Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

Mantaap suhuu.. ceritanya ringan enak dicernanya.. selamat berburu bumil lg ya udah lahiran tuh.. tp sekali kali cobain yg baru abis lahiran.. bandingin rasanya.. 🤣🤣
 
MANGSA KELIMA



Setelah hari yang cukup melelahkan ngentot Sifa dan wawancara dengan dinas perpustakaan kota. Maka tinggal menunggu hasil wawancara. Menurut panitia, hasil wawancara akan diumumkan 2 bulan kemudian. Waktu yang cukup lama pikirku. Pekerjaan di rumah Heru telah diselesaikan. Belum ada kerjaan tambahan baru yang membutuhkan tenaga kerja. Sedangkan pengumuman masih dua bulan lagi.

Uang dari pekerjaanku sebelumnya dengan Heru masih cukup untuk membiayai hidupku sebulan ke depan. Kemana lagi harus mencari uang ? Pikiranku masih melayang kesana kemari. Kemudian aku buka laptopku. Mencari kerja sampingan di laman web kerja favoritku. Barangkali ada yang cocok. Cuma tukang ketik gapapalah daripada nganggur.

Sampailah aku menemukan sebuah pekerjaan yang menurutku cocok dengan kondisiku saat itu. Menjadi staf marketing sebuah kantor akuntan publik. Segera aku masukan file lamaran kerjaku kesana. Malam itu, setelah kecapekan mencari lowongan kerja, aku tidur.

Pagi harinya, ketika aku bangun tidur dan mengecek handphoneku. Kutemukan notifikasi panggilan. Aku cocokkan dengan nomor kantor akuntan yang kulamar, ternyata cocok. Aku kemudian menelpon balik nomor tersebut. Dan diangkat langsung oleh bagian personalia. Singkat cerita, aku langsung diterima. Karena kantor tersebut sedang membutuhkan tenaga pemasaran yang bisa kemanapun.

Pada 2 minggu pertama kantorku belum mendapatkan klien. Baru pada minggu ke empat, kantorku mendapatkan klien. Seorang ibu-ibu memakai pakaian PNS masuk ke ruanganku. Waktu itu, aku belum menyadari rupa dari orang itu. Setelah keluar ruangan dari atasan, aku menyadarinya.

Beliau seorang perempuan paruh baya. Mungkin sekitar 40 tahun. Namun yang membuatku agak heran adalah beliau mempunyai perut yang membuncit bulat seperti sedang hamil tua. Kemudian aku dan atasanku masuk ke ruangan diskusi yang sama dengan ibu PNS itu. Tugasku selanjutnya adalah menawarkan dan menegosiasikan harga dan jasa layanan audit pada ibu tersebut.

Ketika melihatnya pertama kali. Aku harus mengendalikan nafsuku. Bagaimana tidak, tubuhnya yang montok terpampang dihadapanku. Memakai terusan warna biru dongker. Baju pns yang sudah kedodoran. Ingin sekali rasanya menusuk vaginanya dengan kontolku. Aku dan atasanku menawarkan dan menegosiasikan jasa akuntan kantorku dengan ibu itu. Ibu itu ternyata mempunyai toko butik di tengah kota. Yang membutuhkan audit yang cukup banyak. Saat berdiskusi itulah tatapanku sering menatap ke arah perutnya yang buncit. Ibu itu sepertinya tahu aku memperhatikannya. Aku yang sedari tadi memperhatikannya harus menjaga tatapanku agar tidak curiga. Singkat cerita, urusan pekerjaan itu selesai dan ibu tersebut setuju dengan penawarannya. Nama ibu tersebut adalah Narsih, umur 42 tahun. Sedang hamil 40 minggu anak ketiga. Beliau bercerita ini sebenarnya "telat cabut" karena umurnya yang berusia senja ini tak ingin hamil. Namun apa daya kehendak lain mengharuskan beliau mengandung anak sekali lagi. Bu Narsih kemudian memberikan nomor hp kepada atasanku untuk urusan lebih lanjut ke depannya.
Setelah hari itu. Aku tetap kerja di kantor. Urusan dengan klien-klien baru tetap dijalankan. Sementara urusan dengan Bu Narsih ditangani oleh divisi lain. Namun, saat akhir penyelesaian audit, aku diminta oleh atasanku untuk menemui Bu Narsih agar bisa melihat-lihat dulu laporan hasil auditnya.

Singkat cerita, aku telah sampai di rumahnya. Rumah itu terletak tak jauh dari butiknya di tengah kota. Rumah itu besar, dengan cat warna putih. Bu Narsih yang sudah janjian dengan atasanku telah berada di rumah. Hari ini beliau memang sudah memasuki masa cuti melahirkan karena telah memasuki kandungan 42 minggu. Beliau menyambutku di rumah. Aku segera masuk dan duduk di ruang tamu. Sementara Bu Narsih menyiapkan minuman di belakang. Hari ini beliau memakai terusan warna hitam dan jilbab biru dongker.

Sembari menunggu, aku kemudian melihat-lihat foto yang ada di ruang tamu. Ada foto dirinya dengan anak-anaknya. Ada foto suaminya. Ada foto satu keluarga. Pasti nanti bertambah satu foto karena akan ada anggota keluarga baru. Bu Narsih kemudian datang dengan teh panas hangat.

"Ini mas Bram, maaf pembantu saya sedang cuti jadi saya ke belakang dulu sebentar" kata Bu Narsih sambil menyajikan teh hangat di meja.

"Waduh bu ngga perlu repot-repot. Saya malah ngga enak, apalagi ibu kelihatannya lagi hamil besar begini" jawabku.

"Ngga mas. Tamu juga harus dilayani dengan baik. Saya toh juga harus sering gerak biar dedek ini lancar keluarnya. Maklum udah kepala empat masih aja kebobolan. Haha" sahut Bu Narsih.

"Oh iya bu ini hasil audit dari kantor. Silakan diperiksa untuk memastikan." Kataku sambil menyodorkan draft hasil audit ke bu Narsih.

"Oh iya mas. Silakan diminum dulu, mumpung hangat. Nanti dingin loh kalo ngga segera diminum." Jawab bu Narsih.

Aku kemudian meminum teh hangat itu. Sambil meminum teh tersebut, aku melirik ke perut dan lekuk tubuh bu Narsih yang sedang hamil itu. Duh, nafsuku bangkit. Tetapi aku harus mengendalikan diriku. Yakali aku memperkosa orang di rumah mereka saat aku bekerja untuk kantor seperti ini. Tanpa sadar saat aku asyik melirik dan meminum teh hangat itu, bu Narsih tersenyum sendiri. Aku yang saat itu belum tahu hanya bersikap biasa saja. Setelah meminum seteguk, kutaruh gelas di meja kembali. Sambil menunggu bu Narsih, aku kemudian melihat-lihat handphoneku barangkali ada pesan yang masuk. Saat aku asyik melihat-lihat pesan di handphone. Tanpa aku sadari bu Narsih sudah berada di depan mataku sambil sedikit berjongkok menatapku. Aku agak kaget dibuatnya.

"Eh, bu Narsih. Bagaimana, masih ada yang salah ya bu ?" Kataku, agak gugup ketika bu Narsih tiba-tiba di depanku.

"Kamu pengin kan nak ?" Kata bu Narsih

"Maaf bu, maksudnya gimana ?" Jawabku gemetaran

"Pengin begini" jawab bu Narsih sambil meraba selangkanganku dan membuka resletingku.

"Eh bu Narsih mau ngapain ? Maaf bu saya sedang kerja." Jawabku gugup. Aku lebih takut kehilangan pekerjaan daripada harus ketahuan ngentotin istri orang.

Namun tangan bu Narsih telah meraih kontolku untuk keluar dari resletingku. Dan tangannya telah mengurut penisku dengan penuh kenikmatan. Aku yang sedari tadi menahan akhirnya kalah juga dengan nafsuku. Mulut bu Narsih kemudian mencaplok penisku dan mengoralnya dengan cepat. Aku harus mengatur nafasku agar tidak keluar duluan.

"Ahhh enak bu, lanjuttt" desahku penuh kenikmatan.

Bu Narsih mengoral penisku selama 3 menitan. Lalu tanpa mencopot terusannya, beliau memasukkan kontolku ke memeknya. Posisi kami Woman On Top dengan aku duduk di kursi sofa ruang tamu.

"Bu Narsih ngga pakai celana dalam ?" Tanyaku
"Ngga sayang, lagi hamil tua seringnya pipis jadi malas pakai itu" jawabnya

Bu Narsih kemudian bergoyang liar di atasku. Beliau sudah seperti orang yang tidak pernah disentuh oleh penis lelaki sekian tahun. Padahal dia lagi hamil tua. Aku rasakan vaginanya menjepit penisku dengan cukup rapat. Mungkin selama hamil beliau jarang diberi nafkah batin oleh suaminya. Bibirnya kemudian mencari bibirku untuk french kiss.

Ahhhhhh ahhhhh ahhhhhh
Mmmmm mmmmm mmmmm
Hhhhhh hhhhhh hhhhhhh hhhhhh

Suara-suara pergumulan kami saat itu. Bu Narsih saat bergumul denganku tidak melepaskan terusan dan jilbab yang dia pakai. Yang membuatku sangat bernafsu kepadanya. Mungkin ini yang namanya berkah saat bekerja pikirku. Bu Narsih merasa sangat nyaman bercinta pada posisi seperti ini. Beliau yang aktif untuk bergoyang diatasku. Naik turun dan sesekali menggoyangkan pinggulnya. Tanpa terasa kami sudah di posisi ini selama 40 menit. Aku sudah merasa di puncak.

"Ahhh dek aku keluarrr" teriak Bu Narsih secara tiba-tiba. Diikuti lemas dan ambruknya beliau didekapanku. Keringat begitu banyak di tubuhnya.

"Ahhh saya juga bu" kataku. Kemudian semburan empat kali membasahi liang vagina miliknya.

"Jadi gimana draftnya bu ?" Kataku teringat akan tujuanku datang kesini.

"Udah oke kok. Santai aja. Kamu segera mandi saja terus balik ke kantor." Jawab bu Narsih

Aku dan bu Narsih mandi bersama di rumah itu. Saat mandi kami ngobrol satu sama lain. Beliau bilang kandungannya sudah berat. Anak yang dia kandung kembar. Suaminya seringkali kecapekan ketika sampai di rumah. Sehingga mereka jadi lupa untuk tujuan melancarkan persalinan. Karena bu Narsih juga sudah kepala empat. Aku kemudian segera mandi dan berpamitan dengan bu Narsih. Sampai di kantor kulaporkan dengan atasanku perihal draftnya. Saat akan pulang dari kantor, kulihat selembar amplop di tasku. Berisi catatan kecil ucapan terima kasih dan beberapa lembar uang seratus ribuan. Aku mendoakan supaya lahirannya lancar.
 
Bimabet
Maaf saya harus libur baca karya suhu selama satu bulan penuh nanti saya baca lagi pas hari lebaran
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd