Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Kanjut...eh Lanjut hehe...

Kita kembali ke kampung penuh birahi dan meninggalkan kegiatan disekolah dimana para pengajar sedang sibuk dengan kegiatannya.

Suara lenguhan terdengar nyaring saat itu dirumah kang ujang. Dimana Mbak Sumi yang tadi mengintip Doni dan Bu Yuni mengadu birahi sedang mengejang diatas ranjang didalam kamarnya. Posisinya menungging dimana sebuah batang kontol menancap begitu dalam dimemeknya yang basah oleh cairan orgasme yang dikeluarkannya. Wajahnya ia benamkan diatas bantal mencoba menyamarkan suara jeritan yang keluar dari mulutnya.
Namun disaat badai orgasme menyiksanya, sang laki-laki yang berada dibelakangnya tak peduli. Ia tak mau memberi waktu beristirahat bagi sang biduan tersebut dan kembali mengocokan kontolnya dengan tempo yang cepat dan mimik muka yang begitu geram.

"Hmmm... ammmpun...arrrrgggghhh... Pak Wa...wanhhhh...tolong.... stop...ahhh...!". Ucap Mbak Sumi meminta si Laki-laki untuk berhenti menggenjotnya.

Namun Pak Wawan tak menggubris permintaan dari wanita yang merupakan istri kang Ujang tersebut. Ia begitu kesal sekaligus birahi ketika mengingat Bu Yuni istrinya kini menyukai digagahi setiap laki-laki. Apalagi ketika tadi dia mengetahui sang istri tengah beradu birahi dengan pria tampan tetangganya sendiri. Ia menyalahkan Kang Ujang yang merupakan suami dari Mbak Sumi dan Pak RT yang membuat istrinya yang begitu alim dan aktif dalam berbagai kegiatan rohani menjadi sangat binal sekarang ini, bahkan berani untuk menggoda tetangganya dan berbuat mesum dirumahnya sendiri.
Namun disisi lain Pak Wawan pun menyukai kebinalan sang istri dan bangga jika tubuh matang sang istri masih mampu menggoda para laki-laki.

"Ahhh... anjjing...nikmati saja Mbak, tadi aja sambil ngintip istri saya kamu sampai pipis diteras rumah saya...!". Ucap Pak Wawan sambil terus menghentakan pinggulnya dan menjambak rambut pirang Mbak Sumi.

"Bu Yuni emang lonte Pak...ahhhh... liat kan tadi dia godain Doni....hmmmmhhh...ahhhh ampun...!". Mbak Yuni tak kalah geram dengan mengatai istri Pak Wawan yang sedang menggenjot memeknya, membuat si laki-laki itu semakin kasar memperlakukannya.

"Ahhhh...iyah...oh... gara-gara suamimu anjing istriku jadi lonte...ahhhh...!". Kembali Pak Wawan membalas perkataan Mbak Sumi, kali ini ia sambil mencekik leher istri Kang Ujang itu dan beberapa kali meludahi wajahnya sebelum ia melumat bibir merah Mbak Sumi.

Pertempuran panas itu terus berlanjut hingga Mbak Sumi melolong bak serigala yang kesepian ketika kembali mendapatkan orgasmenya. Sementara kontol Pak Wawan yang masih begitu keras dicabutnya dan memberi waktu bagi sang biduan untuk beristirahat dan menikmati kedutan dimemeknya.

Beberapa saat setelah beristirahat, kini terlihat Mbak Sumi tengah menyandarkan kepalanya didada Pak Wawan yang rebah diatas kasur tempat peraduan ia dengan suaminya. Tangannya terlihat sedang turun-naik dibatang kontol Pak Wawan yang masih keras dan menjulang.
Terdengar obrolan yang begitu santai saat itu, seakan Mbak Sumi melupakan perbuatan kasar Pak Wawan terhadap dirinya beberapa menit yang lalu.
Pak Wawan menceritakan bagaimana dirinya dan Pak RT berikut Kang Ujang suami Mbak Sumi terlibat pesta sex tempo hari dirumah Risma dan Nugi yang membuat Bu Yuni istrinya menjadi begitu binal hari ini.
Ada perasaan marah, iri, cemburu, kasihan dan birahi bercampur aduk dihati Mbak Sumi mendengar cerita Pak Wawan saat itu. Namun ia pun tak mau menyalahkan sang suami, terlebih ketika ia bercermin pada dirinya sendiri. Bagaimana dirinya yang berprofesi sebagai seorang biduan dan tak jarang menerima ajakan para lelaki hidung belang yang tergiur dengan liukan dan goyangannya diatas panggung untuk melanjutkannya diatas ranjang.

"Oh... jadi Pak Wawan mau balas dendam? Bu RT juga suka loh diewe kontol lain...hihi...!". Bisik Mbak Yuni yang dilanjutkan dengan ceritanya tempo hari dimana dirinya memergoki Bu RT tengah digenjot Doni dan Nugi.

Senyum sumringah terlihat diwajah Pak Wawan mendengar cerita Mbak Sumi. Ia tak menyangka jika dikampungnya dipenuhi oleh wanita-wanita cantik yang haus akan birahi.
Lamunan Pak Wawan memudar ketika dirasakannya benda basah menyelimuti batang kontolnya. Ia lalu tersenyum ketika beradu pandang dengan Mbak Sumi yang sekarang tengah mengoral kontol dengan wajah menantangnya.

"Ohhhh... Mbak Sumi emang terasa sangat berpengalaman ya kalau lagi ngemutin kontol ahhhh...!". Ucap Pak Wawan memuji perlakuan istri Kang Ujang.

Puas menikmati kontol Pak Wawan dengan mulutnya, Mbak Sumi kini beringsut naik keatas tubuh Pak Wawan. Ia gunakan belahan memeknya yang kembali basah untuk menjepit batang kontol suami Bu Yuni itu dan menggesekannya maju mundur.

"Ahhhh...ssshhh...ahhhh... Biar lebih seru, ahhh... gimana kalau Pak Wawan ajak Pak RT buat ngentotin Sumi siang inih...euuuuhhh...hmmm...!". Ucap wanita itu sambil menyodorkan Handphone milik Pak Wawan.

Pak Wawan segera meraih ponselnya dan menelepon Pak RT. Mereka berbincang sejenak hingga tepat saat Pak Wawan menutup sambungan teleponnya, memek Mbak Sumi menelan kontolnya.
Desahan dan lenguhan kembali terdengar dikamar itu, Mbak Sumi menunjukan kepiawaiannya dalam bergoyang diatas pangkuan Pak Wawan yang hanya bisa menikmati gemulainya goyangan sang biduan sambil terlentang.

"Hmmmhhh...ahhh...hsssshhhh... nikmat kan Pak digoyang penyanyi dangdut...ahhhh...?". Ucapan bernada genit khas dari Mbak Sumi menambah panasnya suasana siang itu dikamar Kang Ujang.

Sepuluh menit berlalu. Tubuh Mbak Sumi kembali bergetar, nafasnya semakin berat dan goyangannya semakin hebat. Rupanya orgasme kembali menyerang tubuhnya. Ia kembali melenguh merasakan nikmat dengan masih dalam posisi duduk diatas tubuh Pak Wawan. Kedua tangannya meremas kencang payudara ranumnya, kepalanya terdongak keatas, dan bola matanya mendelik hanya menyisakan putihnya saja. Tubuh itu mengejang beberapakali sebelum ambruk diatas tubuh pejantannya.

Ketika sedang asik menikmati orgasmenya, Mbak Sumi merasakan geli dilubang pantatnya. Ia menoleh dan tersenyum ketika mengetahui Pak RT tengah mengelus-elus lubang belakang miliknya menggunakan jari yang berlumuran air ludah.

"Dilihat dari tadi asik bener Mbak Sumi ini ngegoyang Pak Wawan...hehe... saya jadi pengen ikutan...!". Ucap Pak RT sambil menusukan jari tengahnya dilubang pantat Mbak Sumi dan membuat istri Kang Ujang tersebut kembali melenguh menikmati.

"Uuuh... Pak... kok disituh ahhh... kalau mau ikutan digoyang sama Sumi, sinih kontolnyah ahhhh... Sumi sepong dulu...uuuuhhh...!". Protes Mbak Sumi namun masih dengan tingkah dan nada genitnya.

Mendengar permintaan dari sang biduan, Pak RT segera melucuti pakaiannya sendiri dan naik keatas kasur tempat Mbak Sumi dan Pak Wawan memacu birahi. Ia lalu menyodorkan kontolnya kehadapan Mbak Sumi yang dengan lahap langsung mengulum kontol tersebut, tanpa melepas kontol Pak Wawan yang masih bersemayam dilubang memeknya.
Kembali desahan, lenguhan serta erangan terdengar di kamar milik Kang Ujang. Kali ini Mbak Sumi kembali bergoyang menunjukan keahliannya ketika sedang bernyanyi dipanggung dengan kontol Pak RT yang ia jilati dan dikulum.

"Ahhh... mantap Mbak Sumi ini...!". Puji Pak RT melihat tingkah istri Kang Ujang temannya.

Puas mendapatkan servis dari mulut Mbak Sumi, kini Pak RT beranjak kebelakang. Ia dorong punggung sang biduan sehingga posisinya seperti tengah merangkak diatas tubuh Pak Wawan.
Dengan bantuan air ludahnya yang beberapa kali dikeluarkan, Pak RT menusukan kontolnya dilubang kegemarannya yakni lubang pantat milik Mbak Sumi.
Lenguhan pilu terdengar keluar dari mulut Mbak Sumi mengiringi masuknya kontol Pak RT dipantatnya. Sakit namun nikmat yang ia rasakan kala itu. Apalagi setelah kontol Pak RT terbenam seluruhnya, Pak Wawan segera menggerakan kontol yang bersemayam dimemeknya. Gerakan pelan dari Pak RT pun menambah kenikmatan yang ia rasakan, hingga lenguhan yang tadi terdengar berubah menjadi desahan.

"Hmmmm... yahhhh... auhhhh...ohhh...yessss... goyang lagih sayang ah... nikmat ouhhh...!". Mbak Sumi terus meracau hebat menikmati celupan kontol dua pejantan tetangganya.

Mendapat jepitan yang begitu rapat dan basah dari Mbak Sumi membuat kontol Pak Wawan tak sanggup lagi untuk bertahan. Dengan hentakan yang keras dan diiringi beberapa kali kedutan ia memuntahkan spermanya didalam liang memek sang biduan.
Begitupun dengan Mbak Sumi, merasakan muncratnya cairan sperma dari kontol Pak Wawan didalam lubang memeknya ikut menghantarkan ia untuk mendapatkan kembali orgasmenya.

"Eeeeeemmmhhh... anget ahhhh...enak... Sumi bucat juga ahhhh....!". Lenguh Mbak Sumi ketika mendapatkan kembali orgasmenya.

Pak RT yang mengetahui Pak Wawan dan Mbak Sumi mendapatkan klimaks segera menghentikan genjotannya. Lalu tanpa melepas kontol dari lubang pantat Mbak Sumi, Pak RT menarik tubuh sang biduan hingga ia terlentang dan Mbak Sumi berada dipangkuannya.
Kontol Pak RT yang menancap dilubang duburnya jelas membuat siksaan Mbak Sumi kian bertambah dalam posisi tersebut. Hingga membuatnya mengaduh dan memohon agar Pak RT menghentikan perlakuan terhadap dirinya.

"Ayo goyang lagi Mbak... saya belum keluar ini, tunjukin goyangan Mbak Sumi yang selama ini suka menggoda laki-laki saat dipanggung...ahhh..!". Pak RT berbicara sambil tangannya meremas dan mendorong bongkahan pantat Mbak Sumi dengan geram.

"Aduh...ahhhh... ampun Pak...ahhh Sumi capek Pak...ahhh...ouhhhh...!". Balas Mbak Sumi menimpali ocehan Pak RT.

Namun meskipun Mbak Sumi meminta ampun dan memohon kepada Pak RT untuk menghentikan perlakuannya, pinggulnya tetap bergerak menggoyang kontol Pak RT yang menancap kokoh dilubang duburnya. Bahkan saat Pak RT melepaskan remasan tangannya dari bongkahan pantat Mbak Sumi, sang biduan tetap bergoyang dengan sendirinya, membuat Pak Wawan yang menyaksikan semua itu merasa heran apakah Mbak Sumi ini merasa disakiti atau malah menikmati?

"Nah...ahhh...gitu dong Mbak... iyahhhh... udah terbiasa jadi lonte emang beda goyanga nya...ahhh..!". Pak RT kembali mengomentari perlakuan Mbak Sumi terhadap dirinya.

Sementara Mbak Sumi yang mendengar komentar dari Pak RT sekarang semakin terhanyut dan menikmati. Ia bahkan bergoyang sambil menggosok biji klitorisnya sendiri menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri ia gunakan untuk meremasi secara bergantian payudara ranumnya.
Mbak Sumi bahkan tersenyum sambil mendesah-desah menggoda ketika mengetahui Pak Wawan merekam kelakuannya melalui ponselnya.
Hingga semua itu terhenti ketika Pak RT memuntahkan sperma didalam lubang dubur Mbak Sumi diikuti dengan orgasme yang didapat dengan hebat oleh sang biduan.
Ketiganya tak mengeluarkan kata-kata setelah pertempuran tak seimbang itu selesai. Hanya senyuman penuh kepuasan yang tersungging diwajah masing-masing.

Nah... next kemana lagi ya kita???
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd