**
"Aaaah ah ah ah fuck meee," Bu Nadine terus meracau keenakan dientot Benny
Setelah 30 menit permainan, akhirnya Benny pun menyerah, "Aaaah I wanna cum baby shhhhhs,"
"Yes cum in my pussy baby,"
"Aaaah shhhh aaaah fuuuck," "Croooot...crooot..crooot,"
Benny pun menumpahkan seluruh spermanya dalam memek bu Nadine. Bu Nadine sendiri memang lebih memilih menampung sperma di memeknya daripada di muka, biar gak make up lagi, ujarnya suatu ketika.
**
Tak terasa sebulan pun berlalu, aku pun akhirnya berhasil mencapai target penjualanku. Tak lupa, bu Nadine pun memanggilku kembali ke ruangan.
"Sini duduknya di sofa aja sayang," sambil memanggilku, bu Nadine berjalan ke sofa di samping meja kantornya.
"Aaah mommy bangga sama kamu dem, kamu cepet belajar. Mommy pengen kamu pertahanin ini ya sayang," ujarnya sambil tersenyum kepadaku.
"Hehehe makasih ya mom, ini juga berkat bantuan dari mommy dan yang lain sih, bersyukur banget akhirnya bisa achieve." ucapku
"Baiklah Dem, seperti yang mommy janjiin sama kamu, I will give my pussy for free. So, kalo kamu mau, kamu tinggal calling mommy ok?," godanya saat itu
"Hmmm belum tau mom, tapi pastinya kalo pun aku mau ya gak di sini mom, aku gak mau ketahuan yang lain, dan please don't let my wife knows about it." ucapku
"Oh oke sayang, take your time, mommy tau setia itu mahal banget harganya, and I appreciate." ujar bu Nadine sambil matanya agak sendu.
Sekadar info, bu Nadine pun bukan tanpa alasan menjadi seperti ini, ia awalnya diselingkuhi suaminya yang seorang direktur. Suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya, seketika ia pun hancur ketika mengetahui kejadian itu, namun karena ia tidak mau memisahkan keempat anaknya dari sosok seorang ayah, bu Nadine dan Pak Gunawan, suaminya, memutuskan untuk "open marriage." Ya, baik bu nadine mau pun suaminya sudah tak canggung memadu kasih dengan yang lain, yang penting komunikasi dan anak-anak jangan sampai tahu.
"Oh I'm sorry to hear that mom," aku menepuk pundaknya, lalu ia memelukku dan menangis.
"Asal kamu tau dem, di balik sifat mommy yang periang dan sering keliatan seneng, mommy sudah tak mengenal lagi apa itu cinta dem, yang menguatkan mommy sampai saat ini cuma anak-anak dan seks, that's it." ucapnya masih menangis di pelukanku.
"Hmmm mom, aku gak kebayang hidup tanpa cinta, aku pun kurang lebih sama mom, masa kuliahku bener-bener dipenuhi dengan seks, dengan wanita berbeda, namun kehadiran istriku membuatku semakin kuat untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Sulit banget mom, I feel you," ucapku sambil membelai rambutnya
"Yes Dema, mommy pun ngentot sama Benny bukan karena mommy punya perasaan cinta, tapi ya semata hanya kebutuhan aja sayang, suami mommy kadang terlalu memprioritaskan sekretarisnya itu, kadang kita ngeseks cuma sekali seminggu, itu pun jarang. Seringnya dua minggu sekali."
"Mommy udah bilang ke dia kalo mommy gak bisa kalo cuma berhubungan sekali dalam dua minggu, tapi suami mommy bilang yaudah kamu sama anak buahmu itu, di situ mommy nangis, di situ mommy tau kalo suami mommy udah gak cinta sama mommy." ucapnya panjang
"Iya mom, sorry to hear that yes," aku mencium kepala atasnya dan bu nadine pun tenggelam dalam pelukanku.
"Yaudah mom jangan nangis terus, tuh cantiknya ilang," aku pun mengusap airmata di pipinya dengan jariku, dan mencium keningnya mesra.
"Makasih ya sayang," ucapnya sambil tersenyum padaku
"Yes mom."
Tiba-tiba hapeku berdering, kulihat Rani meneleponku.
"Mas Dem ada di mana? Ini Bu Caroline nyariin. Di lounge atas ya," ucap Rani di telepon.
"Oke Ran thanks," ucapku singkat
"Mom aku nemuin customer dulu ya, udah jangan nangis terus ya, muah," aku pun mencium pipinya sebelum beranjak meninggalkan bu Nadine.
Hari ini aku mendapat pelajaran dari hidupnya bu Nadine, dan pun semakin penasaran dengan sosok bu Nadine itu sendiri. "Di balik tubuh seksi dan wajah cantiknya, mommy punya sesuatu yang membuatku tertarik yaitu kelapangan hati dan keterampilannya mengolah emosi," ucapku dalam hati.
Aku pun semakin penasaran, saat jam pulang ketika aku menemani customer makan, aku nge-WA bu Nadine.
"Mommy...emmm perjanjiannya masih berlaku kan?"
"Perjanjian apa sayang? Oh i see..i see
"Hehe iya mom, enaknya di mana ya?"
"Kamu ke sini aja sayang, mommy lagi di Hotel Purina kok."
"Eh, sama siapa mom? Sorry kalo aku ganggu.
"
"Hehe nggak kok sayang, mommy abis nemuin customer mommy pas dulu, dia baru balik dari US setelah 2 tahun, tapi udah pulang kok,"
"Hehe ngapain aja mom kok di hotel?
"Hahaha kamu ni ya, ya apalagi kalo bukan ngewe sayang
Yaudah mommy tunggu ya
"
Tak lama kemudian bu Nadine pun mengirim pap ke whatsappku..
"Udah gak sabar nih icipin brondongnya mommy untuk pertama kali, mommy milik kamu malam ini
"
"See you
"
Darahku berdesir, jantungku berdetak lebih cepat, ada pertentangan hati yang tak bisa kuhindari, antara memilih setia, atau kulahap saja wanita ini malam ini.
Aku akhirnya kalah, maafkan aku istriku, ini sama sekali bukan perkara cinta, hanya sisi liarku yang memberontak keluar, dan tak sanggup ku menahannya.
Lagi.
*tuuuuuuut...tuuuut...*
"Hallo mas sayang, ada apa?" istriku Fina berbicara di balik telepon
"Sayang, aku kayaknya lembur malem ini, aku ngurus SPK banyak banget, aku achieve bulan ini sayang hihi," ucapku
"Alhamdulillah senangnya, yaudah gapapa mas aku pulang sendiri ya, nanti di rumah kukasih hadiah spesial perayaan achieve target hihi,"
"Apa tuh?"
"Maunya apa? Catwoman, hot maid, atau dokter hihi" Fina menyebut tema-tema cosplay untuk perngentotan malam nanti
"Hihi apa aja yang penting kamu yang make, see you soon istriku sayang, muah!"
"See you soon masku sayang hihi,"
Aku pun menutup telepon, kudengar nada bahagia istriku ketika kuberitahu bahwa aku achieve target bulan ini. Benar-benar istri sempurna, istri terbaik di dunia.
Sekali lagi, maafkan aku, istriku," batinku.
Aku pun lalu tancap gas dengan mobilku menuju Hotel Purina.