Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Corona Bencana atau Rencana

Woro-woro, dulur.

Ada KTT ttng Covid-19 di Indonesia.

Knp pemerintah terkesan tdk serius utk me-lockdown?

Pemerintah membiarkan wabah Covid-19 tetap berlangsung. Disadari atau tdk, ada bbrp pihak yg "diuntungkan" apabila wabah Covid-19 tetap ada dan tdk dimusnahkan. Berikut bbrp pihak diuntungkan :

1. Green Peace
Krn bnyk masyarakat beraktivitas di rmh, maka jarang ada kendaraan sehingga udara menjadi bersih dan bebas polusi. Apabila karantina akibat wabah Covid-19 berlangsung sampai setahun, bumi dipastikan asri.

2. Siswa dan mahasiswa
Siapa yg tdk suka libur? Wabah ini pasti disukai para siswa dan mahasiswa yg bosan pergi ke sekolah atau ke kampus. Selama libur di rmh, mereka tdk akan terikat waktu. Karantina akibat wabah Covid-19 membuat mereka bisa tidur nyenyak.
 
Terakhir diubah:
Copit Nentin ini memang sudah merubah peta bisnis secara luar biasa signifikan. Kemunculannya di kuartal pertama tahun 2020 membawa krisis buat seluruh bidang kehidupan, termasuk bidang bisnis.

kenapa virus ini jadi krisis bagi bisnis? Pertama, sebuah kondisi bisa dikatakan krisis ketika ada 3 hal: dia mengganggu, mengancam, dan berbahaya (Menurut buku di Perpustakaan).

Copit Nentin bukan sekadar gangguan, tapi dia membawa ancaman bagi kelangsungan bisnis di hampir semua bidang.

Dalam jangka waktu panjang, doi bisa membahayakan bisnis kalau konglo konglo bisnismen tidak bergegas untuk berubah.

Berbicara siapa yang diuntungkan dari wabah ini, ane rasa peningkatan keuntungan yang drastis ada di perusahaan sektor farmasi dan bioteknologi yang sekarang lagi gencar melakukan uji coba klinis ngembangin vaksin buat ngelawan ini virus Copit Nentin.

Seperti Inovio Pharmaceuticals yang jadi sorotan pas mereka menyatakan bakal mulai uji coba ke manusia bulan depan di Amerika. Nilai perusahaan itu meningkat lebih dari dua kali lipat.

Pesaing mereka adalah perusahan seperti Moderna, Novavax, Gilead, AIM ImmunoTech dan Vir Biotechnology.

Selain perusahaan kayak gini, yang mendapat keuntungan juga dari wabah Copit Nentin adalah perusahaan di bidang telekonferensi, pendidikan dan hiburan online. Ini karena beberapa negara memutuskan buat menutup sekolah, dan beberapa perusahaan meminta karyawan mereka bekerja dari rumah. Perusahaan pendidikan daring atau fasilitas konferensi daring seperti ini bakal mendapat keuntungan dari berkurangnya mobilitas orang ke luar rumah.

Di Indonesia sendiri, di tengah ketidakpastian regulasi, CMIIW ni hu, ada beberapa perusahaan yang kena dampak positif.

1. Perusahaan produsen alkohol. (bukan alkohol minuman)

2. Perusahaan kimia sponsor tim sepak bola Dortmund. Salah satu menu andalan yang ditawarkan adalah Hidrogen Peroksida (H2O2). dan sekarang meluncurkan produk desinfektan yang diklaim anti Copit Nentin.

3. Pabrik teksil terbesar di Indonesia yang kemaren baru meluncurkan produk baru berupa Masker kain.

4. PT. Penimbun Masker, APD dan Handsanitizer. PT ini belakangan... ah males lah bahas oknum ginian.

Dan masih banyak lagi. (Mohon maaf nubie terbatas info. perlu observasi lagi).

Walaupun gitu, mereka mereka tidak bisa dibilang menjadi bagian dari dalang terjadinya wabah. apalagi ikut merencanakan. Ane rasa mereka hanya memanfaatkan kesempatan demi mempertahankan atau mungkin mencoba aji mumpung ini buat meningkatkan omset.

Yang paling benar-benar diuntungkan adalah SESUATU dibalik kasus COVID-19 ini. Yang kalo SESUATU itu udah mencet CTRL+ALT+DELETE, Selesailah hidup negara negara "target". mungkin juga Indonesia. ke-reset semua jadi mulai dari NOL. bahkan mungkin mulai dari MINUS karena utang.

BTW ane tiba-tiba kepikiran apa ini kasus ada kaitannya sama Pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2020, yang dijadwalkan pada Selasa, 3 November 2020 nanti???
 
Ane keinget sama prediksi orang2 di k*s*us kalo prediksinya sih 2020 bakal ada PD3/dll yang paling ane heran emang bener situasi dunia akhir 2019 mulai panas banget ama us-iran,

who knows mungkin kalau Allah gak nurunin wabah ini udah perang kali... Banyak agenda terselubung negara2 besar

dan prediksi indonesia bakal hancur di 2020 bener kejadian ya walaupun bukan literally ancur beneran tapi setelah kita kena covid ane yakin yang dimaksud prediksi itu ekonomi kita bener2 ancur
 
Ane keinget sama prediksi orang2 di k*s*us kalo prediksinya sih 2020 bakal ada PD3/dll yang paling ane heran emang bener situasi dunia akhir 2019 mulai panas banget ama us-iran,

who knows mungkin kalau Allah gak nurunin wabah ini udah perang kali... Banyak agenda terselubung negara2 besar

dan prediksi indonesia bakal hancur di 2020 bener kejadian ya walaupun bukan literally ancur beneran tapi setelah kita kena covid ane yakin yang dimaksud prediksi itu ekonomi kita bener2 ancur

Justru menurut ane emang skarang lagi perang gan. silahkan baca penjelasan ane di page 4

Setelah muter-muter perpustakaan mbah google tiba tiba ada kabar kalau Amerika kena dampak Corona. Lah katanya Amerika yang memulai Corona, kok kena juga?

Begini saya mencoba menjelaskannya.
Kondisi sekarang lebih ke perang dagang oleh hagemony versus great power. Dimana pasti sebentar lagi eskalasinya naik menjadi perang militer. Dan kita tahu perang atau warfare ada 7 macam. 7 macam tadi 1 combatan pakai bedil, yang 6 non combatan.

Perang ekonomi dan perang biologis adalah 2 dari 6 jenis perang yang menurut saya tidak perlu di jelaskan yang 4 lagi karena orang ngak ada yang perduli juga, apa lagi pejabat2 negara yang hanya mikir bisnis dan penebalan kantong. Coba agan agan baca beberapa artikel di google, buku dan jurnal ilmiah tentang jenis2 perang (warfare).

Jadi informasi kali ini ya buat mereka yang perduli saja... Yang ber-akal sehat yang tidak menilai baik buruk bener salah... yang seru seru aja.

Amerika ingin tetap jadi hagemony, itu hal pertama yang harus kita lihat. Amerika kena juga dampaknya itu bagian dari casualty atau korban perang. karna ga mungkin kalau perang, ada satu pihak yang tak ada korban sama sekali.

Kita tau China yang belakangan menjadi jauh diatas Amerika secara ekonomi membuat Amerika resah. nilai dollar terus turun. Produk2 china makin betebaran dibelahan dunia. Dengan ambisi Amerika yang pengen jadi penguasa dunia, maka menghancurkan lawannya ya dengan warfare. kalau pake perang bedil bedilan ane kira ga bakalan efektif. Itulah kenapa sekarang mainnya pake biologis. Dengan cara itu, orang-orang ga bakal banyak tau kalau sekarang udah perang dunia 3 (menurut ane sih). Ditambah negara-negara bakalan disibukkan sama urusan dampak COVID-19 di dalam negeri.

Ane pikir cara ini cukup efektif, buktinya, China down, Iran down, dan negara2 lain yang dianggap menjadi "penghalang kedikdayaan Amerika juga down". Sedang yang lainnya ya mungkin cuma kena imbas pletekan minyak goreng pas lagi goreng telur aja.

Walaupun begitu, China ternyata bisa bilang sama Amerika "TIDAK SEMUDAH ITU FERGUSO...!!". dan alhasil Amerika kena strike back sama ini virus.

Di Indonesia, kalau ane pikir2, ini pikiran ane aja ni gan... Pejabat2 kita sekarang orang baik semua, sederhana, cita cita mulia tidak pernah terfikir apa itu economic at war, tidak sadar bahwa beda kelola negara dalam kondisi perang. mungkin agan2 juga berpikirkalau perang itu kudu pake bedil? kasus natuna dll. sampe ada artikel membandingkan kekuatan militer Indonesia sama negara2 lain. tapi nyatanya perang ga harus pake bedil apalagi nuklir. ntar nih kapan2pasti ada perang kimia yang bikin diabetes lah, kelainan gen lah. dan ini semua karena faktor ekonomi.

Jadi, kejadian ini bukan kondisi ordinary atau biasa lagi tetapi extra ordinary, perlu otak gendeng. bukan "out of the box" lagi. tapi "No box" dan berani.


1 pertanyaan ane gan. habis ini kan lebaran Idul Fitri. orang-orang dengan kebebalannya akan mudik besar2an.

Akankah Indonesia Tumbang Dalam Perang Ini??
 
Ane jd pengen Flashback deh :

2005-2009

Pada tahun 2005-2009 lalu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) membuat gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1). Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung dan dikutip oleh Situs berita Australia, The Age. Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah SBY saat itu bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.

The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika edisi Maret 2008 lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam. Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen. Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus. Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung. Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin!

Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO. Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu? Untuk vaksin atau senjata kimia?

Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, telah memujinya! Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon. Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.

Pada 12 Mei 2009 Supari menyatakan ketidakpuasannya melihat banyak mahasiswa kedokteran asing di Indonesia. Dia meminta Rektor Universitas Padjadjaran, Bandung untuk mengurangi asupan mahasiswa asing secara bertahap, terutama dari Malaysia saat mengunjungi Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Supari juga berperan penting dalam penghentian kehadiran Unit Riset Medis Angkatan Laut Amerika Serikat Dua di Jakarta, dan NAMRU-2 yang akhirnya meninggalkan Indonesia pada tahun 2010.

Sebuah memo tahun 2008 yang diungkapkan oleh WikiLeaks menunjukkan kecurigaan pribadinya terhadap “laboratorium militer Amerika” di Indonesia yang tidak berada di bawah kontrolnya, Kementerian Kesehatan.


2009-2014

Rekam jejak karir mantan Menteri Kesehatan periode 2009–2014, Endang Rahayu Sedyaningsih dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II banyak menuai kontroversi. Endang yang dikenal dekat dengan Amerika Serikat (AS), menggantikan Siti Fadillah Supari atas permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 21 Oktober 2009.

Selama menjadi pegawai Depkes, Endang dikenal dekat dengan AS melalui NAMRU Unit 2 (The US Naval Medical Reseach Unit Two) atau “Unit 2 Pelayanan Medis Angkatan Laut Amerika”. Atas kedekatannya itulah, banyak pihak yang menudingnya sebagai antek AS di Indonesia. Untuk diketahui bahwa Endang pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium di Namru dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, bidang penanganan penyakit menular, pada Juli-Desember 2001.

Proyek Namru 2 berhenti beroperasi sejak 16 Oktober 2009, karena menuai banyak demonstrasi kecaman. Sebagai mantan pegawai Namru dan pegawai Depkes, Endang diduga keras mempertahankan keberadaan Namru-2. Hal itulah yang membuat mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari berang dan menuding Endang menjual virus flu burung ke luar negeri tanpa seizinnya!

Namru-2 adalah sebuah laboratorium penelitian biomedis yang meneliti penyakit menular demi kepentingan bersama AS, Departemen Kesehatan RI, dan komunitas kesehatan umum internasional. Kecurigaan Namru-2 sebagai alat kepentingan intelijen AS guna melanggengkan bisnis kesehatan AS di Indonesia itu dibenarkan pakar intelijen Laksamana Muda (Purn) Subardo. Hal itu diketahuinya setelah 30 tahun bekerja di bidang intelijen, serta pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) tahun 1986-1998.

Laboratorium Namru 2 berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan di Jalan Percetakan Negara, Jakarta >> Lihat peta ini

Namru- 2 kini pun berganti nama menjadi Indonesia United States Center for Medical Research (UIUC).

Kerja sama Indonesia-Amerika semasa Pemerintahan SBY cukup luas, salah satunya adalah laboratorium biomedis untuk pengembangan vaksin, alat diagnostik, identifikasi virus, bakteri, dan lain-lain.

Setelah setahun menjabat Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. , Endang divonis mengidap kanker oleh RSPAD Gatot Subroto. Masyarakat melihat, banyak terjadi kejanggalan. Hal ini inilah yang menjadi polemik. Seperti diketahui, Endang meninggal dunia pada hari Rabu (2/5/2012) lalu sekira pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, setelah berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya sejak 1,5 tahun lamanya. Endang meninggal dalam usia 57 tahun.

Kontroversi selanjutnya adalah terhadap mantan menkes sebelum Endang, yaitu Siti Fadilah yang paling gencar melakukan kritik dan anti kebijaksanaan AS dan Badan Kesehatan Dunia WHO kini "Disikat & Dipenjara" karena dijerat pasal dugaan tindak pidana korupsi.

Inilah sedikit jejak fakta bio medis di negara kita, belum lagi fakta-fakta di negara-negara lain. Semoga ini bisa menjawab pertanyaan kita apakah CORONA/Covid19 itu Bencana atau Rencana.?

Ya, jika seorang pengecut tak berani mengungkapkan kebenaran maka berarti ia ada diseberangnya, pembela ketidak benaran… dan tetaplah kau bersembunyi didalam sana. “The thuth is out there, just keep inside”. Maka… biarlah sejarah dan waktu yang akan mengungkapkannya, itupun jika mungkin.
 
bagi yg pernah belajar sejarah pandemik yg pernah terjadi di dunia pasti tau klo pandemik adalah fenomena yg udah pasti terjadi. virus dan bakteri adalah konsekuensi dari interaksi manusia dengan alam. covid 19 memang buruk, tp kita beruntung hidup di zaman modern saat ini. bukan hanya punya akses medik yg jauh lebih baik dari nenek moyang kita terdahulu, tp juga kita punya akses ke pangan, dan kebersihan. bayangin klo kita hidup 50-100 tahun yg lalu, berpikir utk menjaga kebersihan pribadi dg mencuci tangan menggunakan sabun mungkin tidak bisa kita lakukan.
 
Corona besar karena media

Media memberitakan hal buruk dan berita bertambah nya korban terus menerus, tanpa memberitakan hal baik bahwa banyak korban yg sudah sembuh, lalu tenaga medis dokter perawat bidan mantri selalu mendiagnosa penyakit apapun yg berhubungan dengan pernapasan dengan corona padahal bisa saja itu flu batuk tenggorokan dll kemudaian pasien diminta karantina dan di data kemudian data melonjak naik, diberikan kepada media diberitakan dengan narasi yang mencekam ditambah influencer yang mulai ketakutan memaksa orang berwenang melakukan kebijakan yg menakutkan pula, membuat semua orang bertambah takut menekan psikis manusia melemahkan daya tahan tubuh kemudian terserang penyakit mungkin salah satunya Corona , atau penyakit lain yg disebut corona didata kembali diberitakan kembali, begitulah seterusnya siklusnya sehingga menjadi penyakit besar.

Ini opini teori konspirasi Corona gue gan, setelah ini semua terjadi masih ada lanjutannya soal ekonomi yg pasti agan juga berpikiran sama ama ane
 
Skrg US pling parah korban udah mndekati 1 juta pling parah di pusat bisnis Newyork, PHK di US hmpir 20 juta org. apa masih yakin ini virus buatan US?. Klo hollywood sering bkin film ttg virus masa lngsung narik ksimpulan realnya US akan ciptakan virus?. Ingat visi berpikir mreka 10 langkah pbih maju.
Trus gmn dgn lab virologi yg di wuhan?.
stoplah mngada", ilmuan US ga sebodoh pakar cocologi. Ga mngkin merka cipatin racun klo ga cptain obatnya dlu. Cuma ngara bodoh yg mmbuat senjata mkn tuan.
Udahlah jgn krna anti US trus ada masalh besar dunia lngsung mngkambing hitamkan US.
 
Wkakaka.. Namanya juga teori konspirasi om.. Ikuti judul aja.. Bukan untuk literatur juga kan :malu:
Dri awal virus aja china dah pngen nutupi ini kasus, dari mlai bilang ini berawal dri pasar hewan, smpe" dokter yg ungkap ini virus di bungkam smpe mati, ehh ditengah jln mlah nuduh US. aneh ga?.
Jgn smpe deh Cina komunis jdi superpower, ngeri, tuh contohnya Natuna mau di caplok.
Ga ada negara yg hbungannya dekat US jadi negara miskin contoh tuh Saudi, UEA, Yordania, kwait & qatar. Mkmur smua bos.
 
Setuju sama om-om di atas , termasuk percaya Teori konspirasi.

coba Nonton film 5thwave ato Conpehaigon < ketik-bener tau salah(beberapa sudah terjadi)😅😅😅

Mungkin ternyata virus corona merupakan program besar elit global untuk mengurangi populasi dunia, ada benarnya juga film Avenger ketika Thanos menjentikkan jarinya untuk mengurangi populasi manusia yang semakin banyaaakk....!!
balek lagi agenda besar elit global itu ternyata adalah program Perseratus Tahun untuk mengurangi populasi manusia di bumi, iya sekali lagi...populasi kehidupan manusia di bumi..!!
Kenapa harus china duluan yg kena..?.
Karna itu tadi populasi manusia yang paling banyak dibumi ini dimana? Tentu jawabannya ada di China.. Berani bantah? Ayo..survey sendiri...😁
Namun terlepas dari itu semua adapun program perseratus tahun tersebut dimulai pada tahun 1720 The Great Plague of Marseille, wabah besar marseille. Tahun 1820 First Cholera Pandemic, wabah kolera...tahun 1920 The Spanish Flu, fluyang mewabah di spanyol...dan terakhir tentunya pada tahun 2020 Virus Corona...!! Covid19 ini yg lagi heboh...
Ntar tahun 2120 akan ada namanya virus Z....!!
Ntah la...ini hanya dugaan dan kemungkinan saja ini tidak ada benarnya, semoga kita sehat selalu.

tadinya mau nyerang china eh senjata makan tuan 😂😂😂
Piss...bagi pecinta konspirasi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd