Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
--- Di dalam sebuah Mobil yg sedang berjalan ---

"Slrrrppp... gleg..glek.." suara yg dari mulutku saat mengoral penis Pak Beni, direktur di tempatku bekerja saat ini.

"Del, enak banget sepongan kamu.. oohh.." puji pak Beni saat penisnya dioral sambil mengendarai sedan maticnya.

Jujur saja aku melakukan ini karena semata2 memang mengincar jabatan karir. Di usiaku yg 27 tahun ini, aku sudah menjadi General Manager Human Resource di perusahaanku sekarang. Itu semua aku lakukan dgn cara menggoda direkturku Pak Beni ini.

"Pakkh.. enak banget kontol bapak.. sluurpp" aku memainkan lidahku di penis Pak Beni. Ngurusin Pak Beni ini gampang menurutku, tinggal puji-puji manis kalo penisnya hebat aja, buat muasin egonya yg tinggi. Kalo udah seneng, abis itu apa aja pasti dia kasih.

"Del udah mau sampe Mall nya nih, aku belum keluar juga" pak Beni sambil mengarahkan sedannya berbelok.

Aku berusaha memuaskan dia cepat-cepat. Aku buka kancing blazer dan blousku, mengarahkan tangan kiri Pak Beni memegang langsung dadaku. Karena mobilnya sedan matic, tangan kiri pak Beni tdk harus mengganti perseneling. Di dalam blouse, Aku hanya memakai tanktop tanpa bra hari ini karena memang jadwal "Lunch Meeting" dgn Pak Beni dan Vendor. Pak Beni selalu minta aku ga pake bra di jadwal tersebut.

"Slrrppp...slrrrp...slrrppp" kepalaku naik turun di penis pak Beni. Aku kenyot dan kocok dengan tangan secara bergantian. Air liurku bercampur cairan precum dari penis pak Beni melumuri batang penisnya hingga licin.

Pak Beni meremas-remas dadaku yg sensitif ini membuat vaginaku mulai basah. Aku sedikit tersedak ketika penis pak Beni menyodok kerongkonganku karena mobilnya tidak sempat melambat ketika melewati polisi tidur.

"Maaf sayang, tadi bapak ga konsen nyetirnya, ga keliatan ada polisi tidur. Aku hanya menjawab "Hmhh..hmmmh" karena mulutku masih diisi penisnya.

Aku kocok penis pak Beni dgn tempo tinggi dengan tanganku. Lalu aku merasakan dada kananku diremas lebih keras oleh Pak Beni. "Del, aa..khu...mau..khe..luar.." ucap pak Beni terpatah-patah.

Langsung aku kulum lagi penisnya. Tak lupa aku berikan dorongan moral "Ohh..Pak Beni... keluarin peju bapak di mulut Dela ya pak.. hmmh.. slurpp.."

'Crooot.. crooot!' Penis pak Beni berejakulasi di dalam mulutku. Aku sedot penisnya sampe semprotan spermanya berhenti.

'TIIIN TIIIIN' suara klakson mobil belakang saat laju sedan pak Beni tidak stabil saat dia ejakulasi. Pak Beni segera kembali fokus nyetir setelah orgasmenya usai.

'Hmmm.. haaaaa....glek!' Saat aku menunjukan sperma pak Beni di mulutku dan menelannya. Pak Beni tersenyum puas dan mencium pipi kiriku. Dia tidak mau cium bibir kalo aku baru saja mengoralnya. Jijik katanya. Aku hanya tertawa dalam hati.

Tidak jauh lagi mobil memasuki gerbang Mall. "Pak, aku bulan depan mau ambil cuti nih, mau liburan tapi aku ga ada kamera sayang banget kalo ga diabadiin" ucapanku penuh kode. "Yasudah ini kita cari di Mall ini aja" ucapan enteng dari mulut pak Beni sambil memasukan penisnya ke dalam celana.

'Yes, berhasil.. hihihi' ucapku dalam hati sambil mengancingkan kembali blouseku.

-- Di Dalam Mall --

Aku dan pak Beni selesai makan laku keluar dari restaurant. Pak Beni mengajak ku jalan ke sebuah toko kamera. Aku sebenernya kurang ngerti soal kamera, tapi Pak Beni punya hobi fotografi.

"Kamu beli yang simple tapi yg bisa underwater aja ya" tanya pak Beni. "Tapi jangan yg kaya gopro ya pak" aku tau kamera jenis ini hanya bagus untuk beraksi bukan foto-foto cantik.

Pak Beni lalu bicara dgn pemilik toko. Aku duduk di stool yang cukup tinggi. Rok aku semakin pendek ketarik ke atas memberikan pemandangan sexy di toko. Aku mendengar beberapa kali suara kamera mengambil foto. Sepertinya ada pembeli yg sedang mencoba kamera yg sedang dibelinya.

Ruangan toko ini punya banyak cermin di etalasenya. Mungkin supaya tampak luas. Aku bisa melihat pembeli dan penjaga toko itu tanpa harus menengokan badan sepenuhnya. 'Cekrek' suara kamera terdengar. Aku lihat ke cermin, ternyata mereka memoto diri aku.

Pak Beni masih diskusi dengan penjual kamera. Aku yg gatau mau ngapain berpikir gapapa deh jadi 'model' hidden cam. Hihi. Jiwa eksibku terpancing di toko ini.

Aku mulai dengan membetulkan ikat rambutku. Otomatis aku menegakan dudukku dan membusungkan dada. 'Cekrek cekrek' suara kamera mengambil gambar. Aku melihat dari pantulan kaca si penjual dan pembeli itu senyum2 melihat hasil fotonya di layar kamera.

Aku pura-pura kepanasan sambil membuka kancing blouse ketiga. Tanktopku makin terlihat dan didalamnya aku tidak pakai bra. Belahan dadaku cukup terlihat karena tangtop ini bukan yg ketat tapi longgar.

Penjual kamera itu mengahampiri "Mba ini aqua nya" memberikan air mineral. Tapi matanya tidak ke mataku tapi melihat arah dadaku dari dekat. "Terima kasih" aku senyum balik dan menerima gelas aquanya. 'Dasar modus aja lu' pikirku dalem hati.

Stool ini bagian dudukannya bisa berputar. Aku putar menghadap 'kameramen' ku sambil pura-pura memainkan HP ku. Kini pahaku yg ditutup sedikit rok pendek ini menghadap mereka. 'Cekrek cekrek'. Lalu aku angkat kaki untuk melipatkan kaki 'Cekrek cekrek'. Setiap ganti pose aku dengar suara kamera. Seperti sedang photoshoot beneran.

Pak Beni sudah memilih salah satu kamera lalu dia meminta aku bergaya untuk di foto. Tetap duduk di stool ini aku menghadap pak Beni sambil tersenyum. 'Cekrek' pak Beni mengambil gambarku dan melihat hasilnya. Penjual yg daritadi melayani Pak Beni baru sadar didepannya ada cewek muda dgn pakaian sexy duduk di dalam tokonya.

Pak Beni puas dgn kamera itu dan membayarkannya. Saat akan turun dari stool, aku mau memberikan pose terakhir untuk mengakhiri 'photoshoot' ini. Aku pura-pura menjatuhkan air mineral gelas. Aku turun dari stool dan membungkukan badanku mengambil air mineral itu. Aku sangat yakin dadaku bisa bebas terekspose dari arah 'kameramen' ku.

Tapi aku tidak mendengar suara kamera. Aku perlahan mengambil air mineral itu tetap tidak ada suara kamera. Setelah mangambil lalu berdiri melihat 'kameremen' ku ternyata mereka sedang terbengong dgn suguhan terakhirku. Haha. Kasian pikirku mereka ga sempat mengabadikannya. Tapi lalu aku lihat ditangan pembeli ada HP yg mengarah kepadaku. 'Hmm.. apa dia mengambil video ya tadi?' pikirku.

--- Toko Lingerie dan Bikini ---

"Kamu mau liburannya ke mana si Del?" Tanya pak Beni padaku. "Ga jauh sih pak, paling ke Bali, cuti aku cuma 2 hari tapi nempel longweekend, jadi 5 harian disana" jawabku.

Kami berdua lewat depan toko lingerie dan kebetulan sedang ada promo buy 2 get 3. Sebenernya aku ga ada niat beli daleman baru sih, tapi buat nyenengin pak Beni aku tanya "Nanti di apartemen, bapak mau aku pake lingerie itu?" Aku menunjuk manekin yg di display. Biasanya dari mall ini aku balik ke apartemen pak Beni untuk melakukan sex.

Pak Beni senyum-senyum nafsu membayangkannya. "Yuk masuk ke dalam" ajaknya sambil meremas pantatku dari luar rok.

"Selamat siang pak bu, sedang ada promo buy 2 get 3" ucap spg tokonya. Saat itu sedang ada 1 pasang suami istri lainnya dan 2 wanita sedang melihat-lihat koleksi lingerie.

"Kamu beli 4 aja Del, jadi bisa dapet 6" ucapk pak Beni. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku. Aku mengangguk semangat. "Tapi... kamu coba yg agak banyak ya di kamar pas" bisik pelan pak Beni di telingaku. "Kenapa pak?" aku bingung. "Aku mau koleksi foto sexy kamu pake lingerie dan bikini. Nih pake kamera barunya" bisik pak Beni.

Wah banyak akal memang pak Beni kalo soal selangkangan. Tapi ya aku sih gada masalah soal ini, selama hubungan ini sama-sama menguntungkan. "Baik pak" aku tersenyum dan mulai keliling toko.

Jujur aku tidak terlalu milih-milih di toko ini. Toh semua dibeliin dan disuruh cobain. Jadi ya aku ambil aja yg aku suka dan cobain di kamar pass.

Aku ambil 3 set pertama. Semuanya lingerie. Aku masuk, membuka pakaianku. Mencoba lingerienya dan 'cekrek cekrek'. 'Hmm.. hasil kameranya memang bagus' pikirku. Yg tadinya aku hanya foto berdiri, aku kepikiran untuk sekalian sedikit berpose sehingga fotoku ini memang sangat menggoda dengan lingerie yg kupakai. Ada yg membungkuk memperlihatkan dada, ada juga yg nungging sehingga pantatku menggoda, ada yg sedikit merosot sehingga pentil dadaku keluar. Pokonya ini kalo sampe nyebar di internet bisa geger se-indonesia. Hihi.

Satu lingerie aku bisa mengambil 5-6 foto dengan pose yg mengundang nafsu lelaki. Aku mengulang itu semua sampe aku sudah coba 12 set pakaian dalam. Baru kali ini aku merasakan lelah berbelanja.

Ketika bikini terakhir selesai aku foto, aku berniat memberi kamera ke Pak Beni untuk dia pilih 6 set yg dia suka. Karena jujur semuanya aku suka dan bingung milihnya. Dan kalo udah sama pak Beni di apartemennya. Ujung-ujungnya aku di ekse telanjang juga. Hihi.

Aku membuka pintu kamar pass. Mengintip dari dalam. Tapi pak Beni ga keliatan. Jadi masih pake bikini aku nekat mengeluarkan badanku sedikit hingga orang di luar bisa melihat setengah badanku ke atas.

DEG. Aku kaget karena ada seorang suami yg sedang menunggu istrinya di kamar pass sebelah. Kami sempet bertemu mata tapi setelah itu dia buang muka karena ga enak melihatku hanya menggunakan bikini.

Bikini ini lumayan kecil. Hanya fokus untuk menutupi pentil saja. Bagian dada lainnya terekspose. Karena ga enak sama bapak itu, aku menutup dadaku dengan tangan yg dilipat.


"Maaf pak, lihat bapak-bapak yg datang dgn saya tadi?" tanyaku ke si bapak karena Pak Beni ga keliatan dari posisiku saat ini. Si bapak kaget aku ajak bicara, matanya tidak bisa fokus menatap mata ke mata. Lalu dia ingat dgn pertanyaanku, dia jalan ke arah display toko utk memanggil pak Beni.

Pak Beni menghampiri kamar pas. "Ini kameranya, pilihin aja yg mana, aku mau ganti lagi" aku memberi kamera dan kembali masuk ke dalam kamar pass.

Di dalam kamar pass aku mendengar pak Beni basa basi dgn bapak stranger. Lalu suara mereka pelan bisik-bisik. "Wah pak yg ini mantep pak!" " duhh gemesin banget" "ini ambil pak"

Wah. Sepertinya Pak Beni ngajak bapak stranger itu untuk milihin bikini dan lingerie yg mau dibeli. Aku yg sedang bugil karena ganti baju jadi sedikit terangsang membayangkan pose-pose sexy ku dilihat kedua bapak-bapak di luar kamar pas.

Aku mainkan dadaku dengan meremas-remas. Dan tangan satunya lagi ke vagina untuk mengusap dari luar. Aku keenakan bermasturbasi di kamar pas ini. "Aaawshh.." ga sengaja suara itu keluar dari mulutku.

Tok. Tok. Tok. Pak Beni mengetuk kamar pas "Del, kamu gapapa, bisa bukain pintunya?" Aku yg sudah sange membukakan pintu kamar pas. "Kamu lagi masturbasi ya Del?" Tanya pak Beni dengan memasukkan kepalanya kedalam kamar pas melihat aku bugil. Aku menangguk malu dgn memasang senyum manis menggoda pak Beni. "Ok tunggu sebentar Del, bapak ada ide" lalu pak Beni keluarkan kepalanya.

Aku menutup pintunya lagi sambil bingung apa maksud Pak Beni. Tidak lama kamar pas diketok lagi "Del, bukain pintunya lagi dong" aku dengar suara pak Beni. Aku buka sedikit lalu, DEG! yang masuk ke dalam adalah bapak stranger tadi. Aku terkaget melihatnya masuk. Bapak itu pun terkejut melihat tubuh bugilku di kamar pas ini. Aku gamau membuat keramaian di tempat ini. Jadi aku ikuti saja maunya pak Beni yg menyuruh bapak stranger ini masuk.

"Maaf mba, bapak itu minta saya bantu mba nya" ucap bapak itu sambil matanya melihat seluruh tubuh bugilku. Dia terlihat semangat sekali mengerjaiku. Aku yang kepalang sange hanya berbisik "yaudah cepetan ya pak".

Aku membalikan badanku, nyenderin punggungku ke dada si bapak, pantatku menempel di bagian selangkangan si bapak. Tangan si bapak langsung meremas dadaku, tangan satunya gerilya ke vaginaku.

Si bapak mencium tengkuku, pentilku dimainkannya, jarinya yg kasar menggosok-gosok bagian luar vaginaku. Pantatku yg menempel di selangkangan merasakan penisnya ereksi di dalam sana.

Dgn dikerjain posisi seperti ini aku tidak bertahan lama. Seluruh titik sensitifku dikerjain secara bersamaan. "Paakh.. Del..aaahh.. keluar... aaaahhss.." jari si bapak kena siram cairan orgasmeku. Aku berniat membalas 'kebaikan' si bapak, aku membalikan badan mencium bibirnya dan tanganku ke arah selangkangannya. Aku elus lalu genggam penisnya dari luar celana yg ia pakai.

Drrrt..drrrt.. ada yg bergetar di kantong celana si bapak. Aku menjauh dari si bapak. Dia mengambil HP di kantongnya. "Iya mah, papah kesana" ternyata istrinya sudah selesai nyoba dan nyari suaminya.

"Ini kartu nama saya mba" Bapak itu meninggalkan kartu nama sebelum diam-diam keluar dari kamar pas. Bapak I
 
Konsep baru nih sepertinya...baiklah...ditunggu udate ceritanya..sampe tamat ya gan
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
Dela ohh dela
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
Seruu neh ceritanya..
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
bener bener bikin crot hu
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
mantap suhu ku
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14

Bolehh huuu
 
--- Sabtu siang di kamar Dela ---

"Saya di Blok D4 ya pak" aku sedang memberi tau driver online lokasi rumahku lewat telepon.

Siang ini aku ada janji dengan Doni di Mall untuk makan siang. Tapi aku kasian kalo Doni harus jemputku dulu karena arahnya cukup jauh. Lebih baik ketemu langsung di Mall. Papa dan Mas Dinan sedang pergi jadi aku harus order driver online untuk menjemputku.

Siang ini cukup terik. Aku malas pake baju yg terlalu terutup, bikin gerah. Toh cuma ke mall aja kok dan diantar supir. Habis itu pergi sama Doni juga pakai mobil lagi. Aku ambil celana pendek jeans ku dan kaos abu yg entah aku beli kapan. Sempit juga di badanku, dadaku jelas terlihat sangat menonjol.


"Saya di depan rumah mba" isi sms dari driver online. Aku segera keluar rumah dan menaiki mobilnya. Aku duduk di depan karena ga enak kalo di belakang bukan taxi beneran. Bapak driverku ini sudah berumur. Tapi namanya laki-laki dikasih pemandangan cewe sexy responnya sama semua. Jelas sekali dia memperhatikan tubuhku sebelum mulai menjalankan mobilnya.

Klik like untuk lanjut membaca
***Hidden content cannot be quoted.***
MAntaaaps bos
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd