Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi

Bimabet
Episode 3

Akhir bulan adalah waktu yang selalu ditunggu Leli. Waktu dimana suami akan pulang, melepas segala penat dan rindu yang mencengkeram. Sejak pagi buta Leli sudah bersiap diri, masak kesukaan suami, mencukur segala bulu yang ada di tubuh. Suaminya tidak suka mendapati ada bulu di tubuh Leli, terutama organ intim. Membersihkan badan dan beberes rumah.

Pukul 17.00 tepat, pujaan hati yang dinanti tiba di rumah. Leli menyambut Sang Arjuna dengan segenap jiwa.

"Ayah, mau makan dulu atau mandi dulu?" Leli menyapa dengan lembut.

"Hmmmm...Ayah istirahat sebentar yaa Bun...masih penat nih badan di perjalanan," jawab suaminya.

"Bunda masakin air hangat sebentar yaa Yah.." Leli bergegas ke dapur, dinyalakannya kompor memasak air hangat untuk suami.

Selang beberapa saat kemudian, Leli menghampiri suaminya yang terbaring di ruang tamu. Diraihnya kaki suami, dibasuh dengan air hangat kemudian dicelupkan ke dalam baskom.

"Ayah rendam sebentar kakinya disini ya..."

Leli beranjak ke kamar menghampiri anak-anak yang sedang menonton TV. Dilihatnya si Sulung sedang asyik menyaksikan kartun. Si Bayi terlelap di samping kakaknya.

"Waahhhh mujarab nih airnya Bun, Ayah jadi segeran dikit," celoteh suaminya ketika Leli bersimpuh di bawah dengan sehelai handuk dalam genggaman.

"Iya donk...istrinya siapa dulu?" Leli tersipu sambil memijit telapak kaki suaminya.

"Ayah beruntung banget, punya Bunda. Udah cantik, sholehah, pinter masak, pandai membahagiakan suami lagi."

Deg....
Entah kenapa kata-kata suaminya menusuk relung kalbu Leli. Gemetar tangan Leli yang sedang memijat telapak kaki.

"Bunda kenapa? Hah..***k enak badan ya?" suaminya menyadari kegelisahan Leli, direngkuhnya bahu Leli ditarik ke dalam pelukannya.

"Agak anget nih badan Bunda... istirahat dululah, maafin Ayah yaa," ucap suaminya merasa bersalah.

"Bunda gapapa Yah...Bunda justru merasa beruntung punya suami seperti Ayah..."

Leli menyembunyikan wajahnya di dada suami, airmatanya menetes perlahan. Keduanya berpelukan, masing-masing sibuk dengan prasangkanya. Di luar Arief mengendap perlahan mengetuk pintu kontrakan Leli. Sulaeman, suami Leli bergegas membuka pintu,

"Ehhh kebetulan dek Arief datang..saya bawa oleh-oleh buat dek Arief," sapa Sulaeman.

"Waaaahhh Mas Leman baru pulang toh?" Arief sedikit gugup tak menyangka Sulaeman pulang.

"Apa sih Mas Leman repot-repot segala bawa oleh-oleh, jadi malu saya," Arief berusaha mengendalikan diri.

"Ayoo..ayooo masuk dulu," ajak Sulaeman.

Mata Arief bertemu dengan Leli, kedua tertunduk. Leli beranjak ke dapur.

"Bun..buatkan teh hangat yaa...dua, buat dek Arief sekalian," teriak Sulaeman mengingatkan Leli.

Leli menyuguhkan dua gelas teh hangat manis, diletakkannya di hadapan suami dan Arief. Sekali lagi tatapan keduanya bertemu. Arief menyeringai kecil, Leli mengalihkan pandangannya kemudian kembali ke belakang.

Dari balik tirai pembatas ruang tamu dan kamar tidur mereka, Leli menguping obrolan dua lelaki itu.

"Gimana kabarnya dek Arief ?" Sulaeman memulai obrolan.
"Saya lihat di TV, longsor kemarin di Padang tugas kesana ya?"

"Alhamdulillah kabar baik Mas," Arief menimpali,
"Mas Leman kelihatannya sibuk sekarang ya? Jarang pulang"

"Yahhh bgitulah dek, bukan sibuk sih, tapi terpaksa menunda kepulangan karena alasan ekonomi...haaahhhhh," Sulaeman menghela nafas panjang.

Arief merasa tidak enak, suasana hening sejenak.

"Mas titip anak-anak dan istri yaa dek. Mas percaya dek Arief bisa menjaga keluarga Mas dengan baik. Dek Arief sudah Mas anggap keluarga sendiri," Sulaeman memelas.

Arief tergagap kaget,
"Oohh emmh...si..siap Mas, anak-anak sudah saya anggap anak sendiri. Mbak Leli sudah saya anggap istri sendiri," lirih berbisik Arief keceplosan.

"Iya...gimana dek??" Sulaeman bertanya,
"Maaf, Mas tadi sedikit melamun, gak dengar Arief bicara apa tadi?"

"Apa sih yang dirisaukan Mas. Mas dan Mbaknya sudah saya anggap Kakak sendiri," Arief berusaha tenang dan menenangkan Sulaeman.

"Ehhh...daripada ngalor ngidul gak jelas, kita makan malam bareng yuk," ajak Sulaeman.

"Terimakasih Mas...saya juga sudah beli makanan kok," Arief menolak halus ajakan Sulaeman.

"Mana bisa begitu, kita ini jarang ketemu lho...ayolah...tega kamu nolak," Sulaeman mengintimidasi, Arief pun menyerah.

Mereka bertiga makan bersama, Leli banyak terdiam, sesekali menyendokan nasi dan lauk untuk suami, menuangkan air minum dan lainnya.

Dua Lelaki itu sibuk berbicara sambil makan, entah apa saja yang dibahas. Terdengar serius dan menarik, namun bagi Leli telinganya seperti tuli tak mendengar apa-apa. Atau memang sengaja tak ingin mendengar apa-apa.

Arief pamit undur diri setelah menyelesaikan makan malamnya. Sulaeman kemudian bermain dengan kedua anaknya di kasur. Leli sibuk membereskan dan membersihkan cucian piring didapur.

Pikirannya jauh menerawang, rasa bersalah, khawatir, takut, sedih menjadi satu. Cukup lama Leli tenggelam dalam urusan bersih-bersih dapur dan perabotannya.

Beberapa saat kemudian Leli memasuki kamar tidur mereka. Dilihatnya dua anaknya sudah terlelap dalam dekapan suaminya. Ditatapnya lekat lelaki pilihannya itu,. Tampan dan gagah, berkulit bersih meski tidak putih. Baik hati dan menyayanginya sepenuh hati.

Leli beranjak ke kamar mandi, mengambil wudhu, dia lupa belum sholat Isya. Tenggelam dalam do'anya, kedua tangannya ditengadahkan. Lirih suaranya meminta ampun pada Tuhan yang Maha Kuasa, cukup lama Leli berdo'a.

Ketika dirasa cukup, Leli berusaha membuka mukena yang dikenakannya, ketika sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang. Leli terkejut dan menoleh, Sulaeman tersenyum mesum di belakangnya.

"Sebentar Ayah...Bunda lepas ini dulu" rayunya.

"Jangan dilepas sayang, Ayah senang lihat Bunda pakai mukena begini" larang Sulaeman sambil tangannya bergerilya meremas payudara Leli yang masih terbungkus kain.

"Ahhhhhhhhhhhhhh..apaan sih Ayah...nanti ini kotor lho..." Leli mendesah berusaha melepaskan pelukan.

Sulaeman sigap mendorong tubuh Leli ke depan. Posisi Leli sedikit sujud, terdorong tubuh suaminya. Sulaeman menarik bagian bawah mukena istrinya. Terpampang celana dalam putih berenda kesukaannya.

Dihirupnya celana dalam itu, yang membungkus bokong bulat istrinya. Leli mendesah merasakan dengusan nafas suaminya. Sulaeman menarik kasar celana dalam itu, menenggelamkan kepalanya di bulatan pantat Leli. Lembut dan harum kulit perempuan yang telah melahirkan anak-anaknya.

Hmmmm....cup....cupp..cup..lidah Sulaeman sibuk meresapi bokong kemudian turun ke belahan vagina.

"Ahhhhh...oouuhhh...sshhh....Ayyaaaahhhh ahhhhh..."

Leli semakin mendesah dalam posisi sujud. Bagian atas tubuhnya masih tertutup rapat sementara bagian bawah sudah terekspose bebas.

Lidah Sulaeman mencolok-colok memeknya dari belakang, becek cairan pelumas mulai membanjiri memek Leli.
Cupp..cuupp slruuuphh slruupphh...bibir Sulaeman menyedoti cairan cinta Leli.

Sulaeman bangkit sejenak mempreteli celana panjang dan sempaknya. Diraihnya bokong indah istrinya yang bersujud pasrah. Diselipkannya kepala kontolnya dalam belahan memek.

"Ahhhh..aouuw.." Leli menjerit ketika Sulaeman menghentakkan kontolnya secara keras. Kontol itu terbenam dalam lubang kenikmatan

"Ouuuww...ooohh...Memek Bunda masih nikmat aja sayang...." racau Sulaeman menikmati kedutan-kedutan istrinya.

Leli mendongakkan kepalanya, terasa nikmat sodokan suaminya. Namun Leli merasakan sesuatu yang beda, suaminya selalu bisa memuaskan Leli ketika pulang ke rumah. Tapi pasca persetubuhannya dengan Arief, kontol suaminya terasa lain.

Ibarat menikmati permen Lolipop, selama ini Leli hanya tahu rasa coklat saja. Kontol Arief seumpama Lolipop rasa strawberry, keduanya sama-sama enak namun beda rasa. Keduanya sama-sama bisa dinikmati namun beda sensasi.

Sulaeman menghujamkan kontolnya secara cepat, ritmenya tajam dan rapat. Leli menggelepar, menahan tusukan-tusukan suaminya. Dendam cinta yang terpendam kurang lebih 1 bulan ini, ditumpahkannya semua malam ini.

"Ahhh..ahhh...ahhh...ssshhh....ahhh..." Leli semakin histeris merasakan kebrutalan suaminya.

Ceprattttt..ceproott...cepraaatt..ceprooot...suara perkelahian dua kelamin itu menghiasi kontrakan. Leli menegang, ditonggengkan bokongnya ke atas menyambut sodokan kontol suaminya.

"Aahhhhh Ayyaaaahh...oouuhhh...ahhhh Bunda keluar... srrrr... seerrrrrr... seerrrr.. creettt cretttt.."

Sulaeman mendiamkan sejenak kontolnya, memberikan kesempatan Leli menikmati orgasmenya yang pertama. Sejurus kemudian, Sulaeman kembali menggoyang istrinya. Leli berusaha menggerakkan bokongnya mengikuti irama suaminya.

Tusukan Sulaeman semakin intens, dicengkeramnya bokong Leli, dihentakan sekali dalam kontolnya melesak dan croooottt....crooott...crooot semburan spermanya tumpah memenuhi rongga rahim Leli.

Keduanya ambruk berpelukan diatas sajadah cinta. Cairan mereka meleleh keluar di sela paha dan menetesi sajadah.

Sulaeman mencium bibir Leli dengan mesra, berpagutan melepaskan kerinduan yang mendalam. Hening malam menjadi saksi atas tunainya dendam asmara suami istri yang terpisah jarak itu.

"Bersambung Ke Episode berikutnya"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd