Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cerita Seks (Memek Hijaber Yang Sensitif)

Status
Please reply by conversation.
Episode 4
Klimaks Pertama Denganku

Setibanya di hotel aku bergegas ke meja receptionist untuk booking kamar dengan kapasitas 2 orang, makan jam 22:00, 07:00 pagi besok dan aku disarankan untuk mengambil dilantai 2 paling ujung no 12B, Aku melihat Devi yang mulai diam seribu bahasa, aku pun mengerti kenapa ia begitu. Langsung aku dengan sigap membawakan tas bahu Devi. Lalu langsung berlari menaiki tangga meninggalkan Devi dibelakang. Sengaja biar tau seberapa ampuh obat perangsang itu padanya.

A : "Aku duluan ya, kalau mau cepat istirahat, coba kejar kakak Dev"
D : "Iya kak, duluan aja, nanti Devi susul"

Aku lihat dari lantai 2, dia begitu santai berjalan mungkin karena gamis wolfis dan jilbab longgarnya itu. Aku memperhatikannya dari kejauhan dia begitu cantik dan aku bisa menikmati tubuhnya dengan puas malam ini. Sayangnya aku tidak membawa pengaman kondom untuk malam ini. Itupun tidak terlalu ku pikir kan. Melihat keadaan aku rasa hotel ini terlihat sepi di malam tahun baru seperti ini. Terlihat kosong ruangan lain di lantai 2, hanya kami saja mungkin, sepertinya banyak yang mudik ke kota lain. Akhirnya Devi sampai ditangga terakhir, dan iapun menghela nafas.

A : "Sampai juga kamu Dev, ☺ capek gak?"
D : "Cuma capek dikit kak"
A : "Sini kakak gendong sampai pintu kamar yah" 😊
D : "Ih 😑 kakak asal gendong aja, nanti diliat orang"
A : "Sudah jangan gerak dulu, susah gendongnya tahu, lagian kosong semua kamarnya Dev"
D : "Turun kak, buka kunci kamarnya dulu"

Pukul menunjukan jam 21:30, Setelah kami masuk dan aku mengunci pintu, sepertinya Devi sudah lelah lalu menuju ranjang dan langsung duduk dipinggir ranjang. Aku pun melempar pelan kunci dan tas bahunya ke atas meja, lalu menuju kearahnya. Aku membungkuk dihadapannya dengan kedua tanganku di atas ranjang menopang berat badanku. Berusaha untuk mengecup bibirnya sekali lagi. Namun dia memalingkan wajahnya. Sepertinya efek dari obat itu sudah pudar.

A : "Dev, kan capek, istirahat kita minum dulu. Kakak ambilkan air putih dulu ya"

Aku memasukan lagi obat cair yang aku beli dari agen obat ke dalam gelas berisi air putih secara diam-diam agar Devi tidak tahu. Dan segera ku berikan ke Devi.
A : "nih Dev. Minum dulu. Kakak mau mandi, kamu gak mandi apa?"
D : "makasih kak minumnya, gak kak, Devi mau istirahat tidur dulu, kalau bisa"
A : "kakak tinggal dulu ya"

Setelah aku selesai mandi, aku sadar telah memberinya obat tadi jadi aku mengintip terlebih dahulu apa yang dilakuin Devi. Ternyata dia gelisah, gusar posisi tidur berubah-rubah. Lalu aku berjalan menuju ke ranjang.

A : "Kenapa Dev? Gak bisa tidur apa?"
D : "Gak bisa kak. Susah untuk tidur"
A : "Mungkin capek nya kurang kali"

Dari posisi tidurnya Devi langsung duduk dipinggir ranjang dan kakinya terjuntai ke bawah. Dan bertanya dengan serius.

D : "Kurang capek gimana kak? Seharian kemana mana, ini pun udah jam 10 malam kak! "

Aku pun mengulangi posisi sebelumnya, membungkuk dihadapannya dengan kedua tanganku di atas ranjang menopang berat badanku. Namun kali ini tubuhku hanya berbalut handuk. Aku mencoba mendekatkan wajahku ke wajahnya, mulai menghirup aroma tubuhnya yang natural tanpa balutan make up. Melihat keningnya mulai berkeringat aku pun tahu dia menahannya lagi. Aku kecup bibirnya kali ini. Dia tidak menolak. Aku berbisik ke telinganya

A : "Devi mau capek kan? Nanti biar kita capek bareng dan istirahat bareng. Mau kan?"

Devi pun mengangguk pelan.
D : "Mau kakh, caranya? "

Aku mulai merebahkan tubuh mungilnya dengan tetap kakinya terjuntai ke bawah. Kaki pun tak tinggal diam untuk menahan kakinya yang terjuntai tersebut. Agar saat menggeliat dia tidak terlalu banyak bergerak, memudahkan ku menikmati tubuhnya saat dia rebah. Aku tepat berdiri di depan Selangkangannya dengan tubuh masih terbalut handuk.

A : "Rok Gamisnya boleh kakak angkat gak Dev? "
D : "Jangan kakh"
A : "kalau gak diangkat nanti basah loh"
D : "Gak bakal basah kok,"
A : "yakin, gak basah kalau memek nya dibelai gini?"

Benar saja, saat aku mulai membelai lembut memek dari luar gamisnya dia menggeliat. Untung saja kakinya sudah ku tahan dengan kakiku. Kedua tangannya memegang menahan pergelangan tanganku yang merabanya. Tubuhnya begitu sensitif dengan sentuhan ku.

D : "kakhhhhh ahhhh kaaakkhhh"
A : "kalau basah kakak angkat yah rok gamisnya, kalau basah kan gak enak dipakek"
D : "aahhhhhh ahhhhhhhh kakh, jangaaaaannnhh"
A : "Jangan apa Dev, Jangan berhenti kan? "
D : "Kakahhhhh, jaaahtttthhhh ahhhh ahhhhcc"

Aku terus meraba bagian selangkangannya dari luar. Coba bermain menikmati waktu karena malam ini cukup panjang untuk menjelajahi tubuhnya. Obat perangsang itu mungkin sudah bekerja sangat efektif, itu terlihat saat aku membelai memek nya, sangat sensitif. Devi mulai mengendurkan genggaman dipergelangan ku. Selanjutnya aku mulai menggesek searah bibir memeknya, tetap dengan gamis itu terpakai ditubuhnya. Dia menggeliat terus menerus, suara desahannya membuatku semakin bersemangat menggesek nya. Tak lama kemudian dia bicara tidak jelas.

D : "kakakkhhh devvviiiih gakkhhhhc tahannnncccc"

Aku tahu kalau dia ingin keluar, jadi aku berhenti menggesek memek nya. Dia begitu kesal.

A : "kenapa Dev, katanya gak mau basah"
D : "kak gesek lagi, please 😫🙏🙏💓 jangan gini ah"
A : "bilang dulu yang manis Dev"
D : "Please kak lagi, gesek lagi pakai tangan kakak, Devi mau lagi"

Langsung aku gesek intens searah bibir memeknya
A : "Apanya yang mau digesek, jawab Dev! Kalau gak di jawab, kakak berhenti lagi nanti"
D : "meemeeeekkkh devvvviiihhhh kakkhhhh ahhhhhhh ahhhhhhh"
A : "Gimana kalau diangkat gamisnya?"
D : "jangggaaaaaannnnnhhhhhhh kkaakhhh"

Kali ini aku percepat gesekan, karena kulihat dia sudah hampir keluar.
Serrrrrrhh serrrrhhh serrrrhhh
D : "ehhhhhhh aahhhhhhhhhhcccc kaakkkkkahhhhhh sudahhhhhhhc sudahhhhhhhc sudddh devvvviiiih sudahhhhhhhc nyampeeeeeekkkkhhh, berhentihhhhhhh"

Pinggulnya pun terangkat, tangan kanan nya meremas sprei sekuat kuatnya, saat dia mengalami klimaks yang begitu indah menurutku. Dia menahan erat Pergelangan tanganku, saat ku tahu dia keluar tapi tetap ku gesek. Akhirnya aku berhenti melihat nafasnya tidak teratur dan jilbab panjang nya berantakan tidak beraturan. Aku menyentuh pipinya, kurasakan lembab oleh keringatnya. Ingin kurasakan tubuhnya langsung tapi aku cukup bersabar untuk itu.

D : "Bagaimana devi, mau lagi?"

Kutunggu namun dia tidak menjawab, mengatur nafasnya. Tanpa ku sadari gamis bagian bawahnya, mulai basah menyebar, sprei di bagian bawah pantatnya pun sama. Aku berpikir 'hanya ku gesek saja dia sudah keluar, itupun dari luar. Bagaimana jika aku memasukkan kontolku kedalam liang memeknya'. Mencoba untuk mengistirahatkan membiarkan dirinya mengambil nafas sejenak dan memberinya minum yang kuambil sebelumnya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd