Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bimbingan Skripsi Membawa Nikmat [Remake by : Bantengamuk]

Siapa Perempuan yang Suhu-Suhu Favoritkan di Cerbung ini ?


  • Total voters
    750
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part VII.I - Aku Milikmu Malam Ini
POV Mufti

Irma Anindya

"Sial, bikin kentang aja !" gerutuku sambil mengenakan celana jeans tanpa memakai kaos. Sementara Irma berlari ke arah kamarnya, aku segera membuka pintu untuk menerima makanan yang kami pesan.

"Berapa totalnya ?" tanyaku sambil mengeluarkan uang di dalam dompet.

"35 ribu pak" jawabnya sambil memperlihatkan layar ponselnya.

"Sialan, aku dipanggil pak" gerutuku dalam hati.

Kuserahkan selembar uang 50 ribu, kemudian ia menyerahkan dua bungkusan plastik yang berisi makanan dan minuman. Saat ia ingin mengambil kembalian, buru-buru kutimpali, "Udah a' ambil aja kembaliannya" kataku sambil berlalu masuk ke dalam. Mungkin si driver ojol menerimanya dengan girang. Ah sudahlah ngapain mikirin mamang-mamang ojol hehehe.

"Kak, makan dulu ya" ajak Irma yang sudah mempersiapkan piring dan sendok-garpu. Wow, dia cuma pake tanktop ama celana dalam dong !

"Yuk" kemudian kuletakkan makanan dan minuman yang kami pesan di atas meja. Kusajikan makanan ke piring yang kugunakan, begitupun dengan Irma. Dengan buru-buru aku melahap hidangan yang ada di hadapanku, berharap setelah makan malam ini bisa melanjutkan petting yang tertunda. Kutatap wajahnya yang juga sedang mengunyah makanan, aku menangkap ekspresi gusar, bingung, bahkan kecewa. Tentu aku harus membangun suasana nyaman agar moodnya tidak ambyar.

"Dek, kamu biasanya masak sendiri apa beli makanan ?" tanyaku basa-basi.

"Kebanyakan sih beli kak, tapi kalau mau akhir bulan masak sendiri" jawab Irma.

"Oh, masak apa ?" kugali jawabannya seperti Najwa Shihab ketika mewawancari bintang tamu Mata Najwa hehehe.

"Cuma masakan instan kok kak, nugget, spaghetti, and the most wanted Indomiee !! Hahaha. Aku kan nggak bisa masak kak, emang masalah nggak sih ?" katanya

"Gak apa-apa kok dek kalau cewek nggak bisa masak, nggak ada masalah kalau bagiku ya. Rasanya nggak adil aja kalau cewek yang dituntut bisa masak sementara cowok nggak, itu mau nyari pendamping hidup apa pembantu ya ? Kalau aku sih pengen kehidupan rumah tangga yang setara, jadi gotong royong, saling melengkapi" jelasku sambil makan.

"Mantap betul kak ! Tiap mama pulang ke rumah aku sering diomelin gara-gara gak pernah bantuin dia di dapur. Pernah bantuin itu pun diomelin gara-gara salah melulu, padahal aku juga pengen belajar" ucapnya sambil mengembungkan pipi.

Tanganku dengan jahilnya mencubit pipinya yang mengembung, "Uuuuuu.... lucunya...." kataku gemas.

"Ih apaan sih.... aku bukan anak kecil !" serunya sambil menyingkirkan tanganku dari pipinya.

Makan malam pun berlanjut dengan obrolan-obrolan ringan, berkali-kali aku menggodanya agar makin salah tingkah. Sementara ia masih menghabiskan makanan, piring dan gelas kosong yang telah kugunaikan segera kucuci di wastafel. Aku tak ingin merepotkan Irma dengan meninggalkan gelas dan piring kotor.

"Dek, aku bentar lagi pulang ya..." ucapku pada Irma. Sebetulnya ini cuma pura-pura, hanya caraku untuk mengetahui reaksinya.

"Ehhhhh..... jangan dulu !" responnya menahanku untuk tetap berada di rumahnya.

"Kenapa dek ?" tanyaku, penuh kepura-puraan.

"Pokoknya jangan dulu ya kak" jawabnya kekeuh. Aman berarti hehehe. Kemudian aku kembali duduk di sofa ruang tamu, memainkan HP sambil menunggu Irma selesai makan. Menurutku ada dua hal yang membutuhkan waktu lama bagi cewek : 1) Makan; 2) Dandan

Setelah mencuci piring dan gelas yang telah ia pakai, Irma berjalan menyusulku ke arah sofa. Dia duduk di sampingku sambil memelukku. Aku pun membelai rambutnya dan mencium ubun-ubunnya, makin erat ia memelukku.

"Dek, yang tadi mau dilanjutin lagi ?" tanyaku dengan maksud meminta hehehe.

"Mau kak..." jawabnya dengan senyum indahnya bak seorang dewi.

"Tapi jangan dimasukin ya... aku masih perawan dan belum siap" mohonnya padaku, kujawab dengan anggukan yang meyakinkan bahwa aku akan menjaganya sepenuh hati. Kusosor bibir tipisnya ini, kali ini ia mampu mengimbangi permainanku. Lidah kami saling beradu satu sama lain seolah tak ingin mengalah.

Bibirku kemudian menyusuri lehernya, lalu turun ke dadanya. Disana aku memberi cupangan-cupangan yang membuat dadanya yang tadinya putih bersih kini menjadi kemerah-merahan. Ingin kutinggalkan jejakku pada kekasih dari sahabatku ini. Irma hanya merintih pelan menerima rangsangan-rangsanganku, nafasnya memburu tak beraturan, matanya terkadang terpejam lama. Tanpa basa-basi aku segera melepas tanktop warna hitam yang dikenakannya. Ketika telah melewati kepalanya, payudara indah dan masih kencang ini segera kukulum, dan makin kencang pula desahannya. Setelah puas bermain dengan payudaranya, aku melanjutkan 'gerilya' ku turun menciumi perutnya yang ramping. Saat bertemu dengan underwear yang ia kenakan, aku pun meminta izin, "Dek, aku lepas lagi ya" ia pun menjawab dengan anggukan.

Bibirku menciumi vaginanya yang mulus tanpa bulu. Lidahku kembali memberi rangsangan, kali ini pada klitorisnya. Tangan kiriku pun tak lupa meremas-remas payudaranya yang pas di telapak tanganku. Aku ingin dua organ vitalnya menerima rangsangan, agar pengalaman pertamanya berkesan dalam hidupnya.

"Ahhhh.....geli kakk....." erangnya merasakan jilatan-jilatanku di area kemaluannya. Kurasakan pula vaginanya yang masih rapat ini makin becek dengan cairan cinta. Lima menit rasa geli dan nikmat melanda Irma. Desahannya makin kencang, ia pun sudah tak tahan.

"Ahhhh....Aaaahhhhh.....Kakkkkkk....." erangnya sambil melengkungkan punggungnya. Badannya bergetar hebat, area kemaluan dan kakinya kejang-kejang beberapa kali. Cairan cintanya menyemprot wajahku, Irma sedang mengalami orgasme. Mungkin orgasme yang pertama baginya.

"Gimana dek ? Enak ?" tanyaku sambil tersenyum puas.

"Banget kak....." jawabnya malu-malu dengan tatapan mata yang sayu.

"Mau dibikin orgasme lagi nggak dek ? Tapi ada syaratnya dek" tawarku padanya.

"Apa itu ?" tanyanya penasaran.

"Blowjob aku dek" pintaku.

"Aku belum pernah" sahutnya.

"Pelan-pelan ya, jangan sampe kena gigimu" pesanku untuk Irma yang masih pemula.

Kini posisi kami berganti menjadi 69. Jika sebelumnya Irma pasif, kali ini ia menungging untuk mengulum penisku yang sedari tadi ereksi keras. Namanya juga belajar, tanpa tedeng aleng-aleng ia mencoba mengulum kemaluanku sampai pangkalmya, akibatnya ia tersedak.

Kutepuk pahanya, "Udah dibilangin pelan-pelan, jangan semuanya kamu emut ! Dari kepala penisku dulu, nanti kalau udah biasa baru turun lagi. Jangan dipaksa masuk sampai tenggorokanmu" kemudian kuurungkan posisi 69 untuk mengambilkannya segelas air minum. Setelah Irma tenang, kami melanjutkan adegan percintaan. Kali ini aku tidak neko-neko, cukup mengocok dan mengulum juniorku. Walaupun Irma sudah bisa menaik turunkan kepalanya saat mengulum, beberapa kali aku mengaduh karena giginya mengenai batangku.

"Kok belum keluar-keluar ya ?" tanyanya sambil mengocok penisku dengan cepat.

"Mmmhhh....ini harus digesekin dekk" jawabku sembari memejamkan mataku. Padahal belum ada lima menit hehehe.

Ia pun menghentikan kocokannya, kemudian merebahkan tubuhnya di sofa, "Yuk kak" ajaknya tanpa malu-malu lagi.

Kubuka pahanya lebar-lebar, aku mengamati tekstur vaginanya. Kali ini kutempatkan penisku di dekat klitorisnya. Dengan perlahan kugesekkan penisku, SREK...SREK.... Nafsuku makin bangkit, kutambah tempo gesekanku. SREK SREK SREK SREK, linggaku dengan lancar menggesek yoninya yang mulai membanjir.

"Kakkk.... aku mau keluarrr...." erangnya akan mencapai puncak kenikmatan.

"Tahan dek, aku jugaa" sahutku. Tak berapa lama badannya bergetar hebat seperti tadi, meskipun reaksi tubuhnya tak sehebat orgasme pertamanya tadi.

Kemudian penisku juga mulai berkedut-kedut untuk memuntahkan benih-benih cinta, segera kujauhkan dari vaginanya agar bisa kutumpahkan di perutnya. Namun karena beberapa hari lalu jarang digunakan 'latihan menembak' spermaku muncrat terlalu jauh sampai ke leher, dada, hingga rambut panjangnya. Kami berdua lemas, aku pun menindih tubuhnya yang lebih mungil dariku.

"Jahattt, aku dipejuhin. Banyak banget lagi !" katanya dengan nada manja, namun memainkan sperma yang ada di dadanya.

"Hehehe maaf dek, udah lama nggak keluar" jawabku cengengesan.

"Jangan nindihin aku berat...." ucapnya sambil mendorong bahuku untuk segera menyingkir.

Malam ini terasa begitu indah, karena bisa bercinta dengan adik tingkatku yang cantik. Maafkan aku sahabatku, Rio. Tapi pacarmu sendiri juga menginginkannya.

Jam masih menunjuk di angka 10, masih belum terlalu larut untuk pulang ke rumah yang menjadi 'Kawah Candradimuka' bagiku. Dimana aku digembleng untuk menjadi mahasiswa dan lelaki yang baik.

BERSAMBUNG

________________________________________________________________________________


Maaf agak pendek ya suhu-suhu, karena dari alur cerita ane lebih prefer misah part Irma-Mufti sama Mufti-Bu Puspa. Biarlah mereka 'bertemu' pada waktunya.
Pun dari segi teknis ane ngerjain part ini di warnet. Makin lama ane disini makin gede tagihannya :ngakak
Ditambah ane juga ada urusan lain di RL. Secepatnya akan ane update part yang di rumahnya Bu Puspa..
Minta kripik dan saran dari suhu-suhu yang mampir disini. Mohon cendol dawet dan like agar ane lebih semangat nulis lanjutannya.
Matur sembah nuwun
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd