Ternyata badanku masih tampak sangat seksi Batinku. Nggak kalah lah dengan badan muda anak-anak SMA kembali aku tersenyum.
Dengan proporsi 165cm/50 kg, tubuhku terlihat begitu semok. Ditunjang kulit putih tak berbulu, kaki jenjang panjang, pantat bulat, dan payudara 36C yang besar membusung, aku yakin mampu membuat mata para pemuda serasa mau loncat dari kelopaknya jika melihatku dalam kondisi bugil seperti ini. Kuraih celemek kecil yang tergantung di sisi pintu dapur, dan langsung kukenakan guna menutupi tubuh polosku. Kupecahkan sebuah cangkang telor ayam dengan sudip. Cairan bening lengket beserta gumpalan bulat bewarna kuning meluncur turun dengan manjanya. Mendarat di atas besi licin, dan langsung mendidih kepanasan.
SREEEENNGG. Dua kali kulakukan hal yang serupa. Jemariku bergerak lincah, mengambil sejumput garam, dan menaburkannya diatas genangan telor yang bergejolak. Tak lama, aroma wangi makanan memenuhi dapur kecil ini, membuat perut yang lapar semakin meraung-raung.
Kubiarkan beberapa saat, sampai tiba waktunya 2 telor itu pindah dari panasnya besi penggorengan ke atas nasi merah yang masih mengepulkan asap. Telor itu tersenyum manis kearahku dan kemudian terlentang dengan genitnya. Tak lama, kubawa sajian pagiku ke kamar tidur. Kondisi kamar tidur terlihat begitu berantakan. Sebagian bantal dan guling beserta selimut telah jatuh ke lantai. Kain sprei tertarik kesana kemari, tak mampu lagi membungkus kasur dengan sempurna. Gumpalan kertas tissue yang basah tercampur sperma berserakan dimana-mana. Kaos, rok, kolor, sarung, celana dalam dan bra, teronggok di hampir setiap sudut ruangan. Benar-benar berantakan. Kusapu seluruh sudut kamar tidur mas Manto dengan mataku. Aku baru sadar, jika sebenarnya udara dalam kamar ini benar-benar pengap. Gelap, panas, dan berbau amis. Walau kipas angin yang berada di sudut ruangan telah disetel semaksimal mungkin, namun, angin yang dihembuskannya masih terasa panas dan lengket. Kubuka tirai dan jendela kamar tidur mas Manto membiarkan udara pengap dalam kamar ini tergantikan oleh udara baru yang segar. Kilau sinar matahari langsung membutakan mataku, terang sekali. Karena terbiasa dengan kondisi temaram kamar mas Manto beberapa saat tadi, perlu sedikit waktu bagi mataku untuk dapat beradaptasi dengan terangnya pagi itu. Hembusan segarnya udara pagi langsung menyapa wajahku. Kuhirup dalam-dalam dan kubiarkan jendela kamar tidur itu terbuka lebar-lebar.
Ini sarapan paginya mas
Kuletakkan nampan berisikan nasi goreng telor setengah matang, air putih dan kopi pahit kegemaran suamiku di meja rias yang ada di sudut kamar tidur. Aku duduk ditepi tempat tidur, di samping kanan tubuhnya yang masih polos tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Ia menatapku dalam-dalam sambil tersenyum. Tangan kirinya diletakkan dibelakang kepala tuk dijadikan bantal. Dan tangan kanannya selalu dalam kondisi siaga, mengurut penisnya yang mulai kembali tegang secara perlahan. Kukecup pelan pipinya dan kupeluk perlahan tubuh kekarnya. Dadanya yang bidang terlihat sudah bergerak normal, naik dan turun dengan teratur. Begitu pula dengan hembusan nafasnya yang sekarang terlihat begitu tenang. Dengan sigap, ia segera bangkit dari posisi tidurnya dan bergeser ke kiri, mempersilakan aku untuk semakin mendekat ke arahnya. Punggung lebarnya disandarkan ke kepala ranjang.
Makasih dek suamiku tersenyum dan mengecup keningku Kamu baik banget
setiap pagi selalu menyediakan sarapan paling enak sedunia
bahkan mungkin sarapan yang paling enak se-jagat raya
Aaaah mas bisa aja
khan memang ini tugas seorang istri mas kukecup dada bidang suamiku dan kukenyot puting yang berwarna hitam itu Untuk selalu bisa memuaskan lelaki pilihannya
lahir dan batin
Kamu memang bidadari dek ditariknya kedua pundakku maju kearahnya dan dipeluknya erat-erat. Sangat erat sampai aku merasakan sedikit kesakitan pada kedua payudaraku yang tertekan ke dada bidang suamiku. Dielusnya belakang kepalaku sambil mengusap-usap punggung putihku dengan tangannya yang kasar. Aku sayang kamu dek
Hmmm
udah udah
nih dimakan makanannya
ntar keburu dingin aku berusaha melapaskan diri dari pelukan suamiku. Sekuat tenaga kudorong tubuhnya, tapi sia-sia, ia begitu kuat. Udah ah mas
nie adek mo ngambil makanannya dulu
Mas Manto
Mas Manto
Sambil tersenyum, ia akhirnya mengendurkan pelukannya. Namun ketika aku membalikkan badan dan beranjak mengambil makanan di meja di sudut kamar, kembali suamiku menarik pinggangku yang kecil dan memelukku dari belakang. Tak lama kedua tangannya mulai jahil, menelusup dari sisi-sisi celemek dan meremas payudaraku yang bergelantungan bebas
Bentaran ah dek
mas masih kangen kamu
Shhh
Aduuuuhhhh
udahan donk mas
sarapan dulu
Tapi mas nggak kepingin makan sarapannya dek diremasnya kedua payudaraku lagi dan mulai mempermainkan putingku yang mulai tinggi mencuat Mas kepingin makan kamu
Aduh
khan baru 20 menit tadi mas makan adek
masa mau nambah lagi?
Hahahaha tawanya lantang Kalo makan kamu mah mas nggak bakalan kenyang dek
Ssssshhh Erangku mulai terhanyut arus birahi Iya deh iya
ntar adek kasih lagi
tapi shhhh
sekarang mas makan dulu yak
Seperti keasyikan bermain balon berisi air, diguncang-guncangkannya payudaraku sembari mengecup tengkukku. Membuatku semakin merinding mendapat perlakuan seperti itu.
Makasie ya dek Lianiku sayang masing-masing payudaraku ditarik jauh-jauh kearah samping dan diplintirnya puting payudaraku keras-keras . Mas sayang banget ma kamu
Aawwwhhh
aduh
mas Manto tega deh kutampikkan kedua tangan nakalnya keras-keras, mengusirnya supaya tak menggoda putting dan payudaraku lagi. Khan sakit kataku sambil mengernyitkan hidungku kearahnya, lalu beranjak bangun.
Kuambil nasi goreng yang ada di atas meja rias mbak Narti dan kuserahkan kepada mas Mantoku. Diambilnya piring nasi goreng itu dengan satu tangannya, lalu ia kembali duduk sambil menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Ia hanya tersenyum lalu tertawa lantang. Dan sekali lagi, aku terbuai oleh senyum yang menawan. Tak terasa, perselingkuhanku dengan mas Manto telah memasuki bulan kedua. Dan selama itu pula aku merasakan bagaimana indahnya hidup. Bukannya aku tak mensyukuri akan apa yang telah diberikan oleh mas Andri, suamiku asliku, namun jika bersama mas Manto, aku merasakan bagaimana rasanya menjadi wanita yang sebenarnya. Karena dari mas Manto, aku bisa mendapatkan kepuasan yang tak pernah aku dapatkan dari mas Andri. Kepuasan lahiriah sebagai seorang wanita. Kenikmatan ketika mendapatkan ORGASME, benar-benar tak terkatakan Semenjak tragedi pecahnya bak cuciku beberapa waktu lalu, aku menjadi seolah terhipnotis untuk menjadi istri kedua mas Manto. Menjadi budak pelampiasan nafsu binatang suami mbak Narti, tetangga sebelah rumah kontrakanku.
Peranku sebagai istri mas Manto berlaku semenjak mas Andri berangkat kerja di pagi hari sampai ia pulang di sore harinya. Semenjak saat itu pula, aku jadi sering menginap dirumah mas Manto ketika siang. Setelah istri mas Manto berangkat kerja juga tentunya. Mungkin karena jadwal mas Andri dan mbak Narti yang terlalu mudah diprediksi, kami menjadi benar-benar merasa tenang dengan perselingkuhan yang terjadi selama ini. Pagi hari sekitar pukul 8, suamiku berangkat ke kantor. Tak lama, sekitar 30 menit kemudian, mbak Narti juga kepasar untuk bekerja di toko. Sore harinya, mbak narti pulang lebih dahulu, sekitar pukul 6 sore. Dan suamiku, juga baru sampai rumah sekitar pukul 8 malam. Otomatis dari pukul 9 pagi sampai 5 sore, tak ada lagi pasangan masing-masing yang bakal memergoki kami berdua untuk berbuat mesum. Sehingga ada sekitar 8 jam waktu untuk kami berdua guna menikmati perzinahan ini.
Enak bener dek masakanmu
sempurna katanya memuji masakanku sambil tersenyum lebar.
Siapa dulu donk istrinya
?? kataku sambil berkacak pinggang dan menepuk-nepukkan tanganku di payudaraku. Liani
sang istri super
Haahahahaha
mas bangga dek bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi suamimu
Bangga sih boleh bangga
tapi mbok ya kontolnya diajarin supaya sedikit hormat kataku sambil menunjukkan daguku kearah kemaluan mas Manto yang telah berdiri tegang dengan sempurna Kok kayaknya nantangin gitu
Liani yang kalem, sopan dan berperilaku terpelajar berubah menjadi Liani yang liar, binal dan berlaku bak pelacur murahan. Kugeleng-gelengkan kepalaku, takjub akan stamina penis mas Manto. Tak peduli sebanyak, sebrutal dan secapek apapun persetubuhan yang telah kami lakukan, penis itu dapat dengan mudah bangkit dari tidurnya. Tanpa banyak basa-basi, segera saja aku loncat ke tengah-tengah kasur lalu kuraih batang berurat yang tumbuh di selangkangan suami baruku itu. Kubuka paha dalam mas Manto lebar-lebar dan mulai kukocok penis beruratnya perlahan.
Bentar dek
bentar mas Manto berusaha meletakkan piringnya dan menjauhkan tanganku dari selangkangannya. Namun buru-buru aku cegah.
MAKAN
!!! Kubelalakkan kelopak mataku, dan kutatap mata mas Mantonya dalam-dalam.
Ampuuunnnnn
iya deh
iya
Denyutan batang penis mas Manto begitu hebat. Sampai aku bisa merasakan kedutan aliran darahnya ketika melewati rongga urat-urat yang berwarna hijau kehitaman. Ukuran penis mas Manto mirip tongkat kasti, begitu besar dan panjang.
Sekilas jika aku bandingkan antara penis mas Manto dengan penis milik suamiku, terlihat sungguh jauh berbeda. Panjang penis mas Andri hanya sekitar 16 cm. Digenggam dengan dua kepalan tanganku pun, batang dan kepala penis mas Andri sudah habis. Berbeda dengan penis mas Manto, walau sudah dibungkus dengan dua kepalan tanganku, masih ada lebih dari sepertiga bagian penisnya yang tersisa. Jengkalan tangankupun tak mampu untuk menyamai panjang batang penisnya. Belum lagi dengan diameternya. Jika diameter batang penis mas Andri mampu aku genggam penuh dengan mudah, tak begitu dengan batang penis mas Manto. Batang penis mas Manto terlihat jauh lebih besar, bahkan saking besarnya, ketika kucengkeram, hanya ujung ibu jariku yang mampu menyentuh ujung jari tengahku, tak peduli sekeras apapun aku mencengkeram batang itu.
Ampuuunnn deeekk
Semakin cepat aku naik turunkan tanganku pada penis mas Manto, dan semakin merah pula batang penis itu menderita. Sesekali, kepala penis mas Manto aku cekik, sampai bagian kepala penisnya menggelembung besar, penuh dengan darah berwarna merah kehitaman. Sesekali pula aku gigit keras-keras batang penisnya, sampai membekas cetakan gigiku. Berderet merah bak jahitan kemeja kerjanya.
HAP
sluuurrrrpp kumasukkan batang penisnya kemulutku.
Sesaat, tercium aroma pesing selangkangan yang langsung menusuk hidungku. Tak mau ketinggalan, aroma anyir sisa-sisa sperma juga kembali aku rasakan menjalar keseluruh bagian lidahku. Kujilati semua permukaan kulit penis yang bertonjolan urat-urat itu. Kukecup kepala penis mas Manto yang semakin memerah dan kukelitik lubang kencingnya yang mulai mengeluarkan air mani. Aku urut batang berurat itu dengan kencang dan keras, berharap dari lubang kencingnya segera muncrat benih-benih kejantanannya. Benih kehidupan yang tersimpan di kantung zakar hitamnya.
Uuuuhhhhhh
Shhh mas Manto memejamkan mata dan mendesah lirih, berusaha menikmati jilatan brutal lidahku diantara sakitnya cengkeraman jemari tanganku. Ammpuun dek
ampuuunnn katanya sambil berusaha meletakkan piring makannya.
Hiiiieeeemmmm hhaaajjaaa hhiiissiiihhuuu
(diem saja disitu) perintahku tegas.
Dek
bentar dek
mas naruh piring makan dulu ya katanya sambil memegang kepalaku, berusaha menjauhkan dari penisnya yang telah memerah tegang.
Mmmmhh bodo jawabku enteng. Kulepaskan batang mas Manto dari kuluman mulutku. Slllrruup
syapa suruh tadi mas melintir-melintirin puting adek
khan adek jadi pengen ngewe lagi
Mmmmnnhh kataku sambil menegakkan penisnya, berusaha menjilat dan memakan biji zakarnya.
Biji zakar sebesar buah duku itu juga tak kalah sangarnya. Terlihat begitu bulat, hitam dan terbungkus kulit tipis yang ditumbuhi ratusan helai rambut. Menggelambir turun dan ikut terombang-ambing kesana kemari seiring kocokan jemari lentikku.
Rambut jembut yang lebat sekali batinku, sembari terus mengurut batang besar itu dengan mulutku. Sesekali, aku kunyah rambut rambut kemaluan mas Manto sambil menggigit buah zakarnya
Ammppuuunnnn deeekk
Mas ga kuat lagi
ampunn rintih mas Manto keenakan. Diletakkannya piring nasi goreng itu disamping tempatnya duduk, dan sambil mengejan keenakan, mas Manto memegang kepalaku.
Melihat ketidak berdayaan suami baruku, aku menjadi semakin gemas dan brutal. Dengan dua tangan, kupercepat kocokan penisnya, sambil terkadang kupelintir batang penis itu, bak memeras cucian basah.
Dek Liani
bentar dek sssshhh
aduuhh deekk
kalo kontol mas kamu plintir-plintir gitu
mas bisa cepet keluar lagi
ssshhh desisnya.
Ya udah
sok
Mnnmmhhh Tantangku sambil kembali memasukkan kepala penisnya lebih dalam ke mulutku. Kuhisap kepala penis mas Manto sekuat tenagaku, sampai kurasakan pipi putihku kempot. Aku ingin kembali merasakan benih kejantanannya.
Deekk
Dekk
Uhhaaahhh
huurruuaann hiihheelluuaahhiinnn
(Udah buruan dikeluarin)
Ammppuunnn deeekkk
ampun digerakkannya kepalaku naik turun.
Mas Manto sepertinya berusaha menjadikan bibir, mulut dan lubang tenggorokanku sebagai sarana pengocok penisnya. Walau mas Manto tahu, hanya setengah dari total panjang penisnya yang mampu aku telan, namun hal itu tak juga mengurungkan niatnya untuk memperkosa mulutku. Dengan posisi tubuhku yang menungging, terkadang tangan mas Manto menggapai-gapai vagina dan payudara 36Cku yang bebas bergelantungan. Terkadang pula ia menusuk vaginaku dengan jari-jemarinya atau memuntir dan menarik-narik putingku. Aku hanya bisa memejamkan mata, mencoba menikmati permainan kasar suami baruku. 3 kali sodokan pendek, 2 kali sodokan dalam. Tempo yang dilakukan mas Manto ketika menaik turunkan kepalaku. Mas Manto memang selalu bermain dengan tempo. Aku dapat merasakan kepala penisnya menyundul-nyundul didalam tenggorokanku. Maju mundur dengan tempo yang sangat cepat. Tak jarang tenggorokanku merasa sampai tersekat dan tak bisa bernafas. Namun, entah mengapa, dari kebrutalan gaya bermain mas Manto, aku semakin terlena dibuatnya.
Tiduran terlentang dek
mas juga pengen ngobel memek kamu Perintahnya singkat.
Karena aku juga sudah terbawa nafsu jasmani, segera saja aku ambil posisi terlentang. Mas Manto segera merangkak ke atas kepalaku, dan mengatur posisi penisnya supaya tepat di mulutku.
Kami memposisikan tubuh seperti angka 69, saling mengoral satu dengan yang lain. Jika aku menyedot sambil memintir batang penis mas Manto yang berukuran ekstra ini, mas Manto pun memperlakukan vaginaku dengan hal yang serupa. Ia menyibakkan bibir vaginaku lebar-lebar, menusuk dengan jemarinya dan menjilat setiap mili bagian vaginaku.
Ohhh
Mas
Sshh
enak banget mas desahku ketika mas Manto mempermainkan clitorisku. Geli, nikmat dan sedikit ngilu. Sampai-sampai, terkadang aku merasa vaginaku seperti tersengat arus listrik dan tubuhku menggelijang tak menentu arah.
Sebenarnya aku tak perlu bertingkah macam-macam ketika dalam posisi 69 ini, karena posisiku berada di bawah. Berbeda dengan mas Manto yang berada diatas, harus lebih aktif lagi.
Enak bangets dek
mas mo keluar nih Katanya sambil mempercepat goyangan pinggulnya dan menyodok-nyodokkan penisnya di mulutku. Tak lupa, ia pun menjilat dan menusuk-nusukkan dua jari tangannya dalam-dalam ke vaginaku.
Selagi merasakan kenikmatan pendakian ke puncak birahi, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara dari balik jendela.
Tumben mas To
olahraganya agak siangan? hakhakhak teriak suara itu lantang sambil terkekeh Gorong-gorongnya mampet lagi ya?
Pak Tarjo
bisik mas Manto kepadaku sambil mendekap mulutku Habis turun mesin pak
lagi ngetes teriak mas Manto, menjawab pertanyaan pak Tarjo dari dalam kamar. Seketika kami menghentikan aktifitas birahi ini dan berusaha memperhatikan kondisi sekitar.
Pak Tarjo adalah tetangga yang tinggal di komplek perumahan kami juga. Rumahnya bersebelahan dengan rumah mas Manto. Pak Tarjo, seorang pegawai negeri sipil yang sedang menanti masa pensiunnya. Berusia sekitar 60 tahun dan memiliki seorang istri dan dua orang anak yang masih sekolah. Memang sudah seperti hal yang biasa saja, mas Manto dan pak Tarjo saling bercanda seperti ini. Bercanda mengenai sex yang kurang lazim jika dilakukan oleh tetangga normal. Namun semenjak aku menjadi budak nafsu mas Manto, akupun mulai terbiasa mendengar mereka saling canda dan ejek. Ya, hanya sebatas saling ejek.
JGREEEK
JGREEK
JGREK Distaternya Honda WIN bututnya BRUUMMM
.
Oowwh
jadi sekarang baru dapat kendaraan baru nieh
hakhakhakhak timpalnya lagi sambil memutar gas motornya berulang-ulang.
Tau aja nie pake
hahahaha jawab mas Manto sekenanya, sambil tersenyum kearahku.
Pak Tarjo selalu saja muncul di saat yang benar-benar tak bisa diprediksi. Tubuh polos kami dan pak Tarjo, hanya dipisahkan oleh dinding dan jendela kaca bertirai tipis yang sesekali terbuka ketika tertiup angin. Di antara rumah mas Manto dan rumah pak Tarjo terdapat teras dan jalan kecil selebar 3 meter yang mengarah ke halaman belakang. Teras tersebut ada di setiap sisi rumah, dan biasanya digunakan sebagai tempat menaruh barang atau motor. Seandainya pak Tarjo iseng mengintip ke dalam kamar tidur mas Manto, ia pun dapat langsung melihat kami yang sedang bertumpuk-tumpukan ini, karena posisi ranjang mas Manto sejajar dengan letak jendela kamarnya. Namun, menurut pengalaman kami berdua selama ini, pak Tarjo tak akan melakukan hal seperti yang aku khawatirkan.
Pak Tarjo hanya manasin motor dek
tunggu ya
bentar lagi dia juga jalan
Dan benar, tak lama kemudian, Mas To
saya berangkat dulu ya ucap suara dari ballik jendela. Udah buruan dikelarin
kasihan mbak Narti ntar klo telat
bisa dimarahin bosnya
Mbak Narti? kami berdua berpandangan heran.
HAHAHAHAHA
spontan kami berdua tertawa terbahak-bahak.
Ternyata pak Tarjo masih mengira, saat itu mas Manto sedang menyetubuhi mbak Narti. Seandainya ia tahu siapa gerangan musuh birahi mas Manto saat itu, tentunya akan menjadi berita yang menghebohkan komplek perumahan kami. Seandainya Pak Tarjo tahu apa yang hampir setiap pagi mas Manto perbuat kepada istri tetangganya, mungkin ia tak jadi berangkat ke kantor, bahkan mungkin, bisa saja ia ikut nimbrung dan bergabung dengan kami berdua. Seandainya saja
..Perasaan aneh itu muncul lagi. Tiba-tiba, perasaanku menginginkan supaya pak Tarjo dapat mengetahui keberadaanku disini. Aku ingin pak Tarjo sadar jika saat itu wanita yang sedang dizinahi mas Manto adalah bukan istri syahnya. Aku ingin pak Tarjo menyaksikan persetubuhan kami berdua.
Mas
ayo terusin kocokannya
adek udah gak tahan pintaku sambil mulai menggerak-gerakkan pinggulku.
Bentar dek
masih ada pak Tarjo
ntar dia bisa tau kamu ada disini bisiknya.
BODO AHHkk
AYO MASSSsshh
cepetaann sedikit kunaikkan volume suaraku supaya pak Tarjo sadar akan keberadaanku di sini.
Tepat seperti perkiraanku, sekilas, pak Tarjo menatap tajam ke jendela kamar mas Manto. Namun karena ada tirai putih tipis yang menghalangi pandangannya, ia tak begitu mengetahui kondisi di dalam kamar saat itu. Karena merasa asing akan suara barusan, pak Tarjo celingukan, mencoba mengenali siapa pemilik tersebut.
Tuh dek
Pak Tarjo bisa tahu loh bisiknya sambil sesekali melihat ke arah pak Tarjo yang masih menatap tajam kearah kami.
BODO tambahku Makanya BURUAN KOCOK
adek udah bener-bener nggak tahan ujarku semakin sewot BURUANnn
Iye..iyeee
jawab sambil mulai menjilat dan mengocok jemari gemuknya di vaginaku.
Ouuggghhh
gitu mas
enak bener
terusin mas
desahku lantang.
Kembali kulihat pak Tarjo dari dalam kamar gelap ini. Ia berdiri menatap tajam kearah jendela kamar mas Manto dengan raut muka penasaran. Kepalanya miring dan alisnya saling bertautan. Beruntung aku akan teriknya sinar matahari diluar sana, sehingga membuat pandangan dari luar sedikit terhalang. Sebaliknya, aku yang ada di dalam kamar, mampu dengan leluasa mengawasi keadaan diluar kamar.
Sepertinya enak banget nih
weleh-weleh
yang lagi nyobain mesin baru
kata pak Tarjo lagi Tumben dek Narti diem saja
hahahaha
Ssshhh
Abis keenakan sih pak teriakku lantang menirukan suara mbak Narti.
Dengan sigap, mas Manto langsung membekap mulutku.
Gila kamu dek
suara kamu khan beda dengan suara Narti
Biarin ahhhhjaahhh
jawabku genit Biar kamu nurut semua kata-kataku tambahku lagi sambil mengernyitkan hidungku.
Entah dari mana kenekatanku, menjawab pertanyaan pak Tarjo. Aku tahu, memang type suaraku berbeda dengan suara mbak Narti. Tapi toh pak Tarjo mungkin tak menyadarinya.
Mas To
aku berangkat dulu ya
ujar pak Tarjo sambil menengok terus kearah jendela kamar mas Manto.
Iya pak
hati-hati ya teriakku lagi menjawab salam pak Tarjo.Kapan-kapan kalo ada waktu
gabung ke sini aja pak
Kaget, pak Tarjo kembali menatap tajam kearah kamar.
Dasar tetangga edan
hakhakhakhak
Ia menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa Yowes
aku berangkat dulu
ati-ati To
nyodoknya pelan-pelan
kasihan mbak Narti
khawatir lecet-lecet akhirnya tak lama kemudian, iapun berangkat.
Mungkin karena jengkel, mas Manto langsung mengobok-obok vaginaku dengan buas. Dengan cepat dan memburu mas Manto menusuk dan mencabut jemari gemuknya ke dalam vaginaku.
Mulai nakal kamu ya
nie
rasain hukumanku
Oouuggghhh
enak banget mas
terusin
aku suka banget mas
mas
terus
Menerima tusukan tajam dan cepat jemari mas Manto, aku merasa gelombang orgasmeku akan datang lagi. Detak jantungku semakin cepat, dan sembusan nafasku memberat. Cairan cintakupun membanjir dan tak terkontrol lagi. Mengalir turun melewati sela-sela bongkahan pantatku. Saking banyaknya, aku tak dapat membedakan, apakah yang keluar dari vaginaku ini murni cairan cintaku, atau sudah tercampur dengan air liur dari mulut mas Manto. Karena yang pasti, aku sudah tak sanggup menahan rasa panas dari gelombang nafsu yang akan datang ini.
Ooohhh
massshh
adek juga mo keluar
ssshhhh Kataku Kita keluar bareng-bareng ya mas
Ogah
keluar aja sendiri ujar mas MantoI sengit sambil terus mengobok liang vaginaku cepat-cepat. Rupanya ia masih jengkel dengan tingkahku terhadap pak Tarjo barusan.
Hmmm mas Manto mo main-main ya? Boleh
belum tau dia
gimana kalo Liani beraksi Batinku sambil membalas kocokannya dengan kenyotan mulutku ke batang penisnya.
Uuuuhhh
uuhhh
dek
dek
pelan-pelan dek ujarnya sambil mulai mempercepat sodokan penisnya naik turun ke mulut kecilku.
Mampus jawabku singkat semakin kukencangkan katupan bibirku.
Yah
yah
yah dek
mas juga sudah nggak tahan lagi dek
Tiba-tiba, ditekannya dalam-dalam pinggul mas Manto kebawah. Tak sadar akan sakit yang aku rasakan, mas Manto dengan keras mendorong penisnya untuk dapat masuk dan tertelan semua oleh tenggorokanku..
Gila
Batang penis sepanjang 24 cm ini ia paksa untuk bisa masuk semua ke dalam mulutku pasrahku dalam hati, sambil berusaha menikmati sakitnya gaya seks brutal mas Manto.
Aku mencoba untuk teriak, namun Uuuummmgggghhh hanya itu suara yang keluar dari mulutku. Kurasakan sakit yang luar biasa ketika penis mas Manto berusaha untuk terus masuk lebih jauh lagi, begitu perih sampai seolah-olah batang penis itu merobek tenggorokanku. Seperti tenggelam, aku tak dapat bernafas. Leherku tersekat dan air mataku pun mulai menetes dari sudut mataku. Saking besarnya penis mas Manto memaksa mulutku tuk terbuka, aku merasakan rahangku sampai mati rasa. Pegal sekali, bahkan aku merasa, rahang mulutku seperti hendak lepas dari engselnya. Aku hanya bisa mendongakkan kepalaku semaksimal mungkin, berusaha membuat tenggorokan dan leher ini meregang selebar-lebarnya. Tujuanku hanya satu, aku juga ingin merasakan kenikmatan denyut orgasme pada vaginaku seiring sakitnya sodokan batang penis mas Manto pada tenggorokanku.
AAAAAAAARRRRRGGGGGGHHHHHHH Hampir bersamaan kami teriak, melepas semua beban birahi yang ada di otak dan alat kelamin kami masing-masing.
CRET
CREET
CREEETT
Lima denyutan hebat, aku kurasakan di dinding kerongkonganku, seiring dengan muncratnya ribuan benih sperma mas Manto. Tak sebanyak, dan sekental spermanya beberapa saat lalu, namun masih kurasa kenikmatan benih-benih pria selingkuhanku langsung masuk menyembur dengan kuatnya. Walau tak terasa oleh lidah, namun tekstur lembut sperma itu masih bisa rasakan ketika mengalir turun dari kerongkongan menuju lambungku.
Mas Manto menjatuhkan badannya kebawah, menimpa tubuh rampingku berusaha menikmati ejakulasi yang ia dapatkan dari mulutku sambil sesekali masih mengaduk-aduk mulut dan tenggorokanku naik turun dengan perlahan. Mas Manto tak memperdulikan tubuh dan tanganku yang menggelepar-gelepar hebat karena orgasme yang juga kurasakan. Karena tak mampu berbuat apa-apa, akhirnya aku hanya bisa pasrah. Membiarkan suami baruku berbuat sesukanya terhadap tubuhku. Toh tubuh ini juga sudah menjadi miliknya. Entah berapa lama lagi aku harus dalam kondisi seperti ini. Nafasku tersekat dan mataku mulai berkunang-kunang. Tanda kesadaranku mulai menurun. Tanpa mengenal kasihan, mas Manto masih saja membenamkan batang penisnya dengan brutal kearah mulutku. Mungkin dengan disodokkannya batang penisnya dalam-dalam, mas Manto bisa merasakan denyut gerakan peristaltic tenggorokanku lebih lama lagi. Merasakan tenggorokanku memanjakan penisnya dengan gerakan mengurut yang tiada henti. Melihat aku yang sudah lemas dan tak meronta lagi, rupanya mas Manto sadar jika aku mulai kehilangan kesadaran. Dengan segera, dicabutnya batang penis raksasanya dari mulutku dan langsung membiarkanku megap-megap mencari oksigen
Huuuuaaaaaahhhh Kubuka mulutku lebar-lebar dan kuhirup oksigen sebanyak-banyaknya. Kembali tubuhku menggelepar-gelepar, merasakan kembali orgasmeku yang sempat terputus akibat sodokan kasar penis mas Manto di mulutku tadi. Lebih dari 30 detik, dinding vaginaku berkedut dengan hebat. Tak lama, gelinjang tubuhku mulai sedikit mereda, dan detak jantungku mulai pelan. Terlentang menghadap langit-langit sambil mengatur nafasku yang putus-putus.
Hhhh
gihhla kahhmu mashhh
hhh hhh kataku dengan nafas yang berat Tehhga banget
Kalo adek mati gihhhmana? kataku sambil menatap mas Manto yang sudah kembali bersandar di kepala tempat tidurnya dengan pandangan marah.
Mas Manto hanya tersenyum lebar. Menampakkan deretan gigi-giginya yang kuning sambil mengurut penisnya yang berkilat air liurku.
Maaf dek
abis sepongan kamu benar-benar enak
mas jadi khilaf
Mas Manto beranjak dari posisi duduknya dan merangkak kearahku. Gengan posisi kaki yang dilebarkan sejauh mungkin, ia dudukkan pantat hitamnya tepat di atas kepalaku.
Kamu makin cantik sayang kalo marah gitu katanya sambil tersenyum dan menepuk-nepukkan penisnya yang setengah ereksi ke rambutku.
Halah gombal ujarku sambil melirik ke atas, memasang muka sejutek mungkin.
Diraihnya tanganku, dan kembali diletakkannya pada batangnya yang setengah ereksi.
Bersihin kontolku dong dek
Dengan posisi yang masih telentang, akan sulit tentunya membersihkan penis yang ada tepat di atas kepalaku. Kubalikkan badanku dan langsung kucaplok keras-keras penis mas Manto sambil sesekali mengunyah daging kenyal itu dengan gigiku.
Mas Manto mulai meracau tidak jelas Shhh
Dek
Enak banget
Mulutku kembali basah oleh zir liur yang bercampur sperma segar mas Manto.
Lianiku, sang bidadari pecinta peju julukan sayang yang diberikan kepadaku oleh mas Manto, suami baruku.
Kujilat seluruh permukaan kulit penis mas Manto sambil kuhisap-hisap batang penis yang mulai mengecil itu.
Seponganmu memang yahud dek
belum pernah aku temui wanita lain dengan sedotan mulut yang maut sepertimu sayang
Wanita lain
??
Iya
si Narti atau mantan-mantan pacarku dulu
selain kamu
tak satu pun dari mereka yang bisa membuatku moncrot seperti ini
sssshhh
Walau sedikit jengkel karena dibanding-bandingkan dengan wanita lain, namun sekilas, ada juga perasaan bangga ketika mendengar suami baruku berkata seperti itu.
Tak ada yang mampu menyamai seponganku lagi-lagi senyumku mengambang lebar.
Kukecup kepala penis mas Manto
Kontol berurat
Aku sayaaaang banget ama kamu ujarku kepada kepala penis mas Manto.
Kugoyang-goyangkan batang itu ke kanan kekiri, sambil sesekali menepuk-nepukkan batang itu ke mulut dan pipiku, seolah sedang berbicara dengan manusia.
Dasar dek Lianiku kata mas Manto sambil mengacak-acak rambutku.
Melihat penisnya yang sudah benar-benar bersih dari sperma, ia segera turun dari tempat tidur, mengambil piring dan nampan berisi sarapan paginya lalu melangkah ke luar kamar. Kurebahkan tubuhku, kembali tidur terlentang dan menatap tajam langit-langit kamar mas Manto sambil tersenyum. Hhhh
perzinahan yang benar-benar nikmat
Masih dalam posisi terlentang, samar-samar aku mendengar mas Manto bersiul. Dari nadanya sepertinya ia dalam kondisi hati yang riang. Terdengar pula bunyi keresek plastik, dentingan gelas dan botol, serta kucuran air.
Deekk
Kesini donk panggil mas Manto dari arah dapur.
Iya bentar mas
Kulangkahkan kakiku menuju dapur. Sesampainya di dapur kulihat mas Manto sedang asyik menyantap sisa makanan yang belum sempat ia habiskan tadi. Ditangannya, terlihat sendok dan garpu yang sedang beradu dengan piring dan nasi. Menyendok nasi goreng, dan memasukkan makanan itu dengan lahap. Sesekali ia berdiri dari kursi makan dan melangkah ke arah kulkas untuk sekedar mengambil air minum. Aku hanya bisa tersenyum, ketika melihat pasangan zinahku beraktifitas. Sungguh lucu melihat mas Manto mondar mandir tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Penis yang berukuran sebesar lengan bayi itu bergoyang-goyang dan memukul paha dalamnya tiap kali ia melangkahkan kaki.
Dek duduk sini donk pintanya sambil menggeserkan kursi makan di sampingnya mempersilakanku untuk duduk.
Sambil terus menatap aktifitas makannya sambil sesekali melirik batang penisnya yang tidur dengan damai, aku letakkan pantat bulatku di kursi yang ada di samping kanannya.
Dek
habis mas makan
temenin mas mandi yuk ujarnya santai sambil terus melahap nasi goreng di depannya.
Aku mengangguk pelan.
Lucu sekali batang penis mas Manto
sekarang batang penis itu tak segahar beberapa waktu lalu. Pendek, hitam dan gemuk. Mirip terong
besar dikepala tapi kecil di pangkal batangnya batinku sambil tersenyum.
Kok senyum-senyum sendiri dek Tanya mas Manto heran.
Aku tak menjawab, hanya tersenyum.
Dengan cuek, mas Manto kembali menyantap sarapan paginya. Kujulurkan lengan kiriku. Dan kuraih batang gemuk yang tergeletak diantara paha kekar mas Manto itu. Kutimang-timang batang hitam itu, layaknya seorang pembeli sedang melakukan transaksi di pasar buah.
Uhuk
uhuukk mas Manto tiba-tiba tersedak. Beberapa butir nasi muncrat dari mulutnya.
Rupanya ia terkejut ketika merasakan penisnya tiba-tiba aku sentuh. Kaget aku dek
kirain kontol mas mau kamu betot
emang kenapa dek
?
Nggak kenapa-kenapa mas
adek cuman pengen mengamati kontol mas aja ucapku sambil terus tersenyum Mas terusin aja makannya
Walau penis itu masih dalam kondisi tidur, tetap saja aku dibuat takjub. Ukurannya hampir sebesar penis mas Andri suamiku ketika telah ereksi dengan sempurna.
Tak sepanjang penis mas Andri ketika ereksi sih
namun yang jelas, jauh lebih gemuk batinku.
Kepala penis mas Manto hampir tertutup seluruhnya oleh kulit tipis, sehingga hanya mulut penisnya saja yang menampakkan senyumnya. Urat-urat batang penis mas Manto juga masih tetap terlihat, walau hanya sebagian saja. Namun kali ini aku bisa dengan mudah melingkarkan jemariku. Batang penis mas Manto yang super keras ketika ereksi, sekarang terasa begitu lembut, ketika kuremas perlahan, aku seperti meremas balon balon berisi air. Kenyal namun hangat. Diseruputnya kopi pahit sampai tak tersisa Slurpp aaahhhh. Dan, selesai sudah acara sarapan pagi mas Manto. Sambil bersandar malas di kursi makan, ia mengusap-usap perutnya yang menggelembung. Mas Manto menatap ke arahku, kepalanya dimiringkan dan kembali, ia tersenyum kepadaku.
Suamimu beruntung banget dek bisa dapat istri seperti kamu
Kok
? Mas Andri
?
Iya
dia bisa dapat kenikmatan darimu seutuhnya
tanpa harus melakukan hubungan yang sembunyi-sembunyi dan selalu takut ketahuan seperti ini ada rasa pesimis dalam nada kalimatnya. Andai kita bertemu 4 atow 5 tahun kemaren dek
Mas Manto
justru adek yang merasa beruntung mas
Loh
?
Iyalah
aku jadi merasa memiliki belahan jiwa yang selalu mengerti segala kebutuhanku kataku mencoba menaikkan semangat mas Manto
Memang benar, jika dilihat dari segi fisik dan ekonomi, mas Andri beberapa langkah lebih unggul daripada mas Manto. Wajah mas Andri terlihat tampan, berkulit putih dan selalu berpenampilan rapi terawat. Bekerja di perusahaan minyak asing sebagai pengawas lapangan, yang aku yakin penghasilannya beberapa kali lipat diatas gaji mas Manto. Intinya, semua kebutuhan rohani dan jasmaniku, dapat dipenuhi oleh mas Andri. Sedangkan mas Manto. ia hanyalah seorang satpam perumahan biasa, berkulit hitam kelam, dan sama sekali tidak menampakkan ketampanan apapun. Penghasilannya juga pas-pasan, sampai mengijinkan mbak Narti bekerja. Sama sekali bukan lelaki pilihanku jika aku diminta memilih antara mas Manto dan mas Andri. Namun, jika dibandingkan dengan kebutuhan birahi yang aku terima dari suamiku. Jelas, mas Andri tak ada apa-apanya.
Jasmani, rohani dan birahi batinku. Kembali aku tersenyum-seyum sendiri
Ah kamu bisa aja dek
Yeee dibilangin kok
selain itu
dengan adanya mas Manto seperti sekarang ini, adek khan jadi bisa mendapatkan 2 kontol yang selalu siap mengaduk-aduk memek adek SETIAP SAAT ujarku sambil tersenyum lebar Udah ah
yang jelas
kontol mas jauh lebih hebat dari milik mas Andri, suami adek