beberapa hari setelah itu, aku minta ibu untuk memakai lagi tubuh bawahnya, tapi kali ini aku minta ibu untuk telanajng bulat, saat aku memanggil ibu, kudengar jawban ibu ternyata dari ruang jagal ( anggap saja dirumahku ada ruangan khusus untuk menjagal ibu ).
“ibu disni sayang..” kata ibu, terdengar dari ruang jagal, aku masuk dan kudapati ibu tidak lagi memakai jilbab, tapi kulihat rambutnya dijepit seperi ketika akan mandi dan pakaiannya ibu hanya mengenakan jarik, yang menutupi bagian dadanya terus kebawah sampai sekitaran pahanya.
dan apa yang dilakukan ibu saat itu?, ibu sedang mengasah dan membersihkan golok dan pisau2 yang akan kupakai untuk membantainya nanti, ibu tersenyum manis padaku.
“sayang ibu bersihin bentar pisau2nya ya..” kata ibu sambil senyum padaku
“ibu udah lama gak pakai tubuh bawah ibu..” kata ibu lagi
“maaf ya sayang ibu pakai jarik soalnya ibu grogi kalau sayang lihat ibu dalam keadaan telanjang..” katanya lagi
“ibu telanjangnya nanti aja ya pas mau syang potong..” kata ibu, dan aku mengangguk
aku kemudian mendekati ibu dan melihatnya mengelap2 pisau2 itu dengan kelihatan senang dan tampak excited, kemudian aku perhatikan ada tali2 juga didekatnya, dan ibu tampaknya menyadari itu.
“itu nanti pakai ngiket ibu sayang..biar ibu gak berontak2 pas disembelih..” kata ibu dengan senyum.
kemudian ada salah satu pisau kecil yang dekat denganku dan aku iseng ingin mencoba seberapa tajamnya, ibu tahu hal itu tapi dia tidak mengijinkanku mengetes pisau itu dilehernya.
“disini aja sayang..” kata ibu sambil menyerahkan tangan kirinya, maksudnya adalah untuk memotong nadi tangan kirinya.
“coba sayang..potong nadi ibu..” kata ibu sambil memejamkan matanya, dan kulakukan apa yang dia inginkan, dengn satu sayatan bertenaga sedang terpotonglah nadinya..
“ssettt..”
“ahhh..” kata ibu sambil memejamkan matanya, darah mengalir, keluar dan kemudian ibu melihat padaku dan tersenyum.
“tajem kan..” kata ibu
“mau minum darah ibu dulu..??” tanya ibu sambil senyum manis padaku, akupun mengangguk dan kuhisapi tangan kirinya itu.
“hhhmm..” ibu mendesah, tapi sambil memejamkan matanya dan mulutnya menggigit satu jari kanannya.
“ahh…hmmm…pelan2 sayang..” kata ibu masih dalam nuansa kenikmatan sambil membuka sebelah matanya.
setelah itu sekitar 10 menitan aku menghisap darah ibu dari nadinya, kemudian entah kenapa aku merasa kelelahan.
“sayang ini semua pisau udah bersih dan tajam kayaknya” kata ibu
“gimana kalo kita istirahat dulu? ibu juga capek, biar nanti ibu fit pas dipotong..” kata ibu
“biar sayang juga nanti lebih bertenaga nak..” kta ibu lagi, aku setuju dengannya
“yaudah kita tidur di kamar sayang aja ya, sayang duluan aja..nanti ibu susul masih mau beresin pisau2 ini” kata ibu
sekitar 10 menit berlalu aku menunggu di kamar dan ibu kemudian mengetuk pintu dan masuk, ibu masih mengenakan jariknya tadi, tapi kini rambutnya dibiarkan tergerai kebawah.
aku langsung geret tangan ibu, dan kurebahkan dikasur
“Ahhh…” kata ibu
“sayang ibu jangan disetubuhi dulu ya..” kata ibu pelan
“nanti aja sebelum ibu dipotong sayang silahkan setubuhi ibu sampe sayang puas..” kata ibu
“untuk sekarang gimana bu pijitin aja dlu, terus kita kelonan aja..??”
“ibu jagan disetubhi dulu ya sayang” kata ibu dan kemudian aku menuerutinya dan aku putuskan untuk tidak bertindak lebih jauh.
aku kemudian merebahkan badanku dikasur, dan kemudian ibu memperbaiki possinya dan mulai memijatiku, kira2 15 menitan kemudian kami berdua miring sambil berhadapan, kupeluk ibu dalam posisi begitu dan ibu juga memelukku sambil mengenggelamkan kepalaku ke dadanya.
“ahh..hmmm..” kata ibu
“ddaa ibu nanti apa dipotong juga sayang..??” tanya ibu, kujawab anggukan
“hmm…ibu takut..” kata ibu sambil mengelus kepalaku
“tapi kalo nanti jadi dipotong, ibu minta isep sebentar ya dada ibu..” kata ibu sambil senyum, dan kemudian aku tertidur.
POV IBU
sudah jam 2.15, aku bangun dalam keadaan masih kelonan sama anakku, jarik yang kupakai sedikit tersingkap, sehingga paha putih mulusku jadi terekspos jelas, kemudian kepala anakku juga masih tenggelam di dadaku, tidak sepenuhnya dadaku terbuka tapi karena cukup menyembul maka anakku seolah tenggelam di dalamnya.
kugeser pelan2 anakku agar tidak membangunkannya.
“dia harus fit ketika akan memotongku nanti” kataku, sementara aku sendiri, si “yang akan dipotong” sudah merasa cukup fit.
aku merasa harus fit, karena ketika dipotong nanti aku pasti akan meronta2 karena kesakitan, meskipun aku adalah mayat hidup, tapi ketika aku dibangkitkan, anakku tetap membiarkan indra perabaku hidup, jadi aku tetap bisa meraskan sakit, akan tetapi anakku membiarkan aku untuk menentukan sendiri apakah rasa sakit itu akan “membuatku kesakitan”atau mebuatku “terangsang”.
aku sendiri sudah disembelih mungkin 8 kali sejak dibangkitkan, bagiku, acara penyembelihanku selaluu spesial, karena aku merasa harus “memantaskan diri”, agar layak disembelih oleh anakku.
pada saat aku akan pertama disembelih dulu, aku sangat ketakutan, bahkan berhari2 sbelumnya aku menangis terus, tetapi mau bagaimana lagi, dia sudah menginginkan begitu, aku tak tega kalau melihat fantasinya terhadapku tidak kesampaian.
dan akhirnya jadilah aku hewan kurbannya, aku berhasil melalui penyembelihan pertamaku dengna lancar, aku yang waktu itu sudah sekarat dengan leher nyaris putus merasa sangat puas, melihat senyum di wajahnya, kemudian aku mati sekitar 10 menit dan bagkit lagi dengan sebuah kontol ada dalam mulutku, nakal sekali dia.
jadi kenapa aku selalu menantikan moment2 penyembelihanku adalah karena sensasinya, rasa deg2annya ketika mengetahui dirimu akan merasakan rasa sakit yang amat tak terkatakan, dengan perlahan dan akan membuatmu sekarat dulu, baru mati, buat pembaca yang sekiranya hidup sebagai mayat hidup, mungkin bisa dicoba sensasi seperti ini.
kembali ke masa kini, aku meninggalkan anakku yang masih tidur, dan beranjak menuju kamar mandi, untuk mandi dan membesihkan diri tentu saja, sampai kamar mandi aku berkaca dulu dan kujepit rambut panjangku agar tidak menghalangiku untuk membersihkan diri, tak lupa tentu kulepas jarikku.
kuguyur tubuhku dengan shower, kuresapi benar hangatnya air shower ini seolah ini adalah shower terakhirku, yang mana memang seharusnya jadi yang terakhir andai aku bukan mayat hidup. aku mengenakan sabun cair dnegna wangi bunga2, ini memang favoritku, dan juga efeknya adalah membuat tubuhku tetap wangi meskipun nanti anakku akan memotong2 tubuhku, walaupun itu tidak mencegah lalat2 bangkai untuk mampir dan menempel di tubuh indahku ini.
pada saat menyabuni tubuhku, terutama bagian leher, aku merasa sedikit aneh
“ini yang sebentar lagi akan dikoyak pisau oleh anakku” gumamku
kuarahkan shower ke arah leherku, dan kuusap dengan perlahan, aku gosok leherku agar tampak bersih, akan kupastikana anakku merasa sayang akan memotong leherku nanti, barangkali dia akan memberi ciuman2 di leherku sebelum menyembelihku hihih..
kemudian aku lanjut menyabuni bagian lenganku, lengan yang mana aku yakin juga akan dipotong oleh anakku nanti, yang menjadi pertanyaanku adalah “kira2 apakah aku akan dikuliti juga ya?” karena biasanya kan kalau hewan setelah dipotong dikuliti, tapi karena aku manusia hmm..entahlah, tapi kalau memang harus dikuliti, aku pastikan kulitku sudah sangat “presentable” untuk dikuliti.
kemudian aku mulai menyabuni bagian dadaku, susuku, payudaraku atau apalah itu kalian sebutnya, ini adalah bagian tubuhku yang paling disukai anakku, bahkan aku berani bilang kemaluanku masih kalah memikatnya dibanding dengan dadaku ini, bukan karena ukurannya besar, tapi sangat pas dengan genggamannya, yaitu satu tanganya bisa menggenggam satu dadaku tapi dadaku agak lebih besar sedikit dari tangannya, yang mana itu membuat dadaku gampang terlihat menyembul ketika pakai baju yang sedikit ketat, artinya ukurannya tidak intimidatif seperti di kartun2 porno Jepang itu.
tadi mungkin pembaca sempat melihat percakapan kami yang anakku bilang ingin memotong dadaku juga nanti ketika penyembelihanku selesai, aku sudah bilang padanya aku juga ingin mencicipi rasa dadaku, meskipun pada sesi penyembelihan sebelumnya aku juga sudah merasakannya tapi kan teteap saja kalau tidak ada momen penyembelihan begini aku tidak bisa merasakan rasa dadaku.
lanjut aku menyabuni bagian perutku, ini adalah bagian yang selama cerita ini dibuat jarang mendapat perhatian, kenapa begitu? karena dalam cerita ini aku dibangkitkan dan menjalani kehidupan sehari2 sebagai mayat hidup dalam keadaan perut sudah terpotong, jadi aku hanya hidup dengan kepala tangan dan badan bagian atas saja, usus, lambung, organ2 tubuhku semua terburai bebas, menjulur ke bawah, maka dari itulah perutku jarang dibahas, malah lebih banyak bahas isi perutnya…hihiih..
perutku itu, dari bagian atas pusar selalu dalam keadaan terpotong, giliran mau disembelih begini baru anakku ijinkan aku memakai tubuh bawahku lagi, tujuannya apa? agar dia bisa menjagalku dari 0 lagi, hmm nakal sekali dia…
kalau boleh prediksi sepertinya hari ini perutku akan dipotong secara vertikal, tidka horizonal seperti biasanya, dengan pemotongan vertikal berarti dari bagian bawah payudaraku sampai bagian atas kemaluanku, maka akan lebih mudah untuk mengeluarkan organ2 dalamku sekaligus, bcara soal organ dalam, atau dalam hal ini adalah lambung, coba pembaca tebak, apa isi lambungku kira2 kalau dikeluarkan nanti, kalau bukan belatung, ya hasilku mengunyah2 usus2ku sendiri, ya anakku sangat suka melhatku memakan ususku snediri..mentah2 lagi..hmm ampun dah anakku sayang itu..
berikutnya adalah pahaku, kedua buah pahaku maksudnya, ini adalah bagian yang jarang dijamah oleh anakku, kenapa begitu? ya tentu saja karena dia langsung menyisir kemaluanku daripada hanya sekedar meraba pahaku, toh kami bukan lagi anak muda yang harus sembunyi2 untuk sekedar bisa saling meraba, oleh karena itu pahaku jarng dijamah, tapi kalau sudah dipotong, tentu ini adalah bagian terfavorit untuk dinikmati oleh anakku, aku yakin daging di pahaku tidak kalah nikmat dengan paha ayam dan bisa dijadikan berbagai olahan, mungkin pembaca mau usul sebaiknya pahaku dimasak seperti apa nanti..??
berikutnya adlah pantatku, ini juga jarang dijamah, paling banter diremas sebentar, tapi karena tubuhku lebih sering dipotong2 jadi bagian pantat ini biasanya langsung jadi satu dengan paha, karena memang pemotongannya kan satu sumbu, secara penjagalan tidak ada yang spesial dari pantatku, tapi dari segi keindahan, bolehlah diadu dengan artis porno Jepang, dan menurtuku pantatku sekal dan empuk, cocok kalau untuk olahan makanan utama.
tapi perlu pembaca ingat, lubang anusku itu steril lho, karena aku tidak pernah buang air besar lagi, intinya lubang itu tidak pernah dipakai untuk keluar masuk kotoran, jadi aku harap bila memang lubang anusku akan jadi bagian dari sebuah olahan, aku harap tetap dibiarkan begitu, untuk sejenis hisap2an, pasti enak, misalnya taruh saus di lubang anusku, kemudian pembaca langsung menjilatinya, dan akan kupastikan anusku tetap hidup, jadi ketika pembaca menjilati anusku, aku akan buka lubangnya dan ketika lidah pembaca masuk ke anusku, aku akan jepit lidah pembaca dengna anusku dan kupompa2, semoga keinginanku ini bisa dimengerti walau hanya lewat tulisan..heheh..
terakhir kemaluan, walau ini adalah lubang ajaib dimana “bisa melahirkan kehidupan”, tapi dengna statusku sebagai mayat hidup begini, bukan lagi manusia yang lahir, tapi lintah2, dan itupun bukan lewat kemaluanku, tapi lewat usus2ku.
aku ingat dulu saat awal2 penyembelihanku, anakku pernah memotong kemaluanku, hanya area kemaluannya saja dan kemudian diberikan padaku agar aku berciuman dengan kemaluanku sendiri.
tentunya pembaca tau, bentuk kemaluan perempuan itu kan seperti bibir manusia, jadi pada saat aku menjilati dan bercumbu dengan kemaluanku rasanya seperti aku berciuman dengan bibirku yang lain..miss brewok kalau kata temenku dulu..
olahaan yang cocok untuk kemaluanku? mungkin sama seperti anusku tadi, karena pada dasarnya dia sama2 sebuah “lubang”