Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bryan's New Life

owh.. jadi gitu, baru ngerti knp ada tulisan [FANTASY] dijudulnya.. lanjut d cerbung bu..
 
sedikit koreksi hu, ini bukan 'plot twist', karena kita gak disetir dalam pemutarbalikkan cerita oleh TS.

tapi di sini kita memiliki keleluasaan memilih jalan cerita sendiri, dalam path yang sudah diatur oleh TS. Ane lebih suka nyebutnya "Pick Your Story".

enak baca nya, semoga gak macet tengah jalan


Makasih hu atas koreksinya..

Maklum ilmu nubie yg ga seberapa ini..

:ampun::ampun:
 
Gue berasa main game hentai jadul yang milih-milih keputusan.hahaha.


Ini kira2 ada di turning point dari good and bad ending g ya

Nubi juga pernah Hu main itu
Cerita ini juga terinspirasi dari situ
:capek:

keren suhu model cerita kayak begini.. saran buat suhu, pindahin ke cerbung aja, jarang ada cerbung yg pake konsep kayak gini.. Good job, suhu..

owh.. jadi gitu, baru ngerti knp ada tulisan [FANTASY] dijudulnya.. lanjut d cerbung bu..

Belum dipindahin juga Hu sampai sekarang
:hua:

sedikit koreksi hu, ini bukan 'plot twist', karena kita gak disetir dalam pemutarbalikkan cerita oleh TS.

tapi di sini kita memiliki keleluasaan memilih jalan cerita sendiri, dalam path yang sudah diatur oleh TS. Ane lebih suka nyebutnya "Pick Your Story".

enak baca nya, semoga gak macet tengah jalan

Makasih udah bantu menjelaskan Hu
:hore:

Blum nyampe kosan nih Bryan??

Bentar lagi update cerita Hu
Lagi proses pengecekan
Maaf Hu baru sempet update
:sendirian:
 

THE EMERALD

"Wah gue udah di rumah bro"

"Oh yaudah kalo gitu bro"
Balas Andrew. Gue sedikit merasa gak enak karena Andrew tinggal tidak jauh dari rumah gue, kita tinggal di komplek yang sama, dan dari semester satu kita memang sering pulang bareng.


0427b51201683194.jpg

Mulustrasi : ? ? ?

Setelah parkir, kita pun segera menuju lobby. Gue melihat sekeliling lobby yang lumayan luas dan ada banyak orang di sana, dan kita pun langsung menuju lift. Ketika menunggu, ada seorang perempuan yang juga menunggu lift, perempuan ini nampak biasa saja, tidak ada yang istimewa. Ada juga seorang laki laki yang terlihat sudah cukup tua, mungkin usianya sekitar 30-an, tapi perempuan cantik yang bersamanya seperti masih duduk di bangku SMA. Tak berapa lama lift pun terbuka dan kami berlima pun masuk ke dalam lift. Sampai di lantai 15, gue dan Vella pun keluar.

"Lo liat kan om om yang tadi di lift ? Dia sering ke apart sini bawa cewek, udah gitu ceweknya beda beda lagi, masih muda muda semua"

"Dia gak pernah godain lo ?"

"Pernah sih dulu, tapi gara-gara gue gak respon jadi dia kayak males gitu"
Vella mengambil sebuah kartu, yang ternyata kartu itu untuk akses masuk kamar. Setelah membuka pintunya kita pun masuk ke dalam.

"Gue mandi dulu ya, gerah nih"
Ucapnya mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Lokasinya tepat di sebelah kanan dari pintu masuk menghadap ke ruang tamu. Di sebelah kamar mandi ada sebuah ruangan yang tertutup, sepertinya itu adalah kamar tidurnya. Kamar tidurnya berhadapan dengan dapur. Dari ruang tamu gue bisa liat balkon, entah dimana pintunya.

"Lo tinggal sama siapa Vel ?"

"Sendiri"
Jawabnya singkat. Gue pun duduk di sofa dekat colokan listrik untuk mengisi baterai smartphone gue dan mengecek hasil rekaman video. Belum selesai menonton, Vella keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan kimono berbahan handuk. Dia berjalan menuju kamar tidurnya sambil menjulurkan lidahnya entah apa maksudnya. Tak berapa lama dia keluar membawa sebuah handuk baru.

"Lo mandi juga gih sana"
Gue pun langsung menuju kamar mandi. Di depan kamar mandi terdapat wastafel, sementara bagian dalam ada shower dengan air panas dan dingin, bathup yang lumayan besar, dan toilet duduk, semuanya bersih. Dengan fasilitas kayak gini gak heran apartemen ini jadi salah satu yang termahal. Gue pun mulai membersihkan badan gue dari keringat.


5764241201866234.jpg

Mulustrasi : Vella

Akhirnya gue selesai mandi, dan betapa terkejutnya gue waktu keluar dari kamar mandi gue melihat Vella duduk di sofa dengan masih mengenakan kimononya. Tangan kirinya memegang smartphone gue, sementara tangan kanannya sedang sibuk memainkan memeknya. Sepertinya Vella menonton hasil rekaman dari smartphone gue. Gue langsung berjalan ke arahnya sambil membuka handuk yang terlilit di pinggang, terpampanglah kontol gue yang sudah berdiri walau belum maksimal. Vella yang udah melihat kontol gue langsung meletakan smartphone gue dan mulai menggenggam kontol gue dan memasukannya ke dalam mulutnya.

"Aasshhh . . . isep terus Vell"
Dengan perlahan Vella mengemut kontol gue, dia juga memainkan lidahnya di dalam mulutnya. Bahkan menggerakan kepalanya ke depan dan ke belakang, sungguh nikmat untuk beberapa menit sampai Vella melepaskan kontol gue dari mulutnya.

"Gantian dong"
Katanya sambil mengelus elus memeknya. Gue mengerti maksudnya, tanpa ragu gue berlutut dan sekarang posisi mulut gue tepat di depan memeknya. Langsung aja gue jilatin pintu memeknya, dan bagian klitoris tidak lupa gue manjakan.

"Oooowwwhhh . . . iyah di situ aaaahhhh . . . enak banget sayang"
Desahannya semakin bertambah keras. Gue bahkan tidak menyadari sejak kapan kimononya tersingkap dan kini Vella meremas kedua toketnya.

"Terusin . . . jangan berhenti . . . eeehhhmmm"
Vella menggigit bibir bawahnya tak mampu menahan kenikmatan yang dia rasakan. Selagi mulut gue sibuk dengan klitorisnya, gue memasukan jari tengah gue ke dalam memeknya sedangkan tangan kiri gue mulai ikut meremas toket kanannya.

"Aaahhh . . . pelan pelan masukinnya . . . uuuggghhh . . . aaawwwhhh . . . enak banget"
Tubuhnya mulai menggeliat menikmati sodokan gue walaupun hanya dengan satu jari. Tangan kirinya masih meremas toket kirinya. Tangan kanannya mengelus kepala gue, kadang agak sedikit menjambak. Gue merasa memeknya udah yang semakin becek, gue berinisiatif memasukan jari manis. Sekarang dengan dua jari gue mengocok memeknya.

"Aaawwwssshhh . . . makin enak . . . aaahhh aaahhhh . . . yang cepet . . . aaaahhhh"
Vella meminta gue mengocoknya dengan lebih cepat dan tanpa berpikir dua kali gue pun mengikutinya.

"Iyaaahh . . . terusin aahhh . . . iyaahh . . . dikit lagi . . . cepetin dong . . . oouuugghh jangan berhenti"
Tubuhnya semakin menggeliat gak karuan. Keringat pun mulai bercucuran.

"Aaaaahhhh . . . iyah iyaah . . . uuaaaaggghhhhhhh"
Lenguhan panjangnya terdengar sangat seksi, gue yakin dia baru orgasme. Selagi Vella mencoba mengatur nafasnya, gue langsung memasukan kedua jari gue yang telah basah oleh cairan memeknya ke dalam mulutnya. Dan Vella pun langsung melahapnya seperti sedang menikmati es krim di siang hari.

"Gimana ? Mau lanjut atau udahan ?"

"Ah . . . lanjutin lagi"
Jawab Vella dengan ekspresi mesum membuat gue tambah semangat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, gue langsung mengarahkan kontol gue ke memeknya. Vella semakin melebarkan kedua pahanya siap menerima serangan berikutnya. Kontol gue pun dengan perlahan langsung masuk menerobos lubang memeknya.

"Ahh . . . pelan pelan sayang"
Sedikit demi sedikit kontol gue semakin terbenam di dalam memeknya, terasa hangat. Kemudian gue diam sesaat agar memeknya terbiasa dengan kontol gue. Tak berapa lama gue pun mulai menggerakkan pinggul dengan gerakan perlahan.

"Ooowwwhhh . . . ini lebih enak . . . ooohhh oohhhh uuuggghhhh"
Mendengar desahannya dan ekspresi mukanya gue pun mulai menggenjot memeknya dengan tempo yang lebih cepat. Kedua tangan gue dengan erat memeluk pinggangnya.

"Aahh aahh aahh . . . iyaah aahh aahh terusin . . . aahh enak aahh aahh"
Desahan Vella semakin keras, gue gak tau apa suaranya terdengar sampai ke luar atau tidak.

"Pindah ke kamar aja Vell"
Gue menghentikan sodokan, dan Vella hanya menjawab dengan anggukan. Gue pun menggendong Vella di depan dengan kontol yang masih tertancap di memeknya dan berjalan menuju kamar tidurnya. Kedua tangan Vella dilingkarkan di kepala gue sambil berciuman. Sampai di kamar tidurnya gue kembali menghajar memeknya tapi kali ini dengan posisi berdiri dengan masih menggendong Vella.

"Aaahh aahhh aahhh"
Vella kembali mendesah sambil memeluk erat tubuh gue agar tidak terjatuh. Lengan gue menahan pahanya sementara tangan gue meremas pantatnya sambil terus menggerakan pinggul gue. Entah sudah berapa lama gue menghajar memek Vella dengan posisi ini, gue pun mulai merasa kelelahan menopang tubuhnya. Akhirnya gue merebahkan tubuh gue ke kasur menjadi posisi Woman On Top. Tangannya diletakan di dada gue untuk menyeimbangkan posisinya. Vella menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar menunjukkan kemampuannya, memberikan sensasi yang berbeda.

"Oooohhh . . . aahh ahh aaahhh aahh . . . aahh aahh"

"Aaahhh . . . terusin Vell . . . ooowwhhh . . . aahhh"
Masih dengan posisi Woman On Top, gue meraih tangannya sehingga sekarang tangan kita saling berpegangan.

"Aaaahhhh . . . aahhhh . . . kontol lo nikmat banget"

"Iyaah . . . aahhh aahhh . . . memek lo juga . . . uugghh nikmat banget"
Sekitar sepuluh menit berlalu Vella semakin bergoyang dengan liar, hingga akhirnya, dia mendapatkan orgasme lagi untuk yang kedua kalinya. Kali ini tubuhnya sampai ambruk ke dada gue.

"Gila, gak nyangka gue bakalan senikmat ini"

"Gue juga gak nyangka Vell"
Balas gue sambil mengatur nafas. Tak berapa lama, gue pun bersiap melakukan serangan balasan. Vella gue baringkan di sebelah gue dan mengambil posisi Man On Top. Tangan kiri gue memegang kaki kanan Vella, dan tangan kanan gue memegang kontol gue sendiri yang akan gue arahkan langsung ke lubang memeknya. Kali ini dengan mudahnya kontol gue mampu melesak masuk ke memeknya, Vella langsung menggigit bibir bawahnya. Karena gue ingin cepat cepat menembakkan sperma gue, jadi gue langsung menghajar memeknya dengan tempo cepat. Tangan kanan gue sekarang memegang kaki kirinya dan gue bisa melebarkan kedua kakinya.

"Haaahh . . . yaah ngentot emang nikmat yaaah"

"Iyaah . . . aaahhh . . . kalo kayak gini . . . gue bakalan ketagihan . . . sama kontol lo"

"Iyaaah Vell . . . gue juga . . . bakalan ketagihan . . . sama memek lo Vell . . . ooowwwhhh"

"Aahhh aahhh . . . kayaknya . . . gue mau . . . keluar lagi aaahhh . . . aaahhh"

"Gue juga . . . bentar lagi . . . ooowwwsshh"
Gue semakin cepat menyodok memeknya. Tapi ternyata Vella lebih dulu mendapatkan orgasme ketiganya.

"Uuuwwaaaahhh"
Bersamaan lenguhan panjangnya gue pun menyabut kontol gue.

"Aaaaggghhhh Vellaaa"
Sedetik kemudian gue menyemprotkan sperma ke perutnya bahkan sampai ke toketnya. Dan gue pun ambruk di sampingnya.

"Kok gak lo keluarin di dalem aja ?"

"Gue takut lo hamil Vell"

"Yee itu mah urusan gampang. Lain kali pokoknya lo harus keluarin di dalem yah"
Vella pun mencium bibir gue.

Tak banyak kata yang terucap setelah itu. Masing masing hanya mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi. Gue pun melihat jam di kamar Vella, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 16:30. Gue pun bangkit dari tempat tidur dan mengenakan kembali pakaian gue.

"Vell gue pulang dulu ya"

"Dasar cowok, udah crot langsung cabut"

"Masih ada hari esok sayang"
Gue cium keningnya.

"Pokoknya besok harus lebih enak"
Kata Vella sambil membersihkan sperma gue di perut dan toketnya dengan tisu. Setelah selesai bersiap siap gue pun pamit.


7f02b11201936804.jpg

Mulustrasi : Alice

Gue menekan tombol lantai 1 untuk ke lobby. Ketika sampai di lantai 9, pintu lift terbuka dan seorang perempuan masuk. Gue mengenali persis siapa perempuan ini.

"Loh ? Alice ?!"
Namanya adalah Alice, dan dia adalah mantan gue.

"Bryan ? Kamu kok ada di sini ?"

"Aku abis main aja. Kamu pindah ke sini ?"

"Iya"
Dan pintu lift pun terbuka di lantai 2, Alice keluar dari lift sambil tersenyum. Lift kembali turun menuju lantai 1. Gue pun keluar dari lift dan langsung menuju tempat parkir. Gue meninggalkan area apartemen dan langsung menuju ke rumah melewati kemacetan yang semakin padat.

18:00

Akhirnya gue tiba di rumah. Setelah beberes gue melihat smartphone, ada dua pesan, rupanya dari Vella dan Alice. Gue membuka pesan dari Vella terlebih dahulu. Ternyata Vella mengirimkan sebuah foto, dan foto ini adalah foto close up memeknya.

"Becekin lagi dong"
Caption-nya mengingatkan gue akan kenikmatan yang sudah lama gak gue terima dari Alice. Gue pun membalas pesan tersebut dengan mengirimkan foto kontol gue yang belum terbangun. Kemudian gue penasaran dengan pesan dari Alice, gue pun membukanya.

"Hi"
Hanya itu yang dia katakan. Seketika gue mengingat kembali kenangan kenangan bersama Alice saat masih pacaran dulu. Sewaktu pacaran kita pernah berhubungan layaknya suami istri, tapi karena kondisi saat itu tidak memungkinkan jadi kurang puas. Mungkin kali ini gue bisa merasakan jepitan memeknya lagi setelah sekian lama. Gue pun jadi penasaran memek siapa kah yang lebih nikmat, Vella ataukah Alice. Gue pun membalas pesan Alice.

"Besok ada waktu ?"

"Ada kok"

"Yaudah aku kabarin lagi besok"

"Oke"
Gue pun menonton film sampai akhirnya tertidur.

09:00

Seperti biasa, gue pun bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Karena hari ini hanya ada satu mata kuliah dan mulai jam 11 jadi gue bisa bangun siangan. Sesampainya di kelas, ternyata ada pengumuman bahwa dosen tidak hadir.

"Sekarang ngapain ya enaknya ?"


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd