Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA (Copas + Repost) Prihatin Pamungkas

Bimabet
Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya, retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu. Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu lebat. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya.

Aaahhh.., segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas sambil mendesah.
"Aaahhh... Masss.., mmm.. sshshshs..."
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.

Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya, gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan. "Adduuuhhh... Maasss... aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!" Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedut-kedut.

"Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi..." Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah. Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali. Dan, "Syurrr... syurrr..." menyemburlah cairan kenikmatannya. Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh... segarnya. Kakinya sudah melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke liangnya sambil kupandangi wajahnya.

"Boleh Sarr..?" tanyaku memohon persetujuannya.
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.
"Pelan-pelan yaa Mass..!"
Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya. Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil menekan perlahan.
"Aaahhh.. Maasss... Ooohhh..!" dia mendesah.

Lalu kutekan dengan amat perlahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikan kemaluannya menggembung karena menelan kepala keperkasaanku. Ketekan sedikit lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatku sedikit dengan amat perlahan. Lalu kudorong lagi. Begitu berulang-ulang sampai dia tidak meringis.

"Ayooo... Masss.. aaahhh.. ooohhh.., ssshhhshshhh..!"
Lalu kudorong lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis lagi. Kutahan sebentar, kutarik perlahan, lalu kudorong lagi. Terasa kepala batang kejantananku mengenai selaput tipis. Nah ini dia selaputnya.

"Kok enggak dalam..? Belum masuk setengahnya udah kena..!" batinku dalam hati.
"Sar.., tahan sedikit yaa..!"
Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman, saling mengulum. Dan dengan tiba-tiba kutekan batang keperkasaanku dengan keras.
"Pret..!" kemaluanku menabrak sesuatu yang langsung sobek.
Dia mau menjerit, tetapi karena mulutnya kusumpal, maka tidak ada suara yang keluar.

Kudiamkan sebentar kejantananku agar liang keperawanannya mau menerima benda tumpul asing. Lalu kutarik ulur perlahan-lahan. Setelah terlihat dia tidak merasa kesakitan, kutekan lebih dalam lagi. Kutahan lagi. Kuangkat perlahan, kutekan sedikit lagi. Begitu berulang-ulang sampai senjataku masuk semuanya. Dia tetap tidak bisa bicara karena mulutnya kulumat. Kutahan kemaluanku di dalam, kulepaskan ciumanku. Liang senggamanya menjepit seluruh batangku di semua sisi. Rasanya bukan main nikmatnya.

"Gimana Sar..?"
"Sakiittt Masss... Periiihhh... Mmmm..!"
"Tahan aja dulu, sebentar lagi ilang kok..." sambil kucabut sangat perlahan.

Kutekan lagi sampai menyentuk ujung rahimnya. Begitu berulang-ulang. Ketika kutarik, kulihat kemaluan Sari agak tertarik sampai kelihatan agak menggembung, dan kalau kutekan, agak mblesek menggelembung. Setelah 5 atau 6 kali aku turun naik, terasa agak mulai licin. Dan Sari pun tidak terlihat kesakitan lagi.

"Sar.., memekmu sempit banget. Ooohhh enak sekali Sar..!" bisikku sambil mempercepat gerakanku.
Dia sepertinya sudah merasa nikmat.
"Aaahhh... eennnaaakkk... Masss... aaahhh.. shshshshsh..." desahnya. Kupercepat terus.
"Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh.. aaaddduuuhhh... ooohhh..!" pantatnya mulai bergerak mengimbangi gerakanku. Kira-kira 5 menit, dia mulai tidak terkendali. Pantatnya bergerak liar. Tiba-tiba dia menekuk, kedua kakinya menjepit pantatku sambil mengangkat pantatnya. Bibir kemaluannya berkedut-kedut. Dan, "Sysurrr.. syuurrr.." dua kali kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya. Karena aku dari tadi sudah mau keluar dan kutahan-tahan, maka kupercepat gerakanku.

"Masss... Uuudddaaahhh.. Mmasss.. Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..!" teriaknya.
Aku tidak peduli. Keringatnya sudah seperti orang mandi. Kupercepat terus gerakanku, akhirnya, "Crooot... cruuuttt.." tiga kali aku menembakan cairanku di liang kenikmatannya. Lalu aku ambruk di sebelahnya.

Tiba-tiba, "Plok.. plok.. plok.." terdengar suara tepukan. Rupanya Rina sudah dari tadi memperhatikan kami berdua.
"Mas hebat... Sari.. selamat yaa..!" katanya sambil mencium pipi Sari. Sari hanya bisa tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Enak Sar..?" tanyanya lagi. Sari hanya bisa mengangguk lemah. Lalu aku memeluk Sari.
"Sari. Terima kasih yaa..!" kataku sambil mengecup pipinya. "Sari juga terima kasih Mas.. Enaakkk banget ya Mass..!"

Aku bangun mengambil baju-bajuku yang berserakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercak-bercak lendir kemerahan. "Aaaahhh... Aku dapet perawan lagi..!" batinku. Lalu aku ke kamar mandi. Selesai kumandi, gantian Sari yang mandi. Setelah semua selesai, kami hanya mengobrol saja sambil minum teh hangat yang dibuatkan Rina. Menceritakan pengalaman yang dirasakan oleh masing. Aku lemas karena dalam 2 jam sampai 3 kali main.

Sejak saat itu, Sari selalu datang jam 3 sore. Dan sebelum belajar, kami selalu mengawalinya dengan pelajaran biologis. Dan Rina sepertinya mengetahui dan menyadari kalau punyanya Sari lebih oke, jadi dia mengalah selalu dapat giliran kedua. Dan mereka pun saling berbagi. Saling mencoba dan mengajari. Aku yang dijadikan alat eksperimen mereka menurut saja. Abis enak sih.

Setelah pembagian nilai ujian nasional, ternyata yang nilainya naik banyak hanya Sari. Tetapi keduanya lulus dengan nilai di atas rata-rata. Begitulah pengalamanku dengan remaja yang ingin merasakan nikmatnya menjadi dewasa.

== End of Chapter "RINA DAN SARI" ==

( ( ( Karena Copas + Edit pun Butuh Waktu ) ) )
 
Terima kasih suhu, udah mau ngedit n berbagi cerita.. mantab dah critanya..

tetep semangat ngeditnya suhu..
mantabs

Semangat Suhuuu....!!! Kami selalu setia menunggumu.

Tjakep... lanjutkan karya2mu suhu...

Lancrot keun Bos

Ayo Mas Pri, kasih les private sama siapa lagi ;):mantap:

Lama GK di tengok nih trhead sma yg punya ceritanya.

Sepertinya macet ini ya...

Matoooo gan ceritane

ditunggu om....
Semoga RLnya lancar2 aja

Akhirnya tidak berlanjut

Lancrot keun boss

Monggo dilanjutken

lanjutkan suhu


Cerita lama tapi tetep menarik :konak:

Ngopiiii pagi ngudud menanti

Cerita tentang wanita yang hiper memang selalu menarik

terima kasih banyak atas apresiasinya suhu-suhu sekaligus,, dan Jongos yg nubie ini mohon maaf karena terlalu lama untuk menayangkan update dari rangkaian kisah ini..

kisah tentang Ketty, asik dari Sara, akan jongos proses setelah ini karena di part ini cukup riibet menyesuiakan usia dan plot waktunya.. mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa tayang part "Ketty"

:beer:
 
=======
KETTY
=======

Setelah Sara, Rani dan Sari lulus dengan hasil yang cukup memuaskan, mereka sepakat untuk bersama-sama melanjutkan di kampus yang sama walau agak jauh dari rumah, dan untuk itu mereka juga memutuskan untuk mengontrak satu rumah yang sama. Aku? Yaa sudah pasti aku juga melanjutkan kehidupan perkuliahanku dan tentunya tetap berbagi kenikmatan dengan 3 gadis belia tersebut. kami cukup rutin melakukannya, kadang bergantian dan kadang juga aku garap mereka bertiga.

Dua tahun ini berjalan dengan cukup mulus dan lancar, tanpa ada rasa cemburu satu sama lain di antara mereka. Hingga suatu hari, Sara mengundangku untuk datang ke pesta ulang tahun ke-17 Ketty, adiknya. Pesta diadakan di halaman rumah Sara yang cukup luas itu, dan di sana aku kembali bertemu Pak Chandra dan Ibunya Sara. Mereka masih sangat ingat denganku dan kembali mengucapkan terima kasih karena Sara sampai saat ini tetap berprestasi di perkuliahan. Selanjutnya, tak lupa aku menghampiri Ketty yang sedang berulang tahun sambil memberikan sebuah kado yang tidak seberapa itu. Sungguh terpukau mataku dibuatnya, sebuah sosok yang sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat jelita dengan tubuh montok tapi proporsional dan tidak jauh berbeda dengan Sara.

Rangkaian acara ulang tahun berjalan degan sangat meriah dan semua hadirin yang datang sangat meninkmati hidangan dan hiburan yang disajikan, hingga Pak Chandra kembali mendatangiku dan menawarkan apakah aku bersedia untuk membimbing Ketty untuk persiapan kelulusan setelah naik ke kelas 3 SMA nantinya? Tentu dengan sigap aku menerima tawaran tersebut dan hal ini juga disambut baik oleh Ketty yang ada di sebelah beliau, karena saat aku membimbing Sara dulu, Ketty juga pernah sesekali aku ajarkan dan dia sangat suka dengan caraku mengajar. Tak terasa, pesta pun usai dan seluruh undangan membubarkan diri.

Waktu kembali berjalan, dan bebera bulan ini kehidupan ku juga berjalan sebagaimana mestinya. Tiba waktu yang dijanjikan, aku datang ke rumah Pak Chandra untuk memulai hari pertama membimbing Ketty secara intensif, yaa 2x seminggu untuk semester awal ini menjadi perjanjian antara aku dan Pak Chandra dikarenakan aku juga harus tetap mengurus kuliahku yang sudah hampir selesai. Tidak ada yang menarik pada awal-wal pertemuan kami hingga berjalan kurang lebih 2 bulan. Sore itu, entah bagaimana awalnya, Ketty menceritakan sesuatu yang membuatku kaget setengah mati dan dihinggapi rasa malu yang luar biasa. Namun Ketty dengan tetap tenang mengatakan “santai aja Mas Pri, sampai sekarang masih aman kok, Ketty gak bilang ke siapa-siapa bahkan ke Kak Sara sekalipun.”

Sebelum aku ceritakan apa yang Ketty sampaikan saat itu, aku ingin menjelaskan bagaimana bentuk fisik Ketty yang sangat menggiurkan itu. Ketty itu orangnya agak bongsor. Kalau dia sedang berpakaian biasa, bukan pakaian sekolah, orang pasti mengira dia sudah kuliah semester 3. Hanya sifatnya masih kekanak-kanakan, maklum baru punya KTP. Tingginya melebihi kakaknya, begitu juga dengan body-nya. Bukit kembarnya kira-kira sudah sebesar kakaknya yang sudah sering aku garap, sebesar mangkok bakso terbalik. Hanya wajahnya agak bulat bila dibandingkan dengan kakaknya. Itu saja. Yang lain hampir mirip dengan kakaknya. Jadi bisa dibilang bidadari kecil.

Lanjut ke apa yang disampaikan Ketty. Masih ingat ketika Ketty memergoki aku dan kakaknya sedang bertempur? Rupanya dia tidak bisa melupakan hal tersebut. Dia sering bertanya ke kakaknya, apa yang dilakukan. Tentu saja kakaknya bingung menjawabnya. Akhirnya Sara menyerahkan kepadaku untuk menjawabnya. Dan Ketty memendam pertanyaan itu sampai dia punya waktu berdua denganku, seperti sore ini. Saat itu, setiap aku mengajar Sara dan bertemu Ketty, dia sering mencuri pandang ke arahku. Dan setiap aku memandangnya, dia membuang muka. Malu. Suasana sore itu sangat sepi di rumahnya, tentu karena Sara ada di kontrakannya dan Fetty masih di Yogyakarta. Ibunya seperti biasa sedang ke Pakistan. Sedang ayahnya, tadi telepon dan bilang pulangnya malam, karena ada pertemuan dengan orang Belanda.

Ketty saat itu memakai daster rumah. Cukup tipis. Aku bisa lihat bayangan celana dalamnya. Aku sempat melirik ke dadanya, dia tidak memakai kaos dalam atau BH. Karena aku bisa melihat segumpal daging putih dari lubang lengannya yang agak lebar, dan melihat itu aku merasa batang kemaluanku mengeras.

"Mas..,, Ketty mau minta tolong nih…"
"Tolong apa??" tanyaku.
"Ketty mau nonton,, tapi kok gambarnya jelek banget.."
"Ok deh,, mana videonya??"
"Ada di kamar Ketty.. Yuk ke kamar Ketty!!" katanya sambil menggandeng tanganku.

Kemudian, Ketty membawaku masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar, aku kembali terkagum-kagum. Kamarnya sama persis sekali dengan kamar kakaknya. Ini baru kamar anak-anaknya, bagaimana dengan kamar orang tuanya? Aku berkeliling melihat-lihat, masuk ke kamar mandinya. Lho, sepertinya aku pernah lihat. Ternyata kamar mandinya bisa tembus ke kamar kakaknya. Jadi satu kamar mandi dipakai berdua. Pintunya terhalang sekat, jadi aku tidak tahu kalau ada pintu satu lagi.

"Mas kok muter-muter sih??? Kan kamar Ketty sama seperti kamarnya Kakak..!!" katanya agak kesal.
"Ini lho videonya yang rusak!!" sambungnya.

Aku lalu jongkok di depan videonya. Dia ikut-ikutan jongkok di sampingku. Aku hidupkan, masukkan video, ternyata mau jalan. Tapi gambarnya jelek sekali, begitu juga suaranya. Aku lihat kabel gambarnya. Ooo..,, kabelnya hampir putus dimakan tikus.

"Ket, ini lhoo kabelnya hampir putus dimakan tikus." kataku.

Mendengar kata tikus, ternyata dia kaget dan langsung memelukku. Aku yang tidak menyangka akan dipeluk begitu, jadi jatuh terguling. Secara refleks aku menangkap tubuhnya, sehingga dia jatuh di atasku. Terasa daging kenyal itu menyentuh dadaku. Dia bangkit dengan wajah merah padam.

"Maaf Mas.., enggak sengaja. Jadi di kamar Ketty ada tikusnya..?" dia bertanya.
"Ya.., mungkin aja. Ini buktinya, kabelnya dimakan tikus. Kamu beli aja racun tikus. Kamu ada kabel lain..?" tanyaku.
"Coba aku cari di gudang." katanya sambil berlalu keluar kamar.

Sementara aku menunggu dia mencari kabel, aku berpikir, "Mungkin enggak ya Ketty mengintip perbuatanku dengan kakaknya dari kamar mandi..?"
"Kalau iya terus kenapa..? Ah.., sebodo amat ah.. kok jadi aku yang pusing."

Lalu pandanganku melihat ke bawah rak TV, ada buku kecil. Aku ambil. Aku kaget lagi. ANY ARROW..! (bacaan stensilan tentang hubungan sex).

"Punya siapa ya..? Apa mungkin punya dia..? Dia kan masih kecil..?" batinku.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki. Cepat-cepat kusembunyikan lagi buku itu.

"Ini ada Mas, tapi lebih panjang." katanya.
"Enggak apa-apa. Sini Mas coba..!" kataku.
"Kamu mau nonton film apa siihh..?" tanyaku sambil memasang kabel.
"Mickey mouse Mas. Kata temenku bagus." katanya sambil memperhatikanku memasangkan kabel.

Setelah itu aku coba. Nah.. gambar dan suaranya jadi bagus.

"Mas.., temenin nonton yaahhh..! Ketty enggak ada temen niihhh."
"Lho.., hari ini jadwalnya belajar." balasku.
"Mas,, bolehkan hari ini gak belajar dulu??" rajuknya.
"Iyaa deehhh..," aku mengalah.

Aku duduk di karpet bersandar ke tempat tidur. Ketty duduk di sebelahku. 10 menit berlalu. Tiba-tiba gambarnya berubah menjadi adegan sepasang manusia sedang berciuman.

"Kok gambarnya jadi begini..?" tanyaku.
"Enggak tau Mass..!" sahutnya sambil matanya terus melihat ke TV.

Adegan di TV semakin panas, kulirik dia. Wajahnya merah padam, nafasnya sudah semakin cepat, tetapi matanya tetap ke TV. Wajahnya jadi semakin cantik. Aku tidak tahan, maka kurangkul dia. Aku cium rambutnya, pipinya, lalu keningnya, hidungnya, matanya. Dia pasrah kucium begitu. Tanganku pun langsung meremas susunya. Sudah agak keras dan putingnya sudah terasa menegang.

"Aaahhh.., Mass.., Ketty mauu Masss..!" rintihnya.
Aku sedikit kaget, "Ketty mau apa..?" tanyaku.
"Mau seperti Kakak Sara. Aaahhh, Maass.., sshshhs..!"
"Ketty sering mengintip Mas sama Kakak sedang maiiin..." sambungnya.

Deg..! Jantungku seperti berhenti. Gawat niihhh..! Kulepaskan ciuman dan pelukkanku. Aku pandangi dia.

"Beneerr Ketty sering ngintip..?" tanyaku.
"Iyaa.., pertama waktu Ketty di kamar, Ketty dengar suara Kakak agak aneh, takut Kakak sakit, lalu Ketty masuk. Ternyata Mas sedang berantem sama Kakak telanjang bulat. Ketty lari." katanya terbata-bata.
"Ketty tanya sama Kakak, tapi Kakak enggak mau ngomong. Terus Ketty tanya sama temen. Kata temen, Kakakmu itu sedang ngentot." sambungnya.
"Terus setiap Kakak bersuara aneh begitu, Ketty ngintip dari kamar mandi. Ketty perhatiin kayaknya Kakak keenakan, bukannya kesakitan." sambungnya lagi.

Aku diam saja. Tiba-tiba, "Maaas.., Mas mau khan ngentot sama Ketty..?" tanyanya polos.

Terus terang saat itu aku bingung, akhirnya, "Ket, bukannya Mas enggak mau. Tapi Ketty khan masih kecil."
"Kakak juga..! Kakak waktu itu juga kan seumuran sama aku!! Baru 17 tahun 5 bulan,, dan aku skrg udah 17 tahun 2 bulan.. sama aja kan??” balasnya sengit.
"Kalau Mas enggak percaya, lihat nich..!" sambungnya sambil membuka dasternya.

Maka terpampanglah dua bukit kembarnya yang sangat ranum. Bentuknya bulat. Sangat indah dengan puting kecil berwarna coklat muda kemerahan. Pinggulnya sudah sama seperti kakaknya.

"Oke.. Oke.., Mas mau. Tapi Ketty harus janji ya, jangan bilang sama Kakak..!" sahutku.

Siapa yang tidak mau ditawari perawan bidadari kecil yang lagi nafsu.

"Iyaa Mass.., Ketty janji..!"
"Eh.. pintunya dikunci dulu doonggg.., nanti kalau ada yang masuk gimana..?" kataku dan Ketty segera pergi mengunci pintu.
"Aku harus super hati-hati memperlakukan Dia..!" pikirku.

Harus tahap demi tahap.

(((B E R S A M B U N G)))

=========

Note:
Mohon maaf suhu-suhu sekaligus,, ceritanya baru bisa Jongos update karena cerita tentang Ketty sebetulnya masih underage,, jadi betul-betul harus disesuaikan plot waktunya..

( ( ( Karena Copas + Editpun Butuh Waktu ) ) )
 
Dia datang mendekatiku. Langsung kupeluk dia, aku pandangi mukanya, aku tatap matanya. Ada kesan pasrah dimatanya. Aku cium matanya, dia terpejam. Aku cium pipinya, keningnya, kukecup hidung, lalu makin mendekati mulutnya. Bibirnya pasrah menerima bibirku tanpa perlawanan. Aku selusupkan lidahku disela-sela giginya. Mulutnya sedikit membuka. Lidahku mulai menari-nari di lidahnya. Mulut dan ludahnya manis. Dia mulai menghisap lidahku. Lalu lidahnyapun mulai bergerak-gerak. Mulai melawan lidahku. Tangan kiriku masih mengelus2 punggungnya, tangan kananku di lehernya. Suasana hening, hanya desah napas kami yang terdengar. Kulepas ciumanku, kutatap matanya. Matanya sayu, nafasnya naik sudah agak memburu. Lalu tiba-tiba dia mencium bibirku dengan ganas. Pindah kemataku, lalu pipiku. Wajahku basah oleh ludahnya. Ciumanku kuturunkan ke lehernya. Dia menengadahkan kepalanya. Tangan kananku pun mulai meraba susunya. Kuusap-usap perlahan sampai puting menonjol makin keras. Bergantian kiri dan kanan.

"Aaahhh.., Maasss.., eennnaaakkk.. Maasss..! Aaahhh..!" dia mulai mengeluarkan suara desahan.

Lalu kugendong dia, kurebahkan ke tempat tidur. Kupandangi lagi tubuhnya. Seakan tidak percaya kalau bidadari ranum rela menyerahkan tubuhnya. Kupandangi susunya, betul-betul sempurna bentuknya, dengan putting merekah kemerahan yang menonjol di bukit putih mulus dengan guratan tipis urat-urat susunya. Payudara gadis ranum yang belum tersentuh oleh jamahan lelaki manapun. Kucium bukitnya, dari lembah sampai mendekati puncaknya. Tanganku meremas yang satunya. Begitu berulang-ulang. Aaahh wanginya. Wangi khas perawan.

"Aahhh.., Masss..! Aaddduuuhhh..! Shshshsh..!" tubuhnya menggeliat sambil dadanya disorongkan ke atas, kedua tangannya menekan kepalaku ke dadanya.

Tanganku yang satu mulai menelusuri betisnya, naik secara perlahan-lahan ke arah pangkal pahanya. Bergantian kiri dan kanan. Terkadang kuremas perlahan pantatnya. Setiap kuremas, pantatnya terangkat ke atas. Lalu tanganku mulai mengelus-ngelus bibir kemaluannya dari luar CD cream-nya. Terasa lembab sekali. Pahanya mulai membuka lebar, seakan meminta tanganku untuk berbuat lebih jauh. Kuselusupkan tanganku ke dalam CD-nya. Kuselusuri garis lubang kewanitaannya dengan jari tengahku. Naik-turun, naik-turun. Lalu jariku kuselipkan ke celah hangatnya. Basah. Kuputar perlahan-lahan, sambil kucari-cari kedele-nya. Pantatnya bergerak seirama tanganku. Naik turun, ke kiri ke kanan.

"Adduuuhhh.. Massss..! Eenaakkk Maasss..! Aaahhh..!" desahnya terus-menerus.

Lalu aku berdiri, kupandangi matanya sambil tanganku mulai menurunkan celana dalamnya. Tidak ada tanda penolakan dimatanya. Dia malah mengangkat pantatnya mempermudahku melepaskannya. Sekarang di hadapanku ada seorang bidadari, putih, telanjang bulat menanti sentuhan selanjutnya. Sekitar bibir kemaluannya sudah ditumbuhi bulu halus namun cukup lebat (khas Wanita Arab dengan banyak bulu). Karena pahanya membuka, tampaklah isinya yang merah muda, basah dan berkilat. Karena batang kejantananku yang tegang sejak tadi sakit terjepit, maka kubuka juga seluruh pakaianku. Dia hanya memandangiku sayu tanpa ekspresi. Kucium lembah payudaranya, turun sedikit demi sedikit. Terus sampai ke perutnya. Tanganku terus mengelus paha belakangnya sampai pantatnya. Kugelitik pusarnya dengan lidahku.

“Maaasss.., shshh.. ennaaakk.., geellliii Maaasss..!"

Tanganku berpindah ke liang keperawanannya sambil terus kuciumi perut dan dadanya bergantian. Aku cari, dan setelah ketemu, aku gosok-gosok perlahan kedele-nya. Kucubit-cubit, kupelintir sampai pantatnya bergoyang tidak karuan.

"Mas.., Mass.., diapain memekku Masss..? Aaadduuuhhh..!"

Karena sepertinya dia sudah tidak tahan, kuhadapkan wajahku ke liang senggamanya. Kucium bibir kemaluannya. Aaahhh.., segaarr. Kuciumi berulang. Lalu dengan kedua tanganku, kubuka vaginanya, basah, licin berkilat-kilat. Kujilat kedele-nya perlahan. Makin lama makin cepat dan makin kutekan. Pantatnya naik turun dengan cepat. Tangannya menjambak-jambak rambutku. Kupegangi pantatnya dengan kedua tanganku, agar tidak menabrak-nabrak hidung dan mulutku. Gerakannya semakin liar. Makin liar terus.

"Aaahhh.., aaahhh.., ssshhh.., shhh..!" hanya itu saja kata-katanya dari tadi.

Tiba-tiba kepalaku ditekan keras-keras, pahanya menjepit kepalaku, pantatnya diangkat setinggi-tingginya.

Dan, "Maasss.., Maaasss.., uuuddaaahhh.., Maaasss..!".. "Syuurrr.., ssyuuurrr.., syuurrr...," cairan hangat membanjiri mulutku. Kujilat sambil kuhisap cairan itu. Rasanya lebih manis dari punya kakaknya. Walaupun lebih encer. Kujilati sampai bersih. Aku pun tiduran di sebelahnya. Kurangkul dia. Kudekap kepalanya di dadaku, sambil kuelus-elus dan kucium rambutnya. batang kejantananku yang masih keras menyentuh pahanya.

"Gimana Ket.., puass..?" tanyaku.
"Enak sekali Mas. Ketty puasss Maasss..!" jawabnya.

Nafasnya masih sedikit memburu.

"Mas.., kalau sama Kakak kok kontol Mas dimasukin ke memeknya siihhh..?" tanyanya setelah sensasinya mereda.
"Ini anak kalo ngomong kok engak pake tedeng aling-aling lagi." pikirku, "To the point."
"Ketty mau..?" pancingku.
"Eengg.., sakit nggak Mas..? Kontol Mas khan gede..," katanya sambil tangannya memegang batang kemaluanku.
"Yaa.., pelan-pelan dong..!" kataku.
"Untuk pertama kali emang sakit dan perih, tapi itu sebentar. Seterusnya udah enggak sakit. Kakakmu aja sampai ketagihan." sambungku.

Dia diam saja, tetapi tangannya terus saja memegang batang kemaluanku. Kadang diusap, kadang diremas, kadang diurut. Senjataku semakin keras. Kepalanya senut-senut.

"Aaahhh.., sshhh..!" desahku.
"Kenapa Mas..? Sakiitt..?" tangannya tetap mengurut-urut.

Aku tidak menyahut, tetap mendesah. Lalu dia bangun, aku ditelentangkan, dipandanginya senjata kemaluanku yang tegang. Wajahnya dekat sekali dengan batang kejantananku. Sampai desah nafasnya terasa di alat vitalku.

"Bentuknya lucu Mass..!" katanya sambil terus memandangi.
"Ketty pernah lihat Kakak mengedot punya Mas. Rasanya gimana Mass..? Apa enggak jijik ya..?"
"Yaa.., enggak jijik dong. Khan bersih. Rasanya enak sekali..!"
"Ketty boleh coba enggak Mas..?"
"Coba aja. Nanti juga Ketty ketagihan."
"Kalau yang coklat-coklat ini juga enak..?" tanyanya sambil mengelus-elus kedua kantung kemaluanku.
"Pokoknya yang ada disitu semuanya enak. Mangkanya, dicoba dulu..!" pancingku.

Lalu dengan ragu-ragu, dia menjilat kepala kemaluanku. Diam sebentar. Lalu dijilat lagi. Diam lagi. Lalu batangnya dia jilat. Diam lagi. Lalu kedua kantung kemaluanku. Diam lagi. Tidak lama kurasakan lidahnya sudah menelusuri kepala penisku sampai batangnya. Tidak begitu enak. Mungkin masih adaptasi dulu pikirku.

"Kett.., seperti makan es krim. Bibirnya juga ditempelin, sambil ditekan sedikit..!" kataku.

Ketty mengerti dan melanjutkan perbuatannya. Dia bukannya menempelkan bibirnya, tetapi malah memasukkan kepala kemaluanku ke mulutnya. Kena giginya.

"Aduuuhh.., sakiiittt..! Jangan kena gigi doong..!"
"Naaahhh.., gituu.., agak dihisap. Ya, yaa.., gituu..!" kataku mengajarkannya.
"Aaahhh.., sshhshhh..," ketika dia mulai menghisap.
"Enaakk Kett..?" kubertanya.
"Enak seperti lolipop, tapi yang ini gede, sama anget." sahutnya sambil memandangi senjataku.
"Ayoo.. lagi doonggg..!" pintaku.
"Masss, dimasukin yuuukk..! Ketty mau ngerasain seperti apa rasanya, tapi pelan-pelan ya Mass..!" katanya sambil dia tiduran telentang.

Tanpa pikir dua kali, aku bangkit. Kukangkangkan pahanya. Tetapi karena liang keperawanannya sudah agak kering, maka kujilat-jilat lagi supaya basah dan memancing gairah nafsunya supaya bangkit kembali. Langsung kujilat kedele-nya.

"Aaahhh.., Maaasss.., ennaaakkk Maasss..!" desahnya.

Terus kujilati sampai vaginanya benar-benar basah dan nafsunya memuncak kembali. Supaya cepat, kupelintir-pelintir klit-nya dengan lidahku. Dia semakin menggelinjang.

"Ahh.., aah... ahh.., sshshhs... Ayoo Mass..! Ayooo..!"

Setelah aku yakin dia sudah sangat terangsang dan kemaluannya sudah basah, aku hentikan jilatanku. Kubuka lebar-lebar pahanya, kuarahkan batang keperkasaanku kesana.

"Rileks aja Ket.., jangan tegang. Kalau tegang, nanti sakit. Yaa.., yaa, santai gitu. Naahhh, begitu..!" saat kurasakan ada sedikit rasa takut pada dirinya.

Kutekan perlahan sekali agar dia tidak kesakitan. Terlihat kepala kejantananku berkilat karena ludahnya. Kutekan perlahan, tetapi dengan tenaga mantap. Kepalanya sudah masuk, dia meringis, menggigit bibir bawahnya. Aku tahan sebentar. Kudiamkan. Setelah agak tenang, kutarik sedikit, lalu kutekan lagi dengan perlahan. Masuk lebih dalam. Sepertiganya mungkin. Wahhh.., sempit sekali. Penisku seperti dijepit tang.

"Santai aja Ket.., jangan tegang, nanti malah sakitnya nambah.." kataku saat kurasakan bibir liang senggamanya dengan keras menggigit.

Setelah kurasakan agak mengendur, kutarik sedikit, lalu kudorong perlahan sekali. Nahh.., sudah setengahnya. Supaya agak lancar, kuturun-naikkan secara perlahan. Kupandangi wajahnya, kutatap matanya. Dia menikmati. Aku yakin ini belum menembus selaput daranya.

"Sakit Kett..?"
"Sedikit."

Kugoyang terus sambil kutekan perlahan-lahan. Sudah setengahnya lebih. Nah.., kepala batang keperkasaanku sudah menyentuh selaput tipis.

"Kett.., tahan sedikit ya..? Ini agak sakit sedikit. Tapi jangan tegang. Nanti sakitnya nambah..!" Dia hanya menganggukkan kepalanya.

Kusiapkan tenaga, lalu kutekan dengan keras, "Blesss.., preettt..!"

"Aaahhh Masss.., sakkiiittt.. Maasss. Perriihhh..!" katanya sambil berusaha mendorong tubuhku.

Langsung kupeluk dia. Kuciumi wajahnya, dan kucium bibirnya. Dia membalasnya. Aku lepaskan ciumanku dan kubisikkan kata.

"Sakitnya sebentar khaann.., coba rileks, santai..! Supaya sakitnya cepet ilang..!"

Seluruh batang kemaluanku serasa ditekan dari semua arah. Sempit sekali. Kukedutkan penisku.

"Aaahhh Masss..! Jangannn.., masih sakit Mass..!"

Kudiamkan lagi beberapa saat. Setelah aku yakin sakitnya sudah mereda, kutarik perlahan sekali. Sampai tinggal kepala batang kejantananku saja yang tertinggal. Lalu kutekan lagi dengan sangat kuat dan dengan mantap. Aku pun meringis karena lubangnya sangat sempit. Lebih sempit dari punya Sara dulu. Apa punyaku yang makin besar. Kulihat dia pun masih meringis-ringis sambil memejamkan matanya. Kulihat air matanya meleleh di pipinya. Kuulangi beberapa kali. Setelah dia tidak meringis lagi, kupercepat gerakanku. Kupertahankan iramanya sampai terasa licin. Licin tetapi menjepit.

Setelah licin, kupercepat gerakanku. Dia sudah bisa menikmatinya. Berarti rasa sakitnya telah hilang. Kupercepat terus iramaku. Dia mendesah-desah tidak karuan karena sensasi nikmat yang baru pertama kali dirasakannya. Kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Tangannya meremas sprei tempat tidur.

"Mass.., ooohhh Masss, ennnaaakkk Maasss..! Ooohhh..!"

Kakinya kuangkat, lalu kuletakkan di pundakku. Nah, dengan posisi ini batang keperkasaanku bisa menyentuh ke rahimnya.
Lima menit kemudian, aku hampir tidak tahan.

"Mass.., aaaddduuuhhh Maaasss.., aaahhh.., aaahhh..," desahannya saat kurasakan kedutan-kedutan dari liang senggamanya.

"Udah mau nyampe nih Dia.." pikirku.

Lalu dia menjepit leherku dengan kedua kakinya. Pantatnya dinaikkan, sehingga batang kejantananku amblas masuk semua, pantatnya digoyang-goyangkan. Lalu, "Syuurr.., syuuurrr..," cairan hangat mengguyur kepala kemaluanku. Aku yang sudah di ujung jalan, mempercepat sodokkanku, karena jalannya jadi becek.

"Mass.., udahhh Masss. Aaaddduuuhhh.., toolllooonnngg.., Maasss..!"

Akhirnya sampai juga aku. Kutekan keras-keras batang kejantananku ke liang kenikmatannya, kutarik pantatnya dan, "Croot.., croot.., croot..!" Tiga atau empat kali batang kejantananku memuntahkan cairannya di liang keperawanannya.

Aku langsung lemas. Dan kucabut senjatanku dari luabang surgawinya. Terlihat lendir putih bercampur darah segar mengalir melalui liang kemaluannya. Kupeluk dia, kucium pipinya.

"Kett.., Kamu hebat sekali Kett..! Punyamu lebih enak dari punya Kakakmu."
"Aaahh.., Masss..!" sahutnya.

Dia lalu tertidur lemas. Kulirik jam dinding. Jam 6 lewat 5 sore. Berarti kira-kira satu setengah jam aku memerawanin dia. Pantas saja aku juga lemas. Kupeluk dia, lalu aku pun tertidur.

Jam 7 kurang 10 aku terbangun. Aku berpakaian, lalu kubangunkan dia. Aku pamit. Dia pun bangun lalu ke kamar mandi. Itulah kisah pertamaku dengan Ketty. Sejak saat itu kami sering berhubungan. Sama halnya dengan yang sering aku lakukan dengan Sara dulu, sebelum atau sesudah belajar pasti kami selalu sempatkan untuk mamadu kenikmatan bersama.

Demikian kisahku dengan kakak beradik Siti Maesaroh dan Siti Khodijah serta Sari dan Rina..

((( S E L E S A I )))

==========================================================

Terima kasih sudah lebih dari 2 tahun mengikuti Copas-an Jongos ini huSuhu sekaligus,, semoga berkenan.. Apa yang Jongos posting adalah apa yang Jongos punya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita, hanya mengedit agar plot waktunya lebih tepat, lebih enak dibaca dan lebih mudah dicerna..

Nantikan hasil Copas + Repost nya Dejongos selanjutnya yaa Suhu.. ;):beer::ampun:

==========================================================

Sedikit spoiler kisah selanjutnya yang masih harus di-edit
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd