Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi

Episode 8


Leli berjaga di balik tirai kaca depan, matanya awas menatap setiap gerak-gerik yang terjadi di luar sana. Ketika sesosok lelaki keluar dari kontrakan Sugiyono, Leli terperanjat, "Pak Lutfi??" Gumamnya mengenali sosok yang baru saja keluar dari dalam kontrakan tetangganya. Lutfi bergegas menuju kontrakannya, dia tak menyadari ada sepasang mata yang menatapnya kaget.

Leli berusaha menenangkan diri, tak menyangka apa yang dilihatnya, namun dia tak mau mencampuri rumah tangga orang lain. Masalah hidupnya pun sudah membuat kepalanya pening. Leli larut dalam lamunannya, ketika Arief dan mertuanya tiba.

Arief langsung mengajak mertuanya ke kontrakannya dan mempersilahkan mertuanya untuk istirahat setelah perjalanan jauh. Anak menantu dan mertua itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hingga tiba jam makan malam, Arief mengajak mertuanya menyantap masakan Leli, sambil mengunyah mereka bercengkrama saling bercerita keadaan masing-masing.

Arief sudah setahun lebih tidak pulang kampung, karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Pak Basyir, mertua Arief adalah sosok lelaki paruh baya yang ramah, mudah bergaul namun sedikit genit. Tinggi besar, berkulit gelap dengan perut sedikit membuncit, dan uban sudah bertaburan disana-sini. Pak Basyir, pensiunan TNI-AD di usia senjanya, kegagahan dan wibawa seorang prajurit kesatria masih nampak jelas di mata.

Sudah tiga hari ini Pak Basyir tinggal sementara di kontrakan Arief. Kedatangannya ke Jakarta memang untuk mengunjungi Arief, disamping dirinya ada urusan menghadiri Acara Silaturahmi Nasional purnawirawan yang dihadiri oleh Bapak Presiden. Pak Basyir sudah akrab dengan penghuni kontrakan Arief. Terutama dengan Leli, yang setiap harinya bertugas menyiapkan makanan untuk Arief dan mertuanya.

Persetubuhan Leli dan Arief diam-diam masih berjalan, meski ada mertuanya, Arief selalu mencuri waktu untuk mencicipi tubuh tetangganya yang aduhai itu. Leli sendiri akhirnya selalu terbuka menyambut kedatangan Arief. Entah di tengah malam Arief mengendap-mengendap, atau di siang hari bolong ketika penghuni yang lain terlelap dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Keluwesan Pak Basyir dalam pergaulan membuatnya juga tak mengalami kesulitan mendekati Narti. Candaan khas Pak Basyir mampu membuat Narti merasa terhibur dan nyaman ngobrol berlama-lama dengan mertua Arief. Sikapnya yang kebapakan dan mengayomi, semakin membuat Narti merasa aman terlindungi. Pak Basyir sendiri di usia matangnya masih aktif secara seksual, meski istrinya sudah mengalami masa menopause.

Menatap tubuh montok Narti sejatinya membuat jakun Pak Basyir naik turun, kebiasaan Narti sehari-hari memakai daster mini yang tak mampu menutupi tubuh moleknya secara sempurna, membuat desiran-desiran di hati Pak Basyir.

Tengah hari siang bolong masa itu, Leli sudah terlelap mengeloni kedua anaknya. Sari sudah kembali dari kampung dan sibuk bekerja, Arief tentu saja sibuk mengurusi kejadian bencana alam yang beberapa waktu lalu semakin sering terjadi dan intens. Sugiyono seperti biasa sedang bertugas jaga, sementara sepasang suami istri misterius, Lutfi dan Fatma sudah beberapa hari ini tak nampak batang hidungnya.
Pak Basyir dan Narti berbincang ngalor-ngidul di teras kontrakan Narti.

"Sudah berapa bulan dek Narti hamilnya?" Tanya pak Basyir basa-basi.

"Sudah mau masuk ke 8 bulan Om.." jawab Narti manja.

Pak Basyir memang tidak suka di panggil Bapak, dia meminta Narti untuk memanggilnya dengan sebutan Om, katanya agar terkesan lebih muda. Padahal Om atau Bapak sama saja sebutan untuk orang yang tua dan di tua-kan.

"Wah sudah dekat waktu melahirkan ya," Pak Basyir melanjutkan.

"Iya Om ...mohon do'anya ya dilancarkan proses persalinannya Om." Narti meminta do'a pada Pak Basyir.

"Aamiin, semoga lancar ya dek," pak Basyir mengamini.

"Tapi selain do'a harus usaha dek, kudu rajin-rajin ditengok itu agar jalan keluarnya si jabang bayi melebar dek, hehehehheee...." terkekeh pak Basyir mulai menjurus.

Narti bersemu merah, ucapan pak Basyir tiba-tiba membuat libidonya naik. Perasaan gatal mulai menyerang vaginanya. Akhir-akhir ini memang Narti mudah sekali terangsang, vaginanya cepat sekali merespon rangsangan baik secara visual maupun verbal.

Ditatapnya sesepuh yang duduk di sampingnya berjarak 1 meter itu. Cukup gagah dan menarik, terlebih Narti mengamati tonjolan selangkangan Pak Basyir cukup besar menggelembung. Narti gelisah, cairan vaginanya mulai rembes keluar tanpa bisa dicegah. Pak Basyir yang menangkap kegelisahan Narti, tersenyum mesum kemudian menyusun rencana.

"Dek Narti kelihatannya tidak enak badan ya?" Pak Basyir mulai melancarkan jurus-jurusnya.

"Sepertinya aliran darahnya kurang normal dek," Pak Basyir meneruskan.

"Ehhhh ..emmm masa sih Om?" Narti merasa was-was.
"Saya memang akhir-akhir ini gampang capek Om." Narti menjawab sesungguhnya memang akhir-akhir ini dia cepat sekali merasa lelah, disamping mudah sekali terangsang.

"Coba Om periksa nadinya sini," tangan hitam kekar Pak Basyir meraih pergelangan tangan Narti. Narti pasrah saja menerima sentuhan Pak Basyir.

"Tuhhh kan, denyutannya gak normal dek, harus banyak istirahat dan minum air putih." pak Basyir seolah-olah ahli dalam pengobatan.

"Om bisa bantu melancarkan peredaran darahnya dengan pijatan dek." Pak Basyir meyakinkan Narti.

"Ohh ya Om? Seriusan bisa pijat?" Narti antusias.

Perlahan Pak Basyir memijat pergelangan Narti. Narti meringis namun enak dirasa pijatan mertua Arief itu.

"Ahhh..enak Om iya disitu Om, sakit tapi enak Om.." suara Narti terdengar lirih. Pak Basyir masih sibuk memijat pergelangan Narti.

"Om klo gak keberatan pijat bagian kaki Narti juga ya Om," Narti memohon pada pak Basyir.

"Ohhh siap dek, Om bersedia kok membantu dek Narti demi kesehatan." Semangat sekali Pak Basyir menjawab permintaan Narti.

"Di dalam aja yukkk Om biar enak," Narti mengajak Pak Basyir kedalam.

Pak Basyir bersorak dalam hati, dilihatnya sekeliling kontrakan, dirasa situasi aman terkendali pak Basyir mengikuti Narti kedalam kontrakan. Narti menuju tempat tidurnya, di carinya minyak zaitun milik suaminya, diserahkan ke Pak Basyir.

"Silahkan berbaring dek," perintah pak Basyir.

Narti terlentang ditempat tidur, pak Basyir mulai mengurut telapak kaki dan betis Narti. Narti meresapi setiap pijatan Pak Basyir pada betisnya. Cukup lama kemudian pijatan Pak Basyir menuju paha, Narti mulai merasa rileks dengan pijatan-pijatan pak Basyir.
Maka ketika pak Basyir menekuk lutut Narti ke atas, tak ada penolakan. Kedua paha Narti berdiri tertekuk pada lututnya, membuat daster mininya jatuh ke perut Narti. Secara otomatis vagina Narti terekspose, Narti terlupa memakai daleman hari itu.

Mata pak Basyir melotot terpana menatap vagina tembam montok dengan bulu-bulu yanghalus tercukur rapih. Tangan Pak Basyir mengurut paha Narti dari atas ke bawah menuju selangkangan dan perut Narti. Lutut Narti di dada Pak Basyir yang posisinya setengah berdiri sekarang.

Telaten pak Basyir menyusuri kedua paha montok Narti, sambil sesekali jarinya menyenggol bahkan masuk sedikit kedalam bibir vagina Narti.
Narti hanya mendesah keenakan menikmati pijatan Pak Basyir. "Ahhhh.....sssshhh...ahhh" semakin lama desahan Narti semakin menggoda iman.

Pak Basyir merenggangkan kedua paha Narti selebar badannya. Diselipkannya badan Pak Basyir diantara kedua paha Narti, sambil tetap mengurut kedua paha itu hingga kepangkalnya. Mata Narti terpejam, dengan bibir terus mengeluarkan desah-desahan liarnya.

Tanpa diketahui Narti pak Basyir berhasil melolosi celana panjang dan CD nya sekaligus. Gerakannya cepat, bagian bawah pak Basyir sudah telanjang bulat.

Sambil tetap mengurut kedua paha Narti, pak Basyir memposisikan penisnya. Dirasa sudah pas, pak Basyir sigap mencengkram bokong padat Narti agar tak bergerak. Sekali hentak, kontol itu melesak masuk ke dalam memek basah Narti.

"Ouuuwwww...aaaahhhh...apa itu Ommmm ..aaahhhh ssshh..," Narti mendelik gak siap menerima tusukan keras Pak Basyir.

Pak Basyir melenguh panjang....menikmati jepitan memek ibu Hamil..
"Aaaahhhh emmmhhh ooohhhh enak sekali dek, pepekmu jepit sekali aaaa...hhhh."

Keduanya diam sesaat, saling menatap kemudian pak Basyir mulai bergerak menggenjot Narti. "Plokkkk...plokkk...plokkk...pelannnnn Ooom...ooohhh.. aaahhhh pelaaaaannnnin," Narti kelojotan.

Pak Basyir tak peduli, gerakannya tetap cepat dan mantap menggoyang tubuh hamil itu dengan irama yang cepat. Narti menggelepar menyongsong orgasme pertamanya, cairannya menyemprot kontol Pak Basyir terasa hangat. Tanpa memberikan jeda kepada Narti, Pak Basyir tetap menggenjotnya dengan beringas. Jepitan memek Narti terasa sekali mencekik kepala kontol Pak Basyir yang hitam dan bengkok kekiri. Membuat Narti merasa penuh sekali memeknya. Sesekali terasa kepala kontol itu menyentuh kepala bayi dalam kandungannya.

Tak berapa kemudian, pak Basyir mengejan keras, suaranya menggeram. Di cengkramnya kuat-kuat bokong Narti di hentakkannya kontol itu dalam-dalam dan croooot...crooott...seerrr..seerrr...."ahhhhhh.....sshhhhhh aaaahhh".

Pak Basyir orgasme menyemprotkan pejuhnya ke dalam rahim Narti. Keduanya berciuman mesra, lidahnya saling bertaut membelit, hingga kemudian keduanya menggelosor lemah.

Pak Basyir memeluk tubuh Narti yang bahenol, Narti memiringkan badannya dan membelakangi mertua Arief. Keduanya terlelap sejenak, hingga pukul 15.00 menjelang Ashar keduanya perlahan membuka matanya. Narti berusaha melepaskan pelukan Pak Basyir, namun pak Basyir mendekapnya erat.

"Om..lepasin sebentar, aku mau pipis," ucap Narti.

Tanpa pedulikan ucapan Narti Pak Basyir bangkit dan membopong tubuh Narti kekamar mandi. Tanpa kesulitan yang berarti pak Basyim membopong ibu hamil untuk dimandikan. Narti menunaikan hajat buang air kecilnya. Kemudian pak Basyir mencumbu tubuh polos Narti. Gairah keduanya kembali bangkit, dan persetubuhan terlarang itu sekali lagi terjadi di kamar mandi.

Narti nungging menerima sodokan Pak Basyir, bertumpu pada bibir bak mandi, Narti berusaha membuka lebar bokongnya.

"Ooohhh...aaahshhh...Oommm enak sekali kontolnya." Narti meracau mesum.

Pak Basyir hanya terkekeh, mendapati wanita tetangga menantunya itu sudah ada dalam kekuasaannya. Dimaju mundurkannya kontol itu keluar masuk memek Narti.

"Ahhhhh.....ssshhhhh....memek kamu legit sekali dek. Tebal tapi menggigit....kontol Om gak bisa nafas nih aaahhhhh...ssshh...plokkk..ceploookkk...ceplaaaakkk...cleepp....clepppp Clep."

Adegan panas keduanya berlanjut beberapa saat kemudian keduanya menegang, tanda puncak kenikmatan telah tiba. Keduanya saling mengeluarkan desahan dan cairan nikmat dari masing-masing kelaminnya.

Keduanya kemudian saling membasuh badan, saling menyabuni dan menyirami. Ada kepuasan terpancar dari kedua insan berlain jenis kelamin itu. Pak Basyir baru pertama kali merasakan jepitan memek ibu hamil selain istrinya dulu. Narti pun demikian, baru pertama kali merasakan kontol hitam berurat dan bengkok bentuknya.

Sungguh menimbulkan sensasi tersendiri. Lama keduanya tenggelam dalam aktifitas membersihkan dan menyucikan diri sehabis perzinahan tadi.
Diguyurkan air pada seluruh tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki.


"Bersambung ke Episode berikutnya"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd