Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (BUKAN) Keluarga Cemara

Buat yg kurang berkenan membaca tulisan saya mohon maaf yah lur...

Seperti yg diawal saya katakan klo hampir separuh alur cerita ini adalah kisah nyata, bukan sekedar cerita...
Apa yg dilakukan si tokoh utama adalah Krn berbagai hal yg terjadi dlm hidupnya.... Kebiasaan nonton bokep, tuntutan kerja sang ibu & status janda sang ibu yg secara perlahan merubah sudut pandangnya....
A
Pernah ngk kalian di posisi ketika kejadian lbh baik berlalu begitu saja, dibandingkan kalian mencoba mengubah nya dgn resiko membuat orang yg kalian cintai terluka ??? Pernah ngk kalian memilih untuk setidaknya tak membuat menangis orang yg kalian cintai, saat kalian blm bisa membuat nya tersenyum ????
 
Makasih huu updatenya.. Lanjutkan sampe tamat hehe..
Apakah ibunya bakal hamil huu :Peace:
 
Aku agak dilema sama kelanjutan ceritanya...
Mau kasih cerita yg cuma nyerempet nakal tipis ngk ada adegan ihik" nya, tp nanti takutnya para pembaca bosen
atau langsung ke adegan ihik" & menguras emosi ????
Kalo ane Lebih suka yang nakal tipis2 drpd langsung wikk.wik suhu
 
Bimabet
PART 12 : “Ku Kira Cupu, Ternyata Suhu”


Setelah berulangkali melamar kerja, akhirnya aku diterima di salah satu pabrik tekstil di kota solo. Di pabrik ini aku diterima sebagai admin gudang. Dulu aku berfikir akan bekerja sesuai dengan jurusanku saat bersekolah, ternyata tidak juga. Sebagai seorang admin gudang, aku setiap hari harus berhadapan dengan para sopir dengan segala macam tingkah lakunya. Awalnya aku kaget dengan tingkah laku para sopir pabrik tempat aku bekerja. Mereka tak jarang berucap & bertingkah kasar kepadaku. Tapi lambat laun aku mulai terbiasa & memakluminya. Akan aku terima segala macam resiko pekerjaan asalkan akhir bulan aku mendapat gaji.

Seperti janjiku, jika aku sudah mendapat pekerjaan maka ibukku aku minta berhenti saja dari pekerjaannya di pabrik untuk kemudian istirahat dirumah & ibukku menurutinya. Walaupun kemudian ibukku tetap beraktivitas kembali di luar rumah dengan mengelola toko pak wisnu yang ada di kota ku. Setiap hari ibuk harus ke toko untuk mengecek & mengkoordinir jalannya toko pak wisnu. ibuk beralasan bosan kalau hanya berdiam diri di rumah saja. Tubuh ibuk yang biasanya digunakan untuk beraktivitas di luar rumah justru akan menjadi pegal-peal jika kemudian hanya berdiam dirumah saja, maka dari itu ibuk menerima tawaran dari pak wisnu untuk mengelola tokonya.

Semakin hari hubungan ibukku & pak wisnu semakin dekat. Tak jarang aku melihat kemesran mereka ketika pak wisnu berkunjung dirumah. Kemesraan yang semula hanya dilandasi nafsu, namun kemudian berubah menjadi cinta & sayang. Perhatian-perhatian kecil seperti membetulkan kerah baju, membetulkan sisiran rambut, dan berbagai hal-hal kecil tapi terlihat so sweet tidak segan mereka tunjukan sebagai bentuk perhatian kepada sang kekasih.

Kedekatan ibuk & pak wisnu bukan hanya aku yang merasakan, tetapi sampai pada telinga para tetanggaku. Bahkan kabar berhembus kencang bahwa ibukku & pak wisnu akan segera menikah. Tapi kabar itu aku dapatkan justru dari obrolan para tetangga, bukan dari mulut ibukku sendiri. Sedangkan aku sendiri sampai sekarang masih bimbang dengan bagaimana sikapku terhadap kedekatan ibuk & pak wisnu. Aku bahkan takut jikalau seandainya ibukku kemudian menikah dengan pak wisnu. segala macam ketakutanku itu aku pendam dalam diam, hingga akhirnya ketakukanku itu terjadi juga.

Waktu itu………..

Aku sedang menikmati sarapan pagiku di ruang tamu. Dengan sayur bayam buatan ibukku yang nikmat aku isi perutku agar kuat menghadapi rutinitasku sebagai budak korporasi. Disaat sedang menikmati sarapanku, terlihat ibukku mondar-mandir entah apa yang dia pikirkan. Sesekali dia memandangku lalu kemudian beranjak pergi. Sudah beberapa hari ibukku bersikap seperti itu, bahkan kadang aku mempergoki dia melamun sendirian saat di rumah.

Saat aku memakai sepatu kerjaku, ibukku dengan langkah agak ragu mendekatiku & kemudian duduk di sofa tepat di sebelahku.

Ibuk : Kak…..kakak nanti pulang jam berapa ?

I : Biasa buk, jam 16.00 sore…..la opo’o buk ?

Ibuk : Ngk papa……..eeehhhmmmmmm kak…..

I : ????

Ibuk : Kakak kan udah gede, udah dewasa…..ibuk pengen ngomong serius sama kakak bentar yah…..

I : ????

Ibuk : Gini kak,…kakak kan udah tau ibuk & pak wisnu….eeehhhhmmm……

I : ?????

Ibuk : Gini kak….eeehhhhmmm…..

Berulangkali nampak ibukku ragu dengan apa yang akan dia ucapankan. Tapi akhirnya ibukku mengutarakan juga apa yang selama ini dia simpan.

Ibuk : Ibuk mau bilang sesuatu tapi kakak jgn marah yah kak…….hhhhhmmmmmmm…………..ibuk mau ijin menikah dengan pak wisnu kak….


Dan terjadi juga apa yang selama ini aku takutkan…………………………

Sebenarnya aku tidak terlalu kaget dengan apa yang baru saja dikatakan ibukku. Aku telah menduganya sejak lama hal ini akan terjadi. Tapi aku tak menduga akan secepat ini kejadiannya. Dulu aku mengira kedekatan ibuk & pak wisnu hanya untuk sekedar melepas hasrat birahi, tapi ternyata salah. Mungkin karena intensitas bertemu antara mereka lantas tumbuh benih-benih cinta. Jujur aku tak tahu apa yang harus aku katakan & lakukan waktu itu. Aku diam seribu bahasa, begitupun dengan ibukku. Suasana menjadi hening seketika.

Ditengah diamnya mulutku, aku teringat tentang keluarga kecilku yang dulu aku miliki. Lantas aku teringat dengan bapakku yang saat ini mendekam di penjara. Aku membayangkan betapa nelangsanya kehidupan bapak selama di penjara. Entah bagaimana keadaannya saat ini aku tak tahu karena memang kami sudah tidak pernah menengoknya lagi. Dan disaat bapakku sedang nelangsa di penjara, justru ibukku malah ingin menikah lagi.

Aku paham jika bapak & ibukku sudah bercerai, tapi semudah itukah ibuk melupakan bapak ?.

Semudah itukah ibuk menemukan pengganti bapak di hatinya ?

Saat aku teringat bapakku, seketika emosiku memuncak. Dadaku bergemuruh seiring dengan jantungku yang berdetak lebih cepat. Sesaat aku coba atur pikiranku agar lebih tenang. Dengan nafas agak tersengal, aku coba rangkai kata yang ada di fikiranku.

I : Ibuk nyari apa to ?

Ibuk : Maksudnya kak ? (dengan agak menundukan kepalanya)

I : Ibuk mau nyari apa menikah lagi ? udah ada aku disni, apa masih kurang ? apa ibuk kurang bahagia udah punya aku buk ????????

Dengan nada tinggi sedikit membentak aku ucapkan apa yang ada dalam otakku. Sebenarnya ada banyak pertanyaan dalam fikiranku, tapi hanya kalimat itu yang berhasil aku ucapkan.

Ibuk : Bukan gitu kak……………...sekuat-kuatnya ibuk, ibuk juga butuh tempat curhat, tempat untuk menceritakan apa yang ada di hati ibuk, beda kalau sama kakak……

I : Beda gimana to buk ? kalau ibuk mau curhat, ya curhat aja sama aku kan bisa…..

Ibuk : Beda kak,….bukan Cuma tempat curhat, tapi juga ibuk perlu ada temen buat hal-hal lain….besok kalau kakak udah nikah pasti paham…..(sambil mengelap air mata yang mulai membasahi pipinya)


Aku sebenarnya paham dengan maksud ibukku. Aku paham hal-hal yang dia maksud adalah birahi yang harus terpenuhi oleh ibuk, apalagi dengan nafsu ibuk yang begitu besar.

Tapi apakah hanya karena desakan untuk memenuhi kebutuhan birahi yang membuat ibukku ingin menikah lagi ?

Aku lalu diam membisu kembali. Cukup lama kami dalam keheningan, sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi karena memang waktu sudah mulai siang, yang artinya aku harus bekerja.

Tidak ada jawaban atas pernyataan ibuk yang meminta izin dariku untuk menikah lagi. Bahkan pagi itu tidak ada ucapan pamit dariku, hal yang selalu aku lakukan sebelum berangkat kerja. Aku membanting pintu dengan kencang ketika keluar rumah. Aku geber-geber motorku tepat di depan rumahku. Mungkin tetangga sebelah merasa terganggu dengan suara bising motorku yang memekakkan telinga di pagi itu. Tapi aku tak peduli lagi dengan siapapun. Rasanya hari itu aku ingin memakan seseorang. Setelah puas aku menggeber motor, kemudian aku meninggalkan rumah dengan keadaan emosi tinggi.

Saat di pabrik, aku tidak konsen dalam bekerja. Badanku berada di pabrik, tapi fikiranku melayang entah kemana. Aku masih memikirkan pernyataan ibukku yang ingin menikah lagi. Kalimat ibukku seakan terngiang di telingaku & merasuk kedalam otakku. Aku bagaikan mayat hidup saat itu, yang hanya diam tanpa kata & tatapan kosong selama di tempat kerja. Hingga akhirnya aku putuskan hari itu aku hanya bekerja setengah hari & ijin pulang lebih awal dengan alasan sakit.

Setelah ijin pulang, aku tak lantas pulang ke rumah. Aku mlipir ke rumah temanku wendra. Dia selama ini aku kenal bijaksana dalam mengambil keputusan, barangkali aku mendapat saran tentang apa yang harus aku lakukan untuk masalah yang sedang aku alami. Cukup lama aku berkunjung di rumah wendra & darinya aku mendapat petuah & wejagan. Kami mengobrol ngalur-ngidul tentang solusi masalahku & berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Intinya dia menyarankan agar aku membuat keputusan dalam keadaan tenang & bukan dalam keadaan emosi. Wendra menyarankan aku mengambil keputusan bukan untuk ku sendiri, tapi juga untuk kepentingan semua pihak.

Di akhir obrolanku dengan wendra, dia juga menyarankan untuk menemui adikku Danindra yang kini tinggal bersama om & bulek ku di kudus. Hitung-hitung untuk temu kangen & sekaligus bertukar pendapat tentang rencana ibu kami yang ingin menikah lagi. Mendengar nama danindra disebut, aku jadi ingat aku masih memiliki saudara kandung yang selama ini terpisah jarak. Mungkin benar kata wendra aku harus menemuinya sekarang, jadi bisa sekalian menenangkan pikiran disana.

Skip………….……………skip……………………………skip………………………….



Singkat cerita, aku sudah sampai di rumah om & bulek ku di kudus. Om ku bernama faisal, sedangkan bulek ku bernama nina. Om faisal adalah adik kandung ibukku, sedangkan bulek nina adalah orang asli kudus.

Melihatku berkunjung, akupun disambut dengan ramah. Mungkin mereka kaget dengan kedatanganku yang tidak memberi kabar sebelumnya. Setelah beristirahat sejenak karena capek motoran sampai ke kudus, lalu kemudian aku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi di rumah. Aku ceritakan tentang keinginan ibukku yang akan menikah lagi.

Pernyataan om & bulek ku hampir sama seperti wendra. Mereka menyarankan untukku berfikir jernih sebelum mengambil keputusan. Hitung baik-buruknya dulu sebelum mengambil sikap. Mereka juga menyerahkan sepenuhnya keputusan kepadaku tentang apa yang harus aku lakukan. Di akhir obrolan dengan om & bulek ku, aku meminta izin untuk menginap beberapa hari di rumah mereka. Aku juga berpesan kepada mereka agar tidak memberitahukan kepada ibukku tentang keberadaanku di rumah mereka.

Skip……………………….…..skip……………………..………..skip…………………….

Ketika sore menjelang petang, akhirnya aku bertemu dengan adikku Danindra yang saat itu baru saja pulang sekolah. Ternyata dia sudah beranjak dewasa. Aku sedikit pangling dengan dia yang sekarang karena kini badannya lebih berisi. Dengan tinggi badan hampir sama denganku, walaupun dia masih SMA. Kami ngobrol ngalur-ngidul tentang berbagai hal. Dari obrolan kami, aku tahu kini dia sedang disibukkan dengan kegiatan sekolah. Indra (nama panggilan adikku) juga ikut ekskul futsal di sekolah & kadang dia mengikuti lomba bersama tim futsalnya. Mengetahui sedang giat-giatnya indra menimba ilmu, aku lantas urungkan niatku untuk bercerita tentang rencana ibuk kami yang ingin menikah lagi. Aku tak mau menggangu konsentrasinya dalam kegiatan sekolah. Mungkin cukup aku saja yang memikirkan solusi tentang masalah yang keluargaku hadapi.

Skip………………………..skip…………………………….skip…………………………………………….

Ba’da isya indra pamit untuk keluar entah kemana. Dia bilang ada urusan dengan temannya. Sangat jarang aku & indra bersama, siapa saja temannya akupun tak tahu. Timbul rasa penasaranku untuk kegiatan apa & dengan siapa indra pergi malam itu. Akupun lantas bergegas mengikuti kemana indra malam itu pergi. Aku pinjam motor om ku dengan alasan ingin keluar sekedar cari angin.

Aku membututi kemana arah indra memacu motornya malam itu. Hingga akhirnya dia berhenti disebuah tempat semacam pasar malam. Setelah memarkirkan motornya, indra kemudian berjalan dengan clingak-clinguk seperti mencari seseorang. Dan kemudian indra mendekati seorang cewek yang melambaikan tangan kearahnya.

“Apakah itu pacar indra ?” pikirku

Cewek itu berperawakan kecil tetapi memiliki paras yang manis. Dengan senyum manisnya cewek itu menyambut kehadiran indra. Mereka pun bergandengan tangan menyusuri tempat itu yang dipenuhi dengan pedagang. Langkah kaki mereka berhenti disebuah wahana permainan bianglala. Aku mengawasi mereka dari kejauhan karena memang aku tak berani menaiki waha tersebut hehehehehe………..

Bianglala pun bergerak dengan dipenuhi orang-orang yang naik disetiap kotaknya. Sepintas tak ada yang aneh, samar-samar aku melihat orang-orang yang menaiki wahana tersebut mengobrol sambil menikmati gerakan wahana yang cukup memacu adrenalin. Tapi kemudian aku penasaran saat pandanganku tertuju pada kotak wahana yang diisi indra & pacarnya. Samar-samar aku melihat dari sela-sela kotak wahana itu wajah indra & si cewek sangat dekat bahkan mungkin menyatu satu sama lain.

“Astaga….apakah mereka ciuman ?”. tanyaku dalam hati.

Aku tak bisa memastikan apakah mereka benar-benar ciuman, karena memang posisi mereka berada di kotak wahana diatas sana. Ditambah lagi pencahayaan taman tersebut yang tidak terlalu terang membuat pandanganku tidaklah jelas.

Aku membayangkan betapa romantisnya moment itu. Moment dimana sepasang manusia berciuman ditengah suasana malam yang dingin syahdu di atas sana. Apalagi tempat mereka ciuman adalah area publik dengan banyak orang lalu lalang diatara mereka. Sungguh pintar sekali adikku indra memilih tempat & moment yang pas untuk memadu kasih.

“Ku kira cupu, ternyata suhu kamu dra”. Pikirku dalam hati.

Setelah puas menaiki bianglala, mereka berdua melanjutkan berjalan-jalan & sesekali berhenti untuk membeli makan & minum. Aku tak tahu sampai jam berapa mereka akan menghabiskan waktu ditempat ini, karena sepertinya mereka masih asyik berduaan. Aku tak mau indra keseringan keluar malam, apalagi besok dia masuk sekolah. Terlebih lagi dia mengajak anak orang, aku tak tega jikalau orangtua si cewek itu khawatir karena anaknya keluar malam. Lantas akupun menghubungi indra untuk segera pulang saja karena sudah malam.

Terlihat dari kejauhan, mereka berjalan menuju tempat indra memarkirkan motornya. Nampaknya indra ingin mengantarkan si cewek itu terlebih dahulu sebelum pulang. Melihat motor indra meninggalkan taman, akupun segera memacu motorku pulang agar aku mendahului indra sampai rumah.

Sesampainya dirumah, keadaan rumah om ku sudah sepi. Mungkin om & bulek ku sudah tidur. Sebenarnya aku ingin langsung tidur karena capek. Tapi dinginnya malam ini membuatku susah untuk memejamkan mata. Terlebih lagi aku masih membayangkan indra adikku berciuman dengan seorang cewek ditaman tadi. Seketika kont*l ku ngac*ng. Aku ingin menuntaskan hasrat birahiku dengan coli di kamar mandi. Aku tak mau ngecrot dikasur rumah om ku. Bisa malu seumur hidup kalau aku ketahuan coli dikamar.

Aku pun berjalan menuju kamar mandi untuk menuntaskan birahiku yang mulai tak tertahankan lagi. Tapi saat aku melewati kamar om & bulek ku, aku mendengar suara yang familiar ditelingaku. Suara yang biasanya aku dengar ketika meonton bokep, apalagi kalau bukan suara desahan nikmat.

“Apakah om & bulek ku lagi ihik-ihik ?” pikirku.

Akupun penasaran dengan suara desahan itu.

Sekedar gambaran, om faisal bertubuh agak gempal dengan kumis & jenggot tipis di wajahnya. Kulitnya sawo matang khas orang Indonesia. Sedangkan bulek nina berperawakan kecil mirip-mirp artis sandy aulia. Saat keluar rumah, bulek nina selalu memakai kerudung & gamis, tetapi saat dirumah dia hanya memakai kaos lengan pendek & celana selutut.

Saat memakai baju santai itulah aku mengetahui betapa putih & mulusnya kulit bulek nina. Aku juga dapat memandang rambut bulek nina, rambut yang biasanya ditutup dengan kerudung itu dicukur pendek sebahu. Dengan sifat bulek yang terkesan kalem membuatku semakin penasaran bagaimana kemampuannya saat ihik-ihik.

Dengan hati-hati aku mencoba mencari celah dilubang kunci kamar om & bulek ku. Dari celah lubang kunci, aku melihat didalam kamar om & bulek ku sedang berciuman sambil duduk di tepian ranjang. Om faisal saat itu dalam keadaan bugil total, sedangkan bulek nina masih menggunakan jilbab tapi bawahannya sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Aku tak bisa melihat susu bulek karena terhalang jilbabnya yang cukup lebar, tapi aku dapat jelas melihat m*m*k bulek nina yang ditumbuhi bulu jemb*t yang cukup lebat.

Seketika aku teringat dengan bintang bokep jepang favoritku, Sola aoi. Bintang bokep dengan wajah imut tapi memiliki bulu jemb*t yang lebat. Sering aku membayangkan mencium bibir imut sola aoi sambil memainkan bulu jemb*utnya. Wajahnya yang imut menggemaskan seolah berbanding terbalik dengan jemb*t brutalnya yang dia miliki. Dan sekarang bayang-bayang sola aoi tergambar di sosok bulek nina.

Masih dari celah lubang kunci aku mengintip. Aku melihat bulek nina menjilati pentil om faisal yang merem melek sambil mendongakkan kepalanya. Kemudian bulek nina bangun dari duduknya untuk mengambil sebuah ikat pinggang & dildo dari laci meja. Kemudian bulek nina mengikat kedua tangan om faisal dengan ikat pinggang yang dia ambil. Bulek nina memberi arahan agar om faisal menungging dengan posisi membelakangi pintu, sedangkan bulek nina duduk dibelakangnya. Dari posisiku terlihat buah zakar & kont*l om faisal menggantung bebas.

Setelah mendapat posisi enak, kemudian tangan kanan bulek nina memasukkan dildo kedalam lubang anus om faisal. Saat tangan kanan bekerja, tangan kiri bulek nina tidak tinggal diam. Dikocoknya kont*l om fasial dari arah belakang. Dikocok, dielus, dirurut & diperasnya kont*l om faisal oleh bulek nina bagaikan sedang memeras susu sapi. Om faisal pun kelonjotan merasakan ransangan yang luar biasa di tubuhnya. Mulut om faisal mengerang, sedangkan tangannya tak bisa berbuat apa-apa karena diikat. Suara erangan om faisal bagaikan suara sapi yang sedang disembelih.

Hingga akhirnya………………………….

Croooooooooooooooooooooooootttttttttttttt…………………………….

Kont*l om faisal menyemprotkan pejuhnya sebanyak 3x. Pejuh itu jatuh dikasur, lalu kemudian bulek nina memungut pejuh itu dengan tangannya.

Dibaliknya tubuh om faisal sehingga tidur telentang. Om faisal terlihat terengah-engah menikmati organsmenya dengan keadaan tangan masih terikat. Seakan tidak memberikan waktu lama untuk om faisal beristirahat, bulek nina bergerak keatas tubuh om faisal. Bulek nina menyodorkan pejuh yang menempel di tangannya, untuk kemudian disuapinya pejuh itu ke mulut om faisal. Om faisal membuka mulut seakan pasrah dicekoki pejuhnya sendiri ke dalam mulutnya. Om fasial menjilati pejuh yang menempel di tangan bulek nina hingga habis. Tapi kemudian bulek nina mencium & menyedot-nyedot mulut om faisal seakan ingin mengambil kembali pejuh yang telah diberikannya kepada om faisal.

Setelah puas berbagi pejuh, bulek nina kemudian mengarahkan kont*l om faisal masuk kedalam mem*knya. Saat dirasa sudah pas, kemudian bulek nina mulai menggoyangkan tubuhnya secara perlahan. Bulek nina sangat pintar mengatur ritme goyangannya. Mulai dari ritme pelan, hingga kemudian bulek nina menggoyangkan tubuhnya dengan ritme kencang. Tubuh bulek nina meliuk-liuk dengan brutal sambil memutar-mutar memeknya mengaduk-aduk kont*l om fasial. Hinga akhirnya………………………….

Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………………………………………….

Suara erangan om fasial mendapatkan orgasnmenya yang kedua. Om fasial Nampak terengah-engah sambil kakinya gemetaran menikmati organsmenya. Tapi sepertinya bulek nina belum mencapai puncak kepuasan. Bulek nina lantas melepas kont*l om faisal dari mem*knya & kemudian mengarahkan mem*knya ke arah mulut om faisal. Tanpa disuruh om faisal menjilati mem*k bulek nina yang becek oleh pejuhnya sendiri.

Dahaga birahi bulek nina sepertinya sangat besar. Sedangkan om faisal bagaikan boneka seks yang digunakan untuk memenuhi dahaga birahi bulek nina yang menggebu-gebu. Cukup lama om faisal menjilati mem*k bulek nina, hingga akhirnya……………….

Uuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………………………………

Erangan panjang disertai getaran tubuh bulek nina menandakan organsmenya yang pertama. Untuk sejenak bulek nina diam menikmati organesmnya, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping om faisal. Dielusnya rambut, kemudian diciumnya pipi om faisal oleh bulek nina.

Setelahnya tidak ada gerakan dari mereka berdua yang menandakan mereka sudah terlelap. Mereka tidur dengan keadaan bugil dengan tangan om faisal yang masih terikat. Kegiatan ihik-ihik mereka berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan bulek nina.

Tak terasa kont*l ku yang sedari tadi aku kocok telah memuntahkan pejuhnya membasahi pintu kamar om faisal & bulek nina. Lalu aku elap pejuhku dengan baju yang aku kenakan untuk menghilangkan jejak.

Aku cukup kaget dengan kemampuan bulek nina dalam urusan ranjang. Bulek nina yang kesehariannya kalem dengan jilbab panjang yang dia kenakan, seolah berubah menjadi serigala betina yang binal saat diatas ranjang. Dia sangat mendominasi selama permainan berlangsung. Sedangkan om faisal tak ubahnya boneka seks yang digunakan bulek nina untuk memuaskan birahinya. Sungguh diluar dugaanku.

“Ku kira cupu, ternyata suhu” pikirku.

Setelah puas mengeluarkan apa yang dari tadi aku tahan, akupun kembali ke kamarku untuk istirahat. Untung indra belum sampai rumah, sehingga tak memergokiku coli sambil mengintip om & bulek ihik-ihik.

Skip……………….skip…………………skip……………………………………………..

Aku menginap beberapa hari dirumah om faisal. Selama di rumah om faisal, beberapa kali aku memergoki om faisal & bulek nina sedang ihik-ihik, baik itu dikamar mereka maupun saat mereka mandi bareng. Dan lagi-lagi aku melihat bulek nina mendominasi disepanjang permainan.

Saat aku menginap dirumah om faisal, banyak sekali chat & panggilan yang masuk ke hp ku. Dan tentu saja salah satunya dari ibukku. Tapi tak kau hiraukan chat & telfon dari ibukku. Aku masih kesal dengan ibukku, apalagi mengingat peryataan ibukku yang ingin menikah lagi, hatiku jadi panas dibuatnya.

Dari beberapa chat yang masuk, ada chat dari pakdhe ku, pakdhe muladi. Pakdhe muladi adalah kakak ibukku yang rumahnya satu kecamatan denganku. Dia mengabarkan kalau biukku masuk rumah sakit.

Awalnya aku kira itu Cuma gimik agar aku mau pulang. Tapi kemudian dia mengirimkan foto yang membuatku kaget. Pakdhe muladi mengirimkan foto ibukku yang sedang tidur di ranjang rumah sakit dengan infus menamcap di tangannya.

Walaupun aku masih kesal dengan ibukku, tapi aku tetaplah sayang kepadanya. Terlebih lagi kata pakdhe ku, ibukku jatuh sakit karena memikirkan diriku yang beberapa hari ini tidak pulang ke rumah. Lantas aku bergegas berkemas untuk pulang ke sukoharjo. Tak lupa aku pamit kepada om, bulek & juga adikku.

Aku tak tahu apa yang akan aku katakan ketika nanti bertemu ibukku, tapi yang pasti aku harus segera pulang……………………………


Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd