra yg kira2 sesuai dg ukurannya skrg kemudian masuk ke ruang ganti untuk mencoba.
"wah pak, menantunya cantik sekali", kata pegawai toko tadi.
"Bukan menantu mbak, itu istri saya", balas pak Paijo dg nada bangga.
Pegawai toko itupun terkaget2 tidak percaya dg jawaban pak Paijo.
"Pak boleh beli yg ini ya?" kata Nesa sambil menunjukkan bra2 baru di tangannya.
"Iyaaa istriku sayaaanggg", jawab pak Paijo manja.
Meski agak bingung tp Nesa senang aja pak Paijo bs manja seperti itu,"Hihi, makasih suamikuuuu".
Keduanya kemudian berjalan bersama mencari pakaian baru untuk Nesa, meninggalkan karyawan toko yg masih melongo.
Nesa kali ini mencari baju daster yg pas untuk kehamilannya. Nesa ingin tampil sebagai seorang ibu bagi suaminya. Pak Paijo pun senang2 saja, karena Nesa bs memakai pakaian yg nyaman selama proses kehamilan ini. Pak Paijo benar2 ingin memastikan istrinya bahagia dan nyaman.
Setelah menemukan daster yg cocok, Nesa pun mencoba daster2 itu.
Istrinya tampil begitu menawan, bahkan hanya dg daster yg simple dan murah.
"Hihi Nesa jd kelihatan kyk ibu2 ya pak?", tanya Nesa sambil menunjukkan penampilannya dg daster baru.
Pak Paijo benar2 senang istrinya senang meski tak berpenampilan se keren anak2 muda seumurannya dan benar2 menjiwai dirinya sebagai istri dan calon ibu.
"Neng, nanti pulangnya pakai baju ini aja neng", kata pak Paijo. Diam2, pak Paijo tak terlalu suka mata2 mesum yg melirik2 body istrinya sedari td. Kalau pakai daster yg agak besar ini, hampir semua lekuk tubuh istrinya tertutupi.
"Iya pak", kata Nesa patuh pada suaminya.
Setelah selesai belanja baju dan jg kebutuhan2 rumah, Nesa dan pak Paijo berjalan pulang ke rumah.
Saat di jalan, tiba2 ada sebuah mobil yg berjalan perlahan seolah mengikuti jalan keduanya. Mobil itu pun berjalan lbh cepat tp berhenti tidak jauh di depan keduanya.
siapakah gerangan yang berada di dalam mobil yang berhenti di depan nesa dan Paijo
 
Sekitar 3bulan kemudian.
Kehidupan pak Paijo semakin sempurna, selain memiliki istri yg masih muda dan cantik. Kini keluarga kecilnya pun akan membesar, seperti halnya perut istrinya yg semakin besar. Nesa pun bahagia karena memiliki suami yg penuh kasih sayang dan mencintainya sepenuh hati. Buah hati mereka pun tumbuh dengan sehat di dlm rahimnya, Nesa selalu memulai harinya dengan senyum penuh cinta untuk suami dan bayi di perutnya.
"Selamat pagi neng", seperti biasa, pak Paijo sudah bangun duluan dan mulai menghangatkan air untuk mandi istrinya.
"Pagi juga pak", jawab Nesa sambil sedikit menguap.
Meski sudah menikah dan sudah diberi keturunan, keduanya masih suka memanggil satu sama lain seperti saat mereka bertemu. Entah kenapa panggilan yg sangat berbeda itu justru terdengar lbh alami bagi keduanya.
Hari itu rencananya pak Paijo dan Nesa akan ke pasar, untuk belanja dan juga untuk membeli baju2 baru untuk Nesa. Nesa sampai sekarang masih memakai baju2nya yg dulu, meski kadang memakai baju suaminya juga kalau sedang iseng. Pak Paijo senang2 saja melihat istrinya memakai baju apa saja, karena istrinya ini tetap terlihat cantik dg pakaian apapun, apa lagi saat tidak memakai pakaian apapun.
Selesai mandi dan sarapan, pak Paijo melanjutkan ritual paginya.
Nesa sudah sangat senang dengan kebiasaan pak Paijo yg satu ini, karena itu tanpa diminta lagi Nesa langsung membuka kaosnya dan menampilkan payudaranya yg makin membesar seperti halnya perutnya yg semakin menonjol.
Pak Paijo pun duduk disamping istrinya yg sudah bertelanjang dada itu dan mulai mengelus2 perutnya.
"Selamat pagi adek, tumbuh sehat yaaaa" kata pak Paijo kepada perut istrinya. Kemudian pak Paijo pun mencium2 perut istrinya itu.
"Dek, ibu dah gk sabar ketemu, biar ntar ada yg nemenin dirumah klo bapak kerja", kata Nesa sambil mengelus2 perutnya.
Ciuman Pak Paijo pun mulai naik dr perut istrinya itu, hingga akhirnya mulutnya mendarat di puting susu payudara kiri Nesa. Ngggmmm.... Ccppphhh... Pak Paijo pun mulai melumat puting susu Nesa, dan mulai menyedot2.
"Nnnggghhhhh.... Aaahhh.... Dedek jangan iri dl ya, bapak mau minum, dari pada mubazir...", kata Nesa kini mengelus2 kepala suaminya yg sudah menempel di payudaranya.
Meski baru hamil muda, tp susu Nesa sudah keluar walau tidak lah terlalu banyak. Pak Paijo yg mengetahui itu semakin girang, impiannya bs nyusu ke gadis itu bs terwujud begitu cepat. Nesa jg senang karena artinya ASI nya pasti akan lancar keluar dan lagi bisa jadi cukup tidak hanya untuk anaknya tp jg untuk suami tercintanya.
Tangan pak Paijo pun kini sibuk meremas2 payudara istrinya. Dan saat puting Nesa di cubit2, cairan putih keluar.
Pak Paijo yg merasakan jarinya basah lalu berpindah lokasi nyusu. "Nnggghhhh aaahhhh terus paaakkhhhh"
Pak Paijo pun berganti2 menyusu di kanan dan kiri sampai keduanya tidak mengeluarkan susu lg.
"Wah, susu neng tetep mantep. Rasanya bapak jd tambah sehat tiap nyusu", kata pak Paijo sambil menjilati susu yg ada di bibirnya.
"Hihi, ya bagus donk pak, nanti anaknya sehat, bapaknya jg sehat", kata Nesa sambil kemudian mencium suaminya itu. Nesa sudah biasa jg merasakan rasa susunya sendiri yg memang manis dan legit karena pak Paijo sendiri kadang mengumpulkan susu Nesa di mulutnya sblm mencium istrinya sambil memberinya susunya sendiri lewat mulut.
Setelah selesai nyusu, pak Paijo dan Nesa pun bersiap2 untuk ke pasar.
Di jalan, banyak yg menggoda ataupun memberikan ucapan selamat kepada pak Paijo, tp dak jarang jg ada yg di dalam hatinya merasa iri kepada pak Paijo yg bs memiliki istri muda yg cantik dan menggoda.
"Hihi, pak banyak yg ngelirik Nesa nih.", kata Nesa yg berjalan sambil bergandengan tangan dg suaminya.
Nesa memang seperti biasa berpenampilan sangat menggoda walau sedang hamil. Kaos yg dipakai kini mulai agak sempit, karena kaos2 Nesa memang cukup ketat sehingga tonjolan diperutnya benar2 terlihat. Lekukan2 tubuhnya juga sangat terlihat, apa lg payudaranya yg kini sudah mulai tidak muat di bra ukuran lama Nesa.
Banyak juga mata yg melirik lenggak lenggok bokong Nesa yg tercetak jelas di hotpants putih yg kini jg semakin ketat dan kurang nyaman dipakai karena pinggul dan bokong Nesa yg sedikit membesar.
"Hehe, habis neng Nesa seksi banget sih, siapa jg yg pengen liat neng", puji pak Paijo.
"Padahal kan Nesa lg hamil ya pak"
"Neng Nesa mah, malah tambah hot neng pas hamil"
"Aaah bapak bisa aja nih", kata Nesa senang dipuji2 suaminya.
Tujuan pertama mereka berdua saat tiba di pasar adalah toko baju. Salah satu pegawai toko menyapa keduanya, "Selamat pagi, ada yg bs dibantu?".
"Saya mau cari pakaian dalam kira2 dimana ya mbak?", tanya Nesa.
"Oh, sebelah sini mbak". Nesa dan pak Paijo pun mengikuti pegawai toko itu.
Setelah sampai di bagian pakaian dalam Nesa pun memilih2 bra yg kira2 sesuai dg ukurannya skrg kemudian masuk ke ruang ganti untuk mencoba.
"wah pak, menantunya cantik sekali", kata pegawai toko tadi.
"Bukan menantu mbak, itu istri saya", balas pak Paijo dg nada bangga.
Pegawai toko itupun terkaget2 tidak percaya dg jawaban pak Paijo.
"Pak boleh beli yg ini ya?" kata Nesa sambil menunjukkan bra2 baru di tangannya.
"Iyaaa istriku sayaaanggg", jawab pak Paijo manja.
Meski agak bingung tp Nesa senang aja pak Paijo bs manja seperti itu,"Hihi, makasih suamikuuuu".
Keduanya kemudian berjalan bersama mencari pakaian baru untuk Nesa, meninggalkan karyawan toko yg masih melongo.
Nesa kali ini mencari baju daster yg pas untuk kehamilannya. Nesa ingin tampil sebagai seorang ibu bagi suaminya. Pak Paijo pun senang2 saja, karena Nesa bs memakai pakaian yg nyaman selama proses kehamilan ini. Pak Paijo benar2 ingin memastikan istrinya bahagia dan nyaman.
Setelah menemukan daster yg cocok, Nesa pun mencoba daster2 itu.
Istrinya tampil begitu menawan, bahkan hanya dg daster yg simple dan murah.
"Hihi Nesa jd kelihatan kyk ibu2 ya pak?", tanya Nesa sambil menunjukkan penampilannya dg daster baru.
Pak Paijo benar2 senang istrinya senang meski tak berpenampilan se keren anak2 muda seumurannya dan benar2 menjiwai dirinya sebagai istri dan calon ibu.
"Neng, nanti pulangnya pakai baju ini aja neng", kata pak Paijo. Diam2, pak Paijo tak terlalu suka mata2 mesum yg melirik2 body istrinya sedari td. Kalau pakai daster yg agak besar ini, hampir semua lekuk tubuh istrinya tertutupi.
"Iya pak", kata Nesa patuh pada suaminya.
Setelah selesai belanja baju dan jg kebutuhan2 rumah, Nesa dan pak Paijo berjalan pulang ke rumah.
Saat di jalan, tiba2 ada sebuah mobil yg berjalan perlahan seolah mengikuti jalan keduanya. Mobil itu pun berjalan lbh cepat tp berhenti tidak jauh di depan keduanya.
Makasih up nya hu
 
Alur yg enak bikin iri yg liat mereka berdua. Tu mobil yg cegat mereka mantannya Nesa atau dr ortunya. Kok bs tahu kan daerah yg ditinggali jauh kemana2 dekat hutan lg. Butuh pencerahan nih lanjut lgd deh :beer::beer::beer::beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd