Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Devina : My Eksib Story (NO SARA)

CHAPTER 12 : KENIKMATAN YANG TIDAK DISENGAJA

d46aa11326944990.jpg

Aku sampai di pool travel sekitar jam setengah 7 pagi, aku melihat-lihat sekitar area travel masih nampak sepi pagi ini. Hanya beberapa sopir-sopir travel yang sedang bersiap-siap membereskan barang-barang milik penumpang yang akan berangkat ke tempat tujuan masing-masing. Akupun segera menuju lobby pool travel tersebut untuk konfirmasi memilih tempat duduk yang nanti akan ku tempati.

Devina : Mas tempat duduknya bisa milih ya ?
Operator : Bisa mbak, untuk tujuan ke kota mana ya ?
Devina : Untuk tujuan kota solo mas
Operator : kebetulan untuk keberangkatan pagi inish kosong Mbak, cuma 3 penumpang aja..
Devina : Jadi bebas ya mas pilih duduk dimana..
Operator : Iya, silakan mbak mau duduk disebelah mana biar saya ubah seat tempat duduk Mbak..
Devina : saya minta duduk di kursi paling belakang aja mas.. pojok sebelah kanan..
Operator : Boleh mbak tunggu sebentar ya biar saya ubah dulu seat yang ada di tiket mbak..

Setelah mengubah seat yang akan aku tempati aku menyambangi sebuah mini market yang ada di sekitar area pool travel untuk membeli beberapa cemilan untuk selama di perjalanan. Akhirnya tibalah waktunya jam keberangkatanku menuju kota solo. Sudah cukup lama aku tidak pulang ke solo untuk menengok orang tuaku dan juga anakku atau adikku. Aku memasukan barang bawaan ku ke bagasi mini bus travel yang akan ku naiki. Dan ternyata hanya tiga orang saja yang berangkat menggunakan travel ini untuk ke solo, cukup beruntung pikirku, sehingga aku sedikit bisa leluasa untuk beristirahat di dalam mobil, karna staminaku cukup terkuras sehabis melakukan hubungan seks dengan Ilham semalam.

Akhirnya mobil travel yang mengantarkan ku ke kota sola mulai bergerak meninggalkan kantor travel tersebut. Selama perjalanan aku hanya mendengarkan musik sambil chatingan dengan teman2ku baik yang ku kenal dari dunia maya ataupun teman realku. Ku lihat mobil travel yang mampu menampung sekitar 10 orang ini menjadi cukup luas ketika mobil ini hanya di isi 3 penumpang dan 1 orang supir. 1 orang penumpang Pria sekitar umur 35 taun, dan juga seorang wanita setengah baya yang memilih duduk di depan sebelah supir. Niatku untuk selonjoran kaki di jok mobil belakang pun tak bisa ku urungkan karena penumpang pria yang satu duduk di posisi belakang sebelah kiri yang sama-sama sekat dengan jendela. Aku sebenarnya sedikit agak risih juga dengan pria yang duduk di dekatku. Karena beberapa kali matanya ku lihat suka mencuri-curi pandang ke arah pahaku yang saat ini memang menggunakan rok mini.

Akhirnya aku memberanikan diri membuma obrolan dengan pria yang ada di dekatku ini, hanya untuk sekedar basa-basi saja.

Devina : Cemilan pak ?
Pria : nggak usah dek mbak makasih..
Devina : Tujuan solo juga ya pak ?
Pria : Ia hehehe btw jangan panggil saya bapak, jadi keliatan tua banget sayanya hehe..
Devina : oyaa ? Memang umur brp mas ?
Pria : Saya baru umur 30 kok mbak hehe nah panggil mas juga boleh hehe, oya kenalin nama saya Tito.. kalo mbak ?
Devina : saya devina mas.. salam kenal..

Begitulah perkenalan singkatmu dengan tito, karena tak lama setelah kami berkenalan ada telepon masuk ke handphone dia. Aku pun memilih untuk kembali medengarkan musik sambil membalas chat-chat dari kawanku termasuk chat dari Indra yang kangen padaku. Namun apa daya kami belum bisa bertemu selama liburan natal dan tahun baru. Hingga akhirnya rasa kantuk akibat kelelahan pun mendatangiku, aku pun mulai tertidur.

Entah sudah berapa lama aku tertidur di dalam minibus travel ini, hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang menjalar di area pahaku, atau mungkin ini hanya perasaanku saja. Tapi lama kelamaan raan di sekitar pahaku semakin terasa nyata. Apakah Tito yang meraba pahaku ? Mungkin saja karna satu-satunya penumpang yang duduk di area kursi belakang hanyalah dia. Aku mencoba untuk tetap tenang dan tak terpengaruh oleh rabaan tangan milik Tito, mungkin juga aku ingin tau sampai dimana nyali tito berani menjarah tubuhku. Aku masih berpura-pura tertidur, mendapati aku yang mungkin tidak terbangun tito tampak semakin berani bahkan kini tangan tito mulai menuju pangkal pahaku. Aku sedikit melenguh ketika tangannya mulai mengelus bibir memekku. Namun sepertinya ia terkaget dekat lenguhanku, sehingga ia langsung mengeluarkan tangannya dari dalam rok miniku.

Aku berakting membuka sedikit mataku, seakan-akan tak sadar dengan apa yang terjadi barusan. Lalu aku menutup mataku kembali berpura-pura masih mengantuk dan langsung menyandarkan kepalaku di bahu Tito. Aku tak tau apakah tito senang atau semakin tertantang untuk menjamah tubuhku mulusku, yang pasti ini merupakan sebuah tanda lampu hijau agar tangan tito kembali ke tempat dimana tangannya berada tadi. Aku cukup mampu mendengar detakan jantung tito yang cukup berdegub kencang, entah grogi atau mungkin masih panik, takut aku akan teriak ketika aku mendapati ia berbuat mesum kepadaku. Namun setelah tak mendapat respond negatif dariku, dan mungkin juga ia berpikir bahwa ini sebuah lampu hijau agar ia bisa kembali melanjutkan aksinya, tangan kanan tito mulai merangkul pundakku yang saat itu aku menyandarkan kepalaku di pundaknya untuk dijadikan bantal. Pelan-pelan namun pasti tangan kanan tito mulai mengarah ke Payudaraku, begitu pula dengan tangan kirinya yang mulai kembali merabai paha mulus ku hingga selangkanganku. Tangannya mulai meremas payudaraku dari luar tanktop yang ku pakai. Jujur saja aku menjadi sangat tertantang dan juga mulai terangsang oleh rabaan tangan Tito.

Aku kembali melenguh ketika tangan tito mulai mengelus-elus memekku dari luar celana dalam model T-Back berwarna ungu yang ku pakai, sehingga membuat dengan mudahnya tangan tito mengakases memekku dengan menyelipkan tangannya dari sisi celana dalamku. Tangannya mulai memainkan klitorisku. Membuatku memekku mulai basah. Aku pun membisikan kata-kata di kuping tito.

Devina : Tangan kamu nakal yaaa mas.. emmmhh..
Tito : hehehe.. Tapi kamu ga nolak tuh di nakalin tanganku..
Devina : abisnya enak sih.. hihi

Titopun semakin semangat merabai tubuhku, bahkan kini aku memberanikan diri meremas selangkangan tito, yang sudah mulai menggembung. Walaupun tito menggunakan celana jeans, tidak membuatku patah semangat. Aku membuka kancing san resleting celana jeans yang dipakai tito agar aku lebih mudah memegang kontol tito yang mulai mengeras. Kini tangan kanan tito mulai menyusup ke dalam tanktop yang ku pakai lewat bawa tanktopku, dan mulai meremas-remas kembali susuku dari balik BH yang ku pakai.

Tito : lembut banget tangan kamu.. Kontolku jadi makin ngaceng aja hehe..
Devina : Aku sange mas.. jadi pengen ngentot..
Tito : Tar aja kalo udah sampe solo ya kita cek in gimana ?

Aku mengangguk tanda setuju, tito pun semakin beringas meremas-remas susuku bahkan putingku kadang ia pelintir da ia tarik. Bahkan tangan kirinya mulai mengocok memekku dengan 2 jari yang ia masukan ke dalam lubang memekku. Aku pun tak ragu lagi untuk meningkatkan intensitas kocokan tanganku di kontol milik Tito yang ukurannya tidak beda jauh dengan milik Indra. Memekku semakin basah karena kocokan jari tito di dalam memekku. Gerakan tanganku semakin kupercepat. Tangan tito uga tak mau kalah. Ia semakin gemas memainkan toketku, dan juga tetal mengocok memekku dengan jarinya. Kudengar nafas Tito semakin memburu. Tangannya semakin nakal mempermainkan toket dan putingku. Aku mendesah kec begitu puting susuku dimainkan oleh jari-jarinya. Seiring dengan lenguhkanku yang sedikit tertahan karena takut ketauan sang sopir dan juga penumpang yang di depan, gerakan tanganku semakin cepat dan kurasakan kontol Tito benar-benar tegang. Sampai akhirnya, kontol Tito berkedut-kedut dan kulihat pejunya menyembur ke mana-mana. Tito pun menikmati pucak birahinya itu.

Aku menggodanya ketika ia mencapai orgasmenya yang pertama mungkin juga akibat rasa kesalku yang gagal orgaseme. Devina : Ahh.. Kontol doang yang gede, tapi baru bentar udah crot huftt..
Tito : yeee kan baru pemanasa, tar kalo ngentot kamu malah yang minta ampun
Devin : prett.. baru pake tangan aja udah keluar gimana kalo di jepit pake mekiku, baru nempel udah keluar kali..

Namun Tito tetap merayuku untuk membuktikan staminanya sesampainya nanti di kota solo. Aku pun menyetujuinya, akhirnya karena aku yang masih sedikit mengantuk pun tiduran di pundak tito menikmati pelukannya yang hangat. Ga jarang juga kadang tangan Tito ngeremes-remea toketku selama diperjalanan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, mobil travel yang ku tumpangi pun tiba di kota solo, sesampainya di pool travel solo, aku dan tito bergegas memesan taksi dan mencari hotel hotel terdekat untuk menuntaskan nafsu yang tertahan selama di perjalanan. Aku dan tito pun akhirnya memilih untuk singgah di salah satu hotel bintang 3 yang ada dikota solo ini, selain harga yang terjangkau, kamarnya pun cukup nyaman dan yang pasti aku tak perlu cemas akan ada razia ketika aku dan tito sedang bermain cinta.

Sesampainya di kamar, Tito langsung masuk ke kamar mandi, mungkin ia ingin membersihkan badan sekaligus kontolnya yang mungkin masih lengket akibat terkena sperma yang ia keluarkan sewaktu di mobil. 10 menit kemudian Tito keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana boxer saja, Ku perhatikan badannya dari atas hingga bahwa cukup kekar seperti perawakan tentara pada umumnya, Aku yang masih terlentang di atas ranjang, langsung dihampiri oleh Tito. Ia mulai memeluk tubuhku, aku tersenyum kepadanya namun ia yang sudah tak tahan untuk menikmati tubuhku langsung menyosor bibirku dengan rakus. Namun aku tak membalas ciuman yang dilancarkan oleh Tito. Aku menolak dengan alasan ingin mandi juga. Aku pun beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Baru saja aku selesai membersihkan tubuhku yang baru saja ku sabuni, aku merasakan ada sesuatu benda yang sudah keras di pantatku ketika Tito memelukku dari belakang. Tubuhku langsung ia balikkan ke arahnya, bibirku langsung ia serang habis-habisan hingga aku kesulitan untuk bernafas. Aku mulai membalas lumatan Tito di bibirku. Kali ini aku tidak lagi merasa takut ketauan oleh orang-orang sekitar seperti ketika kami saat di mobil travel tadi. Aku bisa lebih mengekspresikan betapa binalnya diriku di hadapan pria yang tengah dilanda nafsu syahwat ini.

Aku yang kentang belum merasakan orgasme ketika di mobil tadi, langsung meraih batang kontol Tito dan mulai mengocoknya dengan tangan lembutku. Kini leherku menjadi sasaran ciuman tito, terkadang ia menjilati leherku juga mrmbuatku menjadi semakin terangsang. Tangan tito pun tak tinggal diam, tangannya mulai meremas-remas toketku yang mengacung dengan indahnya. Kini mulutnya mulai turun ke arah toketku. Ia menggigit kecil puting susuku, memberikan sebuah sensasi nikmat sekaligus sedikit rasa nyeri. Sebenernya aku sudah geregetan tak sabar untuk mengulum kontol tito, tapi sayangnya Titolah yang lebih dulu berinisiatif berjongkok. Kini wajah tito tepat di depan memekku, Ia pun tak ingin membuang-buang waktu lagi, ia mulai menjilati klitorisku hingga memasukan lidahnya keluar masuk lubang memekku. Benar-benar terasa sangat nikmat permainan lidah tito di memekku, membuatku menjadi semakin terangsang.

Aku meremas dan menekan kepala tito agar tidak menjauh dari selangkanganku, Tito pun paham dengan keinginanku, ia terus memainkan lidahnya dengan licah di klitorisku sembar jari tangannya mulai menusuk keluar masuk lubang memekku. Tito mengangkat tubuhku, dan menggendongku ke ranjang, ia kembali menjilati memekku sambil 1 tangan yang lain mulai meremas-remas toketku. Dirasa ada yang kurang tito memintaku untuk menyepong kontolnya yang sudah sangat tegang. Kini aku dan tito bergaya 69 dengan posisi tito yang berada di bawahku. Aku mulai menjilati kontol tito mulai dari lubang kencingnya dan terus menjulur hingga buah zakarnya, tanganku pun tak tinggal diam dengan mulai kembali mengocok kontolnya lembut terkadang tanganku pun ku pakai untuk meremas buah zakar milik Tito. Aku pun akhir meraih orgasme ku yang pertama melalui permainan lidah dan jari-jari Tito. Tito tampak lahap menelan cairan cinta yang keluar dari lubang memekku.

Tito memberikanku sedikit waktu untuk menikmati orgasme ku yang pertama, diwaktu bersamaan ia pun mengeluarkan kondom dari dompetnya. Setelah membuka bungkus kondom tersebut, ketika ia akan menggunakannya, aku tarik tangannya agar ia tidak menggunakan kondom.

Devina : Jangan pake kondom mas, ga enak kalo ngewe pake kondom hihi..
Tito : serius ? Wahh asik nih.. btw udah impas yah tadi kan kamu bikin aku crot dan barusan kamu crot..

Aku mengangguk sembari mengangkangkan kaki untuk memudahkan Tito mengarahkan kontolnya ke dalam memekku. Sebelum ia memasukan kontolnya, ia terlebih dahulu menggesekan kepala kontolnya di bibir memekku, untuk memancing gairahku untuk naik kembali. Aku yang sudah tak sabar untuk segera dikontolin pun meraih batang kontol Tito dan memaksanya masuk perlahan-lahan. Aku bahkan tak sungkan lagi untuk menunjukan kebinalanku pada orang yang baru ku kenal hari ini, selama itu bisa memberikanku kepuasan duniawi, mengapa tidak ? Aku benar-benar sudah seperti wanita yang tergila-gila dengan kenikmatan seks.

Tito mulai memaju mundurkan kontolnya secara perlahan agar aku aku bisa beradaptasi dengan kontolnya, namun secara perlahan namun pasti Tito mulai menggenjot tubuhku dengan cepat. Membuatku semakin mendesah keenakan.

"Ahhhhh...teruss.." desahku mulai menikmati sodokan kontol Tito
"Gila ya memek kamu empotannya kerasa banget.." puji Tito

Tito menurunkan tubuhnya untuk kembali mencium bibirku dengan ganasnya, tangannya pun kembali meremas toketku. Aku melingkarkan tanganku di pundaknya dan juga kakiku di pinggangnya, aku tak ingin kenikmatan ini segera berakhir. Namun Tito dengan tenaganya yang cukup besar membalikkan posisiku, kini posisiku berada di atasnya, aku memanfaatkan kesempatan ini untuk mengontrol tempo permainan cinta kita. Aku mulai melakukan gerakan maju mundur untuk sekedar menikmati batang kontolnya yang penuh sesak di dalam memekku. Setelah sekitar 5 menit berlalu barulah aku menaik turunkan pinggulku dengan tempo yang lumayan cepat, aku meremas toketku sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat dari kontol Tito yang kluar masuk di lubang memekku. Aku mulai merasakan sedikit kedutan dari kontol Tito, aku tau ia akan meraih orgasmenya, aku menjatuhkan tubuhku pada dada tito yang bidang. Aku mencium bibirnya sambil memainkan puting susunya.

"Aku mau keluar cantik.." seru tito
"Aku juga mass.. bentar lagi.. keluarin bareng sayang.. keluarin peju kamu di memek aku.." desahku

Titopun mengambil alih, meskipun tubuhku masih di atas tubuhnya, ia mulai memaju mundurkan kontolnya dengan cepat hingga akhirnya kami meraih orgasme bersamaan. Aku masih tetap berciuman dengan mesranga, meskipun kami telah orgasme, kami sama-sama enggan melepaskan kontol tito yang bersarang di dalam memekku. Tak berselang lama setelah aku dan tito orgasme handphone ku berbunyi, ada telepon masuk dari adik perempuanku yang bernama Alvina.

Alvina : ce kamu wes tekan ndi ta ? (Kamu sudah sampai mana ce?)
Aku masih berusaha mengontrol nafasku yang masih sedikit memburu.
Devina : Aku udah sampe solo kok, cm lagi mau ke tempat temenkku dulu..
Alvina : Ohh ya wes kalo gt, kalo misalnya mau di jemput biar ta suruh suamiku jemput ya..
Devina : ok.. tar aku kabarin lagi..

Aku pun menutul telepon dari adikku, tak lama telepon ku matikan. Tito kembali mencium bibirku, seakan-akan tak ada lagi hari esok untuk meraih kenikmatan bersamaku. Aku pun mebalas ciumannya dengan lembut. Lalu kami berpakaian kembali untuk mencari makan siang di sekitaran hotel. Selama makan siang aku dan dia sempat berbincang-bincang, aku sempat bertanya kenapa ia sangat berani menyentuhku ketika di mobil travel tadi.

Devina : Kamu kok tadi berani megang-megang aku pas di mobil.. ?
Tito : Nekat aja sih tadi, lagian kamu pake baju seksi gitu.. laki-laki mana sih yang ga nafsu liat badan kamu ?
Devina : Masa sih mas ?
Tito : iya lah kamu cantik seksi gitu, cuma orang ga waras aja yang ga mau sama kamu hehe..

Akhirnya setelah beres makan siang aku dan Tito kembali ke hotel, kami menikmati moment indah berdua sambil menonton acara TV kabel yang ada di kamar hotel. Aku menonton TV duduk dalam pelukan Tito dan berasandar pada tubuhnya. Kami layaknya sepasang suami istri yang tengah berbulan madu saat itu, hanya saja terkadang Tito sambil membalas chat-chat yang masuk ke handphonenya. Akupun memakluminya, mungkin ia tengah disibukan dengan urusan kerjaannya, atau keluarganya, tapi disela-sela kegiatannya membalas pesan yang masuk, tangannya masih sempat-sempatnya meremas-remas susuku dari luar tanktop yang ku pakai membuat gairahku kembali naik.

Aku memalingkan wajahku ke belakang dan mengecup manis bibirnya yang ia balas dengan kecupan mesra, semakin lama ciuman kami semakin panas hingga entah siapa yang memulai hingga akhirnya kami berdua telah telanjang bulat. Akupun langsung seluruh kontolnya dalam mulutku. Namun sayangnya, ketika aku sedang melumat kontol milik tito, HP tito kembali berdering pertanda sebuah telepon masuk ke hpnya. Aku yang sudah terbawa oleh nafsu tak ingin ia fokus berbicara ditelepon, aku berinisiatif ingin kembali membuatnya terfokus kembali pada kenikmatan yang ku berikan pada kontolnya. Aku menaikan kecepatan kocokan mulutku pada batang kontolnya, namun ia memberi tanda padaku agar tetap tenang. Aku benar-benar tidak peduli dengan respon dari dia, kini aku bangkit dan mulai menciumi pipi, hingga lehernya. Ku tinggalkan jejak merah di lehernya, sambil jemariku tetap mengocok batang kontolnya.

"Telepon dari siapa sayang.." bisikku manja.

Namun Tito mengabaikanku memberikan tanda teluntuk di mulutnya, aku tak perduli walaupun yang telepon mungkin kekasih atau istrinya. Saat ini Tito adalah milikku, itu yang ku pikirkan saat ini.

"Ayo sayang.. katanya mau ngentotin aku sampe lemes.. ini kontolmu loh tegang banget mas.." desahku manja dan masih tetap mengocok batang kontolnya, sengaja aku berbisik di dekat handphonenya agar Tito terpaksa menutup teleponnya.

Tito pun akhirnya tak kuasa menahan nafsu akibat rangsangan yang kuberikan kepadanya. Ia langsung mengambil posisi rebahan, Ia ingin bergaya WOT, sehingga aku langsung menuntun batang kontolnya masuk ke lubang memekku. Setelah seluruh batang kontol tito terben di dalam lubang memekku, akupun tak buang-buang waktu, aku langsung menggoyangkan pantatku naik turun dengan tempo yang cukup cepat. Sehingga membuat kami berdua mengerang kenikmatan, Tangan titopun kembali bergerilya memainkan kedua payudaraku dengan gemasnya memberikan tambahan kenikmatan pada tubuhku, namun sayang karena aku yang sudah terlu bernafsu membuat ku lebih cepat meraih orgasme. Aku menjatuhkan tubuhku di atas dada Tito yang cukup bidang sembari mencium bibir tito dengan panasnya. Tito yang belum meraih orgasme mengambil alih memaju mundurkan kontolnya keluar masuk lubang memekku, gairah ku bangkit lagi akibat tusukan-tusukan kontol tito. Kali ini tito ingin mengganti posisi, ia menyeretku hingga pinggiran ranjang, dan menyuruhku untuk menungging. Aku menungging dipinggir ranjang dengan tanganku yang bertumpu pada ranjang. Tito mulai kembali mengarahkan batang kontolnya ke dalam memekku, dan mulai menggenjot tubuhku dengan penuh nafsu, Kontol tito benar-benar terasa menghujam dinding rahimku, ia menggenjot tubuhku tanpa ampun hingga akhirnya aku dan Tito sama-sama meraih orgasme. Benar-benar permainan cinta yang luar biasa ku dapatlan daru kontol Tito. Akupun tertidur dalam pelukan tito karena rasa lelah sehabis permainan 2 ronde dengannya.
 
Saya ga tau ini bakal jadi berapa chapter cerita ini, semoga aja suhu2 pada betah dan suka sama sajian2 yang nubie coba buat ini hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd