Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bimbingan Skripsi Membawa Nikmat [Remake by : Bantengamuk]

Siapa Perempuan yang Suhu-Suhu Favoritkan di Cerbung ini ?


  • Total voters
    750
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Para suhu sekalian ada update di page 50 (post #1000), semoga menemani hari raya kita semua.

Tak lupa ane mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah bagi para suhu yang merayakan. Semoga hari ini menjadi hari penanda umat manusia akan menang melawan COVID-19 kelak. Mohon maaf lahir dan batin dari ane atas segala tindakan atau tulisan yang kurang berkenan di hati para suhu sekalian, terutama kentangnya ;)

:ampun::ampun::ampun:

ttd
Bantengamuk
Thx 4 u.d.-annya, 'Hu!
 
Part XII - Surprise Sebelum dan Saat di Semarang

POV Penulis

Irma Anindya

"Kak, tadi gimana sidangnya ?" tanya Irma di meja makan sebuah tempat makan yang menyediakan ayam geprek dengan berbagai varian sebagai menu andalannya.

"Lancar kok dek, pertanyaannya lebih ke arah metode penelitian. Itu pun nggak terlalu banyak, kan Sidang Proposal itu lebih banyak saran-saran ya" jawab Mufti atas pertanyaan perempuan cantik ini. Kini ia sudah tak mengenakan jas dan dasi, pun kemeja putihnya sudah dikeluarkan supaya tak terlalu formal.

"Kamu sendiri gimana dek ? Udah sampe mana bimbingannya ?" lanjutnya bertanya balik pada Irma.

"Masih diperiksa pembimbing dua, Pak Sani. Mudah-mudahan lancar sebelum maju ke Bu Puspa deh kak" jawabnya menyebut nama Bu Puspa yang bertindak sebagai pembimbing satu. Meskipun Irma adalah mahasiswi departemen Hukum Internasional, namun karena skripsinya mengambil judul yang juga berkaitan dengan Hukum Kebijakan Publik maka ia mendapat bimbingan dari dosen lintas departemen. Sejujurnya agak sulit mendapatkan bimbingan lintas departemen ini, selain harus menguasai materi dari Hukum Internasional maupun Hukum Kebijakan Publik, Irma harus pandai berkomunikasi dengan dua orang dosen pembimbingnya yang memiliki pandangan berbeda pastinya.

"Kak, nanti kalo wawancara narsum ke Jakarta barengan ya" kata Irma pada Mufti. Mufti hanya mengangguk sesaat sebelum pesanan mereka diantarkan oleh pelayan. Mereka berdua santap siang sembari ngobrol dengan topik tidak serius, hanya gurauan.

Singkat cerita mereka sudah selesai dan meninggalkan tempat makan, "Kak, aku balik dulu ke kampus ya. Ada kelas. Nanti kalau aku sudah pulang aku kabarin ya" kata Irma. Mufti menuju tempat parkir motor sementara Irma kembali ke gedung perkuliahan. Sebetulnya ia sendiri bingung hendak kemana akan menuju karena harus menunggu Irma selesai kuliah hari ini. Akhirnya terlintas di benak Mufti untuk kembali ke rumah Bu Puspa untuk berganti pakaian dan beristirahat sejenak.

Ponsel Mufti bergetar tanda ada notifikasi WA yang masuk. Tapi sayangnya sang pemilik sedang tertidur pulas di atas kasur diiringi suara musik dari telepon genggamnya. Sampai kemudian pada pukul 17.00 Bu Puspa sudah tiba di rumahnya, ia pun masuk ke dalam setelah memarkirkan mobilnya. Terdengar suara musik dari kamar Mufti, Bu Puspa pun membuka pintu kamar tersebut. Dilihatnya Mufti sedang tertidur pulas di atas kasur.

"Lah ini anak gimana sih, katanya mau hangout sama temen-temennya. Malah molor" batin Bu Puspa dalam hati. Digoyang-goyangkan tubuh mahasiswa bimbingannya agar bangun dari tidurnya, "Muf, bangun muf. Katanya mau hangout sama temenmu....bangunnn !" ucapnya dengan suara agak keras.

Mufti pun tersentak kaget. Ia pun memeriksa arloji yang sudah menunjukkan jam 5 sore. Segera dimatikannya musik yang dimainkan lewat handphonenya dan memeriksa pesan maupun panggilan yang masuk. Ternyata banyak chat maupun misscall dari Irma yang masuk saat Mufti tertidur. Ia bergegas mengenakan jaket denim dan celana chinosnya, tak lupa membalas pesan Irma yang intinya meminta maaf karena ketiduran serta mengatakan "otw".

"Kakk...aku berangkat dulu ya" ucap Mufti separuh berteriak dari pintu depan. Segera ia buka pagar dan menyalakan Vespa LX ini untuk berangkat ke rumah Irma. Kurang dari sepuluh menit ia sudah sampai di depan rumahnya yang tak berjarak terlalu jauh. Ditambah dengan mengendarainya dengan cukup kencang. Kemudian diketuknya pintu depan rumah Irma agar sang tuan rumah keluar.

"Ishh...sebel malah ketiduran" ujarnya sesaat setelah membukakan pintu untuk Mufti.

"Maaf to dek, aku kan nggak bisa tidur semalem. Nervous mau sidang soalnya hehehe" ucapnya sambil membelai rambut panjang Irma.

"Kuy masuk" ajak Irma pada Mufti.

"Aku lagi masak nih, tunggu disini ya" dipersilahkan olehnya Mufti untuk duduk di ruang keluarga.

Mufti pun menekan remote TV yang ada di depannya, ia menggonta-ganti saluran televisi yang dianggapnya kurang menarik. Akhirnya Mufti memutuskan untuk ke teras depan dan membakar rokoknya, dihisapnya surya ini dalam-dalam lalu dihembuskannya di udara.

Hari sudah mulai gelap dan adzan Maghrib berkumandang. Tak lama kemudian, Irma muncul dari dalam rumah.

"Kak, udah siap masakannya nih. Tapi sholat dulu ya kak soalnya udah Maghrib" ucapnya mengajak masuk Mufti. Menuruti tuan rumah cantik ini Mufti segera masuk ke dalam dan mengambil air wudhu. Kemudian keduanya sholat maghrib berjamaah. Selesai sholat bersama mereka berjalan ke meja makan untuk menikmati sajian yang disiapkan Irma. Terhidang di atas meja tumis jamur tiram, telur dadar gulung saos manis serta beberapa tempe goreng.

"Katanya nggak bisa masak kamu dek ?" tanya Mufti sembari makan.

"Ahaha ini juga baru belajar dari youtube kok kak. Kamu jadi subjek eksperimenku, kalau gak enak bilang aja ya" ucapnya dengan senyum indahnya. Laki-laki mana yang tak meleleh kalau mendapat senyum perempuan cantik seperti Irma, termasuk Mufti sendiri.

"Not bad kok untuk pemula, you can improve more, mak nyus" ucap Mufti menirukan Bondan Winarno, host acara wisata kuliner di televisi. Lalu ia pun melanjutkan komentarnya, "Asal masaknya pake hati semuanya bakal kerasa enak kok dek, believe it" ada benarnya apa yang disampaikan Mufti. Dengan lahapnya ia menghabiskan makanan yang dimasak sendiri oleh Irma, malahan ia meminta porsi tambahan agar lebih kenyang.

Singkat cerita keduanya telah selesai makan, Mufti mencuci piring kotor yang dipakainya dan dipakai Irma, sementara Irma membereskan makanan yang tersisa dan dimasukkannya ke dalam kulkas supaya masih bisa dimakan keesokan harinya. Sesaat setelah Mufti selesai mencuci piring, Irma menarik tangannya dan berkata, "Kak, sini deh ikut aku..." sambil menggandeng tangan Mufti masuk ke dalam kamarnya.

"Eh mau ngapain dek kok diajak masuk ke kamar segala ?" tanya Mufti dengan ekspresi kebingungan.Padahal sebetulnya hanya pura-pura saja.

"Lah jadi dikasih surprise nggak ?" tanyanya dengan senyuman yang menggoda. Konon menurut agama, iblis sering menggoda manusia untuk berbuat dosa lewat senyuman perempuan. Iman Mufti pun goyah, ia hanya pasrah apa yang akan terjadi.

Benar saja, dengan sedikit berjinjit Irma mencium bibir Mufti. Pagutan itu begitu mesra dilakukan kedua insan yang berbeda gender ini. Seperti tak mau kalah Mufti pun membalas ciuman yang diinisiasi Irma. Bibirnya yang tipis terasa lembut bagaikam sutra. Lidah mereka saling menginfiltrasi satu sama lain.

Kedua insan ini kini bergelut di atas ranjang. Payudara Irma digerayangi olehnya dari luar kaos yang dikenakannya. Sementara Irma berusaha melepas kaos yang dikenakan oleh Mufti sehingga nampak lah tubuh atletis yang membuatnya horny. Setelah puas saling berciuman, kini bibir Mufti mencium leher jenjang Irma. Terdengar nafasnya tak karuan karena rangsangan yang diberikan oleh kakak tingkatnya ini. Ya, ruang kamar Irma menjadi saksi bisu atas kelakuan keduanya yang sebetulnya tak punya hubungan asmara.

"Dek, bajumu kubuka ya..." ucapnya meminta izin, padahal ia langsung melepaskan kaos yang dikenakan Irma hingga melewati kepalanya.

Tubuh bagian atasnya kini hanya ditutupi dengan bra berwarna tosca yang menyangga payudara indah Irma. Dengan lihai Mufti melepaskan kaitan bra yang ada di punggung Irma, dengan menyungkil bagian tengahnya bra itu berhasil dilolosi dan bongkahan payudara Irma kini telah terbebas. Di saat yang hampir bersamaan, dengan gestur yang sudah tak grogi Irma melepaskan sabuk dan kancing celana jeans yang dikenakan Mufti. Seperti sudah tahu maksud perempuan cantik ini Mufti pun segera melepaskan celana jeans beserta celana dalamnya. Kontol Mufti tampak mengacung begitu gagahnya seakan memperlihatkan pada Irma bahwa : Ini bisa memuaskanmu lho. Hal yang sama dilakukan oleh Irma dengan melucuti celana pendek yang dikenakannya, namun ia tak melepas underwear.

Saat Mufti akan melepaskan celana dalam yang dikenakan Irma, buru-buru dicegahnya, "Kak, please jangan dilepas lagi. Aku takut ketagihan..." ucapnya memelas. Birahi Mufti yang awalnya memuncak tinggi kini menurun drastis, ia kemudian merebahkan diri di samping Irma bertelanjang bulat. Memang dara jelita ini agak sulit untuk disetubuhi Mufti, tapi bagi Mufti no force to making love, terutama sejak diberi 'pelajaran' oleh Bu Puspa. Toh dalam konteks serupa tapi tak sama, membooking perempuan panggilan ada etikanya, jangan jadikan perempuan obyek seksualmu.

Mengerti betapa kesalnya Mufti, Irma merapatkan tubuhnya pada senior yang diidolakannya ini. Ia pun berkata dengan pelan, "Kak, yang kumaksud surprise bukan kayak kemarin. To be honest kak, aku sempet ngerasa bersalah sama Rio sama apa yang kita lakuin kemarin. Tapi aku juga sayang banget sama kakak, I want to improve my skills for you. You can see that I learn to cook kan ? Hiksss" pecahlah tangisnya sesaat setelah berbicara panjang. Hati Mufti pun tersentuh, ia merangkul pundak Irma dan mengelus lembut kepalanya. Lelaki mana yang tega melihat perempuan menangis.

"Dek, kamu lakuin apapun yang pengen kamu lakuin. You have freedom absolutely. Kalau kamu mau pakai bajumu pakai aja" ucap Mufti menenangkan namun tegas, namun gadis cantik ini hanya menggelengkan kepala.

"No, I'm not mean that. Kakak masih inget kan kalo kemarin aku masih payah ngasih blowjob ? I want to improve that tonight" ujar Irma dengan tatapan yakin, air matanya sudah tak mengalir dari bola mata indahnya. "Just do it dek" Mufti mempersilahkan.

Irma menggeser posisinya, kini ia berada di antara kedua kaki Mufti, dikecupnya kepala 'junior' kebanggan seniornya ini. Perempuan cantik yang juga mahasiswa berprestasi ini memasukkan penis yang sedang digenggamnya ke dalam mulutnya. Mulut Irma terasa penuh oleh batang kenikmatan Mufti yang cukup gemuk ini. Dia berbaring dan menikmati sepongan junior kampusnya ini, sesekali Mufti melihat skill yang ditunjukkan Irma. Seperti yang dibayangkan, rasa linu menyelimuti penis Mufti berkat blowjob yang diberikan Irma.

Irma mengeluarkan kemaluan Mufti dari dalam mulutnya. Bibir tipisnya kembali mengecup lembut penis senior kampusnya, ia ingin memainkan tempo. Kulumannya lalu menuruni hingga pangkal penis Mufti. Suaranya terdengar cukup kencang, mirip dengan orang yang sedang menjilati es krim. Di sela-sela sepongan ini, Mufti merapikan rambut panjang Irma sambil menyaksikan wajah pasangannya yang sedang berada diantara kakinya.

"Awwhh...hmm....enak banget" desah Mufti yang dijawab dengan lirikan Irma. Mufti mendesah keenakan karena improvement yang ditunjukkan kekasih sahabatnya itu saat memainkan penisnya. Ukuran penis Mufti yang berukuran 15 cm itu bisa dimasukkan hingga pangkal, artinya penisnya masuk hingga dalam kerongkongan Irma. Saat ia melepaskan mulutnya, torpedo milik pasangannya malam ini pun sudah berlumur cairan penis dan ludah dari Irma. Saat ia mengocok penis sang lelaki, rasanya sangat licin serta rasanya jauh lebih nikmat daripada masturbasi yang dilakukannya sendiri. Merasa tak tahan dengan kenikmatan yang dirasakan penisnya, Mufti memohon, "Stop dulu sayang...Mmmhh". Menuruti permintaan seniornya, Irma berhenti memberikan handjob dengan tempo kencang pada pasangannya.

"Aku suka blowjob mu dek, nggak kena gigi sama sekali. Beda dari kemarin. Belajar darimana kamu ?" kata Mufti diikuti rasa penasaran.

"Dari bokep hehehe" jawabnya blakblakan.

"Terusin dek, sampe aku crot..." pintanya pada Irma. Tak perlu dijawab karena ia mulai mengulum kembali penis Mufti. Kepalanya naik turun mengulum penis Mufti begitu cepat. Bahkan jari lentiknya dengan nakal memainkan testis Mufti yang terlihat lucu di mata Irma.

Mata Mufti terpejam, kakinya begitu tegang, tanpa sempat memberi aba-aba ia berteriak, "Ohhh...dek.....ahhhhh" desahnya panjang tanda ejakulasi pun tanpa sengaja Mufti menyentakkan penisnya lebih dalam. Lebih dari 15 menit ia mampu bertahan. Kaget dengan cairan yang asing bagi mulutnya, Irma berlari ke kamar mandi dan segera dimuntahkan sperma Mufti dari mulutnya.

"Ihhh....nggak bilang-bilang kalo mo keluar ! Asin rasanya tau. Kak Mufti jahat !" rajuknya kemudian mengembungkan pipinya. Melihat kelucuan Irma, Mufti tertawa lalu mencubit pipi halusnya. "Makasih ya dek" ucapnya kemudian mengecup kening Irma.

Setelah waktu menunjukkan Pukul 21.00, Mufti pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya. Meskipun tadi penisnya belum berhasil penetrasi menjebol keperawanan Irma, namun ia senang karena Irma makin jago memuaskannya. Setidaknya dapet enak kan ? Walaupun tak sesuai ekspektasi.

*****
POV Bu Puspa

Puspa Amanda Putri a.k.a Dosen Pembimbing

Tak bisa kulupakan kejadian tadi pagi. Bisa-bisanya aku tertangkap basah melakukan tindakan bodoh. Mungkin di dunia ini hanya aing satu-satunya dosen pembimbing yang nyepong titit mahasiswanya pagi sebelum sidang, gelo sia pus. Entah kenapa sejak kehadiran Mufti di hidupku aku begitu sulit mengendalikan nafsu. Memang aku memiliki pandangan yang liberal bagi warga negara berkode telepon +62, akan tetapi selama 11 tahun karirku sebagai pengajar baru pertama kalinya aku bercinta dengan mahasiswa bimbinganku sendiri. Memang dilihat secara hukum tak bisa dipandang sebagai kesalahan, toh suka sama suka, tapi secara etis apakah pantas seorang dosen yang terhormat melakukan hal berbau seksual di kampus ? Dilihat dari manapun tetap tidak etis.

Apa karena orgy kemarin sehingga aku tak bisa mawas diri ? Ya, bisa jadi sih. Meskipun aku pernah melakukan itu di Belanda dan Australia saat melanjutkan studi, namun itu terjadi kala aku berada di bawah pengaruh alkohol. Tapi aku tetap bisa menempatkan diri sepantasnya saat di kampusku pada saat itu. Nampaknya aku harus berpikir ulang jika diundang untuk melakukan hal gila bersama 'Partai Gimana Mau Teteh'. Meskipun ada resiko tersendiri.

Sejujurnya aku yakin kalau Fitri tidak akan buka mulut karena aku memegang kartu As. Toh kalaupun tersebar, pihak yayasan dan rektorat tidak akan berani memberi sanksi, karena mereka mendapat donasi yang cukup untuk pembiayaan universitas dari jaringanku. Jika dilihat dari sisi baik, pesta seks yang terjadi lalu bisa menjadi pijakan bagi Mufti untuk masa depannya. Itulah yang kuinginkan. Tak hanya membuatnya jago dalam urusan ranjang namun juga soal membangun jejaring karir atau bisnis yang menguntungkannya.

Ah sudahlah, pikiranku sudah ngaco kemana-mana. You should sleep well pus. Aku sudah terlelap dalam alam mimpi.

*****

3 Hari Kemudian

POV Penulis


Sudah setengah jam lebih Mufti menunggu Fitri di Stasiun Bandung. Hanya itu satu-satunya pilihan karena bookingan tiket KA Harina menuju Semarang ada di tangan Fitri. Tentu tak logis jika ia bisa melewati boarding pass dan menunggu di dalam sebagaimana penumpang bertiket.

Fitriana Ambarini

Sekitar sepuluh menit kemudian Fitri baru tiba di lobby stasiun. Nampak dari kejauhan langkah kakinya begitu cepat seakan terburu-buru. Mufti pun menghampirinya dan meminta bookingan tiket untuk dicetak. Tepat setelah selesai tercetak mereka bergegas untuk masuk melewati boarding pass dan menaiki KA Harina yang sudah menunggu di jalur 2. Di kelas eksekutif keduanya duduk, Fitri duduk di dekat jendela sementara Mufti di sebelahnya.

Ada rasa canggung diantara Mufti maupun Fitri. Bohong saja kalau OTT yang tak sengaja dilakukan Fitri tak membuat malu Mufti, pun ada rasa sungkan di hati Fitri. Setengah jam setelah kereta ini berangkat mereka hanya diam membisu seolah tak kenal satu sama lain, terlebih Fitri dengan khusu' nya mengenakan headset, entah apa yang didengarkannya.

Bukan Mufti namanya kalau tak bisa mencairkan kebekuan, "Fit, tadi kenapa kamu telat ?" tanyanya basa-basi.

"Hehe biasa lah muf, namanya juga cewek barang bawaan banyak. Pasti kamu ngerti lah, wong punya cewek. Rumahku juga kan agak jauh, di Cibiru" terangnya sesaat setelah melepas headset.

"He...aku single lho ya. Belum ada yang mau sama aku fit" pancing Mufti.

"Lah Bu Puspa ?" tanyanya penasaran.

"HTS mungkin. Dia kan udah punya pacar, dosen di Singapore" jawab Mufti. Ia mencari cara agar tidak terjebak pada topik relasi antara Bu Puspa dengannya, dengan secepat kilat Mufti mengalihkan pembicaraan soal penelitian dan pengambilan data di Pemprov Jateng. Fitri begitu antusias jika diajak bicara mengenai topik riset ini, seolah tubuhnya diisi baterai yang tahan lama hehehe.

Malam ini mereka habiskan di dalam KA Harina, hingga pukul setengah enam pagi kereta sudah tiba di Stasiun Semarang Tawang. Keduanya segera turun dan memesan taksi online untuk mencari sarapan yang direkomendasikan Mufti, ia begitu familiar dengan kota ini karena menghabiskan masa putih abu-abu disini. Pun tempat makan yang dipilihnya dekat dengan hotel tempat mereka menginap.

Tak begitu lama perjalanan, taksi online sudah sampai di warung soto yang dipilih Mufti. Soto Selan yang seporsinya hanya lima ribu rupiah mereka nikmati untuk mengisi perut kosong Mufti dan Fitri. Setelah menghabiskan makanan dan membayar, keduanya berjalan menuju hotel. Sesampainya disana keduanya menuju resepsionis menunjukkan bukti pesanan, dimana ada dua kamar yang akan dipakai masing-masing oleh Fitri dan Mufti.

Saat melihat komputernya resepsionis pun berbicara dengan manajer hotel. Dari raut muka mereka menampakkan ada masalah yang terjadi. Manajer hotel pun langsung berbicara kepada Mufti dan Fitri, "Bapak ibu sebelumnya mohon maaf, dua kamar yang dipesan sedang direnovasi. Kami pun sudah memberi tahu pihak aplikasi, nampaknya mereka lupa memberi tahu bapak dan ibu. Bagaimanapun ada keteledoran dari kami, sebagai kompensasi kami menawarkan sebuah kamar yang satu-satunya tersisa untuk tiga hari ke depan dan kami akan mengembalikan pembayaran untuk kamar yang satunya".

"Fit, gimana nih ? Aku ora kepenak kalau jawab" ucapnya lirih sambil menyenggol lengan Fitri. Memang seharusnya saat memesan kamar Fitria harus mengonfirmasi pada pihak hotel agar hal seperti ini tak terjadi.

"Untuk sementara ini gak apa-apa pak, biar nanti dia nginep dimana gitu. Tapi kalau ada kamar yang available besok atau lusa tolong kabari ya. Karena kami berdua hanya rekan kerja pak" jawab Fitri tanpa emosi. Untuk apa juga emosi wong pihak hotel memberi kompensasi yang baginya cukup layak.

"Terima kasih bu atas pengertiannya, atas nama hotel kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini" ucap si manajer lalu Fitri mengambil kartu yang digunakan sebagai kunci pintu kamar. Dengan santainya ia melenggang menuju kamar dan Mufti membuntutinya dari belakang dengan rasa heran. Laki-laki ini begitu surprised melihat ekspresi Fitri yang datar-datar saja.

Sesampainya di dalam keduanya meletakkan tas, Fitri berkata, "Muf, kamu mandi aja duluan. Nanti pas giliranku kamu keluar dulu ya..." begitulah permintaannya pada Mufti.

"Sendiko dawuh Bu Nyai" jawabnya sambil menirukan gaya santri. Melihat tingkah konyol Mufti, Fitri hanya tertawa tak merasa ada unsur penghinaan.

"Nanti ke pemprov jam berapa fit ?" tanya Mufti mengenai agenda hari ini.

"Aku sih udah janjian jam sepuluh, makanya buruan mandi biar gak buru-buru" seru Fitri. Tanpa membuang waktu lagi, Mufti langsung masuk ke kamar mandi. Di bawah pancuran air hangat ini, Mufti kembali berpikir, kok Fitri begitu tenang ditempatkan sekamar dengannya ?

Ada Apa Sebenarnya ?

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd