Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Cewek Liar

Status
Please reply by conversation.
Booked Full Night

‘Cupphhh... aaahhsss... ssshhhh’ kusambar bibir Toni dengan ganasnya. Mungkin memang karena dia sedikit cupu, sehingga sebagai perempuan aku sedikit merasa bangga bisa mendominasi pria di depanku ini. Dalam hatiku, aku ingin membalas perbuatannya tadi dan menagih kepuasan darinya.
Terus kucium bibirnya sambil berusa membuka bajunya dengan buru-buru. Diapun hanya bisa pasrah dan seolah takut denganku.
Kini Toni sudah bertelanjang. Memang badan tidak begitu bagus, namun aku tidak mempedulikannya dan terus mencumbu bibitnya.
tetapi di tengah pergulatanku tiba-tiba terdengar bunyi ponsel ‘Tulilulit... tulilulit...’
Toni yang menyadarinya langsung sedikit menjauh melepaskan pagutan kami. “S... sa... ada telpon.” ucapnya mencoba menghentikanku.
Sambil berlagak kesal kujawab, “Biarin aja. Paling gak penting.” lalu kusambar lagi bibirnya, dan kamipun berciuman hingga dering telpon berhenti.
Dengan berhentinya dering telpon seperti kepercayaan Toni sedikit meningkat, dan mulai membalas ciumanku, sedikit demi sedikit. Kurasakan lidahnya mulai berani bergerilia, mencoba memasuki rongga mulutku. ‘Ssshhh... ahhhss... cuppphsss...’ kecipak ludah dan bibir kami yang saling menyatu.
‘Tulilulit... tulilulit...’ namun lagi-lagi ponselku berbunyi. Hal ini membuat Toni sadar dan menghentikan ciumannya padaku. “Sorry Sa, mending lu angkat dulu deh. Takutnya penting.” ucapnya.
Dengan sedikit kesal, kusetujui perintahnya. Kuhentikan keganasanku dan meninggalkannya menuju tempat ponselku berada.
Saat kuambil dan kulihat layar ponselku, rasa kesalku hilang. Dengan cepat kuangkat telpon tersebut dan melupakan Toni. “Halo pak...” ucapku
“.....”
“Sasa baik pak.” ucapku
“.....”
“Hehe, bapak kangen Sasa yaaa?” ucapku lagi dengan sedikit nada centil.
“.....”
“Oke, sekarang Sasa bisa kok pak. Bapak tunggu aja ya, sejam lagi Sasa sampai deh. Bapak request apa?”
“.....”
“Ah bapak bisa aja. Siap deh. Tunggu Sasa ya pak. Muuuaaacchhh” ucapku sebagai penutup telpon.
Kulihat Toni menatapku bingung, “Siapa Sa?”
“Ada deh...” jawabku padanya.
Dia hanya diam menatap badanku yang sudah setengah telanjang. Akupun menutupi kedua payudaraku dengan tangan. “Emmm, sorry ya Ton, yang tadi gak bisa kita lanjut.” ucapku lagi padanya.
“Gapapa kok Sa, gue yang harusnya minta maaf. Sorry gue tadi khilaf, Sa.” ucapnya tersadar ladi lamunannya.
“Khilaf? Jadi elu gak mau lagi, Ton?” ucapku menggodanya.
“Eh... m... maksudnya, Sa?” jawabnya kaget.
“Haha... lucu banget lu, Ton. Mupeng yaa...” ucapku sambil tertawa menanggapi kegugupannya.
Lagi-lagi Toni hanya diam. “Emmm, sorry lagi Ton. Elu kagak sibuk kan? Tungguin gue ganti baju bentar ya.” pintaku padanya.
“Eh... Oke, Sa.” jawabnya.
- - - - -​
Sesampainya di kamar, aku langsung melepas ‘seragam’ eksibku hari ini. Mandi secepat kilat dan selanjutnya kembali memakai pakaian lain yang tidak kalah seksinya.
Setelah merasa penampilaku sudah cukup rapi, akupun mempersiapkan tasku. Setelah siap, aku keluar kamar. Namun sebelum menuju ruang tamu, tempat Toni berada, aku menuju kamar pak Yono terlebih dahulu. Tanpa permisi, kubuka kamar pak Yono.
Seperti pagi tadi, dia terkaget dan tentu saja melotot melihat kehadiranku. “Eh, non Sasa ngagetin aja. Ada apa, cantik?” ucapnya.
“Pake sok kaget segala. Lagian kan kelihatan di layar CCTV bapak.” ucapku memperhatikannya beranjak dari meja dimana layar CCTV berada.
“Tapi di kamar non kan gak ada CCTV bapak. Lagian emang non Sasa selalu cantik. Seksi begini pula. Mau lanjut wik-wik sama temennya ya, non?” tanyanya yang kini sudah berada di dekatku dan membelai pingganku.
“Haha, bapak pengen nonton live bokep ya?” godaku padanya.
“Ih, non Sasa nakal. Nanti rekamannya bapak tunjukin ke tuan sama nyonya loh.” ‘cupphhh’ ucapnya sambil memagut bibirku sekali.
“Bapak tega... Nanti kalo ketahuan, kita gak bisa wik-wik lagi loh.” balasku.
“Haha engga deh. Yaudah yuk bapak nyalain rekamannya, non. kita threesome aja sama temennya. Bapak pengen ngecrot di dalem lagi.” Ajaknya dengan sedikit berbisik di telingaku pada akhir kalimat.
“Bapak yakin?” ucapku menggoda ucapannya barusan.
“Yakin kok, bukannya non Sasa rajin minum obat. Hehe.” ucapnya. Tak kusangka pak Yono sudah mengetahui rahasia obat anti hamil yang kusimpan di laci kamarku.
“Yaah, udah ketahuan.” ucapku pura-pura menyesal.
“Udah gapapa, non. Yang penting non Sasa mesti hati-hati ya.” ucapnya mengingatkanku.
Akupun sedikit tersadar dengan ucapannya. Aku jadi teringat bahwa pak Yono sudah lama berkerja di rumahku dan sia tetaplah pria dewasa yang sudah kuanggap seperti orang tuaku sendiri. Tapi tentu saja tetap memiliki sifat mesum.
Di tengah lamunanku dia bercanda, “Cantik-cantik kok ngelamun sih. Yuk kita lanjut bertiga sama temennya non Sasa.”
“Ih, enak aja. Sasa mau pergi, pak.” ucapku menolaknya.
“Eh, mau ke mana non? Udah malem lho, gak bagus buat non Sasa yang masih muda belia kayak begini.” ucapnya lebay.
“Gaya ah pak Yon, ih. Sasa mau jual diri dulu. Muuaacchh’ ucapku bercanda sambil mengecupnya.
“Bapak tunggu videonya ya, non.” ucapnya menagih.
“Gak janji. Hehe. Muachh...” candaku, lagi-lagi sambil mengecupnya lalu meninggalkannya.
Pak Yono hanya bergeleng melihat tingkahku.
- - - - -​
“Hai, Ton.” sapaku kepada Toni yang masih menunggu di ruang tamu.
Seperti ekspresi awal pak Yono tadi, Toni juga melotot melihat penampilanku saat ini. “Eh S... Sasa. E... elu gak salah lihat jam kan? Kok pake seragam sekolah?” ucapnya gugup.
Ya, setelah mandi tadi aku mengenakan pakaian seragam SMA. Tentu saja, ini merupakan seragam yang kupakai untuk bersekolah setiap harinya. Aku memesannya sendiri di tukang jahit langganan. Tentu saja juga kubayar dengan ‘spesial’ karena pesananku cukup menggugah nafsu si tukang jahit.
“Gapapa Ton, gue ada les malem ini. Anterin gue yak.” jawabku genit sambil mendekap tangan kananya hingga lengannya menyentuh payudaraku sebelah kiri.
“O... okedeh. L... les di mana emang, Sa?” jawabnya gugup karena kupikir lengannya dapat merasakan puting kiriku yang menyembul tanpa bra.
“Di hotel LK.” ucapku sambil berkedip kepadanya.
“H... hah, LK?” tanyanya kaget. Kutahu dia berpikiran macam-macam tentang sekamara berdua denganku. Kulihat dia merapa saku belakang, tempat dompetnya berada.
Kubiarkan saja pikirannya melayang tinggi. “Haha yuk, Ton.” ucapku sambil sedikit menariknya keluar menuju mobilnya. Dia pun ikut saja dengan perintahku dengan lugunya.
Tak lama, kami berada di perjalanan menuju hotel LK. Sesekali kulihat Toni menyetir dengan sedikit gugup di sebelahku.Tentu aku menyadari bahwa dia sesekali melirik ke payudaraku yang memperlihatkan sedikit siluet putingku, serta pahaku yang mulus tidak mampu tertutup seluruhnya oleh rok abu-abu milikku ini.
Namun, kubiarkan saja semua lirikannya tersebut, karena aku cukup senang dengan tingkahnya tersebut. Apalagi kulihat penisnya mulai sedikt menonjol karena hal tersebut.
“Udah, sampe sini aja, Ton. Elu boleh pulang duluan.” ucapku pada Toni, setibanya di depan hotel LK. Sepertinya dia kecewa dengan ucapanku yang tidak sesuai dengan imajinasinya sejak tadi.
Tiba-tiba dia membelokkan mobilnya menuju parkiran basement. “G... gue anterin masuk deh, Sa.” ucapnya. Akupun hanya mengangguk sambil tersenyum padanya.
‘Cuppphhh...’ saat mobil telah terparkir, dengan sekejap kulumat bibir Toni sambil tanganku meremas penis tegangnya dari luar celananya.
Dengan lihai kucium bibir Toni sambil membuka resleting celana Toni supaya penisnya dapat terbebas. Tak lama, lagi-lagi kuremas secara langsung penis Toni yang telah ereksi seperti saat di rumahku tadi.
‘Cuppphhhsss... ssshhhh...’ kulepas pagutanku pada bibirnya. “Lain kali kita ngamar berdua ya, Ton.” ucapku membuat Toni terpaku untuk kesekian kalinya. “Tapi buat sekarang, gue haus.” tambahku lagi
Dengan cepat kuturunkan kepalaku menuju penisnya. Kukulum penis ereksi Toni dengan ganasnya.
‘Slebbb.... sleebbbb... sleebbb...’ kecipak rongga mulutku dengan penis Toni. “Ssshhhh.... Saaa... sss... tttooo... pppp...” desah Toni sambil berusaha menganggkat kepalaku menjauh.
Namun usahanya kulawan dengan menahan mulutku supaya dapat terus mengulum penisnya.
Hingga tak lama, kurasakan otot-otot di sekeliling penis Toni mulai menegang, sebagai tanda bahwa dia akan segera ejakulasi.
Tanpa mengendurkan sedotanku, ‘crooottt... crooottt... crooottt...’ kurasakan sperma Toni memeuhi rongga mulutku.
Sambil menggembungkan pipiku, kutatap wajah Toni dengan senyuman. Kutelan semua sperma Toni yang telah berada di mulutku. Dengan binal, kubersihkan dan kujilat luberan spermanya di pinggiran mulutku.
“Asshhh... makasih minumannya, Ton. Cuppphhh” lagi-lagi kukecup bibir Toni, dan langsung turun ke penisnya yang mengecil.
Kujilat penis Toni hanya untuk membersihkannya. “Asshhh... udah, S... saaa...” ucapnya.
Akupun menyudahi kulumanku. “Yuk Ton, anterin ke Lobi.” ucapku sambil keluar dari mobilnya.
Kulihat dari luar mobi, Toni segera merapikan celananya, dan keluar dari mobil.
Kami pun bersama-sama menuju lobi hotel. Tidak banyak orang menginap, kupikir maklum karena ini adalah akhir weekend. Hal tersebut membuatku sisi binalku sedikit kecewa, karena tidak dapat mempersembahkan keseksian tubuhku pada orang lain selain Toni, saat ini. Namun aku senang saat aku melihat orang yang kami kenal.
“Eh Sa, itu kan pak Alex.” kata Toni.
“Iya Ton, samperin yuk.” ajakku.
Toni hanya diam menyetujui, dan mengikutiku.
“Wah si cantik udah dateng. Makasih Toni, udah anter Sasa ke sini.” Ucap pak Alex padanya.
“Loh, kamu les sama pak Alex, Sa?” tanya Toni padaku.
“Hehe, iya Ton. Gue les privat sama pak Alex. Jangan bilang ke siapa-siapa ya. Cuphh.” ucapku sambil menekankan kata ‘privat’ lalu mengecup pipi Toni.
Toni terpaku mendengar ucapanku. Kuyakin pikirannya semakin tidak karuan membayangkan kebinalanku. Namun aku hanya tersenyum padanya.
“Wah udah tebar cium aja, bapak jadi pengen dicium juga. Yuk Sasa, kita belajar di kamar bapak.” ajak pak Alex sambil berimprovisasi.
“Iya pak.” jawabku sambil merangkul tangan kiri pak Alex, layaknya sepasang kekasih. “Bye Ton. Makasih ya. Pulangnya hati-hati.” ucapku lagi, meninggalkan Toni yang mematung bingung.
- - - - -​
“Kamu binal banget sih.” kata pak Alex sambil mencibit putingku dari luar seragam SMA yang kupakai.
‘Ahhss...’ “Kita masih di lift pak.” ‘Ssshhh...’ kataku sambi mendesah.
Sebenarnya aku malah suka diperlakukan seperti ini, apalagi di tempat umum. Meski begitu, aku tetap perlu manjaga imageku.
“Di lift aja malu-malu, padahal tadi sama Toni pede aja. Kamu pacaran sama Toni ya? Atau Toni udah tau kalo kamu sekarang lagi bapak booking? Hehe” tanya pak Alex mengintrogasi.
“Semoga aja sih dia gak tau, Pak. Tapi kalo tau juga gapapa sih pak, jadi bisa threesome kita.” ucapku.
“Wah binal kamu bercandanya. Cuphhss” kecup pak Alex di bibirku.
“Sebenernya bapak gak tega kamu dientot cowok lain. Tapi mau gimana lagi, murid tercantik di sekolah begini, malah jadi perek sih.”ucap pak Alex.
“Pereknya kan cuma buat pak Alex, cowok lain jadi TTM Sasa aja. Hihi.” jawabku.
“Lah itu bapak rugi berarti, bapak bayar kamu, yang lain kamu enakin gratis.”
“Ihhh, jangan ngambek gitu dong pak.” kataku sambil merajuk pak Alex. “Yaudah, kali ini gratis deh.” tambahku.
“Sip. Pokokknya buat bapak puas sampe pagi.” tantang pak Alex.
“Tapi inget janji bapak sebelumnya ya.” tagihku padanya.
“Gampang, kalo surat rekomendasi kuliah aja, bapak pasti bisa.” ucap pak Alex menjanjikan.
Mulanya memang aku tidak bermaksud matre. Tapi karena pak Alex cukup royal dan justru selalu membayarku, akupun semakin ngelunjak dan menagih beberapa hal padanya. Salah satunya, kuminta dia untuk berjanji membuatkan surat rekomendasi supaya aku bisa berkuliah di luar negeri.
Mulanya aku tidak memaksa, namun sebagai orang tertinggi kedua di sekolah, dia menyanggupinya dengan syarat, supaya aku menjadi cewek bookingannya. Beruntung dia cukup mampu memberiku kepuasan dan kesenangan, sehingga tentu aku rela untuk menyanggupinya.
- - - - -​
‘Cuppsshh... sshhhh... cuppsshhh...’ kamipun melanjutkan ciuman panas kami hingga lift terbuka, dan kami memasuki kamar yang sudah dibooking pak Alex.
“Puasin memek Sasa, pak.” bisikku pada telinga pak Alex Sesampainya kami di dalam kamar. Dia pun menyeringai mesum.
 
Terakhir diubah:
Uuuwhh... Sasaaa... Gue pengen aduk-aduk memek lu Saa....
 
Kalau di mention Pak Yono tuh siapa, atau kasih sedikit ilustrasi singkat di awal mnrt ane lebih OK Suhuuuu....

Lancrooottttt.....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd