Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi

ella1979

Semprot Addict
Daftar
22 Dec 2020
Post
466
Like diterima
9.857
Lokasi
Kabupaten Tangerang
Bimabet
Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi


INDEX :
Episode 1 : page 1
Episode 2 : page 4
Episode 3 : page 10
Episode 4 : page 11
Episode 5 : page 14
Episode 6 : page 17
Episode 7 : page 20
Episode 8 : page 24
Episode 9 : page 28
Episode 10 : page 31
Episode 11 : page 34
Episode 12 : page 37
Episode 13 : page 40
Episode 14 : page 45
Episode 15 Bagian Pertama : page 50
Episode 15 Bagian Kedua : TAMAT


----------
Episode 1

Laeli, Perempuan berusia 31 tahun, ibu rumah tangga dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Tinggi 160 cm, berat badan 60 kg. Berkulit putih cerah. Laeli cukup bahenol meski keseharian tubuhnya tertutup gamis lebar dan kerudung. Laeli tidak bisa dibilang kurus, tapi juga bukan gembrot. Anak-anaknya berusia 4 tahun dan 1,5 tahun yang masih menyusui.


Sebagai ibu rumah tangga, Leli demikian panggilannya sehari-hari, hanya sibuk mengasuh anak-anak dan membersihkan rumah saja. Jarang sekali keluar rumah untuk bergosip dengan tetangga ataupun sekedar bersantai diteras kontrakannya. Namun demikian Leli bukan kuper. Dia cukup dikenal oleh tetangganya dan warga sekitar lingkungan RW nya. Pembawaannya yang ramah, sering membantu warga jika ada hajatan atau duka cita.


Sudah setahun ini Leli ditinggal suaminya bekerja kel uar kota. Penghasilan suaminya yang tidak memungkinkan untuk memboyong Leli dan anak-anak bersama, sehingga mereka memutuskan untuk berpisah sementara. Suaminya pulang sebulan sekali, itu pun waktunya tidak lama hanya Jum'at-Minggu, Senin harus kembali ke kota dimana suaminya bekerja.


Kontrakan yang Leli huni berupa petakan berderet sebanyak 5 pintu. Diantaranya di huni oleh Arief, seorang suami dengan 1 anak yang harus berjauhan pula dengan keluarganya di Papua sana. Arief bekerja pada sebuah Lembaga Kemanusiaan yang sering tampil ketika bencana alam melanda negara ini. Selain itu di ujung sana ada Sari, gadis cantik pramuniaga pada sebuah pusat perbelanjaan dikota ini.


Leli berasal dari Sumatera yang merantau ke pulau Jawa kemudian mendapatkan jodohnya di sebuah pabrik sepatu saat Leli masih gadis. Mereka memutuskan menikah, kemudian Leli memutuskan keluar dari pekerjaan karena ingin fokus mengurus rumah tangga. Penghasilan suaminya sebenarnya cukup untuk menghidupi mereka berempat.


Sebagai perempuan muda yang masih bergelora, Leli merasa kesepian ditinggal suaminya bekerja. Leli berusaha tabah dan bersabar menjalani hidup. Mengalihkan perhatiannya pada kegiatan-kegiatan positif di lingkungan warga sekitar. Leli cukup aktif ikut pengajian Ibu-ibu, dimana sesekali Arief pun pernah mengisi kajian ibu-ibu tersebut.


Kehidupan mereka berjalan normal seperti biasanya. Masing-masing penghuni kontrakan sibuk dengan urusannya masing-masing. Sesekali bertegur sapa ketika berpapasan, atau saling menghantarkan makanan antara tetangga. Urusan hantar menghantar ini, Leli boleh dibilang juaranya. Makanya dia cukup dikenal di lingkungan masyarakat.


Pagi itu Leli sedang menyapu halaman kontrakan nya, ketika Arief bersiap berangkat bekerja.
"Wahhhh...sudah cantik aja nih Mbak Leli," sapa Arief, lelaki berkulit hitam, ganteng itu selalu saja memuji Leli.


Arief sejatinya keturunan Jawa, kedua orang tuanya transmigrasi ke Papua, sehingga Arief lahir dan besar di tanah Papua. Kemudian menikah dengan gadis keturunan Bugis yang sudah menetap di Papua.


"Ahhhh bisa aja Mas Arief ini lho...mau berangkat Mas?" jawab Leli menimpali pujian Arief.


"Iya nih Mbak, mau ke Padang." jawab Arief.


"Ohhh ngurusin longsor itu ya Mas?" Leli menimpali,


"Iya Mbak...ada tugas kesana bawa bantuan korban longsor."


"Duhhhh....berkah ya Mas Arief hidupnya. Hati-hati Mas, jaga keselamatan yaa." Leli mengantarkan kepergian Arief dengan do'a.


"Makasih ya Mbak, Mbak juga baik-baik yaa disini selama saya pergi, titip kontrakan Mbak. Tolong hidupkan lampu klo malam dan matikan klo pagi. Ini kuncinya."


"Ohhh baik Mas Arief," Leli menerima kunci kontrakan Arief


Arief lelaki baik, tidak pernah berusaha menggoda Leli meski mereka sama-sama kesepian. Arief lebih akrab dengan Leli, karena Leli sering memberikan makanan ke tetangga-tetangganya termasuk Arief


Tak lama setelah kepergian Arief, Sugiyono, satpam pada sebuah Bank keluar bersama Istrinya Narti yang sedang hamil 6 Bulan.


"Waduuh rajin sekali lho Mbak-ku ini," sapa Narti.


Leli hanya tersenyum menanggapinya. Sugiyono hanya melirik sebentar ke Leli kemudian bergegas menuju tempat tugasnya. Lelaki bertubuh kekar itu memang sedikit acuh pada wanita, bukan apa-apa Narti amat cemburuan, seringkali cemburu buta malah.


"Mbak Lel, Bulan depan aku mau balik kampung dulu." Narti memulai pembicaraan sambil duduk di teras kontrakannya.


"Lho kenapa dik Narti?" tanya Leli kaget, Usia Narti memang jauh di bawah Leli.


"Aku mau melahirkan di rumah orang tua Mbak, klo di sini gak ada sanak sodara, sedikit repot klo lahiran sendirian." Narti menjelaskan alasan.


"Lhaaaa saya kira ada apa..,yaa sudah hati-hati semoga lancar sampai melahirkan yaa dik."


"Masih rajin kontrol ke bidan kan? Gimana perkembangan nya?" Leli memperhatikan perut Narti yang mulai membuncit.


"Yoo masih toh Mbak, wajib itu hukumnya ahhh. Alhamdulillah jabang bayi ini sehat Mbak, tapi aku blom USG lho, biarin jadi surprise kata Mas Yono, Mbak."


Sumringah Narti menceritakan kehamilan anak pertamanya ini. Anak yang memang sudah dinantikan lama, 4 tahun mereka berumah tangga akhirnya Narti dikaruniai kehamilan. Sementara Leli dulu, hanya dua bulan saja kosongnya setelah pernikahan berikutnya dia sudah dinyatakan positif hamil.


"Mbak, ke warung Bu Milah yuk, mumpung masih pagi begini. Sayurannya masih lengkap dan segar," ajak Narti mengawali kegiatan harian ibu-ibu.


"Ehh bener yuuuk dik, kebetulan Mbak juga ada yang mau dibeli," antusias Leli menerima ajakan Narti.


Maka dua Ibu rumah tangga itu, melangkah menuju warung Bu Milah menunaikan kewajiban mereka. Sebenarnya mereka kadang bertiga dengan Sari, tapi akhir-akhir ini Sari selalu pulang larut malam. Jadi jam segini, Sari dipastikan masih terlelap di kamarnya.


Demikianlah kehidupan sehari-hari penghuni kontrakan itu. Namun dibalik itu semua. Tiada yang tahu bahwa Arief memiliki rutinitas yang sedikit aneh. Dan kelak tanpa sengaja Leli memergoki kebiasaan Arief tersebut. Belum lagi Sari, yang diam-diam ternyata menyambi sebagai Gadis Panggilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di kampung. Ditambah sepasang suami istri yang misterius, juga menyimpan cerita yang bisa dibilang menarik.


***
Arief sudah kembali dari Padang menjalankan tugasnya. Dua Minggu Arief membantu korban longsor disana. Dan biasanya Arief akan mendapatkan jatah istirahat 5 hari untuk merefresh tubuh dan pikirannya.


Siang itu disaat penghuni kontrakan yang lain sedang terlelap tidur siang. Leli berinisiatif mengantarkan sayuran utk Arief. Leli mengucapkan salam, namun tidak ada jawaban. Pintu kontrakan Arief sedikit terbuka. Leli berusaha mendorongnya sedikit dan melongokan kepalanya ke dalam. Sepi,..***angan depan kontrakan itu sunyi. Sekali lagi Leli mengucapkan salam, namun lagi-lagi tidak ada jawaban. Leli memberanikan diri masuk ke dalam kontrakan Arief menuju ke dalam ruang kamar.


Dan....


"Aaaaahhhhhh..." Leli menjerit, mangkuk sayuran yang dibawanya terbanting ke lantai, tumpah. Untung mangkuk itu terbuat dari melamin jadi tidak pecah.


Arief yang menyadari kehadiran orang di ruang kamarnya terlonjak kaget berdiri. Headset masih terpasang di telinganya. Tangan kirinya menggenggam HP yang di layarnya sedang memutar Film Dewasa. Tubuh telanjangnya berdiri tegap di depan Leli. Leli tertegun gugup. Tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Mulutnya menganga Lebar.
Arief segera melempar HP dan sebuah alat serupa kelamin perempuan itu ke kasurnya. Dia salah tingkah dan mendekati Leli.


"Aduuhhhh maaf Mbak...maaf..." 
Arief memelas. Leli hanya tertegun, matanya masih terpaku pada alat serupa vagina yang tergeletak di kasur.


"Ohhhh ..ssa..Sa...ya yang ha..harusnya minta maaf Mmmasss..." jawab Leli gemetar.


"Taa..tadi saya sdh mengucap salam taaa...tapi..gggaak ada jawaban." terbata-bata Leli menjelaskan


Kini matanya beralih ke kelamin Arief yang menggantung hitam, panjang dan lurus. Tidak begitu besar tapi cukup membuat Leli bergidik melihatnya. Kelamin lelaki itu begitu menggoda mata Leli.


"Mbak harus paham kondisi saya yang jauh dari Istri. Dari pada saya mencari perempuan bayaran, saya terpaksa menggunakan alat untuk pelampiasan." Arief coba menerangkan.


Arief mendekati Leli perlahan. Leli sadar posisinya maka berusaha menghindar membalikan badan keluar dari kamar. Baru beberapa langkah, tubuh Leli didekap dan ditarik Arief kembali ke dalam. Goyangan pantat bahenol Leli telah menggoda kelelakian Arief hingga dia gelap mata merengkuh istri tetangganya itu. Leli berontak ketika tubuhnya di hempaskan ke atas kasur oleh Arief. Arief segera menindih tubuh Leli yang berusaha bangkit dari tempat tidur. Bibirnya langsung menyergap bibir Leli,


Leli gelagapan menerima serangan Arief. Dia berusaha menendang-nendangkan kakinya agar lepas dari cengkraman Arief. Namun sia-sia, hanya angin yang ditendangnya. Sedangkan Arief makin agresif mengangkat gamis Leli keatas. Sekali rengkuh celana dalam Leli robek dan putus. Kontol Arief menekan memek Leli, tubuh Leli menggelepar seperti tersetrum merasakan gesekan kelamin dibawah sana.


Isaknya mulai terdengar....
"Lepas kan massss...ahhh kita gak boleh begini..dooosssaaah aahahhhh"
Leli berusaha mengingatkan Arief, namun Arief sudah kesetanan. Kali ini bibirnya rakus mengenyoti susu Leli yang mengeluarkan ASI.


"..ahhhh ahhhhh leppaasss ssshhhh hhmmm..."
Desahan Leli semakin menjadi. Dia berusaha berontak kembali...namun fatal..gerakannya malah mengakibatkan kontol Arief melesak ke dalam memeknya.


"Ohhhh....ssshhhh aaaahhhh hmmmm..." Leli melenguh merasakan batang keras itu menusuk rahimnya dalam


"Ouuww...aahhhh Mbaaakkk...kamu sempit sekali. Jarang dipakai ya...?"


Arief mendesah nikmat merasakan jepitan memek Leli pada kontolnya. Arief mendiamkan sejenak kontolnya tenggelam menikmati kedutan-kedutan manja memek Leli. Menatap mesra Leli dalam dekapannya.


"Massss...hiksss..hikss...ampuun lepassss Masss," tetes air mata mengiringi isakan Leli.


Arief mengecup mesra kening Leli... Kemudian bibir Leli perlahan, tanpa sadar bibir Leli menyambut bibir Arief. Dengan beringas disedotnya lidah Arief.


Arief berusaha menarik kontolnya dari dalam memek Leli, hingga ujung kepala kontolnya. Ketika dia akan mencabut seluruhnya....kedua kaki Leli tiba-tiba menahan pantat Arief. Leli masih terisak, Arief menyeringai sinis...dihujamkannya kontol itu dalam-dalam ke memek Leli.


"Ouuuuhhhhh aaaaaauuuwww.....sakiiiit..." Leli menjerit.


Arief menikmati kedutan memek Leli, digenjotnya cepat memek itu tanpa ampun. Leli hanya mendesah dan mendesah menerima tusukan demi tusukan. Arief sibuk menyusu, dia seperti kehausan, seluruh ASI Leli berusaha di kurasnya. Leli menegang, kepala kontol Arief mengenai rahim terdalamnya hingga terasa linu dan nikmat secara bersamaan.


Arief menyadari Leli sudah mendapatkan orgasme pertamanya. Terasa kedutannya semakin kuat. Banjir dan hangat memek Leli semakin menggigit. Arief membalikan badan Leli dan menarik pantatnya sedikit menungging. Ditusuknya kembali memek Leli dari belakang. Leli pasrah menerima perlakuan Arief. Pantatnya ditunggingkan berusaha menyambut dorongan kontol Arief. Kenikmatan itu sudah ada di ujung lagi. Kembali Leli menegang, cairannya muncrat menyembur batang yang bersemayam di dalam liang senggamanya.


Arief merasakan cairannya sudah di ujung kepala kontolnya..sekali tekan kontol itu masuk kedalam dan
crot ..crot...crett .serrr....serr....ahhhhh gggrrrhhhh hoooaaammmm mmmhhh
Arief menggeram menyemburkan lahar panasnya ke dalam rahim Leli.


Tubuh keduanya tergeletak lelah. Leli merasa tulang-tulangnya dilolosi. Sedangkan Arief merasakan nikmat yang tiada duanya. Sudah lama Arief tidak pernah merasakan vagina asli...selama ini dia hanya menggunakan alat bantu untuk memuaskannya. Tapi hari ini rejeki nomplok menghampiri Arief, tetangganya yang bahenol montok menyerahkan memeknya untuk disetubuhi.


Keduanya terlelap beberapa saat, menikmati sisa-sisa persetubuhan yang tak terduga itu.

"Bersambung ke Episode berikutnya"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd