Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Makasih hu... Lanjutkan... Perlahan namun pasti apdet.
Sehat selalu y hu
 
Jangan banyak tanya
Nikmatin ae ya...

"Ting...tong...!". Suara bell rumah sore itu berbunyi dengan nyaring disalah satu rumah dikomplek perumahan kelas menengah.

Sang nyonya rumah yang merupakan wanita anggun berusia 45 tahun bergegas membukakan pintu setelah sebelumnya sedikit mengintip dari jendela untuk mengetahui siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya sore itu.

"Hai...selamat sore bu, Pak Yosepnya ada dirumah?". Ucap seorang perempuan cantik berkerudung merah muda sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan sang nyonya.

"Selamat sore juga... Bapak ada, dengan siapa ya? Oh...iya mari masuk...!". Jawab sang nyonya rumah yang tak lain adalah Bu Chintya ramah.

"Saya Risma anak buah bapak disekolah dan ini suami saya...!". Jawab sang tamu memperkenalkan dirinya yang sore itu datang bertamu didampingi Nugi sang suami.

Setelah mempersilahkan duduk tamu-tamunya, Bu Chintya pamit untuk memanggil sang suami dan membuatkan minuman.
Risma dan Nugi nampak saling berbisik dan tersenyum, entah apa yang mereka bicarakan saat itu. Malah dengan jahilnya tangan Risma mengelus-elus selangkangan sang suami.

"Gimana yah penampilan istri Pak Yosep, kepikiran gak kalau ayah ngewein dia?". Sambil cengengesan Risma berbisik pada suaminya.

"Hehe...dasar ibu ini...tapi boleh juga bu, pantatnya gede ya...enak tuh kalo ayah hantam dari belakang...hehe...!". Jawab Nugi seenaknya.

"Dasar suami sangean...hehe...tiap liat pantat semok pasti bawaannya pengen ngentotin...hihi...!". Risma mengomentari sambil sedikit meremas selangkangan sang suami yang tentu saja membuat Nugi agak mengernyitkan dahi.

Pasangan suami-istri itu baru menghentikan ulah mereka ketika sang tuan rumah beserta istrinya datang menghampiri sekaligus menyalami keduanya. Tak lupa Bu Chintya pun menyajikan minuman dan beberapa makanan ringan diatas meja dari nampan yang ia bawa.
Sambil menyajikan minuman dan makanan, Bu Chintya sedikit curi-curi pandang kepada Nugi tanpa sepengetahuan Pak Yosep sebagai sang suami. Rupanya ia tertarik dengan perawakan suami Risma itu. Bahkan saat keduanya beradu pandang tanpa sadar Bu Chintya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum genit tanpa suara terhadap suami Risma.
Perbincangan basa-basi antara Risma beserta suami dengan Pak Yosep beserta istri mengalir begitu santai sore itu. Semua ini memang telah direncanakan oleh Risma dan Pak Yosep untuk membangun kedekatan mereka berempat. Tujuanya tentu saja agar Bu Chintya mau merealisasikan apa yang selama ini menjadi fantasi dari sang suami yang menghendaki istrinya beradu birahi dengan laki-laki lain.
Melihat gelagat sang istri saat itu nampaknya menjadi lampu hijau untuk Pak Yosep melanjutkan rencananya.

"Maaf Pak... boleh saya pinjam kamar kecilnya...?". Saat itu Nugi memotong pembicaraan.

"Oh...tentu saja, mih...tolong antar Pak Nugi ya...!". Jawab Pak Yosep ramah.

"Oiya...mari Pak Nugi saya antar...!". Dengan sigap Bu Chintya mengajak tamunya kebelakang.

Sepeninggal Nugi dan Bu Chintya, Risma dan Pak Yosep kembali berbincang. Kali ini mereka agak sedikit memelankan suaranya.

"Gimana Pak...sepertinya istri bapak tertarik loh sama suami saya...?". Tanya Risma pelan.

"Ya mudah-mudahan ya bu...biar saya gak perlu nyari partner lain...haha...!". Jawab Pak Yosep sambil menggeser duduknya mendekati Risma.

Mengetahui gelagat sang kepala sekolah dan tahu apa yang diinginkannya, Risma tak menghindar saat Pak Yosep meraih belakang kepalanya. Ia malah menyambut dengan pasrah saat wajah sang kepala sekolah mendekati wajahnya. Akhirnya ciuman panas pun terjadi saat itu diruang tamu rumah Pak Yosep. Bahkan tanpa ragu Risma mengelus selangkangan sang kepala sekolah yang saat itu hanya mengenakan celana pendek.
Batang kontol Pak Yosep sudah tegak dan keras Risma rasakan saat itu.

"Urusan istri bapak serahkan sama suami saya ya pak...mmmhhh...Bu Chintya pasti kena entot Mas Nugi hari ini...ahhh...shhh...buat ah gantinya...shhh...bapak puasin Risma disini ya...mhhh...!". Ucap Risma binal menggoda kepala sekolahnya dan dilanjutkan dengan kembali melumat bibir Pak Yosep.

Sementara itu dibelakang,

Nugi sengaja berlama-lama didalam kamar mandi dan tak menutup rapat pintunya yang membuat Bu Chintya bisa dengan jelas melihat apa yang sedang dilakukan tamunya didalam.
Bu Chintya merasakan detak jantungnya makin kencang ketika tanpa sengaja ia melihat batang kontol Nugi memancarkan air kencingnya. Batang kontol yang terlihat sudah mengeras dengan urat-uratnya yang melingkar tak beraturan membuat Bu Chintya berkhayal.

"Ahhh...apa Pak Nugi terangsang gara-gara ngeliat aku sampe-sampe kontolnya ngaceng kayak gitu? Mmmhhh...apa iya perempuan seusiaku masih bisa menggoda laki-laki? Ohhh...apa Papih memang sengaja ngasih kesempatan aku sama Pak Nugi biar fantasinya terealisasi?". Pertanyaan demi pertanyaan terus memenuhi pikiran Bu Chintya hingga tanpa sadar jika saat itu Nugi telah berada dihadapannya.

"Bu...Bu Chintya...!". Suara Nugi mengagetkan istri Pak Yosep tersebut.

"E...eh...iya...Pak Nugi...eh...udah lemesin kontolnya...eh upppsss...maksud saya...buang air kecilnya...?". Tanya Bu Chintya latah karena kaget dan malu ketahuan dirinya tengah melamun oleh suami Risma.

"Haha...ibu ngintip ya...kalo liat ibu mana bisa lemes kontol saya...nih coba pegang!". Ucap Nugi enteng, bahkan tanpa malu meraih tangan Bu Chintya dan mengarahkan keselangkangan miliknya.

Tentu saja hal itu membuat kaget Bu Chintya. Ia merasa dilecehkan oleh tamunya.
Namun Nugi masih tampak tenang dengan senyumannya.

"Eh...kurang ajar...saya ini istri dari atasan istri kamu ya...jangan kurang ajar kamu sama saya...!". Kali ini Bu Chintya membentak Nugi.

"Udahlah bu jangan banyak sandiwara...saya tau kok fantasi suami ibu, lagian saya dan istri juga kesini karena diminta sama suami ibu...jujur, ibu lagi cari partner kan buat ngewe sama ibu? Lagian kalo ibu tau, tuh liat suami ibu aja pasti lagi cumbuin istri saya...!". Kembali Nugi berkata dengan tenang dengan sedikit mempermainkan phsikologi Bu Chintya.

Sejenak Bu Chintya tampak terdiam dan merenung. Tubuhnya mundur dan kali ini agak menyender di meja makan.
Nugi lantas tak terburu-buru mengambil tindakan. Ia yang sudah berpengalaman dalam menaklukan perempuan dan membawanya ke ranjang memberikan waktu untuk Bu Chintya berpikir.
Suasana hening itu membuat suara dari ruang tamu dimana Risma dan Pak Yosep tengah bercumbu terdengar walaupun samar, membuat stimulasi di otak Bu Chintya semakin menggiringnya untuk menerima dan menikmati fantasi dari sang suami.

"Gimana bu...? Apa rekomendasi Pak Yosep untuk jadiin saya partner ibu terima? Bapak udah mulai duluan tuh...!". Tanya Nugi memecah keheningan sambil tetap tersenyum.

Bu Chintya mengangkat kepalanya dan menatap tajam Nugi dalam beberapa saat sebelum akhirnya ia mengulurkan kedua tangannya dan tersenyum.

"Sini sayang...kita bercinta...!".

Adegan Nugi yang mendekat lalu meraih tangan Bu Chintya begitu pelan. Bahkan ketika Bu Chintya menarik Nugi untuk memeluk dirinya begitu dihayati oleh keduanya.
Ciuman, jilatan dan tangan yang saling mengelus, meremas dan merangsang terlihat begitu panas.
Desahan, gumaman dan erangan dua insan yang sedang saling menaikan birahi menjadi bumbu yang membuat suasana semakin erotis.

"Ahhhh...susu ibu udah kendor sayang...kamu masih suka...emmmhhh...iyah kenyot...euuuuhhh...!". Gumam Bu Chintya ketika Nugi memainkan Payudara miliknya.

Nugi terus mendesak istri sang kepala sekolah hingga kini ia duduk diatas meja makan dengan kemeja atasan yang telah terbuka seluruh kancingnya dan payudara yang dikeluarkan dari BHnya.
Ia terus merangsang Bu Chintya dengan tangan yang mengelus selangkangan perempuan paruh baya itu dari luar celananya.
Bu Chintya menengadahkan kepala dan memejamkan matanya ketika Nugi menjilati lehernya.

"Ahhh... iyah...uhhh...kamu pinter sayang...ahhh...ibu jadi beragairah...ahhh!". Kembali Bu Chintya bergumam.

"Bukan bergairah bu....tapi sange...ucapin kata-kata kasar biar saya mau ngewe sama ibu...ya...!". Nugi berbisik ditelinga Bu Chintya sambil menjilatinya.

"Oooohhh...iya sayang...ahhhh...ayo ngewe...ahhh...ibu sange banget...ahhh...!". Bu Chintya mulai terbawa suasana dan menuruti apa yang diinginkan oleh Nugi.

Dalam benaknya ia pun berpikir jika hal seperti inilah yang diinginkan oleh suaminya. Membuat dirinya menjadi perempuan nakal yang senantiasa menggoda kaum laki-laki agar berhasrat untuk bersetubuh dengannya.
Maka ia bertekad untuk merealisasikan keinginan suaminya itu saat ini. Ia tak peduli jika orang akan menilai dirinya sebagai perempuan gatal. Bahkan ia akan dengan senang hati mulai saat ini jika sang suami menyuruhnya untuk melacurkan diri.

"Telanjangin ibu sayang...ohhh...ayoh...memek ibu udah gatel pengen dijilatin...ahhh...!". Ucap Bu Chintya semakin menggila sambil melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat dan mengangkangkan pahanya diatas meja makan sambil merekahkan belahan memeknya yang berbulu lebat.

Hidangan itu tak disia-siakan oleh Nugi. Ia dengan rakus melahap dan melumat belahan memek Bu Chintya. Bahkan saat ia kocokan dua jarinya dilubang memek istri sang kepala sekolah itu, ia pun menghisap kuat klitorisnya hingga membuat Bu Chintya melolong kencang merasakan kenikmatan.

"Oooohhhh sayaaaang...ibu muncraaaatttt...aaahhhh...!". Teriak Bu Chintya mendapatkan orgasmenya.

Nugi membiarkan Bu Chintya mengambil nafas sejenak sambil ia menelanjangi dirinya sendiri.
Setelah itu dengan kasar ia menjambak rambut istri sang kepala sekolah dan menyuruhnya turun dari atas meja makan. Kemudian Nugi menyuruh Bu Chintya berlutut dihadapan selangkangannya.
Tahu apa yang Nugi inginkan, Bu Chintya segera meraih batang kontol tamunya.
Dilumatinya batang kontol itu sebelum ia masukan kedalam mulut dan mengulumnya.
Diperlakukan dengan kasar seperti itu rupanya membuat Bu Chintya makin bernafsu, ia bahkan sampai mendorong Nugi untuk duduk dikursi dan menaikan kedua kakinya. Lalu dengan liar lidah basah permpuan paruh baya itu menelusuri lubang pantat suami Risma, mengulum biji kontolnya dan kembali menjilati batangnya.
Nugi begitu senang melihat kelakuan Bu Chintya yang sangat mendalami perannya. Kesan istri seorang kepala sekolah seakan hilang saat itu berganti dengan sosok wanita nakal yang haus akan kepuasan dan membutuhkan pelampiasan.
Hingga saat itu Nugi kembali berdiri dan memegang kepala Bu Chintya. Suami Risma itu lalu memaju mundurkan pinggulnya dengan kencang sehingga kontol yang berada didalam mulut istri kepala sekolah itu keluar masuk hingga menabrak kerongkongannya.
Bu Chintya tak mengelak ataupun protes, ia dengan pasrah membuka mulutnya. Matanya mendelik ketika kepala kontol Nugi menabrak kerongkongannya. Air liurnya berhamburan seiring batang kontol yang keluar masuk dimulutnya.

"Glok...glok...glok...glok...glok...!". Suara mulut Bu Chintya yang terus dikocok Nugi menggunakan kontolnya.

Puas menggunakan mulut Bu Chintya, Nugi mencabut kontolnya dari mulut istri sang kepala sekolah.

"Mmmhhh...sampe pegel mulut ibu...kamu jantan banget...hihi...!". Ujar Bu Chintya sambil memijat-mijat pipi dengan kedua tangannya.

Perempuan cantik itu kini berdiri dan menunggingkan pantatnya dihadapan Nugi sambil memegang pinggiran meja makan sebagai tumpuan.

"Ayo sayang, tadi kan udah nyobain mulut ibu buat ngulum kontol kamu...sekarang kamu coba juga lubang memek ibu ya...!". Ucap nakal Bu Chintya menawarkan lubang kenikmatannya.

Tanpa membuang waktu, Nugi menghampiri tubuh semok yang tengah menungging itu. Ia berdiri dibelakangnya dan dengan menggunakan tangan kanan ia membimbing batang kontolnya untuk memasuki lubang surgawi milik istri sang kepala sekolah.
Dengan lancar batang kontol Nugi memasuki lubang memek yang basah milik Bu Chintya, diiringi desahan yang terdengar bersamaan dari keduanya.

"Uuuuhhh... sayang... ini kontol pertama selain milik suami yang masuk ke memek ibu...ahhh...nikmat...!". Ucap Bu Chintya meresapi setiap mili dari batang kontol Nugi yang menerobos masuk dilubang memeknya.

Setelah sejenak meresapi hangat dan basahnya lubang memek milik Bu Chintya, Nugi mulai menggerakan pinggulnya maju mundur hingga terlihat batang kontolnya seperti sedang memompa lubang memek perempuan cantik itu.
Suara desahan dan erangan semakin jelas terdengar diruang makan rumah Pak Yosep, berbaur dengan suara kecipak dari lubang memek Bu Chintya yang semakin basah. Apalagi ketika Nugi menambah kecepatannya dalam mengocokan kontolnya, hingga suara desahan itu berubah menjadi jeritan penuh kepuasan.

"Aaa...aaahhh...ibu bucat...arghhh...muncrat sayang...ohhh...nikmat ahhh...!". Rengek Bu Chintya ketika orgasme menghampirinya.

Sejenak Nugi membiarkan perempuan cantik itu mengambil nafas. Lalu tanpa melepas kontolnya, ia menarik tubuh Bu Chintya kebelakang dan kini terlihat perempuan itu duduk dipangkuan Nugi.

"Sebentar ya sayang... ibu lemes...uhhhh...hahhh...!". Ucap Bu Chintya meminta rehat yang hanya dibalas dengan kecupan lembut oleh Nugi dipunggungnya.

Sesaat kemudian Bu Chintya mulai beraksi. Ia mencoba memamerkan keahliannya dengan menggoyangkan pinggulnya dipangkuan Nugi.
Namun yang ia lakukan malah menjadi bumerang, dengan menggoyangkan pinggul otomatis batang kontol Nugi yang tertanam didalam lubang memeknya terasa seperti sedang mengaduk didalam.
Semakin lama semakin nikmat dan semakin liar pula Bu Chintya bergoyang.

"Mmmhhh...ohhh...nikmat banget sayang...ahhh...kontol kamu ahhh...kenceng banget dimemek ibu...ohhh...yesss...ahhh...!". Bu Chintya kembali meracau.

Sementara itu Nugi mencoba mengatur nafas dan konsentrasinya agar tak cepat mendapat klimaks saat itu. Tangannya memegang pinggul semok milik Bu Chintya, matanya tajam menatap gerakan pinggul yang meliuk-liuk sexi dihadapannya.
Hingga pada akhirnya Bu Chintya kembali menyerah pada kenikmatan orgasme yang lagi-lagi ia dapatkan.

"Ahhhh...ampuuunnn....ohhh...bucat lagi...ahhh nikmat banget...hmmm...hhh...!". Erang perempuan itu terputus-putus.

Tak mau kehilangan momen, Nugi segera mengangkat tubuh Bu Chintya hingga batang kontolnya yang masih berdiri tegak terlepas dari memek istri kepala sekolah itu.
Ia lalu merebahkan Bu Chintya diatas meja makan dengan posisi pantat yang berada dipinggirannya dan mengangkangkan paha perempuan cantik tersebut.
Tanpa meminta izin lagi, Nugi segera menancapkan batang kontol miliknya di lubang memek yang begitu basah dan merekah milik Bu Chintya.

"Ohhhh... yesss... Pak Nugi...ohhh...pelan...pelan sayang...ahhhh...memek oh...yess...ibu masih ngilu...ahhhh...!". Racau Bu Chintya merasakan lubang kenikmatan miliknya dihajar habis-habisan oleh batang kontol suami Risma.

Nugi tak lagi menghiraukan permintaan dari Bu Chintya. Bahkan kali ini sambil memompakan batang kontolnya, ia pun meremas kasar kedua payudara Bu Chintya.
Hingga beberapa menit kemudian ia mencabut batang kontolnya yang beberapa kali memuncratkan sperma diatas perut Bu Chintya.
Seiring keluarnya sperma Nugi, suara tepuk tangan dari Pak Yosep dan Risma yang entah dari kapan menyaksikan pergumulan itu terdengar.

"Selamat ya mih... akhirnya mamih bisa menikmati kontol lain bersarang dimemek legitnya mamih selain kontol papih...hehe...!". Ucap Pak Yosep dengan nada senang....


Lalu, bagaimana kelanjutannya?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd