Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Pento (CoPasEdit dari Tetangga)

Pecah Utak

Pertapa Semprot
Daftar
18 Oct 2014
Post
5.260
Like diterima
14.607
Lokasi
Serenity
Bimabet
-------------------------------------

Just Share..!

-------------------------------------

Salam Semprot.


Mohon mangap kalo Nubi 'kembali mengotori' di sini.
Nubi cuma pingin menghibur.. berbagi cerita yang sempat Nubi save dan edit.. serta yang Nubi anggap 'asyik n layak' dishare di Forum Tercinta ini.. plus sekalian Nubi belajar posting..

Sebenarnya masih ada beberapa bagian dari cerita ini yang sempat Nubi save.
Namun beberapa bagian lainnya masih belum sempat Nubi Edit.
Lagian memang ceritanya asyik, kog. Mungkin nanti, bila telah diedit.. secara bertahap akan Nubi posting per kisahnya.

Nah.. sayangnya hingga kini Nubi ga tau siapa 'Maestro' penulisnya.
So.. Untuk Penulis Asli Cerita.. -Siapapun itu..- Nubi juga mohon mangap.. telah menyebarkan karyanya tanpa izin.
Bukan kenapa-napa.. cuman lantaran emang Nubi ga tau siapa yang nulis.
Juga karena ‘keterbatasan’ Nubi berselancar di dunia maya belaka, yang ‘menghambat‘.

Sebab.. menurut Nubi.. sayang rasanya kalo sebuah ‘Karya yang Bagus’ ga dishare atau dinikmati di ‘Tempat yang Bagus’ juga.
Mudah-mudahan.. dengan share ini.. siapa tau Nubi jadi bisa kenalan dengan penulis aslinya. Haha..

Lagian juga.. "Sebuah karya yang telah dipublikasikan.. adalah milik audiens..!
plus.. telah memiliki 'ruh-nya' sendiri”.

–Menyitir pernyataan Rendra– Hehe..
------------------

O ya.. sedikit PESAN NUBI buat Brada+Sista.. ALL SEMPROTERS..
baik SR –Silent Readers..– .. AR –Active Readers..– .. apalagi yang bergelar SUHU.
Jika berkenan ‘untuk berkomentar..’ Plis.. Jangan OOT..!
Apalagi yang berkesan menyerang TS tanpa alasan.

Belajarlah untuk lebih santun dan ga OOT dalam ‘menyampaikan suatu pendapat’ pada suatu Thread di FORUM ini..
alias TIDAK OUT OF TOPIC (Cukup Fokus Pada Cerita dan atau Teknik Penulisan serta yang berhubungan dengan hal tersebut saja).
Sebab.. sudah ada THREAD KHUSUS-nya masing-masing..!

Ga ada samasekali ‘kepentingan atau keuntungan pribadi’ yang Nubi dapat dari nge-posting CerPan yang menyertakan nama seorang almarhum Penyair Besar, Penyair Sedang atau Penyair Kecil..!
(Kok jadi Kayak Ukuran baju.. ya..? S, M, L.. LL, XL, XXLL.. hehe..) Apalagi yang berbentuk Materi.

Niat Nubi murni ‘sekedar sharing’ dan menghibur doang..!
Jadi.. Nubi TEKANKEN.. Nubi bukan plagiat..!

Kalo.. sekiranya.. jika.. andai.. umpama..
Ada yang Ga Suka dengan ATURAN memposting CerPan CoPas..
–meskipun sudah diedit dan dirapikan–
Silakan LAPORKAN ke Thread PELAPORAN. Udah tersedia dan ada Thread KHUSUS-nya, kok.

Plus.. sekalian bisa buat permohonan ke Om Momod dan Om Satpam supaya poin ke-4 dalam ATURAN atau RULES pemostingan..
(seperti di bawah ini..) diganti atau dihapuskan saja.

Untuk cerita yang copy paste dari website luar, jangan asal copy paste saja tapi liat dulu dan perbaiki bagian-bagian yang memang perlu diperbaiki, ditambah/dikurangi.
Dan tidak perlu menaruh link website cerita itu berasal !
Anda cukup bilang "cerita ini copy paste dari website/forum tetangga".


Dengan alasan: Ga suka.. atau apaan kek. Whatever.

O ya.. terakhir:
So.. kalo masih ngeyel dan OOT ga karu-karuan..
Nubi saranin agar ngebuat aja BLOG, WEB atau SITUS sendiri.

Supaya Anda bisa bebas sebebasnya menikmati sendiri.. nulis sendiri.. posting sendiri.. baca sendiri.. komen sendiri.. balas komen sendiri.. dan Coli sendiri.. apapun itu.

Akhirnya.. met nge-reread aja dah, buat yang udah pernah baca..!
Semoga terhibur. Adios.
-----------------------------
 
Kejutan Kala Tertidur

Aku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento.. Indri istriku berusia 29 Tahun.
Kami saat itu baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu yang kuberi nama Piko.. berusia 2,5 tahun.

Pada hari yang sudah kami tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S.
Penumpang kereta Argo Lawu tidak terlalu penuh. Mungkin dikarenakan hari libur masih beberapa hari lagi.. jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama dalam perjalanan.

Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S. Kami dijemput Ibu mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku.

Ibu mertuaku terlihat begitu bahagianya dengan kedatangan kami.. anak kami Piko pun langsung dipeluk dan diciumi.. maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga bapak dan Ibu mertuaku.

Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku, suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku saja.

Kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan dan sudah pada menikah semua.
Kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang belum menikah.. dan saat ini sedang menuntut ilmu di salahsatu perguruan tinggi negri di kota Y.

"Bapak mana Bu..?” Tanya Indri istriku..
"Bapakmu lagi ke rumah Bupati. Biasalah.. paling-paling ngomongin proyek..!” Jawab Ibu mertuaku.

Ibu mertuaku seorang wanita yang berumur kurang lebih 48 tahun.. kulitnya putih bersih.
Bapak dan Ibu mertuaku menikah di saat usia mereka masih remaja..
Namun begitu.. Ibu mertuaku masih tetap terlihat cantik.. walaupun usianya hampir memasuki kepala lima.
Istriku sendiri merupakan anak kedua dari 5 bersaudara.

Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama.
Kami bercerita ke sana-ke mari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa terasa haripun sudah menjelang sore.

Selepas maghrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun kembali bertukar cerita.. semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8 malam. Maklumlah di desa.. hehe..

"Ini minum wedang buatan Ibu.. Biar kalian segar saat bangun pagi harinya..”
Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung memimum wedang buatan Ibu mertuaku.

"Enak sekali Bu..! Apa ini..?” Tanya Indri istriku.
"Itu wedang ramuan Ibu sendiri. Gimana, seger kan..?”

Kami lantas melanjutkan obrolan kami kembali.. Kurang lebih setengah jam kami ngobrol, rasanya mata ini kok berat sekali.
Istiku pamit menyusul anak kami yang sudah duluan tertidur.

Aku mencoba bertahan dari rasa ngatuk.. dan melanjutkan cerita kami, namun apa daya.. rasa ngantuk ini sudah terlalu berat.
Tak lama akupun menyerah.. lantas pamit tidur pada bapak dan Ibu mertuaku.

Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur kami yang cukup besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan nyenyaknya. Tumben dia nggak nungguin aku..?

Lantaran serangan kantuk aku tak sempat memikirkan keanehan yang terjadi.. akupun langsung merebahkan diri karena rasa ngantuk yang begitu berat.
Tak lama memejamkan mata aku pun langsung tertidur.

Entah sudah berapa lama aku tertidur.. aku merasakan seperti ada yang menciumku.. membelaiku.
Kucoba untuk membuka mataku.. namun aku tetap tidak sanggup untuk membuka mataku ini.
Rasanya seperti ada yang mengganjal di mataku.. yang membuat aku terus tertidur.

Di tengah tidurku tersebut aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi.
Namun aku beranggapan bahwa semua ini hanya mimpi basah saja.

Ketika pagi harinya aku terbangun kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur.. aku lalu ke kamar mandi untuk kencing.
Begitu aku melihat kemaluanku.. seperti ada bekas sperma kering..? Kupegang kemaluanku dan jembutku.. Loh.. kok lengket..?

Ketika kucium, aku mengenal betul bau yang begitu kas, bau dari lendir kemaluan perempuan.
Hmm.. kok mimpi basah ada bau lendir perempuannya..? Apa semalam aku diperkosa setan, ya..? Haha.. pikirku belum ngerti.

Saat kami semua sarapan pagi, aku hendak menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku malu, takut ditertawakan, jadi aku diamkan saja peristiwa semalam.

Hari kedua di sana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata, kami pulang sudah malam.
Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, aku dan istrikupun langsung meminumnya.

Herannya.. kurang lebih 30 menit setelah aku menghabiskan wedang buatan Ibu mertuaku rasa ngantuk kembali menyerang aku dan istriku.

Karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu sangat, kami berdua pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah tertidur dalam perjalanan pulang.

"Mas aku ngantuk.. selamat tidur ya Mas..!” Langsung istriku merebahkan badan dan tertidur dengan pulasnya. Akupun ikut tertidur.

Dan.. apa yang kemarin malam terjadi.. malam ini terulang kembali.

Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku.. timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku.. apa yang sebenarnya terjadi..?

Hari ketiga, aku tidak ikut pergi jalan jalan. Hanya istri anak serta Ibu mertuaku saja yang pelesir ke tempat sanak Famili keluarga istriku.

Aku hanya rebahan di tempat tidur sambil melamun dan mengingat kejadian yang kualami selama 2 malam ini.

Hmm.. apa ada mahluk halus yang memperkosaku di saat aku tidur, ya..? Kembali pertanyaan-pertanyaan menghantui pikiranku.

Kenapa setiap habis meminum wedang, aku jadi ngantuk..? Apa karena suasana desa yang sepi..? Padahal aku biasanya kuat begadang, atau karena wedang..?

Baiklah. Kalo begitu nanti malam aku coba untuk tidak meminum wedang buatan Ibu.. batinku.
Berbagai pertanyaan bermunculan dalam benakku.. karena lelah akhirnya akupun tertidur.

Saat malam menjelang kami sekeluarga berkumpul dan berbincang-bincang.
Seperti hari kemarin-kemarin pula, Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya.
Istriku dan bapak mertuakupun sudah menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya.

"Kok nggak diminum Mas wedangnya..?” Tanya Ibu mertuaku.

Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang tersebut, walaupun badan segar saat bangun tidur.. namun aku berniat untuk tetap tidak memimumnya.
Sebab aku penasaran dengan apa sudah kualami beberapa hari ini.

Saat aku hendak meminumnya aku berpura-pura sakit perut.. sambil membawa wedang yang seolah-olah sedang kuminum aku berjalan ke arah dapur.. menuju toilet.
Padahal sesampainya di kamar mandi aku langsung membuang wedang tersebut.

Setelah itu aku kembali berkumpul ke ruang keluarga. Kurang lebih tigapuluh menit kemudian kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat untuk tidur.

Namun hal itu tidak terjadi denganku..! Apa karena aku tidak meminum wedang tersebut, ya..? Aku masih segar dan belum mengantuk.

Aku lantas berpura-pura seperti orang mengantuk.. kemudian kami berdua pamit dan masuk ke kamar. Istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang cukup nyaman di mata.

"Mas aku ngantuk sekali. Kamu nggak kepengen kan..? Besok aja ya Mas.. aku ngantuk sekali Mas.." ujar istriku sembari beberapakali menguap.. tanda ia benar-benar mengantuk.

“Iya, dik. Nggak apa-apa. Mas juga ngantuk..” balasku lalu mengecup kening istriku.. dan dia pun langsung tertidur.

Sementara itu aku masih melamunkan kejadian-kejadian barusan.
Kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti biasanya..? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu, tad..?

Hampir setengah jam setelah istriku terlelap.. tiba-tiba aku mendengar derap langkah kaki perlahan menghampiri ke arah kamarku. Langsung aku pura-pura tertidur.

Kulihat ada yang membuka pintu kamarku.. saat kubuka sedikit kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku..! Mau apa beliau..? Namun aku terus pura-pura tertidur.

Untung lampu tidur di kamar kami remang-remang.. jadi ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu mertuaku.

Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku menghampiriku.. langsung mengelus-elus burungku yang masih terbungkus celana pendek.

Aku hendak menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjadi 2 hari ini.. dan apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura tertidur.

Tanpa berlama-lama Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istriku terbangun.. atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah sangat nyenyak sekali.

Blass.. lepas sudah celanaku..! Aku telanjang..!

Jantungkupun makin berdebar, aku terus berpura-pura tertidur dengan rasa penasaran atas perbuatan Ibu mertuaku ini.

Egrrhh..! Dengan berat terpaksa aku menahan napas.. saat Ibu mertuaku mulai menjilati dan mengulum kemaluanku..!

Hampir aku saja mendesis lantaran nikmat yang kurasakn.. namun aku mencoba terus bertahan agar tidak mendesis.. dan membiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.

Beberapa saat berlalu.. kurasa kini kemaluanku sudah berdiri dengan tegaknya.. sementara Ibu mertuaku dengan asiknya terus mengulum kemaluanku tanpa tahu bahwa aku sebenarnya tidak tertidur.

Jujur kuakui.. bahwa aku juga sebenarnya sudah sangat terangsang sekali.
Ingin rasanya saat itu juga aku bangun, langsung menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku itu.
Namun masih kucoba menahan semua gejolak birahiku.. dan kubiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.

Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan bangkit berdiri.. aku terus memperhatikannya dan.. Plass..! Mertuaku melepas dasternya..! Ternyata di balik daster tersebut mertuaku sudah tidak memakai BH dan celana dalam lagi.

Aku sangat berdebar.. dag-dig-dug suara jantungku saat menyaksikan tubuh telanjang Ibu mertuaku..

Apalagi ketika Ibu mertuaku mulai naik ke tempat tidur kami lantas langsung mengangkangiku tepat di atas burungku.. gedebag-gedebug makin tak keruan detak jantungku.

Dengan pasti digenggamnya batang kemaluanku yang kini tegak perkasa.. diremasnya halus sambil dikocok-kocok perlahan.
Plepp.. plepp.. Kemudian beberapakali terasa digesek-gesekkannya ujung batang kemaluanku ke belahan memeknya.

Urghhh.. Sebenernya aku sudah tidak tahan lagi..! Ingin rasanya langsung kumasukkan kontolku.. menyodokkannya ke liang memek yang terasa mulai merembes basah milik mertuaku itu.

Pelan-pelan sambil berjongkok burungkupun diarahkannya ke lubang surganya..Ya.. liang memek Ibu mertuaku..!

Clebb..! Slebb.. Perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya menyelipkan dan memasukkan burungku ke belahan memeknya.. sambil memejamkan mata menikmati mili demi mili masuknya burungku ke sarangnya.. liang nikmatnya..!

"Ahh.. ahh ouhhh.. nikmathh..” desis mertuaku, saat semua burungku telah amblas masuk tertelan memeknya.

Sambil masih terus berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak.

"Ahhh..!!” Ibu mertuaku menjerit tertahan saat beliau mulai naik-turun bergoyang menikmati rasa nikmat yang beliau rasakan.

Ibu mertuaku terus menjerit.. mendesah.. tanpa takut aku.. istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun.
Dia terus saja bergoyang pinggul dan pantatnya naik-turun di atas batang kontolku.

Clrobb.. clobb.. clebb.. clobb.. clobb.. clebb.. clebb.. creebb..

Belum beberapa lama menaik-turunkan pantatnya.. tubuh Ibu mertuaku mengejang.

"Ahh nikkmattnyahh..!!” Jerit panjang Ibu mertuaku. Rupanya Dia baru saja mendapatkan orgasmenya.

Dia langung rebah menindih tubuhku mencium bibirku membelai kepalaku seperti seorang istri yang baru saja selesai bersetubuh dengan suaminya.

Aku langsung membuka mataku. "Jadi selama ini aku tidak bermimpi..! Dan tidak pula tidur dengan mahluk halus..!" Bisikku di telinga ibu mertuaku.

Sontak dia bangkit karena kagetnya.. Plopp..! Kontolku yang masih tegang karena belum memuncratkan peju terlepas dari jepitan belahan memeknya.

"Mass ka..kamu ndak ti.. dur..? Kamu nggak meminum wedang yang Ibu bikin..?" Tanya ibu mertuaku terbata-bata.. masih terkejut.

"Tidak Bu. Aku tidak meminumnya.." ujarku terus terang.

Dia jadi salah tingkah dan serba salah..! Kurasa mukanya saat itu pasti memerah tanda beliau mengalami malu yang sangat luar biasa.

Aku lants bangkit dan duduk di tepi ranjang.

"Mass..” Ibu mertuaku menangis sambil duduk dan memeluk kakiku.

"Ammpuni Ibu, Mass..”

Deg..! Kasihan juga aku melihat Ibu mertuaku seperti itu.. karena aku sendiripun sudah sangat terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi.

"Bu.. aku belum tuntas..!" Ujarku pelan.

Perlahan kuangkat tubuh mertuaku.. lantas kupeluk.. kucium bibirnya.

"Sudah Bu, jangan menangis.. Aku juga menikmatinya kok, Bu.." kataku jujur.. sekaligus berusaha menenangkannya.

Kulepas baju yang kukenakan, kami berdua sudah telanjang bulat, kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya.

"Ahh Mas.. nikmat.. Mas..” saat kuisap dan kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur..

"Ah.. Mas nikmat..” kutelusuri seluruh tubuhnya, dari teteknya, terus kuciumi perutnya yang agak gendut.

"Ahh Mass..!!” Jeritnya beberapa saat kemudian ketika kuisap kemaluannya.. kujilati itilnya sambil kugigit-gigit kecil.

Clopp..! Dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu mertuaku..

Jeritan mertuaku makin tak terkendali. apalagi di saat dua jariku mengocok dan menari-nari di lubang memeknya dan lidahku menari nari di itilnya.

"Ahh.. Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh..! Ibu keluarr..! Aarrgghh..!!” Jerit ibu mertuaku seperti histeris.

Tanpa sadar kaki mertuaku menjepit kepalaku..! Sampai-sampai aku tidak bisa bernapas.

"Enak Bu..?" Setelah aku mengangkat kepala dari sungkupan pangkal pahanya.
"Enak sekali Mas..” desah ibu mertuaku dengan tatapan sayu.

Kucium kembali mertuaku. "Bu.. apa Indri nanti nggak bangun..?" Tanyaku penasaran.

"Mas tenang aja.. Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling ampuh.." jelasnya menenangkanku.

"Apa tidak berbahaya Bu..?" Tanyaku lagi.
"Tidak Mas.." balasnya.. membuat aku tenang kini.

Selanjutnya segera kugeluti kembali mertuaku.. kucium.. kuisap teteknya. Kucolok-colok memeknya dengan dua jari saktiku.

"Oohh Mass masukin Mass Ibu sudah nggak tahan lagi.. Mas..”

Dengan gaya konvensional langsung kuarahkan kontolku ke lubang surga Ibu mertuaku.. Jleggh..! Akhirnya masuk sudah seluruh ketegangan batang kontolku.. kembali menohok liang memek ibu mertuaku.

"Oh.. Mas nikmat sekali..” erangnya penuh nikmat ketika ujung kontolku seperti mentok di ujung rahimnya.

"Iya Bu.. aku juga nikmat.. memek Ibu nikmat sekali.., goyang terus Bu..” balasku tak kalah penuh nikmat.

Kamipun terus berpacu dalam nikmatnya lautan birahi.
Clebb.. crebb.. clopp.. clobb.. croobb.. clekk.. crekk.. clebb.. crekk.. clobb..
Aku terus mendayung naik-turun.. dan Dia bergoyang seirama dengan bunyi kecipak-kecipak dari pertemuan dua alat kelamin kami.

"Ohh Mas.. Ibu mau keluar lagi..” erangnya dikejar nikmat birahi yang kian memuncak.

Rupanya Dia orang yang gampang meraih orgasme dan gampang kembali pulihnya, aku pun tak mau kehilangan momen.

"Tahan Buu..! Sedikit lagi akuu juga keluarr..” balasku sambil mempercepat goyangan keluar-masuk kontolku di liang memeknya yang terasa makin menjepit kontolku di dalamnya.

"Akk Mass, Ibu sudah nggak kuatt..” desahnya lepas.. Dan serr serr aku merasakan kemaluanku seperti di siram air yang hangat rasanya.

Akupun sudah tak kuat lagi menahan ejakulasiku..! "Ibuu.. aacchh..!!” Crett.. crett.. crett..!
Setelah beberapakali tubuhku menegang ketika melepas cairan hangat pejuku akupun rubuh memeluk Ibu mertuaku.

"Bu.. jadi yang yang kemarin-kemarin itu Ibu yang melakukannya, ya..?" Tanyaku sembari mengatur napas yang masih ngos-ngosan.

"Iya Mas.. Maafin Ibu, ya. Ibu jatuh cinta sama Mas Pento sejak pertamakali Ibu melihat Mas. Apalagi Bapak sudah lama terserang impotensi..” ujar ibu mertuaku sembari mengelus lembut dadaku.

"Kenapa harus seperti pencuri Bu..?”
"Ibu takut ditolak Mas! lagi pula Ibu malu, sudah tua kok gatel..”

"Ngg.. apa semua mantu Ibu, Ibu perlakukan seperti ini..?” Tanyaku asal..

Sambil melotot Ibu mertuaku berkata.. "Tidak Mas..! Mas Pento adalah lelaki kedua setelah bapak, Maslah yang Ibu sayangi..”

Kucium kembali mertuaku, kupeluk. "Mulai besok Ibu jangan pakai wedang lagi, untuk Ibu, aku siap melayani, kapanpun Ibu mau..” kataku kembali memeluk tubuh telanjang perempuan yang melahirkan istriku ini dengan mesra.

Tak sulit ditebak.. sepanjang malam itu kamipun bersetubuh kembali berkali-kali.. tanpa mempedulikan bahwa di sampingku istri dan anakku tertidur dengan pulasnya.

Tanpa istriku tahu.. di dekatnya aku dan ibunya sedang menjerit-jerit mereguk nikmatnya persetubuhan kami.

Saat ayam berkokok dan jam menunjukkan pukul 3:30 akhirnya kami menyudahi pertarungan birahi yang begitu nikmat..

Ibu mertuaku dengan santai berjalan keluar dari kamar kami sambil berkata.. "Mas Pento terimakasih, ya.."
*****

Yah.. itulah awal hubungan seksku dengan Ibu mertuaku..

Walaupun ada rasa sesal.. namun rasa sesal itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat.. dan kini akupun jadi tau; bahwa wanita seusia Ibu mertuaku sangat nikmat untuk disetubuhi.

Nanti akan aku ceritakan kembali kisah persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa GL.. (. ) ( .)
----------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------

Selingkuh Nekad

Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukkan pukul 10:15.. kulihat di sampingku istri dan anakku sudah tidak ada lagi.

Ahh.. akupun termenung mengingat kejadian semalam.. Aku masih tidak menyangka.. Ibu mertuaku.. orang yang sangat aku hormati dan sangat aku kagumi kecantikannya.. dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Malah ibu mertuaku juga yang memulai awal ‘perselingkuhan’ kami.

"Selamat pagi Ma..” sapaku saat kulihat di dapur istriku sedang membuatkan kopi untukku.

"Kok sepi..? Pada ke mana.. mah..?" Tanyaku lagi.

"Kamu sih bangunnya kesiangan, mas. Bapak pergi ke Wonogiri.. Ibu pergi ke pasar sama Piko..”

Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah Ibu mertuaku.. tak tau mengapa aku jadi terangsang.. apalgi peristiwa semalam masih membekas dalam ingatanku dengan jelasnya.

"Iihh.. apa-apaan sih Mas.. jangan di sini dong Mas..!?” Protes istriku saat kutarik lengannya dan langsung kupeluk serta kulumat bibirnya..

"Mas.. malu.. ahh.. nanti kalau Ibu datang bagaimana..?" Kata istriku risih akibat ulahku yang tiba-tiba itu.

Aku yang telah benar-benar terbakar birahi.. sudah tidak peduli lagi akan protes istriku..
Langsung saja kuremas teteknya.. kulumat bibirnya.. yang aku bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku..!

Kubalik tubuh istriku dalam posisi agak membungkuk.. lantas kusingkap ke atas dasternya..
Srrtt..! Langsung kuturunkan celana dalamnya hingga sebatas mata kakinya.

"Uhh.. Mas pelan-pelan donghhh.. hhh.." rengek istriku masih merasa rikuh.

Aku tetap tak peduli.. Srrtt..! Segera pula kuturunkan celanaku sebatas lutut.. langsung kuarahkan burungku yang sudah tegak berdiri ke belahan liang memek istriku.

Blessepp..! "Ouhh.. Mass.. pelan pelan.. dong.. sakit.. Mas..!" Agak berteriak istriku ketika kepala kontolku berhasil membelah bibir memeknya.

Namun semakin istriku berteriak gairahkupun semakin meninggi.. terus kupaksa memasukkan kontolku ke lubang memek istriku yang saat itu belum basah benar.

Jlebb..! "Ahh..!!" Jeritku nikmat.. saat burungku amblas tertelan memek istriku.
Entahlah.. saat itu aku merasakan gairahku begitu tinggi.. langsung kugoyang maju-mundur pantatku.

"Ahh nikmat Ndri..” kugoyang dengan keras keluar-masuk kontolku.

"Mas.. hhh.. enak mass.." rintihan nikmat mulai terdengar dari bibir Indri, istriku.

Terus kugoyang maju-mundur.. mungkin karena terlalu bernafsu, baru beberapa menit saja, rasanya ejakulasiku sudah semakin dekat, denyutan di kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan kontolku di lubang memek istriku.

"Ndri .. aku mau keluarr nihh.." lenguhku tak tahan lagi segera orgasme.

"Tahann mass, jangan dulu.. tahan sayang..” pinta istriku.

Namun semua permintaan istriku itu seoalh sia-sia.. aku sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku..

Hingga beberapa detik kemudian.. aahh.. seluruh syaraf tubuhku menegang dan.. cret.. cret.. crett..!
Spermaku muncrat.. menyemprot deras di dalam liang kemaluan istriku.

“Oughh..!” Aku menjerit tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari belakang.

Tak pelak kulihat raut wajah kekecewaan di wajah Indri istriku.
"Maaf.. ya.. sayang. aku sudah ngak tahan, aku terlalu bernafsu. Habis.. kamu seksi sekali hari ini..” rayuku.. berusaha meredakan kekecewaan Indri.

"Ndak apa-apa Mass..” balas istriku sembari berbalik menghadapku.. lalu membelai pipiku. Segera balas kukecup keningnya.

"Kamu aneh deh Mas..? Nggak biasanya kamu kasar kayak tadi.." tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi.

Kasihan istriku. Padahal saat bersetubuh dengannya barusan tadi aku membayangkan yang sedang kusetubuhi adalah ibunya.. Ya. Ibu mertuaku.
------------

Saat siang menjelang.. setelah makan siang istriku dijemput oleh teman-teman genknya waktu di SMA dulu.
Rupanya istriku sudah janjian untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu..
Kebetulan salahsatu sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal di Lampung.. saat ini sedang pulang kampung juga.

"Pada mau ke mana nih..?" Tanyaku.

"Mumpung kita lagi pada kumpul nih Mas.. kita mau jalan-jalan aja Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S makan Soto gading..” Jawab mereka.

Setelah berbasa basi mereka pamit padaku dan ibu mertuaku.

"Da..da.. Piko jagain mamah ya..?” Kukecup anakku.
"Bu aku pergi dulu ya..” pamit istriku.
"Mas.. aku jalan-jalan dulu yahh.. Bye Mas.."

Saat aku masuk ke dalam rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang.

"Kok digembok bu..?” Tanyaku berhenti sejenak.
"Biar aman..” katanya, sambil berjalan dan masuk ke dalam rumah dan.. klik..! Pintu rumah pun dikunci oleh Ibu mertuaku.

Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan, seperti sepasang kekasih yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan..
Entah siapa yang memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan mesranya.
Kukecup keningnya dan kuremas remas bongkahan pantatnya.

"Mas Pento, Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu.."

Kupandangi wajah ibu mertuaku.. sunguh cantik sekali perempuan paruh baya yang telah melahirkan istriku ini..

Cupp..! Kucecup kening mertuaku.. kulumat bibirnya..

Kami lantas berciuman dengan buasnya.. saling sedot.. saling isap..

Perlahan kuangkat dan kulepas daster yang dipakai ibu mertuaku. Plass..! Terbuka sudah. Ternyata ibu mertuaku sudah tidak memakai BH dan celana dalam lagi..

Langsung kuisap teteknya.. kujilati inchi demi inchi seluruh tubuh Ibu mertuaku. "Ahh Mass, terus Mas.. sshh enak sayang.." desahnya makin riuh mengisi ruang.

Selanjutnya kuajak Ibu mertuaku pindah ke sofa. "Kamu duduk Mas..” dilepasnya kaos dan celanaku, aku dan ibu mertuaku sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuh kami berdua.

"Ahh.. nikmat bu.. ohh isap terus bu.. isap kontolku bu.. aahhh.." Oughh.. Nikmat sekali kuluman ibu mertuaku..
Kami berdua sudah lupa diri.. saling merangsang saling meremas.

"Ohh.. bu..” Aku bangkit untuk merubah posisi.. lantas kurebahkan ibu mertuaku di lantai.. kakinya mengangkang..

Kupandangi sebentar belahan memeknya yang telah melahirkan istriku.. Lantas kuisap.. kukecup dengan lembut memek ibu mertuaku.. kujilati dengan penuh perasaan.. kuisap semua cairan yang keluar dari liang sorga Ibu mertuaku.

"Ohh.. Mas.. jangan siksa Ibu sayang.. Mass, Pentoo.. masukin sekarang Mas.. Ibu sudah mau keluar sayang.." rintih dan desah ibu mertuaku silih berganti..

Mendengar itu segera kuarahkan batang kontolku ke lubang surga ibu mertuaku yang sudah pasrah dan siap untuk disodok-sodok kontolku.

Kugesek-gesek perlahan helm kontolku di itil Ibu mertuaku yang sudah mengeras.. lalu.. blessepp..!
“Uugghh.. mashhh..” rintih Ibu mertuaku saat kepala kontolku menerobos memasuki lubang nikmatnya.

"Ohh.. Mas masukin semuanya sayang.. jangan siksa ibu.. sayang.." rintih ibu mertuaku sembari mengetatkan pelukan tangannya di kedua pinggulku.. menekankannya.. seolah memanduku untuk lebih dalam menyodokkan batang kontolku di belahan memeknya.

Lalu dengan tiba-tiba kuhentak dengan kasar.. “Aahh..!!” Jerit mertuaku seketika.. saat seluruh batang kontolku amblas meluncur dengan indahnya terbenam dijepit memek Ibu mertuaku yang rasanya membuat aku jadi ketagihan mengentoti ibu mertuaku ini.

Kupeluk ibu mertuaku.. kamipun saling melumat.. kuangkat perlahan-lahan kontolku kuhujam kembali dengan keras dan mantap.

Jleghh..!! "Aahh..!!” Jerit ibu mertuaku penuh nikmat.

"Mas.. Pento.. entotin Ibu Mass.. Entotin Ibu Mas .. Oohh mass.. puasin Ibu, sayang.. uhh ahh.." ceracau ibu mertuaku mulai tak terkontrol.

Akupun jadi semakin terangsang dan bersemangat mendengar rintihan dan jeritan-jeritan jorok yang keluar dari mulut Ibu mertuaku.
Kunaik-turunkan pantatku dengan tempo yang cepat dan kasar.

"Ahh.. ahh .. Ibu..!!” Jeritku kian dekat orgasme.. “Aku mau keluar.. buu.." lenguhku makin tak tahan.

"Iyaa.. sayang.. ibu juga mau keluarrhh.." erang ibu mertuaku tak mau kalah.

Kupercepat kocokan keluar-masuk kontolku di liang memek ibu mertuaku.. plak.. plak.. plak..!!

"Mass.. ayo Mass.. keluar.. bareng.. sayang. Ahh.." teriaknya kian keras. Tubuh ibu mertuaku pun mengejang, kakinya menjepit pinggangku.

"Mass ahh ahh..!"
"Ibuu.. arrgg..!!”
Jerit kami hampir bersamaan saat nikmat itu datang seperti ombak yang bergulung-gulung.

Cret.. crett.. crett..! Kembali kusirami rahim ibu mertuaku dengan spermaku.

Aku dan Ibu mertuaku terus berpelukan menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang begitu dahsyat yang kami raih secara bersamaan.

"Bu.." kulihat ibu mertuaku masih memejamkan matanya dengan nafas terengah-engah.
"Iya Mas.." jawabnya sambil masih mengatur nafasnya.

"Rasanya aku jatuh cinta sama ibu..” kulihat ibu mertuaku tersenyum.. manis sekali..
"Ibu mau kan jadi kekasihku, bu..?”

Ibu mertuaku hanya tersenyum.. dan lalu mengecup keningku dengan mesranya sambil berkata..
"Mas ini nikmat sekali..” dikecupnya kembali keningku.

Hari itu sampai maghrib menjelang.. kami berdua terus berbugil ria.
Aku dan ibu mertuaku seperti layaknya pengantin baru.. yang terus-menerus melakukan persetubuhan tanpa merasa bosan.
Tanpa lelah kami terus menumpahkan cairan nikmat kami.. di dapur.. di kamar tidur ibu mertuaku.. dan di kamar mandi.

Yang paling dasyat.. setelah aku dan ibu mertuaku meminum jamu buatan ibu mertuaku.
Badanku segar sekali dan kontolku begitu keras dan kokoh.. kukocok kontolku di lubang surga Ibu mertuaku.. sampai banjir memek Ibu mertuaku.. dan Iibu mertuaku memohon kepadaku agar aku memasukan kontolku di lubang anusnya.
Nikmat sekali .. saat kutembakkan spermaku di dalam liang anus Ibu mertuaku.

Saat istriku kembali selepas isya.. kusambut istriku dan teman temannya. Setelah berbincang-bincang sebentar.. teman-teman istriku pamit pulang.
Istrikupun masuk menuju kamar.. hendak menaruh anak kami yang sudah lelap tertidur ke pembaringan. "Mas aku taruh Piko di kamar dulu ya..” ujar istriku menuju kamar.

Kulirik Ibu mertuaku dan kuhampiri beliau sambil berbisik.. "Bu.. Indri adalah istri pertamaku dan Ibu istri keduaku..” ujarku.
Ibu mertuaku hanya tersenyum dengan manisnya sambil mencubit pinggangku.

Hari itu benar-benar dahsyat. Dua lubang.. lubang memek dan lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan dan kucoblos dengan sukses..
Ahhh.. nikmatnya..
*****

Pada hari keenam liburan kami di desa Gl.. aku dan istriku terpaksa harus pulang ke Jakarta.. karena di kantor istriku ada keperluan mendadak dan membutuhkan kehadiran Istriku.

Mau tidak mau aku dan Istriku membatalkan semua acara liburan kami di kota S. Kulihat Ibu mertuaku tampak sedih dan murung..
Beliau bilang sama Bapak mertuaku kalau beliau masih kangen sama kami.. dan kalau menunggu hari raya nanti rasanya terlalu lama buat beliau.
Padahal itu adalah alasan Ibu mertuaku. Sebenarnya Ibu mertuaku masih belum mau berpisah denganku.. hehe..

Kurayu istriku agar membujuk Bapak mertuaku. Berkat bujukan istriku.. akhirnya Bapak mertuaku membolehkan ibu mertuaku ikut kami ke Jakarta.
Ayayay.. betapa Ibu mertuaku sangat gembira.. dan kulihat sekilas matanya melirik ke arahku.

Besoknya aku memesan tiket kereta Argo Dwipangga. Karena hari itu hari kerja.. maka akupun dengan mudah memperoleh tiket.
Aku membeli empat tiket dan sedikit oleh-oleh untuk teman-teman kami di Jakarta nanti.
Sesampainya aku di rumah kami pun langsung berkemas-kemas merapikan barang bawaan kami.

Jam sudah menunjukan pukul 6:30 sore. Saat aku hendak menuju ke kamar mandi aku berpapasan dengan Ibu mertuaku yang hari itu tampak cantik sekali.. kubisikkan kepadanya agar Ibu mertuaku tidak usah memakai celana dalam.
Ibu mertuaku sepertinya mengerti apa yang kumaksudkan. Ia hanya tersenyum penuh arti.

Dengan diantar Pakde Man dan Bapak mertuaku.. Jam 8:30 malam kami tiba di stasiun Balapan..
Setelah menunggu sekitar kurang lebih setengah jam keretapun berangkat.

Di kereta.. kuputar bangku tempat duduk kami.. biar kami bisa saling berhadapan.
Istriku duduk bersama anakku yang sudah tertidur di pangkuan istriku.. sementara aku duduk bersama ibu mertuaku.

Setelah lewat stasiun Yogyakarta.. kulihat bangku di samping tempat duduk kami kosong.. berarti sudah tidak ada penumpang..
Akupun lantas pindah tempat duduk di sebelah kami.. ternyata penumpang kereta hari ini tidak begitu penuh.
Dinginnya AC di kereta membuat banyak penumpang yang menarik selimut dan tertidur dengan lelapnya.
Kulihat istri dan ibu mertuaku pun sudah tertidur.

Pukul 2 pagi aku terbangun.. kulihat istri dan anakku masih tertidur.. aku bangkit dengan perlahan-lahan kucolek Ibu mertuaku.. beliau membuka matanya.

“Sstt..!” Aku memberi kode kepada Ibu mertuaku. Perlahan-lahan Ibu mertuaku bangkit.. kulihat istri dan anakku masih tertidur.
"Bu.. aku kepengen, nih..” bisikku.. Ibu mertuakupun tersenyum.

Kami lalu berjalan ke arah belakang.. melewati penumpang lain yang masih lelap tertidur.
Sesampainya kami di gerbong belakang.. tepat di belakang gerbong kami.. ternyata hanya ada beberapa penumpang yang sedang terlelap dan masih banyak kursi yang kosong.

Setelah mendapat tempat duduk yang kurasa aman.. kuputar bangku di depan biar aman dan lega bagian tengahnya.
Langsung kupeluk Ibu mertuaku. Kamipun saling berpagutan. Kuremas tetek Ibu mertuaku..

Dengan perasaan yang sangat berdebar kubuka celanaku sampai sebatas lutut.. Tuink..! Kontolku sudah tegak dengan sempurna..
Perlahan kuangkat rok panjang Ibu mertuaku.. Wow..! Ternyata Ibu mertuaku sudah tidak memakai celana dalam lagi.
"Kamu yang suruh..!” katanya sambil memencet hidungku.

Aku lalu duduk di lantai kereta.. sementara badanku bersandarkan tempat duduk.
Ibu mertuaku lalu bangkit mengangkangiku.. perlahan-lahan diarahkannya memeknya ke burungku yang sudah tidak sabar menerima sarangnya.

Rrrrrtt.. Diturunkan perlahan-lahan tubuhnya dan.. Blessepp..!
Amblas sudah semua kontolku.. terbenam masuk ke dalam tertelan liang nikmat Ibu mertuaku yang terasa sudah sangat basah sekali.

"Arghhh..” rintih kami bersamaan.. ketika kedua kelamin kami kembali menyatu dalam nikmat birahi terlarang antara menantu dan mertua ini terjadi.

Goncangan kereta api dan goyangan naik-turun pantat Ibu mertuaku menambah nikmatnya persetubuhan kami.
Dengan cepat Ibu mertuaku menaik-turunkan pantatnya..
Kami berdua bersetubuh dengan rintihan perlahan.. takut kalau-kalau ada penumpang yang terbangun dan melihat perbuatan kami.

Dalam keadaan seperti demikan.. hanya beberapa menit saja.. "Aahh.. hhhh.. Ibuu.. aku.. aku.. mau keluarr..” lenguhku tak sanggup lagi menahan dorongan dari dalam batang kontolku yang dijepit dan diremas-remas nikmat liang memek ibu mertuaku.

Crett.. crett.. crett.. crett.. crett..! Cairan hangat spermaku muncrat membanjiri liang memek ibu mertuaku.
Kuangkat tubuhku bagian pinggul lalu kupeluk dengan erat tubuh Ibu mertuaku..

Tanpa sadar Ibu mertuakupun menggigit pundakku saat ejakulasiku dan orgasmenya hampir bersamaan hadir melanda dua insan manusia yang sedang lupa diri.. dilanda birahi dan dosa.

Deg-deg-deg-deg.. bunyi degup jantungku.. untungnya tidak ada seorangpun yang lewat modar-mandir.

Setelah itu buru-buru aku dan Ibu mertuaku merapikan pakaian kami dan bergegas kembali ke gerbong kami.. kulihat anak dan istriku masih lelap tertidur.

Aku dan Ibu mertuaku kembali ke posisi kami masing-masing dan tertidur dengan senyum penuh kepuasan. (. ) ( .)
=====================
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
---------------------------------------------

Aku Selingkuh Lagi


Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta.. hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami.
Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang dikerjakan kantor istriku.

Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh.. Kami berdua semakin lupa diri.
Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang layaknya suami istri..
Ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua.
Kusirami terus-menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku.. akibatnya fatal.

Setelah istriku kembali dari Medan.. Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl..
Dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl.

Setelah Ibu mertuaku kembali ke desa GL.. hari-hariku jadi sepi. Aku begitu ketagihan dengan permainan seks Ibu mertuaku..
Aku merindu jeritan-jeritan joroknya saat orgasme sedang melandanya.

Pertengahan Juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor.. Wow.. aku begitu gembira sekali.
Kami berdua sudah sama-sama saling merindukan untuk mengulangi persetubuhan kami..

Tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar.. kalau beliau terlambat datang bulan..
Dan setelah diperiksa ke dokter Ibu mertuaku ternyata positip.. Hamil..!!

Jderr..!! Aku kaget sekali. Aku pikir, Ibu mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.
Aku minta kepada Ibu mertuaku agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja.. namun Ibu mertuaku menolaknya.

Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri.. karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya.. bagaimana mungkin masih bisa hamil..!?

Baru aku tersadar.. Yah.. kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil pasti Bapak mertuaku marah besar. Apalagi jika Bapak mertuaku tau kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri..! Damn..!!

Juga atas saran Dokter.. menurut dokter di usianya yang sekarang ini sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi.. jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan.

"Bu, apa perlu aku datang ke desa GL..?" Tanyaku sedikit merasa bersalah dan kepingin menemaninya.
Namun Ibu mertuaku melarang.

"Tidak usah sayang.. nanti malah bikin Bapak curiga. Lagipula ini hanya operasi kecil, kog.." ujarnya menenangkanku.
Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku.

"Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu.."
"Iya Mas.. Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang.. setelah masalah ini selesai.. akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu sepuasnya..”

Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan.


Gila.. hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.

Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon di mejaku.

"Hallo, selamat pagi..”
"Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar..”

Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan bu Mila. bu Mila, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan saat latihan terjun payung di Sawangan. Kutaksir usia bu Mila kurang lebih 45 tahunan.

Bu Mila adalah seorang wanita yang begitu penuh wibawa.. walaupun sudah berusia 45 tahun namun bu Mila tetap terlihat cantik.. hanya sayang Tubuh bu Mila agak gemuk.

"Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya..?”
"Oh nggak.. Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin yang diberikan sama pak Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum..?”

"Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan..” Jawabku.
"Oh.. ya.. sudah kalau begitu. Kamu kelihatan pucat kenapa..? Kamu sakit..?” Tanya bu Mila.
"Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa..”

"Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat di rumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakitmu..”
"Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok..” Jawabku.

Saat aku hendak meninggalkan ruangan bu Mila, aku sangat terkejut sekali saat bu Mila berkata.. "Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah.. Ibu mertuamu hamil..”

Jdarr..!! Aku sangat terkejut sekali.. bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali. Aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.

"Eh.. engh.. Da-dari mana Ibu tahu..?" Tanyaku dengan suara yang terbata bata.

"Maaf Pen Bukannya saya ingin tahu urusan orang lain.. Tadi waktu saya menelfon kamu kamu kok online terus.. saya jadi penasaran.
Saya masuk saja ke line kamu. Sebenarnya setelah saya tau kamu sedang bicara apa.. saat itu saya hendak menutup telepon.. rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi saya jadi tertarik begitu saya tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri..”

Aku marah sekali, tapi apa daya bu Mila adalah atasanku..!
Selain itu.. bu Mila adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja.. wah.. bisa-bisa malah aku dipecat.
Jadinya aku hanya terdiam dan menundukkan kepalaku.. aku pasrah.

"Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman di tangan saya.. "
"Terimakasih Bu..” jawabku lirih sambil menundukkan mukaku.

"Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin saya ke rumah, ada yang hendak saya bicarakan dengan kamu, OK..”
"Ngh.. Tentang apa Bu..?" Tanyaku.
"Saya mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu. Dan jangan menolak.." pintanya tegas.

Akupun keluar dari ruangan bu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan bu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.

"Kenapa Pen..? Kok mukamu kusut gitu..? Habis dimarahin sama si gendut ya..?” Tanya Wilman sohibku.
"Ah.. nggak ada apa apa Wil. Aku lagi capek aja..” alasanku pada Wilman.

"Oh.. kupikir si gendut itu marahin kamu..” katanya lagi bersimpati.
"Kamu itu Wil.. gendat gendut.. ntar kalau bu Mila denger mati kamu..”

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku.. aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku.. Kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian..
Terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku.. kekasihku.
Rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku.. tapi apa daya.. Ibu mertuaku melarangku.

Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan bu Mila.. dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang kualami dengan Ibu mertuaku.. Uuh.. rasanya mau meledak dada ini

Aku berharap agar jam tidak usah bergerak.. namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima.
Ya.. aku hanya bisa pasrah.. mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

Kring..!! Kuangkat telepon di meja kerjaku.
"Gimana..? Sudah siap..?” Tanya bu Mila.
"Ya Bu saya siap..”
"Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda..”

Ternyata bu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain.

Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang dan akan pergi ketempat familiku.. akhirnya Wlman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu bu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik bu Mila masuk ke halaman dan parkir.

Bu Mila pun turun dari mobil dan berjalan ke arah ATM.

"Hi.. Pento ngapain kamu di sini..?” sapa bu Mila.
Aku jadi bingung, namun bu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud bu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antre mengambil uang.

"Oh.. nggak Bu. Saya lagi nunggu temen.. tapi kok belum datang juga..” sahutku meneruskan sandiwara yang dimulai bu Mila.
Tak lama bu Mila ikut bergabung antre di depan ATM.

"Gimana, temenmu belum datang juga..?" Saat bu Mila keluar dari ruang ATM.
"Belum Bu..”
"Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah..”

Aku pun berjalan ke arah mobil bu Mila, aku duduk di depan di samping supir pribadi bu Mila sementara bu Mila sendiri duduk di bangku belakang.
"Ayo Pak Bari.. kita pulang.."
"Iya Nya..” sahut Pak bari.

"Untung aku ketemu kamu di sini Pento.. padahal tadi aku sudah cari kamu di kantor. Kata teman-temanmu kamu udah pulang..”
Uhh.. batinku. bu Mila mulai bersandiwara lagi.

"Memangnya ada apa Ibu mencari saya..?”
"Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi.. ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah.. dari pada nunggu besok.. mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu, Oke..?”

Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai di rumah bu Mila.
"Ayo masuk..” ajak Ibu mia.
Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah.

Aku dan bu Mila pun masuk kerumahnya semakin ke dalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah bu Mila yang begitu antik dan mewah.

"Selamat sore Nya..”
"Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja di sana..”
"Baik Nya..”

Selanjutnya aku diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem.. pembantu di rumah bu Mila.
"Silakan Den, ini kamarnya..”
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

Kring.. kring..!! Kuangkat telepon yang menempel di dinding.
"Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US.. kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku.. biar baju kerjamu tidak kusut..”
"Oh.. iya Bu terimakasih..”

Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku dengan air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakaian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi bu Mila belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata bu Mila yang masuk, aku benar-benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh bu Mila tipis sekali.

Setelah mengunci pintu kamar bu Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa.
Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh bu Mila, walaupun gendut tapi bu Mila tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku bu Mila berkata kepadaku, "Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan..”
"Tapi Bu ..” protesku.

"Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya.. bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu..!?”

Aku benar-benar sudah tidak punya pilihan lagi. Kulepas kaos yang kukenakan.. kulepas juga celana pendek berikut celana dalamku. Kini aku telanjang bulat sudah.

Karena malu.. kututup kontolku dengan kedua tanganku.
Urghhh.. Sial..!! Makiku dalam hati. Aku benar-benar merada dilecehkan oleh bu Mila saat itu.

"Lepas tanganmu. Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu..!!” Bentak bu Mila.

"Mm.. lumayan juga kontolmu..” setelah beberapa saat bu Mila melihat kemaluanku.
Malu sekali aku mendengar komentar bu Mila tentang ukuran kontolku yang sebenarnya ukurannya hanya standar Indonesia.

"Nah, sekarang ceritakan semuanya..” lanjutnya seperti memerintah.

Dengan perasaan malu akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami.
Kulihat bu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku.. sesekali bu Mila menarik napas panjang.

Tiba tiba bu Mila bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat di hadapanku.

Walaupun banyak lemak di sana sini namun pancaran kemulusan tubuh bu Mila membuat jakunku turun naik.
"Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu..” bentaknya lagi.

"Baik Bu..” akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat bu Mila menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus-elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.

"Ahh..!!” Jeritku tertahan saat mulut bu Mila mulai mengulum kontolku.
"Ahh.. Bu.. nikmat sekali..”
Kuangkat kepala bu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.

"Bu.. kita pindah ke ranjang saja..” pintaku, Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang.

Kurebahkan tubuh bu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan di atas pembaringan, saling merangsang birahi kami.
"Akkhh..!!” Jerit bu Mila saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.

"Uhh Pento.. enak.. sayang..”

Kutelusuri tubuh bu Mila dan jilatan lidahkupun menuju memek bu Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuisap memek bu Mila dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya.
Banjir sekali.. Mungkin karena bu Mila sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

"Auuhhh..!!” Jerit bu Mila saat dua jariku masuk ke lubang surganya dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.

Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek bu Mila yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku.

Usahaku berhasil, bu Mila memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku di lubang memek bu Mila, tubuh bu Milapun makin menegang.

"Aaarrgghh.. Pentohh..!!” Jerit bu Mila. Tubuhnya melenting.. kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya,

Aku puas sekali melihat kondisi bu Mila seperti orang yang kehabisan napas.. matanya terpejam. Kubiarkan bu Mila menikmati sisa sisa orgasmenya.

Tak lama berselang kucumbu kembali bu Mila kujilati teteknya, kumasukkan lagi dua jariku ke dalam memek nya yang sudah sangat basah.
"Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu..” pintanya.
Aku tidak mempedulikan permintaannya, langsung kubalik tubuh telentangnya.. tubuh bu Mila tengkurap kini.

"Jangan.. dulu Pen..too.. Ibu lemas sekali.. hhh..” desahnya lirih dan lemas.
Aku angkat tubuh tengkurapnya, bu Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam.

Slepp.. slepp.. slepp.. beberapakali kugesek-gesekkan batang kontolku ke belahan lubang memek bu Mila.

Lalu dengan tiba-tiba kutekan dengan keras .. Blessepp..! Masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek bu Mila.
"Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat..!!” Pekik bu Mila serupa erangan..

Akupun mulai mengeluar-masukkan kontolku ke lubang memek bu Mila, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku.

Aku puas sekali.. segera kupompa dengan cepat keluar-masuknya kontoku di lubang memek bu Mila.
Bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat bu Mila dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhanku dengan bosku di kantor ini.

"Uhh..” lenguhku saat kontolku mulai berdenyut-denyut.
Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Lantas kupompa dengan cepat kontolku di liang memeknya.

Bu Milapun makin blingsatan.. kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan tak terkontrol.

"Ahh Ibu.. aku mau.. keluar..” lenguhku berusaha menahan lahar panas spermaku yang menuntut pelepasan.

Namun tak lama kemudian tanpa bisa kutahan lagi.. Crett.. crett.. crett.. crett..!! Muncrat sudah spermaku masuk ke dalam Memek dan rahim bu Mila..

Beberapa detik kemudian bu Mila pun menyusul mendapatkan orgasmenya. Dengan satu teriakan yang keras sekali bu Mila melepaskan derita nikmatnya. Ia tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya di luar sana.

Bu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut bu Mila. Nikmat sekali..
Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat bu Mila sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek bu Mila, air maniku masih mengalir, aku benar-benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO.

Kuciumi kembali tubuh bu Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh bu Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek bu Mila.
"Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang..” Lirih sekali suara bu Mila.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat bu Mila.

Bless.. Licin sekali, kupompa keluar-masuk kontolku, tubuh bu Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar-masuk kontolku..
Arghh.. Rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat.. tanpa perlawanan. Bu Mila hanya memejamkan matanya.

Kukocok dengan cepat dan keras keluar-masuknya kontolku di lubang memek bu Mila.. dan langsung kucabut kontolku dan kumuncratkan air maniku di atas perut bu Mila.

Karena lelah akupun tertidur di samping tubuh telanjang bu Mila sambil kupeluk tubuhnya..

Saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.. buru-buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

"Bu.. Bu.. Mila bangun Bu..”
Lambat laun.. dengan malas akhirnya bu Mila membuka matanya.

"Sudah malam Bu saya mau pulang..”
"Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi..”

Bu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
"Tunggu sebentar ya Pento, kemudian bu Mila masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian bu Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.

"Ini untuk kamu..”
"Apa ini Bu..?” Tanyaku, saat bu Mila menyodorkan sebuah amplop kepadaku.

Aku menolak pemberian bu Mila, namun bu Mila terus memaksaku untuk menerimanya.
Terpaksa kukantongi amplop yang diberikan bu Mila lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan bu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar-benar menikmatinya. (. ) ( .)
=======================
 
------------------------------------------

Aku Dan bu Mila

Aku benar-benar jadi ketagihan berhubungan seks dengan wanita-wanita yang usianya jauh lebih tua dariku.
Hubungan cintaku dengan Ibu mertuaku masih terus berlanjut sampai saat ini.
Jika aku sudah sangat rindu akan tubuh Ibu mertuaku aku menelpon Ibu mertuaku, kami janjian untuk bertemu di salah satu hotel yang lokasinya dekat dengan bandara.

Pagi pagi sekali aku berangkat.. setelah kami berjumpa, kami tumpahkan semua rasa rindu kami.
Sehari penuh kami tidak keluar kamar mengejar sejuta kenikmatan.

Aku dan Ibu mertuaku benar-benar memanfaatkan waktuku yang singkat, karena sore harinya aku harus segera kembali ke Jakarta.
Saat menunggu di Bandara, jika birahiku datang aku dan Ibu mertuaku masuk ke toilet Bandara yang cukup sepi.
Langsung kusingkap roknya, kuturunkan CDnya, kuturunkan celana dan CD ku sebatas lutut, dari belakang langsung kutancapkan kontolku ke lubang memek Ibu mertuaku, kogoyang maju-mundur pantatku dengan sangat cepat, agar secepat mungkin kami raih kenikmatan.

Mungkin aku sudah gila, aku jatuh cinta sama Ibu mertuaku sendiri.

Banyak di antara pembaca sekalian yang bertanya tanya tentang hubungan seksku dengan Indri istriku..?
Dalam hubungan seks.. Indri tidaklah sehebat ibunya.. Dalam bercinta istriku tidak suka dengan gaya yang aneh aneh.
Bahkan Untuk melakukan oral seks saja Indri enggan melakukannya. Jijik.. katanya.

Dalam berhubungan badan.. aku dan Indri lebih banyak mengunakan gaya konvensional dalam bercinta. Apalagi Indri istriku termasuk wanita karier yang cukup berhasil.. kadang-kadang di saat aku ingin bersetubuh.. istriku sering menolaknya. Capek sekali.. katanya.

Tapi bukan itu yang menjadi alasan aku harus selingkuh dengan ibunya atau dengan wanita setengah baya lainnya.
Aku bangga akan istriku. Hanya saja.. dengan Indri semua fantasi seksku tidak pernah kesampaian.. terlalu monoton..

Sementara bila dengan Ibu mertuaku atau dengan wanita setengah baya lainnya yang pernah kusetubuhi.. aku bebas berekspresi.. dan fantasi seksualku juga bisa terpenuhi.
Dengan mereka aku benar-benar merasakan kepuasan seksual yang luar biasa.

Sekarang aku akan melanjutkan ceritaku tentang hubunganku dengan bu Mila setelah persetubuhan kami yang pertama.
*****

Keesokan harinya.. ketika aku sudah tiba di kantor.. aku hanya senyum-senyum sendiri membayangkan bu Mila atasanku..
Orang yang begitu ditakuti di kantorku ini akhirnya menyerah pasrah dalam pelukanku.. memohon-mohon agar ladangnya segera dicangkul dan sirami oleh air kehidupan yang begitu nikmat.

Aku hanya tersenyum sendiri kalau mengingat apa yang terjadi semalam antara aku dengan bu Mila.

Aku benar-benar menunggu kedatangan orang yang paling berpengaruh dikantorku dan ingin sekali melihat reaksi dan expresi bu Mila kepadaku. Setelah lewat setengah jam, bu Mila belum Muncul juga.
Dari Yena, sekretaris bu Mila aku tahu, bahwa hari ini bu Mila tidak masuk kantor karena kurang enak badan.
Banyak teman teman yang tersenyum lepas, karena bisa bebas bekerja tanpa perlu ada yang ditakuti.

Cuma aku yang tidak senang atas peristiwa ini, karena aku ingin sekali melihat expresi wajah bu Mila.
Ya sudahlah Akupun sibuk dan larut dengan pekerjaanku.

Tanpa terasa sudah jam sepuluh pagi, tiba tiba aku dikejutkan oleh suara dering Hpku, tanda bahwa ada pesan yang masuk.
Aku lihat ternyata bu Mila yang mengirim pesan, segera kubaca isi pesan tersebut..

Pento.. kamu lumayan juga di atas ranjang.. jadi wajar kalau Ibu mertuamu sampai hamil.
Hari ini saya nggak masuk kerja. Saya tunggu kamu di rumah saya jam satu siang. Minta izin sama Siska bilang saja kamu sakit.
Mila.


Uh dasar.. Bos, Sudah jelas jelas bu Mila kubuat KO di atas ranjang, masih bilang aku hanya lumayan.
Tapi aku bersyukur juga, berarti hari ini aku bisa mengentot bu Mila lagi.
Langsung terbayang semua kenikmatan yang akan kuperoleh dari tubuh gendut semok bu Mila.

Dengan alasan kurang enak badan, akupun izin untuk istirahat pulang, kutelpon taksi, saat taksi sudah datang, akupun langsung cabut dari kantorku menuju rumah bu Mila.
Setelah mendapat SMS dari bu Mila, aku begitu penuh semangat, hari ini aku ingin membuat bu Mila mengemis dan mohon ampun padaku.
Cuma aku sadar, kemampuan seksku tidaklah terlalu hebat. Nggak mungkinlah, aku bisa kuat ngentot berjam-jam.

Untuk menambah stamina dan daya tahan seks ku, aku mampir ke salahsatu toko yang menjual obat kuat, dari uang yang diberikan bu Mila kepadaku, aku beli beberapa butir obat kuat yang cukup ampuh. Di dalam taksi langsung aku minum sebutir.
Haha..ha.. rasakan nanti..! Batinku.

Jam satu kurang, aku sudah tiba di rumah bu Mila, Kupencet bell dengan perasaan berdebar.
Saat pintu gerbang terbuka kulihat Agus, satpam penjaga rumah bu Mila membukakan pintu.

"Eh.. Bapak Pento Silahkan masuk Pak, Ibu sudah menunggu Bapak di dalam..”
"Terimakasih Pak..” jawabku.

Akupun masuk ke dalam, jauh juga jarak dari pintu gerbang sampai kepintu rumah bu Mila.
Kulihat bu Mila sudah menunggu diteras rumahnya dan melambaikan tangannya.

"Hai, kamu datang juga.. aku pikir kamu nggak datang..” sapa bu Mila.
"Aku pasti datang Bu, kalau tidak datang, bisa-bisa rahasiaku terbongkar..” candaku.
"Ayo masuk, kamu sudah makan siang belum..? Kita makan sama sama, hari ini Ibu sudah pesankan makanan untuk kita berdua.
Spesial buat kamu dan Ibu..”

Mmm.. ramah sekali bu Mila hari ini.. batinku.

Aku dan bu Mila masuk ke dalam ruangan yang begitu besar, sepertinya kamar tidur bu Mila.
Di dekat jendela yang menghadap ke arah kolam renang, aku melihat sebuah meja kecil yang sudah ditata rapi, dengan nyala lilin dan sebotol wine, romantis sekali.

Aku dan bu Mila duduk berhadapan, bu Mila begiti lemah lembut, kamipun makan siang bersama, dalam suasana kamar yang begitu romantis.
"Boleh saya merokok di sini Bu?"
"Silakan Pento, dulu almarhum suami Ibu juga seorang perokok..” jawab bu Mila.

"Kamu mau Minum wine..?” tanya bu Mila.
Kemudian bu Mila memberikan segelas wine untukku, kami terus berbicara sambil menghabiskan minuman kami.

Kupeluk tubuh bu Mila dari belakang saat bu Mila berdiri dijendela memandang keluar..
Kucium dengan lembut wajahnya, bibirnya, burungku yang menempel tepat di belahan pantat bu Milapun sudah tegak berdiri, sampai sakit sekali rasanya, mungkin pengaruh obat kuat yang sudah aku minum.

"Pento, Sebenarnya Ibu mau mengajak kamu makan malam disuatu tempat yang romantis sekali.. Cuma Ibu tahu, kamu tidak punya banyak waktu kalau malam hari jadi Ibu ajak kamu makan siang di sini, dikamar Ibu dan sengaja suasananya Ibu buat seperti ini, agar tetap terkesan romantis.."
"Terimakasih Bu, Ibu baik sekali..” Jawabku.

"Kamu tahu Pen? Ini kamar tidur Ibu dan almarhum Bapak, kamu lelaki kedua setelah almahum Bapak, yang boleh masuk di kamar ini.
Ibu sudah lama suka sama kamu. Cuma Ibu nggak yakin, melihat gayamu yang cool, apa iya kamu mau sama Ibu..?
Untung Ibu mendengar pembicaraan kamu dan Ibu mertuamu, yah terpaksa Ibu harus mainkan siasat, untuk mendapatkan kamu..” ungkapnya panjang lebar.

"Pento kamu mau kan.. hari ini kamu bercinta dengan Ibu tanpa merasa terpaksa..?”

Aku tersenyum dan kupandangi wajah bu Mila, aku merasa bangga sekali, kupeluk lebih erat lagi tubuh bu Mila.
Tubuhku sudah panas rasanya, bu Mila berbalik, kami sudah saling berhadapan.
Kupandangi wajah bu Mila, cantik sekali, kukecup lembut bibir bu Mila, kami berdua sudah saling melumat.
Lama sekali kami berciuman, ditambah lagi suasana yang begitu romantis menambah tinggi gairah kami berdua.

Kulepas pakaian yang di kenakan bu Mila, kuciumi lehernya, bu Mila mendesah menikmati cumbuan yang aku berikan, kubuka Bh nya, kuremas dengan lembut tetek bu Mila.
Ciumanku terus turun ke arah buah dadanya, kujilati dan kuisap tetek bu Mila, bu Milapun semakin mengeliat dan semakin keras desahannya.

"Uh.. Pento.. Terus isap sayang.. Uhh.. Enak.. Pen..”
setelah puas bermain main di buah dada bu Mila ciumankupun turun keperutnya. Kujilati pusarnya sambil tanganku berusaha melepas celana dalam bu Mila, yang merupakan penutup terakhir di tubuhnya. Masih dalam posisi berdiri kujilati memek bu Mila, kuisap semua lendir yang keluar, dendam yang tadinya begitu mengebu gebu hilang sudah, aku begitu lembut memperlakukan bu Mila.

"Ah.. pento.. nikmat sekali sayang, buka pakaianmu sayang..”
Jari jemari tangan bu Mila dengan lincah melepas kancing pakaianku. Satu persatu pakaian yang kukenakan terlepas sudah. Akhirnya kami berdua sudah telanjang bulat. Diisapnya puting dadaku, sambil tangan bu Mila meremas remas kontolku yang sudah sangat tegak berdiri.

"Pento aku ingin kita melakukannya di tempat tidur, puaskan aku sayang..”
Kami berdua berjalan menuju kepembaringan, tangan bu Mila terus memegangi kontolku. Tubuhku direbahkan di atas pembaringan, kemudian kontolku di kulum dengan lembut, nikmat sekali kuluman bu Mila.

"Oh.. Pento Ibu sudah tidak tahan lagi.. Ibu masukin ya sayang..”
Kemudian bu Mila menaiki tubuhku, digemgamnya kontolku dan diarahkan ke lubang memeknya, perlahan lahan sekali bu Mila menurunkan pantatnya, mili demi mili batang kontolku masuk meluncur ke lubang memek bu Mila yang sangat basah sekali.

"Ahh..” rintih kami berdua, saat kontolku masuk semua terbenam didalam lubang memek bu Mila.
Aku lihat bu Mila memejamkan mata dan mengigit bibirnya menikmati sensasi yang begitu indah.

Bu Mila mengangkat pantatnya dengan perlahan sekali, menikmati gesekan batang kontolku dengan dinding memeknya, kemudian diturunkan kembali dengan sangat perlahan. semakin lama goyangan naik-turun pantat bu Mila semakin cepat.

"Akkhh.. Pento.. ampun..!! Enak sekali sayang.. kontolmu enak sekali sayang..”
Bu Mila terus menjerit mendesah berteriak menikmati sensasi nikmat dari pertemuan batang kontolku dengan lubang memeknya.

Kontolku yang begitu tegak perkasa terus menerus menerima gesekan demi gesekan dari lubang memek bu Mila.
"Iya.. Bu, aku juga nikmat goyang terus Bu..”

Kuremas tetek bu Mila, aku angkat badanku kuisap teteknya, goyangan pinggul bu Mila makin menggila dan terkendali.
Jujur saja, kalau bukan karena pengaruh obat kuat yang aku minum, Mungkin aku sudah ejakulasi dan sudah tidak sanggup lagi bertahan mengimbangi goyangan pantat bu Mila yang begitu liar.

"Oh.. Pento.. Ibu.. sudah nggak sanggup lagi.. Ibu mau keluuarr..”
"Ayo.. Bu.. keluarin semuanya Bu.. Nikmatin.. Bu..”

Kuisap dengan kuat tetek bu Mila dan bu Milapun makin mempercepat goyangan pinggulnya menanti saat saat datangnya orgasme.
"Pentoo.. Arrgghh..” jerit bu Mila, memek bu Mila dengan kuat mencengkram batang kontolku.

Sungguh menyesal aku meminum obat kuat, padahal saat seperti inilah, saat yang paling nikmat untuk secara bersamaan melepaskan orgame yang sudah tertahan.
Namun kalau aku tidak meminumnya, aku juga tidak tahu apakah aku sanggup bertahan dari serangan dan goyangan pantat bu Mila.

Dipeluknya aku dengan erat sekali. "Hu.. hu.. hu..” bu Mila menangis.
Aku peluk tubuh nya dengan erat. Kurebahkan badanku, bu Mila ikut rebah sambil terus memelukku. Kubiarkan bu Mila menikmati orgasmenya.
Kukecup kening bu Mila, ku belai rambutnya dengan penuh kasih sayang, sementara kontolku masih terus terbenam di dalam lubang memek bu Mila.

"Enak sayang..?” Tanyaku.
"Enak sekali Pen, dasyat sekali rasanya.." jawab bu Mila lirih.

"Kamu sudah keluar Pento..?”
"Belum Bu, tidak apa apa, yang penting Ibu puas..” Jawabku.

"Ibu lemas sekali Pento, kasihan kamu belum keluar..”
"Tidak apa-apa Bu, Ibu istirahat dulu, nanti kita lanjutkan lagi, toh waktu kita masih panjang..” jawabku.

Bu Mila mengangkat tubuhnya dan langung menghempaskannya kembali di sampingku.
Kontolku masih tegak berdiri, sama sekali belum terlihat tanda tanda hendak memuntahkan isinya.

Bu Mila merebahkan kepalanya di dadaku, kupeluk tubuh bu Mila, sambil kubelai belai ramutnya. Akhirnya bu Milapun tertidur.
Kupandangi wajahnya, ada senyum kepuasan di sana.

Seandainya saja dendamku belum hilang mungkin aku tidak peduli apakah bu Mila lelah atau tidak, pasti sudah kutancapkan kembali kontolku yang masih tegak berdiri ke lubang memek bu Mila sampai Ia minta ampun dan memohon mohon padaku.

Hari itu sampai jam sepuluh malam aku dan bu Mila benar-benar menghabiskan waktu kami hanya untuk bersetubuh meraih kenikmatan demi kenikmatan.
Kami berdua melakukannya dengan penuh perasaan.
Ternyata di balik ketegaran yang diperlihatkannya di kantor, bu Mila tetaplah seorang wanita yang butuh perhatian dan kasih sayang. (. ) ( .)
=======================
 
Bimabet
Pento ... PENdekar enTOt ... biar kisah lama, tapi banyak pembaca baru juga, Brow ... :mantap: ... Lancroootkan :semangat:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd