Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
Bab 21: Sebelum Kembali

“Ohhh. Iya kak. Bisa kok. Lagian juga hari ini aku ngga ada kegiatan”, ujar Arman.

“oh iya. Kaka minta tolong ya ama kamu”, ujar Kak Varian dari seberang.

“Bentar kak. Kok Kak varian tahu kalau aku udah balik ke kostan? Kan seharusnya sekarang aku masih KKN”, tanya Arman, penasaran.

“Dari stori kamu lah dodol. Kan kamu kemarin pasang stori lagi di kampus”,

“ohh. Iya yah. Oke kak. Entar siang aku ke tempat Kak Putri”, Janji Arman setelah tahu Kak Varian akan mentransfer sejumlah uang untuk Arman pakai membelikan makanan Kak Putri.

“Wahhh. Anjir. Ketemu ama orang selingkuh nih gw ceritanya. Mana gw terima aja lagi. Adududuh”, Keluh Arman pada tembok kamarnya.

“Ehh. Semalam perasaan Kak Puspita bilang kalau mereka berdua kedapatan ngewe ama Kak Puspita kan? Waahhh. Berarti Kak Putri itu ngga sealim yang selama ini gw pikirin ya. Wah. Hahaha”, Arman malah berfantasi liar tidak jelas.

Alih-alih melanjutkan fantasinya, Arman segera membereskan kamarnya yang masih berantakan. Tidak lupa, ia memutar musik yang menjadi niatan awalnya tadi. Menjelang pukul 1 siang, kerjaan Arman sudah beres. Ia kembali mandi dan membaringkan diri di kasur kamarnya. Sembari mengira-ngira bagaimana kabar dari Nadila. Sedangkan Nurmala, belum mengabarinya. Tiba-tiba, HP Arman bergetar, tanda ada chat masuk. Arman segera memeriksanya, dari Nurmala ternyata.

Kak, surat Kak Arman udah aku sampaikan ke Nadila - From Nurmala Aindina

Eh. Serius? Kapan kamu ketemu? – To Nurmala Aindina

Kemarin malam kak. Aku ke rumahnya. Katanya dia ngga mau kenal kak Arman lagi – From Nurmala Aindina

Ehh. Serius kamu Nur? – To Nurmala Aindina

Iya kak. Maaf – From Nurmala Aindina

Arman tidak membalas pesan itu. Ia terpukul. Benar-benar terpukul karena Nadila sudah menolak perasaannya yang selama ini dia masih simpan. Ingin rasanya Arman mengakhiri hidupnya, namun, alih-alih Arman berpikir ke arah tersebut, ia berdiri dan mengambil guling di sebelahnya. Ditindihnya guling itu, dan dipukulinya. Ia berteriak kesetanan karena kesal dan frustasi. Ia benar-benar tidak mampu menahan rasa sedihnya. Ia menangis. Cukup lama ia tenggelam dalam rasa frustasinya, namun, ia tidak membiarkan pemikirannya menjadi amburadul hingga menghalalkan segala cara. Arman adalah orang dengan yang selalu berpikiran logis. Di tengah perang batin tersebut, HP Arman berbunyi, tanda sebuah telepon masuk.

Arman mengangkat telepon dari Kak Varian. Arman berbicara sebentar dengan suara bergetar. Setelahnya, ia mengambil jaket, helm, dan dompet serta tas kecil. Pikirnya, ketimbang terus memikirkan seorang perempuan yang tidak mengharapkannya, mending ia pergi cuci mata saja. Melihat kecantikan dari seniornya di kampus, Kak Putri Kaneshia. Alias pacar baru Kak varian, alias, si perebut pacar Kak Puspita. Setelah membeli beberapa pesanan dari Kak Varian, Arman segera berangkat menggunakan motornya. Di sepanjang jalan, pikiran kotor Arman benar-benar terus menghantui kepalanya. Namun, pikiran itu ia biarkan saja. Tanpa berusaha ia lupakan, atau berusaha ia ingat terus. Begitu cara yang dia yakini efektif untuk membiarkan masalah berlalu dengan sendirinya.

Setelah perjalanan sekitar 10 menitan, Arman sampai pada sebuah kost-kostan khusus cewek. Meski demikian, bukan berarti bahwa kost-kostan ini melarang lelaki untuk menginap. Sebab, ketika Kak Puspita dulu masih ngekost di sini, ia kadang membawa Kak Varian untuk menginap. Kamar Kak Putri sendiri ada di bagian ujung dari deretan kamar. Arman tahu karena menurut penuturan Kak Puspita dan Kak Varian, bahwa kamar Kak Putri persis berada di ujung lorong deret kostan, sebelah bekas kamar Kak Puspita. Suasana siang itu sangat lengang. Maklum, kebanyakan mahasiswa yang tinggal di sini memilih untuk pulang kampung, sedang ikut KKN, atau sedang berada di kampus. Selain itu, meski ada beberapa pekerja di kost-kostan ini, tapi mereka kebanyakan baru akan kembali ke kost-kostan ini ketika malam hari.

Tok. Tok. Tok.

Arman mengetuk pintu kamar Kak Putri. Terdengar suara serak seorang perempuan, khas orang yang berusaha untuk bangun dari tidurnya. Arman mengetuk lagi, sembari mengucapkan salam.

“Siapa yaa?”, tanya Kak Putri dari dalam dengan suara parau.

“Ini Arman kak. Tadi disuruh Kak Varian bawain Kak Putri makanan”, ujar Arman dari luar.

“Ohh. Bentar yaa. Kakak pake jilbab dulu”, ujar Kak Putri dengan suara paraunya.

Terdengar suara kecil gesekan dari dalam kamar Kak Putri menandakan Kak Putri kesulitan bergerak. Sebuah barang kecil terjatuh karena tersenggol. Aran memilih tidak memedulikan suara berisik itu. Ia memperhatikan kondisi sekitar, sangat sepi. Bahkan, kamar Kak Puspita saja masih dibiarkan kosong. Begitupun kamar yang persis di depan kamar Kak Putri. Meski sebenarnya, kamar yang ada di depan membelakangi kamar Kak Putri. Namun Arman tahu ketika tadi ia berusaha mencari kamar.

Kreeek.

Terdengar suara pintu kamar kost terbuka. Arman berbalik, lalu ia bergumam dalam hati, “Anjirrr. Ini cewek, mau sakit atau belum mandi, tetep aja cantik”

Putri-Kaneshia-reistaputrii-10.jpg

Putri Kaneshia

Terlihat Kak Putri mengenakan jilbab berwarna pink. Ia mempersilakan Arman masuk ke dalam kamarnya. Kamar dengan bau parfum yang sangat segar. Arman menyapu pandangannya ke sekeliling. Terdengar suara Kak Putri mengeluarkan ingus menggunakan tisu. Matanya namak memerah. Ia lalu menyimpan makanan yang Arman bawa ke sebuah kontainer makanan. Kamar Kak Putri ukurannya lumayan sebenarnya, bahkan ada kulkas dan dispenser di sana. Barangkali karena kejadian dengan Kak Puspita menyebabkan Kak Putri memutuskan untuk membeli dispenser. Namun, setelah Arman perhatikan, dispenser Kak Putri sedang kosong.

“Eh iya Man. Kebenaran kamu ada di sini, kakak boleh minta tolong kan?”, tanya Kak Putri dengan suara yang sedikit berat. Ia sudah kembali duduk di atas kasurnya.

“Tolong apa kak?”, tanya Arman melihat Kak Putri.

“Kamu bisa beliin galon ngga?”, tanya Kak Putri.

Arman masih menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan.

“Man?”,

“Eh, iya kak. Maaf. Tadi aku bengong. Bisa Bisa kak”, ujar Arman segera mengambil galon dari dispenser dan segera kelaur dari kamar tersebut.

Bukannya segera pergi ke minimarket terdekat, Arman malah melihat-lihat kondisi kost-kostan tempat Kak Putri. Barisan kamar Kak Putri, tak ada orang. Barangkali karena sekarang masih jam kerja. Ia lalu berjalan ke depan, ke bagian kamar yang membelakangi kamar Kak Putri, masih sepi. Hanya ada dua kamar yang nampak sudah ada penghuninya. Arman dengan segala pikiran kotornya pun segera pergi ke minimarket dngan motornya.

Di minimarket yang tidak jauh dari kost tersebut, Arman tidak sekadar membeli galon. Ia juga membeli beberapa makanan ringan dan minuman ringan. Ketika berada di kasir, matanya melirik ke bagian kondom. Tangannya segera menariknya dan memasukkan ke dalam daftar belanjaannya. Setelah memberikan uang seratus ribuan, Arman pergi dan menuju kost Kak Putri dengan rencana di kepala. Meski sebenarnya Arman masih ragu untuk melakukannya.

Ketika Arman sampai di area parkiran kost Kak PUtri, HP Arman bergetar tanda ada telepon masuk. Ternyata dari Kak Varian, Arman mengangkatnya.

“Halo kak?”, terdengar suara dari seberang.

“Iya kak. Aku udah ngasih Kak Putri makanannya”,

“Ohhh Iya kak. Ini tadi dia juga minta aku buat beli galon”.

“Udah kak. Udah. Ini sisa masangin galonnya ke dispenser bentar”,

“Hahaha. Iya kak. Siap”,

“Hahaha. Iya kak. Iya. Makasih”, ujar Arman dan menutup teleponnya.

Kondisi kost-kostan tersebut masih sangat sepi. Pikiran kotor Arman sudah menyelimuti akan sehatnya. Meski sebenarnya, di dalam lubuk hatinya, Arman masih mempertimbangkan akan memperkosa seniornya itu atau tidak. Ia takut kalau akan ketahuan oleh orang sekitar kost tersebut.

Tok. Tok. Tok

“Masuk aja Man. Ngga aku kunci kok”,

Kreeeeek.

Arman masuk ke dalam kamar Kak Putri lagi. Nampak Kak Putri berbaring di atas kasurnya dengan menggunakan selimut. Nampak makanannya belum ia makan.

“Aku simpan di sini ya kak galonnya”, ujar Arman setelah ia memasang galon tersebut pada dispensernya.

“Eh. Kok kamu beliin snack sih man?”, tegur Kak Putri ketika melihat kantongan yang berisi makanan ringan sedang disimpan Arman ke atas meja yang ada di dekat dispenser.

“Ngga kok kak. Tadi mikirnya kalau Kak Putri mau ngemil”,

“Iddih. Baik banget sih kamu man”, puji Kak Putri.

“Eh. Iya kak”, Arman menunduk Berusaha menghindarkan pandangan dari Kak Putri yang badannya masih ditutup selimut.

“Kenapa Man?”, tanya Kak Putri. Ia menyibak selimutnya dan perlahan bagkit.

“Ehh. Enggak kak. Aku pengen kencing. Iya aku pinjem WC dulu ya”, tanpa menunggu jawaban dari Kak Putri, Arman segera saja masuk ke dalam kamar mandi Kak Putri.

Di dalam kamar mandi, Arman mencoba menenangkan diri dan menarik napas secara perlahan. Dari dalam kantong celananya, ia menarik kondom yang tadi ia beli. Di dalam hati, ia berpikir apa kah ia akan menggunkannya hari ini atau tidak. Ia sebenarnya masih ragu bakal memanfaatkan situasi sepi hari ini atau tidak. Apa lagi, Kak Putri sedang dalam kondisi sakit. Setelah beberapa lama, Arman berdiam di dalam kamar mandi Kak Putri. Dari luar, terdengar Kak Putri memanggil Arman. Namun, tak direspon oleh Arman.

Kreeeek

Arman keluar dari kamar mandi dengan kondisi sedikit lebih tenang ketimbang sebelumnya. Ia berpura-pura memperbaiki celananya dan bersia-siap pergi.

“Eh? Kamu udah mau balik man?”, tanya Kak Putri lagi.

Arman tidak menjawab. Ia hanya mengangguk dan memakai jaketnya. Kak Putri sebenarnya sedikit bingung dengan tingkah Arman dari tadi. Namun, karena kondisi badannya yang sedang sangat lemah, ia pun tidak bisa menahan kepergian Arman. Setelah Arman menghilang dari pandangannya, Kak Putri pun mengunci kamarnya.

“Si Arman tadi kenapa ya?”, tanya Kak Putri penasaran pada dirinya sendiri.

Ia lalu berniat untuk membuka tirai kamarnya, yang berdekatan dengan lemarinya. Matanya terbelalak melihat sebuah benda yang lonjong panjang. Ia terkejut karena sepertinya baru sadar, kalau Arman sudah melihat dildo yang baru tadi pagi ia pakai itu. Dengan badan yang bergetar, Kak Putri mencoba mencari HPnya untuk menelepon Arman mencoba memberita tahu Arman apa sebenarnya yang terjadi. Namun, ketika ia sudah berhasil menemukan HPnya, pintu kamar Kak Putri diketuk seseorang. Ia lalu menarik gorden kamarnya dan berjalan mendekati pintu kamarnya dengan langkah yang sangat berat.

“Siapa ya?”, tanya Kak Putri penasaran.

“Arman kak”, Kak Putri yang awalnya takut menjadi sedikit tenang karena yang di luar ternyata Arman. Ia bisa meluruskan kesalahpahaman yang sepertinya terjadi.

Kleeeeek

“Aku boleh masuk ngga kak?”, tanya Arman. Kak Putri mengangguk dan mempersilakan Arman masuk.

Kak Putri lalu mundur beberapa langkah memberikan ruang pada Arman untuk masuk. Arman lalu menutup pintu dan mengunci pintu kamar. Kak Putri kaget dengan apa yang dilakukan oleh Arman tersebut.

“Kamu ken…ppphhhhh”, pertanyaan Kak Putri belum tuntas ketika Arman segera mendorong tubuhnya ke kasur. Belum sempat ia menyadarinya, Arman segera menindih tubuh Kak Putri.

Arman melepas jaketnya dan melemparnya ke sembarang tempat sembari ia menindih perut Kak Putri.

“Armfffhhh”, belum sempat Kak Putri menuntaskan kalimatnya lagi, Arman segera merebut mulut Kak Putri. Mereka berciuman. Arman menahan kedua kepala Kak Putri agar tidak menghindari ciumannya.

Kak Putri meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari dekapan Arman. Namun, karena fisiknya yang masih lemah dikarenakan sakit dan ia sendiri sebenarnya belum makan apa-apa sedari pagi, ia pun hanya bisa mengerang pelan dan memukul-mukul punggung Arman dengan tenaga yang barangkali tidak dapat Arman rasakan. Arman menahan tangan kiri Kak Putri dengan tangan kanannya dan membiarkan tangan kanan Kak Putri terus memukul tubuhnya. Dengan tangan kiri, Arman menahan kepala Kak Putri agar bisa mempertahankan posisi kepala Kak Putri yang terus berusaha melepaskan diri dari dekapan Arman tersebut. Napas Arman terasa begitu berat berembus di kulit Kak Putri.

Suasana yang sepi di luar membuat aksi Arman bisa berjalan lancar. Ditambah posisi kamar Kak Putri yang demikian terpencil di belakang, usaha Arman untuk mengamankan salah satu selebgram ternama kampusnya ini bisa ia lakukan. Mereka bergulat selama beberapa menit. Kondisi kasur Kak Putri menajdi demikian berantakan. Arman masih tidak melepaskan ciumannya dari mulut Kak Putri yang nampak mulai terengah-engah dan kehabisan daya. Dengan mata sayu, ia melihat Arman yang masih menggebu-gebu. Arman melepaskan ciumannya, dengan posisi yang masih menindih perut Kak Putri, Arman melihat wajah indah seniornya tersebut.

“Kenapa maaan?”, dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca, Kak Putri menanyakan arti tindakan dari Arman tersebut.

Arman tidak merespon apa-apa pertanyaan Kak Putri. Ia dingin. Namun, ia lalu berdiri nampak mencari sesuatu di atas lemari Kak Putri. Ketika mendapatkan apa yang ia cari, segera ia melemparkannya ke arah Kak Putri. Itu adalah sebuah dildo yang sering ia gunakan ketika merindukan sentuhan Kak Varian.

“Tega? Lu bilang tega? Lu yang tega sama tetangga kost lu”

“Maksud kamu gimana Man?”, tanya Kak Putri, bingung.

“Ahhh. Jangan belaga bego lu. Alim alim bangsat lu”

“Maaaaan. Kamu kenapa man?”, tanya Kak PUtri masih dengan suara yang bergetar.

“Kak Puspita udah gw anggap kakak gw bangsat. Dan lu ngerebut pacarnya begitu aja?”, hardik Arman dengan mata yang berkaca-kaca.

Barangkali ini merupakan skenario yang tidak diprediksi oleh Kak Varian. Ia tidak menyangka kalau hubungan Kak Puspita dan Arman yang sangat dekat pada akhirnya membuat Kak Puspita menceritakan kebusukan dari tetangga kost Arman tersebut. Demikian pula dengan Kak Putri. Sebab, menurut penuturan dari Kak Rian hubungan Kak Puspita dengan Arman itu sekadar tahu saja. Padahal, ketika Kak Rian sedang pergi kerja dan meninggalkan Kak Puspita, Arman sering membantu Kak Puspita mengerjakan tugasnya. Bahkan, ketika Kak Puspita kena pecat dari perusahaan tempatnya bekerja, orang pertama yang ia beritahu bukanlah Rian, pacarnya, namun Arman.

Kak Putri hanya bisa terpana mengetahui kalau ternyata Kak Rian malah memanggilkannya singa lapar. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya kaku ketika Arman menyingkap baju gamisnya dan berhasil melucutinya. Ia pasrah ketika Arman meremas kasar payudaranya dan mulai melepaskan bra-nya.

“Maaaan. Jangan”, suaranya begitu pelan dan bergetar, Arman tidak menggubrisnya dan terus melanjutkan misinya.

“Armaaaan. Jangaaan”, pintanya ketika Arman berusaha melepas celana dalam hitam yang ia kenakan.

Arman menepis tangan Kak Putri. Amarahnya telah berubah menjadi nafsu yang memuncak. Kak Putri yang selama ini terkenal sering menghadiri pengajian dan merupakan muslimah taat di kampus ternyata tidak lebih dari perempuan perebut pacar orang. Apa yang dipikirkan Arman dan Kak Puspita tentang Kak Putri sama. Mereka percaya bahwa perempuan berjilbab lebar itu selalu baik. Namun, kini, nampaknya pandangan Arman sudah berubah.

Arman menarik kasar celana dalam Kak Putri tersebut. Kini, kain yang menutupi tubuh Kak Putri hanyalah jilbab merah muda yang ia kenakan dari tadi. Dengan mata yang berlinang, ia melihat Arman turut melepas semua pakaiannya dan memperlihatkan kontol Arman yang sudah menegak. Kak Putri menelan ludah.

Arman mengambil posisi, ia mengangkangkan kaki Kak Putri yang kini sudah pasrah. Ia arahkan kontolnya ke arah liang kenikmatan Kak Putri, dan sluuurp (Bersambung Ke bab 22: Tunggu Dulu!)
**************​
Disclaimer: Seluruh mulustrasi yang saya gunakan dalam cerbung ini bersumber dari instagram. Jika keberatan dengan penggunaan mulustrasi tersebut, silakan kontak saya melalui PM untuk menghapus foto yang bersangkutan. Terima Kasih
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sudah treadnya lama banget,updatenya pendek,dan ceritanya kentang banget lagi,tapi sumpah ini tread yang sangat bagus,alur ceritanya juga keren banget...
Semangat lanjutinnya suhu,jos terus suhu :beer: :semangat:
 
Mana Nih lanjutanya ... Terlalu lama updtnya sekali updt kentang ... h
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd