Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dema dan Dunia Zombie

menarik ceritanya
 
F. Sales-sales Binal Rekan Kerjaku

Perjalananku menikmati tubuh wanita seksi tak berhenti setelah aku menikahi Fina, bahkan baru sebulan menikah, aku sudah menikmati tubuh wanita selain istriku, ya apalagi kalau bukan tubuhnya Tya, istri sahabatku sendiri. Setelah kejadian di Bandung itu, sebenarnya aku sangat menyesali kejadian itu dan aku bertekad untuk tak lagi bermain di belakang Fina. Kehidupan seksku sebenarnya sudah sempurna dengan kehadiran Fina. Ia seperti "budak seksku" yang bisa kupakai kapan saja. Namun boys will be boys, di lingkungan kerjaku yang memang mengharuskan para sales wanita untuk menggoda customer kaya agar membeli mobil baru, akhirnya aku pun menyerah, ya temen-temenku yang memang binal sering sekali menggodaku, entah itu bercanda atau pun tidak, aku akhirnya tergoda dan bertambah banyaklah wanita yang pernah menjadi pembuangan pejuhku. Sales-sales di sini memang menghalalkan segala cara agar jualan mobilnya banyak, namun tak pernah saling sikut satu sama lain. Aku pun sebenarnya tidak kaget dengan cerita seperti itu, tapi aku berusaha fokus saja melakukan pekerjaanku dan tidak menghiraukan mereka.

Sekadar info, temen kerjaku sesama sales di perusahaan tersebut berjumlah 15 orang, cukup banyak karena brand mobil tempatku bekerja mempunyai penjualan yang mumpuni selama 10 tahun terakhir. Rekan kerjaku terdiri dari 12 orang wanita dan 3 orang pria, salah satunya adalah aku. 2 pria lain bermana Benny Wijaya dan Norman Setiadi.

Berikut mulustrasi untuk rekan-rekan salesku:



Benny Widjaya
38 tahun, seorang suami dengan 3 anak. Ia merupakan sales paling senior bersama dengan Fabiolla. Seorang senior yang tegas namun punya selera humor khas Bapak-bapak grup WA.



Fabiolla Hertanti
Usia 38 tahun, wanita yang akrab dipanggil "Olla" ini memiliki dua anak dan suami yang seorang pilot, ia seniorku yang paling baik, tak lelah mengajariku ilmu tentang marketing.



Poppy Anggisari
Usia 36 tahun, janda 3 anak ini sering mentraktirku makan ketika aku baru join perusahaan ini. Orangnya perhatian namun glendotan sekali sama lawan jenis, terutama denganku.



Norman Setiadi
Usia 36 tahun, duda ditinggal mati istrinya. Punya 2 anak yang ia sayangi. Lelaki yang cukup melankolis, mungkin karena punya masa lalu yang harus kehilangan istrinya untuk selamanya.



Tania Larasati
Usia 36 tahun, anak 1. Seangkatan dengan Poppy, temenku yang tak pernah memakai beha ke mana pun dia pergi.



Sylvia Anugerah
Usia 32 tahun, single. Banyak lelaki yang mengajaknya menikah tetapi trauma masa lalunya yang pernah terjebak dalam toxic relationship membuatnya tak ingin menikah.



Ellita Angela
Usia 32 tahun, anak 2. Namanya sering diplesetkan jadi "Ewita" oleh rekan-rekan kerjanya. Teman SMA-nya Sylvia dan sampai saat ini mereka bersahabat dekat.



Jihan Aviva
Usia 32 tahun, anak 3. Suaminya seorang nakhoda di perusahaan kapal milik BUMN. Wanita yang paling cerewet di antara sales yang lain, bahasa istilahnya badut tongkrongan.



Junia Megarani
Usia 32 tahun, anak 3. Wanita yang baru saja melahirkan anak ketiganya ini merupakan bestienya Jihan, suaminya satu kantor dengan suaminya Lea.



Nurlaila Prastanti
Usia 32 tahun, anak 2. Wanita yang akrab disapa "Lala" ini bersuamikan seorang perwira polisi menengah.



Genia Fransisca
Usia 31 tahun, anak 2. Lebih akrab disapa "Gege", kariernya di dunia sales cukup panjang karena dari lulus SMA langsung bekerja di dunia sales.



Vianne Lelani Anggara
Usia 30 tahun, single. Dipanggil "Via". Ia seumuran dan seangkatan denganku di kantor ini.



Lea Anindhita
Usia 29 tahun, anak 1. Wanita yang akrab disapa "eya" ini bersuamikan seorang manajer cabang sebuah bank swasta.



Maharani Prameswari
Usia 28 tahun, ia merupakan sales termuda di perusahaan kami. Rani, begitu ia biasa dipanggil, sudah pernah menikah lalu bercerai setahun kemudian tanpa memiliki anak.

Ke-15 sales di perusahaan ini, dipimpin oleh seorang wanita cantik berusia 40 tahun yang bernama Nadine Soedarjo, seorang sales manager dengan 4 orang anak. Ia dipanggil "Mommy" di kantor. Berikut mulustrasinya:


Nadine Soedarjo

Perusahaan ini berdiri pada tahun 2010, awalnya hanya mempunya 3 sales, yaitu Benny, Olla, dan satu orang yang sudah resign bernama Puteri. Lalu setahun kemudian disusul oleh Norman, Poppy dan Tania. Seiring berjalannya waktu, perkembangan perusahaan kami semakin pesat, terutama dalam penjualan unit baru, maka dari itu perusahaan melakukan hiring sales besar-besaran, kemudian bergabunglah Sylvia, Elita, Jihan, Junia dan Lala. Tak cukup sampai di situ, pada tahun 2015, aku pun bergabung bersama dengan Gege dan Via, lalu dua tahun kemudian Eya dan Rani bergabung.

Di kantorku, bu Nadine mengajarkan bahwa tidak boleh ada kompetisi yang mengarah ke arah negatif di antara kami, jangan sampai hubungan kekeluargaan di sini jadi rusak hanya karena berebut jualan unit, ucapnya suatu ketika. Kami pun yang memang punya respect terhadap beliau mentaati peraturan yang tak tertulis tersebut. Sampai saat ini kami berlima belas pun bekerja dengan harmonis dan tidak saling sikut-menyikut.

Kami sering sekali bercanda satu sama lain di kantor, Jihan sang pemecah keheningan seringkali bercanda hal-hal yang mesum yang tentu saja ditanggapi oleh temanku yang lain sambil tertawa juga. Ya, di antara kami semua, sudah tidak ada lagi kecanggungan termasuk masalah seks. Bu Nadine pun tak mempermasalahkan itu, malahan ia menyebutkan bahwa seks adalah salah satu atribut yang penting untuk menarik konsumen baru, hal yang kemudian diaminkan oleh kami semua.

Aku pun setelah menikahi Fina, hanya Tya wanita yang pernah kuentot setelah aku menikah, aku bertekad untuk tidak bermain di belakang Fina karena memang aku sangat mencintainya. Aku bersyukur karena dapat melakukan itu selama 6 tahun lamanya. Namun hal itu berubah setelah wabah covid melanda, aku yang waktu itu dirumahkan selama 3 bulan dengan alasan efisiensi, sedangkan Fina juga WFH, membuat aku dan Fina selalu menghabiskan waktu bersama. Dalam konteks cinta, jangan pernah meragukan cintaku untuk Fina, aku sangat mencintainya dengan sepenuh hati, namun dalam konteks hubungan seks, aku merasakan sedikit kejenuhan dan sisi liarku kembali tumbuh. Aku ingin merasakan kehangatan wanita lain selain istriku. Sudah tentu bukannya aku tak cinta dengan istriku, namun aku mempunyai sisi liar yang terkadang aku pun tak bisa mengontrolnya.

Suatu pagi di bulan Oktober 2021

Hari ini merupakan hari pertama aku kembali menjejakkan diri di kantor setelah dirumahkan 3 bulan lamanya, begitu pun ketiga temanku yang sudah kembali bekerja seperti semula.

Aku, Norman, Junia, dan Tania menjadi 4 orang yang dirumahkan karena alasan berbeda-beda. Junia sedang hamil, Tania terkena long covid, sedangkan aku dan Norman dirumahkan karena penjualan kami yang berada di bawah yang lain. Aku menyadari bahwa aku tak bisa bersaing dengan para wanita karena mereka punya "nilai tawar" lebih. Benny pun sebenarnya mempunyai penjualan yang tidak menggembirakan, tetapi karena ia adalah "peliharaannya" bu Nadine, aku dan Norman pun memaklumi. Sudah tersebar luas dan semua sales pun sudah tahu bahwa Benny adalah temang ngentotnya bu Nadine, jadi ya semua sales sudah maklum dengan kejadian tersebut.

Di kantorku memang ada satu kamar khusus untuk bu Nadine dan Benny memadu kasih. Bu Nadine dan Benny yang sudah sama-sama berkeluarga pun tak malu menampilkan kemesraannya di depan kami ketika di kantor. Meskipun begitu, dalam urusan pekerjaan, bu Nadine masih profesional dan memiliki integritas. Benny pun sering kena marah bu Nadine jika sudah menyangkut masalah pekerjaan.

"Kita sambut kembali keempat rekan kita yang akhirnya bisa kembali bergabung dengan kita semua di sini," ucap bu Nadine di briefing pagi itu

"Thanks mommy, kita mohon kerjasamanya ya guys," aku menjawab mewakili temanku yang juga baru masuk.

"Dema udah 3 bulan gak keliatan makin seksi ya, selama di rumah ngapain aja dem? Workout ya?," ucap Poppy

"Hahaha enggak mbak, paling genjotin bini aja tiap hari ahhaahha," ucapku santai

Semua orang di ruangan tertawa.

"Anjir si Dema hahaha, oiya laki gue juga udah dua bulan flight begitu pulang ke rumah langsung ganas banget, gue ampe gak dikasih napas euy hahaha," Olla menyahuti

"Gapapa atuh beb kan enak digenjot terus," Jihan menanggapi

"Enak sih ampe sprei gue ganti tiap hari tsaaaay," ucap Olla sambil tertawa

Semua orang yang ada di ruangan itu pun kembali tertawa.

"Makasih juga buat Lala nih, obat kuatnya bener-bener mujarab, laki gue baru ngecrot langsung bangun lagi dong, gila emang," lanjut Olla

"Hahaha sama-sama mbak Olla, yang penting harus kita imbangin dengan olahraga sih, kalo kitanya gak olahraga bisa-bisa gempor kalo suami minta ngentot mulu," ujar Lala.

"Hehe sudah-sudah, bahas entot mengentotnya nanti dilanjut, it's time for working guys, nanti buat Dema, Junia, Tania sama Norman ke ruangan saya sebentar ya.

"Siap mommy," keempat orang yang disebut tadi menjawab serentak.
 
Terakhir diubah:
mantap ceritanya dan gambarnya
 
**
1. Nadine Soedarjo: Pesonamu mengawali segalanya

"Dema, Norman, Junia dan Tania. Kalian tau kan kenapa saya panggil ke sini?" ucap bu Nadine

"Iya mom paham, kita harus meningkatkan performance penjualan kita kan?" Junia menanggapi

"Betul sayang, pokoknya gimana pun caranya kalian bulan ini harus achieve target yes? Jujur Mommy udah nganggep kalian kayak keluarga, sebenernya manajemen udah nyuruh mommy buat evaluasi dan kalo bisa mengurangi sales, tapi mommy masih belain kalian. Tapi kalian harus bantuin mommy juga ya, nah gimana caranya? Caranya ya kalian harus jualan banyak biar mommy bisa fight ke manajemen," ucap bu Nadine panjang.

"Siap mom, kita akan berusaha semaksimal mungkin," ucap Norman

"Ok, paham ya kalian semua, mommy pokoknya pengen liat kalian bekerja lebih keras dari biasanya, bisa ya sayang?" ucap bu Nadine

"Siap mommy," semua serempak menjawab

"Ok kalian semua boleh meninggalkan ruangan ini kecuali kamu ya Dem," ucap bu Nadine

Aku yang baru saja mau beranjak dari kursi seketika duduk kembali.

"Oh iya mom, siap," ucapku

"Kita keluar ya mom," ucap Tania

"Yes darling," balas bu Nadine

"Dema, tau kan kenapa mommy manggil kamu?" ucap bu Nadine

"Iya mom, aku tau karena aku selalu jualan paling terendah kan?" ucapku jujur

Memang selama tahun ini sampai sebelum aku dirumahkan, performa jualanku bisa dibilang kurang baik, aku kalah bersaing dengan rekan-rekanku yang lain.

"Iyes sayang, aku minta kamu jangan terlalu kaku ya, yuk ilmu marketingnya didalemin lagi, mommy siap bantu kalo kamu mau belajar lagi. Ok, gini deh, kalo kamu berhasil achieve bulan ini, mommy kasih hadiah, gimana?" ucap bu Nadine

"Hadiah? Apa tuh mom?," ucapku penasaran

"Kamu boleh nikmatin tubuh mommy selama sebulan penuh sampai bulan berikutnya, kalo bulan berikutnya achieve lagi, kamu boleh pake mommy kapan pun kamu mau, ok? Tapi kalo selama 3 bulan ini performance kamu masih mengecewakan, sorry to say, kamu harus out," ucap bu Nadine

Meski pun di awal kalimat ia seperti menggodaku, namun sifat asli beliau kalo sudah menyangkut pekerjaan sangatlah profesional.

"Emmm gimana ya mom, aku udah bertekad gak main di belakang istriku lagi mom, maaf kayaknya aku gak bisa menerima tawarannya," ucapku jujur

"Hahaha Dema...Dema, kamu lucu banget sih jadi gemes mommy. Gapapa kok sayang, kan mommy juga gak maksa, mommy cuma pengen memotivasi kamu, lagian juga gak harus kan, mommy tadi cuma bilang boleh, ya kalo kamu achieve dan kamu gak mau pake mommy gapapa sayang, I appreciate it, tapi kalo kamu pengen dan penasaran sama tubuh mommy, mommy akan dengan senang hati memberikannya buat kamu." ucap bu Nadine sambil tersenyum

Aku yang mendengar pernyataan dari bu Nadine, malah jadi penasaran dengan sosoknya yang kharismatik dan berwibawa. Meski pun hampir tiap hari dientot Benny, tapi jujur, aura kecantikan bu Nadine menurutku adalah yang terbaik di antara semua wanita yang ada di kantor.

"Ok deh mom, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk achieve target." ucapku

"Nah gitu dong, pinter," ucap bu Nadine

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar, terlihat Benny memasuki ruangan.

"Eh ada Dema, welcome back ya bro, so glad to meet you again," ucap Benny sambil menepuk lenganku.

Benny lalu langsung menghampiri bu Nadine dan mereka langsung berciuman mesra. Aku pun yang sudah biasa melihatnya merasa biasa saja dengan pemandangan ini. Terlihat Benny mengarahkan resleting celananya ke arah kepala bu Nadine..

"Dem, kok diem aja, mau ikutan? Sini." ucap bu Nadine dengan nakal sambil bersiap membuka resleting celana Benny.

"Hehe nggak bu, go ahead, aku keluar ya," ucapku sambil berlalu.

Yang terjadi selanjutnya, ya kalian bisa tebak sendiri lah, sepasang insan yang masing-masing sudah berkeluarga tersebut melakukan ritual harian mereka dengan ngentot di meja kantor.

Aku, dan teman-temanku yang lain sudah menganggap biasa kejadian ini. Yang mereka tau, bu Nadine adalah orang yang berintegritas dan profesional dalam bekerja, so selama hubungan mereka tak mengganggu pekerjaan, aku dan yang lain pun merasa tenang.

"Dem kamu diceramahin apa kok lama banget?" tanya Sylvia kepadaku

"Nggak Syl, cuma dimotivasi aja biar jualanku banyak," jawabku singkat.

"Dema kenapa sih kamu mukanya kusut begitu," ujar Anggia lalu menghampiriku dan duduk di pangkuanku, lalu tanpa merasa malu ia membuka kemben hitamnya lalu menyodorkan teteknya ke wajahku.

"Nih nenen sayang, biar semangat," ujar Anggia

Aku pun yang agak terkejut dengan tindakan Anggia berusaha menolak dengan halus.

"Buset gia usaha terus nih ye," ucap Jihan yang menggodaku dengan Gia.

Yang lain pun tertawa..

Aku akhirnya agak mendorong Anggia padahal puting susunya sudah menyentuh bibirku. Aku bukannya tidak mau, tapi Anggia ini baper kepadaku, ia bahkan pernah bilang padaku kalo ia bersedia jadi istri kedua, ketiga bahkan kesepuluh jika aku butuhkan, dan aku gak mau juga perkara ngentot harus pake baper.

"Iiiih gitu deh kamu dem, gak ada yang pernah nolak lho kalo aku udah nyodorin tetek," ucapnya sambil cemberut

"Hehe maaf Gia, aku masih jaga perasaan istriku," ucapku yang masih kuat iman waktu itu.

"Ah ah ah aaaah fuck me baby," terdengar suara bu Nadine dari balik pintu yang menggema ke seluruh ruangan.

"Ebuset dah mommy kalo maen bikin yang lain sange," ucao Norman

"Berisik kek bokep Jepang," Sahut Olla yang sedari tadi fokus di depan komputernya

"Hahahaha" tawa seluruh orang di ruangan itu memecah kesunyian.

*tuuuut...tuuuut...* terdengar drring telepon dari Elita, ia lalu mengangkatnya.

"Hallo selamat pagi dengan Elita bisa dibantu?" ucap Elita

"Hallo ini betul ibu Elita?" Ucap suara di balik telepon

"Iya betul Pak, saya sendiri."

"Saya Jeffry,"

"Oh astaga maaf Pak pangling suaranya kirain siapa," ucap Elita yang tampaknya sudah menyadari

"Iya gapapa, saya mau bayar DP untuk unit saya, kamu bisa ke hotel Purosakti?" pinta Jeffri

"Dengan senang hati Pak, apalagi yang harus saya bawa Pak, biar sekalian?," ucap Elita

"Gak usah, kamu bawa diri aja ya, sama nanti ada lingerie merah di atas kasur, kamu pake ya, saya habis meeting ke situ," ucap Pak Jeffry

"Siap Pak, laksanakan," ucap Elita

"Wih...wih..Elita mau ewita nih," ucap Eya

"Hahaha kampret, gue dinas dulu ya guys, byeeeee," Elita pun meninggalkan kantor.

Ya seperti itulah keseharianku di kantor ini. Hal-hal tersebut sudah bukan merupakan suatu yang tabu, liat orang ngewe, ngomongin mesum adalah hal biasa yang sering kujumpai di kantor ini.
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
**

"Aaaah ah ah ah fuck meee," Bu Nadine terus meracau keenakan dientot Benny

Setelah 30 menit permainan, akhirnya Benny pun menyerah, "Aaaah I wanna cum baby shhhhhs,"

"Yes cum in my pussy baby,"

"Aaaah shhhh aaaah fuuuck," "Croooot...crooot..crooot,"

Benny pun menumpahkan seluruh spermanya dalam memek bu Nadine. Bu Nadine sendiri memang lebih memilih menampung sperma di memeknya daripada di muka, biar gak make up lagi, ujarnya suatu ketika.

**

Tak terasa sebulan pun berlalu, aku pun akhirnya berhasil mencapai target penjualanku. Tak lupa, bu Nadine pun memanggilku kembali ke ruangan.

"Sini duduknya di sofa aja sayang," sambil memanggilku, bu Nadine berjalan ke sofa di samping meja kantornya.

"Aaah mommy bangga sama kamu dem, kamu cepet belajar. Mommy pengen kamu pertahanin ini ya sayang," ujarnya sambil tersenyum kepadaku.

"Hehehe makasih ya mom, ini juga berkat bantuan dari mommy dan yang lain sih, bersyukur banget akhirnya bisa achieve." ucapku

"Baiklah Dem, seperti yang mommy janjiin sama kamu, I will give my pussy for free. So, kalo kamu mau, kamu tinggal calling mommy ok?," godanya saat itu

"Hmmm belum tau mom, tapi pastinya kalo pun aku mau ya gak di sini mom, aku gak mau ketahuan yang lain, dan please don't let my wife knows about it." ucapku

"Oh oke sayang, take your time, mommy tau setia itu mahal banget harganya, and I appreciate." ujar bu Nadine sambil matanya agak sendu.

Sekadar info, bu Nadine pun bukan tanpa alasan menjadi seperti ini, ia awalnya diselingkuhi suaminya yang seorang direktur. Suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya, seketika ia pun hancur ketika mengetahui kejadian itu, namun karena ia tidak mau memisahkan keempat anaknya dari sosok seorang ayah, bu Nadine dan Pak Gunawan, suaminya, memutuskan untuk "open marriage." Ya, baik bu nadine mau pun suaminya sudah tak canggung memadu kasih dengan yang lain, yang penting komunikasi dan anak-anak jangan sampai tahu.

"Oh I'm sorry to hear that mom," aku menepuk pundaknya, lalu ia memelukku dan menangis.

"Asal kamu tau dem, di balik sifat mommy yang periang dan sering keliatan seneng, mommy sudah tak mengenal lagi apa itu cinta dem, yang menguatkan mommy sampai saat ini cuma anak-anak dan seks, that's it." ucapnya masih menangis di pelukanku.

"Hmmm mom, aku gak kebayang hidup tanpa cinta, aku pun kurang lebih sama mom, masa kuliahku bener-bener dipenuhi dengan seks, dengan wanita berbeda, namun kehadiran istriku membuatku semakin kuat untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Sulit banget mom, I feel you," ucapku sambil membelai rambutnya

"Yes Dema, mommy pun ngentot sama Benny bukan karena mommy punya perasaan cinta, tapi ya semata hanya kebutuhan aja sayang, suami mommy kadang terlalu memprioritaskan sekretarisnya itu, kadang kita ngeseks cuma sekali seminggu, itu pun jarang. Seringnya dua minggu sekali."

"Mommy udah bilang ke dia kalo mommy gak bisa kalo cuma berhubungan sekali dalam dua minggu, tapi suami mommy bilang yaudah kamu sama anak buahmu itu, di situ mommy nangis, di situ mommy tau kalo suami mommy udah gak cinta sama mommy." ucapnya panjang

"Iya mom, sorry to hear that yes," aku mencium kepala atasnya dan bu nadine pun tenggelam dalam pelukanku.

"Yaudah mom jangan nangis terus, tuh cantiknya ilang," aku pun mengusap airmata di pipinya dengan jariku, dan mencium keningnya mesra.

"Makasih ya sayang," ucapnya sambil tersenyum padaku

"Yes mom."

Tiba-tiba hapeku berdering, kulihat Rani meneleponku.

"Mas Dem ada di mana? Ini Bu Caroline nyariin. Di lounge atas ya," ucap Rani di telepon.

"Oke Ran thanks," ucapku singkat

"Mom aku nemuin customer dulu ya, udah jangan nangis terus ya, muah," aku pun mencium pipinya sebelum beranjak meninggalkan bu Nadine.

Hari ini aku mendapat pelajaran dari hidupnya bu Nadine, dan pun semakin penasaran dengan sosok bu Nadine itu sendiri. "Di balik tubuh seksi dan wajah cantiknya, mommy punya sesuatu yang membuatku tertarik yaitu kelapangan hati dan keterampilannya mengolah emosi," ucapku dalam hati.

Aku pun semakin penasaran, saat jam pulang ketika aku menemani customer makan, aku nge-WA bu Nadine.

"Mommy...emmm perjanjiannya masih berlaku kan?" 😁

"Perjanjian apa sayang? Oh i see..i see😘😘

"Hehe iya mom, enaknya di mana ya?"

"Kamu ke sini aja sayang, mommy lagi di Hotel Purina kok."

"Eh, sama siapa mom? Sorry kalo aku ganggu.🙏"

"Hehe nggak kok sayang, mommy abis nemuin customer mommy pas dulu, dia baru balik dari US setelah 2 tahun, tapi udah pulang kok,"

"Hehe ngapain aja mom kok di hotel?😛😛

"Hahaha kamu ni ya, ya apalagi kalo bukan ngewe sayang😘 Yaudah mommy tunggu ya😘"

Tak lama kemudian bu Nadine pun mengirim pap ke whatsappku..



"Udah gak sabar nih icipin brondongnya mommy untuk pertama kali, mommy milik kamu malam ini😘😘😘"

"See you😛"

Darahku berdesir, jantungku berdetak lebih cepat, ada pertentangan hati yang tak bisa kuhindari, antara memilih setia, atau kulahap saja wanita ini malam ini.

Aku akhirnya kalah, maafkan aku istriku, ini sama sekali bukan perkara cinta, hanya sisi liarku yang memberontak keluar, dan tak sanggup ku menahannya.

Lagi.

*tuuuuuuut...tuuuut...*

"Hallo mas sayang, ada apa?" istriku Fina berbicara di balik telepon

"Sayang, aku kayaknya lembur malem ini, aku ngurus SPK banyak banget, aku achieve bulan ini sayang hihi," ucapku

"Alhamdulillah senangnya, yaudah gapapa mas aku pulang sendiri ya, nanti di rumah kukasih hadiah spesial perayaan achieve target hihi,"

"Apa tuh?"

"Maunya apa? Catwoman, hot maid, atau dokter hihi" Fina menyebut tema-tema cosplay untuk perngentotan malam nanti

"Hihi apa aja yang penting kamu yang make, see you soon istriku sayang, muah!"

"See you soon masku sayang hihi,"

Aku pun menutup telepon, kudengar nada bahagia istriku ketika kuberitahu bahwa aku achieve target bulan ini. Benar-benar istri sempurna, istri terbaik di dunia.

Sekali lagi, maafkan aku, istriku," batinku.

Aku pun lalu tancap gas dengan mobilku menuju Hotel Purina.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd