Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

"darimana sayang?" sahut Idan yang melihat Asya masuk kedalam kamar dengan membawa sepiring makanan.

Sedari pagi Idan memang tak keluar dari kamarnya karna harus menyelesaikan laporan yang diminta oleh atasannya sedangkan Asya turun kebawah menemui ketiga temannya yang menginap dirumahnya hingga ketiganya pamit untuk pulang kerumahnya masing masing.

"abis nganterin Dea sama temenya keluar by, mereka dah pada balik soalnya kerja lagi katanya" balas Asya sambil menghampiri Idan yang duduk lesehan di atas karpet dengan laptop yang berada dihadapannya.

Idan mengangguk dan ber-oh ria sambil terus fokus pada laptopnya, Asya duduk di sampingnya sambil menyuapinya dengan makanan, sedari tadi Idan tak makan apapun karna terlalu fokus dengan pekerjaanya.

"masih banyak ya by kerjaannya?" tanya Asya sambil melihat layar laptop suaminya.

"sedikit lagi sayang" balas Idan dan kembali menerima suapan dari istrinya.

"kata Clara badan kamu bagus by, berotot gitu idaman banget cenah"


Idan hanya menoleh sekilas pada Asya dan kembali fokus pada layar laptopnya.

"lain kali kalo ada tamu apalagi perempuan gausahlah segala ngegym dibawah, mana gapake baju kedapur jadikan diliat sama orang lain ih" ucap Asya dengan kesal.
Rasanya ia ingin marah saat tadi mendengar celotehan Clara tentang tubuh suaminya itu, namun ia tak melakukanya dan hanya menanggapinya dengan santai. Idan yang sudah selesai dengan pekerjaannya kini memilih duduk berhadapan dengan Asya, ia bisa melihat raut wajah yang kesal pada istrinya sekarang.

"maafin idan ya sayang, tadi Idan buru buru kedapur soalnya dapet telp dari pak Danu jadi lupa gapake baju. Maaf ya sya?"
Asya tak menjawab, ia kembali menjejali mulut Idan dengan masakannya yang sudah hampir habis. Setelah selesai Asya menaruh piring kotor itu di atas meja, dan menyandarkan tubuhnya pada dada Idan yang dengan sigap memeluknya. Asya hanya butuh pelukan suaminya untuk meredakan amarahnya yg masih terasa didalam dirinya.

"jangan begitu lagi lain kali! Asya gasuka ada orang lain apalagi perempuan yang ngomongin badan Idan! mana kaya tergila gila gitu ceritanya!" ketus Asya, tanganya menarik tangan Idan agar lebih erat mendekapnya.

"iya sayang maaf ya, galagi lagi kaya gitu" balas Idan sambil mencium pelipis istrinya.

Asya hanya berdehem dan menyandarkan kepalanya, sedangkan Idan dengan gemas mengecupi pipi istrinya. Terkadang Asya dengan mode cemburunya itu menakutkan namun juga menggemaskan menurut Idan.

"byby" panggil Asya yang sudah mulai tenang

"ya sayang kenapa hm?" tanya Idan dengan lembut

"apa bedanya kamu nikah karena aku? sama kamu mau nikah jadi milih aku?" ucap Asya

"kalo kamu nikah karena aku berarti emang aku yang jadi tujuannya, tapi kalo kamu mau nikah jadi pilih aku itu cuman jadi salah opsi aja dari banyaknya opsi lainnya"


Asya yang mendengar penuturan suaminya pun mengerutkan keningnya tak mengerti.

"hah? maksudnya kek gimana by?" tanya Asya

"gini lho sayang simpelnya, kamukan tujuan Idan buat nikah nih jadi aku mau lakuin apa aja asal nikahnya sama kamu gitu tapi kalo yang kedua ibaratnya Idan di desek nikah nih sama orang tua trus belum ada calonnya nah Idan nyari nih siapa cewek yang siap nikah jadikan Idan nanya beberapa cewe dong? nah dari beberapa cewe itu ada yg jawab iya mau nah itu orangnya gitu lho, paham ga?"

"ohh jadi yang kedua tuh bukan satusatunya ya by? jd misal cewenya nolak berarti kamu cari yang lain gitu? karnakan tujuannya nikah bukan orangnya, yakan?" tanya Asya memastikan kesimpulannya.

"iya begituu sayang, pinter ternyata istri aku ini" balas Idan dan kembali mendaratkan ciuman pada pipi istrinya

"yah kalo gitu nasibnya perempuannya kasian ya? pantes temenku bilang pernikahannya biasa aja cuman sekedar status doang rupanya" ucap Asya

"kok laki bisa ya sejahat itu by? gamikir gitu perasaan pasangannya gimana?" tanya Asya lagi

"ga semua laki laki jahat sayang, ya mungkin faktor tekanan dari luar. kita kan gatau sya yang sebenernya terjadi, lagian kamukan cuman denger cerita dari salah satunya bukan keduanya yakan?"


Asya mengangguk mengiyakan karna benar yang dikatakan Idan, ia hanya mendapat cerita dari satu sisi saja. Tapi tetap saja sebagai sesama perempuan ia tak bisa menerima perbuatan suami temannya itu. Dini selalu bercerita padanya tentang rumah tangga yang ia jalani tak seharmonis Asya dengan Idan hubungannya, bahkan ia pernah merasakan KDRT hanya karna masalah sepele menurut Asya, kadang Asya merasakan jengkel dan muak setiap Dini bercerita tentang suaminya yang seenaknya itu.

"tapi baby aku mau nanya deh gimana pandangan kamu tentang KDRT?"
Idan mengerutkan keningnya sebentar lalu menoleh pada Asya yang kini melihatnya dengan raut wajah penasaran.

"serem sih kalo menurut Idan, Idan gapernah kepikiran buat ngelakuin itu sehebat apapun masalahnya. Selama masih bisa diobrolin baik baik kenapa harus ngelukain pasangan? tapi balik lagi ke pribadi masing masing karna kita gatau sifat asli seseorang yakan? lagian kenapa Asya nanya begitu? ada temen kamu yang dapet perlakuan gabaik kah sayang dari pasangannya?" tanya Idan penasaran.

"mmm Idan inget Dini ga sih? pernikahannya kan sama lah kaya kita baru setahun tapi dia cerita udah beberapa kali dapet kekerasan dari suaminya itu. Trus kan Asya tanya ya kok bisa kejadian kaya gitu, nah dia ceritalah kalo sebenenya dia nikah sama laki itu tuh bukan karna cinta tapi karna laki itu datang dan nanya dia siap nikah atau engga dan ya djawab iyaa trus ya mereka nikah, jadi dia ga sepenuhnya tau tentang latar belakang sifat suaminya itu dan setelah beberapa bulan barulah keliatan tabiat bangsatnya itu. Kasian banget kan ya by? udah mah dapet kekerasan rumah tangga, diperlakuin seenaknya, gadapet kepuasan juga! ahh aku kalo jadi dia bakal milih jadi janda deh, aku buang tuh laki ke laut biar dimakan hiu!" ucap Asya dengan geram


Pasalnya setiap Dini bercerita Asya terbayang wajah suami temannyaa itu yang sangat amat menyebalkan, sekiranya muka pas pasan gausah bertingkah gitu. Idan yang mendengar cerita Asyapun semakin tertarik dengan topik pembicaraannya, memang tak jarang mereka selalu berbagi cerita tentang masalah rumah tangga teman temannya untuk dijadikan pelajaran dan bahan diskusi seperti ini. Namanya juga rumah tangga yakan gada sekolahnya, kita harus belajar dari sekitar kita sendiri.

"diperlakuin seenaknya gimana sayang maksudnya? trus kok bisa gadapet kepuasan? emang gapernah HS tah?" tanya Idan

"Dini gadinafkahin by, bilangnya kan Dini kerja punya penghasilan gitu jadi buat apa dia ngasih lagi. Trus aku bilang sama Dini, dulu pas aku kerja Idan tetep ngasih jatah kan itu kewajiban suami gitu.Mereka Hs by tapi paling cuman 2x sebulan kata Dini juga, lagian gimana mau puas orang punya suaminya kaya burung perkutut! kecil banget! aku juga gaakan puas kalopunya kamu segede itu"


Penuturan Asya yang terakhir membuat Idan mengerutkan keningnya, alisnya menukik tajam hingga Asya menyadari ucapanya salah dan menoleh sembari tersenyum kaku.

"hehe by"

"tadi apa kamu bilang? punya suami Dini kecil? jadi kamu liat barang orang lain hah?" tanya Idan dengan kesal dan langsung melonggarkan pelukannya namun Asya menahanya dan menariknya lagi dengan panik.

"aaa Idan maaf jangan marah dulu ihh, Dini yang ngirim ya aku mau gamau liat kan. Maaf ihh jangan marah ya please please, lagian aku gatertarik kok sama punya suaminya Dini . Punya Idan tetep favorit Asyaaa" ucap Asya dengan nada menggemaskan berharap Idan tak marah padanya.


Idan menghela nafas panjang, menggelengkan kepalanya sesekali dan tanganya meremas payudara Asya dengan gemas.

"kali ini aku maafin, tapi kalo kejadian lagi aku hukum kamu!" ketus Idan

Asya tersenyum menampilkan gigi putihnya yang rapi karna berhasil membuat Idan tak jadi memarahinya kali ini, niat hati berdiskusi malah hampir berantem batin Asya.
 
Ha ha Hay akhirnya ada pelajaran baru lagi, makasih hu tetap semangat dan jangan lama2 ngilangnya biar gak berat nahan rindunya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd