DIARI SEORANG ISTRI
Hai namaku anita, aku adalah wanita yang sudah menikah, usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku saat berusia 24 tahun, kami belum memiliki anak, aku dan suamiku memang sepakat untuk menunda punya anak, aku masih ingin bebas tanpa terikat oelh anak, oh ya kalian pasti ingin tahu ciri-ciri aku, tinggiku cukup tinggi untuk ukuran cewek indonesia, 165 cm dengan berat 46 kg, keliatan cukup langsing langsing dan semampai bukan?
Aku adalah wanita indonesia asli, bukan indo atau blasteran, namun aku campuran dari berbagai suku, ibuku berasal dari menado, sedangkan ayah asli padang, kulitku kata orang sih putih, namun aku gak merasa putih-putih banget, ya kalau mau dibilang terang lah lebih tepat.
Oh ya suamiku adalah seoarang konsultan perusahaan tambang, dia kadang berada di luar kota selama sebulan, lalu tak bekerja selama 2 bulan, kalau dihitung-hitung waktu kerja suamiku cuma efektif 5 bulan dalam setahun.
Namun pekerjaan suamiku sebulan menghasilkan gaji setara umr selama 3 tahun, makanya suamiku bisa membelikan apartemen mewah dua kamar tidur di pusat kota jakarta, kini aku akan bercerita tentang keseharianku, kebetulan suamiku kini sedang ada pekerjaan di kalimantan di tambang batu bara.
Jam 6.30
Jam weker di kamarku selalu berbunyi setiap pukul 6.30, bagi sebagian orang mungkin masih pagi, namun aku telah terbiasa kok, bangun tidur aku langsung membuka jendela kamarku, hmmmm rasanya udara pagi begitu segar mengisi paru-paruku.
Di kamar aku selalu menyediakan segelas air putih, untuk informasi aja, saat kita tidur metabolisme tubuh kita meningkat, sehingga tubuh kita lebih banyak bekerja saat kita tidur, untuk itu segelas air putih bisa mengganti cairan tubuh yang hilang saat tidur.
Jam 6.45
Aku lalu pergi ke dapur, dan membuat segelas coklat hangat kesukaanku, lalu aku menyalakan laptopku, membuka aplikasi video call, dan berbincang dengan suamiku yang berada di tempat lain, kita berdua saling mengobrol tentang apapun, bahkan yang tak terlalu penting, ya bagiku cukuplah untuk melepas rindu pada suamiku.
Sebenarnya aku tak terlalu pandai menggunakan laptop, dulu laptop hanya menjadi tempat nonton streaming drama korea kegemaranku, namun sejak menikah aku jadi lebih mengenal aplikasi seperti video call ini, emang cuma aplikasi ini aja sih yang aku tau hihihi..
Jam 7.15
Sekitar setengah jam ngobrol dengan suami, aku kemudian mengganti lingerie tidurku dengan pakaian olahraga, seperti biasa sebelum beres-beres rumah aku selalu berolahraga, olahraga itu penting loh untuk menjaga kebugaran tubuh sekaligus membuat pikiran kita selalu positif.
Aku seperti biasa menggunkan sport bra dengan dipadukan hoddie abu-abu sebatas pusar, dengan celana bycycle pants yang sebatas paha, kadang kalau aku liat cermin seperti tak memakai bawahan hihihi.
Jangan-jangan karena itu kali, sekarang banyak bapak-bapak yang rajin olahraga di komplekku, hihihi.
Jam 7.30
Aku kemudian keluar dari rumah, untuk mulai berjogging, karena jam segitu matahari sudah terik, aku selalu menggunakan topi.
Baru saja aku berlari, aku lihat beberapa bapak-bapak tetangga apartemen, ikut berlari di belakangku, apalagi kalau aku stretching menaikkan kakiku yang jenjang ke sebuah tempat duduk ditaman, bapak-bapak genit itu curi curi pandang melihat pahaku, aku sih cuek aja, paling tidak aku telah mensukseskan program pemerintah menggalakkan olahraga hihihi.
Setelah dua kali memutar jogging track di taman, aku kemudian membuka sleting jaketku, sport braku sudah sangat basah oleh keringat, ada bulatan yang menonjol di tengah sport braku itu, memang kalau habis olahraga jantung kita akan berdenyut lebih cepat, biasanya puting payudaraku ikut juga mengeras.
Aku kemudian pergi keluar komplek apartemen, menuju ke tukang sayur langgananku, tukang sayur itu bertubuh gemuk, dia menjajakan sayur dagangannya dengan sebuah sepeda motor yang ada baknya aku gak tau namanya apa.
Seperti biasa matanya jelatatan melihat puting payudaraku yang menonjol di balik sport bra yang kukenakan, setiap pagi aku membeli pisang dan satu buah langsung ku makan disitu, aku suka sekali menggoda tukang sayur tersebut, aku makan pisang seolah-olah seperti sedang menjilat kontol lelaki, aku suka melihat ekspresinya yang melongo melihat keisenganku, setelah membayar aku segera pergi dari sana, aku yakin pasti kontolnya tegang hihihi.
Jam 8.30
Olah raga tak perlu berlama-lama yang penting tubuh keluar keringat, setelah keluar keringat badan terasa segar, aku lalu mandi untuk membersihkan keringatku.
Jam 9.00
Setelah mandi aku menggunakan tanktop dan celana hotpants sepaha, oh ya aku tak pernah menggunakan dalaman saat di rumah, gak ada alasan tertentu sih, aku merasa kurang nyaman aja menggunakan dalaman di rumah, setelah itu baru aku mulai pekerjaan beres-beres rumah.
Walau suamiku membelikan peralatan rumah tangga modern yang cangih, namun untuk membersihkan benda-benda seperti meja ruang tamu atau meja makan, aku lebih suka menggunakan lap kain, karena aku merasa menggunakan itu jauh lebih bersih daripada menggunakan vacum.
Jam 10.00
Aku sudah selesai beres-beres rumah, seperti biasa aku bermalasa-malasan menonton televisi, kadang acara tv ada yang bagus, kadang terasa membosankan, seperti hari ini, acara televisi sangat membosankan.
Aku lalu chat dengan seorang temanku, dia berjanji akan datang 1 jam lagi. Oke aku kembali menonton tv menunggu kedatangannya.
Jam 11.00
Bel apartemenku berbunyi, dari monitor aku melihat seorang pria berkulit gelap melambaikan tangannya, ah itu temanku datang, aku kemudian membukakan pintu untuknya, dia lalu masuk bercipika cipiki denganku.
Nama temanku itu maxi, dia adalah pacarku, wait aku gak selingkuh kok, bagiku selingkuh itu adalah jika kita melibatkan hati, sedangkan aku cinta pada suamiku kok, maksi adalah temanku, ya teman dalam seks, bagiku maksi adalah pengganti kontol suamiku saat suamiku tak ada, gak ada salahnya kan, yang penting aku gak menduakan cintaku pada suamiku.
Aku mengenal maxi dari sebuah aplikasi tinder, aku sendiri lupa nama aslinya siapa, namun aku memanggilnya maxi karena emang kontolnya itu maksimal banget, selain besar kontol itu juga tahan lama, jika kami bersetubuh maxi bisa 1 jam baru croot.
***
“Kamu kok tambah cantik aja sih, seger banget,” ucap maxi padaku yang duduk dipangkuannya, aku mengalungkan lenganku dilehernya, “masa sih, gemukan ya akunya,” tanyaku manja, maxi menggeleng, “seksi ya,” maxi mengecup bibirku, aku mengejar bibir maxi, kami berpagutan dengan panas.
Kami saling menghisap lidah satu sama lain, ludah maxi terasa manis di mulutku, tangannya kini nakal mengelus pahaku, aku mendesah ketika bibir tebalnya menghisap leherku, “ehhmmmm, jangan dicupang, nanti suamiku tau hihihi,”
“Kayanya payudara kamu tambah gede ya,” ucap maxi.
Aku kemudian meremas payudaraku sendiri, “ahh masa sih, kayaknya biasa aja,” ucapku memonyongkan mulut.
Maxi kemudian membuka kaosku, aku mengangkat tangan keatas untuk memudahkan dia membukanya, “wow putingnya merah banget, emang kalo cewek putih, putingnya rata-rata pink gini,” maxi kemudian mengenyot putingku, sesekali dia menghisap dengan dalam, aku mendesah rasanya sungguh geli “sssss, enak sayang,” desisku nikmat.
Aku kemudian turun dari pangkuannya, aku menjulurkan tangan meminta maxi berdiri, setelah berdiri, aku membuka resleting celananya, “hihihi kamu gak pake cd ya,” tanyaku sambil mengelus kontol hitamnya yang mulai membesar.
“Ughhh, enak banget,” desahnya saat kontol itu kuhisap dalam-dalam, aku menahan kontol itu keatas, lalu kumulai menjilati biji pelernya hingga ke ujung lubang kencingnya, maxi menahan wajahku, “aduuhh, ntar aku keburu croot nih,” ucapnya, aku mendongak menatap wajahnya, “masa ya, biasanya kamu kalau ngewe sampai memekku perih baru croot,” ucapku, “heheh-iya sih, tadi aku pura-pura aja,” maxi kemudian mengangkat ketiakku, dan mendudukan tubuh ku disofa.
Maxi berjongkok di depanku, dia melepaskan celana hotpants yang kukenakan, “astaga luar biasa memek gundul yang menggiurkan,” ucap maxi melotot. Aku membuka kakiku lebar-lebar, telapak kakiku menginjak sofa yang kududuki, kepala maxi masuk ke selangkanganku.
“Hummmm harum memek yang membangkitkan selera, yank kok memek kamu wangi sih,” maxi mendengus di depan memekku, napas yang keluar dari hidungnya membuat kulit tubuhku merinding.
Maxi kemudian melumat memekku, dihisapnya itil yang menonjol di memekku, “aahh sss ohhh enak banget yank..”aku meremas rambutnya yang keriting.
Maxi kemudian duduk kembali, dia memasukkan jarinya ke memekku, aku berusaha menahan tangan maxi agar maxi memasukan jarinya pelan-pelan, jari-jari maxi besar, sehinga terasa sedikit perih.
Maxi kemudian mengocok memekku dengan jarinya, sebelah tangannya menekan bagian perut yang berada tepat diatas ujung memekku, maxi mempercepat kocokannya, telapak tangannya terus menekan perutku, ughh rasanya aku pengen pipis, “maxxx ohhh..aku pengen pipis,” baru saja aku merasa ada yang ingin meledak, maxi menghentikan kocokannya, aku melihat dengan perasaan kecewa.
Maxi kembali mengocok memekku dengan cepat, desahanku semakin menggila, lagi-lagi saat sudah ingin sampai maxi menghentikan kocokannya, ‘aaghhhhh maxxiiiiiiii,” rajukku, maxi kemudian menghisap jarinya yang basah oleh lendirku, “ini baru cairan memek kualitas ekspor,” ucap maxi.
Kembali jari maxi mengocok cepat memekku, tangannya juga kembali menekan perutku, kali ini kocokan jari maxi begitu nikmat kurasa, aku harap maxi tidak menghentikan lagi kocokannya, aku merasa perlahan-lahan gelombang orgasme seoalh menyerbu ingin keluar dari memekku, maxi terus mengocok memekku, ‘ohhh maxxxxxxx,” aku menghentak-hentakkan pinggulku, maxi melepaskan jarinya, semburan air kencingku hampir mengenai wajahnya, “wow, nembaknya jauh juga hehehe,”.
Saat aku berdiri ingin menghisap kontolnya, suara aplikasi video call laptopku berbunyi, pertanda suamiku ingin melakukan video call denganku, aku memasang telunjuk di bibirku, menyuruh maxi untuk diam.
Aku mengenakan kembali tanktopku, dan menuju ke laptop, aku membuka aplikasi video call, aku melihat wajah suamiku di layar video, sepertinya dia sedang makan siang, aku berbincang sejenak dengan suamiku.
Entah kapan tau-tau maxi berada di bawah sedang menjilati memekku, aku meringis geli bercampur nikmat, “kamu kenapa sayang,” tanya suamiku.
“Ehh gak kenapa-napa sayang,” jawabku, aduhh si maxi ini bukan berhenti malah semakin gencar mengorek memekku dengan lidahnya, aku berusaha menahan desahanku, tubuhku sedikit menggeliat.
“Nah tuh kok kaya gelisah gitu yank, kamu sakit?” tanya suamiku.
“Gak yank, aku cuma kebelet yank, pengen pipis, udah dulu ya, aku gak tahan nih, ntar sambung lagi,” ucapku.
Suamiku juga menyuruhku untuk segera pipis, dia bilang gak boleh nahan pipis nanti kencing batu.
Setelah menutup laptop, aku menarik tubuh maxi, kami kembali berciuman, tiba-tiba maxi menggendongku, dia mengangkat sepasang kakiku diatas tangannya.maxi mengarahkan kontolnya masuk ke memekku, tanpa basa basi dia kemudian menggenjot memekku dengan cepat, aku melingkarkan tanganku erat erat di lehernya
Ah rasanya tumbukan kontol maxi dalam posisi ini terasa mentok sampe dalem, aku benar-benar dibuat menggila oleh perasaan birahi ini, “ahhgmm..ahghhmmmmmm.” aku kesulitan mengatur napasku..maxi mengangkat tubuhku ke atas hingga kontolnya lepas, cairan pipis meluncur turun bersama lendir cintaku.
Kembali maxi menggenjotku dengan kecepatan tinggi, lalu ketika napasku mulai terengah kembali, dan tanganku semakin kencang memeluk lehernya, kembali maxi mengangkat tubuhku hingga kontolnya kembali terlepas, dan bagai air terjun air pipisku turun deras..ohhh luar biasa maxi ini
***
Maxi menggendongku ke kamar tempat aku dan suamiku tidur, tubuhku telah lemas aku tak peduli dia membawaku kemana sekarang ini.
Maxi meletakkan tubuhku di atas kasur dengan perlahan, di rapihkannya rambut yang menempel di dahiku, uuhh sungguh romantis rasanya.
Maxi berdiri di sisi kasur, dia kemudian menarik kakiku, sesaat kemudian kontolnya yang besar kembali menjadi penghuni memekku.
Maxi kembali menggenjotku dengan tempo tinggi, seluruh tubuhku bergoyang mengikuti genjotan maxi, lendirku semakin banyak keluar, sebagian menempel di kontol hitam maxi, ohhh sangat luar biasa kontol maxi mengaduk aduk memekku, aku sungguh ketagihan dengan batang berurat tebal itu..
Akhirnya maxi si maksimal croot juga di posisi aku telungkup, ahhh rasanya memekku sangat panas, aku merangkak keatas tempat tidur tak ku pedulikan lagi sperma maxi yang melipir keluar dari lubang senggamaku, badanku rasanya letih.
Aku tertidur...dan terbangun saat sudah sore, kulihat maxi mendengkur, kepalanya ada didekat kakiku. Eh tiba-tiba telepon ku berbunyi, video call dari hubby, aku menarik selimutku, lalu kujawab panggilan itu.
“Hai sayang, lagi apa cantik...” ucap suamiku diseberang sana, “aku ketiduran yank, kamu lagi apa,” aku melihat sepertinya dia sedang di proyeknya, “aku baru bubaran kerja, kamu gak enak badan ya..kok tumben tidur,” tanya suamiku penuh perhatian, “aku..” aku tak bisa meneruskan ucapanku, saat terasa benda kenyal dan basah mengorek memekku, ternyata si maxi masuk keselimut menjilati memekku.
“Yank..ada apa,” tanya suamiku, “eghh sss hhhhh, gak aaaapaa ahh yank,” jawabku tak tahan dengan geli dan nikmat yang kurasakan.
“Kok muka kamu merah sih,” tanya suamiku lagi, “ya Tuhan maxi...” batinku..
“Yankk,..aku mo pups dulu ya...ntar aku telpon lagi,” buru buru aku menutup telpon suamiku, aku lalu menjerit jerit nikmat, maxi muncul dari balik selimut, dia menyeringai, aku langsung bangun dan menerjang tubuhnya, “awas ya kamu...,” ucapku tertawa...
Dah segitu dulu ya pemirsah ceritaku ini, kalau ada kesempatan aku akan cerita lagi yang lebih seru..byee.
sambil ngemil 
