Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

09.00 malam Idan keluar dari ruang kerjanya, setelah pertengkarannya sore tadi ia memilih masuk kedalam ruang kerjanya untuk menenangkan dirinya sendiri. Ucapan istrinya yang meminta selesai itu sungguh menganggu pikirannya.

Idan berjalan masuk ke kamar, ia melihat istrinya masih berbaring di atas kasurnya dengan kondisi yang sangat kacau. Asya meringkuk memeluk dirinya sendiri, Idan hanya melihat punggungnya sekilas dan pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan kegiatannya Idan keluar dengan menggosok rambutnya yg basah, ia sengaja mencuci rambutnya malam malam berharap sakit dikepalanya berkurang. Sejak tadi siang sakit dikepalanya itu benar benar menganggunya.

Idan mengambil ponselnya dan memesan makanan, meskipun istrinya marah padanya tapi ia juga sadar kalo mereka berdua tetap harus makan. Setelah pertengkaran sore tadi Asya hanya menangis di kamar, sesekali berteriak melampiaskan sesak didadanya. Idan bisa mendengarnya di dalam ruang kerja, tak ingin membuat masalah semakin rumit ia biarkan saja seperti itu hingga Asya lelah dan tertidur.

15 menit kemudian pesanan pun sampai, Idan turun untuk mengambilnya. Ia sengaja memesan sushi kesukaan istrinya, agar Asya mau memakannya.

"syaaa, sayang bangun"

Idan menggoyangkan tubuh istrinya agar terbangun dari tidurnya, ia juga sudah membawa makanan beserta minumannya kedalam kamar mereka. Asya menggeliat dan langsung menatap sinis pada suaminya, Idan yg melihat itupun hanya tersenyum seadanya.

"makan dulu, abis itu kita ngobrol oke"

Idan menarik istrinya dari tempat tidur dan mengajaknya duduk di bawah dengan meja kecil yang sudah di penuhi makanan. Idan menyalakan tv agar suasana tak terlalu hening, dilihatnya Asya yang terus memerhatikannya sejak tadi.

Mereka kini duduk berhadapan, Idan memberikan sumpit untuk istrinya tapi Asya hanya diam. Ia enggan untuk mengambil apapun didepannya, perasaannya sekarang membuat semuanya tak berselera. Asya mengalihkan pandangannya hanya kearah Tv yg menyala.

Idan yang melihat perubahan mood istrinyapun tak tinggal diam, ia mencoba menyuapi Asya meskipun istrinya itu susah sekali untuk membuka mulutnya.

"makan dululah Syaa, nanti kita bahas lagi" ucap Idan yang sudah berkali kali ditolak suapannya.

"aku gamau makan! aku mau kita selesai!" balas Asya dengan ketusnya


Idan menghela nafas Asya memang keras kepala, menggeser meja kecil yg ada dihadapannya lalu menarik istrinya agar kembali berhadapan. Idan menatap istrinya lalu tersenyum.

"kamu yakin sama kemauan kamu itu? gamau denger apapun dari aku?"

Asya mengangguk tanpa keraguan sama sekali. Idan membuka ponselnya dan menelfon sekertarisnya saat itu juga dihadapan Asya dengan mode loadspeaker.

"halo pak ada yg bisa nayra bantu?"

"to the point aja nay, kamu ngirim apa ke istri saya?"

"upss, istrinya ngadu pa? apa minta pisah? lebih bagus opsi kedua sih hihi. cuman ngirim foto bapa tiduran di paha saya saja kok"


Mendengar jawaban di sebrang sana membuat Asya melotot tak percaya, jadi ini jebakan? atau bagaimana?! Sialan!.

"kapan saya tiduran di paha kamu?" tanya Idan lagi

"tadi siang waktu bapa bilang jangan ada yang masuk keruangan, pas saya cek Pak Idan lagi tidur jd saya manfaatin aja momennya lagian bapa juga ga keganggu sama sekali. Mmmm keliatannya bapa kecapean, gadiurus ya sama istri bapa itu? mending sama Nayra aja Idan pasti aku urus tiap hari deh"


"hm menarik, apa yang bisa kamu kasih kesaya kalo gitu?



Asya yang mendengar pertanyaan Idan langsung memalingkan wajahnya, ia tak mau menatap wajah suaminya sekarang.


"aku bisa ngasih semuanya buat kamu Idan, apalagi kalo kamu pisah sama istri kamu itu aku rela gantiinya, aku juga rela kamu apain aja yg penting kamu seneng"

"wow really?"


Jawab Idan antusias sambil melirik kearah istrinya yg masih membuang muka kearah Tv.

"iya serius idan! mm sekarang kamu dimana? jadi bener kamu ribut sama istri kamu itu?"

"Asya namanya Nay"

"aku gapeduli soal itu, sekarang kamu dimana? jangan checkin hotel! ke apart aku aja gapapa"


Idan menggeleng tak percaya dengan tingkah sekertarisnya itu, Idan sudah tau perihal sekertarisnya itu menyukainya tapi ia abaikan karna dipikirnya takkan mungkin sejauh ini apalagi Nayra tau kalo ia sudah beristri, tapi ternyata dugaannya salah. Nayra benar benar nekat mendapatkannya.

"Nay, bisa ga gausah jadi orang ke3? kamu bisa cari yg lain yang belum punya pasangankan. Kamu tega nyakitin perempuan lain buat kesenangan kamu sendiri?"

Mendengar ucapan suaminya, Asya kembali menatap wajah Idan dan dibalas dengan senyuman tulus.

"aku gangerasa jadi orang ke 3 tuh lagian istri kamu aja yang bego mau aja dibodohin, dapetin kamu itu gagampang Idan jd sensasinya lebih menantang kan apalagi punya orang hahaha. Lagian Idan, apa yg kamu harepin dari istri kamu itu? dia tuh gada apa apanya dibanding aku"

"iya Asya gada apa apanya dibanding kamu, tapi dia lebih terhormat karna gaberusaha ngerusak hubungan orang lain. Dahlah Nay aku gamau ada masalah, tolong buang perasaan kamu itu. Itu bukan cinta Nay tapi obsesi gila"


Idan langsung mematikan ponselnya saat itu juga tanpa menunggu jawaban dari Nayra. Dengan keberaniannya Idan mendekatkan dirinya pada Asya, mengamit kedua tangan istrinya dan menciumnya berkali kali.

"maaf , aku gatau kalo dia masuk ke ruangan yang. Aku beneran gamacem macem sya, kamu denger sendirikan tadi?"

Asya termenung mengingat ucapannya tadi sore pada suaminya, semuanya seolah berputar di kepalanya. Ia menyesal? jelas. Tapi apa gunannya? Asya hanya bisa menatap suaminya yg kini terus meminta maaf padanya.

"Asya masih marah ya? gapapa kok kalo masih marah, tapi sekarang makan ya? kita kan belum makan malem yakann?" ucap Idan dengan penuh kelembutan

Asya mengangguk mengiyakan, entah kenapa lidahnya kelu untuk mengucapkan kata apapun. Padahal ia ingin sekali meminta maaf pada Idan karna ucapannya. Mereka pun makan tanpa pembicaraan, sesekali saling bertatapan dan tersenyum canggung.
 
Gentelman gila gak sih sih si idan ini penyelesaian masalah dia tenang banget
Makasih author genre romance gini kaya penawar di tengah2 semua cerita binal2 an lainya
 
Keren antiklimaks nya… bener2 natural dan gak kebaca reaksi nya…
dalam 4 update terakhir emosi dan perasaan saya sebagai pembaca dinaik turunkan dengan hebat…
Awesome!!
 
Idan baru saja kembali ke kamarnya setelah membereskan peralatan makannya di dapur. Asya duduk di ranjang sambil memperhatikannya yang sibuk mencari sesuatu, sampai akhirnya Asya sadar suatu hal saat suaminya mengeluarkan satu map di dalam lemarinya. Asya langsung berdiri dan mengambil map tersebut dari tangan suaminya.

"kamu mau ngapain?!"

"kenapa? Idan cuman nurutin kemauan Asya aja. Siniin mapnya"

"Asya? aku sayang bukan Asya ih" protes sang istri

"nama kamu Asya kan? udah sini mapnya, tadi bilangnya mau selesaikan?"


Asya tak terima dengan ucapan suaminya itu padahal tadi ia yang yakin meminta perpisahan pada lakilaki yang sudah bersamanya selama ini. Asya cemberut mencebikkan bibirnya sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat. Entah kenapa rasanya sakit hingga membuatnya kini berkaca kaca, Idan hanya menatapnya datar. Idan hanya ingin mendengar istrinya yang keras kepala itu berkata maaf saja.

"udah sini ah" ucap Idan sambil merampas map ditangan istrinya, seketika itu juga Asya langsung menubruk badanya dan memeluk Idan dengan erat.

"Eng-engga mau by, ma-maaf Asya salah ihhh" ucap Asya sambil menumpahkan tangisnya.

"gaboleh bilang gitu lagi tapi? jelek tau ucapannya. Sadar gak?" balas Idan sambil mengelus punggung istrinya yang bergetar, Asya mengangguk mengiyakan.

"A-aku dimaafin?" tanya Asya lagi

"hmm, iya dimaafin sayanggg" sambil mengecup puncak kepala istrinya.


Idan meregangkan pelukannya, menatap wajah istrinya yang basah karna tangisannya, lalu tersenyum dan menghampus sisa air mata istrinya dengan jarinya.

Idan kembali menaruh map yang berisi buku nikahnya kedalam laci lemari, dan mengajak Asya kembali ke atas ranjang.

Pov Idan

Aku bersandar pada headboard ranjangku sambil memangku Asya yang masih setia menatapku dengan sendu.

"kenapa masih gitu mukanya? gasuka gajadi pisah sama aku hm?"

ia menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat seperti anak anak sekarang dibanding tadi sore seperti macan betina hahaha.

"terus kenapa?"

Kini ia malah memelukku dan menyembunyikan wajahnya dileherku. Ishhh tak taukah itu geli!

"kenapa Idan gangasih tau kalo ada yang suka sama Idan dikantor? coba kalo bilang kan kita gaakan berantem kaya tadi" ucapnya dengan sedikit merengek.

"ya aku pikir itu gapenting sya, lagian akunya juga gatertarik jadi ya ga Idan ceritain"

"ishhhh! yang menurut kamu gapenting belum tentu buat aku gapenting by!! pokonya apapun harus cerita termasuk kalo ada yg suka sama kamu kaya si Nayra itu!"

"iya sayang iya, maaf ya Idan gacerita"


Asya hanya mengangguk dan mengeratkan pelukannya. Sesaat kemudian ia kembali bertanya.

"kenapa kamu tidur di kantor tadi?"

"kepala aku sakit dari pagi, jadi siangnya minum obat eh ngantuk yaudah tidur deh"

"kok kamu gabilang ishhhh! kan kaya aku gabecus jadi istri kamu, suami sakit masa aku gatau!" marahnya lagi


Hilih kimprit baru baikan udah marahan lagi aja. Asya meregangkan pelukannya dan memijat kepalaku dengan perlahan. Ah enaknya.

"masih sakit? lain kali bilang by jangan di pendem sendiri. Besok kalo masih sakit, kita kedokter ya aku gamau kamu kenapa napa"

"aku gapapa cuman sakit kepala aja sayang, ini juga enakkan dipijetin kamu"

"kamu tau Nayra suka sama kamu sejak kapan?"

"2hari pas kamu di rawat sayang, kenapa?" jawabku sambil memejamkan mata karna menikmati pijatannya.

"udah lama dia suka sama kamu? dia cantik? pasti seksi ya?"


Aku yang sedang menikmati pijatannya pun seketika membuka mata, kadang sifat Asya yg begini nih yg nimbulin prahara rumah tangga. Kenapa perempuan suka Ovt? merasa tersaingi kah?

"Idannnn ishh jawab kok diem"

"aku gatau sejak kapan sayang, cantik? perempuan semua cantik bukan? seksi? yg menurut kamu seksi belum tentu menurut aku juga iya syaaa. Udah ah bahas mulu Nayra, tidur yuk"


Ia pun berbaring terlebih dahulu dan aku memeluknya, ia menepuk nepuk punggungku perlahan dan itu ampuh membuatku semakin mengantuk sekarang.

Pov Asya

"Idan? byyy?"

Tak ada jawaban, sepertinya ia sudah terlelap dalam tidurnya. Hahhh hampir saja aku berpisah dengannya karna kebodohanku sendiri, ya maap emosi kan gabisa dikontrol guys.

Aku yang masih terjaga memutuskan untuk menonton film saja, sesekali tanganku menepuk punggung Idan agar tetap terjaga. Tak lama ponselku berbunyi, pertanda ada pesan masuk disana akupun langsung membukanya.

"ditinggal ya mba sama suaminya? nih suaminya lagi sama aku wkwk. manja banget ya Idan sampe gamau lepas gini"

Aku membiarkannya saja toh suamiku ada bersamaku. Benar benar picik nih perempuan, karna aku tak membalasnya ia kembali mengirim pesan dengan banyak gambar vulgar didalamnya.

"katanya susu aku lebih enak lho mba" dengan gambar wajah pria yg ditutupi stiker sedang menyusu padanya.

Aku hanya mengernyit kan keningku saja, lalu ada lagi.

"cape banget abis di gempur berkali kali" dengan gambar persatuan bagian intimnya.


Ishhhh wanita gila!


Aku menaruh kembali ponselku dan memutuskan untuk tidur menyusul Idan yang sudah lebih dulu terlelap.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd