Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bidadari pembawa kebahagiaan

Ceritanya tamatin, lanjut ke cerita lain?


  • Total voters
    66
  • Poll closed .
update baru dah siap, tapi ane yakin gk semua bakal setuju dg jalan cerita berikutnya. Cuman, ane rasa mungkin ini bs menguatkan sifat salah satu tokoh di cerita ini.

Plus, emg ane pengen aja bikin dia perannya kyk gt nanti, hehe...
 
untuk konflik emg ane blm pinter bikin konflik yg bagus sih gan, tp nanti moga aja bs ane tambahin. Yg pasti sekitar 4 update msh blm ada konflik yg besar
Boleh juga tuh di kasih bumbu konflik....tapi yg enteng2 aja hu....
 
Minggu pun berlalu dan Cindy tetap rajin mengunjungi pak Paijo dan Nesa. Kunjungan dr teman2 pak Paijo juga ikut rajin datang meski tak selalu bertiga atau kadang juga saat Cindy datang, teman2 pak Paijo tidak bisa datang kerumahnya.
Hari ini yg bisa datang hanya pak Juki.
"Mmmmhhhh... Aaahhhh....", desah Cindy yg sedang di servis oleh pak Juki. Cindy duduk di sofa ruang tamu, dg selangkangan terbuka lebar dan pak Juki di antara selangkangan Cindy.
Pak Juki beradu lidah dg memek Cindy yg basah kuyup. Kakek tua itu benar2 senang tiap kali ia datang ke rumah pak Paijo, karena ada gadis cantik yg pasti sudah telanjang bulat siap dilayani dan melayaninya.
"Wah pak Juki ini, dateng2 langsung makan memek aja", kata pak Paijo yg baru saja sampai dirumah.
"Haha maklum pak, dah lama gk ngerasain pak. Legit banget!!", jawab pak Juki.
"Wah pak Juki dah dateng ternyata", kata Nesa saat ia masuk ke rumah.
"Hhh... Iya nih nes, pak Juki dateng2 lgsg nyerobot aja", kata Cindy
"Hehe, tapi suka kan neng", kata pak Juki melanjutkan permainan lidah nya.
"Aaaahhhh... Mmmmmhhhh suka paaak", desah Cindy kemudian meremas2 payudaranya sendiri dan mengelus2 kepala pak Juki yg mulai jarang rambutnya.
Pak Paijo dan Nesa pun melanjutkan kegiatan mereka, Nesa istirahat dikamar setelah dari klinik kandungan dg pak Paijo. Pak Paijo sendiri hendak menuju kebun untuk mengurus lahan kecilnya sendiri di samping rumah.
"Inget pak, ntar neng Cindy hamil lho", kata pak Paijo sambil berjalan menuju kebun setelah mengambil sekop kecil di dapur.
"Hehe, ya kalo hamil ya kawinin aja lah pak. Ya gk neng?", kata pak Juki sambil melepas celana panjangnya dan menunjukkan kontolnya yg sudah ereksi.
"Ah pak Juki ini, belum tentu ntar Cindy hamil anaknya bapak lho, bisa aja malah anaknya pak Paijo, apa pak Sukro gitu", balas Cindy.
"Hehe, iya neng, yg penting masih bisa entotin neng aja dah", kata pak Juki yg kemudian melepaskan celananya dan siap menebar benih lagi.
Cindy tersenyum lebar, tahu ia akan menikmati kontol pejantan lagi dan mulai memainkan klitorisnya sambil mendesah, "Mmmhhh... Ayo paaakkkk, entotin Cindyyyy"
Pak Juki masih saja merasa geli melihat gadis cantik minta dientot oleh pria tua sepertinya,"Hoho siap neng,"
"Mmmhhh Aaaaahhhhh pak Jukiiiii!!", seru Cindy saat kontol besar hitam menusuk lubang kenikmatannya.
"Mmmmhhhhh bapak masukin semua neeengg!!", seru pak Juki yg terus menusukkan pedang timpulnya sedalam mungkin di memek gadis muda yg begitu sempit nan nikmat.
Pak Juki bisa merasakan kontolnya seperti dipijat oleh memek Cindy, dirinya benar2 puas bisa membuat gadis kuliahan ini seolah teler dg ekspresi mabuk oleh kontolnya. Begitu kontolnya masuk semua didalam hingga ia bisa merasakan sesuatu menabrak kepala kontolnya, Cindy membuka tangannya, menyambut pak Juki dalam pelukan. Pak Juki pun mendekatkan tubuhnya dan memeluk gadis cantik itu dan mulai bercumbu mesra bagaikan pasangan suami istri dimalam pertama.
Pak Juki pun mulai menggenjot Cindy, awalnya dg perlahan tapi kemudian makin cepat dan makin cepat.
"Ooohhh paaakkk terusss... Kontol bapak enaaakkk!!!"
Pak Juki terus megeluar masukkan kotnolnya dg penuh nafsu dan gairah, sudah lama ia ingin menikmati gairah seksual ini, apa lagi sejak istrinya tiada. Ia senang bisa dibantu oleh pak Paijo dan bisa menikmati memek premuim seperti milik Cindy.
Cindy benar2 bagai di surga, ia benar2 senang bisa melampiaskan nafsu birahinya di desa ini, dikelilingi keindahan alam dan para pria yg mampu menggenjotnya hingga ia benar2 KO. Rasanya benar2 tak ingin pulang lagi ke kota kalau itu artinya ia bisa tetap menikmati kontol2 hitam para buruh tani yg begitu jantan ini.
Genjotan pak Juki makin cepat, membuat Cindy mendekati klimaksnya,"Ooohh paaakk Cindy dah mo keluaaarr!!"
"Iya neengg... OOooohhh bapak jugaaaa!!!"
Tak lama kemudian pak Juki pun mengeluarkan lagi benih2nya di dalam rahim Cindy.
Crooottt...
Cindy yg merasakan cairan panas di dalam rahimnya membuatnya makin terangsang dan kemudian ia pun membalas cairan cinta pak Juki dg cairan cintanya sendiri.
"AAAAaaahhhh pak Jukiii!!!"
Pelukan Cindy benar2 erat dan pak Juki pun terus menahan posisinya sehingga tak banyak pejunya yg keluar dr memek Cindy.
Pak Juki kini sekali lg melampiaskan nafsunya sendiri pada Cindy, enath sudah berapa banyak peju yg ia keluarkan di dalam gadis ini.
Setelah sekitar 5 menit tenggelam dalam kenikmatan, pak Juki dan Cindy kembali berciuman. Tubuh keduanya begitu kontras hitam dan putih, kasar dan halus, tua dan muda. Tak hanya alat kawin mereka saja yg terasa hangat, tubuh mereka yg penuh keringat pun terasa hangat dan begitu nyamannya.
Setelah puas, pak Juki pun mulai menarik tubuhnya hingga akhirnya kedua insan itu terpisah setelah sebelumnya menjadi satu dalam hubungan sex. Pak Juki duduk di samping Cindy, terngah2 seperti Cindy juga, tapi senyum mengembang di wajah keduanya.
"Hhh.. Hhhh.. Makasih pak, Cindy seneng bisa dientot mulu disini", kata Cindy.
"Wah sama2 neng. Tp masa' di kota gk ada yg mau entotin neng Cindy sih", kata pak Juki.
"Ya ada sih pak, tp gk banyak yg kuat2 kyk bapak2 disini. Trus pada keluarnya jg dikit2"
"Eh neng beneran gk takut klo ampe hamil neng?", tanya pak Juki penasaran. Ia tahu kalau gadis itu selalu disetubuhi oleh 4 orang pria di desa ini, dan tak ada satupun yg memakai kondom karena memang barang itu sulit ditemukan di warung2 desa.
"Takut kenapa pak?",tanya Cindy seolah tak paham maksud pria tua itu.
"Ya takut ketahuan ortu neng Cindy lah, gimana donk kalo pulang2 perutnya buncit gitu"
"Hihi, tenang aja pak, ortu Cindy... Dah gk ada... Cindy punya kakak, tp kakak Cindy fokus sm karir, jd ya buat dia selama Cindy gk ganggu karirnya ya dia gk mau tau aja", jelas Cindy santai.
"Duh, maaf neng, bapak gk tw klo kyk gt nasib neng", kata pak Juki.
"Aaah gk apa2 pak, klo gk gt, pak Juki dan kawan2 gk bs entotin Cindy lho, hihi", kata Cindy yg kemudian mendekati kontol pak Juki yg sudah lemas tapi basah oleh peju dan cairan cintanya sendiri.
"Mmmhhh...", Cindy kemudian mulai mengulum kontol pak Juki, membersihkan kontol yg sudah membuat rahimnya penuh dg cairan hangat yg begitu nikmat.
"Oohh haha, iya sih neng. Berarti neng Cindy gk takut hamil neng? Beneran?", tanya pak Juki.
"Iya pak, emg kenapa sih pak? Masa' bapak masih pengen punya anak lagi? Kan dah punya banyak anak, cucu juga lho", tanya Cindy heran tp sambil tersenyum.
"I... Iya sih neng, cuman kan anak bapak cewek semua, pengen punya anak cowok neng, lagian...", kata pak Juki.
"Hmm? Kenapa pak?". Cindy sebenarnya sudah merasa pak Juki begitu bernafsu padanya, tidak hanya tubuhnya tapi juga sepertinya ada hal lain. Diantara para buruh tani, hanya pak Juki dan pak Paijo yg paling sering keluar di dalam rahimnya, sedangkan pak Juadi dan pak Sukro lebih sering keluar di mulut, wajah, payudara ataupun bagian2 lain tubuhnya.
"Yaa... Itu neng, kalo boleh, ka... kalo neng mau...", kata pak Juki terbata2.
Cindy pun menebak apa yg ingin pak tua itu katakan,"Mau hamil anak bapak? Gitu pak?"
Pak Juki pun kaget, ia takut Cindy tak mau memenuhi keinginannya itu,"Iya neng, tapi klo neng gk mau gk apa2, hehe. Maaf neng bapak lancang"
Cindy kemudian memikirkan hal itu, ia sendiri tak akan kaget kalau dia hamil, toh dia juga jarang minum pil pencegah kehamilan. Dan lagi, kalau pun ia hamil, kondisi keuangannya bisa dibilang jauh lebih dari kata berkecukupan jadi ia juga tak akan pusing soal itu. Hanya saja, ia tak tahu apakah ia bisa membesarkan si anak atau tidak.
"Hmm... Tapi klo ntar Cindy nya punya anak sama bapak, trus bapak gmn? Mau adopsi anaknya Cindy nanti?"
Pak Juki terlihat lebih sumringah,"I.. Iya neng, apa lg klo cowok, bapak pasti bakal adopsi. Ntar bapak bs minta tolong anak2 bapak buat bantu bapak neng, jd tenang aja neng"
"Hmm... Kalo Cindy sih boleh2 aja pak, tapi coba aja minta ijin dl sm pak Paijo. Oh ya sama pak Sukro sm pak Juadi dulu"
Pak Juki pun kegirangan,"Be... beneran neng? Wah makasih banyak lho neng makasih!!"
Cindy tersenyum melihat pak Juki kelihatan begitu senang, pria tua itu kegirangan seperti anak kecil yg baru saja mendapat hadiah.
"Eh tapi pak, Cindy ada syaratnya lho"
"Syarat apa neng?"
"Cindy tetep mau dientot sm bapak2 lain, jd klo pun Cindy hamil nnti bapak gk boleh cemburu klo badan Cindy dipake orang. Gmn?", tanya Cindy.
Pak Juki lega, ia sendiri tak ambil pusing soal itu, ia sudah senang bisa ikut menikmati tubuh Cindy,"OK neng, gk masalah hehe"
Setelah itu pak Juki pun segera memakai kembali bajunya dan bergegas menuju kebun pak Paijo.
"Kenapa pak?", tanya pak Paijo.
Pak Juki pun menjelaskan apa yg sudah ia dan Cindy diskusikan.
"Oooh gitu, trus Cindy nya gk keberatan pak?", tanya pak Paijo.
"Iya pak, jd gimana pak? Boleh kan saya nitip ke neng Cindy?"
Pak Paijo kemudian berpikir, dia sendiri tak keberatan kalo gadis itu dihamili pria lain, toh Cindy juga bukan gadis yg ekslusif pada satu orang saja, dan kalau Cindy sendiri mau ya pak Paijo tak terlalu keberatan. Tapi ada satu hal yg muncul dipikiran pak Paijo.
"Eh pak, tapi nanti anak2 bapak gimana? Kan ntar bapak bakal bawa2 jabang bayi trus mo minta bantuan anak2 bapak buat ngerawat bayinya kan?"
"Oh, tenang aja pak, saya yakin anak2 saya bakal seneng juga. Wong mereka aja nyuruh2 saya nyari istri lagi, klo gk ya ikut mereka aja daripada sendirian. Klo ada anak lagi kan saya jd ikut anak saya, pasti mereka jg seneng pak", kata pak Juadi meyakinkan pak Paijo.
"Hmmm ya udah pak, saya bolehin aja pak, tp coba bicara sm pak Juadi sm pak Sukro jg biar ntar anaknya beneran anak bapak", kata pak Paijo.
"Iya pak, terimakasih banyak!! Hehe"
"Haha, pak Juki skrg jd bisa memperbaiki keturunan nih kyknya", kata pak Paijo sambil tertawa.
"Hehe, iya pak, moga aja ntar gk jelek kyk saya"
Setelah itu, pak Juki pun pamitan untuk mencari kedua temannya itu dan lagi menuju tukang jamu yg katanya bisa membantu kesuburan pria.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:adek::adek:yessss...mantul updatenya...
Kalo bisa dikasih mulustrasi suhu...
Demen banget cerita beginian..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd