Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Binalnya Istriku Dewi.

PART 87

POV SUAMI

Kami pun sampai di rumah. Anak-anak yang kecapean pun langsung tertidur. Begitu juga Dewi padahal saya sempat minta jatah tapi beralasan lelah. Tinggalah saya sendiri bengong di depan tv. Sebenarnya Anis dan Hanum adalah 2 alternatif oke untuk melampiaskan hasrat seksual saya, tapi karena saya sedang merasa tidak nyaman dengan Anis saya harus mencari alternative lain.
Sambil melihat-lihat hp dan galeri photo tak sengaja sampai di photo-photo para istri tukang yang pernah suaminya kirimkan melalui wa, sempat terlintas untuk mendatangi Uli lagi tapi tentu mencoba yang lain lebih excited buat saya. Saya pun melihat-lihat photo para istri tuknng yang hampir semuanya setengah badan sesuai permintan saya sama mereka. Ada satu yang menarik perhatian. Berambut panjang dan memiliki dada cukup montok serta kulit putih dan wajah chuby. Saya pun harus menelusuri pesan wa untuk mengetahui ini istri siapa.

Setelah dapat saya pun langsung senyum-senyum sendiri.
Saya pun segera mengirim sebuah pesan kepada seseorang bernama Jais. Tak ada jawaban, saya biarkan sambil menonton tv. Akhirnya setelah 15 menit muncul jawaban yang isinya seperti ini.
Jais:”maaf pak, bisa hari senin atau hari sekolah saja pak, soalnya ada anak-anak saya di rumah” balasnya.
Saya pun segera membalas pesan Jais.
Saya:”Tidak bisa, Senin gua kerja, gua maunya sekarang” balas saya.

Cukup lama tidakl dibalas, mungkin dia lagi diskusi dengan istrinya. Balasan pun datang kembali.
Jais:”Bisa pak, 1 jam lagi”
Saya pun tidak membalas tapi langsung bersiap-siap, alamat semua tukang sudah ada di tangan saya. Saya pun mengirim pesan wa ke istri saya memberi tahukan saya akan pergi ke mana.
Setelah itu saya pun menghubungi Donatus. Karena hari Sabtu dan saya di rumah memang mereka saya liburkan.

Tak lama Donatus pun datang membawa motornya bersama Pangkur.
Saya:”Pangkur, kamu standby di sini, saya dan Donatus mau pergi”
Pangkur:”Siap bos”
Saya pun segera menaiki mobil saya diikuti Donatus. Kampi pun segera melaju meninggalkan rumah saya.

Saya:”Eh Pak, makasih atas obat ramuannya, ampuh, tapi bener hasil maksimal bisa saya dapatkan setelah dua minggu?
Donatus:”Seharusnya begitu bos, hasil maksimal sesuai target kemaren setelah dua minggu seperti kata pembuatnya, saya yakin tidak meleset, ramuannya terbukti ampuh, saya dan teman2 sudah membuktikan, harga tidak bohong bos, harga sesuai kualitas”
Saya:”Ok”
Kami pun tak lama sampai di sebuah perkampungan yang tidak terlalu jauh dari komplek tempat tinggal saya. Kami pun sempat berkeliling mencari rumah yang dimaksud akhirnya ketemu juga, sebuah rumah panggung yang hanya ada satu rumah gedong di sebelahnya. Sebelahnya lagi kebun singkong. Segera saya parker di halaman rumah yang sangat luas. Meski rumahnya sederhana tapi terlihat kokoh dan bersih serta cukup besar, mungkin karena yang punya seorang tukang bangunan.

Kami berdua pun segera turun dan menuju pintu rumah yang tertutup rapat.
Saya pun segera mengetuk pintu beberapa kali dan tak lama pintu dibuka. Sepertinya Jais saya tidak terlalu familiar dengan wajahnya kebetulan saya Cuma meminta photo para istri saja hanya security saya yang memphoto mereka, data di saya sudah hilang.
Jais:”Oh Pak Dendi, kirain masih belum akan datang” ucapnya.
Saya pun ingat dia meminta saya waktu satu Jam, mungkin sekarang masih tersisa lebih dari 45 menitan.

Saya tidak menjawab dan hanya diam saja. Jais pun tak serba salah dan mempersilahkan kami berdua masuk.
Kami pun segera masuk dan duduk di ruang tamu yang cukup bersih furniture yang ada pun cukup lengkap dan bagus. Kami duduk di sofa. Sementara ku lihat di depan tv di ruangan yang cukup luas sedang duduk dua anak-anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Yang perempuan mungkin kakaknya karena terlihat dari ukuran badanya mungkin keduanya masih sekolah sd.

Jais:”Tunggu sebentar ya pak, saya minta istri saya buatkan minum” ucap Jais sambil tergopoh-goph meninggalkan kami menuju ke belakang ya mungkin sebuah dapur. Tak lama dia kembali dan duduk di kursi depan saya. Kepalanya menunduk, sepertinya dia takut atau bagaimana. Dia bersikap sangat sopan terhadap kami sedikit berbeda dari Suhada.
Tak lama datang seorang perempuan muda ya sesuai dengan di photo berdada montok dan berwajah chubby. Yang mengejutkan dia hanya memakai handuk keluar dari dapur dengan rambut basah sambil menenteng baki dan kue.

Perempuan ini ternyata cukup pendek mungkin tak jauh beda dengan tinggi ida, body pun mirip pantatnya besar dan dada besar juga. Mata saya dan Donatus pun jelalatan. Kulitnya putih bersih dan pasti masih sangat muda meski anaknya sudah cukup besar mungkin mereka menikah di usia muda.
Jais:”Ini saya pak, namanya Neneng” ucap Jais. Neneng hanya menundukan kepala dan menaruh baki di meja. Pasti dia tidak nyaman karena selain kami pandangi terus dia tahu lelaki di depannya akan segera menyetubuhi dia.

Lalu terlihat Neneng memberi isyarat ke suaminya entah apa maksudnya dan suaminya hanya menganguk dan neneng pun berlalu meninggalkan kami tanpa mengatahkan sepatah katapun dan masuk ke sebuah kamar yang Cuma di tutur gorden panjang. Pintunya tidak di tutup.
Jais:”Maaf istri saya baru selesai mandi, belum sempat dandan bapak sduah keburu datang, sambil menunggu istri saya selesai dandan silahkan di minum dulu seadanya” ucap Jais.
Jadi ini mungkin maksud jais minta waktu sejam lagi.Sebenarnya tak ada masalah sama sekali dia tidak dandan karena habis mandi dia sudah tercium wangi dan membuat saya terangsang berat.

Saya dan Donatus pun meminum air putih yang sudah disediakan.
Donatus berbisik kepada saya.
Donatus:”Pak Bos, obat tahan lamanya sudah di minum kan” suaranya sangat pelan hampir tak terdengar.
Saya pun hanya mengangguk saja.
Saya:”Bisa saya melakukannya sekarang, tidak masalah dandan atau tidak buat saya” ucap saya yang memang sudah tidak tahan lagi.
Donatus pun tampak menahan tawa.
Jais:”aduh, tunggu sebentar pak, saya ke kamar dulu”
Setengah berlari jais pun pergi meninggalkan saya dengan Donatus.

Anak-anak mereka tampak cuek dan asyik menonton tv sambil makan. Bentuk rumah memang memanjang, ruang tamu los dengan ruang keluarga dan lurus ke dapur tapi dapur ada pintu dan sekat.
Donatus:”Wah bos dah gak tahan ya, saya pun ingin kalau bisa mencicipi hehe”
Saya:”Sesuai perjanjian Cuma saya Pak, sorry”
Donatus:”Sip, gampang saya mah haha” Donatus tertawa tapi segera menutup mulutnya begitu Jais datang kembali.

Jais:”Ya udah pak, silhakan, biar saya menunggu di sini sama Omnya”
Saya:”Mungkin saya agak lama, tidak apa2?
Jais:”Santai saja pak” ucapnya sopan.
Saya pun segera berdiri dan berjalan menuju kamar istrinya Jais dengan santai.
Tanpa mengetuk karena pintu memang tidak di tutup saya pun menyibakan gorden dan masuk ke dalam.
Tampak istri Jais yaitu neneng sedang duduk di tepi kasur di dalam kamar yang berukuran cukup kecil dan hanya diterangi lampu 5 watt. Jendela sudah ditutup semua menjadi penerangan tampak samar-samar.

Meski tidak berukuran besar kamarnya tetap terlihat nyaman dan bersih.
Neneng ternyata belum mengenakan pakaian. Badanya hanya ditutupi kain sarung yang digulung tepat di atas dadanya. Tapi tampak dia sudah mengenakan bh berwarna hitam. Mungkin dia tidak sempat pakai baju karena saya buru-buru masuk.
Neneng: silahkan duduk dulu kang” ucapnya sambil menundukan kepalanya entah segan atau apa yang pasti perasaannya tidak karuan karena harus melepaskan kehormatannya sebagai seorang istri kepada saya.

Neneng:”Kang maaf, sebelum mulai, saya boleh bilang sesuatu? Ucapnya tanpa mengahadap kan wajahnya kepada saya. Kepalanya tetap tertunduk.
Saya:”Ia, memang mau bilang apa?
Neneng:”Saya siap melayani akang di kasur, tapi, egh tolong jangan dibawa ke yang berwajib kasus istri akang yang udah digadabah sama suami saya, akang janji kan, anak-anak abdi masih kecil pisan kang”
Saya kira dia mau ngomong apa.
Saya:”Ya sesuai perjanjian, kalau ditepati tidak akan saya bawa ke polis” ucap saya.

Neneng:”Ya udah kalau gitu, akang bisa mulai, tapi maaf saya belum selesai dandan” ucapnya.
Berkali kali kata maaf terlontar tapi saya senang karena berbeda dengan uli si neneng lebih pasrah dan suaminya pun mau bekerjasama.
Saya:”Tidak apa, tanpa dandan saja kamu sudah membuat kontol akang berdiri” ucap saya sambil membetulkan posisi celana panjang jeans yang saya kenakan. Saya pun tidak ragu-ragu dalam bersikap seperti terhada Uli karena sikap neneng dan Jais yang lunak.Neneng tidak menolak seperti Uli, dia sadar kesalahan suaminya dan konsekuensi yang harus dia terima.

Neneng seolah paham, dia pun bangkit dari ranjang kayu yang kami dudukkin.
Dia menghampiri saya dan berjongkok di depan saya. Posisi jongkok dia pun begitu terbuka. Dia menaikan kain sarung yang menutup tubuhnya sampai di atas lutut. Posisnya yang menangkang membuat saya bisa mengintip ke dalam selangkangannya yang hanya dibalut celana dalam warna merah marun.
Kontol saya pun semakin mengeras saja di dalam celana saya.

Neneng:”Kang, saya buka ya” ucapnya dan tangannya segera bergerak membuka sabuk yang saya kenakan dan kemudian dia membuka resleting celana saya. Neneng pun kemudian menarik turun celana jeans saya. Mata tampak terfokus ke gundukan di selangkangan saya yang Cuma tertutup celana dalam saja.
Setelah menarik lepas celana saya Neneng pun berdiri dan menggantung celana saya di gantungan baju tak jauh dari sebuah lemari pakaian.
Lalu dia kembali jongkok di depan di selangkangan saya.

Dia pun mengelus kontol saya yang sudah mengeras di balik celana dalam saya.
Neneng:”Kayaknya besar banget kang” ucapnya dengan suara bergetar.
Saya hanya diam saja membiarkan Neneng yang bekerja.
Neneng:”Saya lepas ya sempaknya kang” ucap Neneng tanpa menunggu jawaban saya diapun menarik turun celana dalam saya. Kontol saya yang kni sudah sangat berbeda dari sebelumnya pun langsung mencuat, jauh lebih besar dan lebih panjang dari sebelumnya dan menjadi sedikit kehitaman entah ada pengaruh ramuan yang saya beli dari orangnya Donatus, sesuai saran istri saya memang ingin memperbesar dan kalau bisa lebih atau palaing tidak sama dengan ukuran kontol si David atau si Julian di mana kata istri saya kontol mereka adalah kontol terbesar yang perna masuk ke memeknya. Menurut istri saya ukuran kontol saya sudah mendekati punya mereka tapi masih kalah hanya panjangnya yang menurut istri saya sudah melebihi milik mereka tapi masih kalah di diameter.

Neneng tertegun melihat kontol saya, dia hanya memandangi kontol saya yang memang saya lihat seperti begitu gelap entah juga karena cahaya lampu yang redup.
Neneng:”Badag pisan kontolna akang” sambil melihat saya sejenak dan kembali focus ke kontol saya.
Saya hanya diam menunggu apa yang akan diperbbuat oleh Neneng.
Neneng perlahan mengulurkan tangannya dan mulai mengocok pelan kontol saya. Kontol saya seketika semakin keras saja.

Neneg:” udah heuras pisan (banget) kontolna akang, mau langsung ewean bae? Tanya neneng sambil menatap saya.
Saya:”Isep dulu, kalau saya tidak suka buru-buru” ucap saya.
Neneng tidak menjawab tapi mendekatkan wajahnya ke kontol saya. Di kocoknya lagi beberapa kali dan di urutnya buah zakar saya dengan tangan satunya. Lalu dia membuka mulutnya dan mulai mengisap kepala kontol saya Cuma dikeluar masukan sebatas kepalanya saja.
Neneng kemudian meludahi kontol saya.
Neneng:”Badag pisan kang, kontolna, neneng rada sieun (agak takut), bisa robek memek Neneng “ ucapnya sambil wajahnya menunjukan rasa khawatir dan kembali mengocok kontol saya.

Neneng:”Neneng isep ya kang, tapi jangan di dorong nanti pas di mulut saya” ucapnya dan saya paham maksudnya. Saya hanya menganggukan kepala saya saja.
Neneng pun membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukan kontol saya lagi lalu di memajukan kepalanya untuk menelan batang kontol saya tak tak sampai setengahnya dia sudah mengeluarkan kontol saya kembali.
Neneng:”Udah badag kanjutnya panjang pisan” ucap neneng dan kembali memasukan kontol saya.
Neneng tidak terlihat terlalu kikuk melakukannya sedikit membuat saya heran padahal dia sedang menghisap kontol orang yang bukan suaminya.
Saya:”Neng, Kontol saya kontol ke berapa yang pernah kamu isap?
Neneng:”Yang kedua akang, saya Cuma main sama suami, tapi saya dan suami sering lihat film bokep, jadi hubungan saya gak kuno-kuno amat, saya gak terlalu kalah dech sama anak-anak sekarang” ucapnya dan kembali memasukan kontol saya.

Isapan neneng pun terasa nikmat pertanda dia sudah biasa juga menghisap kontol suaminya.
Neneng kemudian mengeluarkan kontol saya lagi dan menjilati lubang kencing saya.
Saya rasa cukup sudah, saya pun bangkit dan memegang bahu Neneng agar berdiri. Neneng pun berdiri dan saya segera memeluknya. Saya melumat mulutnya dan kami pun berciuman. Neneng tidak ragu-ragu untuk melayani saya berciuman. Sambil berciuman saya pun menarik sarung yang membalut tubuhnya hingga terlepas.

Neneng kini hanya menyisakan pakaian dalam saja.
Sambil berciuman tangan saya segera turun ke pantatnya yang bahenol dan meremas-remas pantatnya Neneng.
Neneng:”mmmmmppz..uggghu…uggggh”
Saya pun menarik lebih tepatnya menyeret Neneng naik ke dipan/ranjang yang terbuat dari kayu. Saya segera menindih Neneng dan kembali mencium bibirnya. Saya sedikit terkejut ketika menindih Neneng ranjang seperti goyang dan menimbulkan bunyi cekit-cekit. Mungkin agak rapuh atau karena badan saya yang terlalu besar.

Saya lihat ternyata ada bulu-bulu halus di ketiak Neneng meski tidak terlalu lebat. Saya pun menyentuhnya dengan telujuk saya dan neneng langsung kegelian.
Neneng:”Aaaawh geli kang, neneng belum sempat cukur, akang datangnya terlalu cepat”
Saya tak menghiraukan ucapan Neneng tapi segera mendaratkan lidah saya di ketiak Neneng.
Neneng:”Awwwh geli uughh” neneng pun menggeliat dan agak berontak. Rajang kembali bergoyang membuat saya sedikit khawatir. Tapi birahi lebih tinggi membuat saya tak terlalu lagi memperdulikan. Saya terus menjilati ketiak kiri neneng sambil kini tangan kiri saya mengeluarkan kedua susu Neneng dari dalam beha dia. Teteknya memang besar dengan puting yang cukup besar pula panjang hitam kecoklatan mungkin sering disedot oleh suaminya.

Neneng:”aaagh ampun kang, geliii” ucap Neneng ketika saya berpindah ke ketiaknya yang sebelah kanan dan menjilatinya. Saya kini sudah menindih Neneng secara penuh dan menahan badan saya dengan sikut tangan kanan.
Saya:”Jangan terlalu berontak nanti ranjangnya roboh” ucap saya kepada Neneng karena terasa ranjang bergoyang seperti mau roboh.
Neneng:”Ia, sebelumnya gak gini mungkin tadi ada yang patah” ucapnya.

Saya pun meneruskan menjilati ketiak Neneng. Sebuah cupangan saya daratkan di ketiak kanan Neneng hingga tampak bulatan warna merah.
Neneng:”aagh, segala ketek dicupangin uughhh”
Saya tak menghiraukan dan terus menjilati ketiak Neneng yang harum mungkin karena habis mandi hingga bulu-bulu ketiaknya tampak mengkilap.
Setelah puas dengan ketiak Neneng, jilatan saya turun ke lehernya. Karena sedikit tidak nyaman dengan posisi sekarang saya menarik Neneng sehingga kini posisi kami saling berhadapan. Tangan saya berpindah meremas-remas pantat besarnya yang masih terbungukus cd warna merah.

Saya pun kembali menjilati leher dan belakang telinga. Mulai terdengar rintihan dari Neneng.
Beberapa cupangan saya daratkan di lehernya neneng.
Saya pun turun ke dadanya. Segera saya caplok susu kananya. Neneng pun tampak menggerakan tangannya untuk melepas bhnya yang kekecilan di mana kaitannya ada dipunggung. Saya pun membantu Neneng melepas branya. Meski sebenarnya kedua susunya sudah saya keluarkan dari bra, mungkin Neneng merasa tidak nyaman.
Neneng pun melempar bh dia ke lantai.
Saya pun segera merebahkan neneng kembali dan kini saya sudah menghisap puting susunya yang kanan yang sudah mengacung keras.

Neneng:”aaaaah, akang enak uuuuhhhh…uuhhhh”
Cukup lama saya menghisap pentilnya. Meski tidak ada asinya tapi pentilnya yang besar membuat saya suka menghisapnya.
Kali ini Neneng hanya diam dan pasrah saja tanpa melakukan pergerakan apapun.
Sambil tetap menindihnya tangan saya pun menggeser paha Neneng agar melebar dan Neneng pun segera melebarkan kedua pahanya. Dengan posisi konvensional segera saya mengarahkan batang kontol saya ke memeknya Neneng tanpa membuka celana dalam dia, hanya saya geser ke kanan.

Neneng tampak sedikit memejamkan matanya begitu merasakan kontol saya mulai menyundul-nyundul memeknya.
Neneng:”Pelan-pelan kang, kontolna gede banget, nanti memek neneng robek” ucapnya.
Saya tak menghiraukan tapi segera mempaskan kontol saya dengan lubang memek neneng menggunakan tangan kiri saya.
Setelah saya rasa pas, saya pun mulai mendorong secara perlahan-lahan. Neneng tampak menggigit bibir bawahnya sambil menahan nafas.
Saya cukup kesulitan karena ternyata memang susah masuk. Saya pun menarik keluar kontol saya dan tangan saya segera memainkan itilnya Neneng untuk mendapatkan lebih banyak pelumas.

Neneng:”uuugh…ugggghuh…,Neneng lepas cangcut dulu ya kang biar leluasa” ucap neneng sambil tiba-tiba bangkit lalu melepas celana dalam merahnya. Neneng pun kembali merebahkan badannya.Saya segera menindihnya kembali dari samping dengan hanya menumpangkan satu kaki saya di atas kedua paha Neneng.
Saya pun kembali memainkan itil neneng sambil mulut saya bergantian menghisap pentil susu Neneng bergantian kiri dan kanan.
Memek Neneng pun terasa semakin basah.

Neneng:”Aaagh…uuuh enak Kang, itil neneng enak digituin aaaagh”
Saya pun mencoba memasukan satu jari saya ke dalam memeknya Neneng dan saya colokan keluar masuk. Cairan Neneng pun sudah semakin banyak.
Saya pun mencabut jari saya dan segera saya menindih Neneng. Neneng pun segera melebarkan kedua pahanya karena menyadari saya akan segera menyetubuhi dia.

Dengan tangan kiri saya pegang kontol saya dan saya arahkan tepat di lubang memeknya Neneng.
Neneng:”Pelan-pelan takut memek Neneng robek, kalau robek kasihan suami neneng” ucap Neneng.
Saya tak menjawab hanya tersenyum sambil menahan birahi. Sudah saya bayangkan pasti jepitan memeknya akan begitu kuat.
Setelah pas di gerbang memeknya Neneng, saya pun mulai mendorong kontol saya. Perlahan kontol saya pun memasuki memeknya Neneng.
Neneng:”uugh gede banget kang kontolna uuugh”
Saya:”Uugh seretnya memek kamu neng” ucap saya sambil menahan nafas saya dorong kuat-kuat kontol saya ke memeknya Neneng”
Neneng:’aduuuh sakiiiit uuuugh” teriaknya cukup kencang tanpa sadar.

Terdengar suara anak-anak rebut dari luar sambil bertanya “mamah kenapa” lalu terdengar suara Jais.
Jais:”Mamah gak kenapa-kenapa lagi masuk angin dipijit sama om, kalian nonto aza jangan masuk ke kamar, nanti ganggu” terdengar suara Jais setengah berteriak kepada anak-anaknya.
Saya pun terdiam dan membiarkan kontol saya berdenyut-denyut di dalam memeknya Neneng.
Di luar pun tak lagi erdengar suara apapun hanya suara siaran tv saja.

Sementara Neneng masih menutup mulutnya karena kaget teriakan kerasnya mengejutkan anak2nya yang sedang menonton tv tak jauh dari kamarnya di mana dia sedang akan mulai disetubuhi.
Saya:”Saya lanjutkan ya Neng”
Neneng:”Ia kang, maaf abis perih banget memek Neneng, abis kontolnya akang gede banget jauh dibanding punya suami neneng, maaf yang kang hampir saja kita ketahuan anak-anak neneng kalau lagi ngentot, untung mereka gak jadi masuk ke kamar” ucap Neneng sambil melepaskan tangannya yang sebelumnya menutup mulutnya.

Saya:”akang entot ya?
Neneg:”Ia kang pelan-pelan ngentot nenengnya, biar memek neneng menyesuaikan dulu dengan ukuran kontol Akang” ucap Neneng kembali.
Saya pun menuruti permintaan neneng, saya mulai menggenjot memek Neneng secara pelan-pelan. Meski begitu ranjang berderit cukup kencang apalagi sepertinya ada baut yang lepas jadi biar pelan bunyi cekot-cekot begitu nyaring.

Neneng:”uuugh..uughhh kang uuung” rintih neneng sambil kedua tangannya berpegangan di bahu saya.
Memek Neneng memang begitu menjepit, entah karena ukuran memeknya yang memang sempit atau karena kontol saya sudah jauh bertambah gede dari sebelumnya.
Plook..ploook..plooook..
Saya pun mulai meningkatkan kecepatan entotan saya di memeknya Neneng. Saya pun segera mendekatkan wajah saya di wajah neneng dan segera saya lumat bibirnya. Tubuh kami kini sudah lebih rapat lagi dan kedua tangan Neneng kini memeluk punggung saya.

Neneng membalas ciuman saya mesti matanya terpejam dan saya lihat ada sedikit lelehan air mata mengalir dari kedua matanya menuruni pipi chubinya.
Neneng:”emmmpz…empppppzzz”
Saya masih melumat bibirnya. Sejenak saya menghentikan genjotan kontol saya dan bertanya kepada Neneng.
Saya:”Kamu menangis neng?
Neneng:”Gpp Kang, Udah entot lagi aza neneng” ucapnya tapi suaranya sedikit terisak. Walalaupun saya tahu kenapa Neneng menangis saya pun menanyakan kembali sambil kembali menggenjot memeknya Neneng.

Saya:”Kenapa kamu nangis Neng, saya kan gak nyaman ngewein kamu sambil kamunya nangis, saya seperti memperkosa kamu” ucap saya walau dalam hati sich saya tidak perduli.
Neneng:”uuugh…uugh tiba-tiba saja air mata neneng keluar kang, ya namanya neneng harus digagahi oleh laki2 yang bukan suami neneng, neneng tiba-tiba sedih uughh…aaaaghh tiba-tiba sedih neneng sudah kehilanan kehormatan neneng dirampas sama akang uuuugh” ucap Neneng sambil sesekali meleguh karena saya meningkatkan genjotan saya di memeknya.

Saya:”Kalau suami Neneng tidak memperkosa istri akang, keadaan sekarang gak bakal terjadi” ucap saya sambil semakin mempercepat sodokan kontol saya di dalam memeknya istrinya Jais.
Neneng:”ia kang, makanya Neneng bilang gpp, ini karena kang Jais suami neneng sudah ngagadabah istri akang uuugh”ucap neneng sambil mengelap air mata yang masih mengalir di kedua pipinya.
Ploook…ploook…ploook..
Sodokan saya sementara itu semakin cepat saja membuat kepala Neneng beberapa kali terlonjak ke belakang.

Neneng:”uuugh enak kang aaah…aaaaah neneng gak kuat” ucapnya cukup keras dan segera menutup mulutnya karena sadar suaranya cukup kencang dan pasti terdengar keluar kamar.
Saya pun menarik tangan Neneng yang menutup mulutnya dan segera saya lumat bibirnya.
Neneng pun segera membalas ciuman saya.
Neneng:”eeemmmmmppppz.***aaak.kuuuaaaat eemmmmz..emmmmpz” Neneng pun mengerang dan saya merasa badannya mengejang.

Saya pun segera mempercepat genjotan saya tanpa memberi kesempatan Neneng untuk bernafas.
Neneng:”eempz..emmmpz.aaaahhh”
Plook…plooook…plooook…
Genjotan saya semakin cepat saja dan detritan ranjang semakin kencang dan ranjang terasa lebih berguncang dari sebelumnya.

Neneng:”ampun uuugh gak kuat uuugh” ucap Neneng begitu saya melepaskan lumatan saya di bibirnya.
Lalu tiba-tiba Bruuuuk…. Ranjang yang kami gunakan untuk bersetubuh roboh menimbulkan bunyi yang cukup keras dan pasti mengagetkan orang yang ada di luar. Neneng pun spontan berteriak kaget, bukan karena kesakitan jatuh karena kami masih berasa di kasur yang berukuran tebal tapi tentu kaget karena ranjang sampai roboh.
Neneg:’aaaaaaw…aaaaa” teriak neneng denga wajah sedikit pucat dan kini kami sudah berada di bawah.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki dari luar setengah berlari menuju kamar, terdengar nyaring karena lantai terbuat dari papan kayu.
Sementara saya yang lagi nanggung kembali menggenjot memeknya Neneng.
Neneng:”Aaagh kang stoop uuugh” ucap Neneng sambil sedikit berontak seperti hendak melepaskan badanya dari saya. Lalu terdengar suara seorang anak perempuan.

Anak perempuan:”Mamah kenapa, ranjangnya roboh, koq mamah ditindih, itu kanjutnya si Om koq masuk ke momok mamah? Pertanyaan beruntun keluar dari seorang anak perempuan yang merupakan anak dari Neneng yang tdi pasti berlari masuk ke dalam kamar yang hanya ditutup oleh kain gorden. Saya pun menoleh dan ternyata tak hanya anak perempuannya anak laki-lakinya ada di sebelahnya pula.
Saya masih saja menggenjot memeknya Neneng dan Neneng pun hanya bisa pasrah kepergok lagi disetubuhi oleh yang bukan suaminya oleh anak-anaknya.

Neneng:”adu kang berhenti dulu ngewein nenengnya, malu ada dilihatin anak neneng”
Saya:”Tanggung, bentar lagi saya keluar” ucap says yang malah mempercepat genjotan saya. Neneng pun melotot kepada saya tapi tak bisa apa-apa karena tubuhnya kecil hanya bisa pasrah mengangkang dan saya genjot.
Neneng:”anu neng, ini momok mamah, anu uuhhh aaah kamu belum ngerti, uuugh kang jais sini cepat” teriak neneng sedikit kesal apalagi saya malah semakin mempercepat entotan saya di memeknya.

Saya pun melihat dengan sudut mata saya Jais masuk dan tampak ragu-ragu sambil menunduk sementara kedua anaknya bengong melihat ibunya sedang saya entot.
Neneng:”Kang bawa anak-anak keluar, masa dia ngeilhatin mamahnya lagi dientot, uugh kang berhenti dulu atuh ngewe nenengnya”ucap Neneng sewot sambil berontak tapi saya tidak mau berhenti malah menggenjotnya lebih cepat karena mau keluar.
Saya:”Aaagh saya gak kuat neng”
Neneng:”aduh ampun…uughhhh…ughhhhhh, akang malah bengong, bawah anak-anak keluar atuh, malu neneng diewe depan anak2” ucap Neneng dan matanya mendelik.

Terdengar Jais berbicara sesuatu kepada kedua anaknya tapi saya tidak focus hingga tidak bisa mendengar jelas dan sepertinya mereka segera keluar kamar.
Saya:”aaagh akang gak kuat uuugh” ucap saya sambil membenamkan kontol saya dalam-dalam ke memek Neneng. Sementara Neneng semakin melebarkan pahanya dan saya pun mengejang begitu juga neneng. Sprema saya pun mengisi memeknya Neneng dengan derasnya.
Crooot…crooot…crooot..
Neneng:”aaagh…aggghh…aaagh…aaagh..aaaaaaah” desahan neneng di setiap semprotan sperma saya.
Kami lalu terdiam hanya nafas kami yang saling bersahutan dan kontol saya masih berkedut beberapa kali meski tidak ada sprema lagi yang dikeluarkan begitu juga memek Neneng yang seperti memijat kontol saya.

Neneng:”uugh berat kang, tolong dicabut aza kontolna, memek Neng linu, kontol akang masih keras banget” ucapnya.
Saya pun segera berguling ke samping Neneng dan kami pun masing2 sudah terlentang di atas kasur di mana pondasi ranjangnya sudah roboh berantakan.

Neneng:”Kontol akang koq masih meuleugeung? Ucap Neneng sambil matanya mengamati kontol saya yang masih tegak mengacung ke atas.
Saya:”Biasa, kalau Cuma sekali si Jalu belum puas” ucap saya sambil mengusap-usap kontol saya, tentu saja ini efek dari jamu yang saya minum sebelum menggagahi istrinya Jais.
Neneng:”Oh, eh kenapa sich tadi akang tidak mau berhenti waktu anak neneng masuk kamar, malu tau ditonton anak sendir lagi dientotin” ucap Neneng dengan muka serius dan tampak cemberut.
Saya:”Abis lagi enak-enaknya, memek kamu nikmat banget, akang sudah mau keluar, jadi tanggung akang terus ngentot kamu, maaf ya lagian kalau akang cabut pasti kamu lebih malu, anak-anak kamu bisa lihat memek kamu yang lubangnya terbuka hehe” ucap saya asal jawab.

Neneng pun menarik nafas panjang.
Neneng:”Ya sudah Cuma malu banget, iya juga sich pasti memek aku kemana-mana, kontol akang sich gede banget, pasti istrinya puas banget, ranjang pakai roboh segala”ucap Neneng sambil kepalanya melihat ke sekeliling kami yang tampak berantakan.
Saya:”Goyangan kamu terlalu kuat neng, jadinya ranjang sampai roboh”
Neneng:”Gak ke balik, tapi ya udah gampang biar kang Jais yang benerin nanti”
Saya:”Masih capek gak, siap ronde kedua, kontol akang ini masih belum puas” ucap Saya sambil mengurut-ngurut kontol saya yang tetap keras.

Neneng:”Kontolnya kayak monster aza kang, udah gede panjangnya sampai rasanya nyodok ke Rahim neneng, udah gitu masih aza gaceng, tapi neneng masih capek, memek neneng juga linu, maaf ya kang istirahat sebentar”
Saya:”Ya udah gpp” ucap saya sambil memiringkan badan saya dan segera mencaplok susu kiri Neneng.
Neneng:”Uugh kang, neneng masih cape, sampai dua kali keluar aaaghhh, stop dulu” ucap Neneng sambil mendorong kepala saya.
Saya pun melepaskan susunya Neneng.
Neneng:”Maaf kang, saya mau keluar sebentar, mau ada yang saya omongin sama kang Jais” ucap Neneng.

Saya:”Mau ngomong apaan emangnya, mau bilang ke suami kamu kalau kontol akang lebih gede dari dia atau akang minta nambah?
Neneng:”ih akang, dia udah liat sendiri kali tadi gedenya kontol akang waktu ranjang runtuh di masuk liat memek aku lagi disumpal kontol kamu, udah ah sebentar ya” ucap Neneng yang segera bangkit dan mengambil sarung yang tadi di pakainya dan hendak segera keluar dari kamar.
Plaaak…
Saya pun memberi tamparan di pantat montoknya.
Neneng:”aaaw, bikin kaget aza” ucapnya melihat saya sejenak dan mengusap-usap pantatnya sendiri.

Saya kembali menarik Neneng.
Saya:”Duduk sebentar ya” ucap Saya. Neneng pun menurut dan sedikit bengong. Saya pun langsung berdiri dan mengambil dompet dari saku celana saya. Saya keluarkan 10 lembar uang seratus ribuan dan saya kisihkan ke Neneng.
Saya:”Ini untuk baiki ranjang” ucap saya sambil mengulurkan uang ke Neneng, tentu saja itu lebih dari cukup untuk sekedar baiki kayu ranjang yang patah. Tapi saya terhitung puas dengan apa yang diberikan Neneng, berbeda dengan Uli yang penuh penolakan.
Neneng:”Gak usah kang, akang gak laporkan suami saya ke polisi sudah untung” ucapnya
Saya:”Ya anggap karena saya puas dengan memek kamu” ucap saya memaksa Neneng untuk menerima uang dari saya.

Neneng:”Tapi saya bukan pelacur, banyak banget lagi uangnya” ucapnya tapi mengambil uang dari tangan saya.
Saya:”Saya gak anggap kamu pelacur tapu saya balas dendam” ucap saya tegas.
Neneng pun mengangguk dan tak berani menatap saya.
Neneng pun berdiri dan saya sempat meremas kembali pantat dia. Neneng berusaha menghindar dan setengah berlari menuju pintu.
Saya pun hanya bengong dan membiarkan neneng pergi.
Cukup lama Neneng pergi hampir 10 menitan.

Lalu Neneng pun membuka gorden dan masuk ke dalam dan kemudian menarik pintu untk menutup kamar. Rupanya ada pintunya juga sekilat tidak kelihatan.
Neneng:”Biar gak ke ganggu lagi kang, jadi tenang kita ena-ena gak terganggu anak saya lagi” ucap Neneng sambil tersenyum genit. Padahal tadi dia sempat nangis waktu awal-awal saya entot.
Neneng tampak membawa dua buah gelas dan poci yang sepertinya berisi minuman. Dia mengambil meja kecil yang ada di sudut ruangan dan menaruh bawaannya.
Neneng lalu menyeret meja ke arah kasur tempat saya berebah.

Neneng pun duduk di atas kasur yang sudah berada di bawah di dekat saya.
Neneng:”akang gak haus, ayo minum dulu” ucapnya ramah apa mungkin karena sudah saya kasih uang atau memang dari awal dia cukup ramah.
Saya pun duduk di samping Neneng dan tanpa dikomando mengambil gelas dan menuangkan air dan segera meminumnya dan langsung habis setengah.
Neneng:”Kelihatan hausnya hihi, namanya habis ngentot pasti aus” ucapnya.
Saya hanya meliriknya dan tak memberikan komentar. Saya pun meluruskan kedua kaki saya hingga posisi saya kini selonjoran.

Neneng:”Oh, koq jadi agak mengkerut kontolnya hihi, tapi mengkerut juga udah gede banget” ucapnya melihat kontol saya yang memang menjadi layu.
Saya:”Tadi kamu ngomong apa ke suami kamu? Tanya saya kepada Neneng.
Neneng:”malah balik nanya” ucapnya tanpa menjawab pertanyaan saya tangannya segera memegang kontol saya dan mengocoknya.
Neneng:”langsung aza keras, padahal baru dipegang hihi” ucapnya.

Saya hanya diam saja membiakan Neneng melakukan tugasnya.
Neneng:”Tadi Neneng bilang ke suami aku masih lama, kita mau ngentot lagi, terus saya kasihkan juga uang ke kang Jais, juga saya minta kang jais jagain anak-anak jangan sampai masuk lagi kayak tadi” ucapnya sambil mengocok-ngocok kontol saya yang sudah mengeras kembali.
Saya:”Terus udah bilang kalau kontol akang lebih gede dari kontol suami kamu” ucap saya menggodanya.
Neneng:”aku bilang memek aku sakit, linu, perih, abis kontol pak Dendi gede banget, aku bilang gitu ke suami aku” ucap Neneng sambil membungkukan badannya dan mulai menjilati kontol saya.

Saya pun memejamkan mata saya ,menikmati jilatan neneng sambil tangan saya meremasi susu kirinya yang paling dekat ke saya.
Saya:”Udah Neng, kontol akang dari tadi juga udah keras banget ini” ucap saya.
Neneng:”Mau ewean lagi sekarang?
Saya hanya menganggukan kepala saya dan langsung merebahkan badan saya.

Neneng pun paham keinginan saya. Dia segera menaiki kedua paha saya dan mulai menempelkan kontol saya di bibir memeknya.
Dia pun segera maju mundur tanpa memasukan kontol saya ke memek dia.
Neneng:”Saya gesek-gesek dulu aza yang kang, abis kalau gak basah pasti memek neneng perih banget kena sodok kontol akang” ucapnya.
Saya tidak menjawab tapi kedua tangan saya segera meremas-remas kedua susu neneng yang bergelantungan.
Tak lama saya pun merasakan memeknya Neneng basah begitu bergesekan dengan kontol saya.

Neneng pun sudah mengatur posisi dan memegang kontol saya dan mengarahkan ke lubang memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya sambil mengigit bibir bawahnya. Kontol saya pun perlahan ditelan oleh memeknya Neneng. Saya hanya diam saja senganja membiarkan Neneng yang mengambil kendali.
Neneng:”uuugh badag pisan aaagh sakit memek Neneng jadinya” ucapnya tapi akhirnya tertelan juga hampir lebih dari separoh kontol saya. Memang tidak bisa masuk semuanya.
Neneng:”Mentok kontolna kang,aaaaggggh gak bisa masuk semuanya ke memek aku” ucapnya
Neneng pun segera naik turun meski perlahan.
Ploook…ploook..plooook…

Semakin lama memek Neneng pun semakin basah saja.
Neneng:”Aaagh enak aaagh, enak uuugh ewean sama yang kontolnya gede aaaah” ucap Neneng sambil naik turun di atas badan saya.
Saya pun segera bangkit dan mendekap Neneng. Mulut saya segera mencaplok susunya. Beberapa gigitan kuat saya daratkan di teteknya sebagai bukti saya sudah menggagahi istrinya Jais.

Neneng:”aaagh gigitnya kuat banget ugggh, banyak merah-merah nich di nenen neneng” ucapnya protes tapi segera saya lumat bibirnya dan kami berciuman.
Gerakan naik turun neneng pun semakin cepat dan memeknya terasa semakin basah sehingga kontol saya lebih mudah keluar masuk memeknya.
Neneng:”Uugh penuh banget aaah memek aku uuuugh kesentuh semua dinding memek neneng sama kontol akang aaaagh”
Neneng pun tiba-tiba saja mengejang dan gerakannya melemah. Rupanya dia sudah keluar.

Saya pun membaringkan Neneng di kasur dan kembali memasukan kontol saya.
Neneng:”aaagh lemes uughhhh”
Ploook…plooook…plooook…
Saya tidak memperdulikan omongan Neneng, saya segera menggenjotnya sepenuh tenaga.
Neneng:”aaagh…aaaagh gak kuat aaaagh”
Saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya dan crooot…crooot…crooot
Kembali sprema saya mengisi memeknya Neneng.
Saya:”hhhuhhhh…uuughhh” saya pun mendengus beberapa kali sementara neneng pun mendesah di setiap semportan sprema saya yang sebenarnya sudah tidak sebanyak tadi tapi kedutannya tak kalah banyak dari sebelumnya meski tak mengeluarkan lagi sprema.
Saya pun segera mendekap Neneng dan melumat bibirnya. Neneng pun membalas lumatan saya dan lidah kami saling bertautan dan bertukar air liur.

Cukup lama kami melakukannnya sampai Neneng merasa beban tubuh saya semakin berat baginya.
Neneng:”uugh berat kang, turun dulu atuh, eh tapi koq kontol akang masih keras aza”
Saya:”Ewean lagi yuk” ucap saya.
Neneng:”Aku capek banget, akang sengaja ya make obat mau nidurin saya?
Saya pun hanya menjawab dengan senyuman.

Neneng:”ampun berat kan, lagian memek aku udah kebas” ucapnya.
Saya pun berguling ke samping Neneng dan kontol saya pun masih keras seperti sebelumnya.
Neneng pun segera memegang kontol saya dan mengocok-ngocoknya dan mulai terasa ngilu.
Neneng:”Mana ada kontol masih keras aza setelah keluar pejunya tanpa pakai obat” ucapnya dan saya hanya diam saja.
Neneng:”Niat banget ngewein bini orang pakai minum obat segala “ ucapnya lagi.
Saya:”Ya udah istirahat sebentar, saya masih mau ngewe memek kamu sekali lagi” ucap saya dengan nada keras menunjukan siapa yang berkuasa.
Neneng tampak sedikit kaget dengan ucapan saya.

Neneng:’ehmaksud aku bukan gitu kang, ia, bentar neneng minum dulu” ucapnya sambil bangkit dan mengambil gelas di atas meja lalu minum.
Neneng pun memberi gelas saya dan saya pun bangkit dan segera minum.
Neneng:”memek saya enak ya kang hihi”
Saya:”Ia, makanya saya mau puas-puasin mumpung bisa nikmatin memek bini orang” ucap saya.

Neneng pun kembali merebahkan badannya dan melebarkan kedua pahanya.
Neneng:”Ya udah kang, kita ewean lagi yuk”
Saya:”Bangun, nungging, saya mau ngewe kamu dari belakang”
Neneng dengan sedikit terlihat malas menuruti permintaan saya dan seger menungging.

Saya pun segera mendekat dan memegang pantatnya. Saya tarik dan saya segera mengarahkan kontol saya ke memeknya.
Blessss… kontol saya pun segera masuk ke memek neneng yang masih basah oleh cairan dia dan sprema saya.
Neneng:”aaaaaaghhhh asup lagi kontooool” erang Neneng begitu kontol saya kembali menerobos memasuki memek dia.
Ploook…plooook…ploook..
Saya pun segera menggenjot memek neneng dengan posisi doggy style.
Neneng:”uuugh…sampai ke Rahim Neneg kang kontolnya uuughh”

Lalu saya setengah memeluk Neneng dan kedua tangan saya meremas-remas kedua susu Neneng yang bergelantungan.
Neneng:”aaaaah habis nich Neneng diewe sama akang uughhh” ucap Neneng meracau.
Kepala Neneng beberapa kali terdongkak waktu saya menyodokan kontol saya dengan keras.
Cukup lama saya menyetubuhi Neneng dengan posisi tersebut sementara Neneng malah sudah dua kali orgasme sampai rambutnya basah begitu juga punggungnya oleh keringat dan terlihat sangat lelah. Saya pun meminta ganti posisi dan Neneng saya minta kembali terlentang.

Segera saya pun menyetubuhi Neneng lagi dengan posisi konvensional.
Saya pun merasakan sudah mau keluar. Genjotan saya pun semakin cepat dan tak beraturan.
Neneng:”Aaagh…uuughhh…ugghhhhh” Neneng hanya bisa meleguh sepertinya tenaganya juga sudah terkuras habis.
Saya pun sudah tidak tahan lagi.
Saya:”Aaagh akang mau keluar lagi uuuuhgh” ucap saya sambil menekan kontol saya dalam-dalam sampai mentok dan masih tersisa sebagian kontol saya karena tidak dapat masuk semua.

Neneng:”aaagh ampun…uughhh..uughhh” Neneng pun kembali mengejang hampir bersamaan dengan saya.
Saya merasakan semprotan dari dalam dan kontol saya pun berkedut tapi sepertinya sedikit sekali sprema yang keluar dan rasa kebas segera melanda kontol saya meski masih terasa pijatan-pijatan kecil dari memeknya Neneng di kontol saya.
Saya segera berguling dan tampak kontol saya masih keras dan mengkilap tapi rasa kebas begitu kuat saya rasakan.

Neneng sempat melirik kontol saya sebentar dan kemudian memejamkan kedua matanya.
Kami berdua pun terdiam cukup lama karena tenaga kami sama-sama terkuras.
Sampai akhirnya Neneng membuka pembicaraan.
Neneng:”Kang, kalau mau mandi ada di belakang kamar mandinya, akang gak akan ngewein Neneng lagi kan?
Saya:”Nggak, saya juga sudah capek, gak perlu nanti saya mandi di rumah saja” ucap Saya.

Neneng:”Ia, neneng juga capek banget, lemes, kontol akang itu masih ngaceng aza, obatnya kuat banget efeknya”
Saya tidak menjawab hanya memukulkan kontol saya ke pahanya Neneng.
Neneng:”Ih ampun, udah gede panjang lagi hihi, geli tahu, entar ularnya pengen masuk agi ke momok aku” Ucap Neneng sambil meremas-remas kontol saya.
Saya:”Saya istirahat dulu gpp kan?
Neneng:”Ya gpp kang, anggap saja rumah sendiri, istri yang punya rumah aza sudah akang anggap istri sendiri hihi” ucap Neneng terus2san menunjukan sikap genit.

Saya:”Neng, istri akang kan diperkosa sama 9 orang, sama dengan dinodai 9 kali, nah kamu Cuma akang nodain 1 kali saja” ucap saya.
Neneng:”Apanya yang satu kali, akang kan tadi ngentotin saya lebih dari sekali, berkali-kali” ucap Neneng sambil menatap saya dan memiringkan badannya.
Saya:”Maksudnya bukan begitu, tapi sekali pertemuan saja” ucap saya.
Neneng:”Maksudnya akang mau datang lagi? Tanya Neneng dengan raut muka yang sedikit berubah.
Saya:”Ya, rencana awalnya sich Cuma sekali, tapi kalau enak saya mungkin datang lebih dari sekali” ucap saya santai.

Neneng:”Tapi saya gak mau melakukannya di rumah lagi kang, takut kejadian kayak tadi ketahuan anak2” ucapnya.
Saya:”Ya kenapa sich gak di tutup pintunya? Ucap saya.
Neneng:”Ya, biasanya juga gitu, Cuma tiba-tiba aza ranjang pakai roboh dipake ngentot, lagi akang ada anak saya masih aza saya dientot” ucpa Neneng sengit.
Saya;”Kan udah saya bilang kalua dicabut heunceut kamu kelihatan sama anak-anak kamu” ucap saya.
Neneng:”Ia juga, tapi kalau akang datang lagi, biar tenang saya maunya di hotel aza” ucap Neneng sok nawar segala, bilang aza mau nginep di hotel.

Saya:”Gak masalah, nanti akang kabarin kalau akang jadi datang lagi, suami kamu gak perlu tahu kan?
Neneng:”Ya harus tahu, kalau gak tahu namanya kita selingkuh kang,ini kan bukan perselingkuhan, saya sedang menjalani hukuman atas perbuatan suami saya” ucap Neneng.
Saya:”Terserah kamu dech, yang pasti dia setuju gak setuju harus setuju”
Neneng:”Ia, dia takut koq, pasti setuju aza” ucap Neneng.

Neneng:”Memang akang sudah balas dendam sama siapa saja selain sama kang Jais suami saya?
Saya:”Baru Jais sama Suhada saja” ucap saya.
Neneng:”Kang Suhada? Yang istrinya ustazah Uli?
Saya:”Ia, koq kamu seperti kaget? Tanya saya sambil melirik Neneng sebentar, saya tak mau lama-lama melihatnya takut nafsu lagi, bukan karena kontol saya tak mau keras tapi justru keras terus, tapi rasanya sudha kebas dan badan saya juga sudah lelah.

BERSAMBUNG…
 
Bimabet
PART 88

POV SUAMI
Masih bersama Neneng
Saya:”Ia, koq kamu seperti kaget? Tanya saya sambil melirik Neneng sebentar, saya tak mau lama-lama melihatnya takut nafsu lagi, bukan karena kontol saya tak mau keras tapi justru keras terus, tapi rasanya sudha kebas dan badan saya juga sudah lelah.

Neneng:”Agak kaget, itu baru aza atau sudah lama?
Saya:”Udah lama mungkin lewat dua bulanan, saya lupa” ucap saya
Neneng:”Berarti waktu memimpin pengajian minggu kemaren, ustazah Uli sudah dalam keadaan ternoda, bukan wanita suci lagi toh” ucap Neneng seperti bicara sendiri.
Saya:”memang kenapa?
Neneng:”Minggu kemaren saya ikut pengajian di rumah tetangga di pimpin ustazah Uli, malah udah 4 kali kalau dalam 2 bulan, semua dipimpin Ustazah Uli, tapi kelihatannya ustazah Uli biasa saja”
Saya:”Biasa gimana? Tanya saya belum mengerti.

Neneng:”Ya, tidak seperti perempuan yang habis dinodain orang, dia tetap terlihat biasa saja, ya namanya habis dinodain apalagi dia ustazah pasti ada perubahan prilaku, tapi dia terlihat normal, atau mungkin karena dia ustazah kali ya, dia bisa menyembunyikannya” ucap Neneng.
Saya:”Kalau kamu? Saya lihat kamu juga biasa saja sebelum dan sesudah saya gagahi, Cuma sempat nangis tadi sebentar”
Neneng:”Ia, saya berusaha tegar saja pak, saya dan suami sudah sepakat ini kesalahan suami saya jadi kami harus terima konsekuensinya” ucap neneng.
Saya:”Berarti Uli berpikiran sama juga” ucap saya.
Neneng:”Ia juga kali ya, tapi apa dia gak malu masih mengajari kita ngaji, ceramah, memimpin ngaji sementara dia sudah melakukan persetubuhan di luar nikah sama akang” ucap Neneng.
Saya:”Dia kan terpaksa waktu saya setubuhi, jadi yang dosa saya bukan dia, lagian kalau dia berubah sikap orang malah curiga” ucap saya.

Neneng:”ia juga, tapi ya pintar banget dia menyembunyikannya, saya dan kang Jais memang lagi memperhatikan semua istri-istri temannya yang ikut memperkosa istri akang, kami pengen tahu siapa saja yang sudah menerima balasan dari akang, jadi kami ngira kami yang pertama, karena semua terlihat normal” ucap Neneng.
Saya:”Oo..gitu, baru kamu sama istri Suhada, yang lainnya segera, sebenarnya setelah Uli akan segera saya lanjutkan tapi kemaren2 saya sibuk” ucap saya.
Neneng:”Waktu kang Dendi melakukan dengan bu Ustazah, apa bu Ustazah pasrah seperti saya atau gimana kalau boleh tau? Tanya Neneng.
Saya:”Boleh koq kamu tahu, tapi kenapa kamu pengen tahu? Tanya saya.
Neneng:”pengen tahu aza”

Saya:”Mereka berbeda sekali dari kalian, baik Suhada maupun si Uli secara sikap mereka sangat berbeda dengan yang saya dapat dari kamu dan Jais” ucap saya.
Neneng:”berbeda gimana Pak? eh kang” ucapnya sambil tangannya mulai mengocok-ngocok kembali kontol saya sambil menindihkan sebelah pahanya di paha saya.
Saya:”Ya kalau kalian ramah, mereka kelihatan tidak suka dengan saya, tapi saya tidak perduli, rencana balas dendam tetap jalan” ucap saya. Saya pun memiringkan badan dan segera mencaplok susu kanan milik Neneng.
Neneng:”aaw, koq nenen aku dicaplok uuhhhhh” ucap Neneng dan mempercepat kocokan di kontol saya. Apakah Neneng kembali bernafsu, libido saya pun mulai kembali naik meski kontol saya terasa kebas.

Neneng:”uugh lanjutin ceritanya kang, apa ustazah Uli melawan saat akan mau setubuhin, terus akang melakukannya di rumah kang Suhada atau di mana? Tanya Neneng sepertinya penasaran sekali atau entah ada maksud lain sehingga dia begitu kepengen tahu.
Saya:”Saya datang ke rumah mereka, saya memang ingin meniduri istri mereka di rumahnya masing-masing seperti yang mereka lalukan terhadap istri saya” ucap saya. Tangan saya mulai meremas-remas susu Neneng, pantat dia dan mulai meraba-raba memeknya lagi.
Neneng:”Cabak itilna kang aaaah enak, eh terus gimana si Uli waktu mau akang tidurin? Tanya Neneng lagi.
Saya:”Koq kamu pengen tahu sekali? Atau kamu kurang suka sama ustazah Uli? Selidik saya karena tadi Neneng memanggil ustazah Uli dengan sebutan Uli.

Neneng:”Ia gitu, aku tuch paling sering diceramahin sama si Ustazah Uli, padahal aku salah satu yang paling rajin ikut pengajian dia walau rumah dia jauh dari rumah saya beda Rt juga, tapi di depan yang lain paling sering dia nyindir karena aku sehari-hari sering pakai pakain sexy, rok mini sok suci banget dia padahal dia ternyata sudah ternoda, sudah akang rampas kehormatannya” ucap Neneng yang mulai membuat saya paham.
Saya:”Oh gitu, ia dia nangis-nangis gitu minta damai tapi dia gak mau akan tidurin, enak aza”
Neneng:”Terus..terus, akang paksa dia? Tanya Neneng lagi antusias.

Saya:”Ya saya paksa dia, sempat akang kasihan malah sempat akang tunjukin video waktu suaminya memperkosa istri akang kalau tidak salah, walau dia nangis akang tetap lanjutkan”
Neneng:”si ustazah Uli melawan waktu akan mau ngentotin dia? Tanya Neneng.
Saya:”Sedikit melawan, lebih banyak nangis tapi pelan, dia takut ke dengaran sama anaknya, ya ujung-ujungnya pasrah”
Neneng:”Oh, akhirnya akang berhasil ngagadabah ustazah Uli? Tanya Neneng lagi sambil menjilati kedua puting saya yang membuat saya merasa teramat geli tapi juga terangsang, apalagi itu adalah kelemahan saya.
Saya:”ia, akhirnya akang berhasil juga memasukan kontol akang ke memek si Ustazah Uli” ucap saya.

Neneng:”uugh, enak gak memeknya ustazah Uli kang, masih rapet gak?
Saya:”Ya enak, apalagi memek curian, memek bini orang ustazah juga” jawab saya semakin ngaco juga karena saya semakin terangsang oleh perlakuan neneng.
Neneng:”Tahu rasa tu ustazah, memeknya dibobol kontol akang, sebenarnya malas neneng ikut pengajian dia karena diceramahin mulu, tapi kang Jais mendorong saya untuk terus ikut pengajian” ucap Neneng lagi.
Saya:”aaagh gak kuat Neng, masukin ke memek kamu ya”ucap saya, karena kontol saya sudah begitu keras dan ingin menemukan sarangnya.

Neneng tidak menjawab tapi segera mendorong saya hingga terlentang. Dia segera mengangkangi saya dan memegang kontol saya dan diarahkan ke memeknya yang tampak merekah dan jembutnya mengkilap karena basah.
Neneng:”Bonus kang, udah mau cerita tadi, Neneng masukan ke memek ya kontolnya aa” ucapnya.
Saya yang sudah sange segera menganggukan kepala saya.
Perlahan Neneng pun menurunkan pantatnya dan kontol saya segera tertelan oleh memeknya meski tidak semuanya masuk.
Neneng:”Aaagh dalem banget, panjang kontoool nusuk sampai Rahim uuugh” ucap Neneng sambil mengerang dan segera dia naik turun di atas saya.

Neneng:”Aaagh kang, waktu akang entot si Ustazah Uli nangis? Tanya neneng sambil menggenjot kontol saya.
Saya:”Ia dia nangis Neng uugh” ucap saya kurang focus. Meski awalnya terasa kebas tapi pelumas yang keluar dari memek Neneng dan jepitan memeknya membuat semakin lama semakin nikmat.
Neneng:”Remes susu aku kang aaaghhh” ucap Neneng sambil menarik kedua tangan saya dan menaruhnya di kedua payudaranya. Saya pun segera meremas kedua susunya Neneng.
Neneng:”uuugh…uughhh…terus kang, peju akang di keluarkan di memek Ustazah Uli atau di luar? Tanya Neneng lagi.
Saya:”Akang keluarin di dalam memeknya Neng uuughhh” ucap saya sambil terus meremas kedua susunya Neneng.

Neneng:”uuugh, sayang sepertinya dia lagi gka subur ya kang? Waktu ketemu perutnya gak kelihatan melendung” ucap Neneng
Saya:”Saya mau datangin dia lagi, nanti saya hamilin Ustazah Uli buat kamu” uca[p saya.
Neneng:”uuugh itumah maunya akang atuh uuuh”ucap Neneng.
Saya:”Tapi kamu seneng kan kalau uli hamil oleh saya? Tanya saya.
Neneng:”Hihi uuugh ia kang, puas kalau dia hamil bukan oleh suaminya uuugh kontooool enak mau keluar aaaagh” teriak neneng dengan suara kencang yang tanpa dia sadari.

Saya pun segera mengambil alih kendali dari bawah dengan saya sodokan kontol saya secara continue di memeknya Neneng.
Plooook..plooook…plooook…
Neneng:”aaagh gak kuat a, neneng keluar uuughhh” Neneng pun ambruk dan mengejang.
Saya yang merasa sedikit susah keluar segera membalik badan Neneng hingga di bawah dan segera saya genjot tanpa memberi kesempatan dia bernafas.
Neneng:”Uugh ampun aaaah, nyeri memek aing aaaagh…aaaaagh” teriak Neneng lagi-lagi dengan suara kencang yang saya yakin betul terdengar sampai ke luar ruangan.

Setelah berusaha keras saya pun mengejang meski saya yakin sedikit sekali sprema yang keluar tapi kontol saya berkedut dengan kencang dan lama.
Saya:””aaaaaagh neng uuuuugh” teriak saya dengan suara kencang juga sambil menjejalkan kontol saya dalam-dalam di memeknya Neneng.
Neneng:”aaagh ampun robek memek Neneng aaah, gede pisan kontolna uuughhh” erang neneng dan kembali mengejang. Lagi-lagi teriakannya cukup kencang tanpa dia sadari.

Saya segera berguling ke samping Neneng karena kontol saya kembali terasa kebas dan sedikit ngilu meski masih cukup tegang tapi tidak setegang dan sekeras sebelumnya.
Neneng:”Akhirnya uuugh kontol akang ngulapes juga gak kajung terus setelah berkali-kali dijepit sama memek aku” ucapnya meski ngos-ngosan sambil meremas-remas kontol saya.
Saya:”uuugh ngilu neng, jangan keras-keras” ucap saya.
Neneng:”Gemes abisnya hihi, ini kontol sudah menodai Neneng dan ustazah Uli, merampas kehormatan kami sebagai istri dan seorang ibu, kontol badag, suka ngerusak momok bini orang, untuk momok aku gak robek beneran hihi” ucap Neneng.
Saya hanya mesem sambil mengatur nafas saya.

Neneng:”Eh ngomong-ngomong akang ngewein ustazah Uli berkali-kali juga seperti ngewein aku? Tanya Neneng lagi.
Saya:”Ia, sama saja” ucap saya pendek.
Neneng:”Pasti pakai obat juga, biar kontol akang meuleugeung terus kan? Niat banget ngobok-ngobok momok bini orang hihi” ucap Neneng sambil sesekali meremas kontol saya yang kini sudah melemas.
Saya tak menjawab hanya mesem saja.
Kami pun kemudian terdiam karena merasa teramat lelah.

Setelah cukup pulih saya pun bangkit dan memunguti pakaian saya dan segera memakainya. Neneng hanya melihat saya sambil tetap terlentang.
Saya:”akang pulang sekarang ya neng”
Neneng:”Ia kang, udah puas kan ngagadabah Nenengnya?
Saya:”Puas banget, heunceut kamu nikmat seperti punya istri saya” ucap saya sambil mengambil pakaian dalam Neneng dan segera saya masukan ke saku celana saya.

Neneng:”Kang, kok cangcut sama kutang Neneng diambil? Akang mau pelet Neneng ya?
Saya:”Bukti ke istri saya, kalau saya sudah berhasil membalaskan dendamnya” ucap saya.
Neneng:”Oh, ia. Bukti kalau akang sudah berhasil ngerobekin momok bini orang hihi” ucap Neneng sambil tertawa.
Saya:”Akang pergi ya, kalau akang mau memek kamu lagi, nanti akang kabarin”
Neneng:”Gimana kalau kita main bertiga sama Ustazah Uli kang, Neneng mau lihat betapa malunya wajah Ustazah Uli kalau akan ewe di depan Neneng” ucap Neneng.
Saya:”Wah ide bagus, nanti saya kabarin” ucap saya.

Segera saya pun keluar kamar. Setelah keluar kamar ku lihat Jais sedang duduk sendiri di ruang tamu, tak nampak Donatus dan juga anak-anaknya.
Jais segera menghampiri saya sambil setengah membungkuk dia berbicara kepada saya.
Jais:”Sudah selasai pak?
Saya:”Udah, cepet cek, siapa tahu memek binimu lecet” ucap saya santai.
Wajah Jais seketika memerah mungkin dia marah.

Saya:”Saya pamit ya, ini cangcut sama kutang istrimu yang tadi dia pakai saya bawa sebagai bukti saya sudah berhasil menggagahi istri kamu” ucap saya lagi sengaja ingin membuat panas hatinya sambil menunjukan pakaian dalam istrinya dan segera saya masukan saku lagi.
Jais:”ia pak”
Setelah itu saya pun segera keluar dari Rumah Jais. Tampak Donatus sedang duduk di dipan depan pintu.
Donatus:”Sudah selesai bos?
Saya:”Udah, ayo kita pulang”
Jais:”Gimana mantap gak bos, sampai kedengeran keluar bininya Jais teriak-teriak”

Saya:”Masa, hehe, mantap bro” ucap saya sambil mengangkat jempol saya.
Saya pun kemudian pulang. Di jalan saya lihat sempat ada panggilan tak terjawab dari Ifah. Segera saya pun menelepon Ifah dan mengabari belum bisa ke sana. Sedikit banyak saya sudah cerita situasi di sini supaya Ifah paham dan saya pun harus menghindari murkanya Dewi.


POV WIFE
Saya terbangun dan ku dapat hari sudah sore. Badan saya terasan sedikit lemas setelah tadi pagi melayani Pak Burhan di hotel. Segera saya pun mandi sehingga badan saya menjadi segar. Setelah selesai mandi dan berpakaian saya pun segera mencari suami dan anak-anak. Anak-anak ternyata sedang bermain dengan Hanum di kolam renang. Sambil duduk di gazebo saya pun membuka hp saya dan mendapat pesan dari suami saya.
Saya:”Ugh, tak kira ke mana taunya nyari heunceut hihi” ucap saya dalam hati sambil kemudian tertawa sendiri.
Sambil senderan dan menyaksikan anak-anak bermain air saya pun teringat rencana saya. Segera saya buka hp kembali dan mengirimkan pesan wa kepada Pak Bob.

Saya:”Sore Om, apa kabar? dan send.
Tak perlu menunggu lama segera dapat balasan.
Bob:”Sore honey, tumben nanya kabar saya, kamu kangen ya? Kamu sudah jadi istri orang lho”
Saya:”Ia, aku kangen Om nich, biar sudah jadi istri orang tapi Om tetap bisa kan nikmatin heunceut aku” balasan dari saya begitu vulgar.

Bob:”Kamu bikin saya sange aza sore-sore, kamu kangen kontol Om apa dompet Om nich Dewi?
Saya:”Dua-duanya Om”
Bob:”Wah sayang, saya lagi gak di bandung nich, masih 2 minggu lagi baru balik” balas Pak Bob.
Saya:”Yah” balas saya disertai emo sedih.
Bob:”Wah kamu lagi nyari pelanggan ya, Om carikan temen Om ya, tenang Om carikan yang dompetnya tebel dan kontolnya tebel sesuai selera kamu honey” balasan dari Pak Bob.
Saya:”Agh gak mau, aku maunya Om”balas saya lagi.

Bob:”Ya, saya masih lama baliknya, saya baru punya kenalan ninch pengusaha muda, masih gagah, kamu mau?
Saya:”Sementara nggak, tadinya sich saya mau nawarin Om sesuatu yang indah, tapi ya sudah tunggu Om di balik ke Bandung dech” balas saya lagi.
Bob:”Wah apa itu, kalau benar-benar indah saya bisa pulang cepat?
Saya:”Masa? Tadinya saya mau nawarin heunceut mamah aku, tapi karena Om gak ada di bandung biar lain kali aza atau saya tawarkan orang lain” balas saya lagi.

Bob:”Kamu gak salah ketik kan? “Heunceut mamah “ ?
Saya:”Ia, mau gak, masih fresh, Cuma kontol papah aku yang pernah bersarang di sana” balas saya sambil sedikit berbohong karena kontol suami aku Dendi sudah pernah bersarang juga di memek mamahku.
Bob:”Kamu serius, saya call” balan dari Pak Bob. Lalu muncul notifikasi panggilan video di ponsel saya dan segera saya menerimanya.
Tampak wajah Pak Bob dan backgroundnya seperti di lapangan.

Saya:”Wih langsung nelepon aza nich, kayaknya minat hihi”
Bob:”Kamu tidak sedang ngerjain saya kan, ini saya lagi istirahat main golf sama kawan-kawan, terpaksa saya pergi menjauh dulu”
Saya:”Serius, tapi kan om gak di Bandung”
Bob:”Gampang, besok pun saya bisa pulang”
Saya:”dih segitunya”

Bob:”Kamu serius kan? Gak sedang ngeprank saya”
Saya:”Kapan saya pernah ngeprank Om, serius, kalau Om minat, tapi Om tahu kan usia mamah aku udah gak lagi muda hampir sama lah sama Om”
Bob:”Tak masalah, saya masih penasaran sama ibu kamu, tapi koq bisa saya masih tidak percaya”
Saya:”Kalau mau buktinya nanti hari Sabtu ini, tinggal kabarin alamat hotelnya, Cuma harganya tidak murah”

Bob:”Alah, masalah harga bukan masalah bagi saya, itu saja syaratnya?
Saya:”Harus satu paket dengan saya”
Bob:”Pasti itu, wah gak kebayang saya ngentotin ibu dan anak haha, kalau bisa besok sore pun saya ready”
Saya:”Sabtu, saya bisanya Sabtu sesuai izin suami”
Bob:”Haha, kamu masih izin suami mau melacur”
Saya:”Ia dong, biar jadi keluarga yang rukun hihi”

Bob:”Berapa kamu minta?
Saya:”Nanti saya wa om”
Bob:”Cepat saya gak sabar, ya udah saya mau gabung lagi sama kawan-kawan ini”
Saya:”Idih sampai gak perhatiiin aku, aku abis mandi lho, aku cantik gak? Pasti dalam pikiriannya heunceut mamah aku”
Bob:”Haha, Seperti biasa kamu selalu cantik”

Saya:”Seperti biasa ya, gak luar biasa”
Bob:”Saya tunggu yang luar biasa dari kamu hari Sabtu”
Saya:”siap Om, padahal aku tampil sexy lho” ucap ku sambil menaruh hp ku di dinding gazebo agar lebih banyak bagian tubuhku yang terlihat kamera, aku segera berlenggak lenggok.
Pak Bob tampak bengong dan menelan ludah.

Aku saat itu menggunakan jilbab warna ungu dengan baju tidur tanpa lengan warna putih semi transparan yang panjangnya sampai mata kaki ku.
Saya:”Gimana penampilan aku Om, cangcut aku kelihatan kan dari luar hihi” ucap saya karena dengan gaun yang cukup transparan bayangan cangcut ungu yang ku kenakan tercetak jelas di pantatku.
Bob:”Wah, saya makin gak sabar”
Saya:”Hihi, nich liat ketiak aku Om tetap lebat hihi” ucapku sambil merentangkan kedua tanganku dan mendekat ke kamera sehingga ketiak berbulu saya lebih jelas di kamera.

Bob:”Nakal ya kamu, awas nanti saya jilat habis ketiak kamu” ucap Pak Bob.
Saya:”hihi, ia gak sabar aku om, ketiak aku di jilatin Om, heunceut aku juga gak sabar dijilatin Om hihihi” ucapku makin nakal sambil senganja aku mengangkang ke kamera sehingga pak Bob bisa melihat jelas gundukan memek saya yang terbungkus cangcut warna ungu. Bulu jembut saya yang memang sudah begitu panjang dan belum saya cukur beberapa helai terlihat di sela-selang cangcut yang saya kenakan. Sengaja aku ingin memberi bonus ke Pak Bob.
Bob:”Wahm bisa gak kuat aku uughh, habis dibantai nich, gak konsen lagi main golf” ucapnya.
Saya:”gak konsen kenapa sich? Ucap saya sambil sengaja menjilat ketiak saya sendiri dan memperlihatkan ke kamera.
Pak Bob tampak berjalan sepertinya pindah posisi.

Bob:”Gak tahan liat itu”ucapnya sambil menunjuk layar
Saya:”Hihi, gak tahan liat heunceut aku, ih baok aku ke mana2 ya Om, sorry hihi belum aku cukur”
Bob:”Gak usah, saya suka liat jembut kamu pada keluar gitu dari cangcut kamu ughhhh” ucap Pak Bob dengan suara bergetar.
Saya:”Hihi udah ya, deal kita, saya tutup telponnya nanti om ngocok di sana lagi hihi, nich bonus” ucap saya lalu menurunkan daster saya di pundak sebelah kanan dan mengeluarkan susu saya dan tanpa menunggu jawaban dari Pak bob segera saya ambil hp saya dan saya matikan panggilan dari Pak Bob.

Segera saya duduk kembali sambil senyum-senyum sendiri lalu membenahi pakaian saya dan mengirimkan pesan wa ke pak Bob untuk harga yang aku minta untuk tubuhku dan tubuh mamah ku.
Segera muncul balasan dari pak Bob berupa emo jempol.
Aku pun segera bangkit dan keluar dari gazebo dan kupanggil anak-anak untuk masuk ke dalam rumah karena sudah hari sudah semakin senja.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd