Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

XXXVIII



HARI MULAI BERLARI KENCANG



Ruangan direktur bisnis dan korporasi di PT Hikaru Energi Indonesia

“good morning Baby…..”

“morning Dave…..”

Melihat senyuman seperti tanpa dosa dari Dave, seketika amarah dan kekesalan Keiko yang selama ini ada di hatinya pun runtuh.

Dia seperti memaki dirinya sendiri akan mudahnya dia memaafkan Dave yang dua hari tidak ada berita sama sekali, dan pagi ini menelponnya di jam biasa mereka vidio call, dan seperti tidak ada rasa salah sama sekali sepertinya.

“how’s your day…?”

Keiko tersenyum

“awfull, without you…..”

“ough…… sorry Sweetheart…..”

“it’s OK…..”

Pembicaraan pun berlanjut dengan kalimat biasa diantara mereka. Saling bercerita tentang keseharian mereka, bertukar pikiran sedikit masalah kerjaan, hingga sedikit merembet ke masalah rindu akan sentuhan untuk bercinta, karena sudah ebrbulan bulan mereka belum bertemu kembali.

“i miss you so much…..”

“aku juga…..”

Keiko tersenyum

“aku boleh datang ke Indonesia?”

Dave terkejut mendengarnya

“bukankah kamu akan menunggu aku ke Jepang?”

“gimana aku mau menunggu kamu, waktu kamu ke Jepang saja selalu tercancel dan belum ada jadwal lagi…..”

Terdiam sesaat Dave mendegra suara Keiko yang agak manyun

“aku ingin bertemu dirimu…. melihat kantor Jakarta, bertemu Inang, dan bertemu Iva…..”

Masih tersenyum Dave

“kan kamu sudah bertemu orang tua aku… jadi ijinkan aku bertemu orangtua kamu…..”

Sebuah permintaan yang sederhana dari Keiko, namun membuat Dave bagaikan berada di posisi yang sulit.

“boleh kan?”

Senyuman kecil muncul

“selalu terbuka pintu rumah aku untuk dirimu……”

“terima kasih Dave…. I wish it’s all true…”

“tentulah…..” jawab Dave yang mebuat Keiko senyumannya mengembang.

Lalu

“hati kamu?”

“kenapa hati aku?”

“Masih terbuka untuk aku kan?”

Dave tersenyum

“atau sudah ada yang lain menghuninya?”

Dave tergagap mendengarnya

“ selalu ada tempat spesial untuk kamu, sayang…..”

Keiko tersenyum

“serius?”

Dave mengangguk.

Meski senang, namun tetap saja Keiko merasa masih gundah di hatinya

“Dave….”

“yes?”

Keiko diam sejenak, dia menatap ke arah layar sambil melihat lurus ke arah Dave

“ aku boleh tanya?”

Dave tersenyum

“tentu sayang….. siapa yang melarang kamu bertanya?”

Keiko tersenyum tipis

“ kamu masih Dave aku yang dulu kan?”

Meski kalimat itu sudah sering ditanyakan, namun Dave bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda dari apa yang ditanyakan Keiko kali ini. Ada tekanan yang berbeda yang Dave rasa itu seperti sedang Keiko minta kepastian dari dirinya.

“dave?” seperti sedang mengejar jawaban

“Ya sayang……” lidah keluh itu pun berucap

“ I’m still your Dave……”

Suara parau dan sedikit bingung itu pun keluar.

Melegakan bagi Dave, tapi tetap masih mengundang tanya bagi Keiko, yang seperti tidak menemukan jawaban yang tepat dan pasti di nada Dave

“ aku sedikit takut…….”

Dave segera sadar bahwa tindakannya belakangan ini memang membuat Keiko bertanya tanya, dan ini dia sadari sekali dari suara Keiko

“so, I wish I can come to Indonesia soonest…..”

“ tunggu aku di Tokyo jika demikian….”

“when?”

“soon….”

Keiko sedikit galau

“ soon nya kamu itu kapan, Dave?” tukasnya

“berapa lama lagi aku harus tunggu kamu?”

Dave terdiam sesaat

“atau kamu memang sudah tidak lihat aku sebagai Keiko nya kamu?”

Dave terkejut mendapat pertanyaan itu

“no, honey…. you are still my Keiko….”

“then let me come…..”

Dave terdiam dan bingung. Dia bagaikan berada di pusaran galau yang dia tidak tahu kapan dia harus akhir dan atasi. Dia sadar bahwa panjang perjalanan yang dia sudah tempuh dengan Keiko, sehingga semua rasa yang selama ini terpendam pun ikut terbang mencari kepastian.

“kasih tahu kalau kamu tidak ingin aku datang…..?” tohokan tepat di sudut hati meminta ketegasan

“No….. “

“then?”

“ jika sampai 2 minggu lagi aku belum ada kepastian ke Tokyo….”

“i will be in your door…..” potong Keiko dengan cepat.

Dave tersenyum bingung. Sampai vidio call itu diakhiri, dia masih tidak bisa menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab apa yang Keiko minta. Jika ini ditanyakan saat dia baru datang ke Jakarta, mungkin dengan mudah dia bisa menjawab.

Namun saat ini, dia tahu Tari sudah seperti mencengkeram hidupnya belakangan ini. Sosok yang dari dia masih muda sudah mencintai wanita itu setengah mati itu kini berbalik mengejarnya dan meminta untuk ada selalu disisinya.

Aku tidak ingin memikirkan perbedaan yang ada….. aku hanya mau hidup bersama kamu, Dave….. kata-kata yang sering dia sampaikan ke telinga Dave.

Sebuah sugesti panjang dan penuh arti, yang menandakan bahwa dia siap untuk menghadapi apa saja halangan dan rintangan yang muncul. Karena baginya saat ini adalah kebahagiaannya sendiri setelah sekian lama dia berkubang di dalam kekecewaan hidup di lingkaran rumah tangganya. Dan kini dia merasa bahwa dia berhak untuk bahagia, dan bahagia itu adalah bersama Dave, yang dia yakini merupakan sosok yang sangat mencintainya, dan kini pun dia dibuat jatuh hati setengah mati.



*****************************

“maksud kamu apa menggugat aku?”

“maksud aku apa?”

Akhirnya nomor telepon Tari pun bisa digapai oleh Yudi setelah dia mencoba menggunakan nomor baru, yang tanpa disangka ternyata diangkat oleh Tari

“ apa maksud kamu dengan beraninya gugat cerai aku?” sergah Yudi

“kamu masih istri aku, tahu…..”

“oh gitu…. tumben ingat….”

Yudi sungguh kaget melihat perubahan istrinya yang kini agak sini bersikap kepadanya.

“ kenapa? Ada pria lain yang hendak menikahi kamu?”

Emosi Tari mulai terpancing dengan kata-kata Yudi

“ bukannya kamu yang dari dulu ingin cerai… supaya bisa ikut dan hidup yang sosok yang matching dengan visi kamu dalam melihat hidup??” Tari menyinggung kata-kata Yudi ketika pernah diwawancarai oleh salah satu media, saat ditanya alasannya menyukai sosok wanita seperti Rika

“ngga usah muter-muter yah….”

“ngga kok… aku ngga muter-muter, makanya aku maunya langsung aja….”

“langsung apa?”

“pisah kan?”

“kamu yang mau?”

“lho? Kok malah nuduh balik…. khan kamu yang minta aku pergi duluan?”

“ trus sekarang kamu yang gugat?”

“aku hanya mengikuti apa yang kamu inginkan….”

Hati Yudi mulai mendidih amarahnya

“ kalau aku ngga mau cerai?”

Tari tersenyum

“kenapa?”

“yah ngga mau cerai aja….”

“dasar egois yah…..”

Yudi menyeringai ujung telpon sana

“jadi mau terus berumah tangga sama aku…. tapi selingkuh diluar jalan terus…..”

“ngga lah… aku sudah selesai dengan dia”

Tari ingin tertawa mendengarnya

“kenapa? Kecantol pria lain? Apa sudah bosan kamunya?”

“ ngga juga… aku cuma ingin mempertahankan rumah tanggaku…..”

Tari tersenyum sinis

“aku ngga mau cerai…” tegas Yudi

Tari rasanya ingin meludah mendengarnya

“ngga Mas….. apapun kata-kata kamu, aku tetap ingin selesai…”

“ngga bisa……” kencang suara Yudi

Tari diam

“Ngga akan aku kabulkan….”

Tari tersenyum

“sudah terlambat, Mas….”

“silahkan aja, kita lihat saja nanti…..”

Yudi kesal bukan main

“kenapa? Sudah ada pria lain di hati kamu???” tuding Yudi kali ini

“bukan urusan kamu, Mas…..”

“Kamu masih istriku….. aku berhak untuk tahu….”

Tari tertawa kecil

“sekarang bilang begitu yah…. kemarin-kemarin kemana aja…..”

“aku mau tebus kesalahan aku… kamu malah minggat…..”

“oh gitu….. mau tebus kesalahan yah…..”

Yudi makin emosi

“Ma…. kamu kok sekarang jadi berani lawan aku yah…..” Yudi emosi karena Tari kini berani menjawabnya. Dulu Tari selalu diam dan tidak pernah membantah, bahkan meski dia kesal dan emosi, setiap berdebat selalu saja ujungnya dia kan menerima dan diam jika Yudi sudah mulai tinggi nada suaranya

“mentang-mentang yah……”

“mentang-mentang apa?”

Kali ini Yudi yang terdiam

“dengar yah Mas…. sudah cukup aku ngalah selama ini… sekian kali kamu berselingkuh dan selalu aku maafin… “

“ aku sudah minta maaf…..” potong Yudi lagi

“ dan selalu kamu ulangi….”

“sudahlah Ma…..”

“kamu yang sudah, Mas…. cukup yah…. termasuk hinaan keluarga kamu ke aku…..”

“yah kamu lihat aku dong….” agak meninggi suara Yudi

“kamu pandang aku aja, ngga usah lihat keluarga aku sekarang…..”

Diam kini Tari, dia tahu suaminya kali sudah hilang jawaban yang ada emosinya yang berbicara

“pokoknya aku ngga mau cerai…..” kalem suara Tari, sambil tersenyum sinis

“ma… dengar aku… aku mau jemput kamu….” ujar YUdi seakan tidak mempedulikan omongan Tari.

Diam

“dengar ngga?”

Lalu

“sudahlah Mas….. sudah cukuplah……”

“cukup apa?” agak tingga suara Yudi

“kamu kalo masih bicara keras aku tutup telpon ini yah……”

Ancaman Tari membuat Yudi agak keder

“ kamu sudah selingkuh berkali kali….. setiap ketahuan, kamu malah marah-marah dan emosi melulu bawaanya……”

Tari kesal dan emosi saat ingat Yudi sudah bukan sekali saja berselingkuh

“bahkan mama kamu dan saudara-saudara kamu malah ikut salahin aku……”

“ngga gitu juga….”

“udahlah…. toh aku juga wanita mandul yang ngga bisa kasih anak……”

“ngga gitu….”

“mas Yudi……” tegas suara Tari kali ini

Yudi terdiam

“sudahlah…. ini sudah jalan yang terbaik buat kita…….”

Hening sesaat

“ kamu silahkan lanjut dengan urusan dan hip hop kesukaan kamu….. “ pelan namun menusuk suara Tari

“dan ijinkan aku untuk berjalan sendiri sekarang……..”

Meski berusaha menahan tangis, namun suara Tari terdengar bergetar

“cukup penderitaan aku selama ini, Mas…….”

“ sekian bulan kamu pergi dengan alasan kerja dan bisnis…. padahal aku tahu kamu dimana dan sama siapa….”

“toh aku masih diam…..”

Yudi tertohok dan hanya bisa diam

“ kamu bahkan dengan bangga konpers bahwa dia adalah brand ambassador, memuji talentanya dia, bikin acara ulang tahun spesialnya dia……”

“Ri…..” Yudi mencoba memotong

“apa kamu mikir perasaan aku selama itu?”

Masih terdiam

“ijinkan aku untuk tidak menghalangi langkah kamu lagi, Mas……”

Yudi terdiam, dan hanya helaan nafasnya yang terdengar

“makasih yah…….”

“Ri…..”

“apa lagi Mas….?”

“kamu dimana?”

“kenapa?”

“aku mau ketemu….”

“ngga, Mas… makasih yah…

Lalu….

“Tari…tunggu……”

Terdengar suara telpon dimatikan. Yudi dengan cepat menelpon kembali nomor tersebut. Dan sejurus kemudian dia segera sadar bahwa nada yang dia inginkan justru tidak muncul, dan saat hendak mengirim whatsapp, semua foto hilang dan centang hanya satu, menandakan bahwa nomornya pun kembali diblokir oleh Tari.

Bangsat……. handphone mahal itu pun tiba-tiba berantakan di lantai akibat dibanting sang pemilik…..

Bayang-bayang perpisahan pun kini sudah diambang pintu bagi Yudi dan Tari. Dan untuk Yudi, ini masalah harga diri dan dia tidak ingin dengan mudah melepaskan Tari. Kini dia sadar betapa istrinya itu sangat berharga bagi dirinya, dan dia ingin mempertahankan semua itu dengan berbagai cara.



*******************


Beberapa hari kemudian, siang hari nya di ruangan kantornya Yudi

“ini?” tanya seseorang sambil melihat secarik alamat di kertas yang disodorkan Yudi

“yup…..”

“ ini alamat kantornya?”

“yup…..”

“ hanya sesuai yang bapak inginkan? Atau ada tindakan lain yang perlu kami lakukan?”

“ngga, cukup itu aja…..”

“oke baik…..”

Lalu

“ini saya dapat laporan kapan?”

Yang ditanya tersenyum

“pekerjaan ini perlu ketelitian, perlu detail yang harus kami gali untuk profilling target…..”

Yudi diam

“ yang pasti begitu ada perkembangan segera kami informasikan……”

Yudi menganggukkan kepalanya

“saya inginkan foto dan juga semua apa yang masing-masing mereka lakukan ada laporannya ke saya…..”

“siap Boss…..”

Yudi akhirnya memutuskan untuk menyewa jasa private detektif untuk menginvestigasi pergerakan Tari dan juga Dave. Dia dilanda emosi yang sangat tinggi saat mendengar secara langsung permintaan Tari bahwa dia ingin segera bercerai dari dirinya.

Yudi yakin bahwa Tari pasti ada hubungannya dengan Dave, karena selain Dave yang baru kembali dan timingnya tepat dengan waktu Tari mulai keluar dari rumah, dia tahu Tari tidak mudah akrab dan dekat dengan orang yang baru. Makanya dia ingin membuktikan bahwa pasti ada hubungan diantara Tari yang menginginkan perceraian, dengan kedatangan sahabat lamanya ini.

Riwayat hubungan mereka yang sangat dekat, bahkan Tari sampai bercerita bagaimana baiknya Dave sebagai sahabat ketika itu, membuat Yudi ikut curiga bahwa itu semua bisa membawa perubahan, apalagi status Dave yang masih lajang.

Perlu sesuatu yang extra ordinary untuk merubah perasaan istrinya menjadi seperti ini. Dia tahu istrinya bukan wanita yang mudah terbuai atau terkesan dengan rasa sesaat, atau iseng-iseng mencari pelampiasan diluar. Dia meyakini pasti ada sesuatu yang mentrigger hingga Tari berani ambil keputusan seperti itu.

Untuk itu dia pun mengerahkan detektif swasta untuk mencari tahu, sekaligus memata -matai akan apa yang di yakini bahwa semua ini pasti ada hubungannya dengan keinginan Tari yang mendadak ingin pisah.

Bunyi dan getaran ponselnya seketika menyadarkan dirinya

“Halo……”

“Halo Boss….. jam 2 kita diundang ke pengadilan agama…..”

Dia tertegun saat menyadari bahwa hari ini merupakan hari pertama dimana dia selaku tergugat dipanggil untuk menghadiri sidang perdana gugatan perceraian yang sudah dilayangkan oleh Tari ke dirinya.

“nope Bang….”

“nope?”

“iya…. gue ngga akan datang Bang…..”

“waduh….”

“biarin aja mereka panggil sampai gempor…. kita ngga usah tanggapi….”

Diam diujung sana

“ya sudah kalau begitu…..”

“ mereka tidak bisa memutuskan kan jika kita ngga datang??”

Helaaan nafas diujung sana

“Boss, saran saya sebaiknya kita hadir atau biar saya yang hadir mewakili…. “

“kalau gue ngga datang gimana Bang? Bisa mereka putuskan sepihak?”

“bisalah, Boss…. kalo kita ngga datang maka akan diputuskan secara verstek, alias tanpa dihadiri oleh tergugat…..”

Kali ini Yudi yang terdiam

“ saran saya kita hadir….. khan ngga langsung putus juga… ada mediasi, trus pembacaan isi gugatan, jawaban, belum lagi replik dan duplik…. kita jalanin aja dulu…. sambil Boss cari jalan lain….” nasehat sang kuasa hukum

Namun yang di-seberang tidak bergeming. Dia jelas tidak ingin mengakhiri pernikahannya dengan Tari semudah ini. Dia masih keukeuh ingin mempertahankan rumah tangganya, dan bercerai bukan solusi baginya saat ini.

“Boss…..”

“ngga Bang…. hari ini saya tetap tidak akan hadir disana…..”

Nafas ditarik terdengar diujung sana

“baik Boss…..”

“iya, tunggu aja nanti….”

“oke Boss…”

Dia membuka laci mejanya. Ada foto wanita yang tercetak disitu, foto yang diawal dia buka kantor disini, sempat dipajang didindingnya. Dia ingat itu foto yang diambil saat Tari dan dirinya sedang jalan-jalan ke Santorini, Yunani. Senyuman manis Tari ketika itu memang selalu membuat dia terpesona, sebelum senyuman itu memudar seiring dengan rasa bosannya dia dengan menu harian bersama Tari, dan tidak lama tergantikan dengan beberapa wanita lain yang dengan mudah dia gaet, termasuk Rika yang sempat dia rasakan bagaimana dahsyat layanan wanita itu.

Namun kini Yudi berubah pikiran. Dia tahu semua wanita yang datang itu harusnya cukup dia cicipi saja tanpa perlu diseriusi, karena ujungnya semua hanya ingin uangnya saja. Termasuk Rika yang hanya ingin enaknya saja tanpa mau mengikuti apa aturan yang dia buat untuk mereka berdua.

Bunyi getar di ponsel Galaxy Foldnya membuat dia menarik ponsel itu dari mejanya, dan beberapa baris kata sempat terbaca olehnya

Sayang, ini apa-apaan sih? Kok CC aku belum kamu bayar? Jadi malu pas mau gesek ngga bisa? Trus kok tadi ada telpon dari leasing kalau sudah 3 hari belum kamu bayarin juga cicilan bulan ini?? aku telp Nadia, katanya belum ada disposisi dari kamu??

Shit, pesan itu hanya dibaca tanpa dibalas oleh Yudi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd