Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Hari ini adalah hari kamis. Sudah empat hari ini Mas Eko cuti karena istrinya baru saja melahirkan hari senin yang lalu. Otomatis pekerjaan untuk pengambilan data melalui survei akan aku lakukan dengan Bu Intan, atau Intan. Aku bisa memanggilnya Intan sekarang, karena aku menguasainya. Situasinya sangat mendukungku saat ini, bukti dia berselingkuh sudah ada di ponselku dan ponsel Novi. Dia juga tidak bisa apa-apa selain menjaga kandungannya dan juga menjadi pelampiasan nafsuku di kantor. Namun, beberapa hari ini kantor banyak yang kerja lembur sehingga saat sore masih banyak karyawan yang mengerjakan pekerjaan mereka, sehingga tidak membuatku leluasa menikmati tubuh Intan.

Usia kandungan Intan saat ini sudah 34 minggu. Sudah cukup umur janin untuk lahir. Dia saat ini hanya bisa memakai terusan berwarna polos dan kemeja sebagai pelengkap saja. Perutnya yang membuncit besar berisi janin kembar itu sudah tidak mampu lagi ditutupi oleh kemeja pakaian dinasnya. Saat ini juga Intan sering diantar jemput oleh suaminya. Karena suaminya lebih perhatian saat kandungan istrinya semakin bertambah tua. Suami Intan ini adalah seorang bankir di kota. Mereka dikenal di lingkungannya sebagai pasangan ideal karena bekerja kantoran. Biasa sih menurutku, karena sebagian besar masyarakat kita masih menganggap kalau pekerjaan kantoran terlihat lebih menarik dan terlihat sukses.

Pagi ini Intan juga diantar suaminya ke kantor. Intan diantar dengan menggunakan mobil. Hari ini adalah kamis, sesuai aturan pakaian kerja menggunakan batik. Intan hari jni memakai terusan berwarna biru gelap dan kemeja batik dan jilbab segi empat yang menyesuaikan warna baju. Hari ini dia memakai masker, mungkin untuk berjaga-jaga saat nanti ke lapang. Mengingat kondisi udara akhir-akhir ini tidak bagus. Perutnya yang membuncit itu sudah tidak bisa disembunyikan lagi.​

Hari ini kami mendapat jatah untuk pergi wawancara dengan beberapa kepala keluarga di bagian selatan desa. Lokasi selatan desa berbatasan langsung dengan provinsi sebelah. Yang disana juga terdapat beberapa kebun dan lahan pertanian milik warga kota. Karena jalannya yang agak berliku dan menanjak, maka Pak Irwan menginstruksikan untuk memakai mobil dari kelurahan saja. Beliau juga khawatir akan keselamatan Bu Intan yang sedang hamil besar itu. Maka, kami berdua, yaitu aku dan Bu Intan mengendarai mobil itu menuju lokasi, dengan aku sebagai supirnya.

Singkat cerita, aku dan Intan sudah sampai di lokasi. Kami kemudian tiba di rumah pertama dan segera melakukan perbincangan basa-basi dan melakukan wawancara mengenai data yang kami perlukan. Kami kemudian melakukan hal yang sama dengan beberapa rumah kepala keluarga yang lain di lokasi. Tentunya tidak mudah melakukannya, karena tidak semua kepala keluarga ada di rumah. Ada yang sedang berladang, ada yang sedang merenovasi rumah, ada yang sedang pergi sebentar untuk membeli sesuatu. Sehingga waktu yang terbuang sangat banyak. Kami harus bersabar dan juga harus telaten. Karena data harus benar dan nantinya digunakan dalam penentuan kebijakan pemerintan pusat dan daerah. Sehingga tingkat kesabaran kami diuji disini. Dan juga, aku memperhatikan kondisi Intan yang tetap bertugas walaupun sedang hamil 34 minggu. Tentunya dia tidak boleh terlalu capek.

Setengah tiga siang itu akhirnya kami mendapatkan hasil kerja yang bisa dibilang cukup memuaskan. Kami akhirnya bisa kembali pulang dengan lega karena data yang kami inginkan terkumpul semua. Kami lalu kembali ke mobil. Kemudian beranjak meninggalkan lokasi di selatan desa itu. Aku harus berhati-hati karena jalanan agak sedikit menurun.​

Agar tidak bosan dan bisa santai, Intan akhirnya membuka percakapan.

"Mas, nyetirnya santai aja. Tadi Pak Irwan sudah aku kasih tahu kalau kita bisa nelat buat presensi." Ucap Intan

"Oh oke, bagus kalau begitu" jawabku

Terlihat awan mendung di belakang kami, aku berpikir nanti jika hujan akan meneduh sebentar di kantor. Karena aku tidak membawa mantol di jok motorku. Namun, ketika itu pikiranku malah dikacaukan oleh kalimat yang keluar dari mulut Intan.​

"Mas, nanti anterin aku ke rumah langsung aja ya kalau hujan. Suami lagi dinas keluar kota 3 hari. Jadi ngga ada yang jemput" ucap Intan

"Yaudah, nanti langsung aja" jawabku

"Mas Bram ini emang baru ya dapet ngewe cewek ? Pas kuliah belum pernah ?" Tanya Intan tiba-tiba

"Engga lah, cuma lu doang. Salah sendiri ngewe di kantor." Jawabku ketus

"Masa sih ? Pas ngewe kok kaya pro banget" ucap Intan

"Pro lah, pernah nonton juga" jawabku. Tentu saja, videoku dengan Mbak Sarah, Ningsih, dan juga Intan tentunya.

Aku melihat langit semakin gelap, sepertinya mau turun hujan.

”Mendung ya ?

”Iya mas, kayaknya mau hujan ya, enak nih”

”Enak gimana, kalau hujan malah gak nyaman perjalanan, macet lagi”

”Enak, kan dingin, dingin-dingin itu paling enak kalau ngewe hihi”

”Hehe, ya mudah-mudah pas di rumah nanti tetap hujan ya"

”Amiin hihi”

Main di mobil kayaknya enak juga sih, sambil membayangkan kaya di video porno jepang gitu. Aku pun segera membuka celana resletingku. Tangan Intan segera merogoh ke dalam dan mengeluarkan kontolku dari dalam CD.​

” udah ngaceng mas, panjang dan besar” ucap Intan yg lalu menyingsingkan hijabnya dan lalu mencaplok kontolku.

Sluruuup…slurruuuup

Intan mulai menjilati kontolku dan perlahan naik ke kepala kontolku, saluran kencingku pun dijilatinya.​

” aaaahhh , enak Inn”

”Ini kontol yang kemarin-kemarin udah ngobrak-ngabrik memekku” ucap Intan tentu untuk menaikan birahi saya.

”Aaah enak sayang uuuhh geli uuuh”

”Konsen nyetirnya mas hehe, aku mau mimik es cream dulu” ucapnya sambil mencaplok kepala kontolku lalu mulai memaju mundurkan di mulutnya.

Intan menatapku dengan tatapan nakal dan binal. Intan pun berusaha memasukan seluruh kontolku ke dalam mulutnya, walaupun tidak bisa masuk semua masih tersisa sebagian meski dia sampai mengeluarkan air mata.
Intan pun kemudian menjilati buah zakarku dan bahkan dicaplok hingga masuk semua ke dalam mulutnya.

”Aaaakh, terus Innn, uughh, enak uuuh isep lagi sayang” ucapku sambil terus konsen untuk nyetir, aku pun semakin perlahan menjalankan mobil. Kaca Mobil yang cukup gelap sampai lebih dari 50% membuatku leluasa.
Intan pun kembali memasukan kontolku ke dalam mulutnya. Aku pun menekan kepalanya supaya kontol saya masuk semakin dalam…​

”Mmmopppppm….aaaaah”

”Oh Enak Intannn aku bisa keluar ini”

”Mmmmpz” sambil menganggukan kepalanya, mungkin memberi tahu untuk keluarkan saja.

Intan pun semakin mempercepat gerakan memaju mundurkan kepalanya. Hingga aku pun tak tahan lagi dan aku pun memegang kepala Intan dan kutembakan sprema di dalam mulutnya. Intan tampak melotot dan tak mengerti maksudnya dan mendorongku. Aku pun segera menarik kontolku keluar dari mulutnya.

Tampak Intan terengah-engah dan terbatuk-batuk beberapa kali. Dia juga memegangi perut buncitnya itu. Wanita yang sedang hamil tua memang cepat ngos-ngosan kalau diajak bercinta.​

”Mas, kok main tembakan aja di mulut Intan sih?

”Hehe maaf kirain tadi kamu kasih kode sambil mengangguk."

”Iya maksudnya keluarin tapi gak di mulut juga kali”

”Maaf kamu marah, terus gimana?

”Gak gimana-gimana udah aku telen juga mas, nah habis kan” ucap Intan sambil membuka mulutnya.

”Iya maaf, habis gimana mau 100% paham”

”Iya gpp, aku gak terbiasa nelen peju. Suamiku dan Mas Eko ga pernah begitu kalo main”

”Jadi baru kali ini?

"Baru sama kamu doang ”

”Iya Juga ya…” ucapku sambil tanganku mulai meraba paha Intan.

Tanganku kini sudah naik ke dekat pangkal paha, Intan pun nyambung dan membuka lebar pahanya. Tanganku segera masuk ke dalam terusannya dan masuk ke dalam celana dalamnya.

Tanganku mulai meraba memeknya Intan. Bulunya tak terlalu lebat membuat tanganku bisa langsung menyentuk belahan memeknya.​

”Aaah Mas, enak, mainin di itilnya mas” ucap Intan sambil memegang telapak tanganku dan mengarahkan ke posisi yang diinginkan.

”Aaah, mas enak” ucapnya sambil menjulurkan lidahnya ke arahku dan merem melek, tentu konsentrasiku sedikit terganggu, aku pun semakin memelankan laju kendaraan.

”Aaah, basah memek aku mas, bentar aku turunin terusan sama celana aku” ucap Intan dan menjauhkan tanganku. Intan segera menurunkan celana dalamnya sampai lutut.

Tanganku kembali meraba memek Intan yang sudah sangat basah. Kini aku masukan dua jariku ke dalam memeknya. Aku pun mulai mengeluarkan dan memasukan jariku ke dalam memeknya. Intan pun mengerang kenikmatan, aku pun menyetel musik lumayan kencang untuk meredam suara Intan walaupun tanpa musik tentu tak akan terdengar dari luar.​

”Aaah terus aku gak kuat mas” ucap Intan yang lalu mengejang sambil menggenggam tanganku. Terasa semprotan dari memek Intan ke tanganku yang membuat jari dan telapak tanganku belepotan cairan Intan.

Aku pun menarik tanganku dan membersihkan dengan tisu dan konsentrasi menyetir kembali. Intan pun segera mengambil tissue dan mengelap memeknya menaikan celana dalamnya dan memakainya kembali. Hujan masih deras dan kami akan memasuki wilayah dekat rumah Intan. Sekitar 15 menitan kami pun sampai di rumahnya. Aku pun memarkir mobilku tepat di depan teras rumah Intan. Setelah itu kami berdua, dengan menggunakan jaketku sebagai payung, kami berdua dengan agak basah kuyup masuk ke rumah. Di rumah, dia di sambut anak dan pembantunya.​

"Ini sama mah ?" Tanya bocah perempuan berusia 5 tahun itu.

"Ini Om Bram, temen kantor. Nganterin pulang abis mama kerja sayang. Kalo ditanya papa jawabnya gitu ya, mamah ngga bisa pulang sendiri sayang". Jawab Intan kepada anaknya

"Bu, makan malam sudah siap. Biar saya bawakan tas nya Bu" ucap pembantunya sambil meraih tas kerja milik nyonya rumah. Pembantu rumah itu seorang wanita paruh baya biasa.​

"Makasih Bi" ucap Intan

Kemudian anak perempuan itu mengekor ke ibunya ke arah kamar. Sambil bercerita tentang apa yang ia lakukan seharian. Pembantunya kemudian juga mengikutinya sambil memberikan laporan hasil pekerjaannya hari ini ke sang majikan. Di rumah yang cukup besar itu, aku duduk di ruang tamu. Sembari menunggu Intan untuk kembali. Sekitar 15 menit kemudian terdengar langkah kaki menuju ruang tamu, namun bukan Intan yang datang, melainkan pembantunya. Dia melewatiku sambil mengangguk dan tersenyum padaku. Rupanya beliau sudah selesai dengan pekerjaannya dan segera pulang ke rumah. Memang biasa sih, ada pembantu yang berasal dari warga sekitar. Sehingga privasi di dalam rumah dan juga keamanan rumah bisa lebih terjaga. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Mungkin itu waktu akhir bekerja bagi pembantu itu.

Terdengar langkah Intan datang. Terlihat dia sudah berganti pakaian dengan daster. Perutnya yang membuncit besar itu sangat menonjol dengan daster yang dia pakai. Dia memakai daster warna abu-abu dan jilbab warna biru dongker. Sambil berjalan ke arahku, dia membawa nampan berisi teh panas. Setelah duduk, dia menawarkan teh itu untuk segera aku minum. Intan lalu membuka ponselnya. Tampaknya dia sedang melihat pesan-pesan yang masuk.​

"Lihat apa sih In ?" Tanyaku basa-basi

"Oh, lihat pesan masuk. Tadi suami bilang mau pulang besok karena hujan masih deras dan lebih baik nginep aja walau kerjaannya tadi lebih cepat beres." Jawab Intan

"Aku numpang mandi boleh ngga ?" Ucapku, tentu saja tujuanku lebih dari itu

"Boleh, kamar mandi disana" kata dia sambil menunjuk belakang.

"Anterinlah, ga bagus juga kalo aku tahu-tahu di kamar mandi rumah orang" ucapku

"Yaudah deh sini" katanya sambil mencoba berdiri. Perutnya yang seksi itu kembali menggodaku.

Kami kemudian berjalan menuju ke belakang rumah.

"Anakmu tadi kemana ? Kok ngga kelihatan ?" Tanyaku

"Tadi tidur, abis cerita soal sekolah malah langsung minta bobok" jawab Intan.

Bagus. Satu gangguan hilang. Kami akhirnya sampai di depan pintu kamar mandi. Lalu tanpa aba-aba, kupeluk dia dari belakang.​

"Ayo main sayang" ucapku

Aku kemudian menggerayangi tubuhnya. Aku bermain di sekitar lehernya. Nafasku menderu memainkan dirinya di sekitar leher. Tangan kiriku mengelus lembut perutnya yang membesar itu. Sedikit demi sedikit dia mulai terangsang. Lalu, aku melucuti dasternya. Lalu aku lepas hijabnya. Sehingga kini hanya tersisa bra dan celana dalamnya saja. Aku kemudian melepas pakaianku. Aku taruh di lantai sebelah kamar mandi.

Aku pun segera melepas kait bra Intan. Segera Aku memeluk dia dari belakang sambil meremas-remas susunya. Intan menoleh kembali kepadaku lalu melumat bibirku, kami pun berciuman. Intan kemudian melepaskan ciuman kami. Intan pun menuntunku menuju shower dan segera menghidupkannya. Air segera membasahi tubuh kami.​

”Mas, lepasin CD ku dong”ucapnya manja
Aku pun segera menurunkan celana dalam Intan, satu-satunya kain yang masih menempel di badannya.

Celana dalam yang terbuat dari satin segera aku lempar ke mesin cuci. Intan segera menarik badanku agar berdiri, lalu dia mengambil sabun dan mulai menyabuni badanku dari mulai kaki dan naik ke selangkangan. Intan kemudian menyabuni kontolku yang sudah ngaceng kembali walau tadi keluar di mulutnya. Tubuhnya yang sudah telanjang membuatku tambah bernafsu.​

”Giliran Mas Bramm sabunin aku ya”
Aku pun segera menyabuni seluruh badan Intan. Mulai dari kaki sampai ke pantat dan memeknya.

”Aaah jangan dicolok-lok gitu memek Intan aaah nanti saja” Aku pun lebih serius lagi menyabuni Intan sampai ke susunya.

Kami pun segera membersihkan badan kami dari busa sabun.
Setelah bersih kami pun pindah tempat. Sambil berciuman dan aku peluk lalu aku gendong Intan mendekati kloset duduk. Aku kemudian mengelus perut buncitnya yang berisi janin kembar itu. Saat kuelus itulah matanya mulai merem melek menikmati rangsangan yang kuberikan.​
Aku remas-remas pantatnya yang semakin membesar, Sementara kontolku sudah menggesek-gesek mulut memek Intan.​

”Masukan Mas, sejak di mobil sama kamu aku udah pengen ngewe” ucap Intan.
Aku pun mendudukkan Intan di atas kloset. Lalu aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan aku arahkan kontolku ke memeknya.
Bleesek… kontolku segera menembus memek Intan. Aku pun segera menggenjot Intan.

” aaagh enak Mass aaah, ewe yg kenceng sayang”
Aku pun mempercepat genjotanku.
Sambil ngewe memeknya Intan segera aku mencaplok susunya. Aku pun segera menghisap asi yg keluar dari susunya.
Terasa hangat dan membuat kontolku semakin keras di memek Intan.

” isep putingku aaah enak aaagh”

” uuuh enak sayang” ucapku lalu kembali menghisap susu Intan.

” aaah jangaaan, awww kenapa nenenku dicupangin mas ? Nanti ketahuan loh"

Saya memang baru saja memberi sebuah cupangan di dekat pentil susu Intan.​

”Mas Bram jahat”

Aku tak perduli, aku semakn mempercepat genjotan kontolku.

”aaahgg anjirr gak kuat Gusti uiigh, sodokan yang kenceng kontolnya sayang”

”aku mau keluar Intannn”

”keluarin di memek aku mas, Intan juga bentar lagi aaah”

Sodokan kontolku pun semakin cepat lalu aku cengkram buah pantat Intan dan aku pun menembakan spermaku.

Crootttttt

” aaah…agghhh…agggh” desah Intan

Aku peluk Intan dan kami pun berciuman. Kuelus perutnya yang buncit itu, mengingat jika orgasme perut wanita hamil tua akan semakin kencang dan mengeras. Maka aku elus perutnya dengan halus. Pada sore dan hujan deras itu aku nikmati tubuh Intan yang sedang hamil tua di kamar mandi. Kami kemudian mandi wajib dan aku segera mengembalikan mobil ke kantor kelurahan. Dan juga untuk menghindari kecurigaan tetangga tentunya.​
 
Mantap betul suhu makasih banyak ya updatenya suhu mantull semoga suhu sehat selalu dan terus berkarya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd