Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dawai Cinta Sang Penghibur

CHAPTER XV



OLAHRAGA TANGAN DI PAGI HARI



“Pagi Pak...” sapa Anggi

“Pagi Siti....” jawab Jayadi

“”Sarapan dulu yah..”

“oke....”

Anggi lalu meletakan bubur dan juga susu almond untuk menu sarapan pagi ini bagi Jayadi

“sepertinya sih sudah mengering luka saya...” ujar Jayadi

“iya Pak... tapi bagusnya sampai benar-benar pulihlah...”

Dia mengangguk patuh dengan apa yang jadi anjuran Anggi

“ingin segera olahraga lagi..”

“sabar yah Pak.... kalau sudah pulih benar...”

“iya...”

Jendelanya dibuka agar udara keluar, dan sambil mengumpulkan sampah kedalam kantong plastik dan menyiram kamar mandi agar bersih, dia lalu keluar meninggalkan Jayadi yang sedang sarapan.

Saat dia masuk lagi

“saya mau berjemur diluar..” ujar jayadi

“oke....”

Anggi lalu membantu Jayadi yang masih sedikit tertatih untuk keluar ke taman belakang, dekat kamarnya Anggi. Rumah Jayadi ini yang menghadap barat itu membuat matahari lebih dulu menyapa taman belakang ketimbang halaman depan.

Jayadi sambil duduk lalu menggerakan badannya sediki sedikit, sambil duduk dia memperhatikan Anggi yang sedang sibuk mengepel bagian belakang. Pantat dan pinggulnya yang dibungkus celana pendeknya itu memang menggoda gairah tua Jayadi. Apalagi kaos ketatnya yang menempel, meski tidak memakai tank top seperti kemarin, namun lekuk tubuh gadis ini selalu menggodanya

“bukannya ada yang bersihin nanti?”

“ngga apa-apa Pak, saya juga kan kalau sudah selesai urus bapak, lowong juga saya...”

Jayadi kasihan melihatnya, Anggi ini sangat rajin dan telaten sekali. Kerja tidak hitungan, dan dia termasuk tahan banting. Dia agak menyesal juga sempat mengomeli gadis baik hati ini.

Tidak lama kemudian dia bertanya

“sudah Pak?”

“oh iya..... cukup kayaknya”

“ayo..”

Setengah dituntun tangannya oleh Anggi

“kamu sudah mandi?” tanya Jayadi tiba-tiba

“belum Pak...”

“oh”

“kenapa Pak, bau ya saya...” tanya Anggi malu

“oh ngga....” jayadi tertawa

“nanti saya mandi deh sebelum urusin bapak...”

“ngga... siapa yang bilang kamu bau juga...”

“iya takutnya Pak...” Anggi agak tersipu malu

Belakangan ini dia senang melihat Jayadi yang semakin membaik kondisi hatinya, dia juga sering senyum ke Anggi sekarang.

Jayadi sendiri seperti dibuat kembali ke masa-masa istrinya masih ada. Bau wanita yang baru bangun tidur yang tubuhnya enak dihirup. Dan bau alami Anggi ini membuat dia seperti diingatkan dengan masa lalunya dengan istrinya dulu.

“mandi yah Pak.....”

“oh iya.....”

Anggi lalu keluar dan membawa baju ganti, kolor dan juga handuk untuk Jayadi

“ayo....” ajaknya

Jayadi masih malu-malu. Anggi lalu membantu Jayadi membuka bajunya. Celana pendeknya juga dibuka, dia menyisahkan kolornya.

“lukanya udah kering kok...”

Anggi melihat plesternya emang sudah dicopot.

“keramas yah....”

Jayadi mengangguk.

Anggi lalu mensetting shower dengan air panas yang hangat.

“cukup?” dia menyemburkan sedikit ke tangannya Jayadi.

“cukup....”

Anggi lalu mulai menyiram kepala hingga ke badan Jayadi. Lalu mulai dia memberi shampo ke kepala Jayadi. Sambil sesekali dikeramasin dan dipijat kepalanya. Jayadi merasakan sensasi yang berbeda mendapat treatment seperti itu.

Lalu badannya disabuni, kakinya juga disabuni

“ini buka aja yah Pak.....” usul Anggi karena kolornya sudah basah

“eh.....” bingung Jayadi

“basah.....” ujar Anggi lagi

Akhirnya

“oke deh....”

Pasrah dia

Batangnya yang lumayan besar, namun setengah tiang posisinya kini keluar dari sarangnya. Anggi tersenyum melihat itu. Dia dengan cekatan memberinya sabun dan membersihkan hingga selangkangan. Maklum mantan tearpis pasti jago dalam hal membersihkan sudut-sudut tersembunyi seperti ini.

Dia hanya tertawa dalam hati saat melihat Jayadi agak merasa ngilu saat dia menyabuni batang kemaluannya itu. Lalu dia menyiram hingga bersih, dan seluruh tubuhnya Jayadi disiram hingga bersih, lalu mengeringkannya dengan handuk.

Dia lalu menuntun Jayadi keluar dari kamar mandinya. Mambantu duduk dan memakaikan celana dalamnya dan celana pendek.

Jayadi benar-benar kagum dengan telatennya Anggi dalam memandikannya, merawatnya dengan baik, dan juga tidak jijik waktu memandikannya. Meski masih belum tegang penuh, dia bisa merasakan tadi batangnya agak meningkat ketegangannya.

Anggi sendiri bukannya tidak menyadari. Namun dia tahu bahwa kondisi selesai operasi, dan juga masih dalam keadaan sakit pasti Jayadi memang perlu bantuannya. Dan setelah sekian lama tidak melihat kemaluan pria, dia tadi akhirnya melihat kemaluan Jayadi juga. Meski tidak seperti Pak Husin yang langsung greng, tapi dia tahu ada potensi juga milik Jayadi. Namun dia meletakan itu semua sebagai tugasnya, dia memandikan dan merawat orangtua yang memang dititipkan sepenuhnya ke dirinya oleh keluarganya.

“bapak mau dibeliin mangga?”

“boleh.....”

Dia lalu mengambil dompetnya

“ini ada uang dari Bu Iput...”

“ngga usah, pakai ini aja...” dia menyodorkan uangnya 200 ribu ke Anggi.

Dia lalu agak tertatih dia berjalan ke meja kerjanya di kamar itu.

“naik gojek aja”

“ngga apa-apa, saya bawa motor saja...”

“jangan... kuatir saya kamu naik motor kedepan sana....”

“oke baik Pak....”

Dia membuka lacinya, lalu mengambil selembar uang 100 USD dan menyodorkan ke Anggi

“ini buat apa Pak?” tanya Anggi

“yah... buat kamulah....”

“ngga usah Pak....”

“ngga apa-apa, kamu nanti tukerin terus beliin sesuatu buat anak kamu....”

“tapi Pak....”

“ini bukan bayaran atau apalah... saya ngga bisa balas kebaikan kamu selama ini.... tapi anggaplah itu saya traktir kamu makan...”

“tapi kan saya sudah dapat gaji...”

“udah ah... saya ngga mau didebat.....”

Anggi jadi terharu mendapat tip sebesar ini. Dia sering dulu dikasih tip besar sama pelanggannya, tapi kan ini berbeda konteksnya.

“makasih yah Pak...”

“iya... saya yang makasih.....”

Anggi terharu sekali

“saya pamit dulu yah Pak...”

“oke... pakai gojek aja.... “

“iyaa Pak....”

Anggi lalu segera berlalu, dia lalu ke toko buah membeli mangga dan buah yang lain untuk Jayadi. Dia juga akhirnya mampir mencari money changer, lalu ke bank menyetor uang ke rekeningnya. Nanti dia akan trasnfer uang dari Jayadi untuk keperluan Asep anaknya.



*******************



Pagi kembali menjelang di rumahnya Jayadi

“pagi Pak...”

“Pagi Siti...”

“enak tidurnya?”

“alhamdulillah lumayan enak”

“oh... alhamdulillah....”

Lalu dia menawarkan lagi

“sarapan yah Pak....”

“iya....”

Anggi lalu keluar, lalu masuk membawa sarapan pagi buat jayadi, dan kali ini oatmel dan buah pagi ini jadi sarapannya

“ Bu Iput nanya kondisi bapak tadi...”

“oh....”

“mungkin hari minggu mau kesini....”

“oke....”

Seperti biasa dia membuka jendelanya

“hari minggu saya mau jalan ke taman honda.....” ujar Jayadi

“udah kuat bapak?”

“sudahlah.....”

Anggi terdiam

“nanti kamu temani saya yah....”

“Iya Pak....”

“saya mau olahraga.....”

“baik Pak....”

“kamu ada pakaian olahraga kan?”

“pakaian biasa kan?”

“iya...”

“ada sih Pak..”

“sepatu?”

“hmmmm... ada Pak.... sepatu jalan tapi bisa dipakai untuk olehraga...”

“udah, kamu pesan aja online... nanti saya bayarin...”

“oh ngga usah Pak... itu masih bisa kok...”

“udah pesan aja... saya nanti seminggu bisa 3 kali kesana... masa kamu pakai sepatu itu-itu aja...”

“baik Pak......”

Anggi menganggukan kepalanya

“bapak mau jemur dulu?”

Jayadi terdiam sejenak

“besok aja.....”

“mau mandi?’

Jayadi menganggukan kepalanya

“saya siapkan dulu yah Pak....”

Anggi lalu mengambil pakaian ganti Jayadi, celana dalam dan celana pendeknya. Jayadi sebenarnya sudah bisa mandi sendiri, namun rasanya dimandiin wanita secantik dan seseksi Anggi sulit untuk dia lewatkan.

Pakaian Anggi dengan tank top sexy dan celana pendek hotpantsnya membuat Jayadi agak gelagapan kali ini. Kontol tuanya yang sudah lama tidak mendapatkan lawan tanding, kini seperti diberi panggung untuk bernyanyi. Dan dia memang tidak bisa berbohong, jika batangnya itu kini mulai menegang.

Belum sempurna, namun dibanding kemarin-kemarin yang kuyup, ini dia tidak bisa bantah, bahwa kontolnya dia memang ngaceng.

Dia sedikit malu saat dikamar mandi ditelanjangin, lalu batangnya terlihat menegang dibanding kemarin

“maaf yah...” dia agak malu dan menutup dengan tangannya

“iya Pak.... ngga apa-apa...” ujar Anggi tersenyum

“iya... jadi ngga enak...”

“ya.... normal atuh Pak....”

Jayadi hanya tersenyum malu.

“saya mandi sendiri aja kalo gitu...”

“ih... ngga apa-apa juga Pak... nanti kepleset di kamar mandi, saya yang disalahin ama keluarga....”

Jayadi akhirnya diam

Lalu mulai Anggi menyiramkan air ke badannya Jayadi, membasuh punggungnya, pantatnya, lalu dia berjongkong membasuh kakinya,pahanya, lalu dia berdiri. Tangannya diangkat Anggi, dia menyabuni bagian ketiaknya dan tangan kiri dan kanan.

Lalu kemudian dia dengan lembut menyabuni batang kemaluan Jayadi yang kini tegang lebih setengah tiang. Sambil sedikit meremasnya, membuat Jayadi agak meringis.

“oh maaf.... sakit yah Pak...”

“ngga kok....”

Dia tersenyum. Sembulan buah dada Anggi membuat dia memang tidak konsenstrasi. Pundak mulus dan bersih serta belahan dadanya, dipadu dengan leher mulusnya membuat Jayadi kali ini darahnya mengalir lebih cepat, apalagi bau tubuh alami Anggi membuat dia seperti terbius dengan rangsangan seorang wanita yang begitu menggoda.

Elusan di batangnya disudahi oleh Anggi, dia agak sedikit kecewa, karena masih ingin tangan itu bermain disitu lebih lama.

Kepalanya dan badannya lalu dikeringkan dengan handuknya, dan dengan penuh kehati hatian Anggi mengelap kontol tua yang terlihat masih tegang itu. Sampai ke bagian bawah bijinya juga dilap oleh Anggi dengan telaten.

“masih tegang aja tuh...” ledeknya pelan

Anggi bukannya tidak tahu, dia justru sangat tahu, karena menghadapi pria berbagai macam jenis sudah dia lewati bertahun tahun dalam pengalamannya sebagai profesional sex servant.

“ia... maaf...” Jayadi agak malu

“udah berapa lama Pak?” tanya Anggi

“apanya...”

“bapak, udah berapa lama ngga hubungan...”

“udah lama sekali.... semenjak ibu masih ada juga kita sudah jarang... apalagi ibu mulai sakit-sakitan...”

Wah, Anggi jadi kasihan juga melihatnya

“ngga pernah dikeluarin?”

“ini?” tanya Jayadi menunjuk titidnya dengan daunya

“iya...”

Jayadi menggeleng

“ngga....”

Anggi tersenyum

“masih tegang.... meski ngga tegang sekali sih.....”

‘iya... ngga tahu kenapa...” malu wajah Jayadi

“mau dikocokin?” tawar Anggi tiba-tiba

Jayadi kaget

“ngga usah...”

“ngga apa-apa Pak... kasian udah ngaceng tuh...”

“ngga... udah tua juga aku....”

Anggi tersenyum, dia tahu mulut pak tua ini berkata lain

“mau saya kocokin?” bisiknya lembut

Jayadi bingung

“cobain yah... kalo sakit bapak bilang....”

Tangan lembut Anggi membelai belalai tua itu

Akhirnya Jayadi tidak punya pilhan lain selain mengiyakan. Tatapannya ke buah dada Anggi memang tidak lepas dari tadi dan itu membuat kontol tuanya bergerak naik turun.

Anggi lalu dengan lembut mulai mengocok

“enak Pak...”

“i.. iya....” jawab Jayadi keenakan

Dia duduk di kursi baso di kamar dan sambil bersandar di dinding kamar mandi, sementara tangan Anggi dengan lincahnya mulai mengocok dengan lembut, tangan kanannya mengocok, tangan kirinya membelai bijinya dengan mengusapnya lambut

Mata Jayadi seketika membeliak dan kadang meredup. Tangan lembut yang mengocok itu benar-benar seperti vagina aja rasanya, remasan lembut dan diiringin dengan kocokan lembut, apalagi sambil melihat buah dada indah Anggi.

Dan tidak lama kemudian cairan yang sudah lama beku akhrinya muncrat sampai berlepotan di tangan Anggi. Wanita itu tersenyum saat tugasnya membuat enak Jayadi sudah tuntas.

“masih kental aja....” komentar Anggi

Jayadi terengah engah nafasnya

“makasih yah, Siti...”

Anggi tersenyum

“enak Pak....?”

“iya....” jawabnya malu malu

Anggi mencuci kemaluan Jayadi, membasuhnya dengan sabun lalu mengeringkannya juga dengan handuknya.

“makasih yah Siti....”

“iya Pak.... lega kan?”

“iya.....”

Dengan sedikit lunglai dia lalu bangkit, melilitkan handuknya di pinggangnya dan kemudian keluar dari kamar mandinya. Dia seperti masih belum mempercayai dia akhirnya bisa mengeluarkan air maninya setelah bertahun tahun dia merasa hampa.

Dia dengan malu malu melihat Anggi yang tersenyum ke arahnya. Dengan pelan pelan dia mengganti bajunya dengan baju yang baru, sementara Anggi masih membersihkan kamar mandinya, dan menyiram bekas sabun dan juga bekas pejunya Jayadi.

“siti.... makasih yah...” ucap Jayadi lagi saat Anggi keluar dari kamar mandi

“iya Pak....”

Sambil senyum dia lalu mengambil baju kotor Jayadi

“enak ngga?”

“banget.... udah lama sekali...”

Anggi tersenyum

“Siti.... nanti kalo pengen lagi.... saya boleh minta lagi ngga?” ujar Jayadi malu-malu

Anggi tertawa kecil

“boleh Pak....”

“makasih yah...”

Dia lalu keluar meninggalkan Jayadi yang terkapar dengan senyum kepuasan karena baru saja pejunya yang bertahun-tahun beku dibuat muncrat.

Sementara Anggi yang baru kali ini memegang kemaluan laki-laki lagi, jadi kentang karena tadi. Jujur saja, meski sudah tua, namun Jayadi masih terlihat gagah karena sebagai pejabat senior, pasti berbeda dengan Pak Husin yang hanya tukang ojek. Badannya meski tua masih tetap bagus dan tidak lembek, meski cenderung gemuk, karena dibarengi olahraga membuat badannya tetap keras berisi.

Dan tadi saat dia memegang kontol Jayadi membuat dia agak sedikit basah juga. Bagaimanpun dia wanita normal juga. Akhirnya dia memutuskan sebelum mandi untuk swalayan dulu. Dia masuk ke kamarnya, membuka semua bajunya hingga telanjang, mengambil vibratornya, menyalakannya, lalu menempelkan ke itilnya sambil telentang di kasurnya.

Rasa terangsang dan sensasi di kamar mandi tadi melihat Jayadi muncrat, membuat dia menjadi hangat badannya dan basah vaginanya. Sudah sebulan lebih dia tidak merasakan digauli oleh pria, membuat dia jadi berdebar juga saat mengocok Jayadi di kamar mandi tadi.

Sensasi dan akibat servisnya ke Jayadi tadi mebawanya ke area dimana dia terangsang dan itu membuat dia dengan cepat mencapai orgasmenya dibantu oleh vibrator yang kencang sekali getarannya. Anggi dibuat terengah engah akibat orgasmenya barusan.

Gila, megang kontol tua memang kadang membuat gairahnya jadi liar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd