Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dawai Cinta Sang Penghibur

PART XX



Arah angin kegalauan?



Cuaca pagi yang cerah membuat Anggi menarik jemuran di lantai 2 ke arah ruang terbuka. Pakaian yang sduah digiling dan diperas di mesin cuci lalu diangkat keluar ditaruh di ember, dan dibawah ke tempat yang kena panas untuk dijemur

“Hi…..”

Anggi kaget mendengar suara dari dalam rumah menyapanya.

“Halo Mas…..”

Malik tersenyum melihat Anggi yang sedang menjemur pakaian di lantai 2. Anggi yang tidak menyangka jika Malik pagi ini sudah bangun jadi jengah. Maklum dengan celana pendek dan kaos ketat, seluruh kemontokan badannya terekspose dengan jelas. Dia seperti mengutuki dirinya, karena tanpa berganti baju main naik keatas untuk mencuci pakaian. Dia pikir Malik masih tertidur dengan lelap

“ ada baju yang mau saya cuci sekalian?” tanya Anggi

Malik tersenyum

“ngga usah…. Kamu kan asistennya bokap….. bukan assisten gue”

“ngga apa-apa Mas…..”

Anggi masih menunduk malu. Tatapan tajam Malik, apalagi dengan rambut gondrongnya yang diikat kebelakang, tanpa kaos dan hanya celana pendek, membuat Anggi tidak berani menatapnya sama sekali.

Setelah selesai menjemur pakaianan dengan cepat, dia lalu pamit hendak turun kebawah

“kemana sih buru-buru?”

Anggi kembali terdiam

“ masih ada kerjaan dibawah…”

“kerja apa?”

Anggi kembali diam

“Bokap udah bangun?”

“sudah Mas….”

“mo siapin makan yah?”

Anggi terdiam sesaat

“eh…. Iya sih Mas…..”

Malik berdiri di depan pintu antara ruang cuci dan jemuran serta menuju ke ruang tengah lantai 2, sudah pasti langkah Anggi terhalang untuk masuk kedalam rumah

“gimana…. Betah disini?” tanya Malik lagi

“betah Mas……”

Malik tersenyum

“asyik dong Pak Tua…. Ada wanita cantik yang melayaninya….”

Wajah Anggi agak memerah, namun dia tahu percuma dia meladeni Malik

Sementara tatapan Malik bagaikan hendak menelanjanginya. Dia hanya bisa tertunduk dan tidak berani menatap wajah Malik. Tatapan nakalnya seakan akan seperti ingin menelan Anggi. Dan bagi Anggi, meski dia sudah terbiasa dengan banyak pria dimasa lalu dirinya, namun mau tak mau kondisi ini membuat dia sedikit jengah dan malu.

“nama kamu Siti?”

“iya Mas….”

“nama asli?” tanya Malik sambil tersenyum

“atau nama panggung?”

Anggi agak terhenyak

“asli Mas…..”

“oke…..”

Dia lalu sedikit menyampingan badannya

“ngga usah takut…… gue ngga makan orang kok…..”

Anggi masih menunduk

“panggil gue Malik aja….. “

“iya Mas……”

Lalu

“saya boleh ijin lewat?”

Malik tersenyum

Dia lalu memiringkan badannya, dan membiarkan Anggi lewat.

Anggi dengan cepat masuk melewati Malik, dan tak ayal badan mereka sempat bersenggolan, membuat Anggi agak merah dan malu, karena tersentuh lengannya dengan badannya Malik yang tanpa kaos. Sentuhan lengannya dengan otot dadanya Malik yang tersenggol, membuat Anggi malu dan segera turun kebawah

Malik hanya bisa tersenyum sambil memandang Anggi yang turun dengan cepat ke lantai bawah. Entah apa yang terlintas di kepalanya, karena senyuman liar sang seniman ini sulit diartikan apa maunya dia dengan seringai nakalnya itu yang tersungging di bibirnya.



**********************

Jam 17.00 Malik yang baru selesai dari meeting di Kawasan Kuningan, tiba dirumah. Karena posisi pintu rumah tidak terkunci, dia langsung masuk ke dalam rumah dan naik ke kamarnya. Meletakkan semua perlengkapannya termasuk tas kerjanya, lalu turun ke bawah mengambil gelas dan menuju dispenser untuk minum.

Dia tidak menemukan adanya Anggi dibawah.

Malik lalu mengendap endap ke kamar ayahnya, dan dia mendengar suara cekikikan dan tawa Anggi dari balik pintu kamarnya. Suara samar-samar ayahnya juga terdengar.

Dia hanya tersenyum dalam hatinya.

Shit Old Man…. Gue yakin lu ada hubungan ama nih wanita….

Dia lalu ke dapur, dan beranjak melihat bagian belakang taman, serta kondisi rumahnya di bagian belakang dapur. Sekian lama dia tinggalin, ternyata semua masih bersih dan terawat dengan baik. Dia lalu bergerak ke kamar kecil yang jadi kamar ART dulunya, yang kini dipakai oleh Anggi untuk tidur.

Saat dia memegang handle, ternyata pintu kamarnya tidak terkunci.

Malik mencoba melirik kiri kanan. Sempat agak ragu, namun rasa ingin tahunya lebih besar. Dia lalu mencoba masuk ke kamar kecil itu.

Kamar itu terawat dengan baik. Kasurnya tertata rapih. Dia melihat ada tumpukan pakaian Anggi diatas meja yang belum sempat dimasukin ke lemari. Dan dari beberapa pakaian itu, ada satu yang menarik perhatiannya, yaitu lingerie hitam transparan yang terlipat bersama pakaian tidurnya dan dalamannya

Shit, ngapain dia pakai ini? Buat siapa?

Malik makin ingin tahu

Dia lalu mencoba melihat lagi tumpukan baju Anggi. Ada pakaian dalam dan bra yang senada dan transparan juga disana. Nalurinya sebagai pria yang juga sudah sering meniduri banyak wanita, dia tahu tipikal wanita seperti apa Anggi ini. Wanita yang memperhatikan dalamannya dan onderdilnya, biasanya sangat fasih dalam bercinta, pikir Malik.

Senyumannya makin lebar, dan pikirannya bercabang kemana mana.

Dan kemudian dia terheran melihat ada kabel merah muda yang tertumpuk bantal di atas Kasur. Dia mencoba mengangkat bantal tersebut untuk mengetahui apa yang dibawah bantal itu.

Betapa kagetnya Malik elihatnya.

Ternyata vibrator getar

Gotcha…… Malik tersenyum lebar

Pasti Old man itu ngga bisa muasin lu…. makanya lu pake ini vibrator …..

Takut tiba-tiba Anggi balik ke kamar, segera Malik merapihkan dan bergegas keluar kamarnya Anggi. Dia merasa sudah cukup untuk awalnya mempelajari siapa Anggi ini. Dia tahu, wanita ini pun yang setiap hari disini, butuh sentuhan pria perkasa. jika tidak, buat apa dia simpan sex toy seperti vibrator itu?

Apalagi dia melihat penampilan Anggi beberapa hari selama dia menetap disini. Kaos ketatnya dan tubuh mulusnya, serta bibir seksinya. Rasanya terlalu cantik jika hanya menjadi ART. Entah kenapa dia bagaikan terpana melihat cantiknya Anggi. Dan membayangkan Anggi membuat isi celanaya langsung bereaksi menegang.

Banyak wanita yang sudah dia taklukan. Model dan artis pun pernah dia goyang karena pekerjaan dan lingkungannya. Namun melihat Anggi dengan segala keseksiannya, tak urung juga kelakilakiannya bereaksi. Badannya yang indah, buah dada membusung, dan kulitnya yang khas sunda, bening dan licin, membuat Malik jadi kemana mana pikirannya.

Melihat hubungannya, cara mereka berbicara dan kebiasaan Anggi yang sering lama di kamar ayahnya, dia yakin ada hubungan yang tidak biasa antara ayahnya dengan asistennya ini. Apalagi melihat ayahnya seperti tidak menyukai saat dia datang, dia makin yakin kalau mereka merasa atau ayahnya pasti terganggu dengan kehadirannya.



***********************

“masih ada dia?” tanya Jayadi ke Anggi

“siapa? Mas Malik?”

“iya..”

“ya masih…..”

“katanya cuma sebentar disini dia…..”

Anggi tersenyum

Dia tahu Jayadi terganggu dengan kehadiran Malik. Karena biasanya hanya mereka berdua dirumah, dan kini ada Malik dirumah membuat ruang gerak mereka memang jadi terbatas. Jika ada Malik dirumah, Anggi tidak bisa berlama lama di kamar Jayadi, karena tidak enak kalau ketahuan anaknya.

Sedangkan Jayadi juga demikian, dia jadi tidak leluasa memeluk Anggi, atau melihatnya dengan pakaian seksi seperti setiap hari. Meski masih bisa mereka bercinta saat Malik tidak dirumah, tapi tak urung kehadiran anak bontotnya itu sedikit banyak membuat keleluasaan mereka terganggu.

“ kan masih bisa kita……”

“ia tapi tidak bebas…” sungut Jayadi

Anggi hanya diam sambil tangannya masih sibuk menata meja makan yang berisi sarapan pagi untuk Jayadi. Sarapan sehat berupa semangkuk nasi tim, telur rebus, dan jus alpukat menjadi menu untuk Jayadi pagi ini, plus segelas susu segar dan vitamin.

“makan yuk……” ajak Anggi

Jayadi masih diam dan agak manyun. Kekesalan masih tergambar di raut wajahnya.



********************

“baju saya ngga usah dicuci…. Biar gue laundriin aja….” Ujar Malik

“ngga apa-apa Mas…. Sekalian aja saya cuci….” Kata Anggi

Malik hanya terdiam sambil melihat ke arah Anngi

“ngga usah, ntar bokap marah lagi……”

“ngga apa-apa Mas….. masa marah ama anaknya sendiri….”

Anggi mengambil pakaian kotor milik Malik, lalu membawa keranjang tempat baju kotor didepan kamarnya Malik. Goyangan pantatnya membuat Malik menahan nafas. Dia mengakui memang Anggi wanita yang seksi dan sangat menggoda.

“ada roti dan nasi uduk tadi saya beli, jika Mas mau sarapan…..” ujar Anggi.

“oh… oke….”

Malik tertersenyum malu saat tertangkap matanya sedang menatap ke arah Anggi.

Tiba-tiba

“siti…….”

“ya Pak….”

Malik segera masuk dan menutup pintu kamarnya, saat mendengar panggilan dari lantai bawah. Dia tahu Jayadi pasti sedang mencari Anggi, dia pun malas jika terlihat sedang bicara dengan Anggi oleh ayahnya. Sebetulnya dia hanya ingin mampir sebentar, namun semenjak melihat Anggi, entah kenapa dia jadi betah dirumah. Dia yang tadinya sudah cari apartemen di dekat loaksi proyek musiknya di Kuningan, jadi batal dan memilih dirumahnya saja.

Masalah Jayadi marah-marah atau tidak senang dengan kehadirannya, sudah biasa bagi dirinya. Toh dari dulu juga ngga suka dengan gue sebagi anaknya….. pikir Malik.

Malik adalah anak yang memang tidak disukai semenjak dia memutuskan tidak melanjutkan sekolahnya. Dia memilih menekuni dunia seni. Dan memang dia sudah tidak pernah lagi merepotkan orangtuanya semenjak itu, kalaupun dia datang kali ini, tadinya hanya karena ingin mampir sejenak, namun melihat Anggi, semua jadi berubah.

Pantat montok Anggi yang sedang memasukan baju-baju kotor ke mesin cuci besar di ruangan laundry tadi, dan celana Panjang berbahan daster itu seperti tidak bisa menyembunyikan garis celana dalamnya yang terpetak jelas, membuat imajinasi Malik memang jadi kemana mana.



*************************

Pagi ini setelah Malik beranjak pergi keluar rumah, dikamar Jayadi sedang berlangsung pertempuran antara Jayadi dan Anggi. Badan tua milik Jayadi sedang diatas tubuh indah Anggi, dan pantatnya turun naik menggoes dengan cepat. Sementara Anggi membuka lebar pahanya, sambil tangannya memeluk tubuh Jayadi.

Hingga akhirnya tubuh tua itu mengejang sesaat, sambil memuntahkan cairan protein penghasil bibit ke vagina Anggi.

“Sayang……..” bisik Jayadi di telinga Anggi

Wanita itu hanya tersenyum sambil memeluk Jayadi yang sedang terdiam diatas tubuhnya. Dia memang sengaja memasang kontrasepsi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi dengan kondisi Jayadi yang sulit mengontrol ejakulasinya.

Untuk kesekian kalinya Anggi ditinggal di tengah pendakian.

Situasi ini sudah terbiasa bagi Anggi. Semenjak mereka mulai bercinta, dia memang lebih ke arah menyenagkan hati Jayadi saja. Bagi dia melihat Jayadi pulih, sembuh dan kemudian bisa kembali ceria akibat pelayanan full servis dari dirinya, sudah cukup bahagia untuk dirinya.

Dia tidak memiliki ekspektasi kalau pria yang usianya dua kali lipat usianya ini bisa memuaskan dirinya. Dia tahulah kondisi ayah dan kakek 2 orang cucu ini tidak Tangguh, apalagi setelah menjalani operasi. Hanya rasa sayang dan perhatiannya yang membuat Anggi merasa tersanjung. Dan kinipun dia sudah tidak memikirkan tentang hal-hal lain, selain melayani Jayadi.

Soal ajakan Jayadi untuk lebih serius, dia serahkan semua ke Jayadi. Meski dia kuatir akan ketidaksetujuan dari pihak keluarganya Jayadi. Apalagi jika sampai mereka tahu masa lalunya dia. Masalah dia sudah punya anak semua juga sudah tahu. Tapi profesinya dia saat sebelum kerja dirumahnya Jayadi, ini yang berbahaya jika Jayadi dan semua anak-anaknya tahu.

“ udah jalan dia?”

“sudah kok….”

Jayadi masih terdiam

“dia kan anak bungsu bapak….. ngga usah gusarlah…..”

“kamu ngga tahu, Siti…..” dengus Jayadi

“sampai stress mamanya dulu mikirin dia……. “

Anggi terdiam. Dia tidak ingin merusak mood Jayadi pagi ini dengan membangkitkan kekesalan orangtua ini dengan aroma masa lalu yang hanya membuat pagi ini jadi tidak nyaman bagi mereka. Tangannya memeluk Jayadi. Dan tempelan bulatan kenyal di dadanya, membuat Jayadi agak tenang dan sedikit reda.

Wanita ini sebenranya merasa lebih enak seperti ini. Melayani Jayadi tanpa harus ada ikatan. Uang yang dikasih Jayadi pelan-pelan mulai dia tabung, sebagian dia kirim untuk bantu ibunya membuka warung kelontong yang memang Anggi siapkan jika terjadi sesuatu hal yang dia tidak sangka. Dia tahu Jayadi agak royal terhadapnya, sehingga dia pun berjaga jaga.

Dia tidak ingin jadi lonte gagal yang pulang kampung dengan kegagalan. Setidaknya jika dia gagal membina hubungan baru dengan pria terhormat, maka hidupnya saat dia sudah tidak laku lagi atau sudah pension seperti saat ini, tidak akan susah seperti kebanyakan wanita sekampungnya yang terjun di dunia yang sejenis.

Sejenak Anggi menepis lamunan dia…..

Pelukan Jayadi membuat dia hanya bisa melirik dan mengusap lembut lengan pria tua itu.

Dia teringat tadi pagi bagaimana Malik menatapnya dengan tatapan liar…….

Anggi bukan tidak menyadari dengan sikap dan tingkah laku Malik. Dari tatapan matanya, dia bisa melihat bagaimana Malik menatapnya. Tatapan srigala lapar yang ingin menerkam mangsanya. Tatapan pria-pria yang sudah sangat dihapalin oleh Anggi dengan pengalaman panjangnya sebagai sang penghibur.

Wajah liar dan rambut gndrong itu memang terlihat seksi, meski Anggi suka bergidik jika ditatap lama oleh Malik. Celana pendeknya sering tidak bisa menyembunyikan tonjolannya yang sellau terlihat ketat setaip pagi jika Anggi naik keatas untuk cuci pakaian atau jemur baju.

Meski dia sudah bertekad untuk setia dan memilih mengabdi dengan Jayadi, namun dia tidak bisa memungkiri bahwa di usianya yang sangat demanding akan adanya sentuhan yang lebih ganas, sering berakhir dengan kekecewaan saat dia melayani Jayadi. Dia sering menghibur diri atau menyelesaikannya dengan sex toy nya sendiri. Namun dengan pengalaman panjang dia dalam dunia sex, indahnya orgasme dengan batang perkasa yang pernah dia coba sebelumnya, sering menuntutnya untuk mendapatkan hal yang sama.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd