Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Budak pemuasku

nero angelo

Guru Semprot
Daftar
8 Apr 2012
Post
626
Like diterima
4.377
Lokasi
Dimensi keterasingan
Bimabet
Background

Seperti yang mungkin pembaca pernah baca sebelumnya,
bahwa saya adalah seorang wanita yang menyukai permainan
BDSM dan berperan sebagai Domina, seperti yang saya
ungkapkan sebelumnya bahwa peristiwa peristiwa yang saya
ceritakan telah membuka wawasan baru dalam kehidupan
saya, bukan hanya melulu kehidupan sex, tetapi secara general
saya merasa telah berubah.

Saya juga mempelajari sebab sebab dari kesukaan saya akan
fantasi permainan sex yang mungkin untuk sebagian orang di
sebut penyimpangan sexual namun juga untuk sebagian orang
permainan ini adalah suatu variasi atau permainan yang
mendebarkan dan mengasyikkan untuk dinikmati.

Saya adalah seorang wanita, single dan telah 8 tahun bekerja
di sebuah perusahaan multi national yang terkenal, mungkin
para pembaca mengetahui sebagai pekerja apalagi di sebuah
perusahaan yang besar, karir kita tidak akan pernah mencapai
posisi puncak, tentunya posisi ini biasanya diisi oleh seorang
Expat yang ditunjuk langsung oleh headquarters yang
bertempat di luar negeri.

Selama 8 tahun saya terus berambisi dan bekerja keras untuk
mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan
hanya imbalan materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga
untuk mendapatkan kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya
lebih condong untuk kepuasan batin.

Saya rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk
mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di
antara hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat
dan ambisi yang berbeda beda dan di tambah dengan faktor
talenta, kemauan untuk kerja keras dan faktor keuntungan
tentunya tidak semua orang akan mendapatkan level yang
sama.

Di perusahaan di tempat saya bekerja, saya terkadang merasa
tertekan di mana atasan saya selalu menganggap saya sebagai
budaknya dan segala hasil kerja keras saya selalu di ambil
creditnya untuk atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita
juga sering di lecehkan (tidak secara sexual dalam case saya)
tetapi dalam arti batas kemampuan kita, kelemahan dan lain
sebagainya. Saya mengerti di dunia ini dan sudah menjadi
kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia
yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan
lebih baik bila pria yang mengerjakannya sehingga
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.

Oleh karena hal tersebut di atas saya berkesimpulan bahwa
sebab sebab dari kesukaan saya untuk menjadi seorang
Domina dalam fantasi permainan sex ini mungkin berawal dari
ketidak puasan saya dengan kejadian kejadian dan situasi di
tempat kerja saya tersebut. Permainan fantasi sex ini seakan
membalaskan dendam saya terhadap ketidak puasan dan
keadaan di tempat saya bekerja sehingga secara kejiwaan
saya bisa menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat
melihat seorang pria tidak berdaya dan menurut atas kemauan
saya apalagi ketidak berdayaannya itu dilakukannya sendiri
dengan sukarela dan senang hati.

Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan
akan sebab dari kesukaan saya ini semoga bisa dengan jelas
terjawab dalam penjelasannya yang saya ungkapkan dengan
sejujur jujurnya diatas.

Mungkin cukup penjelasan saya mengenai back ground dari
kesukaan saya ini, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman
saya dengan seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan
fantasi saya dan juga cocok selera dengan saya dari segi fisik
maupun sifatnya.


Seleksi dan Recruitment

Pertemuan saya dengan budak cowok saya yang baru ini
berawal dari email. Setelah pemuatan cerita saya yang berjudul
"Pemijat Submissive", banyak sekali cowok yang berkirim surat
kepada saya untuk meminta dijadikan budaknya. Namun dari
sekian banyak email saya memilih beberapa saja yang saya
balas, tentunya dari balasan yang ada saya juga menyeleksi
ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budak
saya.

Kriteria pemilihan saya terutama adalah orang yang intelegent,
open minded dan tentunya benar benar menghayati perannya
sebagai seorang budak. Kemudian saya juga memeriksa
background orang tersebut dari segi materi, kebersihan dan
status perkawinan. Saya sengaja mencari orang yang status
sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan,
pertimbangan ini saya pilih untuk menghindari masalah privacy
saya di dunia luar, karena saya juga yakin seorang dengan
kriteria yang tadi juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga
kami bisa saling menjaga privacy.

Dari proses penyaringan tersebut akhirnya saya memilih satu
kandidat yang saya pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia
adalah seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari
keluarga yang terhormat, sudah kawin dan berusia 32 tahun.
Setelah kurang lebih 1 bulan kami saling mengenal diri melalui
telepon dan email akhirnya saya merasa sudah cukup
comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.

Pertemuan kami atur di sebuah Mall besar di Jakarta Barat
yang sangat terkenal dan ramai, pertemuan ini di sepakati
pada hari dan jam kerja, di sebuah coffe shop.

Saya sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari
situasi dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini
bila ternyata si Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang
telah dia berikan, terus terang pembaca saya sangat nervous
sekali waktu itu.

Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan
saya berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan
Anwar, jantung saya berdebar debar keras, dan efek dari coffe
yang saya minum sepertinya membuatnya menjadi tambah
parah. Tiba tiba telepon HP saya berdering, sepertinya jantung
saya hampir copot mendengarnya, memang kami sudah
berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.

"Hello Mbak, saya Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.

Sambil menjawab saya melihat ke sekeliling coffe shop, ketika
itu saya melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan
celingukan sambil menelpon. Mata kami beradu dan dia
tersenyum sambil mengangukan kepalanya, seketika itu saya
langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar yang sepertinya
sudah saya kenal walau hanya melalui telepon dan email. Dia
berjalan menghampiri saya sambil tersenyum dan
menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan.

Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata
cukup menyenangkan, saya seketika merasa nyaman sekali
berada di dekat si Anwar setelah bertemu dan mengobrol
ngalor ngidul tentang kehidupan kami. Orangnya menurut saya
sangat open minded, pintar dan sedikit pemalu, secara fisik
cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya putih bersih
kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya sedikit
gemuk di sekitar pinggang.

Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama
ngobrol mata kami saling bertatapan, dan saya melihat
ketulusan dan kejujuran di sorot matanya, sesekali dia
menundukan mata bila saya bertanya yang sifatnya sangat
pribadi, saya merasa berada diatas angin dan mendominasi
pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak
menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi
lebih banyak ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita
bisa saling terbuka dengan kehidupan kami. Saya juga
merasakan adanya peningkatan atas kepercayaan dan merasa
comfortable dengan dia.

Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk
pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita
malu untuk memulai pembicaraan tentang fantasi permainan
yang memang kami sukai itu secara langsung, mungkin karena
ini pun pertemuan pertama kita.

Setibanya saya di rumah saya langsung menyalakan note book
dan mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita
yang lebih lanjut. Di dalam email intinya saya menyatakan
kepada dia bahwa saya ingin menjadikan dia seorang budak
sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan dan jiwanya
kepada saya sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas
batas tertentu yang dia punyai, untuk itu saya menanyakan
komitmen dia dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.

Di dalam email saya juga menulis semacam pernyataan atau
perjanjian mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di
lengkapi dengan hasil pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari
penyakit penyakit kelamin sebagai syarat saya untuk menyewa
dia sebagai budak sex saya.

Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) saya
mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar
debar saya mulai membuka dan membaca email balasan
darinya. Di dalam emailnya dia menyanggupi segala syarat dan
keinginan saya, dia juga bahkan melampirkan hasil scan dari
hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia dari penyakit
penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya untuk
saya dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.

Pembaca, menurut saya batasan batasan yang di berikan oleh
dia cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan
adalah mengenai kerahasiaan sehingga permainan hanya
berlaku di dalam tempat yang aman dan discreet dan di luar
dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai teman biasa,
sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di
terapkan di dalam permainan kami. Batasan lainnya juga
mengenai penyiksaan yang sampai menimbulkan luka
permanen atau mengeluarkan darah juga tidak dapat di tolerir
karena dapat menimbulkan bekas dan berbahaya. Kemudian
ada juga batasan untuk permainan "force feminization" atau
dimana saya melecehkan dia dengan mendandani dia dengan
pakaian perempuan. Sebagai tambahan safety kami juga
mempunyai semacam kata kode, dimana bila dia atau saya
mengatakan kode itu semua permainan akan berakhir.

Bersambung...
 
Persiapan

Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati,
akhirnya tibalah saatnya untuk saya menikmati budak sex baru
yang saya recruit. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel
di Jakarta di waktu jam kerja, setelah makan siang sampai
sore hari. Saya menuliskan instruksi instruksi untuk persiapan
apa saja yang harus disediakan pada saat pertemuan tersebut
melalui SMS dan email.

Saya menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai
anjing yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya,
jepitan baju, lilin putih yang besar, sebatang pengaris kayu,
dasi dasi tua yang banyak, borgol besi 1 pasang, sarung tangan
latex dan KY Jelly. Pada saat saya menulis itu, jantung saya
berdebar debar dan muka saya terasa panas karena sudah
membayangkan hal apa saja yang akan saya lakukan ke dia.
Imajinasi saya berlari ke mana mana dan gambaran gambaran
akan siksaan siksaan yang akan saya lakukan membuat saya
menjadi sangat horny.

Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali saya
menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari
itu, dan saya sudah sengaja untuk mengalihkan semua
appointment yang ada di hari itu untuk direschedule ke esokan
harinya. Asisten pribadi saya juga sudah saya beritahu bahwa
hari ini saya ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan
di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada saya
delegasikan ke asisten saya.

4 jam sebelum waktu yang di sepakati saya menulis SMS ke
Anwar untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga
pada waktu saya datang di kamar hotel yang sudah di siapkan
olehnya dia sudah siap untuk melayani saya. Saya meminta dia
untuk mandi yang bersih (kalau perlu luluran), dan berdiri
menunggu saya di depan pintu dalam kamar hotel dalam
keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di
lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi
berwarna hitam. Saya juga meminta rantai anjing tersebut
dililitkan di sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya
digigit di mulutnya.

Kurang lebih jam 12 siang saya mendapat SMS dari Anwar
yang berbunyi, "Saya sudah siap dan sedang menunggu di
kamar 1811 untuk digunakan oleh kamu" melihat kata kata di
SMS itu darah saya terkesiap dan bulu di tengkuk saya
merinding membayangkan kenikmatan yang akan saya peroleh.

Saya bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace
saya yang berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse
putih yang tipis serta satu stel blaser dan rok berwarna abu
abu tua, saya juga sengaja menyemprotkan winyak wangi
sekujur tubuh saya sehingga menjadi sangat semerbak wangi
menggoda bila saya berjalan. Setelah berdandan saya dengan
tergesa gesa mengambil kunci mobil saya dan mulai menyetir
ke arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih
hanya 15 menit.


The Game is Beginning

Tibalah saya di depan pintu kamar hotel, saya memencet bel
yang berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini
menandakan budak saya sudah dengan tepat mengikuti
instruksi dari saya. Segera saya masuk dan menutup pintu dan
mengunci rantai pintu dalam. Saya melihat di depan saya
seorang pria budak pemuas saya sedang berdiri tegap dengan
posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit
terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya
sebagai budak saya, terlihat penisnya sudah setengah ereksi
mungkin karena sangat berantisipasi menunggu kedatangan
saya, saya tersenyum melihat pemandangan di depan saya,
selama kurang lebih 2 menit saya mempelajari badan yang
akan diberikan kepada saya dalam 4-5 jam ke depan.

Para pembaca, saya sengaja menginstruksikan Anwar untuk
mengenakan penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat
ekspresi muka saya yang mungkin sedikit grogi atau tersenyum
geli melihat dia yang sedang menggunakan rantai anjing dan
mengigit kulit penuntun rantai anjing yang berwarna merah itu.
Saya tidak mau wibawa saya hilang karenanya, jadi lebih baik
matanya tertutup, dan saya pikir harusnya untuk dia sensasinya
lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat siapa
yang datang dan mengunakan badannya.

Pelan Pelan saya ambil kulit penuntun rantai anjing yang di
gigit di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi
yang berada di lehernya, kemudian saya menuntun dia ke
tengah ruangan kamar di depan tempat tidur. Dengan posisinya
berdiri yang sama dan dengan kepalanya menunduk. Saya
berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan
menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.

Sekali kali saya membelai belai badannya untuk merasakan
apakah dia sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan
lembut dan perlahan saya juga meremas remas penis dan
kantung dimana dua buah bolanya berada untuk merasakan
kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk
merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan saya
pakai dengan seenak enaknya.

Anwar budak saya itu pasrah dan diam saja, saya bisa
merasakan bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan
saya itu, sekali kali dia melenguh keenakan pada saat saya
menyentuh bagian bagian sensitif di badannya. Setelah kurang
lebih 10 menit saya melakukan inspeksi badannya dan puas
dengan hasil inspeksi saya duduk di depannya di pinggiran
ranjang.

Saya berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia
menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan
mata masih tertutup dan kepala yang menunduk.

Kemudian dengan lembut dan tegas saya berkata di depan
mukanya..

"Mulai detik ini, kamu adalah budak saya, badan dan jiwa
kamu menjadi milik saya sampai sesi ini selesai, kamu enggak
berhak lagi atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka
kamu, tangan kamu, kaki kamu semuanya gunanya untuk
memuaskan saya, kamu ngerti..?"
"Saya mengerti, silakan Ibu memakai badan saya untuk
kesenangan dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan
seegois egoisnya tanpa memikirkan saya sama sekali, semoga
saya dapat memberikan kenikmatan buat Ibu, bila tidak silakan
saya di hukum dan di siksa..", jawabnya dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab saya.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila
saya beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti saya
siksa", lanjutku. Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

Saya beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi
lebih nyaman. Saya mengacuhkan keadaan slave saya yang
masih berlutut telanjang di kamar hotel, seakan akan dia
hanyalah sebuah benda yang bernafas dan berfungsi untuk
saya nikmati bila saya inginkan. Saya berjalan jalan di kamar,
melihat lihat pemandangan di jendela kamar hotel, menyalakan
TV dan memilih milih channel yang bagus sambil tidur-tiduran.
Kemudian perhatian saya tertumpu kepada sebuah tas gym
yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.

Satu persatu saya keluarkan barang barang yang ada di dalam
tas itu dan saya susun di atas ranjang. Salah satu benda yang
ada adalah sebuah borgol besi, saya ambil dan saya kenakan
borgol itu ke dua tangannya dibelakang punggung budakku
yang sedang berlutut. Sambil mengenakan borgol, saya
berkata,

"Saya suka melihat melihat budak kesayangan saya menderita
kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan saya
siksa walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa,
tapi penderitaan kamu bikin saya jadi terangsang, kamu
senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, saya senang sekali"

Saya ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian saya cubit
puting dadanya dan saya jepit masing masing satu penjepit di
setiap puting. Belum puas melihat ringgisan di mukanya saya
ambil lagi beberapa jepitan dan saya jepitkan di kantung
dimana tempat dua biji penisnya berada, reaksinya sungguh
luar biasa, setiap saya menjepitkan satu jepitan, dia melenguh
kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga ada beberapa
jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".

Saya jambak rambut dia dan saya bilang, "Jangan gerak gerak!
Atau nanti penis kamu saya jepit juga..".

Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit.
Terlihat dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya
gemetar menahan sakit, peluh mulai membasahi badannya
yang sexy.

Saya duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi
yang saya ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni
memenuhi areal sekitar penisnya dan sepasang jepitan di
nipplenya. Kemudian saya memerintahkan dia untuk
melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan badan yang
tegap lurus, dan saya suruh dia menghitung jumlah jongkok
berdiri itu dengan keras.

"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.

Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri
badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot
otot dibadannya yang sexy itu. Sesekali karena gerakan
jongkok berdiri itu beberapa jepitan lepas, dan setiap jepitan
lepas budak saya menggumam menahan rasa sakit. Oh
rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan saya mulai
horny dan basah karenanya. Setelah selesai saya suruh dia
berdiri, dan saya berjalan mengitarinya sambil membelai belai
badannya yang basah oleh keringat, sesekali saya menyuruh
dia untuk menjilati jari jari saya yang basah karena memegang
megang keringat di badannya.

Saya mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan
melepaskan borgol dan ikatan matanya, kemudian saya
memberikan handuk itu sambil berkata,

"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus
puasin saya yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet
kamu, buka baju saya satu persatu dan gantung baju saya yang
rapi jangan sampai ada yang lecek."

Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat,
kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiri saya.

"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."

Bersambung...
 
Tangannya satu persatu dengan lembut membuka kancing
blouse saya. Kelihatannya dia sangat menyukai badan saya
yang mulus dan wangi, terlihat penisnya mulai berdiri dan
menganguk angguk kesenangan. Setelah saya telanjang bulat
dan semua pakaian saya tergantung dengan rapi di lemari,
saya menyuruh dia untuk nungging di atas ranjang dengan kaki
terbuka dan tangan ke belakang. Kemudian saya kenakan lagi
borgol besi ke tangannya di belakang punggungnya, lalu saya
sendiri tiduran setengah duduk di sampingnya sambil
memegang megang badannya yang dalam posisi pasrah itu.
Penisnya saya tarik tarik, betot betot dan kocok kocok, seakan
seperti memerah sapi.

"Eh budak, saya mau lidah kamu jilatin seluruh badan saya,
mulai dari pundak sampai ke ujung kaki saya. Jangan sampai
ada se centi pun yang ketinggalan pokoknya semuanya saya
minta di jilat sampai kering, oh yah ampir lupa nih saya pakeiin
rantai kamu dulu". Saya pasang rantai anjing di lehernya.
"Ayo mulai jilat jilat kaya anjing, kalo rantai ini saya tarik sekali
berarti kamu pindah jilatin ke tempat lain, tapi kalo saya diem
aja berarti kamu terus jilatin tempat yang lagi kamu jilatin..,..
Ngerti..?".
"Ngerti Bu.." jawabnya.

Nikmat sekali rasanya dijilati oleh budak saya yang satu ini,
sekujur badan saya dijilati dengan telaten, kalo saya udah
bosen di jilatin di satu tempat saya hentakan rantainya, baru
dia pindah ke tempat lain. Yang membuat saya horny juga
meliha dia kesusahan waktu menjilati saya karena tangannya
terikat ke belakang, jadi terkadang kepalanya nempel di badan
saya karena pegal di otot perutnya menahan bebannya sendiri,
biasanya kalo dia kecapeaan saya pukul pantatnya pake
penggaris kayu yang ada di samping saya.

Dengan senak enaknya saya mengulet ngulet di atas tempat
tidur sementara budak saya terus berusaha menjilati badan
saya, sekali kali saya menaikan kaki saya ke atas badannya
dan membuat dia semakin menderita karena berat yang di
timbulkan.

Pada saat dia menjilati telapak kaki, jari jari di telapak kaki
saya yang satunya aktif membelai belai mukanya dan juga
menjambak jambak rambutnya. Sensasi di jari kaki saya waktu
di jilati dan di hisap satu persatu sungguh luar biasa dengan
rajin budak saya mengulum dan menjilati jari kaki saya sampai
saya hentakan rantai baru dia pindah ke jari yang berikutnya.

Saya menikmati service budak saya ini sambil menikmati rokok
dan menonton TV, kalau saya haus saya suruh dia berhenti
dan mengambil minuman kaleng di mini bar (tentunya dengan
tangan masih terikat) sehingga dia kesusahan mengambil
minuman untuk saya, dengan geli saya tersenyum melihat
kesulitan yang dia hadapi. Rasanya enak sekali selama hampir
2 jam saya seperti ratu di manja dan di buat geli oleh lidahnya
yang nikmat.

Setelah puas di manja oleh lidahnya, sekujur badan saya
menjadi sangat sensitif dan ditambah oleh rasa puas saya,
saya ingin sekali climax. Lalu saya bentangkan kaki saya dan
membuka lebar anus saya dengan mengunakan kedua tangan
saya, kemudian saya menyuruh budak saya untuk menjilati dan
memasukan lidahnya ke dalam anus saya, ohh rasanya nikmat
luar biasa, lidahnya berputar putar di dalam anus saya dan
sekelilingnya.

Setelah itu saya menghentakan rantai anjingnya, bertanda saya
ingin dia pindah tempat, sepertinya dia sudah mengerti kalau
clitoris saya sudah mengeras dan ingin dijilati. Saya buka bibir
vagina saya dan saya benamkan kepala budak saya ke situ
dengan posisi lidahnya tepat di clitoris saya.

Tidak lama kemudian saya mencapai climax, rambutnya saya
jambak dengan keras selama beberapa menit sementara saya
masih menikmati kegelian yang masih ada, lalu saya tendang
dia ke lantai dan saya suruh dia menghisap hisap jempol kaki
saya sementara saya mengatur napas dan menikmati sisa sisa
climax saya itu.

Tanpa terasa selama kurang lebih 20 menit saya terlelap tidur
nikmat, dan terbangun oleh rasa ingin kencing dan kuluman
lidah budak saya yang masih dengan setia menghisapi jempol
kaki saya. Lalu saya duduk dan membuka ikatan borgol di
tangan budak saya itu.

"Kamu pintar sekali muasin saya.. Pasti kamu sekarang haus
yah..?"
"Terima kasih Bu..,. Iya Bu.. Saya haus"
"OK.. Kalo gitu ayo ikut saya, kamu saya kasih hadiah.."

Saya tuntun dia ke kamar mandi dan menyuruh dia rebahan
telentang di dalam bath tub.

"Buka mulut kamu yang lebar, yah.. Sayang!"

Kemudian saya jongkok di atas mukanya dan mulai
mengencingi mukanya sambil mengarahkan arus air kencing
saya ke mulutnya.

"Ayo.. Di minum semuanya.. Buka mulutnya yang lebih lebar
lagi yahh.. Ayoh dongakin kepalanya biar enggak tumpah
tumpah.. Sayang.."

Dengan patuh budakku meminum air kencing saya dengan
lahap, terlihat jankunnya bergerak naik turun meneguk air
kencingku yang masuk ke mulutnya yang terbuka dengan lebar.

Setelah selesai saya menyuruh dia untuk membersihkan vagina
saya dengan mulutnya, karena air kencingku tercecer ke mana
mana saya berdiri dan menyalakan pancuran shower
sementara budak saya masih tiduran di dalam bath tub, saya
membersihkan badan saya di pancuran shower yang terletak di
atas bathtub sambil satu kaki saya, saya letakan di atas muka
slaveku yang masih tiduran di bawah. Setelah selesai saya
keluar dari bath tub dan mengeringkan badan dan kaki saya
dengan handuk kemudian saya taruh handuk itu di lantai dan
saya menyuruh budak saya untuk bersih bersih dan
mengeringkan badannya dengan handuk tersebut.

"Ayo bersih bersih.. Jangan lupa pakai sabun yah, biar enggak
bau.. Saya tunggu kamu di kamar.. Kalau lama dan enggak
bersih nanti kamu saya hukum loh.." ujarku dengan manja.

Selang beberapa menit budak saya selesai bersih bersih,
sementara saya duduk di atas kursi di belakang sebuah meja
belajar.

Diatas meja saya persiapkan sebuah lilin yang sudah saya
nyalakan, gelas kosong, sepasang sarung tangan karet dan KY
Jelly.

"Ayo merangkak ke sini sayang.. Saya belum selesai sama
kamu.."

Dengan patuh dia merangkak menuju ke arah saya.
Sesampainya dia di samping saya, rambut kepalanya saya elus
elus, dan sesekali jari tangan saya memainkan bibirnya yang
kemudian dia jilati seperti seekor anjing yang patuh.

Saya menyuruh dia untuk naik ke atas meja belajar di depan
saya dengan posisi nungging dan kaki terbuka sehingga lubang
anus dan penisnya terlihat jelas.

Sambil duduk di belakang meja saya memakai sarung tangan
karet dan melumasi KY Jelly dipermukaan sarung tangan. Saya
juga memberikan Jelly itu ke sekitar selangkangan, penis dan
terutama didalam lubang anusnya. Dengan perlahan saya
memasukan jari tengah saya ke dalam anusnya dia yang sudah
terlumuri dengan banyak KY jelly, sementara tangan saya yang
satu lagi meremas remas dan mengurut urut dengan lembut
alat kelaminnya yang sudah licin oleh KY jelly.

Remasan dan urutan saya itu membuat penisnya menjadi
sangat keras dan tegang, bila ini terjadi saya menyodok
nyodok lubang anusnya dengan kasar sehingga dia menjadi
kesakitan dan lemas lagi. Setelah lemas saya urut urut lagi
dengan lembut sampai tegang kembali dan seterusnya sampai
berulang ulang kali.

Dia sangat menyukai perlakuan ini, hanya mungkin sedikit
frustasi karena saya terus goda goda hingga tidak mencapai
climax. Penisnya dan area antara lubang anus dan kantung biji
saya urut urut dan penisnya saya kocok kocok lembut dengan
irama yang perlahan dan menggoda. Sampai suatu saat
hampir dia ejakulasi namun saya tekan pangkal penisnya dan
saya tetesi dengan lilin panas di sekujur punggung dan lubang
pantatnya yang sensitif.

Dia menjerit kesakitan dan minta ampun pada saat saya tetesi
lilin, setelah itu mengerang ngerang keenakan bila saya
stimulasi alat kelaminnya. Setelah saya pikir dia sudah cukup
menderita akhirnya saya urut penisnya dengan tempo yang
lambat dan mantap dan makin lama makin cepat, sambil
berkata..

"Kamu enggak boleh keluar dulu yah.. Awas loh.. Kalo kamu
mau keluar kamu harus minta ijin dulu sama ibu."
"Ibuu saya minta ijin mau keluar.. Ampunn udah enggak tahan
lagi..", rintihnya tak lama kemudian.
"Ok.. Ayo keluarin budakku sayang" jawab saya seraya
mengambil gelas kosong yang ada di atas meja.

Saya mengarahkan muka gelas itu ke lubang penis di tempat
spermanya akan keluar. Selang beberapa detik penisnya
menggelembung dan memuntahkan cairan sperma yang
sangat banyak. Saya terus mengenggam dan mengurut ngurut
penisnya sampai tetes sperma terakhir tertampung di dalam
gelas. Terlihat kepuasan di muka slave saya dan sekujur
badannya gemetar keenakan, kepalanya lunglai dengan dahi
bersender di atas meja.

Lalu saya mengambil sebuah sendok kecil yang biasanya di
sediakan di tempat pembuatan kopi/teh di dalam kamar. Lalu
saya mengaduk ngaduk gelas yang berisi spermanya itu dan
menyuapinya sendok demi sendok sampai habis bersih.

"Enak sayang..?" tanyaku.
"Iya Bu.. Enak sekalii.. Terima kasih Ibu.."
"Pinterr deh slave saya.. Ayo dijilatin sendoknya sampai
bersih..!"

*****

Demikianlah para pembaca, sebagian dari cerita permainan
saya dengan slave saya Anwar. Permainan ini selalu kami
lakukan kira kira 1 minggu sekali tentunya dengan variasi yang
berbeda beda. Setelah permainan selesai kami kembali ke
dunia nyata kami masing masing.

Biasanya setelah permainan usai sekitar jam 7 malam kami
ngobrol ngobrol sambil makan dari orderan room service, kami
tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dan bahan
pembicaraan kami bisa membahas apa saja seperti teman
lama karib yang sudah lama tidak bertemu.

Kami mempunyai komitmen perjanjian untuk tidak saling jatuh
cinta karena dia sudah mempunyai keluarga dan saya juga
tidak mau mencari masalah, yang penting fantasi saya ini
dapat tersalurkan tanpa komplikasi komplikasi yang mungkin
dapat terjadi.

Bahkan sebagai bukti penyerahan dirinya kepada saya dan juga
sebagai bukti dari kami bahwa kami tidak akan saling jatuh
cinta, kami merencanakan untuk meminjamkan badan budak
saya kepada wanita lain yang mungkin berminat untuk
memakai dia sebagai budaknya untuk sementara.

Apakah di antara pembaca ada yang berminat?

E N D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd