Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Bab 4 Indri

Ketika Budi berdiri dari sofa dan meminta ijin untuk ke kamar mandi, Indri teringat celana dalam dan roknya yang baru saja dia rendam di dalam ember yang ada di kamar mandi, Indri merasa malu memikirkan apa yang Budi pikirkan jika dia melihat pakaiannya itu. "Boleh gak bu? Budi udah kebelet.." Budi berkata dengan canggung dan malu, jantungnya berdegup kencang memikirkan apa yang akan dia lakukan, dia memang terlihat seperti orang yang ramah dan sopan, namun sebenarnya dia orang yang agak mesum dan memiliki libido yang tinggi, dia hanya pintar saja untuk menyembunyikan sifat buruknya
dibalik keramahannya itu. "I..tya masuk aja ke kamar
mandinya Bud.." Indri menjawab pertanyaan Budi dengan nada yang agak canggung. Dia tidak bisa menolak Budi dan membiarkannya begitu saja, apalagi dia sudah menyelamatkannya dari kejadian tadi Budi berjalan ke kamar mandi Indri dengan kaki yang gemetaran, dia membuka pintu kamar mandinya secara perlahan dan langsung membuka keran air ketika sudah berada di dalam
kamar mandi. Matanya bagai elang yang sedang mencari mangsanya, dan akhirnya dia melihat sesuatu yang sedang
direndam di ember kecil dekat bak air.
‘Target ditemukan komandan' Lanjutkan operasi dan pergi dari TKP' "Siap Dan!" Budi melakukan percakapan dengan dirinya sendiri di dalam pikirannya, Kemudian ia mendekati ember kecil itu dan mulai menggerakan tangan cabulnya untuk menyingkirkan rok basah yang ada di permukaan ember. Lalu Budi membuka matanya lebar-lebar dan mengangkat sebuah celana dalam berwarna hitam yang terlihat sangat seksi, tangannya yang gemetaran membuat celana dalam itu juga bergoyang-goyang, Budi memandangi artifak itu sambil menelan ludahnya, namun teringat jika dia tidak punya waktu yang banyak untuk mengapresiasikan kekagumannya tersebut, Budi pun menaruh celana dalam itu kembali dan menutupnya lagi dengan rok basah itu untuk menghilangkan jejak aksi
berbahayanya ini. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan melakukan hal seperti ini! Budi merasa dirinya semakin menjadi jauh dari nama yang ia miliki... Dia pun menyiram toilet untuk menyempurnakan alibinya yang
sedang buang air kecil, kemudian Budi menenangkan diri
dahulu sejenak agar tenda dalam celananya berhenti menonjol. "Kenapa harus keras...", Budi merasa kecewa dengan dirinya yang malah tegang dalam artian lain di situasi ini! Budi merasa resah akan perilakunya yang dia rasa terlalu berani ini, namun dia hanya bisa menganggap ini adalah hadiah karena sudah menyelamatkan
Indri dari kejadian tadi untuk mengurangi rasa bersalahnya... Budi keluar dari kamar mandi dan kembali ke ruang tamu, ia melihat sudah ada teh manis dingin dan kaleng biskuit di atas meja, sepertinya Indri baru saja sempat untuk menjamunya kali inl. Budi pun duduk di sofa dan mendengar Indri sedang berbicara dengan seseorang di kamarnya, dari hasil percakapan yang tak
sengaja la dengar, sepertinya Indri sedang berbicara dengan Ibu nya melalui telepon. Budi pun dengan sabar menunggu di sofa sambil melihat layar transparan di depannya, dia sudah tidak sabar untuk mengambil hadiah dari Quest itu, tapi dia berpikir akan lebih baik
melakukannya di dalam kamarnya saja agar dia bisa menerima hadiah dari Quest dengan tenang dan aman.
"Maaf Bud, tadi Ibu lagi bicara sama orang tua ibu dulu, mereka khawatir karena tadi telponnya tiba-tiba terputus jadi Ibu cuma bisa bilang ada gangguan jaringan, Ibu gak mau mereka khawatir kalau tau kejadian tadi" ucap Indri sambil kembali duduk di sofa, dia juga menyuruh Budi untuk meminum dan memakan
biskuit yang sudah ia siapkan diatas meja.
"Iya gak apa-apa Bu, namanya juga orang tua Pasti khawatir kalau ada apa-apa terjadi sama anaknya, Kalau mereka tau kejadian tadi kan gawat nanti bisa-bisa Ibu disuruh pulang kesana dan gak ngajar lagi disini, entar yang ngajarin Budi siapa coba Bu?" Jawab Budi sambil bercanda. "Haha.. kamu ini bisa aja ya, Ibu kira kamu orangnya serius dan gak banyak ngomong loh", Indri tertawa kecil melihat kelakuan muridnya ini, "Hehe... Maaf Bu kalau gak sopan" Budi tak sengaja menunjukkan
sifat aslinya, untung saja Indri adalah orang yang sangat mudah diajak bicara dan bisa menerima candaan orang lain. Budi takut bila Indri menganggap dia tidak sopan, apalagi Budi sudah melakukan hal yang menjijikan di kamar mandi. "Gak apa-apa kok Bud, nah gitu dong kan Ibu jadi bisa tau kamu.. kamu kelihatannya deket sama
semua yang ada di kelas tapi menjaga jarak juga sama
semuanya” Jawab Indri dengan nada yang penuh perhatian pada Budi. "Ah, gak juga Bu, Budi ga jaga jarak kok."
Budi menjawab pernyataan Indri dengan senyum yang agak gugup, dia berpikir wanita yang sudah dewasa ini sangat berbahaya karena bisa mengetahui bahwa dirinya menjaga jarak dengan teman-teman sekelasnya itu. "Haha.. pemalu juga ya Budi." Indri tertawa sambil mencubit pipi Budi, Indri terbiasa mencubit adik perempuannya ketika dia
menggoda adik nya ketika ia masih tinggal bersama orang tua nya ia merasa gemas ketika melihat Budi yang tersenyum malu itu, dan secara tidak sadar melakukan hal yang sama seperti yang ia sering lakukan pada adiknya, Indri pun segera melepaskan jemarinya dari pipi Budi. "Eh.. maaf Ibu biasa nyubit adek Ibu waktu dulu kalau lagi bercanda, jadi gak sengaja.." Indri merasa malu melakukan hal tersebut, mungkin karena dia
merasa nyaman dengan Budi karena sudah menyelamatkan dan berusaha menenangkan dirinya, dia mungkin secara tidak sadar sudah menganggap bahwa dia dan Budi sudah dekat, dia melihat Budi mengusap lembut pipi yang tadi ia cubit dengan senyuman yang lembut , "Gak apa-apa Bu, anggap aja Budi adik Ibu.” Jawab Budi sambil sedikit
tersenyum, Indri merasa senyuman Budi kali ini sangat
berbeda dari yang biasa ia tunjukkan, Senyumannya sangat tenang dan membuat dirinya pun merasa tenang dan nyaman, dia terdiam sejenak dan membalas senyuman Budi
"Kamu ini..harus pakai rok kalau mau jadi kaya adek Ibu, haha!" Indri pun tertawa menjawab ucapan Budi. Lalu merekapun melanjutkan obrolannya dengan hal-hal seputar sekolah, dan Budi pun pamit kepada Indri,
"Bu, Budi mau pulang dulu ya, maaf udah ngerepotin Ibu." "Gak apa-apa Bud, dateng aja kesini kalau kamu lagi bosen, bantuin Ibu periksa lembar jawaban." Ucap Indri sambil tersenyum "Ah Ibu ini, nanti Budi benerin semua jawaban milik Budi loh haha!" Jawab Budi sambil bercanda. "Makasih ya Bud buat hari ini. Ibu udah selamat dan jadi tenang seudah ngobrol sama kamu.”
Indri berterima kasih kepada Budi dan memberikan senyuman yang tulus kepada Budi.. Budi terdiam sejenak memandang senyuman indah Indri, dia pun mengulurkan tangannya untuk memberi salam, dan Indri pun memberikan mengulurkan tangannya untuk menerima salam dari Budi.
Indri sudah terbiasa menerima salam dari muridnya, dan murid-muridnya biasanya hanya mengenakan tangan Indri ke dahi mereka.
Namun dia agak terkejut ketika merasakan sentuhan bibir Budi di tangannya yang seperti kecupan lembut. Budi langsung pergi berjalan meninggalkan kontrakan Indri setelah melakukan salamnya dan tidak berkata apapun kepada Indri. Namun Indri masih memandangi Budi yang berjalan semakin menjauh, dia mengusap tangan yang tadi ia gunakan untuk menerima salam dari Budi. Jantungnya berdegup kencang mengingat sensasi dari kecupan Budi. Dia pernah mengalami kejadian seperti ini dan dia hanya Menganggapnya sebagai keisengan murid dan hanya mengingatkan muridnya untuk hanya mengenakan tangannya ke dahi mereka saja, tentu saja ia mengucapkannya dengan senyum yang ramah agar murid itu tidak tersinggung. Namun kali ini entah mengapa, jantungnya berdegup dengan kencang sekali, tidak seperti biasanya.


Budi pun sampai ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari kontrakan Indri, Budi bersekolah di SMA dekat rumahnya agar dia bisa pulang pergi dengan jalan kaki saja, dan dia pun tidak akan terburu-buru untuk berangkat ke sekolah. Budi langsung menuju kamarnya
yang ada di lantai atas setelah memberikan salamnya kepada orangtuanya yang sedang menjaga warung. Kamar Budi berada di lantai dua, dan meskipun rumahnya berlantai dua, itu bukan karena kemewahan keluarganya, namun itu karena tidak ada tanah lagi untuk membangun kamar Budi. kamarnya yang berada di lantai dua pun berukuran sedang saja dengan balkon yang sempit, namun Budi merasa bahwa ini adalah istana miliknya sendiri!
Budi duduk di kasurnya dan memandangi atap kamarnya, dia tidak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Indri, dia mengecup tangan Indri dengan lembut setelah melihat wajah cantik yang dihiasi senyum tulusnya itu. Saat itu dia hanya ingin menunjukkan kekagumannya pada keindahan yang ada di depan matanya itu. "Hah..semoga Bu indri gak marah'’ Budi melamun dan menyesali perbuatannya! Dia khawatir jika Bu Indri tidak menyukai sikapnya yang agak kelewatan itu, apalagi ia langsung pergi dan tidak berkata apa-apa
setelahnya. Saat dia berada dalam lamunannya, Budi mendengar handphone nya berbunyi dan langsung membuka tasnya untuk mengambil handphonenya. Budi melihat notifikasi jika dia menerima pesan chat dari Bu Indri
dan mulai merasa gugup, dia akhirnya memberanikan diri untuk membaca isi pesan chat itu,

@indriyani : Kalau udah sampe rumah jangan lupa belajar ya, kalau ortu kamu nanya kenapa kamu telat, bilang aja bantuin ibu.

Budi merasa aneh dengan isi pesan chat dari Indri, dia tidak tahu harus menjawab apa kepada Indri, dan hanya bisa membalas,

@bhoedi : Siap Bu, Ibu istirahat ya biar lebih tenang dan ga inget lagi sama kejadian yang tadi,
makasih juga udah dijamu di tempat Ibu.

Indri sedang duduk di sofanya sambil memandangi handphone miliknya. Dia merasa Budi bertingkah agak
aneh setelah mengecup tangannya tadi, dia hanya pergi dan tidak mengatakan apapun dengan wajah yang kaget.
Indri khawatir bila Budi merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu, dan dia pun memutuskan untuk mengirim pesan chat pada Budi, Indri memiliki kontak semua murid di kelasnya, jadi dia langsung mengirimkan pesan chat kepada Budi untuk mencairkan suasana dan menandakan bahwa ia tidak keberatan dengan sikap Budi
tadi. Setelah Indri membaca balasan dari Budi, dia ingin menayakan kejadian apa yang Budi maksud, namun dia takut hal ini membuat mereka semakin canggung, apalagi hubungan mereka adalah seorang guru dan muridnya. Hingga akhirnya dia hanya membalas,

@indriyani : sama2 Bud, ya udah Ibu istirahat dl ya, slmt mlm :)
@bhoedi : met malem bu :)

Di rumahnya, Budi membaca
pesan dari Indri sambil tersenyum lega.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd