Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Chapter IV
Battle Ground - Part 1

“SELAMAT DATANG DIPERESMIAN Hotel XXXX”, terdengar suara dari pengeras suara di depan sebuah gedung hotel yang cukup megah ini. Banyak tamu dan juga wartaman yang ikut hadir, jalanan cukup padat bahkan sedikit tersendar karena lalu lalang lalu lintas yang melambat ingin melihat acara apa yang diselenggarakan ini.

Kitty-Zhang-Red-Carpet.jpg


Tamu terlihat memenuhi halaman parkir hotel yang sebentar lagi akan diresmikan oleh Crystal. Crystal terlihat cantik dengan baju putih, dengan lowcut, dan bubble skirt berwarna hitam, dengan sebuah tas tangan berwarnah putih, membuatnya terlihat anggun.

Terlihat beberapa kru keluarga Tjahjadi berkeliaran mengawasi dan berusaha mengatur semua tamu dan juga wartawan yang hadir. Crystal terlihat sibuk mengatur beberapa hal mengenai peresmian ini, mulai dari makanan, minuman dan mengobrol bersama beberapa pejabat yang hadir. Terlihat jauh dari keramaian Alex mengawasi semuanya, dan juga berusaha tidak terlihat oleh tamu. Alex mengenakkan masker dan juga alat komunikasi yang melekat ditelinganya.

https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn%3AANd9GcRN1iVvJ315VRLyCnU1a4bjrM5zAFlMo8-t7yhqmqiWvt9BXNEX

Alex ingin memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana, dan semuanya bisa di atasi. Namun tentunya dia akan sangat mudah dikenali oleh koleganya, Alex berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlibat perbincangan apapun.

“Boss, semua kru sudah berada diposisi mereka masing-masing… Kami juga belum mendapat informasi pergerakan dari ‘mereka’”, kata seorang pria yang melapor kepada Alex yang sedang memperhatikan lalu lalang tamu yang datang dari kejauhan.

“Perhatikan semuanya, keep contact with The Twins”, jawab Alex kepada pria itu, mata Alex menelusuri seluruh parkiran dan ruangan lobby utama yang sudah mulai hiruk pikuk dengan tamu. Matanya terhenti, dia bertatapan dengan Crystal yang sedang berbincang dengan tamu, walau sepertinya bibir Crys tetap berbicara menjawab pertanyaan tamunya, matanya tidak lepas dari Alex. Keduanya saling bertukar pandangan, peresmian hari ini tidak akan sama seperti peresmian-peresmian yang lain yang pernah mereka selenggarakan.

“Boss, mereka mulai bergerak! Sesuai perkiraan boss” pria yang tadi kembali tergesa melapor kepada Alex, mendengar itu terlihat bibirnya tertarik dibawah masker yang menutupi sebagian wajahnya itu.

“Informasikan ke semuanya! Kita akan selesaikan hari ini!”, jawab Alex sambil melangkah masuk kedalam hotel, dan pria itu berlari sambil meraih handphonenya berusaha menghubungi seseorang.

***

“bing”, ditempat berbeda, diwaktu bersamaan, pesan singkat itu masuk ke handphone mereka. Xiao Yu melompat turun dari kursi malasnya dan mulai mereganggkan tubuhnya. Wu Ji dan Xiao Yu sudah mempersiapkan semuanya, mereka berdua bertugas menjaga para sandera di tahan. Mereka berdua sudah siap, mereka berdua sudah tahu mereka akan diserang pagi ini. Jika semua berjalan sesuai rencana, maka ini akan sangat bagus.

Mereka telah mengatur lokasi sandera dengan posisi rumah paling ujung yang paling jauh dari rumah lainnya dalam kompleks perumahan itu, dan mereka sendiri menempati rumah yang lain yang terletak di pengkolan jalan, sehingga mereka bisa mengawasi semuanya dengan leluasa. Seluruh kru juga telah ditempatkan disekitar rumah sandera itu.

Setelah beberapa menit mendapatkan pesan singgkat itu, Tiga buah mobil mini van dengan cepat bergerak menuju rumah di ujung kompleks itu. Dengan cekatan mereka langsung memarkirkan mobil-mobil itu dengan posisi siap meninggalkan kompleks lagi, mereka terlihat cukup profesional, walau terkesan buru-buru, mereka tidak banyak menimbulkan suara dan perhatian.

Terlihat mobil paling belakang, turun tiga orang, dan tiga orang lagi dari mobil kedua, sedangkan mobil terdepan sama sekali tidak bergerak. Terlihat ketiga mobil itu semua pengendaranya masih bersiap disana, mereka hanya akan hit and run jika seperti ini.

Terlihat enam orang itu, langsung menyergap masuk kedalam rumah, mendobrak pintu dan segera bergegas masuk tanpa banyak suara, tapi tentunya mereka tidak tahu bahwa mereka sudah di sambut dengan berbagai senjata di dalam ruangan itu.

Terdengar dentuman keras, dan enam orang itu berusaha berlari meninggalkan rumah itu. “BUK!” sebuah mobil mini van yang sudah dipasangkan tanduk besi menghantam mobil terdepan dari rombongan tiga minivan tadi. Mendorong mobil itu hingga bertumpuk, belum sempat pengendara ketiga mobil itu bereaksi, sebuah mobil lain kembali menghantamnya dari sisi depan membuat jalanan kompleks yang kecil itu terkunci dengan tiga mobil yang saling bertubrukan.

Mereka yang berada di dalam mobil dilanda kepanikan, mereka tahu mereka telah dijebak, mereka segera turun dari mobil dan berusaha menyebar melewati perumahan perumahan itu, tapi terlambat, di sana sudah berjaga banyak kru si Kembar. Bentrok ini tidak terelakkan, mereka harus melawan jika ingin lolos, dan tentunya kru Tjahjadi tidak akan membiarkan mereka lolos dengan mudah.

“Brengsek, tidak ada petinggi mereka di sini!”, kata Wu Ji sambil memperhatikan pertikaian yang mulai pecah di penjuru perumahan itu karena ulah mereka.

“Semoga tidak jadi bagian Teo ya…” kata Xiao Yu kepada Wu Ji yang sedang memperhatikan semuanya, melihat kondisi ini, mereka berdua tidak perlu turun tangan, tapi tatapan mata Wu Ji terlihat kawatir, dia ingin segera menyelesaikan semuanya dan menyusul ke tempat Teddy.

***

Acara peresmian hotel baru dari Tjahjadi group ini berlangsung dengan meriah, begitu banyak tamu, dan begitu banyak wartawan lokal yang turut meliput acara ini. Sudah giliran Crystal memberikan sambutan selaku Direktur Pemasaran hotel baru ini.

Crystal tampak anggun dengan gaun sederhanannya itu, dia tampak cantik dan tentunya semua mata tertuju padanya.

“selamat datang di peresmian hotel xxxx, yang terhormat ….. “, suaranya terdengar merdu dan tegas dari pengeras suara. Dia terlihat cantik tapi juga tangguh di saat bersamaan.

Ditengah sambutan itu, Crystal menjadi pusat perhatian semua orang, semuanya memuji Direktur dari Tjahjadi group ini muda, cantik, kaya raya dan pandai juga karena lulusan luarnegeri.

Disisi lain dari bangunan itu, diseberang jalan, terlihat beberapa mobil menepi diikuti oleh sebuah truk besar, dan kurang lebih 40 orang turun dari mobil itu. mereka sudah dilengkapi dengan senjata tumpul, pipa besi, dan juga balok kayu besar. Mereka bergegas untuk menyeberangi jalan untuk menuju gedung itu.

Tapi diseberang, telah berdiri Alexander Tjahjadi, beserta seluruh krunya, mereka hanya 20 orang, dengan pakaian rapi, dengan wajah yang penuh percaya diri dan siap menghadapi lawan mereka yang lebih banyak itu. Mereka juga telah bersiap dengan pentungan-pentungan, toya dan juga tonfa satpam yang mereka telah siapkan. Sepertinya memang pertikaian ini harus pecah, pertampuran ini harus terjadi, dan harus segera diselesaikan. Kedua kubu saling hantam di tengah jalan, diantara lalu lalang kendaraan, yang membuat mereka panik dan mereka segera berhenti dan berbalik arah.

Dentuman-dentuman balok kayu yang beradu dan juga teriakan mereka terdengar gaduh. Tapi bersamaan dengan itu, suara musik dan band dari arah hotel menggema dan menutupinya. Pertarungan ini seperti diiringi soundtrack, dan membuat wajah Alex tersenyum, dia pun mulai melangkah maju kearah kerumunan yang bertikai itu, tanpa membawa senjata, langkahnya berubah menjadi lari kecil, melewati kerumunan.

Ayunan lengan kirinya menghantam pria yang sedang berusaha menyerang krunya dari belakang, membuat pria itu seketika oleng. Tanpa melambatkan langkahnya Alex masih melesat menyerang diantara kerumunan , pukulan dan tendangannya menyerang para preman-preman itu dengan mudahnya, membuat formasi mereka terburai. Seorang pria jepang melihat hal itu dari jauh, dan juga mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam kerumunan itu, mengincar Alex.

Tentu saja Alex menyadari itu, matanya seolah melihat seluruh pertempuran ini, walaupun ada banyak mobil di antara mereka mata Alex masih bisa mengikuti pria itu yang bergerak melewati mobil.

Pria itu menghilang di balik mobil, menyadari itu, Alex melangkah mundur menjauh. Benar pria itu melompat melewati mobil sedan yang pendek dengan katana yang telah terhunus, melontarkan tikaman dengan tangan kanannya berusaha meraih Alex yang melangkah mundur. Dengan cekatan Alex menarik salah satu premannya, meneriknya berdiri didepannya menjadi perisai daging baginya. Pria itu menarik kembali lengannya tidak ingin melukai orangnya sendiri.

Tapi pri a itu cukup cekatan, dia membelokkan arah katananya dan melewati bahu preman itu berusaha menikam Alex yang tidak jauh dibelakangnya. Tapi tentunya Alex telah dengan cepat mengambil jarak lagi. Alex tentunya ingin tempat yang lebih luas, sehingga dia mundur lebih jauh, mengambilkannya posisi yang lebih luas di tengah jalanan itu. namun disekitar mereka masih terjadi perkelahian. Pertarungan ini semakin kacau, dan tetapi mereka tidak ingin ikut campur dengan pertarungan Alex dan pimpinan Preman. Mereka malah terlihat memberikan tempat untuk mereka berdua saling beradu.

Alexander tampak sangat tenang, dan juga dengan senyumnya yang terlihat memprovokasi lawannya. Pria itu tampak tenang, sepertinya cukup tanngguh juga, dan tidak gentar pada Alex, atau mungkin dia menggap Alex hanya anak kaya yang berkelahi seperti anjing jalanan.

Alex berdiri dengan tegap, memberikannya salam ‘gong shou’, dengan posisi itu seluruh tubuhnya telah siap, dia menarik tangan kirinya dan mengepalkannya merapat ke dadanya, dan kepalan tangan kanannya mengarak kedepan, dan dengan kaki kiri yang menekuk dan kaki kanan menyapu maju kini sejajar dengan kaki kirinya, membentuk kuda-kuda. Alex sudah siap dengan kuda-kudanya Huo Xing Zhang Jia Quan, salah satu bentuk teknik bela diri dari keluarga Tjahjadi yang paling ofensif.

Pria dihadapannya, kini menghunuskan pedangnya dengan kamaenya sendiri. Pria itu memiingkan tubuhnya, kaki kirinya berada didepan, tubuhnya sejajar, tengan kanannya memengang kata, dan menyandarkannya ke siku lengan kirinya yang mengarah padaku,dan tangan kirinya memegang kashira katananya, ini shin no kamae. Gaya bertarung yang mengandalkan hujaman dan tusukan, tapi tetap lentur dengan tebasan jika diperlukan.

Alex tersemum, sepertinya dia akan mendaptkan lawan yang menantang. Alex bergerak sedikit mendekat, kini jarak mereka semakin dekat, hanya dalam jarak sekali langkah untuk melakukan serangan. Mata mereka bertemu, namun belum ada yang melakukan serangan apapun, mereka hanya berdiam di tengah riuh perkelahian disekitar mereka.

Alex menyerang maju, seperti mengetes air, melihat riak, menggerakkan kepalannya dengan cepat lalu menariknya kembali lalu mengambil jarak. Pedang pria itu tidak cukup cepat untuk melukai Alex.

Kini giliran pria itu yang bergerak maju, dengan kaki kecil dan cepat memperkecil jaraknya dengan Alex, dan meluncurkan tikaman cepat ke arah Alex. PRia ini kalah cepat dari Alex, tubuh Alex berputar dan dengan cekatan tangan kanannya meraih dan menggenggam tangan dan tsuka milik pria itu, membuatnya tidak bisa lagi memanfatkan pergelangan tangannya.

“AAAAA”, pria itu meraung keras ketika lengan kiri Alex mematahkan sikunya, dan semuanya terhenti ketika kepala tanagan kiri itu juga mendarat menghantam wajahnya, disambung dengan tiga pukulan ke tulang rusuk pria itu dengan cepat tepat dan keras. Pria itu tidak bisa berbuat apapun, lengannya bahkan tidak dilepaskan oleh Alex bahkan ketika tubuhnya sudah tersungkur ditanah karena tulang rusuknya yang patah menekan paru-parunya.

Alex kemudian menarik katana itu lepas dari tangannya, katana yang berada di tangan Alex membuat semua preman lain merasa gentar, tanpa katana Alex sudah mampu merobohkan pria yang notabenenya adalah pimpinan mereka. Melihat Alex mulai memasang kamae membuat mereka berlari tunggang langgang bersebaran berusaha melarikan diri.

“BEGITU SAJA!?” teriak Alex kepada mereka yang melarikan diri, tanpa apapun mereka bubar semuanya. Beberapa kru Alex mendekatinya, dan mereka tampak menarik nafas merasa lega semuanya selesai.

“Tolong, Telfon ambulance untuk orang ini…”, kata Alex kepada salah satu krunya, sambil menyerahkan katana itu kepadanya.

Alex berdiri dihadapan Crystal, menatapnya dan tersenyum. Crystal memperhatikan Alex dari atas hingga bawah, dengan wajah yang penasaran.

“Tidak ada lawan?”, kata Alex sambil menyerahkan minuman jeruk yang ada ditangannya kepada Alex.
“To easy…”, sambil menyeruput minuman itu, dan handphone Alex pun berdering.
“Alex disini tidak ada petinggi mereka!”, suara dari balik telfon itu Wu Ji.
“Sepertinya semua kesenangan ada di sana…” kata Alex berbisik sambil tersenyum, Crystal yang mendengar itu melirik kepada Alex.
“We need to moves!”, kata Crystal pada Alex. Mereka berdua tahu, lawan sebenarnya ada di target lokasi yang ditugaskan untuk Tedy.
“I get the car”, sambil berlari kecil Alex menghilang menuju garasi.

***

Suasana perumahan mewah jakarta selatan itu, begitu kacau hari ini, warga sekitar ketakutan, saat terdengar teriakan dan dentuman-dentuman benda tumpul terdengar di kompleks itu. Sudah ada yang menfon polisi namun mereka tidak kunjung tiba. Belasan mobil mini van parkir berantakan di depan salah satu rumah yang cukup besar di sana. Perkelahian tumpah ruah, dijalan, dipekarangan, dan ditaman kompleks itu.

Tedy berdiri diantara kerumunan dalam pekarangan rumah itu, disekitarnya sudah tergeletak beberapa orang jepang dan juga preman yang tidak berarti baginya. Namun kini dihadapannya seorang tengah berdiri dan tampak tak gentar padanya, dan telah mendaratkan pukulan pada wajah Tedy dan membuat bibirnya berdarah. Tapi wajah Ted terlihat senang, akhirnya mendapatkan lawan juga dari kerumunan ini.

“Shorinji Kempo, am I right?”, tanya Tedy kepada pria jepang yang berdiri dihadapannya itu.

Pria jepang itu hanya tersenyum, dengan posisi kuda-kuda Gedan gamae, kedua tangannya mengepal dan kaki kanan dan tangan kanannya berada di posisi depan, siap menantang Tedy. Akhirnya tanpa basa basi Tedy memasang, Zenkutsu dachi, agar bisa bergerak dengan daya jangkau yang jauh, Tedy berbekal pengetahuan beladirinya sendiri dia tahu Kempo mengandalkan lontaran yang membuat jangkauan mereka lebih jauh, dia juga kondisi itu untuk bisa unggul.

Tedy bergerak maju terlebih dulu untuk menyerang, dengan cepat, pukulan atas Tedy yang mengincar wajah pria jepang itu ditangkisnya dengan mudah, namun gerakan cepat Tedy membuat jarak semakin kecil, kini bahkan tubuh Tedy dan pria jepang itu merapat hingga hanya sejengkal membuat pria itu terkejut, tapi terlambat siku kiri Tedy sudah melesat menghantam dagunya dan membuatnya terdorong kebelakng, dan disusul dengan pukulan lurus dari tangan kanan Ted ke leher pria itu, merobohkannya.

“Kau hanya beruntung…”, ucap sambil Tedy menjilat darah yang masih keluar dari bibirnya, dan meludahkannya ke tanah.

Dengan melewati beberapa orang lagi, akhirnya Tedy memasuki ruang tengah rumah mewah itu. disana seorang pria telah berdiri. Pria itu Ryuichi Gato telah menunggu di tengah ruangan itu, dia berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya.

image-w240.jpg


Ryuichi telah berdiri dengan keadam siap di sana, tangannya menyilang dan telah menunggu semua yang berhasil masuk kedalam ruangan itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd