Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Davina (Bandung-Jakarta Underground Stories)

Bimabet
Sungguh rumit ... Benar2 rumit kisah hidup loe @Davina-hime ... (benarkah ini kisah hidup loe???) ...
Berasa kayak nonton film mafia italia ... 😁😁😁 ... BTW masihkah kau menginginkan kehidupan yg normal??? ky nya susah cari cowok normal yg berani sm loe dehh .. πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯
makanya aku jadiin cerbung ini sekalian dear diary aku. terlalu dark klo ditulis di diary forum k*skus.
org yg hidup baru sampai perselingkuhan biasa ndak akan ngerti kondisi posisi aku.
temen cowok aku cowok normal agak nerd. berani deket dan kadang jalan kok :rose:

byk loh sebenernya yg bawa pistol senpi. cuma gak kyk yg koboy petangtang petengteng di berita ehh ketangkep bawanya airsoft gun huhu.
klo di indonesia itu lebih ke gengster/organisasi crime ya atau begal/rampok daerah lampung yg berani bawa senpi.
 
keren banget suhu, meskipun ga suka BDSM tapi gatau enak aja bacanya

iya makasih, semoga seneng aja part slice of lifenya kalau kk ndak suka bagian bdsm nya :hati:

Njirr mantab sekali ini ceritanya. Bener2 susah ditebak arahnya mau kemana. Selalu ada yang baru. Menunggu devi main sama ukhti

karena ini cerita tentang "keluarga" dalam arti tanda kutip.
keluarga pasti ada masalah, ada seneng-senengnya, ada kesedihannya :rose:

iya ada pengalaman sama ukhti, tp nanti aku baca rules forum cerita dulu apa yg boleh dan tidak boleh huhu

Glek.... dalem banget kisahnya.... diangkat ke layar perak bagus juga nih :genit:
cuma keganjal di BDSM Scene...

Itu scene bdsm detail banget yak.....sampai gak tau mo komentar apa... tercengang dan terpesona.. ama ceritanya
Keren banget sis... di tunggu kelanjutanya :alamak:

malah lebih slice of life ya? uhuhuhu :rose:
iya aku juga nyari tulisan bdsm cerita juga di forum ini.
pengen baca juga klo mereka angkat bdsm itu gimana.

sepertinya menarik, baca2 dulu deh:beer:

silahkan... semoga suka genre bdsm huhu
 
Absen aja dulu
Nungguin kak davina goyangin omΒ²nya
Cihuuuuuuy

goyang karawang ya
kurang seru softcore tuh. lebih baik pengalaman mfff huhu :rose:

Mau ngreply singkat kok nggak iso seh
Hadeh

Absen ae wes

Temen sebaya masa nggak tau,gerak gerik si davin? Biasanya sih ngincer
gimana udah bisa kebaca plotnya?

aku kan lebih nyaman lesbian. banyak yg coba deket godain buat ML doang mah. aku punya temen co juga deket.
 





Aku duduk di Restoran Prancis di Kota Jakarta. Memutar-mutar pasta dengan saus keju yang tersedia di piringku ini sambil memperhatikan Ibu Maya yang makan siang dengan nikmatnya di depanku. Kukabari Ayah Berwin bahwa aku akan bertemu dengan Ibu Maya di jakarta karena dia sedang berada di sini. Ayahku tidak menyinggung ibu, ia hanya berpesan padaku agar menjaga sikapku pada ibuku itu. Ya, ibu yang telah meninggalkanku.

β€œKenapa kamu tidak makan, Irma?” seru ibuku memanggil nama tengahku seperti kebiasaannya.

β€œIya,” kujawab satu kata lalu mengangkat garpuku itu menelan pasta yang sejak tadi hanya kumainkan.

Ibuku Maya kemudian membuka pembicaraan. Dia minta maaf tidak memberitahukanku bahwa dia sedang ada di negara ini. Karena awalnya dia kira hanya 1-2 hari, ternyata hampir seminggu harus tinggal di apartemen karena urusan suaminya belum beres. Ibuku yang menemuiku di restoran ini tidak membawa adik tiriku. Saat aku tanya tentang itu, ibu memberitahuku namanya James. β€œPasti James bahagia selalu bersama ibu,” celetukku seakan menyindir.

β€œKamu udah gede, Irma. Sudah saatnya kamu punya suami untuk mendapatkan perhatian yang lain,” jawab ibuku.

Alasan... ujarku dalam hati menahan amarah.

Ibuku Maya terlihat seperti canggung padaku. Tetap cantik parasnya yang berdarah tionghoa walaupun umurnya sudah 40an lebih. Rambutnya hitam bergelombang panjang sepunggung. Di telinganya ia memakai anting perak, lalu di lehernya dikalungkan kalung emas yang kutebak dari suami barunya. Bibir ibuku merah oleh lipstik, payudaranya terbungkus bra hitam dibalut dress tanpa lengan yang panjang roknya putih bermotif garis kotak-kotak. Ia kenakan kardigan hitam sebagai jaket untuk menutupi kedua lengannya yang putih indah. Pada kedua pergelangan tangannya aku melihat terpasang gelang emas putih dan juga gelang dari mutiara. Cincin di jari manisnya terpasang tapi bukan dari Ayahku Berwin.

Tiba-tiba kami berdua yang sedang makan dikagetkan oleh kehadiran Mama Lara yang seperti sedang menangkap basah kami. β€œMama?” kaget aku dibuatnya. Mama Lara yang cantik berlipstik merah rambutnya cokelat panjang gelap bergelombang seperti habis dari salon. Tubuhnya mengenakan daster panjang abu-abu berlengan panjang. Ia membawa tas tangan hitam dipegang tangan kanannya. Belahan roknya di bagian kanan, memperlihatkan paha mulus lalu kakinya menggunakan wedges hitam. Berbeda dengan tampilan yang biasa kulihat jika mama hendak pergi keluar menggunakan dress atau rok yang glamour.

Ibuku yang kebingungan bertanya padaku, β€œIrma siapa ini?” belum sempat aku mengatakan sesuatu, Mama Lara menyela ucapanku, β€œAku Lara, aku Mama-nya Davina,” lembut suaranya tersenyum manis kepada ibuku Maya.

β€œAku sayang Davina. Selama ini aku yang menggantikan posisimu sebagai mamanya, akulah yang menjaganya. Davina tinggal bersamaku sudah lama dalam ketiadaanmu yang memilih pergi dari hidupnya,” jelas Mama Lara yang membuat marah ibuku, β€œApa yang kamu lakukan terhadap puteriku? Irma apa ini, Ayahmu Berwin tahu soal ini!?”

Mama Lara kemudian meletakkan kartu nama bisnisnya di meja restoran ini, β€œTetaplah bahagia bersama suami barumu itu dan anak laki-laki yang baru kamu miliki. Biarkan Davina bersamaku. Jika kamu ingin marah Maya, ingatlah kamu sendiri yang memilih meninggalkan puterimu itu,” Mama Lara kemudian menarik tanganku untuk berdiri pergi meninggalkan restoran ini.

Aku memanggil mama tapi tidak digubris. Mama tetap berjalan memaksaku pergi, mencengkram kuat lenganku menuntunku agar tidak bersama ibu kandungku sendiri. Aku takut dengan sikapnya, karena Mama Lara tidak pernah seperti ini padaku. Seakan-akan saat ini ia seperti memintaku menurut. Bukan sebagai mistressku tetapi sebagai mama ku.

Mama mengambil rokok mild, menyalakannya, merokok sambil duduk menyilangkan kaki pada kursi kolam renang putih. Ia melihat Teh Anne sedang berenang dalam bikini di kolam renang hotel. Aku sendiri tidak jauh duduk di sebelah mama pada kursi kolam renang, dari sejak tadi mama tidak menyapaku, sepertinya marah.

Teh Anne yang memiliki rambut panjang kecokelatan terang keluar dari kolam renang. Tubuh Teh Anne seksi sekali basah kuyub seperti model, payudaranya tidak terlalu besar pas, ia kenakan bikini berwarna biru laut bermotif. β€œAda apa sih ini cewek-cewek bandung datangin gue?” seru Teh Anne tersenyum pada mama dan melihatku, β€œIni pacar muda suami gue kenapa lagi murung gitu? Sini cerita sama mbak..”

β€œDewi Aphrodite Jakarta, udah punya anak masih aja binal lu eksibisionis. Mau ngegaet suami gadun bodoh atau tua-tua pembersih kolam renang?” sindir mama nyelekit yang dibalas senyum Teh Anne sambil memakai kemeja biru langit pada badannya.

β€œElo, MahaDewi Bandung yang duduk di Tahta Surgawi, gue udah lama gak liat lo digangbang bule-bule bali. Rungsing banget si lo, kenapa sih sayang? Suami tercinta lo main serong lagi sama binor?”

Candaan mama dan Teh Anne yang kasar seperti hal biasa untuk mereka berdua. Teh Anne meminta rokok sama mama dan itu diberikan. Kedua istri itu sama-sama merokok memandangi kolam renang kosong. Mama lalu menceritakan masalahnya pada Teh Anne. Tentang aku dan ibuku Maya. Mama terang-terangan bicara padahal disitu ada aku seperti sengaja ingin agar aku mendengar rasa tidak sukanya ketika masih ingin membangun relasi dengan ibu kandungku.

β€œMaya ya… perlu dikasih pelajaran itu ibu-ibu?”

β€œJangan mbak!” aku bersuara. Suaraku yang agak keras mengambil perhatian Teh Anne dan juga Mama Lara yang memandang dingin, kedua matanya seperti membenciku.

Teh Anne menghela nafas, β€œDibiarkan saja lah, Ra. Kalo itinerary-nya bener, Maya juga bakalan cabut gak lama lagi dari jakarta. Selama dia masih di jakarta, laki gue Barata bisa lakuin apapun.”

Aku takut mendengar obrolan mereka…

Takut untuk membela ibuku yang akan membuat mama lebih marah lagi.

β€œHayukk kita pulang ke bandung sekarang,” seru mama ku mengajakku pulang. Aku diam cukup lama disamping mobil Daihatsu Xenia Putih mama yang terparkir di parkiran hotel. β€œAku boleh di jakarta dulu beberapa hari ya, mama? Nanti aku pulang naik travel baraya ke bandung,” jawabku pelan agak takut melihat respon mama.

Mama tersenyum membelai rambutku, β€œMama gak akan maksa Davina pulang. Mama tunggu di rumah, jaga diri kamu di sini.”

***​

Om Barata tidak bisa menemaniku saat sedang berada di jakarta. Ia lalu meminta temannya dari anggota mother chapter jakarta, kakak zacky untuk menemaniku. Aku yang menunggu di halte bus, cukup kaget melihat kakakku itu yang berbadan besar memakai kemeja putih lengan panjang bergaris kotak-kotak biru, berambut cepak, berkumis dan berjanggut, turun dari bus sambil mengenakan rompi M.C. berwarna hitam dari kulit; seseorang akan mengenakan rompi itu di dalam acara kelompok motor dan membawa motor saat touring, ini tidak. β€œDavina, ya?” tegurnya padaku. Kami lalu bersalaman saling berkenalan baik. Aku tersenyum manis walaupun agak takut.


Aku berjalan-jalan di jakarta bersamanya, jalan-jalan ke monas, dia seperti menjadi pengawalku. Papa selalu bilang, kalau aku sedang berada di bandung dan benar-benar genting butuh sesuatu cepat telepon papa, jika tidak bisa segera telepon kakak Insan, yang memegang masalah jika terjadi apa-apa di bandung. Untuk jakarta sendiri tidak ada, aku hanya punya kontak Om Barata.

Teh Anne meneleponku via WA. Ia bertanya apa aku masih ada di jakarta, kujawab iya. Teh Anne senang, ia lalu mengajakku bersenang-senang ada acara party asik katanya. Aku tidak tahu apa artinya tapi terlihat tetehku itu senang sekali.

Aku berterima kasih kepada kk zacky telah menemaniku sampai sore ini. Ia meninggalkanku di teras apartemen yang lokasinya dikirimkan oleh Teh Anne. Aku lalu masuk menuju lantai yang sudah diinstruksikan. Kuketuk pintu apartemen itu lalu pintunya dibuka sedikit memperlihatkan sosok Teh Anne yang bugil berkeringat sedang melirikku lalu menarikku masuk cepat.

Ternyata di dalam apartemen ini, Teh Anne ditemani oleh dua orang om-om paruh baya yang sedang bugil sambil menghisap rokok, duduk di sofa ruang tamu. Party nudist bertiga itu yang kutangkap melihat mereka. Selesai mengantarku duduk di sofa, Teh Anne kemudian oleh salah satu om mulai dipompa dalam posisi berdiri, kedua tangannya berpegangan pada meja menahan hentakan-hentakan itu.

β€œIni anak temen gue dari bandung sshh. Main aja tapi jangan lu kasih macem-macem,” seru Teh Anne pada kedua teman paruh bayanya. β€œDavina ya?” tanya pria patuh baya yang sedang duduk, β€œMau segelas anggur merah atau mau whiskey?” ujar om ndut berewokan ini sambil mendekat tubuhnya padaku merangkulku yang sedang duduk dipinggirnya. β€œMbak ngajakin aku pesta seks?”seruku pada Teh Anne yang setengah sadar karena birahinya, β€œUdah deh Vin, seneng-seneng aja daripada bete begitu pusing mikir apa sih shhhh. Mama kamu ahhh.. juga udah pulang ke bandung. Kamu bebas shhh ahhh..” jawabnya sambil mendesah.

Aku pun meminum segelas anggur merah…

Aku biarkan saja om berbadan besar ini mengangkat tubuhku membawaku ke kamar lalu meletakkanku pada ranjang yang empuk. Tidak romantis seperti malah sedang kebakaran birahi, ia menarik celana dalamku membiarkannya masih menggantung pada lutut kiriku. Dibukanya pahaku lebar-lebar, ditariknya rok hitam pendekku ke atas, disingkap pada pinggang. disentuhkannya kepala kontolnya yang cukup besar itu yang sudah kulupnya dimundurkan, lalu kemudian dia tekan amblas. Rasanya sedikit perih tapi cukup mudah masuknya, β€œKamu rutin ML ya dek, makanya gak susah masuknya,” tegur om itu padaku.

Dimaju-mundurkan kontolnya itu yang baru masuk kepalanya saja. Aku masih berusaha menjaga nafasku, mengimbangi rasa pada vaginaku yang menjalar memberikan gerah pada seluruh tubuhku. Om membuka kancing blush putih berlengan panjang yang sedang kupakai. Kecuali satu kancing dileher, disingkapnya bajuku yang terbuka itu ia lalu menyingkap pula ke atas bra hitam berenda milikku lantas mempermainkan kedua payudaraku dengan cara diremas-remasnya. Memekku mulai basah membuat kontolnya mudah menerobos masuk lebih dalam. Aku mendesah-desah, mendesis perih tapi merasakan rasa nikmat geli dibarengi dengan rasa menghangat pada liang kewanitaanku. Plok plok suara keras persenggamaan kami membuatku menggelinjang keluar karena sodokannya hebat sekali dan rasanya kontolnya terus tegang keras, β€œOm pake obat kuat ya?”

Dibalikkannya badanku dalam posisi menungging doggy style, ia masukan lagi kontolnya dan dalam posisi ini rasanya sodokannya lebih dalam hingga menyentuh bibir rahimku. Aku berusaha menikmatinya dalam desahan dalam goyangan pantatku juga tubuhku yang mengikuti irama maju-mundur.

Tiba-tiba teleponku berbunyi, ah paling Ayahku Berwin lagi yang menelepon. Kuambil dengan tangan kiriku HP-ku itu dan kulihat Ibuku Maya yang sedang meneleponku.

Aku yang dalam pelukan birahi berusaha kembali sadar dan meminta om ini untuk berhenti memompaku. Permintaan itu membuatnya menjadi kasar menahan punggungku agar tetap berposisi menungging melanjutkan pompaannya yang cepat diriingi suara decakan vaginaku yang mulai berdecak. Aku tidak bisa mengangkat telepon dari ibuku itu, aku terus meracau meminta om ini untuk berhenti tapi tidak ia lakukan. Aku yang sudah tidak mau menikmati birahi ini dipaksa dan dibalikkan badannya kemudian ditindih oleh badan besarnya dalam posisi missionary membuatku tidak bisa bergerak hanya bisa pasrah.

Naik turun badannya mengaduk memekku membuatku keenakkan dan tidak terima, aku menangis tapi itu tidak membuat om berhenti malah makin bernafsu menggagahiku. Diremas-remas payudaraku dalam posisi missionary dengan keras itu rasanya sakit. Dicubitnya putingku, dipelintirnya keras, aku keluar, itu tidak menghentikan om untuk memompaku. Aku yang kelelahan masih sensitif vaginaku ini pasrah saat dia mengganti posisiku spooning, menyamping dengan satu kaki dia angkat tahan menggunakan lengannya.

Aku hanya melihat HP-ku terus berdering. Tidak bisa kujawab dalam kondisi seperti ini. Di satu sisi aku merasakan senang karena Ibu Maya mau meneponku, tapi apa yang akan dia rasakan jika aku mengangkatnya dan terdengar aku sedang bersetubuh dengan pria seumur Ayahku.

Akhirnya penderitaan yang kutahan itu berakhir setelah tubuhku berganti digilir oleh om yang memompa Teh Anne, dan ia akhirnya bisa orgasme juga di dalam vaginaku. Aku seperti yang sudah tidak peduli lagi. Entah berapa caps yang sudah digunakan oleh om-om ini hingga akhirnya mereka bermain Raw Seks, mengisi penuh vaginaku terasa dirahimku dengan dua air mani yang berbeda. Aku pegang HP-ku, aku ingin menelepon telepon balik yang berbunyi miss call sebanyak (4).

Tapi tidak kulakukan….

Teh Anne yang telanjang penuh peluh dan mani di badannya, duduk diranjang menyadari apa yang terjadi padaku. β€œMestinya kamu pake sabu juga supaya bisa lebih nikmatin, bukan di tengah seks minta berhenti. Itu gak sopan, Davina,” ujarnya padaku. Aku hanya diam, membiarkan Teh Anne membelai pantatku yang putih.

β€œAku dulu dengar dari papa klo Teh Anne itu gak suka main sama banyak cowok. Kenapa sekarang walaupun status masih jadi istri Om Barata, Teh Anne main dengan om-om itu bergantian pula digilir,”

Dengan manisnya Teh Anne menjawab, β€œIni yang Barata mau. Pasti kamu juga pernah diminta untuk mau lakuin swinger. Kalau kamu nyicipin itu, kamu akan ketagihan untuk main dengan berbagai macam pria, Davina. Tidak peduli status kamu janda, single, atau masih seorang istri.”

β€œPapa aja selalu nolak klo mama minta swinger…”

Teh Anne ikut berbaring di sampingku, memelukku dari belakang. β€œPapa kamu itu beda sayang. Dia masih pegang idealisme walau cuma sedikit. Dia aja nidurin teteh romantis sampai teteh hampir baper kena cinta. Barata dan Lara tahu kami pernah tidur. Papa mu tidak menyangkal tidak mengiyakan.”

Aku malah tidak tahu jika papa pernah ada hubungan ranjang dengan Teh Anne. Papa tidak pernah bilang, Mama Lara juga tidak pernah bercerita itu.

Setelah bersih-bersih dari pesta seks itu, aku kemudian berdandan lagi merapikan bajuku lantas pergi ke apartemen yang ibuku sewa untuk menemuinya. Aku masih rindu dengan Ibu Maya. Ternyata ia membukakan pintu melihatku senang ada di sana. Ia memintaku masuk malam itu yang waktu sudah hampir menunjukkan pukul 11 malam. Suami barunya tidak ada, sedangkan puteranya sudah tertidur lelap.

Aku berbincang seolah melupakan apa yang terjadi antara Ibu Maya dan Mama Lara. Aku bilang aku senang bisa melihat ibu langsung. Ibuku tersenyum tapi tidak memelukku seperti apa yang kuinginkan. Ketika aku ditanya mau minum apa, β€œOrange juice saja”, aku membantunya membuat orange juice di dapur.

Ibu bicara padaku mungkin dua hari lagi harus kembali ke US bersama keluarganya. Ketika ibu tidak melihat kutuangkan sesuatu pada minumannya. Kami kembali bicara di ruang tengah dan meminum orange juice bersama. Ibuku cantik sekali, dalam hati masih aku tidak ingin kehilangannya. Ibuku itu milikku.

Sepertinya obatnya mulai bekerja, ibuku merasakan rasa kantuk yang hebat. Aku kemudian membawanya ke tempat tidur membaringkan tubuhnya.

Satu persatu kulepaskan pakaian yang menempel di tubuhku. Terkecuali kalung salib perak yang dahulu ibu berikan padaku masih terpasang di leherku.

Kutelanjangi tubuh ibuku itu sampai benar-benar tanpa sehelai-benangpun. Aku kemudian menindih tubuhnya yang putih tionghoa indah itu, mengecup bibirnya dalam rasa sayangku yang sudah tertahan selama bertahun-tahun.

Kunikmati tubuh ibu kandungku malam itu.



- Diary 8

no quote
 
Terakhir diubah:
@Davina-hime ... Semakin kereen...
Bener bener complicated kisah nya sis.. Tapi yang bikin kesal...
Kenapa diputus kisah ama mama maya.... οΏΌ:aduh: mengesalkan buanget...
Tapi secara global semakin mantull kisahnya sis...
Lancrotkan 😍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd