Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Copas Budi budiman dan Layar sakti

Status
Please reply by conversation.
Bab 6 A..ampun jangan di cekik

Novi

" Eh tungguin Bud ! " Novi mengejar Budi yang akan keluar kelas, setelah dia berada dekat Budi, Novi pun secara tidak sadar meraih tangan Budi.
" Becanda doang juga, malah langsung kabur ih, paksa dulu kek biar aku ikut "
" Haha..aku juga becanda doang kok " Jawab Budi, senyumnya agak berkedut mendengar Novi yang menyarankan Budi untuk memaksanya.
" Eh, maap ga sengaja " Novi baru tersadar jika dia sedang menggenggam tangan Budi, dan dia pun langsung melepaskan genggaman tangannya.
" Gak apalah Nov, cuma tangan " Budi merasakan tangan Novi yang lembut itu melepaskan tangannya dan agak kecewa harus meninggalkan kelembutan itu. Dia agak terkejut ketika Novi menggenggam tangannya, tapi dia hanya bisa pura-pura tidak menyadarinya saja agar bisa lebih lama merasakan kelembutan tangannya.
Mereka pun pergi ke kantin dan memesan makanan, mereka duduk berduaan di pojok kantin, Budi menyarankan tempat ini agar tidak ada yang melihatnya, namun ketika Budi dan Novi sedang menyantap Bakso mereka, mereka melihat teman-teman Novi menghampiri mereka,
" Ciye..yang baru jadian langsung berduaan di pojok, pajaknya mana nih !! " Empat teman dekat Novi mengatakan itu secara bersamaan, Budi dan Novi terkejut mendengar suara teman Novi yang menggoda mereka, Budi pun menjatuhkan bakso besar yang sedang ada di sendoknya itu, dia berencana menggigit bakso besar isi dagingnya itu, namun sekarang dia melihat bakso kesukaannya itu menggelinding di lantai
Teman-teman Novi pun menertawai tingkah Budi yang matanya mengikuti bakso yang menggelinding, dengan nada yang agak kesal, Budi pun berkata pada mereka,
" Gue traktir semuanya, tapi pesenin gue satu mangkok lagi loh ! " Ucap Budi dengan tingkah seperti bos besar itu sambil mengambil uang 100 ribu dari kantongnya, dia masih ingin menyantap bakso tersebut dan juga ingin menutup mulut para siswi yang berisik ini. Teman-teman Novi pun langsung bersorak melihat Budi yang akan mentraktir mereka, mereka bahkan ikut memesan es alpukat masing-masing dan tentu saja memesankannya juga untuk Novi dan Budi.
Dari awal makan bersama sampai selesai makan, Novi tidak berkata apa-apa dan hanya tersenyum menanggapi teman-temannya, ketika mereka pergi dia pun melirik ke arah Budi yang sedang meminum es alpukatnya.
" Bud, kok malah traktir mereka? "
" Ah abis kesel bikin bakso gedenya jadi jatoh, mana berisik lagi " Jawab Budi dengan santai.
" Ntar disangka pacaran beneran loh " ucap Novi dengan cemas, dan Budi menatap mata Novi dengan tenang.
" Bilang aja becanda, lagi nanyain tugas atau apa kek, maap juga gara-gara aku kamu jadi disangka pacaran sama aku. ", Novi melihat mata Budi yang tenang dan tanpa senyum itu, dia tidak tahu apa yang dipikirkan Budi, dan dia hanya bisa mengiyakan perkataan Budi saja.



Ketika Budi dan Novi kembali ke kelas, seluruh kelas langsung ramai, mereka bertepuk tangan dan bersuit melihat Budi dan Novi berduaan masuk ke kelas.

" Diam-diam Budi menikung semuanya hahaha"

" Selamat ya, traktirannya yang adil Bud ! "

" Moga langgeng ampe besok Bud ! "

Mereka menyoraki Budi dan Novi, Budi tidak tahu harus bagaimana menyikapi hal ini, dia tidak bermaksud untuk mengakui hal ini dan menyampaikan kepada teman-teman Novi, tapi ternyata temannya Novi itu memiliki bibir yang longgar,.
" Cuma salah paham aja kok tadi " Jawab Budi dengan santai agar tidak dicurigai. Karena jika ia panik, mereka akan mengira bahwa Budi malu dan takut ketahuan, makanya dia bicara dengan santai saja.
" Ciyee.. malu-malu si Budi, pokoknya traktiran ah "
Namun mereka tetap tidak percaya dengan ucapan Budi, Novi yang terlihat malu karena di soraki itu pun secara tidak sadar menarik tangan Budi untuk kembali ke mejanya.
" Ayo duduk ah Bud, ga bakal di dengerin sama anak-anak " Ucap Novi dengan nada kesal.
" Wuhu.. langsung digiring si Budi ! " Ucap teman-temannya. Mereka ada yang kecewa karena primadona kelasnya ini telah mendapatkan pacar, tapi mereka juga agak tenang karena yang menjadi pacar Novi adalah Budi yang baik. Karena banyak yang telah menyatakan cintanya kepada Novi, dan ada juga anak berandalan dari kelas lain yang sangat tergila-gila pada Novi meskipun sudah ditolak.
Budi pun hanya bisa pasrah dituntun Novi ke bangkunya, ketika teman sekelasnya ingin berbicara lagi kepada pasangan baru ini, guru pun datang untuk memulai pelajaran selanjutnya dan membuat mereka diam. Budi dan Novi pun merasa tenang karena pelajaran sudah dimulai, lalu mereka melanjutkan pelajaran seperti biasanya.




Ketika pelajaran selesai dan tiba waktunya pulang, teman sekelas Budi melanjutkan sorakkan mereka dan bergegas keluar kelas dengan alasan agar tidak mengganggu pasangan baru ini, Budi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan teman sekelasnya.
" Hahh..Maap Nov, ga tau bakal jadi rame gini " Ucap Budi dengan rasa bersalahnya, saat ini di dalam kelas hanya tinggal mereka berdua saja, dan dia benar-benar ingin meminta maaf kepada Novi.
" Gak apa-apa Bud, mau gimana lagi kalo udah rame gini, dasar penghianat pada ga bisa jaga rahasia ih " Ucap Novi dengan nada yang kesal.
" Keluar yuk Nov, mau kalau ada yang lihat berduaan gini dikelas "
" Hmph, tadi santai aja jawab mereka, sekarang ga ada siapa-siapa malah malu-malu " Novi pun mencubit pinggang Budi dan mengikuti Budi keluar kelas, Budi hanya diam saja berpura-pura tidak mendengar ucapan Novi.
Ketika mereka sudah sampai di gerbang sekolah, Budi pun teringat jika Novi tidak membawa dompetnya, Budi tau jika Novi sering dijemput oleh Ibunya yang membawa mobil tapi dia ingin bertanya saja untuk memastikan bahwa Novi akan dijemput.
" Kamu dijemput gak Nov? "
" Gak tau nih, mamah sih bilang kalo dia masih banyak kerjaan, paling aku nunggu mamah dulu disini ". Setelah Budi mendengar Novi berbicara demikian, dia melihat ada tanda Quest baru, dia pun langsung membukanya,

Quest : Ajak Novi ke dalam kamarmu sambil menunggu Ibu nya menjemputnya.
Hadiah : Uang tunai Rp 500.000

Budi menelan ludahnya, uang itu cukup banyak dan sangat menggoda untuk Budi, uang jajan Budi hanya Rp 10.000 setiap hari sekolah, jadi ini benar-benar Quest yang harus dia selesaikan.
" Nov..ke rumahku dulu aja sambil nunggu Ibu kamu, daripada diem di gerbang sekolah, bisa sambil ngemil dulu di rumahku"
" Gak apa-apa Bud, aku nunggu di tempat makan aja nanti " Jawab Novi, dia agak terkejut dengan ajakan Budi, tapi merasa agak canggung bila mengikuti Budi ke rumahnya. Jadi dia menolak ajakan Budi sambil tersenyum.
" Bukannya dompet kamu ketinggalan, kok ke tempat makan? " Senyuman Novi pudar mendengar ucapan Budi yang santai, dia sudah bersusah payah menyembunyikan kecerobohannya namun Budi seolah-olah sudah mengetahui kebohongannya dari awal.
" Ha..haha..yuk ke rumah kamu! " Jawab Novi sambil mencubit pinggang Budi. Orang-orang melihat seorang lelaki yang diikuti oleh wanita yang sedang mencubitnya sepanjang jalan.
" Udah sampe Nov, lepasin napa " Ucap Budi dengan nada yang gugup, dia merasa senyuman Novi agak menyeramkan, dia mempelajari jika kebohongan wanita tidak boleh dibongkar begitu saja, jadi dia hanya pasrah menerima perlakuan Novi.
" Suruh siapa langsung to the point gitu ! "Jawab Novi dengan kesal, dia pun melihat warung yang tidak terlalu besar, dan di belakang warung itu terlihat rumah sederhana yang memiliki lantai dua yang kecil. Ini pertama kalinya dia mengunjungi rumah seorang laki-laki dan dia agak gugup,
" Eh Budi udah pulang?" Ibu Budi keluar dan melihat Budi ada di depan warungnya, namun dia langsung tertarik pada perempuan di sampingnya itu, perempuan itu sangat cantik dan terlihat malu-malu, mata Ibu Budi seperti akan bersinar melihat Budi membawa perempuan yang mungkin adalah pacarnya itu, dia memberikan Budi Like di dalam hatinya.
" Halo selamat siang Bu, saya temennya Budi " Ucap Novi dengan malu, dia melihat Ibu Budi langsung berjalan ke arahnya dan Novi pun memberi salam pada Ibu Budi. Ibu Budi langsung menuntun Novi ke rumahnya,
" Oh temen, kirain pacarnya Budi, hehe "

" Enggak kok Bu! Kita belum pacaran !"

" Hehe..BELUM "
Budi merasa bahwa Novi adalah anak Ibunya dan dia hanya seorang tamu karena setelah Ibu nya melihat Novi, dia menghiraukan Budi. Dan Budi ingin mencari lubang untuk bersembunyi ketika Ibu nya menyebut "BELUM" dengan wajah seorang makcomblang. Budi hanya bisa berkata dalam bahasa Inggris di dalam hati ' shameless ! '.
" Bapak lagi ke pasar beli barang dagangan yang kosong, Ibu tinggal ke warung ya, Budi ayo suguhin TEMEN kamu" Ucap Ibu nya masih dengan wajah makcomblangnya, Budi menutup wajah dengan telapak tangannya dan pergi ke kulkas untuk mengambil minuman dan kue yang ada di kulkas. Ibu Budi pun kembali ke warung sambil memberikan senyuman penuh arti pada Budi, dia sangat senang karena akhirnya putranya itu mungkin bisa menjadi pacar dari Novi.
Jangankan teman perempuan, bahkan Budi jarang sekali membawa teman laki-laki ke rumahnya, dia tau bahwa Budi adalah orang yang sebenarnya susah di dekati dan sering menutup diri, jadi dia berharap anaknya bisa bahagia di masa mudanya ini.
" Yuk di atas aja Nov biar santai " Ajak Budi sambil membawa makanan dan minuman, Novi pun mengikutinya saja karena dia pikir mungkin ada ruangan lain di lantai dua, tapi setelah dia menaiki tangga, disana hanya ada jalan kecil dan sebuah pintu, dia melihat Budi membuka pintu sesudah meletakkan nampannya di bawah dan mengambil kembali nampan itu dan meletakkannya di meja belajar Budi, lalu Budi menggeser pintu balkon dan membuka jendela kamarnya agar ada udara segar, dia pun duduk di lantai sambil menyenderkan badannya di lawang pintu.
" Ayo Nov masuk aja " Ucap Budi dengan santai.
" Eh..ini kamar kamu? Masa aku masuk gitu aja ke kamar cowok. " Jawab Novi dengan nada yang tidak percaya jika Budi akan mengajak ke kamarnya.
" Ya gak apa-apa kali, kita kan ga ngapa-ngapain disini, cuma nunggu waktu aja " Budi menjawab Novi dengan senyum yang tenang, sebenarnya dia agak gugup dan takut jika Novi akan marah jika tau Budi mengajaknya ke kamar. Seorang pria dan wanita di kamar.. sudah pasti Novi akan marah, namun setidaknya dia harus mencoba terlihat polos dan cuek saja, dan mengacuhkan jantungnya yang berdegup kencang.
" Kenapa? Takut sama aku? " Ucap Budi dengan nada yang bercanda disertai senyum sinisnya yang terlihat meremehkan orang lain itu.
" Hah? Takut? Awas loh Budi! " Novi masuk ke kamarnya Budi dan langsung menarik kedua pipinya Budi, Novi sangat kesal dan gemas melihat wajah Budi yang santai dengan kenyataan bahwa dia sudah mengajak seorang perempuan ke dalam kamar seorang laki-laki.
" Haha..udah dong Nov, becanda doang juga ah " Ucap Budi dengan nada yang aneh karena kedua pipinya melebar di tarik Novi.
" Huh..dasar..suruh siapa berani ngeledek aku " Jawab Novi, dia pun berdiri dan duduk di kursi meja belajar Budi, dia melihat seisi kamar Budi yang rapi, hanya ada rak buku, lemari, kursi dan meja belajarnya, dan ranjang tempatnya tidur. Dia menghela napasnya dan mencium wangi parfum yang biasa Budi pakai, dan dia bisa mencium sedikit bau asap rokok.
" Kamu ngerokok ya Bud? Kecium loh bau nya "
" Iya Nov " Jawab Budi dengan santai, dia tidak khawatir Novi akan menyebarkan kebiasaan buruknya itu karena Novi tidak suka membicarakan kejelekan orang lain di kelas.
" Heh.. ga nyangka deh..jangan banyak-banyak loh Bud, ga baik buat kesehatan " Novi agak terkejut, tapi dia tau bahwa lelaki seusia Budi sudah banyak yang mulai merokok sembunyi-sembunyi.
" Gak dimarahin bapak ibu kamu kalo mereka tau kamu ngerokok disini? " Tanya Novi dengan khawatir.
" Enggak kok, asal jangan banyak-banyak aja, aku ngambilnya aja di warung sendiri ya pasti mereka tau."
Karena Budi sedang duduk di lantai, dan Novi duduk di kursi dan menghadap ke arah Budi, Budi melihat Novi membukakan pahanya sedikit secara tidak sengaja. Namun karena mereka sedang mengobrol santai, Novi tak menyadari jika pahanya kini terbuka. Budi kembali melihat paha putih mulus itu, namun kali ini dia tidak bisa melihat lebih dalam karena celahnya sangat kecil dan gelap.
Melihat Budi yang tiba-tiba diam, Novi mengikuti pandangan mata Budi yang mengarah kepada celah pahanya yang sedikit terbuka, dia langsung merapatkan kaki nya secara reflek dan menatap Budi.
" Tuh kan..ngintip lagi ya kamu…" Jawab Novi sambil menundukkan wajahnya,
" Gak sengaja Nov, gak keliatan juga, gelap kok !" Budi pun memberikan pembelaannya, dan terlihat seperti kambing hitam yang menerima perlakuan tidak adil. dia benar-benar hanya melihat kegelapan diantara paha itu
" Ih..tapi niatnya tetep aja mau ngintip ! " Novi pun mengangkat wajahnya dan berdiri. Dia berjalan ke arah Budi dan menggelitiki Budi karena kesal, entah kenapa dia tidak bisa marah terhadap Budi, jadi dia hanya bisa melampiaskan kekesalan dan ketegangan yang dirasakan karena hanya berdua di dalam kamar dengan seorang pria dengan cara menggelitiki Budi.
Dia merasa puas melihat Budi yang menahan tawa dan terus menyerang sisi badannya, namunnkarena Budi tidak mau diam saat digelitiki, tangan Novi pun menurun ke pinggang yang membuat Budi bergerak gerak seperti cacing kepanasan.
Namun Novi terdiam ketika tangannya menggenggam sesuatu yang keras dan sedikit hangat, kemudian dia melirik ke arah tangannya yang kini berada di tengah-tengah celana Budi.
Dia bisa merasakan sesuatu yang keras itu di telapak tangannya, dia pun secara tidak sadar menggenggam benda itu lebih erat yang menyebabkan budi junior berdenyut denyut. Namun Novi tersadar ketika Budi berkata dengan nada yang ketakutan

" A..ampun Nov, jangan di cekik…"
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd