Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bryan's New Life

Kreatif banget sih ini.
Yang gue khawatir kalo ceritanya bakal nyendat...


Btw mulustrasinya mantep" hu.
 
Nice banget suhu ceritanya, seperti butterfly effect, setiap kejadian berakhir ending yang berbeda

Tetap berkarya suhu
 
Buset target cuma beda 2 lantai.....
 
Yg cerbung genre yang beginian baru pertama kali ya di forum ini?
 
syedaaapp syekali..
bakalan menang banyak nih si barjo, lanjutkeun bosque!
 
Klo g salah jenis ceritanya trivia ya? Ada beberapa lajur cerita dan variasi ending yg beda pula.

Tapi biasanya tipe gini singkat. Krna bikin pusing... Gut joblah
 
Yg cerbung genre yang beginian baru pertama kali ya di forum ini?

Wah Nubi kurang tau deh
:ngeteh:

Scene dikamar alana mana suhu...

Wah untuk yang itu Suhu harus lebih bersabar kayaknya
Abis ini mau update yang Kosan Jeanny abis itu yang Pulang Ke Rumah baru deh abis itu yang Kamar Alana
Ditunggu aja
:senam2:

Apakah udh pindah rumah suhu.. ko belom update

Gak tau nih Hu kok belom dipindahin juga
Emang prosesnya yang lama atau gak masuk kriteria cerbung ya
:fiuh:

Klo g salah jenis ceritanya trivia ya? Ada beberapa lajur cerita dan variasi ending yg beda pula.

Tapi biasanya tipe gini singkat. Krna bikin pusing... Gut joblah

Wah Nubi kurang tau Hu, yang jelas endingnya akan beda
:senam2:

kapan nih update cerita seru lagi??

Lagi proses pengecekan untuk cerita Kosan Jeanny Hu
:hore:
 
Lagi di cek.. Masih ada bekas peju bryan atau udah di bersihin.. :Peace:
 

THREE OF FOUR

"Boleh deh, sekalian ngadem"

"Yaudah yuk, parkirnya di sebelah sana tuh"
Jeanny menunjuk ke arah barisan motor yang sedang parkir. Setelah memarkirkan motor gue di tempat yang adem, gue pun berjalan mengikuti Jeanny menaiki tangga menuju lantai 2. Baru sampai di lantai 2 kita bertemu dengan seorang wanita yang lumayan cantik.


f180891202503564.jpg

Mulustrasi : Catherine

"Eh dicariin tadi sama Kalul"

"Ih dibilangin aku pulangnya rada sorean"

"Yah dia mah gak sabaran, kamu tau sendiri kan"

"Eh kenalin temenku, namanya Bryan"
Jeanny memperkenalkan gue yang sedari tadi hanya mendengarkan.

"Cieee . . . temen apa temen. Dah ah aku mau nyari makan, kamu mau nitip apa ?"

"Aku nitip jus mangga aja dua ya"
Jawab Jeanny sambil memberikan selembar uang dua puluh ribuan. Temannya Jeanny pun berlalu pergi.

"Itu tadi temen gue namanya Catherine. Ada dua lagi temen gue, senior sih lebih tepatnya, yang tadi Catherine sebut, namanya Ka Lula tapi kita manggilnya Kalul. Sama satu lagi namanya Ka Icha"
Sesaat gue merasa nama Icha terdengar familiar. Sampailah kita di depan kamarnya Jeanny yang terletak di sebelah kamar paling ujung dari lorong. Setelah Jeanny membuka pintu, kita pun bisa masuk ke dalam. Gue bisa melihat kondisi kamar yang rapih, berbeda dengan kamar gue yang berantakan. Di sebelah kanan dari pintu masuk terdapat meja dan kursi yang menghadap ke jendela, ada laptop dan banyak sekali buku buku yang tertata rapih di atas meja. Tepat di depan pintu masuk, ada ruangan yang tertutup. Sepertinya kamar mandi. Di samping kamar mandi ada lemari yang lumayan besar. Di pojok kanan ruangan ada tempat tidur untuk satu orang yang bersebelahan dengan meja dan cermin. Gue bisa liat ada banyak alat make up di sana. Dan di tengah ruangan dialaskan karpet bulu berwarna hijau muda. Kamarnya lumayan besar dan sangat nyaman.

"Maaf ya kamarnya berantakan"
Kata Jeanny berbasa basi sambil menyalakan laptopnya dan juga menyalakan AC yang ada di atas tempat tidurnya.

"Lo tinggal sendiri di sini Jen ?"

"Ya iyalah, di sini satu kamar buat satu orang. Tapi kadang gue tidurnya di kamar Catherine. Kamarnya nih pas di sebelah, yang paling ujung"

"Lah ngapain tidur berdua ? Lo takut tidur sendiri ya ?"

"He he"

"Yaudah gue temenin"

"Modus !"
Jeanny berjalan masuk ke ruangan yang sesuai dugaan gue, yaitu kamar mandi.


3e77f51203077474.jpg

Mulustrasi : Jeanny

"Pinjem laptop lo ya"

"Iya"
Jawab Jeanny dari dalam kamar mandi. Gue pun langsung mencari browser untuk membuka YouCube. Saat gue lagi mencari video yang menarik, tiba tiba gue penasaran sama historynya. Gue pun diam diam membukanya dan melihat link-link apa saja yang terakhir dibuka Jeanny. Banyak link-link dari social media. Gue telusuri terus ke bawah hingga gue kaget karena menemukan website yang sama dengan yang sering gue kunjungi untuk menonton film bokep. Gue jadi penasaran seperti apa video yang Jeanny tonton. Baru saja mau gue buka linknya ternyata Jeanny sudah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Gue langsung menutupnya dan kembali ke tampilan YouCube agar Jeanny tidak curiga.

"Nyari apa ?"

"Ha ? Ehm . . . gak tau bingung juga gue"

"Yeee . . . mau minjem tapi bingung. Minggir minggir"
Gue pun berdiri agar Jeanny bisa duduk. Setelah Jeanny duduk, dia mulai membuka sebuah aplikasi pemutar musik. Tapi dalam pikiran gue, gue masih penasaran apa benar Jeanny yang mengunjungi website itu. Bisa saja Catherine atau temannya yang lain.

"Temen lo suka minjem laptop lo Jen ?"

"Enggak lah. Mereka kan punya laptop sendiri sendiri. Kenapa emangnya ?"

"Berarti lo yang nonton bokep dong"

"Eh . . . bo-bokep ? Bokep apa ya ? Gak ngerti gue"

"Gak usah pura pura gak tau Jen"
Gue langsung mengambil alih mouse dan menunjukkan apa yang gue temukan di historynya. Langsung gue klik link itu dan terbukalah sebuah video adegan panas di dalam sebuah mobil. Gue yakin videonya adalah video Fake Driver Series. Tanpa ragu ragu gue mainkan video tersebut, untungnya suaranya tidak terlalu kencang. Gue dan Jeanny malah jadi menonton bokep bersama. Adegannya saat itu, pemeran laki laki duduk di tempat duduk belakang, sementara pemeran perempuannya duduk mengangkang membelakangi pemeran laki laki dengan memeknya yang sudah terisi penuh dengan kontol lawan mainnya. Posisi kamera yang tepat di depan mereka, membuat ekspresi kenikmatan yang dirasakan pemeran perempuan terlihat dengan sangat jelas yang sedang menggerakkan pinggulnya dengan liar. Jeanny yang dari tadi diam mulai merapatkan kedua kakinya. Kedua tangan gue langsung nekat meremas kedua toketnya dari belakang dan juga menjilati lehernya.

"Ehhm . . . aahh"
Jeanny tidak menolak bahkan mulai mendesah menerima permainan gue. Melihat kedua kaki Jeanny yang semakin merapat menahan kenikmatan dari rangsangan yang gue berikan, gue menurunkan tangan kanan gue dari toket menuju memeknya. Gue pun memainkannya dengan mengelusnya dari luar celana pendeknya, tangan kiri gue masih meremas toket kirinya, dan mulut gue mulai memberikan gigitan gigitan kecil di area lehernya meninggalkan beberapa bekas memerah.

"Aauuuuhhh . . . eehhmmmm", Jeanny menggigit bibir bawahnya.
Tangan kirinya memegang tangan kiri gue yang masih asik meremas remas toket kirinya, sedangkan tangan kanannya merangkul kepala gue. Kedua pahanya perlahan mulai melebar memberikan kesempatan tangan gue untuk memainkan memeknya dengan lebih leluasa.

"Ehhhmmm . . . aah aah aaah"
Jeanny semakin menikmatinya. Kepala Jeanny menoleh ke kanan langsung gue sambut dengan ciuman dan lidah kami pun saling melilit di dalam mulut. Tangan kiri gue yang merasa kurang puas memainkan toket dari luar kaos mulai mencoba masuk ke dalam lewat bawah kaos menuju toket kanan Jeanny. Gue bisa merasakan beha yang membungkus toketnya, dan dengan sedikit usaha tangan gue sudah berhasil masuk dan gue bisa merasakan putingnya. Gue kembali meremasnya membuat tubuh Jeanny menggeliat di atas bangku. Tangan kanan gue juga tidak mau kalah, mencoba masuk ke dalam celana bahkan celana dalamnya. Sambil meraba raba posisi memeknya gue merasakan bulu bulu halus, sepertinya Jeanny rajin mencukurnya. Tangan gue beranjak turun dan akhirnya gue bisa merasakan klitorisnya. Tanpa menunggu lagi, gue gesek-gesekkan jari gue di bagian klitorisnya.

"Aaahhh . . . iyaah . . . aahh ahh . . . di situ enak banget . . . owwwhh"
Desahannya semakin keras, tapi gue gak peduli dan terus melanjutkannya. Sekitar sepuluh menit berlalu.

"Aaahh . . . aaahhh . . . gue mau keluar . . . uugghh"

"Keluarin aja sayang, jangan ditahan"

"Terus . . . terus . . . terusin . . . ooooowwwwhhhh"
Akhirnya Jeanny mendapatkan orgasmenya.

"Gila . . . enak banget . . . beda rasanya . . . kalo sendiri"

"Oh jadi lo suka mainin memek lo sendiri Jen ?"

"Iyaah"

"Mau gue kasih yang jauh lebih nikmat dari yang ini gak ?"
Bisik gue dan Jeanny hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman kemudian mencium gue. Gue pun langsung menuju ke arah pintu untuk menutupnya karena ternyata sejak tadi pintu dalam keadaan terbuka. Lantunan lagu dari laptop masih tetap berjalan, sepertinya sengaja untuk menyamarkan suara desahan agar tidak terdengar sampai ke luar. Jeanny kini berdiri di atas karpet bulu, tanpa menunggu lagi gue berhadapan dengannya sambil meremas pantatnya dengan dua tangan kemudian mencium bibirnya. Sementara tangan Jeanny merangkul ke belakang kepala gue. Gue yang udah gak sabar mencoba melepas kaosnya ke atas, Jeanny melepas ciuman lalu mengangkat tangannya ke atas untuk memudahkan gue melepai kaosnya. Setelah kaosnya terlepas kita pun kembali berciuman, tapi kali ini gue sambil melepas pengait behanya Selagi gue berusaha melepasnya, Jeanny melepas celana pendeknya sekaligus celana dalamnya. Sekarang di depan gue Jeanny sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya, kemudian dia duduk di pinggir kasur sambil melebarkan kedua kakinya. Gue berlutut lalu menjilati mulai dari paha kanan lalu pindah ke paha kiri baru ke memeknya yang menjadi target utama. Jeanny kembali mendesah sambil tangan kanannya meremas toket kanannya sendiri dan tangan kirinya memegang kepala gue. Tak berapa lama tiba tiba pintu kamar Jeanny terbuka, sontak membuat gue dan Jeanny kaget sekaligus panik.


b612011204202894.jpg

Mulustrasi : Kalul

"Udah aku bilangin padahal Ket tapi . . . WHAT ?! Gila kamu Jen, ena ena sendirian aja"
Kata seorang perempuan yang gue gak kenal dan orang yang bersamanya adalah Catherine.

"Tau nih Kalul, kita gak diajak"
Kata Catherine sambil menutup pintu dan meletakkan jus mangga pesanan Jeanny ke samping laptop. Ternyata ini yang namanya Kalul, lumayan cantik juga.

"Yaudah sini gabung"
Jeanny justru mengajak kedua temannya. Gue yang kebingungan langsung ditarik Jeanny unuk melanjutkan permainan yang sempat tertunda. Tanpa sadar ternyata Catherine sudah melepaskan semua baju dan celananya kemudian duduk di samping kiri Jeanny yang tiduran mengangkang, dan mereka berdua berciuman. Ini pertama kalinya gue melihat perempun dan perempuan saling berciuman seperti dalam adegan lesbian di film-film bokep tapi kali ini gue melihatnya dengan mata kepala gue sendiri.

"Ada di tempat biasa kan Jen ?"
Tanya Kalul. Entah apa yang dicarinya tapi Jeanny tidak menjawab karena sibuk berciuman dengan Cathrine. Gue pun melirik ke arah Kalul karena penasaran apa yang dicarinya di lemari, dan ternyata Kalul juga sudah melepas semua baju dan celananya sambil memegang sebuah dildo berwarna ungu transparan yang berukuran hampir sama dengan kontol gue. Gue gak menyangka sama sekali ternyata Jeanny memiliki benda seperti itu. Kalul langsung menghampiri Catherine sambil membasahi dildonya dengan mulutnya. Catherine pun melepaskan ciumannya dengan Jeanny, lalu tiduran di samping kiri Jeanny sambil melebarkan kedua kakinya. Tanpa basa basi Kalul langsung memasukan dildo itu ke memeknya Catherine dan langsung mengocoknya dengan perlahan.

"Auugghhh . . . aaahhh . . . iyaaahh . . . enaaak aahhh"
Suara desahan Catherine ternyata tidak kalah dengan Jeanny. Gue bahkan sampai bengong melihat Catherine dan Kalul.

"Keluarin 'dildo' lo dong"
Kata Jeanny yang melihat gue bengong.

"Ha ? Dildo ?"

"Iya yang ini"
Jeanny mengelus kontol gue dengan kaki kanannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung saja gue buka celana gue dengan cepat kemudian melemparnya sembarangan entah kemana. Dan terpampanglah batang kebanggaan gue. Mereka bertiga sekarang bisa melihat kontol gue yang tegak berdiri dan gue melihat ekspresi muka mereka semua seperti sudah gak sabar mau merasakan kontol gue. Tapi ternyata Kalul yang paling cepat meraih kontol gue kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya, namun tak lama Kalul melepaskannya lagi.

"Senior duluan ya"
Jeanny dan Catherine hanya tersenyum kecut, dan Kalul melanjutkan menghisap kontol gue. Jeanny langsung naik ke atas Catherine seperti posisi Man On Top kemudian meraih dildo yang masih terbenam di memek Catherine dan mengocoknya perlahan.

"Aaah aaah aaah . . . aah aah aah"
Hanya suara desahan Catherine dan lantunan lagu yang terdengar. Setelah beberapa menit berlalu, Kalul melepaskan kontol gue dari kulumannya. Kemudian membimbingnya ke belakang Jeanny yang masih menungging di atas Catherine.

"Karena Jeanny yang bawa nih cowok jadi Jeanny duluan"
Kata Kalul sambil mengarahkan kontol gue ke memek Jeanny. Gue memang udah gak sabar pengen ngentot. Tidak sulit bagi kontol gue menerobos masuk, jadi gue langsung menggerakkan pinggul gue dengan sedikit cepat.

"Aaaaahhhh . . . aaahhh aauuhhh . . . aaahhh iyaaah"
Jeanny mendesah keenakan hingga kedua tangannya bertumpu dengan sikutnya di samping kiri dan kanan kepala Catherine untuk menjaga keseimbangan. Kalul kembali mengocok memek Catherine. Gue bener bener gak nyangka, sekarang gue ngentotin Jeanny dengan gaya Doggy Style dan di bawah Jeanny ada Catherine yang terbaring lemas menerima kocokan dildo dari Kalul. Gue pun melepas kaos karena gerah. Sekarang kita berempat sudah benar benar telanjang.

"Aaahhh Bryaaan . . . gue keluar . . . aah aah aah"
Entah sudah berapa lama dalam posisi ini hingga akhirnya Jeanny mendapatkan orgasmenya. Gue merasakan cairan yang hangat di dalam memek Jeanny lalu mencabut kontol gue dan Jeanny pun ambruk di sebelah kiri Catherine.

"Sekarang giliran aku ya"
Kata Kalul yang sudah gak sabar langsung tiduran telentang di karpet bulu.

"Haaah . . . haah . . . Kalul curang . . . haah"
Catherine terengah-engah. Gue pun menghampiri Kalul dan berlutut sambil mengarahkan kontol gue ke memeknya. Sekarang saatnya gue bisa ngerasain memek kedua.

"Ooohhh"
Lenguh Kalul begitu kontol gue menerobos masuk ke dalam memeknya dengan posisi Man On Top. Gue pun segera menggerakan pinggul gue. Rasanya nikmat tapi sepertinya memek Jeanny masih lebih nikmat. Dan seketika gue jadi penasaran dengan bagaimana rasanya memeknya Catherine. Gue pindahkan kedua kaki Kalul ke atas bahu gue, kemudian gue kembali menyodok memeknya dengan gerakan yang cepat.

"Aaaaahhh . . . aaahh aaahh aaahh . . . ouuuhhh . . . terusin aaahhh"
Desah Kalul sambil meremas kedua toketnya sendiri. Tiba tiba Catherine datang dan jongkok mengangkangi wajah Kalul menghadap ke arah gue. Dan Kalul pun segera menjilati memek Catherine sambil terus menerima sodokan gue.

"Oouuhh . . . enak Kalul . . . aaahhh"
Ekspresi kenikmatan Catherine yang ada tepat di depan gue, membuat gue semakin semangat menyerang memek Kalul. Gue menurunkan kaki Kalul dari bahu gue, lalu meraih kepala Catherine dan langsung mencium bibirnya. Gerakan pinggul gue semakin gue percepat.

"Uuuuuaaaaaggghhh !!!"
Kalul pun terbaring lemas di atas karpet bulu setelah mendapatkan orgasmenya. Gue mulai sedikit merasa kelelahan, jadi gue mengeluarkan kontol gue dan duduk bersandarkan tempat tidur. Catherine yang sudah gak sabar menunggu gilirannya langsung naik ke atas dan meraih kontol gue mengarahkannya ke memeknya dalam posisi duduk di pangkuan gue. Kali ini Catherine yang lebih berperan aktif. Karena posisinya di atas dia bisa leluasa menggerakkan pinggulnya mengocok kontol gue dengan memeknya. Dan ini menjadi memek ketiga yang bisa gue nikmati tapi ternyata rasanya tidak jauh berbeda dengan memeknya Kalul, milik Jeanny masih menjadi yang terbaik.

"Uuuggghhh . . . uaahh . . . aah aah aah aah"
Desahan Catherine kembali memenuhi ruangan, sambil bergoyang dan gue bisa melihat toketnya yang bergerak ke sana kemari mengikuti irama goyangannya. Jeanny yang tadinya tiduran di atas tempat tidur mulai bangkit berjalan ke belakang Catherine. Sesuai dugaan, Jeanny meremas toketnya Catherine dari belakan. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Lama kelamaan tenaga gue pun kembali terisi, gue membaringkan Catherine di karpet bulu tepat di samping Kalul. Kali ini giliran gue yang bergerak mengocok memek Catherine dengan posisi yang sama saat gue mengocok memeknya Kalul. Tanpa basa basi lagi langsung saja gue genjot memeknya dengan tempo cepat.

"Aaahh . . . aah aah aah . . . iyaaaah . . . nikmat aah . . . aaaaahhhhh"
Desah Catherine menerima sodokan gue sambil meremas karpet bulu.

"Ooouuhh . . . aaahhh aaahhh . . . dikit lagi . . . aaahhh terusin . . . jangan berhenti . . . aaaahhhh"
Catherine menyemangati gue tapi tak berapa lama giliran Catherine yang mendapatkan orgasmenya lebih dulu. Gue yang hampir menghamburkan sperma gue, langsung melepas kontol gue dari memek Catherine dan berlutut tepat di atas toket Kalul. Jeanny menjepit kontol gue dengan toketnya Kalul, pinggul gue pun otomatis bergerak maju mundur merasakan himpitan toket Kalul.

"Aaagghhhh . . . dikit lagi !"
Teriak gue. Tetapi Jeanny melepaskan kontol gue dari jepitan toket Kalul dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Catherine yang sudah mendapatkan sedikit tenaga tiba tiba sudah ada di samping kiri gue, bergantian dengan Jeanny menghisap kontol gue. Dan tak berapa lama akhirnya gue pun harus merelakan sperma gue keluar tepat di wajah Kalul, ada juga yang menetes di toket kiri dan kanannya.

"Udah lama gue gak minum peju"
Kata Kalul membersihkan sperma di wajahnya dengan jarinya kemudian memasukkannya ke mulutnya hingga tidak ada lagi yang tersisa.

"Nah yang kayak gini dong Jen. Jangan kayak yang dulu"
Pernyataan Catherine membingungkan gue untuk sesaat. Jeanny langsung menjelaskan bahwa sebelumnya Jeanny pernah membawa seorang laki laki ke kosan ini karena si laki laki ini tertarik dengan Kalul. Jeanny pun membawanya ke kamarnya Kalul, dan di kamarnya sudah ada Kalul dan Catherine. Singkat cerita, Kalul memberikan tantangan, jika laki laki ini bisa memuaskan mereka bertiga, maka Kalul akan bersedia berpacaran dengan laki laki ini.

"Terus gimana ?"

"Baru 10 menit udah crot"
Jawaban Jeanny langsung mengingatkan Kalul dan Catherine kejadian waktu itu yang langsung disambut gelak tawa oleh mereka bertiga. Kami pun mengenakan pakaian kami lagi kemudian membicarakan banyak hal.

18:00

"Eh udah jam 6, gue pulang dulu ya"
Jeanny mengantar gue sampai ke gerbang kosannya dan gue pun berlalu pergi. Sampai di rumah gue pun langsung tertidur pulas.

09:00

Seperti biasa, gue pun bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Karena hari ini hanya ada satu mata kuliah dan mulai jam 11 jadi gue bisa bangun siangan. Sesampainya di kelas, ternyata ada pengumuman bahwa dosen tidak hadir.

"Sekarang ngapain ya enaknya ?"


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd