Prolog
Aku stefani aurelia, sekarang aku meminjam tubuh gadis remaja bernama syifa. Dan sekarang aku sedang dibonceng ayah syifa menaiki KLX. Aku sekarang hanya memakai jeans hitam dan kaos berwarna putih. Rambutku yang panjang hitam aku ikat kuncir kuda diterpa angin. Sekarang kita mau menuju mall di kotaku.
Motor om rudi menembus jalanan dengan cepat, tiba-tiba berhenti mendadak.
Om mau traktir kamu es oyen. Kata om rudi.
Setelah turun dari motor aku menggandeng tangan om rudi dengan manja.
Setiap mata melihat kami, aku hanya senyum-senyum sendiri.
Pak es oyennya dua ya. Kata om rudi.
Iya pak, kata si bapak.
Udah lama aku tidak mengisi perutku dengan makanan. Batinku.
Setelah es itu masuk ke kerongkongan lalu turun ke lambung. Enak banget, sambil aku memejamkan mata.
Kenapa kayak gitu, pake mejamin mata segala? Om rudi cengengesan.
Eh enggak om, enak aja sih. Lalu aku pandang wajah si bapak penjual es oyen sambil tersenyum.
Pengantin baru ya pak? Saya lihat daritadi mesra banget.
Oh iya pak, baru kemarin menikah. Kata om rudi tertawa.
Aku melotot sambil cemberut. Om rudi makin cengengesan.
Pantes aja, saya kira tadi anaknya pak. Kata bapak itu.
Om rudi wajahnya berubah masam. Lalu aku nyeletuk, iya pak cinta kan gak mandang usia.
Bener mbak, bener itu. Asal gak sama yang dibawah umur sih mbak. Mbak kliatan masih muda ya. Kata si bapak menyebalkan.
Om rudi memotong obrolanku dengan penjual es oyen, berapa pak? Tanya om rudi.
10 ribu pak. Setelah om rudi selesei membayar. Kami pun kembali menyusuri jalanan.
Kita muter-muterin kota kami, sekedar membuat aku senang. Karena memang aku asalnya bukan dari kota ini. Aku di kota ini sedang KKN bersama teman-temanku.
Kejadian aku diperkosa terjadi di desa johan keparat itu. Aku awalnya menghormatinya karena aku bersama teman-temanku menginap di rumahnya.
Tetapi apa yang terjadi? Johan menggilirku rame-rame, sekitar 10 orang menggilirku. Aku dijambak, ditampar, bahkan vaginaku disumpal dengan dua penis. Bukan hanya itu, anusku juga tak luput dari mereka. Aku menangis, memohon ampun. Justru aku semakin disiksa.
Tanganku diikat dengan rantai dalam kondisi direntangkan. Aku menangis sesenggukan. Mereka menggilirku sampai tubuhku lemas tak berdaya. Lalu mereka melepas ikatan rantai di tanganku. Dan aku rebah di atas lantai rumah kosong.
Loh kamu nangis fa? Om rudi menghentikan motornya. Setelah berhenti om rudi menatapku. Diusapnya air mata yang menetes di pipiku.
Kenapa kamu menangis fa? Apa om gak sengaja kasar sama kamu? Tanya om rudi khawatir.
Aku tersadar dari lamunanku. Kuusap lagi bekas air mata di pipiku. Enggak om, fani hanya teringat kejadian tragis yang menimpa fani. Aku kembali sesenggukan.
Sudah sudah jangan menangis lagi. Yasudah sekarang ke alun-alun yuk, nanti kita kulineran lagi. Ada mie ayam enak disana. Kata om rudi menghiburku.
Aku memandang om rudi dengan tatapan heran, kok om tau aku suka mie ayam? Om dukun ya.
Iya, om dukun cabul. Lalu om rudi mengusek-usek kepalaku sampai rambutku berantakan sambil tertawa.
Ih rambut fani berantakan kan. Lalu berkaca di spion motor om rudi. Dalam hati, cantik juga ya syifa. Aku pun tersenyum sedih. Akan aku balaskan dendam untukmu syif.
Yasudah kita berangkat, ayok peluk yang erat. Om mau ngebut.
Motor om rudi melaju dengan kencang. Aku pun tersenyum dan kembali aku peluk om rudi dengan erat.
Baru kali ini, di kehidupan keduaku aku merasakan bahagia. Dan ada sedikit perasaan aneh timbul di hatiku. Ntah ini perasaan apa.
Apakah aku jatuh cinta dengan om rudi? Aku tidak tau. Karena baru dua hari aku mengenal om rudi. Dan usia kami terpaut jauh.
Ayahhh, aku peluk lebih erat om rudi.
Om rudi mengelus-elus tanganku yang melingkar di pinggangnya.
Boleh aku anggap om rudi ayah fani? Tanyaku.
Boleh, tapi mauku kamu mau aku jadikan Istriku. Om rudi tertawa lepas.
Aku cubit pinggangnya, nakal ya. Fisikku kan fisik syifa yah. Gak boleh kayak gitu.
Iya iya, ayah bercanda kok. Kata om rudi.
Ciiiitttt, om rudi mengerem mendadak hampir saja om rudi menabrak truk trailer yang sedang menyeberang.
Astaghfirullah om, om tadi menerobos lampu merah ya? Huuu godain anak sendiri sih, genit. Aku cemberut sambil tertawa.
Om rudi hanya tertawa. Kami pun kembali melintasi jalanan dengan saling bercanda.
Kayaknya mau hujan deh fa, om rudi nenghentikan motornya, menepi di jalanan. Lalu mengambil jas hujan.
Karena jas hujan itu bisa dipakai oleh dua orang, aku masuk ke dalam jas hujan bagian belakang. Hujan pun turun dengan derasnya, motor om rudi melesat.
Dan saat kita tiba di alun-alun, hujan sudah reda. Om menanyakan apa yang akan aku lakukan pada johan, ardi, amrul, ryan dan massa yang telah menyebabkan syifa terbunuh.
Aku akan membunuhnya om. Kataku dengan tatapan tajam penuh kemarahan.
Kita saling tatap dan om rudi memegang kedua tanganku. Sekarang kita berdiri di bawah pohon beringin. Om akan membantumu fa.
Tidak om, ini tugasku. Om jangan sampai terlibat. Kataku.
Om rudi menggandeng tanganku, ah itu gampang nanti kita pikirkan. Sekarang kita makan mie ayam dulu.
Tubuhku dipeluk dari samping oleh om rudi, ya Tuhan jantungku deg degan.
Bersambung
Aku stefani aurelia, sekarang aku meminjam tubuh gadis remaja bernama syifa. Dan sekarang aku sedang dibonceng ayah syifa menaiki KLX. Aku sekarang hanya memakai jeans hitam dan kaos berwarna putih. Rambutku yang panjang hitam aku ikat kuncir kuda diterpa angin. Sekarang kita mau menuju mall di kotaku.
Motor om rudi menembus jalanan dengan cepat, tiba-tiba berhenti mendadak.
Om mau traktir kamu es oyen. Kata om rudi.
Setelah turun dari motor aku menggandeng tangan om rudi dengan manja.
Setiap mata melihat kami, aku hanya senyum-senyum sendiri.
Pak es oyennya dua ya. Kata om rudi.
Iya pak, kata si bapak.
Udah lama aku tidak mengisi perutku dengan makanan. Batinku.
Setelah es itu masuk ke kerongkongan lalu turun ke lambung. Enak banget, sambil aku memejamkan mata.
Kenapa kayak gitu, pake mejamin mata segala? Om rudi cengengesan.
Eh enggak om, enak aja sih. Lalu aku pandang wajah si bapak penjual es oyen sambil tersenyum.
Pengantin baru ya pak? Saya lihat daritadi mesra banget.
Oh iya pak, baru kemarin menikah. Kata om rudi tertawa.
Aku melotot sambil cemberut. Om rudi makin cengengesan.
Pantes aja, saya kira tadi anaknya pak. Kata bapak itu.
Om rudi wajahnya berubah masam. Lalu aku nyeletuk, iya pak cinta kan gak mandang usia.
Bener mbak, bener itu. Asal gak sama yang dibawah umur sih mbak. Mbak kliatan masih muda ya. Kata si bapak menyebalkan.
Om rudi memotong obrolanku dengan penjual es oyen, berapa pak? Tanya om rudi.
10 ribu pak. Setelah om rudi selesei membayar. Kami pun kembali menyusuri jalanan.
Kita muter-muterin kota kami, sekedar membuat aku senang. Karena memang aku asalnya bukan dari kota ini. Aku di kota ini sedang KKN bersama teman-temanku.
Kejadian aku diperkosa terjadi di desa johan keparat itu. Aku awalnya menghormatinya karena aku bersama teman-temanku menginap di rumahnya.
Tetapi apa yang terjadi? Johan menggilirku rame-rame, sekitar 10 orang menggilirku. Aku dijambak, ditampar, bahkan vaginaku disumpal dengan dua penis. Bukan hanya itu, anusku juga tak luput dari mereka. Aku menangis, memohon ampun. Justru aku semakin disiksa.
Tanganku diikat dengan rantai dalam kondisi direntangkan. Aku menangis sesenggukan. Mereka menggilirku sampai tubuhku lemas tak berdaya. Lalu mereka melepas ikatan rantai di tanganku. Dan aku rebah di atas lantai rumah kosong.
Loh kamu nangis fa? Om rudi menghentikan motornya. Setelah berhenti om rudi menatapku. Diusapnya air mata yang menetes di pipiku.
Kenapa kamu menangis fa? Apa om gak sengaja kasar sama kamu? Tanya om rudi khawatir.
Aku tersadar dari lamunanku. Kuusap lagi bekas air mata di pipiku. Enggak om, fani hanya teringat kejadian tragis yang menimpa fani. Aku kembali sesenggukan.
Sudah sudah jangan menangis lagi. Yasudah sekarang ke alun-alun yuk, nanti kita kulineran lagi. Ada mie ayam enak disana. Kata om rudi menghiburku.
Aku memandang om rudi dengan tatapan heran, kok om tau aku suka mie ayam? Om dukun ya.
Iya, om dukun cabul. Lalu om rudi mengusek-usek kepalaku sampai rambutku berantakan sambil tertawa.
Ih rambut fani berantakan kan. Lalu berkaca di spion motor om rudi. Dalam hati, cantik juga ya syifa. Aku pun tersenyum sedih. Akan aku balaskan dendam untukmu syif.
Yasudah kita berangkat, ayok peluk yang erat. Om mau ngebut.
Motor om rudi melaju dengan kencang. Aku pun tersenyum dan kembali aku peluk om rudi dengan erat.
Baru kali ini, di kehidupan keduaku aku merasakan bahagia. Dan ada sedikit perasaan aneh timbul di hatiku. Ntah ini perasaan apa.
Apakah aku jatuh cinta dengan om rudi? Aku tidak tau. Karena baru dua hari aku mengenal om rudi. Dan usia kami terpaut jauh.
Ayahhh, aku peluk lebih erat om rudi.
Om rudi mengelus-elus tanganku yang melingkar di pinggangnya.
Boleh aku anggap om rudi ayah fani? Tanyaku.
Boleh, tapi mauku kamu mau aku jadikan Istriku. Om rudi tertawa lepas.
Aku cubit pinggangnya, nakal ya. Fisikku kan fisik syifa yah. Gak boleh kayak gitu.
Iya iya, ayah bercanda kok. Kata om rudi.
Ciiiitttt, om rudi mengerem mendadak hampir saja om rudi menabrak truk trailer yang sedang menyeberang.
Astaghfirullah om, om tadi menerobos lampu merah ya? Huuu godain anak sendiri sih, genit. Aku cemberut sambil tertawa.
Om rudi hanya tertawa. Kami pun kembali melintasi jalanan dengan saling bercanda.
Kayaknya mau hujan deh fa, om rudi nenghentikan motornya, menepi di jalanan. Lalu mengambil jas hujan.
Karena jas hujan itu bisa dipakai oleh dua orang, aku masuk ke dalam jas hujan bagian belakang. Hujan pun turun dengan derasnya, motor om rudi melesat.
Dan saat kita tiba di alun-alun, hujan sudah reda. Om menanyakan apa yang akan aku lakukan pada johan, ardi, amrul, ryan dan massa yang telah menyebabkan syifa terbunuh.
Aku akan membunuhnya om. Kataku dengan tatapan tajam penuh kemarahan.
Kita saling tatap dan om rudi memegang kedua tanganku. Sekarang kita berdiri di bawah pohon beringin. Om akan membantumu fa.
Tidak om, ini tugasku. Om jangan sampai terlibat. Kataku.
Om rudi menggandeng tanganku, ah itu gampang nanti kita pikirkan. Sekarang kita makan mie ayam dulu.
Tubuhku dipeluk dari samping oleh om rudi, ya Tuhan jantungku deg degan.
Bersambung
Terakhir diubah: